Vous êtes sur la page 1sur 47

1

SINOPSIS

ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN


DAN PENGETAHUAN BERBASIS STRATEGI UNTUK MENCIPTAKAN
KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN
(Studi Kasus Pada SMK YPUI Parung)

Tesis

Oleh:
WIYANTO
NIM. 2014520092

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2016

PRAKATA
Puji serta syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas keberlimpahan nikmat
ilmu, iman, islam, rizki, umur dan kesehatan yang diberikan kepada penulis sehingga
penelitian tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi tugas kulikuler dalam memperoleh gelar Magister Manajemen (MM) pada
Program Studi Magister Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Pamulang.
Judul Penelitian ini adalah Analisis Penerapan Manajemen Pengetahuan dan
Pengetahuan Berbasis Strategi Untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan (Studi Kasus Pada SMK YPUI Parung-Bogor).
Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Pamulang Bapak Dr. H. Dayat Hidayat, Drs. MM, yang telah
mengizinkan peneliti mengambil studi di Universitas yang humanis ini.
2. Wakil Rektor 1, 2, 3 dan 4 yang telah memfasilitasi proses belajar dan mengajar Pada
Program Pascasarjana.
3. Babak Dr. Yoyon M. Darusman, SH. MM, sewaktu masih menjabat sebagai Direktur
Program Pascasarjana yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan administrasi
akademik dan keuangan.
4. Dr. Ir. H. Sarwani, MT. MM, selaku Direktur Program Pascasarjana sekaligus Kaprodi
Magister Manajemen yang telah memberikan arahan peneliti sejak peneliti mendapatkan
matrikulasi sampai peneliti menyelesaikan tesis ini.
5. Dr. Ir. Umi Rusilowati, MM, selaku Pembimbing I yang dengan kesabaran, ketulusan dan
kebaikan hati membimbing peneliti sejak kuliah Metodologi Penelitian, sehingga
penelitian tesis ini dapat diselesaikan dengan baik.
6. Dr. Hadi Supratikta, MM, Selaku pembimbing II yang telah memberikan saran dan
masukan demi sempurnyanya penelitian tesis ini.
7. Ibu Dr. Eka Maya Sari S.C, B.EC, MP selaku penguji I dan Bapak Dr. Ir. R. Boedi
Hasmanto, MS selaku penguji II yang dengan keikhlasanya memberikan masukan demi
sempurnanya tesis ini.
8. Para dosen Program Megister Manajemen UNPAM, yaitu bapak Ir. Slamet Afandi,
M.BA., Prof. Dr. H. Rusmin Tumanggor, MA., Dr. Suhaya, Drs., M.Si., Dr. Meri
vi
Suhartini., Dr (Can) Endang Rukhiyat, SE., Dr. Edi Sukarjono, Apt.,MMKes., Dr. Eka
Maya Sari S.C, B.EC, MP., Dr. Sachro Yusuf,SE.,MM., Dr. Masno Marjohan,SE.,MM.,
serta Bapak-Ibu dosen yang lainya yang tidak dapat saya sebut satu persatu yang telah
membimbing, mendidik dan memberi pencerahan kepada peneliti betapa ilmu itu makin
dikejar makin banyak yang tidak diketahui, sehingga peneliti harus belajar terus untuk
bisa minimal seperti mereka.
9. Bapak Drs. H. Zainal Arifin, Selaku kepala SMK YPUI Parung yang sejak awal peneliti
masih menjadi staf dengan rela memberikan izin peneliti setiap hari sabtu untuk dipakai
melanjutkan studi S2, serta diskusi-diskusi yang dilakukan bersama peneliti terkait
kemajuan sekolah serta yang terpenting adalah motivasi yang diberikan kepada peneliti
baik langsung maupun tidak langsung sehingga peneliti mampu bertahan dan dapat
menyelesaikan studi S2 ini dengan baik, benar dan tepat.
10. Bapak M. Fikri Zulfikar dan Ibu Resty Isnaeni, yang rela menyediakan waktunya kepada
peneliti untuk berdiskusi menyelesaikan persoalan-persoalan terutama yang berkaitan
dengan bahasa inggris.
11. Bapak dan Ibu Guru di SMK YPUI Parung yang tidak dapat saya sebut satu persatu, yang
telah memberikan banyak pelajaran kepada peneliti baik susah maupun senang dalam
hidup di sebuah organisasi yang tidak akan terlupakan bagi peneliti.

3
12. Seluruh Siswa dan Siswi SMK YPUI Parung, yang telah memberikan catatan sejarah
dalam hidup peneliti disekolah dan mendorong peneliti untuk menyikapi segala sesuatu
dengan kepala dingin, bijaksana, agar diperoleh hasil yang baik benar dan tepat sesuai
dengan ajaran agama dan aturan hidup lainya yang berlaku universal.
13. Teman dan sahabatku walaupun jauh yang sempat memotivasiku walau lewat dunia maya.
14. Para mitra peneliti yang berada di Dunia Usaha atau Dunia Industri (DU-DI) (PT.
Ramayana Lestari Santosa, Tbk., PT. Hero Supermarket Bojong sari, Pondok Cabe dan
Pamulang, PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk., PT. Fuji Staff Indonesia dan PT. Fuji Bijak
Prestasi., PT. Anugrah Persada Alam., PT. Tandon Mas Mandiri dan masih banyak mitra
peneliti yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu yang banyak memberikan pelajaran
dalam dunia praktis dan aplikatif di lingkungan perusahaan.
15. Polsek Parung yang telah bersama-sama peneliti dalam mengurangi kenakalan pelajar
serta dalam menciptakan lingkungan yang tertib, aman dan nyaman.
16. Teman-teman kuliah S2 angkatan XV konsentrasi SDM, Pemasaran dan Keuangan yang
telah bersama-sama dalam menimba ilmu di UNPAM.
17. Yang terpenting adalah Keluargaku Bapak, Ibu dan saudara-saudaraku yang telah
memberikan dukungan moril, maupun spirituil kepada peneliti, mari kita survive bersamasama untuk menata kehidupan yang lebih bahagia.
Atas kebaikan semua pihak, dengan kerendahan hati peneliti berdoa semoga Allah
SWT, memberikan keberlimpahan nikmat dan rahmat kepada mereka semua. Peneliti
menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang sempurna, demikian pula penelitian ini.
Penelitian ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari
pembaca sangat diharapkan demi peningkatan kemajuan peneliti, terutama dalam hal
menyusun laporan penelitian yang baik dimasa yang akan datang. Besar harapan peneliti
semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi penulis, SMK YPUI Parung dan dinas pendidikan
diatasnya, serta masyarakat indonesia. Amin

Tangerang selatan, 20 Juni 2016


Penulis

WIYANTO
NIM. 2014520092

1
ANALISIS PENERAPAN MANAJEMEN PENGETAHUAN
DAN PENGETAHUAN BERBASIS STRATEGI UNTUK MENCIPTAKAN
KEUNGGULAN BERSAING BERKELANJUTAN
(Studi Kasus Pada SMK YPUI Parung)
ANALYSIS OF IMPLEMENTATION OF KNOWLEDGE MANAGEMENT
AND KNOWLEDGE BASED STRATEGY TO CREATE
A SUSTAINABLE COMPETITIVE ADVANTAGES
(Case Study In YPUI Parung Vocational School)
Wiyanto
Jl. Suryakencana No 1 Pamulang Tangerang Selatan (wytcedu07@gmail.com)
Program Studi Magister Manajemen, Program Pasca Sarjana, Universitas Pamulang
Abstrak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis secara
deskriptif penerapan manajemen pengetahuan dan pengetahuan berbasis strategi untuk
menciptakan keunggulan bersaing berkelanjutan serta strategi-strategi untuk mengatasi
kendala dalam penerapanya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
campuran sekuensial/bertahap terutama metode eksploratori sekuensial. Dalam tahap pertama
mengumpulkan dan menganalisis data kualitatif dalam menjawab rumusan masalah. Untuk
melengkapi data kualitatif pada tahap kedua digunakan data kuantitatif. Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa manajemen pengetahuan di SMK YPUI Parung yang diukur dengan
menggunakan 7 (tujuh) dimensi pengukuran yaitu mencipta pengetahuan, menyimpan
pengetahuan, berbagi pengetahuan, memperbaharui pengetahuan, kepemimpinan, teknologi,
dan budaya
diklasifikasikan baik. Penerapan pengetahuan berbasis strategi juga
diklasifikasikan baik. Perpaduan antara pengetahuan yang dimiliki, kapabilitas dan Sumber
daya yang ada digabungkan dengan strategi bisnis yang dimiliki menghasilkan performa SMK
YPUI Parung lebih bagus dibandingkan kompetitornya bahkan mampu menciptakan
keunggulan bersaing berkelanjutan. Sebuah model keunggulan bersaing berkelanjutan SMK
YPUI Parung sebagai hasil penelitian ini.
Kata Kunci: Manajemen pengetahuan, pengetahuan berbasis strategi, keunggulan bersaing,
sekolah menengah kejuruan
Abstract. The aim of this study was to determine and analysis implementation of knowledge
management and knowledge based-strategy to create sustainable competitive advantages as
well as strategies to overcome the obstacles in their applicapility. In this research used mixed
methode squential/gradual (squential mixed methods) mainly exploratory squential method.
At the step collecting and analyzing qualitatif data to answer the problem formulation. To
complete qualitatif dat used in the scond step of quantitatif data. The knowledge management
and knowledge based-strategy has been implemented in YPUI Parung Vocational School.
Based on the diagnostic result knowledge management implementation perception in YPUI
Vocational School was measured using seven (7) dimention, the are knowledge creation,
knowledge storage, knowledge sharing, knowledge update, leadership, technology dan culture
show good results. While the knowledge based-strategy implementation also good results
with. The combination of the knowledge, capabilities and resource that are combined with a
business strategy that is owned generating performance YPUI Parung Vocational School
better than its competitors even able to create a sustainable competitive advantage. A model
of sustainable competitive advantages YPUI Parung Vocational School as the outcome of this
research.
Keyword: Knowledge management, knowledge-based strategy, competitive advantage,
vocational school

2
PENDAHULUAN
Pengetahuan merupakan bentuk dasar dari capital. Pengetahuan merupakan informasi
yang telah memiliki nilai dan kegunaan sekaligus menjadi dasar bagi seseorang untuk
bertindak, dengan membuat individu atau organisasi mampu dari yang lain atau lebih efektif
dalam bertindak. Pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat berbentuk faktual, konseptual,
prosedural atau metakognitif yang dapat diperoleh melalui pengalaman indrawi seseorang dari
berbagai sumber. Baik dari diri sendiri maupun dari yang lain melalui aktifitas mengamati,
menanya, mengumpulkan data, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan secara dinamis
tergantung bagaimana seseorang atau organisasi melihatnya.
Globalisasi yang ditandai dengan semakin berkembang pesatnya IPTEK, Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) yang merupakan sebuah integrasi ekonomi ASEAN dalam
menghadapi perdagangan bebas antar negara ASEAN menjadi suatu keniscahyaan. Perubahan
dari masyarakat informasi menjadi era pengetahuan juga berlangsung sangat cepat, powerfull
dan nyata. Oleh karena itu, Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif sangat
diperlukan agar mampu bersaing.
Basis keunggulan bersaing menurut Afandi Azhar dalam (Rusiolowati, 2014:10) telah
bergeser dari pendekatan konvensional menjadi kontemporer yakni berbasis pengetahuan.
Paradigma tersebut telah melahirkan manajemen.
Hal yang mendasari hal ini adalah perlunya individu atau organisasi untuk mengelola
pengetahuan sebagai salah satu aset tak-kasat-mata (intangible) yang krusial. Meskipun
pengetahuan tidak dapat dengan mudah dikuantifikasi, namun tidak dapat dipungkiri bahwa
pengetahuan merupakan aset yang dapat membedakan individu yang satu dengan yang lain
dalam organisasi, lebih lanjut membedakan kompetensi satu organisasi yang satu dengan
organisasi yang lainya.
Manajemen pengetahuan merupakan serangkaian proses penciptaan nilai dengan
menggunakan knowledge based assets (Yusak Anshori, 2005:40). Aset intelektual
(pengetahuan) perlu dikelola dengan baik, benar dan tepat dalam ukuran proses dan hasil
untuk memperoleh dan mempertahankan pangsa pasar (pengguna jasa pendidikan).
Manajemen pengetahuan merupakan suatu upaya untuk menciptakan keunggulan bersaing
berkelanjutan baik individu, unit, departemen dan organisasi.
Pengetahuan didefinisikan sebagai suatu proses yang sistematik dan terintegrasi,
kegiatan mengkoordinasikan suatu organisasi untuk mengambil, menggunakan, berbagi,
membuat, dan menyimpan pengetahuan, tindak lanjut informasi dan keahlian individu dan
kelompok dalam mengejar tujuan organisasi (E.C.K.Cheng, 2015:13). Manajemen
pengetahuan juga dapat dikatakan sebagai serangkaian kegiatan yang digunakan oleh individu
atau organisasi untuk mengidentifikasi, menciptakan, menyimpan, memperbaharui,
menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan
dipelajari di dalam organisasi (adanya aktifitas learning organisasi dan organisasi learning).
Sehingga dapat meningkatkan perform individu atau organisasi serta menjamin kinerja yang
baik dengan cara mengatur dan menyediakan sumber ilmu yang ada saat ini dan yang akan
datang melalui integrasi orang, proses dan teknologi.
Manajemen strategi dapat dikatakan sebagai seni dan pengetahuan untuk merumuskan
dan mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat
organisasi mencapai obyektifnya. Manajemen strategi juga dikatakan sebagai serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka
panjang baik dalam bidang bisnis dan ekonomi diperusahaan maupun dalam bidang
pendidikan.
Penerapan manajemen stratejik dalam bidang pendidikan adalah untuk meningkatkan
keberhasilan manajemen dalam mencapai visi dan misinya dengan cara meningkatkan
peluang bisnis sebagai faktor eksternal dan mengurangi kelemahan institusi sebagai faktor
internal. Meliputi langkah-langkah identifikasi faktor internal dan eksternal, pernyataan visi
dan misi, formulasi strategi dan pelaksanaan strategi. Manajemen strategi merupakan

3
serangkaian kegiatan mulai dari input, proses dan output untuk mencapai tujuan organisasi.
Dengan harapan jika tujuan organisasi tercapai maka tujuan individu dalam organisasi juga
tercapai yaitu kesejahteraan meningkat.
Pengetahuan berbasis strategi merupakan hubungan antara sumberdaya dengan
kapabilitas berbasis pengetahuan dengan strategi kompetitif (Yusak Anshori, 2005:42).
Pengetahuan berbasis strategi sebagai penyeimbang antara sumberdaya dan kapabilitas
berbasis pengetahuan yang dimiliki individu atau organisasi dengan pengetahuan yang
dimiliki individu atau organisasi untuk menghasilkan produk atau jasa yang lebih kompetitif.
Kerangka kerja (frame work) SWOT tradisional memberikan dasar dalam mengembangkan
strategi berbasis pengetahuan.
Keunggulan bersaing berkelanjutan sebagai kelangsungan manfaat dan penerapan
strategi penciptaan nilai yang unik untuk jangka panjang sehingga pesaing tidak dapat
menirunya. Untuk memperoleh keunggulan bersaing berkelanjutan perlu dilakukan secara
tepat dan berkelanjutan, membutuhkan pemahaman kedepan serta perencanaan yang
komprehensif dengan menyusun strategi dan sekaligus mengimplementasikanya.
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh Pendidik dan
Tenaga Kependidikan (PTK) di SMK YPUI Parung dapat digolongkan menjadi dua yakni
pengetahuan yang tacit dan explicit. Pengetahuan tacit ada pada setiap PTK atau ada pada
organisasi. Namun, terkadang tidak disadari keberadaan atau nilai dari pengetahuan itu
sendiri. Pengetahuan tacit tidak tersimpan dalam bentuk formal seperti dokumen informasi
atau bahan pengajaran. Oleh karena itu organisasi untuk menggunakan pengetahuan tacit
harus mengubahnya terlebih dahulu kedalam bentuk yang lebih umum dan lebih mudah untuk
dikomunikasikan dengan cara interview terhadap individu, pembelajaran dari apa yang
diberitahukan, dan pembelajaran dari hasil observasi. Sedangkan pengetahuan eksplisit sudah
terekspresikan secara langsung tanpa ambiguitas misalnya dalam bentuk dokumen baik cetak
maupun elektronik yang siap dibagikan kepada orang lain.
Keberadaan SMK YPUI Parung tidak dapat terlepas dengan sistem pendidikan
diatasnya yakni sistem pendidikan nasional serta keberadaan SMK di sekitarnya. SMK YPUI
Parung sebagai penyelenggara pendidikan dapat juga dianalogikan dengan proses produksi
industri, khususnya industri jasa. Maka SMK YPUI Parung dituntut untuk dapat melayani
pelanggannya baik internal maupun eksternal. Sebagai pelanggan internalnya adalah pengajar
atau guru, tenaga administrasi dan pramubakti (seluruh PTK). Sedangkan pelanggan
eksternalnya adalah dapat dipilah menjadi tiga yaitu pelanggan eksternal primer, skunder dan
tersier. Pelanggan eksternal primer adalah peserta didik, pelanggan skundernya adalah
pemerintah, orang tua atau masyarakat yang membiayai pendidikan dan sebagai pelanggan
tersiernya adalah lembaga pendidikan diatasnya (universitas, institut, sekolah tinggi dan lainlain), serta para pemakai lulusan.
Dengan berpegang pada prinsip tersebut, mutu sekolah ditentukan oleh pelanggan
internal dan eksternal. Sekolah yang bermutu dapat ditentukan seberapa besar sekolah dapat
memberikan layanan kepada pelanggan internal dan eksternal yang sesuai atau melebihi
harapan dan kepuasan para pelangganya dalam berbagai kategori.
Oleh karena itu, PTK sebagai pelanggan eksternal selain harus mendapatkan
pelayanan yang terbaik, PTK juga dituntut untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada
pelanggan eksternal baik primer, skunder dan tersier. PTK juga diharapkan mampu untuk
mempertahankan dan meningkatkan daya saing, serta keberhasilan jangka panjang. Maka,
PTK perlu memperhatikan persoalan pengetahuan (knowledge).
Berdasarkan hasil pengamatan penulis langsung, hasil interview kepada beberapa
PTK, serta pengalaman yang dimiliki penulis sendiri, bahwa penerapan manajemen
pengetahuan di SMK YPUI Parung diawali dari proses penciptaan pengetahuan (knowledge
creation) baik dari pembelajaran pada masa lampau, analisa data, atau cara lainya.
Pengetahuan yang muncul dapat dalam bentuk tacit maupun eksplicit, deklaratif ataupun
prosedural. Aktivitas penciptaan pengetahuan dilakukan oleh PTK untuk kebutuhan dirinya

