Vous êtes sur la page 1sur 20

TUGAS

PENERAPAN SITEM TEKNOLOGI IRIGASI

MANAJEMEN AGROINDUSTRI
PERKEBUNAN II
Dosen : Revi Sesario, S.Hut, MM

Oleh:
Abdi Purnomo A
4201422021

MANAJEMAN PERKEBUNAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK
2016

DAFTAR ISI

Daftar Isi...............................................................................................................i
Kata Pengantari...................................................................................................ii
PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................2
1.3. Tujuan......................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................3
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8

Pengertian Irigasi.....................................................................................3
Sejarah Irigasi..........................................................................................3
Aspek Aspek yang Berpengaruh dalah Teknik Irigasi..........................4
Faktor Faktor yang Berpengaruh dalam Teknik Irigasi........................5
Tujuan Pembangunan Jaringan Irigasi.....................................................5
Sistem Irigasi di Indonesia......................................................................6
Cara pengolahan Air Pada Teknik Irigasi ...............................................7
Istilah istilah Jaringan Irigasi..............................................................13

PENUTUP.........................................................................................................16
3.1 Kesimpulan............................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................16
Daftar Pustaka.................................................................................................17

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Penerapan Sistem Teknologi Irigasi
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Pontianak, 29 Maret 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Irigasi bertujuan agar

pemberian air dari sumber air seperti sungai,

waduk, danau, atau air tanah yang disalurkan melalui saluran-saluran,


bangunan-bangunan ketempat yang diperlukan, kemudian air yang tidak
terpakai lagi disalurkan lagi melalui saluran pembuang ke saluran-saluran
alami atau sungai.
Suatu sistem irigasi dikerjakan karena adanya permintaan dari
masyarakat petani, kemudian dilakukan Studi Kelayakan oleh Ahli Pertanian
(Ahli Tanah, Pertanian Tanaman Pangan), Sosial Ekonomi, Sipil (Ahli
Hidrologi, Ahli Irigasi), Geodesi, Geologist, dan Ahli Lingkungan.
Oleh karena itu ilmu irigasi sangat penting untuk membuat petani atau
rakyat sekitarnya dapat memanfaatkan sumber air yang ada, sehingga petani
dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Setelah mendapat hasil dari Studi Kelayakan, maka akan dilakukan
sosialisasi dengan masyarakat setempat, para sesepuh, adat, LSM, Bupati dan
Anggota DPRD (apabila diperlukan).
Dari sini menuntut perencana, terutama Civil Enggenering harus dapat
merencana irigasi khususnya jaringan irigasi dengan baik dan efesien,
sehingga menguntungkan semua pihak. Untuk mencapai hal tersebut maka
para calon perencana mulai sejak dini (mahasiswa) harus mengetahui ilmunya,
dan untuk aplikasinya maka mahasiswa diberikan tugas struktur perencanaan
peta-petak daerah irigasi.
Berikut merupakan tahapan-tahapan pada pembangunan sistem jaringan
irigasi. Dan pada laporan ini akan dibahas mengenai tahapan-tahapan
perencanaannya.

1.2 Rumusan Masalah


Dalam penulisan masalah ini penyusun ingin membahas masalah yang
telah dirumuskan di atas. Masalah-masalah yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :
1) Apa yang dimaksud dengan Irigasi ?
2) Bagaimana sejarah Irigasi ?
3) Aspek-aspek apa saja yang berpengaruh dalam Teknik Irigasi?
4) Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam Teknik Irigasi?
5) Apakah tujuan dari pembangunan Irigasi?
6) Bagaimana Sistem Irigasi di Indonesia ?
7) Apa saja istilah-istilah dalam Irigasi dan apa pengertiannya?
1.3 Tujuan
Adapun maksud penyusunan laporan ini, antara lain :
1) Agar mahasiswa mengetahui apa yang di maksud dengan Irigasi.
2) Agar mahasiswa mengetahui sejarah perkembangan Irigasi.
3) Agar mahasiswa mengetahui aspek-aspek apa saja yang berpengaruh
dalam Teknik Irigasi.
4) Agar mahasiswa mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh
dalam Teknik Irigasi.
5) Agar mahasiswa mengetahui tujuan dari pembangunan Irigasi.
6) Agar mahasiswa lebih memahami Sistem Irigasi di Indonesia.
7) Agar mahasiswa memahami istilah-istilah Irigasi dan pengertiannya.
8) Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Agroindustri Perkebunan II.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Irigasi


