Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
oleh:
RINA ANDAYANI
1420532047
RIO ALKAUSAR
1420532048
ROBER SENIA
1420532049
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2015
0
Bukti audit sangat besar pengaruhnya terhadap kesimpulan yang ditarik oleh auditor dalam
rangka memberikan pendapat atas laporan keuangan yang diauditnya. Oleh karena itu, auditor
harus mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang cukup dan kompeten agar kesimpulan
yang diambilnya tidak menyesatkan bagi pihak pemakai dan juga untuk menghindar dari
tuntutan pihak-pihak yang berkepentingan di kemudian hari apabila pendapat yang
diberikannya tidak pantas.
Dalam pengauditan, auditor harus mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan
mendokumentasikan informasi bukti untuk mendukung hasil audit, dalam hal ini berarti
(Bastin, 2013):
1. Auditor harus mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan sasaran dan ruang
lingkup pekerjaan audit;
2. Bukti audit harus cukup, kompeten, relevan, dan bermanfaat untuk memberikan dasar
bagi temuan-temuan audit, dan penyusunan rekomendasi;
3. Prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis bukti audit harus diseleksi lebih
lanjut, dan dapat dipraktekkan dan diperluas atau diubah bila situasi memungkinkan;
4. Dalam rangka memelihara objektivitasnya dan untuk mencapai sasaran audit,
pengumpulan, penganalisisan, interpretasi dan pendokumentasian bukti audit harus
diawasi;
5. Kertas kerja audit harus disiapkan dan di-review guna mendokumentasikan bukti audit
yang didapatkan.
A. Bukti Audit
Pembahasan tentang bukti audit didasarkan atas standar pekerjaan lapangan yang ketiga yang
berbunyi:
Bukti kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit
Mulyadi (2002) menekankan bahwa berdasarkan standar tersebut ada empat unsur yang
penting, yaitu (1) bukti, (2) kompeten, (3) cukup, dan (4) sebagai dasar yang layak.
Bukti
Defenisi bukti menurut kamus bahasa Indonesia seperti dikutip dari Reality Publisher adalah
sesuatu yang dijadikan sebagai keterangan nyata, sesuatu yang dipakai sebagai landasan
keyakinan kebenaran terhadap kenyataan, sesuatu yang menyatakan kebenaran peristiwa; hal
yang menjadi tanda perbuatan yang diperlukan untuk penyidikan perkara pidana (Bastian,
1
2013). Bukti audit menurut Mulyadi (2002) adalah segala informasi yang mendukung angkaangka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan, yang dapat digunakan oleh
auditor sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya. Arens et. al. (2012) memberikan
defenisi bukti audit sebagai setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan
apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.
Dasar untuk setiap pengauditan adalah bukti yang dikumpulkan dan dievaluasi oleh auditor.
Auditor harus mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang memadai untuk
mengumpulkan bukti yang meyakinkan dalam setiap pengauditan sesuai dengan standar
profesi.
Bukti audit yang mendukung laporan keuangan terdiri dari data akuntansi dan semua
informasi penguat yang tersedia bagi auditor (corroborating information). Informasi tersebut
sangat bervariasi sesuai dengan kemampuannya dalam meyakinkan auditor bahwa laporan
keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
1. Data akuntansi, dibagi menjadi catatan akuntansi berdasarkan laporan keuangan
(contoh: cek dan bukti elektronik hasil transfer, faktur, kontrak, buku besar dan buku
pembantu, jurnal penyesuaian dan pernyataan lain terhadap laporan keuangan yang
tidak mempengaruhi dalam formal jurnal penyesuaian, data seperti worksheet dan
spreadsheet yang mendukung biaya alokasi, perhitungan, dan rekonsiliasi dan
disclosure) dan pengendalian intern.
2. Informasi lain yang menguatkan catatan akuntansi dan mendukung alasan logika
auditor mengenai kebenaran penyajian dalam laporan keuangan, Jenis-jenis bukti audit
ini menurut Arens et. al. (2012) dibagi menjadi beberapa kategori, sebagai berikut:
a) Pemeriksaan fisik, merupakan pemeriksaan atau penghitungan yang dilakukan
oleh auditor atas aset berwujud. Pemeriksaan fisik dianggap sebagai salah satu
bukti audit yang paling andal dan berguna, karena merupakan salah satu bukti
objektif dalam audit;
b) Konfirmasi, merupakan jawaban lisan atau tertulis yang diterima dari pihak ketiga
yang independen untuk melakukan verifikasi atas keakuratan informasi yang
diminta oleh auditor. Konfirmasi juga memiliki keandalan yang tinggi, namun
bukti audit termasuk yang mahal biayanya, karena auditor harus melaksanakan
sejumlah prosedur secara berhati-hati dalam rangka mempersiapkan pengiriman
konfirmasi dan penerimaan kembali serta upaya untuk menindaklanjuti berbagai
konformasi yang tidak menerima tanggapan atau sejumlah pengecualian
konfirmasi;
c) Dokumentasi, merupakan pemeriksaan auditor atas dokumen-dokumen dan catatan
klien untuk membuktikan informasi yang harus (atau sebaliknya) dimasukkan
dalam laporan keuangan. Dokumentasi adalah suatu bentuk bukti yang
dipergunakan secara luas dalam setiap penugasan audit karena pada umumnya
jenis bukti ini telah tersedia bagi auditor dengan biaya perolehan bukti yang relatif
rendah. Seringkali jenis bukti ini merupakan satu-satunya jenis bukti audit yang
layak dan siap pakai;
2
anggotanya terdiri dari pejabat perencana daerah, PPKD dan pejabat lainnya sesuai
dengan kebutuhan.