4
sendiri juga untuk kebutuhan organisasi. Penciptaan pengetahuan untuk dirinya sendiri
misalnya terkait efektifitas karir dan tugas keprofesianya. Sedangkan untuk orgnisasi
misalnya terkait pembuatan kebijakan yang akan diambil organisasi melalui kegiatan
kolaboratif dengan berbekal pada pengetahuan sebelumnya. Hal ini dapat terlihat ketika
dalam mengatasi kenakalan siswa, mengatasi kedisiplinan siswa, penentuan kelulusan dan
lain-lain. Berdasarkan pengalaman-pengalaman atas kasus-kasus sebelumnya dengan tindakan
baik pencegahan maupun sanksi yang lebih bahkan sampai siswa dipindahkan. Penciptaan
pengetahuan antar individu dalam organisasi berbeda-beda tergantung dari tingkat pendidikan
yang dimiliki, pengalaman yang dimiliki dan tingkat keinginan untuk belajar.
Pengetahuan yang dimiliki kemudian disimpan (knowledge storage) dengan
menggunakan media penyimpanan yang dimiliki. Pengetahuan tacit disimpan oleh masingmasing individu. Sedangkan pengetahuan eksplicit disimpan oleh individu dalam bentuk
hardcopy ataupun softcopy. Dokumen individu dalam bentuk hardcopy misalnya berupa
dokumen perangkat pembelajaran, dokumen piagam yang diperoleh dari hasil kegiatan yang
diikuti atau dokumen lainya. Sedangkan dokumen dalam bentuk softcopy disimpan dalam
file dengan menggunakan MS. Office atau juga tidak jarang menyimpanya secara online.
Knowlede sharing merupakan proses pengkomunikasian pengetahuan kepada pihak
lain. Aktifitas berbagi pengetahuan dilakukan melalui forum-forum baik formal maupun
informal. secara informal dilakukan melalui diskusi-diskusi antar PTK dengan memanfaatkan
jam-jam kosong di luar KBM. Secara formal biasanya dilakukan memalui kegiatan rapat guru
dan karyawan, aktifitas KBM, MGMP, diklat, seminar dan lain-lain. Selain itu aktifitas
berbagi pengetahuan dilakukan melalui tatap muka secara langsung maupun tidak langsung
yakni secara online. Secara online dilakukan melalui media sosial seperti facebook, twitter,
watshap, blogger, website, instagram dan lain-lain.
Kegiatan memperbaharui pengetahuan (knowledge update) dilakukan oleh PTK baik
secara langsung maupun tidak langsung ketika PTK itu mendapatkan pengetahuan yang baru.
Sebagai contoh ketika mempelajari tentang suatu ilmu kemudian muncul ilmu yang baru
maka secara laangsung ilmu yang lama direduksi ke ilmu yang baru. Contoh kecil ketika PTK
mendidik materi tentang marketing mix (the legacy marketing mix) kepada siswa ternyata
dalam perkembangan pada ilmu pemasaran baru muncul teori yang lebih baru yakni new wave
marketing mix. Terkait kurikulum misalnya dari kurikulum 2006 KTSP ke kurikulum 2013
maka secara tidak langsung pola pikir PTK dalam KBM berubah. Disesuaikan dengan
karakteristik KBM pada kurikulum 2013 yakni dengan pendekatan saintifik.
Sedangkan pengetahuan berbasis strategi diterapkan oleh PTK untuk secara individu
untuk menentukan efektifitas karirnya dan secara kolektif untuk menentuka kebijakan
strategis organisasi baik secara formal maupun non formal. Penerapan pengetahuan berbasis
strategi secara formal biasanya dapat dilihat dalam bentuk dokumen tertulis. Secara informal
dapat dilihat pada kegiatan rapat untuk menentukan kebijakan strategis sekolah. Mulai dari
bagaimana strategi untuk mendapatkan siswa baru, kebijakan terkait pemberlakuan sanksi
siswa, serta kebijakan lain yang memiliki dampak yang secara langsung atau tidak langsung
dapat dirasakan. Pada akhirnya, penerapan manajemen pengetahuan dan pengetahuan berbasis
strategi dapat memberikan andil dalam penciptaan keunggulan bersaing yang berkelanjutan
baik pada PTK secara individu maupun secara kolektif untuk organisasi.
Keunggulan yang dimiliki SMK YPUI Parung ada dalam bentuk aset baik yang
berbentuk tangible assets maupun intangible assets. Tangible Assets yang dimiliki SMK
YPUI Parung adalah lokasi yang strategis di pinggir jalan raya, tetapi tetap kondusif untuk
aktifitas KBM karena jauh dari keramaian, lokasi yang cukup luas, lahan parkir luas, serta
lengkap dengan beberapa sarana prasarana lainya misalnya tempat ibadah (masjid), kantin
sehat di dalam area sekolah, wifi area, lapangan olah raga, sarana praktik siswa memadai
misalnya labolatorium praktik dan lain-lain. Selain itu, jumlah PTK banyak yakni 44 PTK
dengan kualifikasi pendidikan terakir S1.

5
Intangible assets merupakan aset yang tak kasat mata. Aset yang tak kasat mata ini
dimiliki oleh SMK YPUI Parung tercermin dari kemampuan PTK untuk menciptakan nilai
lebih dalam segala hal. Misalnya PTK ketika membuat media promosi dalam sebuah banner
menampilkan sosok orang nomor satu di Indonesia saat ini yakni Presiden Joko Widodo
sedang foto bersama dengan siswa/siswi YPUI Parung. Aset tak kasat mata lainya ada dalam
bentuk tulisan-tulisan motivasi dan sejenisnya yang sulit ditiru/diciptakan oleh pesaingnya
karena sebagian besar tulisan-tulisan itu merupakan hasil dari pemikiran mendalam PTK dan
masih banyak aset tak kasat mata yang lainya.
Jika dilihat dengan menggunakan strategy generic Michael Porter, yang meliputi
empat hal yakni diferensiasi produk, kepeloporan biaya, fokus, serta respon yang cepat maka
dapat diketahuai; pertama, diferensiasi produk SMK YPUI Parung memiliki tiga program
kompetensi keahlian yakni Pemasaran, Akuntansi dan Teknik Komputer Jaringan. Kedua
kepeloporan biaya, strategi penetapan biaya di SMK YPUI Parung untuk biaya masuk awal
siswa baru tinggi dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang berada didekatnya, Biaya SPP
ringan, serta sistem pembayaran yang dapat dicicil bahkan sampai setelah lulus ada yang baru
dilunasi. Ketiga respon yang cepat, SMK YPUI Parung selalu mengedepankan pelayanan
yang cepat, tepat dan memuaskan kepada pelanggan baik internal dan eksternal-nya. Serta
selalu merespon perkmbangan dan kemajuan IPTEK terkini. Keempat, fokus untuk
menciptakan keunggulan bersaing SMK YPUI Parung memfokuskanya pada tiga program
kompetensi keahlian yakni Akuntansi, Pemasaran dan Teknik Komputer Jaringan. Selain itu
SMK YPUI Parung secara tidak langsung dalam menerima peserta didiknya memfokuskan
memfokuskan pada segmen menegah keatas.
Namun, tidak dapat dipungkiri persoalan penerapan manajemen pengetahuan dan
pengetahuan berbasis strategi juga dialami oleh PTK. Berdasarkan data hasil evaluasi diri
SMK YPUI Parung dengan menggunakan QC-Akreditasi SMK sebagai parameternya adalah
8 (Delapan) Standart Nasional Pendidikan dari Badan Akreditasi Pendidikan (BSNP)
diketahui bahwa tahun 2016 perolehan nilai komponen akreditasi (dalam skala ratusan) untuk
komponen standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan memperoleh nilai terendah
dibandingkan dengan 7 (tujuh) komponen standar yang lain. Yakni dengan skor nilai 77
(Tujuh Puluh Tujuh). Standar isi memperoleh nilai 92, standar proses 92, standar kompetensi
lulusan 96, standar sarana prasarana 81, standar pengelolaan 90, standar pembiayaan 95, dan
standar penilaian 96.
Selain itu, persoalan yang lain adalah adanya perbedaan karakteristik PTK misalnya
dari segi latar belakang pendidikan yang dimiliki. Karena PTK semuanya tidak berasal dari
perguruan tinggi yang sama. Ada PTK yang berasal dari perguruan tinggi tergolong cukup
bagus dan ada yang kurang bagus jika dilihat berdasarkan rating penilaian dari Dikti.
Pemahaman dan penyikapan atas sesuatu hal masing-masing PTK juga berbeda, lebih-lebih
terhadap sesuatu hal yang baru. Persoalan yang muncul lainya adalah terkait pemahaman
tugas pokok dan fungsi yang diemban PTK, persoalan pemberian kompensasi yang terkadang
belum sesuai dengan harapan para PTK, banyak PTK yang mengajar lebih dari dua tempat,
belum adanya PTK yang induk NUPTKnya di SMK YPUI tersertifikasi atau ada beberapa
yang tersertifikasi tetapi induk NUPTK-nya bukan SMK YPUI, tidak semua PTK mengajar
mata pelajaran linear dengan kompetensi yang dimiliki, inisiatif untuk menciptakan sesuatu
yang baru sehingga menjadi ciri khas SMK YPUI masih tergolong rendah hal ini terlihat
masih adanya pemikiran bahwa jika di sekolah lain ada perubahan baru maka sekolah diminta
mengkutinya dengan perubahan yang sama persis (meniru). Contoh riilnya misalnya masalah
kegiatan setelah Ulangan Akhir Semester (UAS). Jika sekolah lain selesai UAS ada yang libur
(tidak ada Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)), masuk sekolah tetapi kegiatanya bebas dan
para siswanya pulang tidak aturan. Untuk di SMK YPUI usai UAS siswa tetap masuk seperti
biasa pulang sesuai dengan jam-jam KBM biasa. Namun, beberapa PTK terkadang
membanding-bandingkan dengan sekolah lain. Membandingkan dengan sekolah lain tidak
masalah jika yang dibandingkan adalah sisi positif. Menjadi masalah adalah jika yang

6
dibandingkan sisi negatifnya serta sisi negatif itu yang ditiru. Terkadang beberapa PTK tidak
mendukung kebijakan positif yang diambil oleh Kepala Sekolah.
Kondisi itulah yang menghambat SMK YPUI Parung dalam mewujudkan visi dan
misinya, mengembangkan sekolah, serta memenangkan dalam persaingan. Tidak dapat
dipungkiri masing-masing sekolah juga menerapkan manajemen stratejik yang disesuaikan
dengan kemampuan sekolahnya serta memiliki nilai/value yang berbeda dengan SMK YPUI
Parung.
SMK YPUI Parung adalah penyelenggaraan pendidikan di sekolah sebagai sistem
terdiri dari konteks, input, proses, output dan outcome diselenggarakan terkesan masih
setengah-setengah dan masih terfokus pada pengembangan bangunan, terlepas dari adanya
faktor-faktor yang melatarbelakanginya. Sekolah lebih merupakan subordinasi dari birokrasi
di atasnya. Harusnya sekolah tidak boleh kehilangan kemandiriannya, terpasung kreatifitasnya
atau inisiatifnya, rendah keluwesanya, dan rendah keberanian moralnya untuk memberikan
hal-hal baru yang diperlukan untuk memajukan sekolah.
Jika dipelajari dan dianalisa lebih mendalam persoalan pendidikan sangat kompleks.
Begitu juga di SMK YPUI Parung. Persoalan akan selalu muncul seiring dengan
perkembangan waktu. Oleh karena itu, pada tesis ini difokuskan pada: PTK (Pendidik dan
Tenaga Kependidikan) di SMK YPUI Parung. Terkait bagaimana penerapan knowledge
management (KM) dan knowledge based strategy (KBS) secara individu maupun kolektif.
Secara individu untuk mengetahui bagaimana penerapan KM dan KBS terkait efektifitas karir
individu dan tugas keprofesianya. Secara kolektif untuk mengetahui penerapan KM dan KBS
untuk mewujudkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang akan mendorong terwujudnya
keunggulan bersaing yang berkelanjutan (sustainable competitive advantages).
Penerapan knowledge managemen pada penelitian ini dilihat dengan menggunakan 7
(tujuh) dimensi pengukuran yaitu: (1) mencipta pengetahuan (knowledge creation); (2)
menyimpan pengetahuan (knowledge storage); (3) berbagi pengetahuan (knowledge sharing);
(4) memperbaharui pengetahuan (knowledge update); (5) dukungan kepemimpinan
(leadership); (6) teknologi (technology) dan (7) budaya (culture). Tujuh dimensi pengukuran
tersebut penulis berpijak pada pendapat Nonaka dalam (Sri Suwarsi, dkk, 2012:40-41) bahwa
implementasi knowledge management adalah suatu proses untuk menciptakan
mendokumentasikan, berbagi serta memperbaharui pengetahuan dalam organisasi yang
didukung oleh pilar-pilar utama perusahaan yang meliputi leadership, dan teknologi sehingga
menjadi budaya sharing knowledge.
Penerapan KBS diukur dengan menggunakan analisis SWOT serta strategi SWOT
yakni strategi SO, ST, WO, dan WT. Sedangkan keunggulan bersaing dilihat dengan
menggunakan strategy generic Michael Porter yakni diferensiasi produk, kepeloporan biaya,
fokus dan respon yang cepat. Sedangkan keunggulan bersaing berkelanjutan dilihat dari
bagaimana sekolah memiliki nilai (value) yang berbeda, serta value itu tidak mudah untuk
ditiru oleh sekolah lain.
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah penelitian di atas, maka penulis
merumuskan rumusan masalahnya sebagai berikut; (1) Bagaimana penerapan knowledge
management pada SMK YPUI Parung-Bogor?; (2) Bagaimana penerapan knowledge basedstrategy pada SMK YPUI Parung-Bogor?; (3) Bagaimana penerapan knowledge management,
dan knowledge based-strategy untuk menciptakan keunggulan bersaing berkelanjutan
(sustainable competitive advantages) pada SMK YPUI Parung-Bogor?; (4) Bagaimanakah
strategi yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penerapan knowledge management,
dan knowledge based-strategy untuk menciptakan keunggulan bersaing berkelanjutan pada
SMK YPUI Parung-Bogor?

7
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia
Kata manajemen menjadi topik bahasan diberbagai kalangan, tidak hanya kalangan
pebisnis, tetapi juga para pelaku pendidikan. Secara umum manajemen digunakan untuk
mencapai sasaran dan kinerja tinggi pada suatu organisasi yang berorientasi profit maupun
non profit. Dengan adanya ilmu manajemen, kegiatan industri dapat berjalan lebih produktif,
efektif dan efisien (Agung Feryanto, dkk, 2013: 2). Manajemen adalah suatu proses baik
dalam tataran pikir maupun praktis secara individu untuk memimpin dirinya maupun kolektif
untuk dirinya dan orang lain, memberikan bimbingan, serta mengarahkan orang-orang dalam
suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Lebih lanjut di
jelaskan bahwa manajemen merupakan subyek yang sangat penting karena terdapat usahausaha untuk menetapkan sasaran, bukan saja ditujukan untuk mengidentifikasikan,
menganalisa, dan menetapkan tujuan-tujuan yang harus dicapai tetapi untuk mengombinasi
secara efektif bakat orang-orang dan menggunakan sumber-sumber materiil (Wardahana,
2007:8).
Untuk mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan, dibutuhkan sarana (tools) yang
meliputi: manusia (man), bahan (material), mesin (machine), metode (methods), dan pasar
(market) (Agung Feryanto, dkk, 2013:6-11). Keberhasilan manajemen tidak dapat terlepas
dari prinsip-prinsip manajemen yang menjadi dasar dan nilai pada manajemen itu sendiri.
Henry Fayol dalam buku General and Industrial Management, mengatakan bahwa prinsipprinsip manajemen meliputi: (1) pembagian kerja (Division Of Work); (2) wewenang dan
tanggung jawab (authority and responsibility); (3) disiplin (dicipline), (4) kesatuan perintah
(unity of command); (5) kesatuan pengarahan (unity of direction), mendahulukan kepentingan
umum daripada kepentingan pribadi (subordination of individual interest to general interest);
(6) penggajian (remuneration of personal); (7) pemusatan wewenang (centralization); (8)
rantai scalar (scalar chain); (9) keadilan (equity) dan kejujuran (honesty); (10) pemantapan
jabatan (stability of turnover personnel); (11) prakarsa (initiative); dan (12) solidaritas
(solidarity).
Fungsi-fungsi manajemen meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), staffing, pengarahan dan pengendalian (Harold T. Amrine, et al. 1985:28).
Sejalan dengan hal tersebut di atas, Siagian dalam (Sutomo, dkk 2007:14) manajemen
mencakup empat aktifitas yaitu planning, organizing, Actuing dan controlling.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) juga biasa disebut dengan Manajemen
Pesonalia. Berbicara persoalan Manajemen SDM tentu kita tidak dapat melupakan salah
seorang tokoh dunia yaitu Robert Owen yang lahir di Newton, Powys, Montgomeryshire,
Wales, pada tahun 1771. Beliau dikenal sebagai bapak manajemen personalia. Salah satu
pemikiranya adalah apabila tenaga kerja diberi perhatian baik berupa kompensasi, kesehatan
maupun tunjangan oleh pimpinan perusahaan, mereka akan memberikan keuntungan pada
perusahaan. Selain itu, kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern
dan intern pekerjaan. Selanjutnya apa yang disampaikan oleh Robert Owen didukung oleh
konsultan manajemen yaitu Henry Laurance Gantt.
Manajemen SDM adalah penerapan manajemen yang berkaitan dengan perencanaan,
pengadaan, kompensasi, pemilihan, dan pengembangan SDM (Nurul Oktima, 2012:185).
Sedangkan menurut (Zainal, Veithzal Rivai, dkk, 2009:1) menyebutkan bahwa manajemen
sumber daya manusia adalah suatu ilmu atau cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan
sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat
digunakan secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan
dan masyarakat menjadi maksimal. Sejalan dengan pengertian tersebut di atas, Byars dan Rue
dalam (Al-Fajar, Siti dan Heru, Tri. 2015:2) mengartikan manajemen sumber daya manusia
adalah desain aktivitas yang mencakup pengadaan dan pengorganisasian sumber daya
manusia.

