Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PROFESSIONAL CONTINUING
DEVELOPMENT
CONTINUING PROFESSIONAL
DEVELOPMENT
MEDICAL EDUCATION
ABSTRAK
Kasus Gigitan ular merupakan salah satu penyakit Yang termasuk dalam daGtar neglected tropical disease WHO. Jenis ular Yang
patut diwaspadai di Indonesia adalah famili Elapidae dan Viperidae. Neurotoksisitas adalah Gitur kunci beberapa kasus Gigitan ular
famili Elapidae. Kelemahan neuromuskuler akut dengan keterlibatan otot pernapasan adalah efek klinis bisa neurotoksik Yang
paling penting. (eKala pola kelemahan keterlibatan pernapasan dan respons terhadap antibisa ular dan antikolinesterase ber
variasi terGantung spesies ular neurotoksisitas dan HeoHra. "rtikel ini membahas patosioloHi neurotoksisitas bisa ular pada
neuromuscular
junction dan tatalaksana kasus Gigitan ular terutama peran antikolinesterase pada Gigitan ular dengan manifestasi neurotoksik.
Kata kunci: antikolinesterase Gigitan ular neurotoksik
Pendahuluan
Kasus keracunan akibat Gigitan ular berbisa
merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat Yang penting terutama di negara
tropis dan subtropis.1 gigitan ular dapat
menyebabkan kematian dan disabilitas
kronik baHi kelompok usia produktiG.
pada awal tahun 2009 kasus Gigitan ular
merupakan penyakit Yang termasuk dalam
neglected tropical disease di WHO.
gigitan ular Juga termasuk penyakit terkait
peker- jaan seperti petani pekerja perkebunan
penggembala nelayan
dan
pekerja
makanan Yang berhubungan dengan ular.
"ngka mortalitas dan morbiditas Gigitan
ular di asia Selatan dan asia tenggara tidak
dapat dipastikan karena pelaporan Yang
kurang baik dan sering tidak mendapatkan
penanganan di Fasilitas kesehatan.2
Alamat korespondensi
14
Epidemiologi
&stimasi kasus Gigitan ular di dunia adalah
1.200.000 m 5.500.000 kasus per tahun. 6ntuk
wilaZah asia kasus Gigitan ular berbisa
berkisar 12-50 dari total kasus Gigitan
ular. Di asia tenggara estimasi Kumlah
kasus Gigitan ular berbisa sebesar 111.000
- 498 .000 kasus per tahun. Sedangkan
estimasi kematian akibat Gigitan ular di asia
Selatan dan tenggara sebesar 790 - 19.000
kematian per tahun.1 2
Jenis ular Yang sering menyebabkan Gigitan
di Indonesia dibagi menjadi 2 bagian
tabel .
Jenis ular Yang patut diwaspadai di
Indonesia adalah famili Elapidae dan
Viperidae keduanya ular berbisa. bisa
bisa
Bisa Ular
bisa ular mengandung campuran kompleks
enzim polipeptida protein nonenzimatik
nukleotida dan bahan lainnya seperti nerve
growth factor.4 2
beberapa Jenis enzim dan toksin polipeptida
Yang terkandung dalam bisa ular:
Zinc metalloproteinase haemorrhagins:
merusak
endotel
vaskuler
mengakibatkan perdarahan.
Procoagulant enyymes: banyak ditemukan
email: ejaygun@gmail.com
Elapidae: Bungarus candidus Sumatera dan Jawa Naja sputatrix Jawa dan
Kepulauan Nusa tenggara Naja sumatrana Sumatera dan Kalimantan
Tabel 2. Jenis ular di sebelah 5imur Haris Wallace: .aluku dan 1apua #arat.2
KateHori 1
KateHori 2
Asetilkolinesterase:
ditemukan
pada
famili Elapidae bukan Gaktor penyebab
sifat neurotoksisitas .
Hialuronidase:
meningkatkan
penye- baran bisa ke seluruh Karingan.
enzim
proteolitik:
meningkatkan
permeabilitas
vaskuler
sehingga
menyebabkan edema munculnya bula
lebam dan nekrosis di tempat Gigitan.
toksin polipeptida non-enzimatik Yang
bersifat neurotoksik: -bungarotoksin, bungarotoksin, cobrotoxin, crotoxin, dan
taipoxin.2
Mekanisme Kerja Bisa Ular di
Neuromuscular Junction (NMJ)
Secara sederhana
blok NMJ oleh
bisa ular terjadi melalui 2 mekanisme yaitu
mekanisme presinaps dan postsinaps.
Contoh toksin Yang bekerja aktif pada
presinaps adalah Jenis -neurotoksin. pada
Bungarus sp. dinamakan -bungarotoksin.
toksin ini mengandung enzim phospholipase
A2 Yang poten.
Beta-bungarotoksin
mengakibatkan toksisitas presinaptik Yang
ditandai dengan vesikel sinaptik berkurang
Protein
vesikel
sinaps:
#eta-bungarotoksin
Bungarussp
p. Taipoxin O. scutellatus .