Irigasi adalah usaha penyediaan dan pengaturan air untuk memenuhi
kebutuhan Pertanian dan disamping itu air irigasi bisa juga digunakan untuk
keperluan lain seperti untuk air baku, penyediaan air minum, Pembangkit
Tenaga Listrik, keperluan Industri, Perikanan, untuk penggelontoran riol-riol
di dalam kota (Teknik Penyehatan) dan lain-lain.
Jaringan Irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu
kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi mulai dari penyediaan
,pengambilan,pembagian,pemberian, dan penggunaannya.
Sumber air yang digunakan untuk Irigasi adalah :
Air yang di permukaan tanah : sungai, danau, waduk, dan mata air.
Air hujan yang ditampung dengan waduk lapangan (Embung).
Air Tanah (Ground Water).
Pemakaian air dapat memenuhi beberapa kenyataan, yaitu :

Menjamin sepenuhnya persediaan air untuk kehidupan tanaman.


Menjamin waktu panen pada saat musim kemarau/kering.
Menjaga suhu tanah agar tetap dingin.
Mencuci garam-garam yang berada dalam tanah.
Memperkecil resiko rembesan air tanah.
Agar tanah lebih mudah dikerjakan pada saat mengolah tanah.

2.2 Sejarah Irigasi


Arsip paling awal yang digali dalam penggunaan irigasi pertama adalah
oleh Bangsa Mesir sepanjang sungai Nil sekitar 5000 SM.
Tahun 2100 SM merinci sistem yang digunakan, salah satunya saluran
sepanjang 19-km ( 12 mil) yang menyalurkan Sungai Nil untuk dialirkan
(floodwaters) ke Danau Moeris.Bangsa Sumeria membuat irigasi yang besar
di

selatan Mesopotamia (sekarang selatan Iraq) sejak

2400 SM. Cina

mempunyai irigasi sejak 2200 SM.


Peru juga membangun sistem canggih sebelum Masehi, dan

Orang

Amerika Asli pada waktu yang sama mempunyai lebih dari 101,000 hektar
( 250,000 akre) lahan yang diairi di Salt River Lembah Arizona
3

Di antara alat untuk pengangkatan air dari sungai ketempat yang tinggi
adalah bangsa Mesir Shadoof, yang mana suatu keranjang ditempatkan pada
ujung sebatang kayu suatu kutub counterweighted. Sedangkan kincir air
digunakan

oleh bangsa Persia dan India sejak saat ini, juga termasuk

Indonesia.
Suatu metoda yang jauh lebih maju adalah pembuatan bendung, di mana
tinggi air dapat diatur sesuai kebutuhan dengan mengatur/mendesain tinggi
bendung. Air bisa diangkat untuk suatu tingkatan diinginkan. Air kemudian
mengalir dengan gaya berat melalui/sampai saluran atau areal yang lebih
rendah yang diinginkan. Metoda ini telah dipraktekkan secara besar-besaran
pada awal peradaban, penggunaan struktur tanah yang sederhana. Hal itu
merupakan prinsip yang sama pada irigasi modern, dengan menggunakan
pekerjaan menembok/ membendung atau menggunakan struktur beton
mahabesar seperti Bendungan Great Coulee di Washington.

2.3 Aspek-Aspek yang Berpengaruh dalam Teknik Irigasi


Adapun aspek-aspek yang berpengaruh dalam Teknik Irigasi antara lain :

Aspek Engineering
a. Penyimpanan, penyimpangan, pengangkutan.
b. Membawa air ke ladang/sawah pertanian.
c. Pemakaian air untuk persawahan.
d. Mengeringkan air yang berlebihan.
e. Pembangkit tenaga air.