8
Manajemen Pengetahuan
Knowledge adalah bentuk primer dari capital (Sampurno, 2013:64-66). Kapital-kapital
yang lain adalah dependen dan turunan (derivate) dari knowledge. Knowledge is a
fundamental factor, and its successful application helps our organization to deliver creative
services or product (Def Raj Ad hikari, 2010:95). Sejalan dengan pendapat tersebut, Nonaka
and Takeuchi (1995), knowledge is a dynamic human process of justifying personal belief
toward the Truth.
Nonaka dalam (Dev Raj Adhikari, 2010:96), there are two types of knowledge: (1)
tacit knowledge and (2) explicit knowledge. Explicit Knowledge bersifat formal dan sistematis
yang mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi. Explicit knowledge dapat dijabarkan sebagai
berikut: (1) dapat ducapkan secara tepat dan resmi; (2) mudah disusun, didokumentasikan,
dipindahkan, dan dibagi. Penerapan explicit knowledge ini lebih mudah karena pengetahuan
yang diperoleh dalam bentuk tulisan atau pernyataan yag didokumentasikan, sehingga dapat
dipelajari secara independent. Tacit knowledge pada dasarnya dikembangkan melalui
pengalaman yang sulit untuk diformulasikan dan dikomunikasikan. Karena tacit knowledge
tidak dinyatakan dalam bentuk tulisan, melainkan yang terdapat dalam benak orang-orang
yang ada dalam organisasi.
Sedangkan OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)
mengklasifikasikan knowledge menjadi empat tipe yaitu: know-what, know-why. Know-how
dan know-who (Sampurno, 2013:65-66). Keempat tipe itulah yang membedakan luas cakupan
anatara pengetahuan dan informasi.
Secara sederhana Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management atau disingkat
(KM) didefinisikan sebagai serangkaian proses penciptaan nilai dengan menggunakan
knowledge based assets. Nonaka dalam (Sri Suwarsi, dkk, 2012: 140) mengatakan bahwa
implementasi manajemen pengetahuan adalah suatu proses untuk menciptakan,
mendokumentasikan, berbagi, serta memperbaharui pengetahuan dalam organisasi yang
didukung oleh pilar-pilar utama perusahaan yang meliputi leadership, dan teknologi, sehingga
menjadi suatu budaya sharing knowledge di perusahaan.
Menurut Collison dan Parcell dalam (Ghalib, 2004:9) KM adalah wilayah yang
kompleks, yang menjangkau batas-batas pembelajaran dan perkembangan, teknologi
informasi, dan sumber daya manusia. Model yang ditawarkan oleh Collison dan Parcell
bahwa kesuksesan KM dalam berinteraksi diantara ketiga elemen pokok yaitu orang, proses
dan teknologi.
Ketiga elemen pokok tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Orang, mengandung arti bahwa pengetahuan berasal dari orang. Orang merupakan bentuk
dasar untuk membentuk pengetahuan baru. Tanpa ada orang tidak akan ada pengetahuan
atau sumber pengetahuan ada tetapi tidak ada yang mampu menerjemahkan.
2. Teknologi merupakan infastruktur yang terstandart, konsisten dan dapat diandalkan dapat
mendukung kinerja perusahaan. Sebuah studi yang dilakukan oleh (Kasra Madadiponya,
2015:12-30) yang berjudul A review on the strategic use of IT Aplications In Acheving
and Sustaining Competitive advantage dituliskan bahwa penerapan teknologi informasi
tumbuh secara cepat serta signfikan pada dekade terakhir.
3. Proses yang terdiri dari menangkap, menyaring, mengesahkan, mentransformasikan dan
menyebarkan pengetahuan keseluruh perusahaan yang dilengkapi dengan prosedur dan
proses tertentu.
Sedangkan Rosenberg dalam karyanya yang berjudul E-learning: Strategies for
delivering knowledge in the digital age yang dikutip oleh Yusak Anshori (2005:41)
mengidentifikasi luas lingkup KM kedalam tiga tingkatan yaitu: Level 1: Document
Management; Level 2: Information creation, sharing and management; dan Level 3:
Enterprise Intelligent.

9
Pengetahuan Berbasis Strategi
Strategi dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang mengarahkan bagaimana masingmasing individu dapat bekerjasama dalam suatu organisasi, dalam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi (Sofjan Assauri, 2013:3). Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa strategi
merupakan serangkaian tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan pengalokasian
sumberdaya, kapabilitas, dan kompetensi organisasi sehingga dapat memperoleh keberhasilan
di dalam lingkungan organisasi baik internal dan eksternal sekaligus mendorong terciptanya
keunggulan bersaing organisasi yang berkelanjutan
Unsur-unsur strategi (Sofjan Assauri, 2013:5-6) adalah sebagai berikut:
1) gelanggang aktifitas atau arena dimana organisasi beroperasi
2) sarana kendaraan atau vehicle yang digunakan unruk dapat mencapai arena sasaran.
3) Pembeda yang dibuat atau differentiators
4) Tahapan rencana yang dilalui atau staging, yang merupakan penetapan waktu dan
langakah dari pergerakan dari suatu strategi atai strategic moves.
5) Pemikiran yang ekonomis atau ekonomic logic, merupakan gagasan yang jelas tentang
bagaimana manfaat atau keuntungan yang akan dihasilkan).
Fungsi dari strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun dapat
diimplementasikan secara efektif. Berikut adalah fungsi strategi yang hars dilakukan secara
simultan (Soffjan Assauri, 2013:7):
1) mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai kepada orang lain.
2) Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan organisasi dengan peluang
dari lingknganya
3) Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesusksesan yang didapat sekarang,
sekaligus menyelidiki adanya pleluang-peluang baru.
4) Menghasilkan dan membangkitkan sumber-sumber daya yang lebih banyak dari yang
digunakan sekarang.
5) Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan atau aktifitas organisasi ke depan.
6) Menanggapi serta bereaksi atas keadaan yang baru dihadapi sepanjang waktu.
Pengetahuan berbasis strategi merupakan hubungan antara sumber daya dan
kapabilitas berbasis pengetahuan dengan strategi kompetitif (Yusak Anshori, 2005:42). Lebih
lanjut dijelaskan pula bahwa kerangka kerja (frame work) SWOT tradisional memberikan
dasar dalam mengembangkan strategi berbasis pengetahuan. SWOT analisis dapat dijadikan
sebagai ukuran benchmaking terhadap pesaing (Eko Wahyu Widayat, 2014:72-73). Analisis
SWOT merupakan analisis tentang kondisi internal perusahaan yang berupa faktor kekuatan
(strength) dan kelemahan (weakness) maupun faktor eksternal yang berupa (opportunity) dan
ancaman (threat). Dengan mengetahui keempat komponen tersebut, dapat dibuat berbagai
strategi seperti (1) menggunakan kekuatan untuk menangkap peluang, (2) menggunakan
kelemahan untuk menangkap peluang yang ada, (3) menggunakan kekuatan untuk
menghadapi ancaman serta (4) meminimalisir kelemahan dalam menghadapi ancaman yang
datang dari luar.
Sekolah Menengah Kejuaruan, Sekolah Bermutu dan Manajemen Berbasis Sekolah
Pendidikan merupakan upaya yang dapat mempercepat pengembangan potensi
manusia untuk mampu mengemban tugas yang dibebankan padanya, karena hanya manusia
yang dapat dididik dan mendidik. Pendidikan dapat mempengaruhi perkembangan fisik,
mental, emosional, moral, serta keimanan dan ketakwaan manusia (Saud dan Makmun,
2009:6). Sekolah menengah kejuruan menjadi semakin urgen sejak berawal dari tahun 1950
an sampai dengan 1984 an dari berbagai pembicaraan mengenai nama pendidikan teknologi
dan kejuruan memiliki beragam pandangan. Istilah Teknologi menjelaskan tentang bidang
spesialisasi, sedangkan kejuruan cenderung penekananya adalah jabatan. Berdasarkan istilah
teknologi dan kejuruan secara operasional merupakan penggabungan dari sekolah kejuruan
teknologi dan sekolah kejuruan non teknologi (Djohar, 2009:372-373).

10
UU No. 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan
pndidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu. Dalam tulisan yang berjudul pendidikan teknologi dan kejuruan (Djohar, 2009:373)
untuk memudahkan pembahasan menggunakan kata pendidikan kejuruan yang secara
fungsional mencakup semua program keahlian diberbagai jenjang yang bertujuan untuk
membantu peserta didik mengembangkan potensinya kearah suatu pekerjaan atau karier.
The United Congress mendefinisikan pendidikan kejuruan sebagai berikut:
Vocational education as organized educational programs wich are directly related
to The preparation of individuals for paid or unpaid employment, or for additional
preparation for a career requiry other than a baccalaureate of advanced degree
(Djohar, 2009:373).
Pendidikan teknologi dan kejuruan memiliki beberapa karakteristik yang tercermin
dalam aspek-aspek yang berkaitan dengan perencanaan kurikulum yaitu: aspek orientasi
pendidikan, justifikasi dan eksistensi, fokus kurikulumnya, kriteria keberhasilanya, kepekaan
terhadap masyarakat, sarana dan perlengkapan belajar, dan hubungan kerjasama dengan
masyarakat dunia usaha atau dunia industri (Djohar, 2009:382).
Manajemen berbasis sekolah (MBS) diartikan sebagai model pengelolaan yang
memberikan otonomi (kewenangan dan tanggung jawab) lebih besar kepada sekolah,
memberikan fleksibilitas atau keluwesan-keluwesan kepada sekolah, dan mendorong
partisipasi secara langsung warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan
masyarakat (orangtua siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya) untuk
meningkatkan mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku (Dirjed PMPTK, 2010:14-15).
Sekolah bermutu merupakan dambaan setiap orang dengan harapan adanya sekolah
bermutu akan memberikan kontribusi kepada pendidikan yang bermutu. Masyarakat
mengharapkan putra dan putrinya untuk memperoleh pendidikan yang bermutu agar mampu
bersaing dalam memperoleh berbagai peluang baik dalam meraih pekerjaan maupun dalam
menjalani hidup.
Persoalan pendidikan yang bermutu tentu kita harus memahami tentang konsep mutu,
manajemen mutu, dan penjaminan mutu. Muatu atau dalam bahasa inggris disebus sebagai
quality dapat ditinjau dari dua persfektif konsep. Konsep pertama adalah konsep absolut
mutlak dan konsep yang kedua adalah konsep relatif (Ali, 2009:343).
Manajemen mutu itu sendiri pada hakekatnya menggambarkan kepada semua aktifitas
dari fungsi manajemen secara keseluruhan, mulai dari perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian hingga kepemimpinan, yang menentukan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung
jawab, serta implementasinya melalui alat-alat manajemen, seperti perencanaan,
pengendalian, penjaminan dan peningkatan mutu (Ali, 2009:343).
Tujuan utama penjaminan mutu adalah untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam
produksi dengan cara mengusahakan agar setiap langkah dilaksanakan, setiap sumber daya
yang digunakan, dan setiap aspek yang terlibat dalam proses produksi dievaluasi secara terus
menerus untuk mencegah terjadinya kesalahan atau kekeliruan (Ali, 2009:348).
Di Indonesia kita juga mengenal penjaminan mutu yaitu Akreditasi yang dilaksanakan
oleh Badan Akreditasi Nasional (BAN). Untuk di perguruan tinggi dilakukan oleh Badan
Akreditasi Nasional Perguruan tinggi dan untuk di sekolah atau madrasah oleh Badan
Akreditasi Nasional Sekolah atau Madrasah (Ali, 2009:351-359).
Akreditasi sekolah atau madrasah di Indonesia didasarkan adanya tuntutan kualitas
pendidikan harus sesuai dengan apa yang seharusnya dan apa yang diharapkan masyarakat.
Akreditasi dijadikan sebagai suatu standar atau patokan yang dijadikan pagu (benchmark),
dan setiap sekolah secara bertahap dibina untuk menuju kepada pencapaian standar yang
dijadikan pagu tersebut baik menyangkut aspek masukan, proses maupun keluaranya. Pagu
kualitas pendidikan nasional dijadika sebagai upaya minimal yang harus dilakukan dalam
peningkatan kualitas pendidikan. Akreditasi sekolah di Indonesia diarahkan bukan hanya

11
untuk menentukan status kualitas sekolah saja, melainkan diarahkan untuk berbagai
kepentingan antara lain: (1) untuk memperoleh gambaran kinerja sekolah yang dapat
digunakan sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu pendidikan di
sekolah, dan; (2) untuk menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan
pelayanan pendidikan (Dinas Pendidikan Pemprov Jabar, 2016:1).
Instrument Akreditasi Sekolah atau Madrasah di indonesia dikembangkan dari 8
(delapan) standar nasional pendidikan yaitu: (1) Standar isi; (2) Standar proses; (3) Standar
kompetensi lulusan; (4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan; (5) Standar sarana dan
prasarana; (6) Standar pengelolaan; (7) Standar pembiayaan dan (8) Standar penilaian.
Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
Keunggulan bersaing yang berkelanjutan sebagai kelangsungan manfaat dan
penerapan strategi penciptaan nilai yang unik sehingga pesaing tidak dapat menirunya Borney
dalam (Mohammad Hakkak dan Masoud (2015:300). Kevin dalam (Mohammad hakkak dan
Masoud, 2015:300) menjelaskan bahwa keunggulan bersaing berkelanjutan terkait dengan
upaya perusahaan dalam membangun dan mempertahankan keuntungan jangka panjang.
Lebih lanjut Kevin mengatakan bahwa keunggulan bersaing berkelanjutan dipengaruhi oleh
tiga faktor yaitu ukuran target pasar, akses terhadap sumber daya dan pelanggan, dan
pembatasan kekuasaan pesaing. Menurut Sofjan Assauri, guru besar tetap ilmu ekonomi
universitas Indonesia dalam bukunya yang berjudul strategic management sustainable
competitive advantages mengatakan bahwa suatu perusahaan baru dapat memiliki keunggulan
bersaing bila perusahaan tersebut berhasil merancang dan mengimplementasikan strategi
penciptaan nilai atau value. untuk dapat menjalankan bisnis perusahaan, perusahaan tidak
akan menikmati keunggulan bersaing berkelanjutan apabila hanya memproses resources
capabilities. Competitive advantage has been shown increasingly to rely on the effective
management of knowledge (Remy Magnier-Watanabe and Dai Senoo, 2009:214).
Organisasi tidak akan mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan jika hanya
mengikuti product market based strategy atau resource based strategy saja. Sumber daya
pengetahuan memberikan basis yang kuat bagi perusahaan untuk menciptakan keunggulan
bersaing berkelanjutan. Untuk megembangkan pengetahuan berbasis strategi dalam rangka
penciptaan keunggulan bersaing yang berkelnjutan diperlukan upaya yang berkesinambungan,
membutuhkan pemahaman kedepan serta perencanaan yang komprehensif. Keunggulan
kompetitif (Warren J. Keegan, 2007:5) merupakan konsep dasar pemasaran yang kedua.
Sedangkan yang pertama adalah nelai pelanggan dan persamaan nilai.
Selain itu, untuk menciptakan keunggulan bersaing kita juga mengenal yang namanya
generik competition dari Michael Porter. Sebuah perusahaan dapat bersaing antara lain
melalui; diferensiasi, kepeloporan biaya, fokus dan respon yang cepat (Barry Render dan Jay
Heizer, 2001:28-29).

12

Kerangka berfikir penelitian

Penerapan Manajemen
Pengetahuan dan Pengetahuan
Berbasis Strategi di SMK YPUI
Parung

Penelitian Terdahulu
Aldi dan Utomo, 2003
D. Elnath Aldi, 2005
Yusak Anshori, 2005
Juan-Gabriel Cegarra-Navaro dan
Gabriel-Carrion, 2010
Cheng Lin Tan dan Aizzat Mohd
Nasurdin, 2011
Ingi Runar Edvarson dan Gudmundur
Kristjan Oskarsson, 2011
Mario Javier Donate dan Fatime
Guadamillas, 2011
Umi Rusilowati, 2012
Keh-Luh Wang, Chi Chiang, dan ChuMel Tung, 2012
Emad M. Kamhawi, 2012
Sima Fattahiya, Reza Hoveida, Seyed
Ali Siadat dan Huoshang Tallebi, 2012
Endang Retnoningsih, Dyah Putri Utami,
2013
Kyung Jin Cha, Yang Sok Kim,
Byeonghwa Park dan Choong Kwon
Lee, 2015
Muhammad Hakkak dan Masoud
Ghodsi, 2015
Hoang Pham Huy dan Aye Aye Khin
2015
Jiayu Chi dan Ling Sun, 2015
Kenneth Chukjwujioke Aghim dan
Adama J. Idris, 2015
Kashif Akram, Nasir Mehmood dan
Imran Khan, 2015
Sangeeta Shah Bharawaj, Sumedha
Chauhan dan Aparna Raman, 2015
Saide dan Mahendrawati, 2015
I. Gutierrez,JM,Alcaras,Isusaeta,
E.RamonPin, 2015

Agung Feryantao, dkk,


2013
Harold T. Amrine, et al,
1985
Nina Rahmayanti, 2010
Nurul Oktima, 2012
Wardhana, 2007
Diding Nurdin, 2009
Sutomo, dkk, 2007

Teori
Manajemen

Agung Feryanto, dkk,


2013
Nurul Oktima, 2012
Zainal, Vietzal Rivai,
dkk 2009
Al-Fajar, Siti dan Heru,
Tri, 2015
Harold T. Amrine, et.al,
1985
Mochtar Riady, 1999
Ricky W Griffin dan
Ronald J. Ebert, 2013
Gary Dessler, 1986

MSDM

Dev Raj Adhikari, 2010


Sampurno, 2013
Pohl, 2000
Yusak Anshori, 2005
Walid Qassim Qwaider,
2011
Gupta dan McDaniel, 2002
E.C.Kcheng, 2015
Masra Madadiponya, 2015
Jiau Chi dan Ling Sun,
2015
John Girand, 2015
Sri Suwarsih, 2012

Sofjan Assauri, 2013


Yusak Anshori, 2005

Eko Wahyu Widayat, 2014

Saud dan makmun, 2009


Dirjend PMPTK, 2010

Djohar, 2009
Ali, 2009

Mohammad Hakkak dan Masoud, 2015


Sofjan Assauri, 2013
Remy Magnier-Watanabe dan Dai Senoo, 2009
Yusak Anshori, 2005
Warren J. Keegan, 2007
Barrry Render dan Jay Heizer, 2001