2.
Calciseptine
#eta-bungaratoksin
Bunga-
russp
p. .
3.
4.
Candoxin
Bungarus
candidus .
5.
6.
Asetilkolin: terdapat
Dendroaspisspp
.
asetilkolinesterase eksoHen
Asetilkolinesterase:
terdapat
inhibitor endoHen
Voltage-gated
sodium
channels:
Crotamine
(Crotalus spp.).4
15
16
Gambar 2. ptosis bilateral: a Gigitan Bungarus caeruleus di Srilankab Gigitan Russels Viper di Sri -anka.2
gunakan perban elastik dengan lebar 10-15 cm panjang 4 5 meter dari ujung ekstremitas Yang terkena Gigitan ular.
2.
perban elastik dipasang tidak terlalu kendor dan tidak terlalu ketat sehingga menghasilkan tekanan 50- 7 0 mm)Hg.
3.
pasang perban hingga sejauh mungkin dari Gigitan misal Gigitan di kaki pasang perban elastik hingga pangkal paha .
4.
5.
6.
gigitan di daerah tangan dan lengan: pasang perban elastik hingga ke aksila beri bidai hingga ke siku dan perGunakan
tidak perlu membuka celana panjang karena dengan banyak gerakan akan meningkatkan penyerapan bisa ular.
arm sling.
17
post-sinaps.
Simpulan
Kasus Gigitan ular perlu mendapatkan perhatian khusus tenaga medis di Indonesia.
pemahaman patofisiologi neurotoksin
dalam
DAFTAR PUSTAKA
1.
Kasturiratne " 8ickremasinghe "3 de Silva N (unawardena NK 1athmeswaran " 1remaratna 3 et al. &stimating the Hlobal burden oG snakebite: " literature analZsis dan modelling
based on reHional estimates oG envenoming and deaths. 1-oS .ed. 200 5 11 : e21 : 1591-604.
2.
8arrell D". (uidelines Gor the manaHement oG snake-bites. 8orld )ealth 0rHani[ation 3eHional 0ce Gor South-&ast asia 2010.
3.
"dukauskien D 7aranauskien & "dukauskait ". 7enomous snakebite. .edicina Kaunas . 2011 4
4.
3anawaka 6K -alloo D( de Silva )J. NeurotoxicitZ in snakebite m the limits oG our knowledHe. 1-oS NeHl 5rop Dis. 2013 10 : e2302: 1-1 .
5.
1rasarnpun S 8alsh J "wad SS )arris J#. &nvenoming bites bZ kraits: 5he bioloHical basis oG treatment-resistant neuromuscular paralZsis. #rain 2005 12 : 29 -96.
6.
Nirthanan S (wee .C&. 5hree-nger -neurotoxins and the nicotinic acetZlcholine receptor GortZ Zears on. J 1harmacol Sci. 2004 94: 1-1 .
: 461- .
NS8 .inistrZ oG )ealth. Snakebite and spiderbite clinical manaHement Huidelines. 3rd ed. North SZdneZ: NS8 .inistrZ oG )ealth 2014.
"riaratnam C" Sheri .)3 "rambepola C 5heakston 3D( 8arrell D". SZndromic approach to treatment oG snake bite in Sri -anka based on results oG a prospective national hospitalbased surveZ oG patients envenomed bZ identied snakes. "m J 5rop .ed )ZH. 2009 1 4 : 25-31.
9.
#ell DJ 8iKeHunasinghe D Samarakoon S 1alipana ) (unasekera S de Silvia ") et al. NeurophZsioloHical ndings in patients 1 Zear aGter snake bite induced neurotoxicitZ in Sri -anka.
5rans 3 Soc 5rop .ed )ZH. 2010 104: 351-6. doi: 10.1016/K.trstmg.2009.12.003
10. #ioGarma. Serum anti bisa ular <Internet>. <cited 2015 "pril 26>. "vailable Grom: http://www.bioGarma.co.id/ dt@portGolio polZvalent-anti-snake-venom-sera.
11. #runton -- 1arker K- #lumenthal DK #uxton I-0. (oodman
12. Colovic .# Krstic D; -a[arevic-1asti 5D #ond[ic ". 7asic 7.. "cetZlcholinesterase inhibitors: 1harmacoloHZ and toxicoloHZ. Curr Neuropharmacol. 2013 11: 315-35.
13. 8onderlin 8'. DirectlZ and indirectlZ acting cholinomimetics. In: CraiH C3 Stit[el 3& editors. .odern pharmacoloHZ with clinical application. 5th ed. #oston .": -ittle #rown
Co.
199 .
14. 1rithwis # "rpan C. Neurotoxic snake bite with respiratorZ Gailure. Indian J Crit Care .ed. 200 11 3 : 161-4.
15.
Sung 8- In CJ :oung ): Suk )) Kap S) Sung )C et al. "nticholinesterase therapZ Gor patients with ophthalmopleHia Gollowing snake bites: 3eport oG two cases. J Korean .ed Sci. 2004
19: 631-3.
18