Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
1.
: Group eksperimen
Gk
: Group control
: Randomisasi
: Pengukuran
: Pemberian perlakuan
2.
Factor yang
mempengaruhi jenis dan design
penelitian?
3.
Apa yang dimaksud populasi dan
sample, serta jelaskan macam-macam nya
dan contohnya!
Dalam penetapan populasi penelitian terkandung 3 pengertian yaitu :
1) Identifikasi kesatuan analisis
Kesatuan analiss ialah satuan subyek terkecil yang akan
diamati dalam penelitian secara individual.
Contoh, pada penelitian tentang karies gigi, apakah
kesatuan analisisnya gigi (masing2) ataukah penderita
kariesnya (terdiri atas banyak gigi).
3.
4.
B. Non-probability Sampling
Non-probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi
peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk terpilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi:
1. Sampling Sistematis
Teknik sampling ini merupakan teknik penarikan sampel dengan cara
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang
telah diberi nomor urut. Sebagai contoh jumlah anggota populasi
sebanyak 200 orang.
Anggota populasi diberi nomor urut dari no 1 sampai nomor 200.
Selanjutnya pengambilan sampel dilakukan dengan memilih nomor
urut ganjil, atau genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu,
seperti bilangan 5 dan lainnya.
Contoh;
Ingin dipilih 40 dari 400 pasien yang ada dengan cara sampling sistematik.
Dengan demikian diperlukan 40/400=1/10 bagian dari populasi yang akan
diikutsertakan sebagai sampel, karenanya maka setiap pasien nomor 10
akan dipilih. Mula-mula tiap subyek diberi nomor, dari 1 sampai dengan 400.
Tiap pasien ke-10 diambil sebagai sampel, sehingga pada akhirnya yang
diikutsertakan dalam sampel adalah pasien bernomor 10,20,30,40,s/d 400.
2. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik penarikan sampling dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai pada jumlah (quota) yang
diinginkan. Sebagai contoh akan melakukan penelitian terhadap
pegawai golongan II pada suatu instansi, dan penelitian dilakukan
secara kelompok. Jumlah sampel ditetapkan 100 orang sementara
penelitian sebanyak 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat
memilih sampel secara bebas dengan karakteristik yang telah
ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.
Misalnya; Peneliti ingin mengetahui informasi tentang penempatan karyawan
yang tinggal di perumahan Pondok Hijau, dalam kategori jabatan tertentu
dan pendapatannya termasuk kelas tertentu pula. Dalam pemilihan
3. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel, berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang yang ditemukan
pada waktu menentukan sampel cocok dengan yang diperlukan
sebagai sumber data.
4. Purposive Sampling
Purposive sampling, adalah teknik penarikan sampel yang dilakukan
untuk tujuan tertentu saja. Misalnya akan melakukan penelitian
tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang
ahli dalam bidang kepegawaian saja.
5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penarikan sampel apabila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan
bila jumlah npopuloasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain
dari sampling jenuh ini adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penarikan sampel yang mula-mula
dilakukan dalam jumlah kecil (informan kunci) kemudian sampal yang
terpilih pertama disuruh memilih sampel berikutnya, yang akhirnya
jumlah sampel
akan bertambah banyak seperti bola salju yang
bergelinding makin lama makin besar.
7. Sampling Seadanya
Merupakan pengambilan sampel sebagian dari populasi berdasarkan
seadanya data atau kemudahannya mendapatkan data tanpa
perhitungan apapun mengenai derajat kerepresesntatipannya. Dalam
pembuatan kesimpulan masih sangat kasar dan bersifat sementara.
8. Sampling Purposif (sampling pertimbangan)
Sampling purposif dikenal juga dengan sampling pertimbangan, terjadi
apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan
perorangan atau pertimbangan peneliti. Sampling purposif akan baik
hasilnya di tangan seorang akhli yang mengenal populasi. Cara
penarikan sampel ini sangat cocok digunakan untuk studi kasus.
4.
Langkah apa saja yang harus dilakukan
peneliti dalam menentukan subjek
penelitian?
5.
Apa yang harus dipertimbangkan
dalam mempertimbangkan populasi
penelitian?
Hal-hal yg perlu diperhatikan:
1. Membatasi populasi
Pembatasan populasi sangat penting untuk memperoleh sample
yang representative .apabila tidak dilakuakan pembatasanpembatasan terhadap populasi ,maka kesimpulan yang ditarik dari
hasil penelitian
tidak menggambarkan atau mewakili seluruh
populasi.tanpa pembatasan yang jelas anggota populasi ,kita tidak
memperoleh sample yang jelas.
2. Mendaftar seluruh unit yang menjadi anggota populasi
Seluruh unit yang menjadi anggota populasi dicatat secara
jelas,sehingga dapat diketahui unit-unit yang termasuk pada
populasi danmana yang tidak.
Ex . penelitian tentang status gizi anak balita dikelurahan X,maka
sebelum pengambilan sample terlebih dahulu dilakukan pencatatan
seluruh anak dibawah lima tahun yang berdomisili dikelurahan X
tersebut.untuk melakuka ini ddengan sendirinya peneliti membuat
batasan tentang anak balita tersebut atau batasan poulasinya.