Kondisi Saat Ini

Manajemen
Pengetahuan

Manajemen
Pengetahuan

Pengetahuan
Berbasis
Strategi

Pengetahuan
Berbasis
Strategi

SMK, SB,
MBS

Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan

Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan
Kesenjanga
n

Proposisi

Gambar 1 Flowcart Kerangka Penelitian

Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan SMK
YPUI

13

METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian ini adalah SMK YPUI Parung yang beralamat di Jl. H. Mawi Raya
Rt.01 Rw 01 Kecamatan Parung Kabupaten Bogor Jawa Barat Kode Pos 16330 Telp. (0251)
8603791.
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara
alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip-prinsip baru
yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta
teknologi (Margono, 2005:1). Penelitian juga dikatakan sebagai kegiatan spionase untuk
mencari, memata-matai, dan menemukan pengetahuan dari lapangan yang dapat
dipertanggungjawabkan menurut kaidah-kaidah tertentu (Bagong Suyanto dan Sutinah,
2005:XIII).
Metode penelitian kombinasi atau mixed methods Menurut (Sugiyono, 2011: 404)
dikatakan sebagai suatu metode penelitian yang mengkombinasikan atau menggabungkan
antara metode kuantitatif dengan metode kualitatif untuk digunakan secara bersama-sama
dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih valid, komprehensif,
reliable dan obyektif. Pendapat lain juga ada yang mengatakan bahwa penelitian campuran
adalah penelitian yang menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif (Creswell, 2010:5).
Diperjelas lagi oleh Tashakori dan Teddi dalam (Titin Ariska Sirnayatin, 2013: 49) bahwa
mengkombinasikan pendekatan kualitatif dan kuantitatif ini muncul setelah adanya debat
berkepanjangan antara dua paradigma yang menjadi pedoman dari peneliti, kedua paradigma
tersebut adalah positivis/empiris yang menjadi dasar konseptual dari metode kuantitatif dan
paradigma konstruktivis/fenomenologi yang menjadi dasar dari metodologi kualitatif.
Dalam penelitian ini menggunakan strategi metode campuran sekuensial/bertahap
(sequential mixed methods) terutama metode eksploratori sekuensial. Dalam tahap pertama
mengumpulkan dan menganalisi data kualitatif dalam menjawab rumusan masalah pertama
sampai dengan keempat. Untuk melengkapi data kualitatif penelitian ini pada tahap kedua
digunakan data kuantitatif untuk mengetahui prosentase persepsi PTK terhadap penerapan
manajemen pengetahuan yang diukur dengan menggunakan tujuh dimensi pengukuran.
Metode kualitatif digunakan untuk menggalih data kualitatif dan menganalisisnya
terhadap penerapan manajemen pengetahuan dan pengetahuan berbasis strategi SMK YPUI
Parung. Maka pada penelitian ini data yang dikumpulkan berwujud kata-kata dari pada
deretan angka-angka. Data kualitatif merupakan sumber dari deskripsi yang luas dan
berlandasan yang kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam
ruang lingkup setempat. Bogdan dan Taylor dalam (Kaelan,2005: 5) mengatakan bahwa
prosedur kualitatif menghasilkan penelitian berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan
dengan pendekatan deskriptif kualitatif, dimana data-data diperoleh akan dianalisis dan akan
dideskripsikan secara kualitatif. Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami
penerapan manajemen pngetahuan dan pengetahuan berbasis strategi untuk menciptakan
sustainable competitive advantages pada SMK YPUI Parung. Metode kuantitif digunakan
untuk menggalih data persepsi PTK terhadap penerapan KM dan KBS. Data yang
dikumpulkan kemudian dibuatkan prosentase.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini setelah rumusan masalah
disusun adalah mengeumpulkan data selanjutnya dilakukan:
1. Diagnosa knowledge management (KM), dan knowledge based-strategy (KBS) . Untuk
mengetahui area manajemen mana yang lemah dilakukan diagnosa KM dengan
menggunakan 7 (Tujuh) dimensi yaitu; (1) Knowledge Creation (penciptaan
pengetahuan); (2) Knowledge Storage (Penyimpanan Pengetahuan); (3) Knowledge
sharing (berbagi pengetahuan); (4) Knowledge Update (Pembaharuan Pengetahuan); (5)
Leadership (Dukungan dari kepemimpinan); (6) Technology dan (7) culture. Untuk

14
mengetahui pada tingkatan level mana penerapan KM, peneliti menggunakan The
Knowledge Management Pyramid dari Rosenberg.
Selain itu, untuk melengkapi data nilai dan performansi KM maka dilakukan
pengamatan secara langsung terhadap dokumen yang ada dan aktivitas PTK, serta melalui
indep interview terhadap PTK.
2. Mengidentifikasi knowledge resource untuk mengetahui nilai kompetitif yang penting
bagi sekolah.
3. Analisis sustainable competitive advantages dengan menggunakan beberapa element yang
disesuaikan dengan penelitian ini yaitu:
Tabel 1
Aspek dan elemen untuk analisis sustainable competitive advantages
No
A

Aspek
Source of Advantage

B
1

Positional Advantage
Produk

Biaya

Lokasi

Promosi jasa

SDM

Bukti fisik sarana prasarana

Proses manajemen
pelayanan siswa

Performance Outcome

Element
Knowledge asset
Basic knowledge

knowledge management,

knowledge based strategy dan

school based management


1.
2.

Variasi pilihan program kompetensi keahlian


Nama sekolah

reputasi

prospek
1. Penetapan biaya: uang pangkal, SPP, dan biaya lainya
2. Discount
3. Beasiswa
4. Pembayaran : prosedur pembayaran
5. Syarat kredit : syarat cicilan
1. Lingkungan: dekat dengan jalan raya, obyek-obyek fital, mudah
dijangkau, lahan parkir luas, dan kondusif
2. Transportasi: angkutan umum dan tingkat kemacetan
1. Advertising
2. Promosi penjualan
3. Penjualan tatap muka dan kontak langsung
4. Kegiatan humas
1. Kompetensi guru
2. Kompetensi TU
3. Kompetensi pramubakti
4. Rasio guru dengan jumlah siswa
1. Gaya bangunan , kesesuaian segi estetika dan fungsional
2. Fasilitas penunjang: sarana prasarana pendidikan, peribadatan, lapangan
OR, keamanan
3. Rasio Sarana prasarana dengan jumlah siswa
1. Kualitas KBM: perencanaan-proses-hasil
2. Kualitas jasa administrasi reliability, responsiveness, assurance, dan
empathy
Source of advantage dan potentional advantage yang dimiliki SMK YPUI
dibandingkan dengan kompetitornya.

4. Hasil analisis kemudian dijadikan dasar dalam penyusunan model keunggulan


bersaing berkelanjutan pada SMK YPUI Parung.
5. Model yang disusun kemudian dilakukan FGD (Focus Group Discution).
Adapun tahapan penelitian dari awal hingga akhir penelitian ini dapat dilihat pada
flowchart kerangka penelitian di bawah ini.

15

Gambar 2 Flowcart tahapan penelitian


Proposisi penelitian memberikan arahan dalam mengidentifikasi dan mendapatkan
informasi yang relevan dalam mendukung penelitian. Proposisi studi yang dapat dirumuskan
adalah:
a. Kapabilitas dan resources sekolah memiliki potensi untuk membentuk dan meningkatkan
keunggulan bersaing yang berkelanjutan dengan mengintegrasikan pengetahuan individu
secara individu dan kolektif dengan pengetahuan yang ada disekolah dengan strategi yang
digunakan.
b. Keunggulan bersaing secara terus menerus pada kondisi persaingan yang dinamis
memerlukan inovasi dimana perlu adanya penggabungan baik melalui perluasan
kapabilitas yang ada sekarang untuk membentuk knowledge baru, atau menyusun ulang
knowledge yang ada sekarang dengan pola penggabungan yang baru.
Untuk menjawab kedua proposisi di atas, peneliti buat proposisi yang lebih sempit
yang disesuaikan dengan penelitian ini menjadi empat proposisi studi seperti pada tabel 3.2.
Pengumpulan data baik primer maupun skunder harus sesuai dengan proposisi yang
telah dibuat. Data primer dan data skunder di ambil peneliti kemudian dianalisis disesuaikan
dengan desain penelitian.
Tabel 2
Kaitan data dengan Proposisi
No
1

Proposisi
Knowledge managemen
dapat
menciptakan,
menyimpan, berbagi dan
memperbaharui
pengetahuan SMK YPUI

Data Yang Relevan


1. Data kondisi SMK YPUI Parung (Data PTK di SMK
YPUI Parung)
2. Data penerapan KM oleh PTK yang selama ini dsudah
dilakukan meliputi:
Data PTK dalam mencipta pengetahuan

Keterangan
Kesuksesan penerapan
KM dalam berinteraksi
dipengaruhi oleh 3
(tiga) elemen pokok
yaitu orang, proses dan

16
Parung-Bogor

(Knowledge Creation).
Data PTK dalam penyimpanan pengetahuan
(Knowledge Storage).
Data PTK dalam melakukan aktifitas berbagi
pengetahuan (Knowledge sharing)
Data PTK dalam melakukan pembaharuan
pengetahuan (Knowledge Update) yang dimiliki
Data tentang dukungan kepemimpinan (Leadership)
untuk penerapan KM
Data tentang dukungan teknologi (Technology)
dalam penerapan KM
Data tentang budaya (culture) yang mendukung
penerapan KM.
Data Penerapan KBS oleh PTK

tenologi.

Knowledge Based-strategy
dapat ditemukan strategi
yang tepat untuk SMK
YPUI Parung-Bogor

Knowledge Management,
dan Knowledge Based
Strategy
untuk
menciptakan keunggulan
bersaing
berkelanjutan
(sustainable competitive
advantages) pada SMK
YPUI Parung-Bogor
Strategi yang dilakukan
untuk mengatasi hambatan
dalam
penerapan
knowledge management,
dan knowledge based
strategy
untuk
menciptakan keunggulan
bersaing
berkelanjutan
pada SMK swasta YPUI
Parung-Bogor

Berdasarkan data dari proposisi 1 dan 2 kemudian


diintegrasikan untuk mendapatkan model keunggulan
bersaing yang berkelanjutan.

Data kendala yang dihadapi dalam penerapan KM dan


KBS serta strategi yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan dalam penerapan KM dan KBS selama ini.

Pengetahuan berbasis
strategi
sebagai
penyeimbang
antara
resource
dan
kapabilitas
yang
dimiliki
dengan
pengetahuan
yang
dimiliki
untuk
menghasilkan
keunggulan
yang
kompetitif.
Untuk
membangun
keunggulan
bersaing
harus dilakukan secara
tepat dan berkelanjutan
dengan
menyusun
strategi
dan
mengimplementasikann
ya.
Pengalaman
adalah
salah
satu
sumber
pengetahuan
yang
berharga.

Untuk menjamin validitas data yang diperoleh, dalam penelitian ini peneliti
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemerikasaan kebenaran suatu
data dengan cara membandingkan dengan data yang diperolah dari sumber lain, pada fase
penelitian lapangan, pada waktu yang berlainan (Nasution, 2003:115; Meleong, 2006: 330).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua teknik triangulasi yaitu: triangulasi sumber
dan triangulasi metode. Uji Reliabilitas merupakan uji kehandalan yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh alat ukur dapat diandalkan atau dipercaya.
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari dua sumber yakni sumber primer dan
sumber skunder. Data primer diambil peneliti melalui indep interview (wawancara mendalam)
serta pengamatan langsung dari peneliti. Mengingat peneliti merupakan informan kunci (key
informan) dalam penelitian ini. Karena peneliti merupakan salah satu PTK yang ada di SMK
YPUI Parung. Sumber skunder diperoleh dari sumber pustaka tertulis dan dokumen-dokumen
yang mendukung dalam penelitian ini.
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data menggunakan 4 (Empat) metode pokok
yang saling berkaitan dan melengkapi, yaitu;
a. Metode Wawancara
Metode wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan jalan
komunikasi, yakni melalui kontak atau hubungan pribadi anatara pengumpul data
(pewawancara) dengan sumber data (responden) (Rianto Adi, 2004:72). Wawancara yang

17
digunakan dalam penelitian ini adalah Indep Interview (wawancara mendalam) yang
dilakukan dengan PTK di SMK YPUI Parung dengan beberapa kriteria.
Sebagai key informan disini adalah peneliti sendiri. Selain itu, kriteria yang harus
dipenuhi adalah bahwa PTK tersebut bertugas di SMK YPUI Parung. Sedangkan
informan yang dijadikan pembanding untuk menggalih data performace outcome SMK
YPUI Parung sebagai kriteria untuk dapat dijadikan informan adalah PTK selain bertugas
di SMK YPUI Parung juga bertugas di sekolah lain. Selain itu, PTK tersebut punya
saudara yang sekolah di sekolah lain atau tempat tinggal PTK tersebut berdekatan dengan
sekolah lain. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh memiliki drajat kepercayaan yang
tinggi.
b. Metode Dokumentasi
Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui peninggalan tulisan berupa arsiparsip (surat-surat, catatan harian, dan laporan), buku-buku, agenda dan lain-lain yang
sudah ada (Rianto, Adi, 2004:61). Dalam penelitian ini dokumen-dokumen seperti suratsurat, catatan harian, laporan, diambil dari data yang sudah ada pada dokumen pribadi
PTK maupun dokumen sekolah.
c. Metode Survey
Survey dengan dengan menggunakan kuesioner digunakan sebagai verifikatif
terhadap penerapan manajemen pengetahuan PTK SMK YPUI Parung. Sebagai
populasinya adalah seluruh PTK YPUI Parung. Karena jumlah PTK hanya 44 maka
seluruh populasi digunakan. Tujuan menggunakan metode ini adalah untuk menjaring data
kuantitatif sehingga dapat diketahui prosentase dari masing-masing dimensi KM.. Data
yang diperoleh kemudian diolah dalam bentuk preentase.
d. Metode Observasi
Peneliti dalam mengadakan observasi atau pengamatan secara langsung terhadap
objek yang diteliti dalam kurun waktu beberapa hari (Arikunto, 1993:145). Teknik
observasi merupakan kegiatan yang pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan
menggunakan seluruh alat indera
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam
pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat ditemukan
hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data (Meleong, 2002 ; 103). Setelah data yang
terkumpul baik yang berasal dari indeep interview (wawancara mendalam) terhadap PTK
maupun dokumentasi, penulis mencoba menginterpretasikan dengan menggunakan metode
kualitatif. Analisis data dilakukan sejak awal proses pengumpulan data hingga akhir.
Dalam penelitian ini digunakan analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan atau verifikasi (Miles, 1992:16). Penyajian data merupakan analisis
rancangan deretan dan kolom-kolom sebuah matriks untuk data kualitatif dan menetukan jenis
dan bentuk data yang dimasukkan ke dalam Kotak-Kotak matriks (Miles, 1992:17). Dalam
penyajian data peneliti menyajikan data atau memberikan sekumpulan informasi yang
tersusun rapi sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan. Data yang disajikan sesuai dengan apa
yang diteliti. Penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah tinjauan ulang pada cacatan di
lapangan atau kesimpulan dapat ditinjau sebagaimana yang muncul dari data yang harus diuji
kebenarannya, kekokohannya yaitu merupakan validitasnya (Miles, 1992:19). Kesimpulan
dalam penelitian merupakan peninjauan ulang dari catatan yang diperoleh peneliti di
lapangan, dan kemudian data tersebut diinterpretasikan kembali melalui pandangan peneliti,
selanjutnya untuk ditarik suatu kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan Manajemen Pengetahuan di SMK YPUI Parung
Pengetahuan yang dimiliki PTK SMK YPUI Parung jika dilihat dari sifatnya dapat
digolongkan menjadi dua yaitu pengetahuan tacit dan pengetahuan ekplicit. Pengetahuan tacit

18
memiliki sifat yang sulit diformulasikan dan dikomunikasikan. Pengetahuan tacit tidak
dinyatakan dalam bentuk tulisan melainkan terdapat dalam benak orang-orang yang ada
dalam organisasi. Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa PTK rata-rata memiliki
pengetahuan dalam bentuk pengalaman yang cukup menjadi pengetahuan dirinya sendiri
karena tidak dapat dikomunikasikan. Misalnya ketika penulis sengaja berbincang-bincang
kepada pegawai TU, Hadi Wijaya dan Evi apakah kalian punya pengetahuan/pengalaman
pribadi yang tidak dapat dikomunikasikan kepada orang lain?
Setiap orang pasti punya Pak, pengetahuan atau pengalaman pribadi yang tidak
dapat dibagikan kepada orang lain karena sulit diungkapkan dengan kata-kata
(Wawancara senin, 30 Juni 2016 dengan Evi)
Pengetahuan ekplicit merupakan pengetahuan yang bersifat formal dan sistematis
mudah untuk dikomunikasikan dan dibagi. Karena pengetahuan ekplicit mudah disusun,
didokumentasikan, dipindahkan dan dibagi serta dapat diucapkan secara tepat dan resmi.
Pengetahuan ekplicit dapat tercermin dari dokumen-dokumen atau karya-karya yang dimiliki
PTK. Dokumen dalam bentuk hard file misalnya perangkat pembelajaran Silabus, RPP, Buku
Nilai, Modul, bahan ajar. Dokumen dalam bentuk soft file misalnya media pembelajaran
dalam bentuk power point, modul dalam bentuk pdf atau word, atau yang lainya. Pengetahuan
PTK tercermin ketika mengikuti rapat dalam menyampaikan pendapat atau gagasan,
memberikan kritik atau saran atau pertanyaan. Selai itu, pengetahuan PTK juga dapat
tercermin ketika PTK menjadi pembina upacara, PTK mengajar di dalam kelas menjelaskan
materi kepada peserta didik dan lain-lain.
Secara lengkap penggolongan pengetahuan yang dimiliki PTK dapat dilihat
pada gambar bagan berikut ini:

Tidak tertulis dapat didengar dan dilihat

Berdasarkan Bentuknya
Dokumen Tertulis yang dapat dibaca

Berdasarkan Sifatnya

Tacit
Ekplicit

Pengetahuan PTK
SMK YPUI Parung

Berdasarkan Kegunaan

Diri Sendiri
Orang Lain/Organisasi

Berdasarkan Sumbernya
Pengalaman Diri Sendiri
Pengalaman Orang Lain

Gambar 3 Klasifikasi Pengetahuan PTK SMK YPUI Parung


Sumber: Hasil identifikasi penulis
Pengetahuan yang dimiliki PTK dalam bentuk tacit baru dapat diketahui orang lain
ketika pengetahuan diubah terlebih dahulu menjadi pengetahuan ekplicit. Sebagai contoh
penulis memiliki tulisan dengan judul awal akhir dan hasil seperti terlihat pada gambar di
bawah ini:

19

Gambar 4 Awal Akhir dan Hasil (Sebuah Contoh Hasil Eksternalisasi Pengetahuan
Tacit ke Pengetahuan Ekplicit)
Sumber: Dokumen pribadi penulis
Tulisan seperti yang ada di atas tidak muncul tiba-tiba. Semuanya berawal dari
pengetahuan tacit yang sulit untuk dikomunikasikan. Kemudian berbekal dari pengalaman
ketika ada di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat tanggal 01 Januari 2016 tepatnya
00.01 WIB penulis merenung, merefleksikan hal-hal yang sudah dan belum dilaksanakan.
Dengan pemikiran yang mendalam yang awalnya sulit untuk dikomunikasikan itu akhirnya
mampu penulis eksplisitkan ke dalam sebuah rangkaian tulisan yang mudah dibaca, dipahami
dan dibagikan kepada orang lain. Bahkan tulisan tersebut akhirnya saya cetak dalam sebuah
banner/MMT.
Penerapan manajemen pengetahuan PTK SMK YPUI Parung dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Mencipta Pengetahuan (Knowledge Creation)
Knowledge creation atau penciptaan pengetahuan. Proses penciptaan pengetahuan
PTK SMK YPUI Parung berlangsung melalui proses sosial diantara individu. Mengingat
bahwa PTK SMK YPUI Parung secara kodrati selain sebagai mahluk individu juga
sebagai mahluk sosial. Sebagai mahluk individu PTK SMK YPUI Parung adalah individu
yang berdiri sendiri. Sebagai mahluk sosial maka PTK senantiasa berhubungan antara
individu yang satu dengan yang lainya. Melalui proses sosial itulah pengetahuan PTK
SMK YPUI Parung tercipta selama pengetahuan tacit dan ekplicit berinteraksi.

