Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bagi seorang tenaga kesehatan, mengetahui obat-obat adalah hal
penting, sebelum memulai pelayanan di masyarakat sebagai tanggung
jawabnya. Manusia adalah salah satu sasaran praktik, di mana manusia
membutuhkan pelayanan dari seorang tenaga kesehatan secara maksimal.
Analgetik atau obat penghalang rasa nyeri adalah zat-zat yang
mengurangi atau menghalau rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat analgesik ini tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna.
Nyeri merupakan suatu perasaan pribadi dan ambang toleransi nyeri yang
berbeda-beda dari setiap orang. Obat analgesik merupakan obat yang
sudah dikenal luas sebagai obat asetaminofen. Banyak dijual sebagai
kemasan tunggal maupun kombinasi dengan bahan obat lain. Obat ini
tergolong sebagai obat bebas sehingga mudah ditemukan di apotek, toko
obat maupun warung pinggir jalan. Karena mudah didapatkan resiko
untuk terjadi penyalahgunaan obat ini semakin besar. Pada umumnya
(sekitar 90%) analgesik mempunyai efek antipiretik. Bagi para pengguna
mungkin memerlukan bantuan dalam mengonsumsi obat sesuai dosisdosis obat.
2. TUJUAN
1. Memahami dengan benar apa itu obat analgetik dan antipiretik.
2. Mengetahui golongan analgetik.
3. Untuk menambah wawasan mengenai analgetik.
3. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi dari Analgetika, antipiretik ?
2. Apa saja Golongan analgetik ?
3. Bagaimana mekanisme kerja dari obat analgetik ?
BAB II
1
PEMBAHASAN
1. ANALGETIK
A. Pengertian
Analgetik atau obat-obat penghilang nyeri adalah zat-zat yang
mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran. Analgetik pada umumnya diartikan sebagai suatu obat yang
efektif untuk menghilangkan sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi dan
nyeri lainnya. Hampir semua analgetik memiliki efek anti inflamasi di
mana efek anti inflamasi sendiri berguna untuk mengobati radang sendi
(atritis remautoid). Jadi analgetik anti inflamasi non steroid adalah obatobat analgetik anti inflamasi, sehingga obat-obat jenis ini digunakan
dalam pengobatan reumatik dan Gout.
B. Patologi
Adapun penyebab nyeri sendiri yaitu akibat pengeluaran
prostaglandin secara berlebihan akibat adanya rangsangan nyeri.
Adapun rangsangan nyeri itu sendiri adalah :
a. Fisika, dapat berupa benturan dan menyebabkan bengkak.
b. Kimia, dapat terjadi karena tertetesi HCL dan zat-zat kimia
lainnya.
c. Biologi, dapat terjadi karena terinfeksi bakteri atau kuman.
Nyeri timbul oleh karena aktivasi dan sensitisasi sistem nosiseptif, baik
perifer maupun sentral. Dalam keadaan normal, reseptor tersebut tidak
aktif . dalam keadaan patologis, misalnya inflamasi, nosiseptor menjadi
sensitif bahkan hipersensitif. Adanya pencederaan jaringan akan
membebaskan berbagai jenis mediator inflamasi, seperti prostaglandin,
bradikinin, histamin dan sebagainya. Mediator inflamasi dapat
mengaktivasi nosiseptor yang menyebabkan munculnya nyeri, AINS
mampu menghambat sintesis prostaglandin dan sangat bermanfaat
sebagai anti nyeri.
C. Mekanisme
Obat analgetik bekerja di dua tempat yaitu di perifer dan sentral.
Golongan obat AINS bekerja di perifer dengan cara menghambat
pelepasan mediator sehingga aktivitas enzim siklooksigenase terhambat
dan sintesa prostaglandin tidak terjadi.
Sedangkan analgetik opioid bekerja di sentral dengan cara menempati
reseptor di kornu dorsalis medulla spinalis sehingga terjadi penghambatan
pelepasan transmitter dan perangsangan ke saraf spinal tidak terjadi.
2
D. Karakteristik
Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit.
Tidak narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira.
Tidak mempengaruhi pernapasan.
Gunanya untuk nyeri sedang.
E. Macam-macam analgetik.
Atas dasar kerja farmakologinya, analgetik dibagi menjadi dua golongan
obat, yaitu :
a. Analgetik Non-Narkotik
Analgetik non narkotik juga sering disebut analgesik perifer yang
terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja
sentral. Penggunaan obat analgetik non-narkotik ini cenderung
mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa
berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga
menurunkan tingkat kesadaran. Obat ini juga tidak memilki efek
ketagihan pada pengguna.
Efek samping obat-obat analgesik perifer :
- Kerusakan lambung
- Kerusakan hati dan ginjal
- Kerusakan kulit
Macam-macam obat analgetik non-nakotik :
1) Ibuprofen
Merupakan derivat asam propionat, obat ini bersifat
analgesik dengan anti inflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek
analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui
tidak dianjurkan meminum obat ini.
2) Paracetamol
Merupakan derivat paraminofenol. Sebagai analgesik,
parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena
dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi
tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak
menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan
cofein yang berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa
perlu meningkatkan dosis nya.
3) Asam mefenamat
Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma,
sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus
3
b. Analgetik Narkotik
Analgetik narkotik bekerja di SSP, memiliki daya penghalang nyeri
yang hebat sekali yang bersifat depresan umum (mengurangi
kesadaran) dan efek sampingnya dapat menimbulkan rasa nyaman.
Dapat mengakibatkan toleransi dan kebiasaan serta ketergantungan
psikis dan fisik. Obat ini khusus digunakan untuk penghalau nyeri
fractura dan kanker.
Macam-macam obat analgesik Narkotik :
1) Metadon
- Mekanisme kerja : mirip morfin lengkap, sedatif lebih
rendah.
- Indikasi : detoksifikasi, ketergantungan morfin, nyeri
hebat pada pasien di rumah sakit.
2) Fentanil
- Mekanisme kerja : lebih poten daripada morfin. Depresi
pernapasan lebih kecil kemungkinannya.
- Indikasi : medikasi praoperasi yang digunakan dalam
anestesi
3) Kodein
- Mekanisme kerja : sebuah prodrug 10% dosis diubah
menjadi morfin. Kerjanya disebabkan oleh morfin. Juga
merupakan antitusif (menekan batuk)
- Indikasi : penghilang rasa nyeri minor.
Biasanya analgesik di golongkan menjadi beberapa kelompok,
antara lain :
1) Analgesik-antipiretik, contoh : parasetamol, fenasetin
2) Analgesik antiinflamasi, contoh : ibuprofen, asam
mefenamat
3) Analgesik antiinflamasi kuat, contoh : aspirin, Natrium
salisilat
Selain di golongkan berdasarkan efeknya, analgesik juga
digolongkan berdasarkan tempat kerjanya. Penggolongan ini
membedakan alagesik menjadi :
1) Analgesik sentral yaitu analgesik yang menduduki reseptor
miu, contohnya : tramadol, morphine.
4
BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
5
2. SARAN
Dengan adanya makalah ini, diharapkan untuk ke depan agar bisa
bermanfaat untuk referensi pelajaran dan bisa lebih menyempurnakan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
www.psychologymania.com
blogkesehatanputri.blogspot.co.id/2014/05/makalah-tentang-analgetik-dan.html?m=1
arifsaputra96.blogspot.co.id
nurfitrian4dewi.blogspot.com/p/macam-macam-obat-analgetik.html?m=1
6