Aspek Agrikultural
a. Kedalaman air yang diperlukan untuk berbagai tanaman.
b. Distribusi air secara seragam dan berkala.
c. Reklamasi tanah tandus dan tanah alkaline.

2.4 Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Teknik Irigasi


Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam Teknik Irigasi antara lain :

Iklim, sangat berpengaruh walau hanya naik 1o saja.


Sumber air yang ada di dunia berasal dari 3 sumber, yaitu :

a. Sumber air atas permukaan.


b. Sumber air permukaan (ideal untuk irigasi).
c. Sumber bawah permukaan.
Ketersediaan teknologi, kualitas dan kuantitas air sangat berpengaruh.
Tingkat teknologi masyarakat.
Topografi tanah (kondisi tanah dan kontur).
a. Sifat fisik lahan.
b. Sifat kimiawi lahan.
Biologi tanaman.
Ekonomi masyarakat.
Sosial Budaya masyarakat.
SIDLACOM (Survey Investigation Desain Land Aquirement
Construction Opeartion Maintance).

2.5 Tujuan Pembangunan Jaringan Irigasi


Tujuan dari pembangunan Jaringan Irigasi antara lain :
Membasahi tanah.
Merabuk (memberi pupuk).
Mengatur suhu tanah.
Membersihkan tanah.
Kolmatese (memindahkan tanah dari satu tempat ke tempat lain).
Membersihkan air kotor.
Meninggikan air tanah.
2.6 Sistem Irigasi di Indonesia
Pada umumnya Sistem Irigasi di Indonesia pengalian airnya dengan
sistem gravitasi dan sistem jaringannya ada 3 golongan :
1. Sistem Irigasi Sederhana
Sistem irigasi baik banguna maupun pemeliharaannya dilaukan oleh
para petani dan pada umumnya jumlah arealnya relatif keci. Biasanya
terdapat di pegunungan, sedangkan sumber airnya didapat dari sungaisungai kecil yang airnya mengalir sepanjang tahun. Bangunan
bendungnya dibuat dari bronjong atau tumpukan batu dan bangunanbangunannya dibuat sangat sederhana serta tidak dilengkapi dengan pintu
air dan alat ukur debit air sehingga pembagian airnya tidak dapat
dilakukan dengan baik.

2. Sistem Irigasi Setengah Teknis


Sistem Irigasi ini seluruh bangunan yang ada di dalam jaringan irigasi
setengah teknis konstruksinya bisa permanent atau setengah permanent
hanya tidak dilengkapi dengan pintu air dan alat pengukur debit. Untuk
pengaturan air cukup dipasang balok sekat saja, sehingga pembagian dan
pengaturan debitnya tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun irigasi
ini dapat ditingkatkan secara betahap menjadi Sistem Irigasi Teknis. Pada
sistem ini pembangunannya dilakukan oleh Pemerintah e.q Departemen
Pekerjaan Umum.
3. Sistem Irigasi Teknis
Sistem Irigasi ini seluruh bangunan yang ada di dalam jaringan
iirigasi teknis semua konstruksinya permanent dan juga dilengkapi
dengan pintu-pintu air dan alat ukur debit, dimana pemagian airnya bisa
di atur dan bisa diukur disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga
pembagian/pemberian air ke sawah-sawah dilakukan dengan tertib dan
merata.
Di samping itu untuk menjamin tidak kebanjiran, dibuat jaringan
pembuang tersier, sekunder dan induk, yang nantinya air tersebut
dialirkan langsung ke sungai. Saluran ini juga berfungsi untuk
membuang air sisa pemakaian dari sawah.
Pekerjaan irigasi teknis pada umumnya terdiri dari :
Pembuatan Bangunan penyadap yang berupa Bendung atau

penyadap bebas.
Pembuatan Saluran Primer (Induk) termasuk bangunan
bangunan didalamnya seperti; Bangunan Bagi, Bangunan Bagi
Sadap dan Bangunan Sadap. Bangunan ini dikelompokkan
sebagai Bangunan air pengatur, di samping itu ada kelompok
Bangunan air pelengkap diantaranya Bangunan Terjun, Got

miring, Gorong-gorong, Pelimpah, Talang, Jembatan, dll.