20
Pengetahuan PTK SMK YPUI Parung tercipta melalui sosialisasi (interaksi
pengetahuan tacit dan pengetahuan tacit), eksternalisasi (pengetahuan tacit ke
pengetahuan ekplicit), kombinasi (pengetahuan ekplicit ke pengetahuan ekplicit) dan
internalisasi (pengetahuan ekplicit ke pengetahuan tacit).
Sosialisasi dilakukan oleh PTK SMK YPUI Parung melalui aktifitas berbagi
pengalaman dengan menyampaikan pengetahuan tacit PTK yang satu ke PTK yang lain.
Pengkomunikasian yang dilakukan misalnya dalam bentuk pengalaman individual,
keterampilan teknik dan lain-lain. Pada umumnya proses sosialisasi dilakukan melalui
observasi, imitasi, dan praktik atau latihan.
Eksternalisasi dilakukan melalui proses penerjemahan pengetahuan tacit yang
dmiliki PTK ke pengetahuan ekplicit dalam bentuk konseptualiasasi. Sebagai contohnya
adalah pada gambar 4.2 diatas.
Kombinasi, dapat terlihat khususnya pada perangkat pembelajaran yang dimiliki
oleh masing-masing PTK, misalnya silabus dari BSNP di dalamnya belum dituliskan nilai
karakkter atau diperlukanya pengintegrasian pendidikan antikorupsi dan pendidikan
lalulintas maka pada silabus yang dibuat oleh PTK, nilai karakter, pengintegrasian
pendidikan antikorupsi dan pengintegrasian pendiidkan lalulintas dimuat dalam perangkat
pembelajaran yang dimiliki.
Internalisasi, dimana dilakukan oleh PTK dari pengetahuan ekplicit yang dimiliki
kemudian diinternalisasikan dalam bentuk praktik melalui aktifitas learning by doing
(belajar untuk melakukan). Internalisasi merupakan wujud dari pada teori yang sudah
dipelajari kemudian dipraktikkan dalam kehidupan nyata.
b. Knowledge Storage
Knowledge Storage atau menyimpan pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki
PTK SMK YPUI Parung ada yang disimpan oleh masing-masing PTK untuk dirinya
sendiri dan/atau untuk organisasi.
Pengetahuan yang dimiliki PTK SMK YPUI Parung disimpan dalam berbagai
bentuk dan media. Pengetahuan yang sifatnya tacit disimpan dalam benak masing-masing
PTK karena jenis pengetahuan seperti ini sulit untuk dikomunikasikan. Baik dari segi
proses penciptaanya sehingga terbentuk pengetahuan maupun dari segi konten atau isi dari
pengetahuannya. Sedangkan pengetahuan ekplicit karena mudah untuk disimpan,
digunakan, disampaikan, dilihat, dibaca, maka pengetahuan jenis ini biasanya disimpan
dalam bentuk dokumen tertulis dalam bentuk hard file maupun soft file. Dalam bentuk
hard file dan soft file, pengetahuan jenis ini dapat dijumpai pada dokumen-dokumen yang
dimiliki PTK misalnya perangkat pembelajaran.
Media penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan pengetahuan yang dimiliki
PTK SMK YPUI Parung adalah sebagaiberikut:
1. Komputer, laptop atau netbook
2. Hardisk, kartu memori, flasdisk, CD
Bahkan beberapa PTK menyimpannya di dunia maya. Misalnya yang penulis
lakukan sendiri beberapa pengetahuan yang penulis miliki penulis simpan pada media
penyimpanan online pada google drive, ziddu.com, blogger, e-mail, serta beberapa
jejaring sosial seperti facebook, twitter, watsap, instagram, line, dan lain-lain.
Pengetahuan yang disimpan juga dapat dalam bentuk visual, audio dan audio
visual. Pengetahuan dalam bentuk audio misalnya musik. Pengetahuan dalam bentuk
visual misalnya tulisan dan gambar. Pengetahuan dalam bentuk audio visual misalnya
video.
c. Knowledge Sharing
Knowledge Sharing atau bebagi pengetahuan. Knowlede sharing merupakan
proses pengkomunikasian pengetahuan kepada pihak lain. Aktifitas berbagi pengetahuan
dilakukan melalui forum-forum baik formal maupun informal.

21
Secara informal aktifitas berbagi pengetahuan dilakukan melalui diskusi-diskusi
antar PTK dengan memanfaatkan jam-jam kosong di luar KBM. Baik di sekolah maupun
dirumah. Karena semakin mudahnya aktifitas berbagi pengetahuan yang dapat dilakukan
oleh PTK dan tidak mengharuskan ketemu atau tatap muka langsung (face to face) maka
aktifitas berbagi pengetahuan dimanapun dan kapanpun dapat dilakukan. Misalnya
melalui SMS, Telephon, atau Online melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter,
watshap, blogger, website, line, dan lain-lain.
Aktifitas berbagi pengetahuan juga dilakukan secara formal. Secara formal
biasanya dilakukan memalui kegiatan rapat guru dan karyawan, aktifitas KBM, MGMP,
diklat dan seminar. Berbagi pengetahuan juga dilakukan PTK ketika PTK selesai
mendapatkan pelatihan, training atau seminar dari tempat lain kemudian kembali ke
sekolah menyampaikan hasilnya kepada PTK yang ada di sekolah dan lain-lain.
Aktifitas berbagi pengetahuan disekolah dilakukan oleh Kepala sekolah dengan
guru, kepala sekolah dengan siswa, kepala sekolah dengan wali murid, kepala sekolah
dengan tokoh masyarakat, guru dengan guru, guru dengan wali murid, guru dengan siswa
dan siswa dengan siswa atau lebih tepatnya aktifitas berbagi pengetahuan dilakukan oleh
seluruh unsur yang ada di dalam sekolah maupun luar sekolah. Aktifitas berbagi
pengetahuan dilakukan individu dengan individu serta dilakuakn secara berkelompok.
d. Knowledge Update
Knowledge Update atau memperbaharui pengetahuan. Proses pembaharuan
pengetahuan yang dilakukan oleh PTK tidak dibatasi oleh waktu (kapan) dan tempat
(dimana). Ketika PTK merasa bahwa ia memperoleh pengetahuan baru dan lebih cocok
untuk disimpan dan selanjutnya dapat digunakan maka disitulah pengetahuan
diperbaharui.
e. Leadership
Dukungan kepemimpinan terhadap penerapan manajemen pengetahuan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah bahwa kepala sekolah sangat
mendukung terhadap aktifitas penerapan manajemen pengetahuan PTK di SMK YPUI
Parung. Berikut pernyataan dari kepala SMK YPUI Parung terkait dukunganya terhadap
aktifitas manajemen pengetahuan:
Saya selalu mendorong guru-guru yang ada di SMK YPUI Parung untuk belajarbelajar terhadap perubahan yang berkembang pada saat ini di segala bidang. Baik
dalam pengajaran kepada anak maupun yang lainya. Jangan sampai ibarat pepatah
yang lain sudah lari tidak tahu nyampai dimana kitanya masih jalan di tempat.
(Wawancara dengan kepala SMK YPUI Parung, hari senin 6 juni 2016)
Beberapa PTK juga mengakui dukungan kepala sekolah terhadap penerapan
manajemen pengetahuan. Berikut cuplikan wawancra yang penulis lakukan dengan salah
satu PTK di SMK YPUI Parung.
kepala sekolah selalu mendukung kami dalam rangka untuk mengembangkan
pengetahuan yang kami miliki misalnya harusnya saya pulang kerja jam 17.20 WIB,
karena saya di sorenya harus kuliah maka diizinkan pulang 16.30 WIB supaya ada
persiapan untuk kuliah (wawancara dengan Hadi Wijaya, Hari Selasa, 7 Juni 2016).
Beberapa dukungan yang diberikan oleh kepala SMK YPUI Parung terhadap
penerapan manajemen pengetahuan terlihat dari beberapa hal misalnya:
1) Setiap beberapa kali rapat menghimbau kepada PTK tulislah apa yang akan kita
kerjakan dan kerjakan apa yang kita ditulis. Himbauan ini diberikan terkait dengan
kegiatan PTK dalam kegiatan belajar mengajar. Bahwa guru sebelum mengajar harus
membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dari RPP yang dibuat diterapkan
dalam proses KBM, kemudian dari proses KBM kemudian dituliskan hasilnya.
2) Dukungan lain misalnya dalam bentuk sarana dan prasarana KBM misalnya buku
pelajaran, wifi, serta media yang menunjang KBM.

22
Hal tersebut juga penulis lakukan. Sebagai kepala kompetensi keahlian penulis
juga menghimbau kepada Bapak/Ibu guru kaitanya dengan tugas keprofesiannya dengan
kata-kata yang senada dengan kepala sekolah yakni: Direncanakan itu baik, dikerjakan itu
lebih baik, direncanakan, dikerjakan dan dilaporkan itu yang terbaik.
f. Technology
Penerapan manajemen pengetahuan di SMK YPUI Parung juga didukung oleh
teknologi seperti labolatorium komputer, peralatan praktik siswa seperti mesin cash
register, timbangan digital, price labelling, LCD proyektor, internet dan lain-lain. Sarana
dan prasarana itu dapat digunakan untuk mencipta, menyimpan, membagikan dan
mengupdate pengetahuan PTK kepada orang lain.
Sebagai contoh biasanya jika ada pengumuman hasil ujian nasional, cara yang
dilakukan sekolah adalah meminta siswa atau orang tuanya datang kesekolah untuk
mengambil pengumuman UN. Berdasarkan hasil pengalaman pada tahun-tahun
sebelumnya jika cara yang dilakukan seperti itu memiliki potensi yang tidak baik bagi
siswa dan sekolah. Misalnya usai menerima hasul UN para siswa kumpul-kumpul, corat
coret baju atau tembok dengan pilok dengan dalih untuk melampiaskan kegembiraan.
Bapak/ibu guru dibuat resah dengan ulah para siswa. Belum lagi jika berhadapan dengan
sekolah lain, berpotensi tawuran cukup tinggi. Terkait citra sekolah dimata masyarakat
jadi negatif. Berbekal dari itu serta memanfaatkan kapabilitas dan resource yang dimiliki
SMK YPUI Parung yakni kemampuan dalam menggunakan IT dan teknologi yang
mendukung maka pada tahuan 2016 pengumuman hasil UN dilakukan secara Online.
Siswa tidak perlu datang kesekolah. Siswa cukup membuka website sekolah
(www.ypui.sch.id) dari rumah dengan menggunakan HP androitnya atau siswa datang ke
warnet. Inilah yang sering penulis sebut sebagai experience the best teacher atau
pengalaman adalah guru yang terbaik. Berbekal dari pengalaman tahun sebelumnya
didukung dengan SDM dan teknologi yang dimiliki saat ini mampu mengatasi persoalan
dengan meminimalkan resiko sekecil-kecilnya.
Walaupun, diakui teknologi yang disediakan SMK YPUI Parung belum dapat
menampung segala pengetahuan yang dimiliki oleh PTK maupun siswa. Selain itu, tidak
semua PTK dapat mengaksesnya serta terkadang harus berebut dengan PTK lain karena
ingn sama-sama menggunakan teknologi yang ada. Terutama terkait penyimpanan
pengetahuan. Untuk mencipta pengetahuan, menyimpan, berbagi dan memperbaharui
pengetahuan. Untuk saat ini penerapan manajemen pengetahuan lebih didominasi dengan
penggunaan teknologi yang dimiliki oleh masing-masing PTK.
g. Culture
Sekolah sebagai tempat belajar dan mengajar budaya penerpan manajemen
pengetahuan dan pengetahuan berbasis strategi baik langsung maupun tidak langsung
selalu diterapkan. SMK YPUI Parung yang memiliki visi menjadikan manusia sebagai
sumber karya yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah menunjukkan bahwa pendekatan
ilmia menjadi pijakan utamanya. Wajar dan lumrah, sekolah adalah tempat belajar,
mengajar dan mencari ilmu, berbagi ilmu pendekatan ilmiah (scientific) meliputi kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi, mengkomunikasikan atau
bahakan mencipta berlangsung setiap hari.
Aktfitas mencari informasi dan pengetahuan yang baru dan terkini selalu
dilakukan baik guru dan siswa. Kegiatan menyimpan pengetahuan juga dilakukan oleh
guru dan siswa. Guru misalnya menyimpan perangkat pembelajaran yang dimiliki,
menyimpan hasil penilaian siswa, menyimpan karya siswa. Siswa misalnya menyimpan
hasil karyanya, menyimpan pengetahuan yang dimiliki dalam bentuk tulisan, portofolio
dan lain-lain. Kegiatan sharing pengetahuan dilakukan oleh seluruh unsur yang ada di
sekolah. Seperti terlihat pada aktifitas KBM yang berlangsung setiap hari antara siswa dan
guru. Kegiatan memperbaharui pengetahuan juga berlangsung setiap hari. Mengingat yang
dihadapi oleh guru adalah siswa, siswa sendiri memiliki berbagai macam karakteristik

23
yang mengharuskan guru untuk kreatif dalam memberikan pelayanan yang memiliki
berbagai karakteristik tersebut, maka aktifitas memperbaharui pengetahuan juga
berlangsung disana.
Budaya penerapan pengetahuan berbasis strategi berlangsung secara tertulis
muapun tidak tertulis. Secara tertulis dilakukan oleh guru dan siswa biasayna untuk
mengidentifikasi potensi diri untuk mencapai karir yang diinginkan. Secara tidak tertulis
yang nampak adalah ketiga guru atau siswa dihadapkan pada suatu persoalan yang
menuntut guru atau siswa untuk mengambil kebijakan.
Sebagai contoh yang dilakukan guru: pada saat penentuan siswa naik kelas atau
tidak naik kelas. Dewan guru rapat aktifitas manajemen pengetahuan juga berlangsung
disaat rapat. Dimana guru ada yang belum memiliki pengetahuan tentang siswa kemudian
ada guru yang menjelaskan maka guru yang belum tahu menjadi tahu. Bagi guru yang
sudah tahu terjadi aktifitas berbagi pengetahuan terkait kondisi siswa baik dari segi latar
belakang keluarganya, serta saat disekolah. Data pendukung tentang perkembangan siswa
selama sekolah juga dibeberkan saat rapat. Untuk menentukan naik atau tidak naik kelas
maka guru berpedoman pada hasil belajar siswa, akhlak dan kepribadian siswa saat
sekolah. Jika siswa memiliki keunggulan dibandingkan dengan siswa lainya serta tidak
memiliki kasus maka siswa dimungkinkan dapat peringkat pertama. Jika siswa secara
akademik kurang, sering tidak masuk sekolah, sering punya kasus membolos, merokok,
tawuran dimungkinkan besar tidak naik kelas atau bahkan dikelarkan dari sekolah.
Pemutusan naik atau tidak naik kelas setelah dilakukan pertimbangan antara
keunggulan yang dimiliki anak baik atau kurang, kelemahannya apa saja, peluang jika
anak dinaikkan. Tidak dinaikan atau dikeluarkan apa untungnya dan tantangan yang harus
dihadapi jika anak tidak dinaikkan atau dikeluarkan bagi siswa dan sekolah.
Sebagai contoh yang dilakukan oleh siswa dan ini merupakan aktivitas yang
sengaja dibudayakan disekolah oleh sekolah kepada seluruh siswa. Jika siswa ingin
melakukan sesuatu maka harus dipikirkan terlebih dahulu apa dampak yang akan
ditimbulkan, dipikirkan sisi positif dan negatifnya, dipirkan untung dan ruginya,
dipikirkan manfaatnya. Karena penyesalan hadirnya selalu dibelakang tidak berada di
awal atau di depan. Setelah terjadi baru muncul penyesalan. Tidak menyesal terlebih
dahulu baru terjadi.
Penerapan Pengetahuan Berbasis Strategi di SMK YPUI Parung
Visi SMK YPUI Parung adalahMenjadikan Manusia sebagai Sumber Karya Yang
Berilmu Amaliah dan Ber Amal Ilmiah Yang Unggul Dalam Bidang Kejuruan Serta
Berandaskan Pada IPTEk dan IMTAQ. Sedangkan misi SMK YPUI parung adalah
mengupayakan proses KBM yang berkualitas sehingga memberikan tamatan yang mampu
bekerja mandiri (berwirausaha), mendiptakan budaya kerja, inovasi, kreasi dan tanggung
jawab, menciptakan sifat profesional dalam bekerja, memberikan ekstrakurikuler agama,
menghargai nilai-nilai intelektual. Beberapa strategi yang ditempuh untuk mencapai visi dan
misi SMK YPUI Parung adalah meningkatkan kualitas profesi guru dan tenaga kependidikan,
meningkatkan mutu kegiatan-kegiatan belajar dan mengajar, meningkatkan kerjasama dalam
mengolah sekolah, meningkatkan penataan lingkungan yang bersih, aman, indah dan nyaman.
Analisis SWOT merupakan analisis tentang kondisi internal organisasi yang berupa
faktor kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) maupun faktor eksternal orgnaisasi
yang berupa peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Dengan menggunakan keempat
komponen itu SMK YPUI Parung dapat membuat berbagai strategi seperti:
a. menggunakan kekuatan untuk menangkap peluang yang ada
b. menggunakan kelemahan yang dimiliki untuk menangkap peluang
c. menggunakan kekuatan untuk menghadapi ancaman
d. meminimalisir kelemahan dalam menghadapi ancaman yang datang dari luar.
Dengan menggunakan analisis SWOT dimungkinkan sebuah organisasi dapat
menyusun strategi dan program kerja dengan lebih baik lagi. Bahkan organisasi dapat

24
menciptakan sustainable competitive advantag. Di bawah ini peneliti sajikan deskripsi
analisis SWOT SMK YPUI Parung serta strategi SO, strategi WO, strategi ST dan strategi
WT serta disajikan pula dalam sebuah matrix dan pembobotan aspek internal dan
eksternalnya.
a. Knowledge Based-Strenght and Weakness (Internal Knowledge Gap).
1) Penngetahuan Keunggulan (Knowledge Strenght)
a) Memiliki 3 pilihan program kompetensi keahlian yang sudah terakreditasi.
b) Nama sekolah sudah dikenal masyarakat dibuktikan dengan dibuktikan bahwa siswa
yang sekolah berasal dari berbagai kecamatan yang ada di lingkungan sekolah baik
yang dekat maupun jauh.
c) Biaya uang pangkal (masuk pertama) yang tergolong tinggi dibandingkan dengan
sekolah-sekolah SMK yang berdekatan.
d) Bagi siswa kurang mampu dan yatim/piatu ada discount 50%.
e) Pembayaran sekolah dapat dicicil.
f) Lokasi strategis, pinggir jalan raya, mudah di jangkau baik menggunakan roda dua
atau roda empat. Serta memiliki lahan parkir yang memadai.
g) Promosi sekolah dilakukan secara langsung dan tidak langsung sepanjang tahun.
h) 82.6 % guru berkualifikasi S1, 6.90% berkualifikasi S2.
i) Rasio guru dengan siswa adalah 1:19.
j) Ruang kelas berkapasitas 40 siswa serta memiliki sarana dan prasarana yang lengkap
seperti Labolatorium komputer, labolatorium IPA, English Center, Business Center,
lapangan Olah raga, masjid, kantin sehat, serta peralatan praktik yang memadai.
k) Tenaga pramubakti (tukang masak, cleaning service, security sangat cukup)
2) Pengetahuan Kelemahan (Knowledge Weaknesses)
a) Struktur organisasi tidak jelas (sehingga sering terjadi tumpang tindih pekerjaan).
b) Sering keluar masuk guru.
c) Manajemen sekolah sentralistik (dibuktikan dengan TU SMK dan SMP masih jadi
satu).
d) Sistem kompensasi/Gaji guru belum sesuai undang-undang misal guru yang
mengajar 24 jam perminggu digajih sesuai UMR.
e) Kompetensi guru tidak semuanya sama dalam memberikan layanan KBM kepada
siswa.
f) Data keuangan lemah jika mau di audit, serta peluang uang hilang besar.
g) Sarana multimedia belum dipasang permanent di masing-masing ruang kelas.
h) Beberapa siswa terkadang bentrok dengan siswa sekolah lain.
b. Knowledge Based-Opportunities and Threats (Eksternal Knowledge Gap).
1) Pengetahuan Peluang (Knowledge Opprtunities)
a) sudah mulai bergeser dari yang semula ingin menyekolahkan anaknya di SMA
beralih ke SMK.
b) Kerjasama dengan Du/Di terbuka lebar.
c) Ada dukungan dari pemerintah untuk melengkapi sarana dan prasarana serta
pembiayaan sekolah seperti dengan adanya BOS.
2) Ancaman (Treath)
a) Kondisi persaingan yang tidak menentu seiring dengan perkembangan IPTEK dan
pertumbuhan Ekonomi global.
b) Keperdulian masyarakat terhadap peserta didik kurang.
c. Strategy Strength-Opportunites (Strategi S-O)
1) Perbaikan dan kelengkapan mutu perlu dilakukan secara bertahap terutama mutu
KBM, mutu melyani pelanggan eksternal yang good bahkan great, mutu lulusan,
kelengkapan sarana prasarana.
2) Menjalin kerjasama dengan Du/Di yang lebih baik bahkan yang mengikat.