3. Menentukan sample yang akan dipilih
Besar/kecilnya sample bukan ukuran untuk menentukan apakah
sample tersebut representative atau tidak.hal ini akan tergantung
dari karakteristik populasi,misalnya homogen atau heterogen,dan
sebagainya.
4. Menentukan teknik sampling
Apabila salah dalam menggunakan yeknik sampling maka hasilnya
pun akan jauh dari kebenaran.
6.
Apakah yang harus dipertimbangkan
agar sample valid?
keadaan
populasi
objek
penelitian,
maka
sampel yang diambil harus mewakili populasi yang ada. Untuk itu
dalam sampling harus direncanakan dan asal mengambil.
Sampel harus cukup banyak
The more sample, the representativeness the result of the
research will be. Meskipun keseluruhan lapisan populasi telah
terwakili, kalau jumlahnya kurang meneuhi, maka kesimpulan hasil
penelitian kurang atau bahkan tidak bisa memberikan gambaran
tentang populasi. Sebenarnya tidak ada pedoman umum yang
digunakan untuk menentukan besarnya sampel untuk suatu
penelitian. Besar kecilnya jumlah sampel sangat dipengaruhi oleh
macam
dari
penelitian
itu
sendiri.
Polit
&
Hungler
(1993)
7.
Kriteria sampel :
a. Representatif : apabila ciri2 sampel yang berkaitan dengan
tujuan penelitian sama/hampir sama dengan ciri2 populasinya.
2 syarat pokok kerepresentatifan :
a.
Pokok
Materi
Metodologi
Aplikasinya,Ir.M.Iqbal Hasan,MM)
a.
Penelitian
dan
n : jumlah sample
Z : Angka normal standart yang besarnya tergantung dari level
conviden
S : sebenarnya adalah ( standart deviasi populasi ) , namun karena
tidak
diketahui dan tidak dapat dihitung maka didekati dengan S
( standart deviasi dari sample) yang sebenarnya juga belum bisa
dihitung sebelum ada sample.
C : selisih antara nilai rata-rata sample dengan nilai rata rata populasi
yang
besarnya juga diperkirakan
saja,
karena
Ad. 2) Rumus n = ( Z. / E )2
Rumus ini sama dengan rumus ad.1 hanya penulisannya lebih
original. Standard deviasi tetap ditulis , dan C adalah identik dengan
E ( tingkat error )
Ad.
5)
n
tergantung
pada
teknis
analisa
yamg
akan
digunakanMeskipun setelah menggunakan rumus tertentu telah
diperoleh suatu ukuran sampel,namun bila teknis analisis yang
digunakan mensyaratkan n yang lebih besar maka n yang
telahada harus ditambahkan jumlahnya sehingga teknis analisis
dapat dilakukan. Misalnya, teknis teknis analisis yang
menggunakan tabulasi silang, kais kuadrat, analisis statistik
parametrik.Teknis analisis ini mensyaratkan jumlah n yang
besar.
8.
Bagaimana cara memilih sample yang
representative?
C. Probability Sampling
Non-probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang
memberi peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota populasi untuk terpilih menjadi sampel. Teknik sampling ini
meliputi:
1. Simple Random Sampling
Untuk menghilangkan kemungkinan bias, kita perlu mengambil
sampel random sederhana atau sampel acak. Pengambilan
sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota poipulasi.
Hal ini dapat dilakukan apabila anggota poipulasi dianggap
homogen.
3.
4.
D. Non-probability Sampling
Non-probability sampling merupakan teknik penarikan sampel yang memberi
peluang /kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk terpilih menjadi sampel. Teknik sampling ini meliputi:
9. Sampling Sistematis
10.
Sampling Kuota
teknik pengambilan ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak,
melainkan secara kebetulan saja.
11.
Sampling Aksidental
Purposive Sampling
Sampling Jenuh
Snowball Sampling
Sampling Seadanya
16.
9.
Hal-hal apa saja yang mempengaruhi
terjadinya kesalahan dalam pengambilan
sample?
10. Apa yang dimaksud dengan instrument
penelitian dan macam-macamnya?
12.
keakuratan
sebuah
b. Validitas (sahih)
Suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu
instrumen.
c. Sensitivitas
Kemampuan sebuah instrumen untuk melakukan diskriminasi
yang diperlukan untuk masalah penelitian.
d. Obyektivitas
Sebagai tingkat dimana pengukuran yang dilakukan bebas
dari penilaian subyektif, bebas dari pendapat, bebas dari bias
dan perasaan orang2 yang menggunakan intrumen tsb.
e. Fisibilitas
Berkenaan dengan aspek2 keterampilan, penggunaan sumber
daya dan waktu
Pokok
Materi
Metodologi
Aplikasinya,Ir.M.Iqbal Hasan,MM)
Penelitian
dan
Pokok
Materi
Metodologi
Aplikasinya,Ir.M.Iqbal Hasan,MM)
Penelitian
dan
Jenis Validitas:
1. Validitas Konstruk (Construct Validity) Konstruk adalah
penyusun atau elemen suatu konsep/variabel
Misal: Jika suatu konsep disusun berdasarkan 5 elemen
tetapi dalam kuesioner hanya diukur 3 elemen maka
validitas
konstruk
kuesioner
ini
rendah
Ukuran validitas konstruk dinyatakan dalam koefisien
korelasi (R) setiap butir pernyataan dengan nilai total
seluruh butir.