D. Syarat Sah Bukti Keuangan Publik
Syarat sah bukti transaksi adalah :
1. Bukti transaksi dibuat oleh penyedia layanan/penjual;
2. Pada bukti transaksi, diberi nama penerima, ditandatangani/diparaf dan dicap oleh
penerima transaksi atau pimpinan organisasi;
3. Tertuis keterangan waktu terjadinya transaksi (tanggal, bulan,tahun);
4. Tertulis barang/jasa apa saja yang ditransaksikan;
5. Tertulis jumlah uang yang ditransaksikan sesuai dengan pertukaran baran/jasa yang
dilakukan;
6. Adanya materai pada jumlah transaksi tertentu, misalnya transaksi diatas
Rp.1.000.000,-, maka pada nota/kuitansi ditempel materai Rp.6000.
Syarat sah bukti transaksi inni berlaku pada seluruh organisasi sektor publik, baik organisasi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, yayasan, LSM maupun partai politik.
E. Teknik Verifikasi Bukti Transaksi
Verifikasi adalah satu bentuk pengawasan melalui pengujian terhadap dokumen keuangan
secara administratif dengan pedoman dan kriteria yang berlaku.
Tujuan verifikasi adalah :
1. Mencegah terjadinya penyimpangan yang dapat merugikan negara;
2. Adanya kebenaran formal dan substantif serta kelengkapan dokumen yang dikirimkan
ke kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN);
3. Mengetahui apakah peraturan perundang-undangan yang berlaku telah ditaati oleh
satuan kerja.
Ruang lingkup verifikasi mencakup aspek-aspek sebagai berikut
a) Aspek ketersediaan dana
Apakah pengeluaran tersebut tersedia dalam jumlah yang mencukupi dalam dokumen
pelaksanaan anggaran.
b) Aspek ketepatan tujuan pengeluaran
1. Apakah tujuan pengeluaran dalam dokumen sesuai dengan dalam kontrak/surat
perjanjian kerja;
2. Apakah tujuan pengeluaran dalam kontrak/surat perjanjian kerja sesuai dengan
dalam dokumen pelaksanaan anggaran;
3. Apakah volume dan jenis pekerjaan/barang dalam dokumen pengeluaran telah
sesuai demean dalam dokumen pelaksanaan anggaran.
c) Aspek kebebanan pembebanan anggaran
7
Bukti Transaksi dalam Prosedur Akuntansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD).
(1) Bukti Transaksi dalam Prosedur Akuntansi Penerimaan/Kas pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD).
a. Surat tanda bukti pembayaran dilengkapi dengan :
(a) Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD); dan/atau
(b) Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD); dan/atau
(c) Bukti Transaksi Penerimaan kas lainnya
b. STS.
8
c. Bukti Transfer
d. Nota Kredit Bank
(2) Bukti transaksi dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD.
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas
mencakupi:
a. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D), yaitu dokumen yang digunakan sebagai
dasar pencairan dana yang diterbitkan oleh BUD berdasarkan SPM., atau
b. Nota Debet Bank., atau
c. Bukti Transaksi Pengeluaran Kas lainnya.
Bukti transaksi dilengkapi dengan :
a. Surat Perintah Membayar (SPM) yaitu dokumen yang digunakan/diterbitkan oleh
Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran untuk menerbitkan SP2D atas
beban pengeluaran DPA-SKPD., dan/atau
b. Surat Penyediaan Dana (SPD), yaitu dokumen yang menyatakan tersedianya dana
untuk melaksanakan kegiatan sebagai dasar penerbitan SPP dan/ atau
c. Kwitansi Pembayaran dan Bukti Tanda Terima Barang/Jasa.
(3) Bukti Tansaksi dalam Prosedur Akuntansi Aset pada SKPD.
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi asset berupa bukti
memorial dilampiri dengan :
a. Berita Acara Penerimaan Barang;
b. Berita Acara Serah Terima Barang;
c. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan;
(4) Bukti Transaksi dalam Prosedur Akuntansi selai Kas Pada SKPD.
Bukti transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi selain kas berupa bukti
memorial yang dilampiri dengan :
a. Pengesahan Pertanggungjawaban Pengeluaran (pengesahan SPJ).,
b. Berita Acara Penerimaan Barang.,
c. Surat Keputusan Penghapusan Barang.,
d. Surat Pengiriman Barang.,
e. Surat Keputusan Mutasi Barang (antar SKPD).,
f. Berita Acara Pemusnahan Barang.,
g. BErita Acara Serah Terima Barang.,dan
h. Berita Acara Penilaian.
2.
Akuntansi Keuangan Daerah pada Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD).
1. Bukti Transaksi dalam prosedur akuntansi Penerimaan Kas pada SKPD.
Bukti Transaksi yang digunakan dalam prosedur akuntansi penerimaan kas mencakup :
a. Bukti Transfer;
b. Nota Kredit Bank; dan
c. Surat Perintah Pemindahbukuan
Bukti transaksi dilengkapi dengan :
a. Surat Tanda Setoran (STS)
b. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah)
9
11
DAFTAR REFERENSI
Arens, Alvin A., et. al., Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia),
Jakarta: Salemba Empat, 2012.
Bastian, Indra, Audit Sektor Publik: Pemeriksaan Pertanggung Jawaban Pemerintahan (Edisi
3), Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Mulyadi, Auditing Buku 1, Jakarta: Salemba Empat, 2002.
12