25
3) Promosi perlu dilkukan dengan massif dengan menunjukkan keunggulan yang dimiliki
sekolah yang merupakan (competitive advantage).
d. Strategy Weaknesses-Opportunities (Strategi W-O)
1) Mencari faktor penyebab keluar masuk guru.
2) Perlu ada pemisahan TU antara SMP dan SMK.
3) Perlu disusun struktur organisasi yang lengkap dengan jobdes masing-masing.
4) Memperbaiki mutu/ kualitas KBM.
5) Memperbaiki sistem kompensasi.
6) Meningkatkan kualitas profesi guru dan tenaga kependidikan.
7) Meningkatkan penataan lingkungan yang bersih, aman, indah dan nyaman.
e. Strategiy Strength-Treath (Strategi S-T)
1) Melibatkan masyarakat dalam berbagai aktivitas sekolah.
2) Pemberdayaan masyarakat sekitar lingkungan sekolah dalam menciptakan iklim
akademik sekolah.
f. Strategy Weakness-Treath (Strategi W-T)
1) Merubah mindset masyarakat bahwa ketertiban dan keamanan masyarakat adalah
tanggung jawab bersama.
2) Merubah mindset PTK tentang tugas dan tanggung jawab masing-masing posisi yang
diembanya.
Hasil dari uraian di atas dapat juga dicermati pada Tabel 4.10 Matrik SWOT SMK
YPUI Parung di bawah ini:
Tabel 3
Matrix SWOT SMK YPUI Parung
(Positional Advantage)

Matrix
SWOT
(Positional Advantage)

Peluang (Opportunity)

Mindset masyarakat sudah mulai


bergeser dari yang semula ingin
menyekolahkan anaknya di SMA
beralih ke SMK

Kerjasama dengan Du/Di


terbuka lebar

Kekuatan (Strength)

Memiliki 3 pilihan program kompetensi


keahlian yang sudah terakreditasi

Nama sekolah sudah dikenal masyarakat


dibuktikan dengan dibuktikan bahwa
siswa yang sekolah berasal dari berbagai
kecamatan yang ada di lingkungan
sekolah baik yang dekat maupun jauh.

Biaya uang pangkal (masuk pertama)


yang tergolong tinggi dibandingkan
dengan sekolah-sekolah SMK yang
berdekatan

Bagi siswa kurang mampu dan


yatim/piatu ada discount sampai 50%

Pembayaran sekolah dapat dicicil

Lokasi strategis, pinggir jalan raya,


mudah di jangkau baik menggunakan
roda dua atau roda empat. Serta memiliki
lahan parker yang memadai

Promosi sekolah dilakukan secara


langsung dan tidak langsung sepanjang
tahun

82.6 % guru berkualifikasi S1, 6.90%


berkualifikasi S2

Rasio guru dengan siswa adalah 1:19

Ruang kelas berkapasitas 40 siswa serta


memiliki sarana dan prasarana yang
lengkap seperti Labolatorium computer,
labolatorium IPA, English Center,
Business Center, lapangan Olah raga,
Masjid, serta peralatan praktik yang
memadai.

Tenaga pramubakti (tukang masak,


cleaning service, security sangat cukup)
Strategi S-O

Perbaikan dan kelengkapan mutu perlu


dilakukan secara bertahap mutu KBM,
mutu melyani pelanggan eksternal yang
good bahkan great, mutu lulusan,
kelengkapan sarana prasarana

Menjalin kerjasama dengan Du/Di yang

Kelemahan (Weakness)

Struktur organisasi tidak jelas (sehingga


sering terjadi tumpang tindih pekerjaan)

Sering keluar masuk guru

Manajemen sekolah sentralistik


(dibuktikan dengan TU SMK dan SMP
masih jadi satu)

Sistem kompensasi/Gaji guru belum


sesuai undang-undang misal guru yang
mengajar 24 jam perminggu digajih
sesuai UMR.

Kompetensi guru tidak semuanya sama


dalam memberikan layanan KBM
kepada siswa.

Data keuangan lemah jika mau di audit,


serta peluang uang hilang besar.

Sarana multimedia belum dipasang


permanent di masing-masing ruang
kelas.

Sekolah belum memiliki kantin sehat

Beberapa siswa terkadang bentrok


dengan siswa sekolah lain

Strategi W-O

Mencari faktor penyebab keluar masuk


guru

Perlu ada pemisahan TU antara SMP


dan SMK

Perlu disusun struktur organisasi yang


lengkap dengan jobdes masing-masing

26

Ada dukungan dari pemerintah


untuk melengkapi sarana dan
prasarana serta pembiayaan
seolah seperti dengan adanya
BOS

Tantangan (Threath)

Kondisi persaingan yang tidak


menentu seiring dengan
perkembangan IPTEK dan
pertumbuhan Ekonomi global

Keperdulian masyarakat
terhadap peserta didik kurang

lebih baik bahkan yang mengikat.


Promosi perlu dilkukan dengan massif
dengan menunjukkan keunggulan yang
dimiliki sekolah yang merupakan
(competitive advantage)

Strategi S-T

Melibatkan masyarakat dalam berbagai


aktivitas sekolah

Pemberdayaan masyarakat sekitar


lingkungan sekolah dalam menciptakan
iklim akademik sekolah

Memperbaiki mutu/ kualitas KBM


Memperbaiki sistem kompensasi
meningkatkan kualitas profesi guru dan
tenaga kependidikan
meningkatkan penataan lingkungan
yang bersih, aman, indah dan nyaman.

Strategi W-T

merubah mindset masyarakat bahwa


ketertiban dan keamanan masyarakat
adalah tanggung jawab bersama

merubah mindset PTK tentang tugas dan


tanggung jawab masing-masing posisi
yang diembanya,

Berdasarkan hasil perhitungan pembobotan aspek-aspek internal SWOT SMK YPUI


Parung menunjukan skor dibobot +0.24. Berdasarkan hasil perhitungan pembobotan aspekaspek eksternal SWOT SMK YPUI Parung menunjukan skor dibobot +0.10.
Berdasarkan pembobotan aspek-aspek internal dan eksternal SWOT SMK YPUI
Parung maka dapat disusun diagram analisis SWOT untuk mengetahui SMK YPUI Parung
berada pada kuadran I, II, III atau IV.

Berbagai Peluang
Lingkungan total
skor dibobot
+2.10
Kuadran III
+0.68

Kuadran I
+3.76

2.10

Kelemahan
internal total
skor dibobot
-1.42

Keunggulan
internal total
skor dibobot
+1.66

1.66

-3.22
Kuadran IV

-0.14
Kuadran II

Ancaman Utama
Lingkungan total
skor dibobot
-1.80

Gambar. 5 diagram analisis SWOT SMK YPUI Parung


Sumber: Hasil penelitian diolah oleh peneliti
Berdasarkan diagram analsisi SWOT di atas dapat dijelaskan bahwa pada kuadran I
diperoleh total skor dibobot +3.67, pada kuadran II diperoleh skor dibobot -0.14, pada
kuadran III diperoleh total skor dibobot +0.68, dan pada kuadran ke IV diperoleh total skor
dibobot -3.22. Dengan demikian dapat dikatakan berdasarkan analisis SWOT SMK YPUI
Parung, SMK YPUI Parung ada pada kuadran I.
Namun, strategi-strategi yang dapat diterapkan di SMK YPUI Parung tidak sebatas
hanya pada kuadran I, tetapi pada kuadran II, III dan IV juga dapat diterapkan strategi dalam

27
rangkan untuk mewujudkan tujuan organisasi. Strategi-strategi yang dapat diterapkan pada
masing-masing kuadran adalah sebagai berikut:
Berbagai Peluang
Lingkungan

Kelemahan
internal

Penciutan
putar haluan

Pengembangan pasar
Pengembangan produk
Penetrasi pasar
Integrasi horizontal dan
kedepan
Keunggulan
internal

Kuadran III Kuadran I


Kuadran IV Kuadran II

Pemahaman kognitif

Diversifikasi terkait
Diversifikasi tidak terkait
Diversifikasi konglomerasi
Integrasi fertikal
Integrasi kebelakang

Ancaman Utama
Lingkungan
Gambar. 6 strategi matrix SWOT SMK YPUI Parung
Sumber: Hasil penelitian diolah oleh peneliti
Pada kuadran I strategi yang dapat dilakukan adalah strategi pengembangan produk
dan pasar. Dengan cara mengembangkan program kompetensi yang ada di SMK YPUI
Parung atau menambah segmen yang baru. Strategi penetrasi pasar yakni dengan cara
melakukan promosi sekolah lebih intensif dan optimal. Strategi integrasi kedepan dan
kebelakang dilakukan dengan cara menjalin kerjasama dengan dunia industri dan dunia usaha
serta pemerintah lebih baik lagi. Selain itu, pelu melakukan inovasi-inovasi secara terus
menerus dan berkelanjutan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman yang
berkembang saat ini serta prediksi untuk masa yang akan datang.
Pada kuadran ke II strategi yang dapat dilakukan adalah dengan cara menambah
lingkup baru, tetapi masih berhubungan dengan produk atau jasa yang sedang dijalankan di
SMK YPUI Parung tentunya yang dapat memberikan manfaat bagi lembaga.
Pada kuadran ke III yang dapat dilakukan adalah Melibatkan masyarakat dalam
berbagai aktivitas sekolah, pemberdayaan masyarakat sekitar lingkungan sekolah dalam
menciptakan iklim akademik sekolah. Pada kuadran ke III ini SMK YPUI Parung harus lebih
mengoptimalkan dengan membuat program-program kemitraan.
Pada kuadran ke IV yang dapat dilakukan adalah melakukan pemahaman kognitif
kepada semua pihak. Agar diketahuai potensi-potensi yang dimiliki sehingga dapat
menggunakan potensi yang dimiliki baik individu maupun lembaga untuk kegiatan yang
bermanfaat.
Tebel 4
Matrix SWOT manajemen pengetahuan

Matrix
SWOT

Keunggulan

Jumlah PTK yang banyak (lebih


dari cukup) dengan berbagai
kompetensi

Beberapa PTK memiliki satu


kompetensi utama dan lebih dari
satu kompetensi tambahan

Kelemahan

Keberanian dan semangat inovasi


dan mau mencoba hal-hal yang baru
masih rendah

Sarana-dan prasaran Teknologi


informasi masih belum memadai
dan diandalkan

28

Manajemen Pengetahuan
Peluang

Adanya kesempatan guru pada


SMK Swasta untuk ikut CPNS
Adanya kesempatan PTK
untuk mendapatkan sertifikasi
guru
Terciptanya budaya mencipta,
menyimpan,
berbagi
dan
memperbaharui pengetahuan
dalam melaksanakan tugas
keprofesianya
Adanya fasilitas lab komputer,
LCD proyektor, internet serta
peralatan
praktik
lainya
walaupun jumlahnya belum
memadai
PTK memiliki kesempatan
untuk mendapatkan pendidikan
formal maupun informal

Ancaman

Adanya peluang PTK untuk


pindah atau keluar dari SMK
YPUI Parung

Kompensasi yang diberikan


belum sesuai dengan yang
diharapkan

Strategi S-O

Memanfaatka peluang komunitas


guru-guru swasta yang ingin
menjadi PNS untuk mencipta,
menyimpan, membagi dan
memperbaharui pengetahuan

Memanfaatkan komunitas guruguru yang tersertifikasi untuk


mengembangkan aktifitas
mencipta, menyimpan, berbagi dan
memperbaharui pengetahuan

Membiasakan kegiatan mencipta,


menyimpan, membagi dan
memperbaharui pengetahuan yang
dimiliki

Mengoptimalkan penggunaan
fasilitas yang ada untuk kegiatan
manajemen penegatahun

Merubah mindset PTK bahwa


pendidikan tidak dibatasi oleh usia,
situasi dan kondisi. Di manapun
kapanpun dan kepada siapapun
aktifitas belajar, mengajar dapat
dilakukan.
Strategi S-T

Mengurangi intensitas atau


meminimkan adanya turn off PTK
baik berhenti menjadi guru
maupun pindah ke sekolah lain

Memberikan kompensasi yang


lebih layak dengan menggunakan
dasar sebagai pertimbangan besar
atau kecilnya kompensasi: jabatan
yang diemban, lama kerja,
pendidikan yang dimiliki, beban
tugas/mengajar/jumlah jam,
memeperhatikan nilai minimum
UMR Daerah serta beban
mengajar guru dalam satu minggu
adalah 24 jam pelajaran.

Belum adanya guru SMK YPUI


Parung yang memiliki NUPTK dan
berinduk di SMK YPUI Parung
tersertifikasi
Strategi W-O

Meningkatkan semangat inovasi


dan berani melalulan perubahan
yang baru dan baik perlu dilakukan.
Jangan puas dengan kondisi yang
ada saat ini. Jangan terlena dan
bangga dengan apa yang kita
mampu, kita miliki dan kita punyai.
Ingat diatas langit masih ada langit.

Melengkapi sarana dan prasarana


yang kurang memadai

Memberikan kesempatan untuk


mengembangkan karir secara jelas
baik pendidikan maupun untuk
kenaikan jabatan.

Mengupayakan dengan segera guruuntuk mendapatkan NUPTK dan


sertifikasi guru sesuai dengan
mekanisme dari kementrian
pendidikan.

Strategi W-T

Perlu adanya larangan bagi guru


yang ingin keluar dari SMK YPUI
Parung

Memberikan jaminan seperti


asuransi kesehatan, asuransi hari
tua, asuransi pendidikan untuk anak
guru.

Memberikan penghargaan kepada


guru-guru yang memiliki dedikasi
yang baik dalam mengembangkan
tugas keprofesianya.

Berdasarkan hasil perhitungan pembobotan aspek-aspek internal SWOT manajemen


pengetahuan menunjukan total skor dibobot +0.70. Berdasarkan hasil perhitungan
pembobotan aspek-aspek eksternal SWOT manajemen pengetahuan menunjukan total skor
dibobot +0.60.
Berdasarkan pembobotan aspek-aspek internal dan eksternal SWOT manajemen
pengetahuan maka dapat disusun diagram analisis SWOT manajemen pengetahuan berada
pada kuadran I, II, III atau IV.

29
Berbagai Peluang
Lingkungan total
skor dibobot
+1.75
+0.45
Kelemahan
internal total
skor dibobot
-2.30

+3.75

Kuadran III

Kuadran I

Kuadran IV

Kuadran II

-2.30

Keunggulan
internal total
skor dibobot
+2.00

+1.00

Ancaman Utama
Lingkungan total
skor dibobot
-1.00
Gambar. 7 diagram analisis SWOT manajemen pengetahuan
Sumber: Hasil penelitian diolah oleh peneliti
Berdasarkan diagram analsisi SWOT di atas dapat dijelaskan bahwa pada kuadran I
diperoleh total skor dibobot +3.75, pada kuadran II diperoleh total skor dibobot +1.00, pada
kuadran III diperoleh total skor dibobot +0.45, dan pada kuadran ke IV diperoleh total skor
dibobot -2.30. Dengan demikian dapat dikatakan berdasarkan analisis SWOT manajemen
pengetahuan PTK SMK YPUI Parung ada pada kuadran I. Strategi-strategi pada masingmasing kuadran dapat dilihat pada tabel matrik SWOT manajemen pengetahuan di atas.
Penerapan Manajemen Pengetahuan dan Pengetahuan Berbasis Strategi Untuk
Menciptakan Keunggulan Bersaing di SMK YPUI Parung
Diagnosa Penerapan Manajemen Pengetahuan dan Pengetahuan Berbasis Strategi
Berdasarkan hasil diagnosa penerapan manajemen pengetahuan dan pengetahuan
berbasis strategi dapat diketahui bahwa. Pertama, Peneliti menggunakan skala pengukuran
yang dibuat oleh Rosernberg dengan menggunakan the knowledge management pyramid.
Menunjukkan bahwa penerapan manajemen pengetahuan oleh PTK SMK YPUI Parung
menduduki level 2 yakni information, creation, sharing dan management. Kedua, peneliti
mengukur berdasarkan persepsi PTK terhadap penerapan manajemen pengetahuan di SMK
YPUI Parung hasil diagnosa menunjukkan dari ketujuh dimensi pengukuran penerapan
manajemen pengetahuan diklasifikasikan baik. Secara lengkap dapat dilihat seperti pada tabel
di bawah ini:
No
1
2
3
4
5
6
7

Tabel 5
rekapitulasi rata-rata penilaian responden mengenai variabel penerapan manajemen pengetahuan
Dimensi
Sskor rata-rata
Prosentase
Kriteria penilaian
Knowledge creation (mencipta pengetahuan)
4.39
62.8%
Baik
Knowledge storage (menyimpan pengetahuan)
4.68
66.9%
Baik
Knowledge sharing (berbagi pengetahuan)
4.74
67.7%
Baik
Knowledge
update
(memperbaharui
4.47
63.9%
Baik
pengetahuan)
Leadership
4.67
66.8%
Baik
Technology
4.25
60.7%
Baik
Culture
5.16
73.7%
Baik
Rata-rata
4.62
65.9%
Baik