Pembuatan Saluran Sekunder, termasuk bangunan-bangunan di
dalamnya seperti : Bangunan Bagi-sadap, Sadap, dan bangunan
pelengkap seperti yang ada pada Saluran Induk.
6

Pembuatan Saluran Tersier termasuk bangunan-bangunan

didalamnya, seperti boks tersier, boks kuarter, dan lain-lain.


Pembuatan Saluran pembuang Sekunder dan Tersier termasuk

bangunan gorong pembuang.


Semua Saluran dan Bangunan tertuang dalam Skema Jaringan Irigasi
dan Skema Bangunan.
2.7 Cara Pengelolaan Air pada Teknik Irigasi
Irigasi bertujuan agar pemberian air pada tanaman dapat secara teratur
dan sesuai dengan kebutuhan tanaman itu sendiri, baik tanaman padi, palawija,
maupun tebu.
Terdapat dua macam tipe irigasi yaitu irigasi langsung dan irigasi tidak
langsung. Pemilihan tipe tergantung kondisi sungai di mana akan mengalirkan
airnya untuk keperluan irigasi tersebut.

Macam-macam irigasi
a. Irigasi Langsung
Irigasi yang langsung diberikan airnya melalui bangunan
penangkap air seperti bendung, free intake atau sistem pompa.

b. Irigasi Tidak Langsung

Adalah sistem irigasi yang mengatur air nya melalui tampungan


dahulu, dan bilamana air tersebut diperlukan barulah dialirkan ke
jaringan irigasi, contohnya Bendungan atau Dam/waduk.

Cara pemberian air irigasi ada tiga macam, yaitu:


a. Irigasi permukaan
Irigasi permukaan terdiri dari : penggenangan, metode alur, dan
metode garis tinggi.

Penggenangan
Penggenangan terdiri dari penggenangan dengan tidak sengaja
dan penggenangan dengan sengaja
Penggenangan dengan sengaja terdiri dari: genangan bebas;
sisi garis tinggi, tanggul pembatas, tanggul genangan, kolam
genangan, dan zig-zag.

ZIGZAG

METHOD
Metode Alur atau Furrow method
Digunakan untuk tanaman tebu, kentang, tembakau, kapas,
kacang tanah, dan lain sebagainya, nama lain untuk metode ini

adalah brujulan atau reynoso. Di samping metode ini ada metode


lain seperti metode gelombang, dan pertanian bertingkat atau
contour farming.
Furrow method, adalah suatu model pemberian air dengan cara
menekan air ke dalam tanah; Metode ini banyak dipakai untuk
tanaman jagung, tembakau, kacang tanah, ubi-ubian/kentang, tebu,
dan kapas.
Pada umumnya irigasi lain hampir semua lahan di basahi
dengan air (terendam), namun di dalam metode ini hanya 20% saja
yang direndami (basah), jadi evaporasi yang hilang sangat banyak
direduksi. Metode furrow ini bervariasi dari 3,00m panjangnya
untuk kebun sampai 500 meter untuk keperluan tanaman pangan,
tetapi umumnya sekitar 100 sampai 200 meter. Sedangkan
kemiringannya antara 0 5%.

b. Irigasi di atas permukaan (semprotan)


Metode ini adalah cara pemberian air melalui atas permukaan
tanah melalui

semburan air atau semprotan, metode ini telah

dikembangkan sejak 1900.