Sumber: hasil olah data peneliti

30
Hasil diagnosa persepsi PTK terhadap penerapan pengetahuan berbasis strategi
diklasifikasikan baik dengan perolehan skor rata-rata 3.62 atau 51.50% yang diukur dengan
menggunakan 12 (dua belas) item pertanyaan meliputi dimensi kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dimensi kognitif diukur dengan menggunakan 2 (dua) item pertanyaan.
Pertanyaan tentang pengetahuan PTK tentang analsis SWOT memperoleh skor rata-rata 4.21
atau 60,15%. PTK paham terhadap penggunaan analisis SWOT memperoleh skor rata-rata
3.58 atau 51.12% artinya PTK perlu mengetahui lebih mendalam tentang analsis SWOT dan
penggunaan analsisi SWOT agar diperoleh klasifikasi sangat baik.
Keunggulan Bersaing SMK YPUI Parung
Ada empat strategi yang dapat dijadikan sebagai keunggulan bersaing yaitu
diferensiasi produk, kepeloporan biaya, fokus dan respon yang cepat. SMK YPUI Parung jika
dilihat dengan menggunakan keempat dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Diferensiasi Produk
SMK YPUI Parung merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang jasa. SMK
YPUI Parung memiliki tiga pilihan program kompetensi keahlian yaitu: akuntansi,
pemasaran dan teknik komputer dan jaringan. Ketiga jurusan tersebut memiliki
keunggulan masing-masing. Dilihat dari segi kurikulum masing-masing kompetensi
keahlian berbeda karena disesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki. Masing-masing
kompetensi keahlian memiliki sarana praktik, memiliki lahan praktik kerja industri sesuai
dengan kompetensi keahlian masing-masing, memiliki baju atau seragam kejuruan yang
berbeda antar kompetensi sebagai identitas pembeda antara siswa akuntasi, pemasaran dan
teknik komputer dan jaringan. Serta 90-100% alumni terserap ke dunia kerja sesuai
dengan kompetensi yang dimiliki.
2) Kepeloporan Biaya
Strategi penetapan biaya SMK YPUI Parung mungkin berbeda dengan sekolahsekolah yang berdekatan. Sejak tahun 2014 SMK YPUI Parung melakukan penentuan
harga dengan mengambil sebagain pasar atau segmen. Dengan penentuan harga yang
lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah-sekolah terdekatnya, pelan tapi pasti SMK
YPUI Parung sengaja ingin mengambil hanya sebagian pasar yakni pasar kelas menengah
keatas.
Walaupun pada awalnya penetapan harga tinggi sekolah kehilangan siswa
sebanyak dua kelas. Karena awalnya dengan biaya murah siswa yang mendaftar ada 6
(enam) kelas, setelah harga dinaikan tahun 2014 siswa mendaftar menjadi 4(empat) kelas.
Namun, dengan perbandingan antara tahun sebelumnya dengan siswa 6 kelas dan
2014 sebanyak 4 kelas, perhitungan income kotor yang diperoleh SMK YPUI Parung pada
tahun 2014 dengan siswa baru 4 kelas hasilnya dua kali lipat lebih besar dibandingkan
memiliki siswa 6 kelas pada tahun sebelumnya (2013).
Strategi yang dilakukan adalah dengan menggunakan Rapid Skimming Strategy
atau strategi peluncuran cepat yakni menetapkan harga tinggi untuk memperoleh income
yang lebih banyak , serta dengan melakukan promosi yang masif untuk meyakinkan
pengguna jasa (pelanggan eksternal yakni masyarakat) bahwa dengan biaya sebesar yang
di tawarkan sebanding dengan apa yang akan diterima. Kemampuan meyakinkan
masyarakat tersebut membawakan hasil bahwa SMK YPUI Parung layak jika menetapkan
harga atau biaya sekolah tinggi hal ini dibuktikan dengan jumlah siswa baru tahun 2015
meningkat yang semula tahun 2014 memperoleh 4 kelas, pada tahun 2015 memperoleh 5
kelas dengan kapasitas perkelas 38 siswa. Secara awam sebagaian orang menilai itu diluar
standar pendidikan nasional yang mengharuskan dalam satu kelas jumlah siswa maksimal
32. Tetapi ada alasan lain kenapa jumlah siswa dalam satu kelasnya 38 siswa. Alasanya
adalah untuk menghindari adanya pindah atau keluar siswa. Jika dimungkinkan ada siswa
yang pindah atau keluar maka penyusutan jumlah dikelas tidak terlalu tinggi atau masih
sesuai dengan standar nasional pendidikan yang disyaratkan.

31
3) Fokus
Seluruh warga SMK YPUI Parung fokus pada apa yang dimiliki, fokus pada apa
yang dapat dilakukan dengan menggunakan resource dan capability yang ada di sekolah.
Fokus pada apa yang dimiliki dibuktikan dengan seluruh warga sekolah
mengoptimalkan penggunaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Tidak sebaliknya
mempersoalkan apa yang tidak dimiliki di sekolah. Bahkan penulis sendiri sebagai kepala
kompetensi keahlian menghimbau kepada Bapak/ibu guru untuk menggunakan secara
optimal sarana praktik pada kompetensi keahlian pemasaran.
Saya mengatakan alat praktik rusak jika diakibatkan sering digunakan latihan itu
jauh lebih baik dibandingkan rusak tetapi karena berkarat atau tidak pernah
dipakai latihan/praktik. Wajar saja teknologi jika sering digunakan juga lambat
laun rusak asal jangan sengaja dibanting-banting biar cepet rusak saja.
(pernyataan peneliti sebagai kepala kompetensi keahlian pemasaran).
Selain itu, SMK YPUI Parung memfokuskan pada budaya kualitas bukan
kuantitas. Kualitas input, proses maupun output. Dari segi input, SMK YPUI Parung
orientasinya adalah bagaimana mendapatkan input yakni guru dan siswa yang berkualitas.
Bukan hanya jumlah guru banyak tetapi tidak berkualitas. Bukan siswa banyak tetapi tidak
berkualitas. Dari segi proses SMK YPUI Parung mengupayakan KBM berkualitas dengan
parameter mengupayakan seluruh mata pelajaran produktif khususnya diupayakan 70%
praktik dan 30% teori. Dari segi output, SMK YPUI Parung memfokuskan pada
bagaimana ketika sisw lulus mampu bekerja sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
dan/atau kuliah dan/atau mampu menciptakan lapangan kerja.
4) Respon Yang Cepat
SMK YPUI Parung merespon segala perubahan dan dinamika kehidupan yang ada
pada masanya. Orientasi SMK YPUI Parung tidak sekedar pada bagaimana menghasilkan
yang berkualitas tetapi lebih dari itu adalah menciptakan kepuasan pelanggan baik internal
dan eksternal. Respon yang cepat kepada apa yang diinginkan pelanggan baik internal
maupun eksternal menjadi prioritas seluruh warga sekolah.
Misal melalui program kemitraan, jika perusahaan menginginkan tenaga kerja
dengan spesifikasi lulusan SMK lengkap dengan kompetensi yang disyaratkan maka SMK
YPUI Parung siap menyediakannya. Kalau penulis berbincang-bincang dengan beberapa
guru dan berpesan jika bertemu dengan orang perusahaan katakan: perusahaan
bapak/ibu butuh lulusan SMK dengan kompetensi yang disyaratkan seperti
apa/ketrampilan yang harus dimiliki apa. Sekolah kami siap menyediakan.
Nilai Unik yang Dimiliki SMK YPUI Parung yang Sulit Ditiru Pesaing Sebagai
Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
Organisasi dapat mencapai keunggulan bersaing berkelanjutan jika organisasi berhasil
merancang dan mengimplementasikan strategi penciptaan nilai (value). Nilai (value) itu unik
karena dapat bernilai bagi organisasi dan individu yang ada di dalamnya (valuable), jarang
sekali atau tidak ada pesaing yang memiliki (rarity), tidak dapat ditiru atau mungkin dapat
ditiru tetapi susah (imitability), tidak dapat di substitusi (non substitutability), dapat diolah
(exploitability)
Nilai unik yang dimiliki SMK YPUI Parung diantaranya terletak pada resource baik
yang tangible maupun intangible dan capabilty. Sumber daya yang paling utama SMK YPUI
Parung yang dapat dijadikan sebagai keunggulan bersaing adalah pada sumber daya
intangible. Sumber daya intangible SMK YPUI Parung terletak pada SDM yang ada di
dalamnya yakni PTK serta kemampuan sekolah dalam menggunakan kompetensi yang
dimiliki PTK sehingga bermanfaat bagi kelangsungan karir PTK dan kelangsungan organisasi
dalam mencapai keunggulan bersaing. Sebagai contoh kemampuan sekolah dalam
menggunakan capability PTK dalam mencari siswa baru. PTK ada yang mampu mendesain
gambar, serta ada yang mampu merubah sebuah gambar menjadi sesuatu yang bernilai. Dari

32
kemampuan yang dimiliki PTK kemudian dipadukan untuk menghasilkan impact yang
langsung bagi keberhasilan sekolah. Bentuk nyatanya adalah jika sekolah lain dalam
melakukan promosi sekolah adalah dengan menggunakan famplet dilengkapi dengan berbagai
macam gambar serta keterangan. Serta gambar yang digunakan tidak cukup satu atau dua
bahkan bisa sampai 20 gambar dalam satu pamflet. Ada gambar siswa ujian kompetensi
keahlian, sarana prasarana sekolah, aktifitas KBM di dalam kelas, kerjasama dengan dunia
usaha dan industri, ekstrakurikuler, kejuaraan yang diperoleh siswa serta banyak jenis gambar
yang lainya.
Namun, justru dilakukan SMK YPUI Parung sedikit agak berbeda tetapi valueble,
rarity, imitability, non-subtitability, serta exploitability. Apa yang diciptakan PTK YPUI
Parung justru lebih dibandingkan dengan 10 jenis gambar yang disebutkan di atas. Pamplet
yang dibuat oleh tim SMK YPUI Parung untuk promosi sekolah justru cukup menghadirkan
beberapa gambar siswa. Tetapi, ada satu yang unik dari gambar yang ditampilkan yakni ada
satu gambar orang nomor satu di indonesia yaitu Presiden Joko Widodo sedang berfoto
bersama siswa YPUI Parung.
Foto bersama Presiden Joko Widodo bersama siswa YPUI Parung jika hanya
dituangkan dalam sebuah album sekolah tidak begitu memiliki impact bagi sekolah. Serta
yang perlu diketahui bahwa tidak semua sekolah memiliki kesempatan foto bersama dengan
orang nomor satu di indonesia. Foto bersama adalah sesuatu yang langkah.
Oleh karena itu, kemampuan PTK dalam menggunakan resource dan capability yang
ada melahirkan nilai (value) yang unik serta memiliki impact baik langsung maupun tidak
langsung bagi seluruh warga sekolah maupun masyarakat yang melihatnya. Bahkan beberapa
siswa dengan ringanya jika mau mendaftar sekolah di SMK YPUI Parung mengatakan mau
sekolah di sekolahnya presiden. Label itu disematkan karena melihat ada foto bersama antara
Presiden Joko Widodo bersama dengan SMK YPUI Parung.
Strategi Untuk Mengatasi Hambatan Penerapan Manajemen Pengetahuan dan
Pengetahuan Berbasis Strategi Untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing di SMK
YPUI Parung
Strategi merupakan Satu kesatuan rencana yang menyeluruh dan terpadu untuk
mencapai tujuan. Beberapa pengertian lain tentang strategi adalah bahwa strategi adalah
pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan
eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu. Strategi juga dikatakan sebagai
perencanaan dasar suatu aksi yang pilih untuk mencapai suatu tujuan.
Untuk mencapai tujuan organisasinya sebagai lembaga pendidikan, SMK YPUI
Parung menerapkan minimal tiga jenis strategi yakni: (1) strategi input, (2) strategi proses,
dan (3) strategi output.
Mengingat, (1) tantangan globalisasi dengan segala aspeknya baik politik, ekonomi,
pendidikan, sosial dan budaya yang ditandai dengan kemajuan IPTEK tidak dapat dihindari
oleh setiap SDM. (2) Tuntutan masyarakat tentang pengembangan diri dan peluang tamatan
SMK minimal bermuara pada tiga hal yaitu (a) bekerja dan/atau (b) melanjutkan kuliah dan
/atau (c) wirausaha. Jika di singkat jadi 3 (tiga) hurup yaitu BMW. (3) Kebijakan pemerintah
tentang pendidikan.
Strategi input meliputi: (1) Strategi dalam merumuskan visi, misi, tujuan, sasaran; (2)
Strategi dalam menyusun kurikulum; (3) Strategi untuk mendapatkan pendidik dan tenaga
kependidikan yang unggul; (4) Strategi untuk memperoleh peserta didik; (5) Strategi untuk
melengkapi sarana dan Prasarana; (6) Strategi mendapatkan dana untuk membiayai segala
aktifitas; (7) strategi menyusun desain organisasi yang aplikatif; (8) strategi dalam melakukan
administrasi yang mudah; (9) strategi untuk mendapatkan dukungan masyarakat
Strategi proses merupakan strategi yang diterapkan pada setiap hari baik lingkup
organisasi maupun lingkup ruang kelas untuk mewujudkan visi organisasi yang juga
merupakan output dari proses itu sendiri.

33
Strategi output merupakan strategi untuk mendapatkan /menindak lanjuti hasil dari
proses yang telah dilakukan. Sebagai contoh dari segi untuk mendapatkan dana agar
operasional organisasi dapat berjalan, SMK YPUI Parung mendapatkan dana dari BOS
(Bantuan Operasional Sekolah), SPP siswa, serta dana dari sumber lain yang sah dan halal.
Salah satu strategi yang digunakan adalah dengan meninggikan uang pangkal. Uang pangkal
merupakan dana yang wajib dibayar oleh peserta didik baru SMK YPUI parung. Uang
pangkal ini juga merupakan satu-satunya dana masukan terbesar untuk sekolah.
Analisis Keunggulan Bersaing Berkelanjutan
Keunggulan bersaing yang dimiliki oleh SMK YPUI Parung dapat dilihat dari 3 hal
berikut ini:
1. Source of Advantage (Sumber daya keunggulan)
Aset pengetahuan yang dimiliki oleh SMK YPUI Parung dapat digolongkan
menjadi dua yaitu tangible asset dan intangible asset. Tangible asset (aset wujud) adalah
sumberdaya yang kelihatan jelas. Misalnya benda-benda atau barang dalam bentuk fisik.
Itangible asset merupakan aset yang tak kasat mata. Intangible asset ini merupakan
sumber daya yang sulit ditiru.
a) Management Knowlegde
SMK YPUI Parung mengakui bahwa pengetahuan tentang manajemen itu
penting. Baik itu berupa pengetahuan tentang manajemen pemasaran terkait
bagaimana agar produk jasa yang ditawarkan oleh SMK YPUI Parung diterima
masyarakat dan pengguna lulusan. Manajemen pengetahuan terkait pengelolaan
pengetahuan yang dimiliki oleh masing-masing PTK mulai dari proses mencipta,
menyimpan, memabagikan dan mengupdate pengetahuan. Manajemen dokumen
terkait bagaimana mengelola dokumen-dokumen yang dimiliki oleh PTK secara
pribadi maupun secara-bersama-sama untuk lembaga. Manajemen dokumen ini sangat
penting karena akan mempermudah bagi pemilik dokumen dan orang lain untuk
mengaksesnya kembali. Manajemen dokumen ini tidak hanya dibutuhkan ketika akan
diadakanya penjaminan mutu secara eksternal melalui badan akreditasi sekolah
sebagai tolok ukur bagi sekolah yang dikembangkan oleh badan standar nasional
pendidikan. Tetapi dokumen merupakan pengetahuan ekplisit yang paling mudah bagi
PTK dan orang lain untuk dapat membaca, menyalin, mendengar dan
menggandakanya.
b) Knowledge Based Strategi
Pengetahuan berbasis SWOT digunakan oleh PTK SMK YPUI Parung dalam
rangka mengidentifikasi keunggulan, kelemahan, peluang dan ancama yang dimiliki
kemudian dari hasil identifikasi tersebut dijadikan dasar untuk mengambil kebijakan
yang paling tepat.
c) School based management
Manajemen berbasis sekolah merupakan pengelolaan sekolah yang didasarkan
pada karakteristik sekolah baik secara demografi, geografi dan psikografi. Manajemen
berbasis sekolah diterapkan di SMK YPUI Parung disesuaikan dengan karaketristik
kondisi yang ada pada sekolah.
d) Customer knowledge
SMK YPUI Parung sebagai penyelenggara pendidikan dapat juga dianalogikan
dengan proses produksi industri, khususnya industri jasa. Maka SMK YPUI Parung
dituntut untuk dapat melayani pelanggannya baik internal maupun eksternal. Sebagai
pelanggan internalnya adalah pengajar atau guru, tenaga administrasi dan pramubakti
(seluruh Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK)). Sedangkan pelanggan
eksternalnya adalah dapat dipilah menjadi tiga yaitu pelanggan eksternal primer,
skunder dan tersier. Pelanggan eksternal primer adalah peserta didik, pelanggan
skundernya adalah pemerintah, orang tua atau masyarakat yang membiayai pendidikan

34
dan sebagai pelanggan tersiernya adalah lembaga pendidikan diatasnya (universitas,
institut, sekolah tinggi dan lain-lain), serta para pemakai lulusan.
Sebagai contoh perhatian diberikan oleh SMK YPUI Parung kepada guru-guru
yang mengajar di sekolah. Sebagai wujud perhatian yang diberikan sekolah adalah:
dibuatnya forum berupa pengajian tiga bulanan. Pengajian tiga bulanan sebagai ajang
untuk mengakrabkan seluruh PTK yang ada di sekolah. Tidak hanya pada PTK saja
akan tetapi kepada keluarga PTK. Karena SMK YPUI Parung sadar bahwa
keharmonisan itu sangat penting.
Selain itu, perhatian diberikan oleh SMK YPUI Parung kepada PTK adalah
ketika ada PTK yang sakit, cuti melahirkan sudah menjadi kebiasaan budaya untuk
menjenguk orang yang sakit, menjenguk PTK yang baru melahirkan.
Perhatian selain diberikan kepada PTK sebagai pelanggan internal, perhatian
juga diberikan kepada pelenggan eksternal. Sebagai contoh SMK YPUI Parung sangat
mengerti terhadap ekonomi orang tua/wali murid hal ini dapat dilihat, adanya toleransi
dalam pembayaran uang sekolah yang dapat dicicil, memperhatikan kondisi latar
belakang keluarga siswa misal anak yatim, anak piatu, anak yatim piatu, anak yang
ada masalah keluarga misal broken home, keluarga tidak mampu, dan lain-lain.
Masing-masing diberikan perlakuan yang berbeda di berbagai hal.
e) Knowldege Product and Service
Produk dan pelayanan yang diberikan oleh SMK YPUI Parung dalam bentuk
jasa, yakni jasa pendidikan. Produk diberikan sesuai dengan kompetensi yang ada di
SMK YPUI Parung. Bahwa kompetensi yang dimiliki ada tiga yakni akuntansi yang
akan mencetak ahli-ahli akuntan, kompetensi keahlian pemasaran yang akan
menghasilkan lulusan yang ahli dibidang pemasaran, kompetensi keahlian pemasaran
yang akan mencetak lulusan yang ahli di bidang komputer dan jaringan. Masingmasing kompetensi keahlian memiliki ciri khas masing-masing. Mulai dari kegiatan
KBM, biaya kuliah, kegiatan praktik, kegiatan kunjungan industri, kegiatan praktik
kerja lapangan, baju atau seragam kejuruan, dan lain-lain.
f) Knowledge in People
Tugas dan tanggung jawab PTK yang ada di SMK YPUI Parung disesuaikan
dengan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing PTK. Baik kompetensi utama
maupun kompetensi pendukung. Begitu juga sistem recruitmen disesuaikan dengan
kebutuhan PTK yang ada di sekolah dan kompetensi yang dibutuhkan. Dengan
demikian akan diperoleh PTK yang tepat (on the right man and on the right place).
Prinsip di terapkan untuk menjamin agar bidang-bidang yang harus dikerjakan dapat
diselesaikan oleh orang yag tepat dan waktu yang tepat pula.
2. Positional Advantage
Posisi keunggulan SMK YPUI Parung terletak pada 7 (tujuh) hal di bawah ini:
No Positional Advantage
1
Produk
2
Biaya
3
Lokasi
4
Promosi jasa
5
SDM
6
Bukti fisik sarana prasarana
7
Proses manajemen pelayanan siswa
3. Performance Outcome
Performa SMK YPUI Parung dapat dilihat dari Source of advantage dan
positional advantage yang dimiliki SMK YPUI dibandingkan dengan kompetitornya atau
sekolah-sekolah yang berdekatan maupun yang jauh menunjukkan performa SMK YPUI
Parung lebih bagus dibandingkan kompetitor yang ada di dekatnya atau memiliki