Metode ini dilengkapi dengan pipa pipa utama dan pipa
distribusi, kadang-kadang pipa-pipa ini dapat dipindahkan sesuai
dengan keperluan di lahan mana air akan diberikan.
Kondisi untuk irigasi semprotan ini digunakan sebagai berikut;
tanah yang porous, tanah yang bergelombang, banyak kerikil, tidak
tembus air yang dangkal, sudut lereng curam dan mudah tererosi,
ketersediaan air permukaan (sumber air) kecil, menghasilkan lebih
cepat, SDM tidak perlu yang tinggi.
Jenis-jenis Semprotan: Semprotan tetap (fixed nozzle pipe); pipa
berlobang, (perforated

pipe); dan semprotan berputar (rotating

sprinkler).

10

Jenis-jenis sistem semprotan: instalasi semi permanen, sistem


portable. Pipa cabang yang dapat berpindah, terdiri dari : Semprotan
sistem gravitasi & Sistem tetesan.

Sprinkl
er
Irrigati
on

11

Semprotan
dengan
sudut kecil

Tipe
Semprota
n Berputar

c. Irigasi di bawah permukaan


Merupakan sistem irigasi melalui bawah permukaan, yang
pemberian airnya langsung ke akar tanaman, adapun kondisi yang
baik untuk metode ini adalah: tanah tak tembus air dengan kedalaman
antara 2 sampai 3 meter; pada zona perakaran terdapat tanah lempung
(loam) atau lempung pasiran (sandy loam); topografi lahan sama;
kemiringan sedang; dan kualitas air irigasi baik.

12

2.8 Istilah-Istilah Irigasi dan Pengertiannya


Agar tidak terjadi persepsi yang berbeda terhadap istilah-istilah
keirigasian, maka dibutakan istilah-istilah seperti berikut ini :

Sumber air adalah tempat/wadah air baik yang terdapat dipermukaan

tanah maupun yang di dalam tanah (Ground Water).


Daerah Irigasi adalah kesatuan wilayah yang mendapat air dari satu

jaringan irigasi.
Jaringan Irigasi adalah dimulai dari Bendung, jaringan saluran
pembawa, jaringan saluran pembuang, bangunan pengatur air dan
bangunan pelengkapnya menjadi satu kesatuan di dalam melayani

kebutuhan air untuk Irigasi.


Jaringan Utama adalah jaringan dimulai dari Bendung, saluran

Primer, saluran Sekunder, dan berakhir pada saluran Muka.


Jaringan Tersier adalah jaringan irigasi yang berfungsi sebagai

prasarana pelayanan air didalam Petak Tersier.


Petak Tersier adalah gabungan beberapa petak kwarter menjadi satu

kesatuan dan mendapatkan air dari saluran Tersier yang sama.


Petak Sekunder adalah gabungan petak-petak Tersier menjadi satu

kesatuan dan mendapat air dari satu saluran Sekunder.


Saluran garis tinggi adalah saluran pembawa yang tracenya
mengikuti garis tinggi (contour).
13

Saluran punggung adalah saluran pembawa yang mengikuti

punggung tanah (memotong contour).


Saluran Primer (Induk) adalah saluran pembawa pertama yang

menyadap air langsung dari Bendung.


Saluran Sekunder adalah saluran pembawa kedua yang mengambil

air dari saluran Induk (Primer).


Saluran Tersier adalag saluran pembawa ketiga yang mengambil air

dari saluran Tersier.


Saluran Kwarter adalah saluran pembawa ke tempay yang

mengambil air saluran Tersier.


Pembuangan/Drainase adalah pengaliran kelebihan/sisa pemakaian
air Irigasi yang sudah tidak digunakan lagi dan dibuang melalui

jaringan saluran pembuang.


Waduk adalah tempat/wadah penampung air dari sungai yang dapat
digunakan untuk : Pembangkit Listrik, Irigasi, Air Minum, Perikanan

dan Industri.
Embung/Waduk Lapangan adalah tempat/wadah penampungan air

irigasi pada waktu terjadi surplus air disungai atau air hujan.
Bangunan Air adalah bangunan-bangunan bersangkutan dengan air

yang utamanya yang berkaitan dengan jaringan Irigasi.


Bangunan Sadap Utama (Bendung) adalah bangunan yang
diletakkan melintang sungai fungsinya untuk meninggikan muka air
sungai dan kemudian disadap dan dialirkan ke saluran Iinduk

(Primer).
Bangunan Bagi adalah bangunan yang fungsinya membagikan air
baik dari saluran Primer (Induk) kesaluran Sekunder, atau dari

saluran Sekunder ke saluran Sekunder yang lain.


Bangunan Sadap adalah bangunan yang fungsinya memberikan
sadapan kesaluran Tersier. Letaknya bisa disalurkan Induk dan bisa

juga disaluran Sekunder.


Bangunan Bagi-Sadap adalah gabungan dari bangunan dan bangunan
sadap, yang fungsinya membagikan air baik dari saluran Primer ke
saluran Sekunder maupun dari saluran Sekunder ke saluran Sekunder
lainnya dan memberikan sadapan kesaluran Tersier.

14

Bangunan Silang adalah banguna air yang dibuati oleh karena


persilabgab kedua saluran yang berbeda fungsinya atau persilangan

antara saluran dengan jalan.


Bangunan Pelindung adalah bangunan yang fungsinya untuk

melindungi konstruksi bangunan lain pada bagian-bagian tertentu.


Bangunan Pembawa adalah bangunan-bangunan yang fungsinya

membawa atau melewatkan air.


Bangunan Pelengkap adalah pengelompokkan bangunan-bangunan
yang ada pada jaringan Irigasi selain kelompok Bangunan Utama

(Bendung, Bagi, Sadap, Bagi-Sadap).


Bangunan Sipon, merupakan bangunan yang membawa air melewati
bawah saluran lain (biasanya pembuang) atau jalan. Perencanaan
hidrolis

sipon

harus

mempertimbangkan

kecepatan

aliran,

kehilangan pada peralihan masuk, kehilangan akibat gesekan,


kehilangan pada bagian siku sipon serta kehilangan pada peralihan
keluar.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari pembahasan makalah tentang system
irigasi di Indonesia ini adalah :

1. Irigasi memang sangat penting bagi lahan yang kurang ketersediaan


airnya.
2. Sistem irigasi di Indonesia ini pernah diabaikan, selama periode
sebelum era orde baru.
3. System irigasi di Indonesia masih sangat minim jika dibandingkan
dengan system irigasi di Negara-negara maju.
4. Pertanian di Indonesia masih kurang mendapatkan perhatian
pemerintah.
3.2 Saran

15

System irigasi di Indonesia ini memang sudah mulai diusahakan, namun


masih sangat jarang dan minim sekali aplikasinya baik dari pemerintah
maupun petani itu sendiri padahal Indonesia adalah Negara agraris dengan
makanan pokok adalah beras. Situasi dan fakta seperti itulah yang
seharusnya menumbuhkan dan menyadarkan betapa pentingnya system
irigasi yang baik di sawah ataupun lahan pertanian. Kemajuan dengan
program-program untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan dari
pemerintahlah yang menjadi harapan terbesar para petani di negeri yang
kaya ini.

DAFTAR PUSTAKA

Radjulaini, Drs, MPd., Panduan Perencanaan Sistem Jaringan Irigasi,


Jurusan Pendidikan Teknik Sipil, Fakultas Pendidikan Teknologi dan
Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia. 2009.
Ardi. 2013. Hasil Besar Dari Irgasi Kecil. Koran harian media Indonesia :
Jakarta.
Acmadi, M. 2013. Irigasi di Indonesia. Media press : Yogyakarta.
Eko, Rusdianto. 2013. Perlu Sistem Irigasi yang Layak. Majalah GATRA :
Bandung.
Kholid, M. 2009. Krisis Air sawah Indonesia. Grafindo Media Utama.
Yogyakarta.
Racmad, nur. 2009. Irigasi Dan Tata Guna Lahan. Pt Gramedia : Jakarta.

16

Teristi, ardi, 2013. Mengatur Air Terus Mengalir. Koran harian media
Indonesia : Jakarta.

17

Vous aimerez peut-être aussi