35
performa positif. Jika SMK YPUI Parung mampu memberikan informasi yang lebih
kepada masyarakat tentang kondisi sekolah baik program-programnya maupun sarana
dan prasarana yang dimiliki, dapat diprediksikan SMK YPUI Parung dapat mencapai
keunggulan bersaing yang positif dibandingkan kompetitornya.
Dalam melakukan analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, menggunakan
asumsi bahwa dalam penelitian ini data yang akan dianalisis dan dibahas merupakan data
yang didapat dari pengalaman yang dilakukan peneliti sebagai (key informan), hasil
pengamatan, hasil kuesioner, dan hasil interview serta FGD. Dalam penelitian ini
penulis sendiri sebagai informan kunci (key informan) yang memberikan gambaran yang
benar dengan memperhatikan keterkaitan penelitian yang penulis lakukan.
Proposisi 1: Penerapan manajemen pengetahuan SMK YPUI Parung
Penerapan manajemen pengetahuan merupakan suatu proses pengelolaan
pengetahuan, mulai mencipta pengetahuan, menyimpan pengetahuan, membagikan
pengetahuan serta memperbaharui pengetahuan yang didukung oleh pilar-pilar organisasi
yaitu kepemimpinan, teknologi sehingga menjadi budaya berbagi pengetahuan.
Berdasarkan data hasil penelitian melalui pengalaman langsung peneliti sebagai
informan kunci, dokumen-dokumen yang dimiliki PTK, hasil wawancara dengan beberapa
PTK, serta data hasil kuesioner menunjukkan bahwa SMK YPUI Parung telah menerapkan
manajemen pengetahuan dengan klasifikasi baik.
Fakta proses mencipta pengetahuan dilakukan melalui beberapa kegiatan. Pertama,
kegiatan sosialisasi melaui aktifitas berbagi pengalaman pengetahuan tacit PTK kepada PTK
yang lain. Misalnya cerita tentang kisah hidup, pengalaman hidup, misalnya juga cerita
tentang pengalaman peneliti di waktu menjadi pendidik di daerah terdepan, terluar dan
tertinggal tepatnya di Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur. Kedua, eksernalisasi
merupakan proses penterjemahan pengetahuan tacit ke pengetahuan ekplicit dalam bentuk
konseptualisasi. Sebagai contohnya adalah pada gambar 4.2 awal akhir dan hasil. Ketiga,
kombinasi merupakan kegiatan penggabungan pengetahuan tacit ke pengetahaun tacit yang
lain atau eklpicit ke pengetahuan ekplicit yang lain. Penciptaan pengetahuan melalui proses
kombinasi ini dapat dilihat dari beberapa dokumen yang dimiliki PTK. misalnya perangkat
pembelajaran yang didalamnya mengintegrasikan dengan pendidikan karakter, pendidikan
anti korupsi, pendidikan lalulintas dan lain-lain. Keempat, penciptaan pengetahuan melalui
internalisasi merupakan engetahuan ekplicit yang dimiliki kemudian di internalisasikan
dalambentuk praktik melalui learning by doing. Sebagai contohnya adalah peneliti ketika
mengajara di dalam kelas misalnya menjumpai kondisi kelas yang tidak semangat kelihatan
kurang bergairah belajarnya. Berbekal dari pengalaman yang peneliti miliki maka peneliti
dapat mempraktikan beberapa game permainan atau ice breaking untuk mengembalikan
gairah belajar siswa di dalam kelas. Pengetahuan yang dimiliki oleh PTK disimpan dalam
berbagai bentuk ada soft file dan ada juga hard file. Pengetahuan dalam bentuk soft file dapat
dijumpai pada file-file yang dimiliki PTK yang tersimpan pada PC yang dimiliki atau yang
ada di sekolah, di dalam media penyimpanan baik internal maupun eksternal. Misalnya
flasdisk, hardisk, disket, memory, CD dan lain-lain. Dalam bentuk hard file ada dalam bentuk
dua dimensi dan tiga dimensi. Sebagai contoh pengetahuan dalam bentuk dua dimensi adalah
gambar, lukisan, poster, dan lain-lain. Sebagai bentuk tiga dimensi misalnya hasil karya PTK
misal perangkat pembelajaran.
Pengetahuan yang dimiliki kemudian dibagi kepada PTK yang lain. Proses berbagi
pengetahuan dilakukan PTK melalui berbagai kegiatan misanya diskusi-diskusi formal
maupun informal antar PTK. Proses berbagi pengetahuan dilakukan PTK ssecara langsung
dan tidak langsung atau melalui jejaring sosial misal Watsap. Sebagai contoh misalnya ketika
PTK sedang mengikuti diklat atau pelatihan, sesampai disekolah PTK menyampaikan hasil
diklat atau pelatihan kepada PTK yang lain.

36
Pengetahuan yang dimiliki oleh PTK juga diperbaharui seiring dnegan perkembangan
yang zaman yang ada. Fakta dukungan kepemimpinan terhadap penerapan manajemen
pengetahuan dapat dilihat dari pernyataan PTK melalui wawancara atau pernyataan Kepala
Sekolah selaku pemimpin serta berdasarkan pengalaman pribadi peneliti selama peneliti ada
dan bersama kepala sekolah. Selain itu, data hasil kuesioner juga menjadi bukti bahwa kepala
sekolah memberikan dukungan terhadap penerapan manajemen pengetahuan.
Adanya sarana dan prasarana teknologi informasi milik pribadi peneliti maupun
sekolah, adanya wifi gratis di sekolah bagi PTK, adanya website sekolah dan lain-lain sebagai
bukti bahwa penerapan manajemen pengetahuan didukung oleh teknologi informasi.
Sekolah sebagai tempat belajar dan mengajar menjadi bukti kuat bahwa budaya di
SMK YPUI Parung adalah budaya orang berpengetahaun. Karena mendukung terwujudnya
belajar sepanjang hayat. Beberapa hal yang dapat dijadikan bukti adalah dengan dipasangnya
beberapa kata-kata mutiara yang mendidik disekolah yang sangat bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya. Dipasangnya nama-nama baik Allah Al-Asmaul Husna di tiangg dan
tembok teras sekolah dapat menjadi pelajaran berharga bagi siapa saja yang mau belajar.
Contoh kecil yang sering peneliti lakukan ketika disekolah, peneliti ketika melihat AlAsmaul husna tidak cukup sekedar di baca saja. Tetapi lebih dari itu. Peneliti kelola
sdemikian rupa misalnya Al-Aliim (Allah Maha Berilmu). Dari kata Al-Aliim peneliti
refleksikan dengan anugrah yang Tuhan berikan kepada manusia bahwa ilmu Allah itu tidak
terbatas dan amat luas. Bahkan di salah satu firmanya dikatakan bahwa andaikan lautan
menjadi tinta dan apa ang ada di daratan sebagai penanya tak akan mampu untuk menulis
ilmu Allah. Dari uraian tersebut memberikan pelajaran bagi peneliti bahwa Ilmu Allah itu
maha besar.
Sebagai contoh kecil andaikan manusia tidak di anugrhi ilmu oleh sang pencipta tak
dapat di bayangkan. Keyika misalnya dijalan raya ada lampu merah, semua pengendara roda
dua atau roda empat secara spontan berhenti. Ketika lampu hijau maka pengendara roda dua
atau empat dapat menjalankan kendaraanya. Andaikan tanpa ilmu, jika ada lampu mera orang
juga menjalankan mobilnya, jika ada lampu hijau juga pasti menjalanka mobilnya dan pasti
kehidupan ini tanpa aturan.
Selain direfleksikan seperti uraian di atas, peneliti biasanya juga menjadikan As-Maul
Husna menjadi kalimat doa. Misalnya peneliti melihat Al-Asmaul Husna Al-Aliim. Peneliti
jadikan kalimat doa.
Ya Allah Ya Aliimu
Ya Allah dzat yang maha ber ilmu, jadikanlah kami pribadi yang memiliki
ilmu, ilmu yang bermanfaat bagi diri kami pribadi, kedua orang tua kami dan
bangsa dan negara kami. Kami sadar ya Allah ilmu kamu luas. Hingga
kamipun takkan mampu menulis ilmu yang engkau miliki semua. Namun,
berapapun ilmu yang kami miliki jadikanlah bermanfaat bagi kami, sehingga
dapat meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan kami. Amiin.
Ini adalah contoh salah satu kalimat doa yang biasa di ucapkan peneliti ketika
disekolah bersama siswa.
SMK YPUI Parung sudah melaksanakan manajemen pengetahuan yakni meliputi
proses mencipta pengetahuan, menyimpan pengetahuan, membagi pengetahuan dan
memperbaharui pengetahuan yang mendapatkan dukungan dari pemimpin (kepala sekolah),
didukung oleh teknologi serta budaya di SMK YPUI Parung juga menjadi pendukung
terciptanya manajemen pengetahuan. Penerapan manajemen pengetahuan antara PTK yang
satu dengan PTK yang lain berbeda beda disebabkan oleh latar belakang pendidikan dan
pengalaman PTK.
Proposisi 2: Penerapan pengetahuan berbasis strategi SMK YPUI Parung
Penerapan pengetahuan berbasis strategi merupakan proses integrasi pengetahuan,
sumberdaya dan kapabilitas yang digabungkan dengan strategi kompetitif. Kerangka kerja
SWOT memberikan dasar dalam pengembangan strategi berbasis pengetahuan. Melakukan

37
analisis SWOT berbasis pengetahuan dengan cara memetakan sumberdaya dan kapabilitas
berbasis pengetahuan agar diperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai kelamahan dan
kekuatan organisasi untuk merespon peluang dan ancaman strategik.
Berdasarkan pengalaman pribadi peneliti sebagai informan kunci, wawancara,
dokumentasi dan kuesioner bahwa SMK YPUI Parung telah menerapkan pengetahuan
berbasis strategi dengan klasifikasi baik.
Berdasarkan pengalaman pribadi peneliti, hasil observasi, dokumentasi, diskusi
menjadi salah satu bukti penerapan pengetahaun berbasis strategi SMK YPUI Parung. Selain
itu, bebrapa PTK melakukan analisis SWOT di buku cata-tanya sendiri. Seperti yang
pernyataan yang disampaikan oleh beberapa responden ketika di wawancarai.
SMK YPUI Parung sudah menerapkan pengetahuan berbasis strategi dalam beberapa
persoalan yang harus diselesaikan oleh PTK terkait karirnya maupun kelangsungan
organisasi. Kemampuan yang dimiliki PTK dalam menerapkan strategi analsisi SWOT
berbeda-beda karena dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan antara PTK yang satu
dengan yang lain berbeda. Baik dilihat dari dimensi kognitif (pengetahuan) tentang SWOT,
dimensi afektif (sikap) terhadap identifikasi keungulan, kelemahan, peluang dan ancaman
serta strategi-strategi SO, ST, WO dan WT maupun dilihat dari dimensi psikomotorik
(ketrampilan) dalam menggunakan SWOT.
Proposisi 3: Penerapan manajemen pengetahuan dan pengetahuan berbasis strategi
SMK YPUI Parung untuk menciptakan keunggulan bersaing berkelanjutan
Aset intelektual (pengetahuan) perlu dikelola dengan baik, benar dan tepat dalam
ukuran proses dan hasil untuk memperoleh dan mempertahankan pangsa pasar (pengguna jasa
pendidikan). Manajemen pengetahuan merupakan suatu upaya untuk menciptakan keunggulan
bersaing berkelanjutan baik individu, unit, departemen dan organisasi.
Strategi merupakan serangkaian tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan
pengalokasian sumberdaya, kapabilitas, dan kompetensi organisasi sehingga dapat
memperoleh keberhasilan di dalam lingkungan organisasi baik internal dan eksternal
sekaligus mendorong terciptanya keunggulan bersaing organisasi yang berkelanjutan.
Analisis pengetahuan berbasis SWOT memiliki dua bagian, yaitu bisnis dan
pengetahuan. Analisis pengetahuan berbasis SWOT mempertimbangkan faktor internal dan
faktor eksternal.
Dengan menggunakan skala pengukuran manajemen pengetahuan piramid yang
dikembangkan Rosernberg menunjukkan bahwa penerapan manajemen pengetahuan di SMK
YPUI Parung ada pada level dua yaitu informasi, mencipta, berbagi dan manajemen.
Berdasarkan hasil diagnosa persepsi penerapan manajemen pengetahuan di SMK YPUI
Parung yang diukur dengan menggunakan 7 (tujuh) dimensi pengukuran yaitu mencipta
pengetahuan, menyimpan pengetahuan, berbagi pengetahuan, memperbaharui pengetahuan,
kepemimpinan dan budaya menunjukan hasil baik dengan perolehan skor rata-rata 4.62 atau
65.9%. Sedangkan penerapan pengetahuan berbasis strategi juga memperoleh hasil baik
dengan perolehan skor rata-rata 3.62 atau 51.50%.
Fakta penerapan manajemen pengetahaun diantaranya dapat tercermin dari dokumen
akreditasi sekolah mulai dari strandar nasional pendidikan 1 sampai 8. pengetahuan tentang
manajemen, pengetahuan tentang manajemen sekolah, pengetahuan tentang manajemen
strategi. Pengetahuan tentang produk dan pelayanan, pengetahuan tentang pelanggan serta
pengetahuan in people SMK YPUI Parung dapat dijadikan keunggulan bersaing yang
berkelanjutan. selain itu data persepsi performa SMK YPUI Parung dihadapkan dengan
kompetitornya seperti tercermin pada tabel 4.4.
Perpaduan antara pengetahuan yang dimiliki, kapabilitas dan Sumber daya yang ada
digabungkan dengan strategi bisnis yang dimiliki menghasilkan performa SMK YPUI Parung
lebih bagus dibandingkan kompetitornya bahkan mampu menciptakan keunggulan bersaing
berkelanjutan.

38
Proposisi 4: Strategi mengatasi kendala penerapan manajemen pengetahuan dan
pengetahuan berbasis strategi untuk menciptakan keunggulan bersaing berkelanjutan
Strategi merupakan serangkaian tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan
pengalokasian sumberdaya, kapabilitas, dan kompetensi organisasi sehingga dapat
memperoleh keberhasilan di dalam lingkungan organisasi.
Hasil analisis diketahui bahwa berbagai macam strategi diterapkan di SMK YPUI
Parung mulai dari segi input, proses dan output.
Penerpan strategi-strategi ini dapat tercermin dalam setiap aktifitas dan kegiatan PTK
SMK YPUI Parung. Misalnya strategi input untuk mendapatkan siswa baru, mendapatkan
sumber dana, mendapatkan guru yang berkualitas, dan lain-lain.
Begitu dinamisnya aktifitas kehidupan PTK baik terkait pribadi maupun organisasi
sehingga tidak cukup hanya satu strategi yang diterapkan untuk dapat survive di setiap babak
kehidupan.
Model Keunggulan Bersaing Untuk SMK YPUI Parung
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka akan disusun model keunggulan bersaing
bagi SMK YPUI Parung. Sebagai pijakan dasar bahwa keunggulan bersaing dapat diperoleh
melalui empat hal yaitu diferensiasi produk, kepeloporan biaya, fokus dan respon yang cepat.
Agar keunggulan yang dimiliki dapat berkelanjutan maka SMK harus memiliki nilai yang
unik yang tidak dimiliki oleh sekolah lainya atau mungkin bisa ditiru tetapi sulit. Sebagai
kriterianya adalah nilai (value) itu unik karena dapat bernilai bagi organisasi dan individu
yang ada di dalamnya (valuable), jarang sekali atau tidak ada pesaing yang memiliki (rarity),
tidak dapat ditiru atau mungkin dapat ditiru tetapi susah (imitability), tidak dapat di substitusi
(non substitutability), dapat diolah (exploitability).
Potensi Daerah

SMK YPUI
Parung
Best Program
input, proses
dan output
dengan kriteria
VRINE

Industri

Keunggulan Bersaing
Berkelanjutan

Strategi Bisnis

Gambar 8 Model Keunggulan Bersaing SMK YPUI Parung


Oleh karena itu, sekolah harus merancang program-program yang best baik
dari sisi input proses maupun output.
Tabel 6
Manajemen sekolah best input, best proses dan best output
a.
b.
c.
d.
e.

Best Input
memiliki kebijakan dan
sasaran mutu yang jelas
sumberdaya tersedia dan siap
staf yang kompeten dan
berdedikasi yang tinggi
memiliki harapan prestasi
yang tinggi
fokus
pada
pelanggan
internal maupun eksternal

a.

b.

c.
d.

Best Proses
kegiatan belajar mengajar
yang efektifitasnya tinggi
dibuktikn dengan kehadiran
guru 95%.
kepemimpinan
sekolah
yang kuat sesuai dengan
standar kepala sekolah dari
BSNP
serta
memiliki
kemampuan
berbicara
dengan
menggunakan
bahasa asing.
lingkungan sekolah yang
aman dan tertib
pengelolaan
tenaga
kependidikan yang efektif

Best Output
Prestasi sekolah yang dihasilkan oleh
proses pembelajaran dan manajemen di
sekolah. Output dapat saya klasifikasikan
menjadi dua yaitu output berupa prestasi
akademik [academic achievement] dan
output berupa prestasi non akademik [nonacademic achievement]. Sesuai dengan
visi dan misi sekolah.
Output prestasi akademik berupa
a. Nilai UPK, US dan UN baik [lulus
100%]
b. Menang dalam beberapa perlombaan
yang diikuti baik lokal, regional
maupun
nasional
bahkan
internasional

39
berbasis IT
sekolah memiliki budaya
mutu
f. sekolah memiliki team
work yang kompak, cerdas
dan dinamis
g. sekolah
memiliki
kewenangan
h. partisipasi yang tinggi dari
warga
sekolah
dan
masyarakat
f. sekolah
memiliki
keterbukaan[transparansi]
manajemen
g. sekolah memiliki kemauan
untuk berubah
h. sekolah
melakukan
evaluasi dan perbaikan
secara berkelanjutan
i. sekolah responsif dan
partisipatif
terhadap
kebutuhan.
j. Memiliki komunikasi yang
baik
k. Memiliki akuntabilitas
l. Menejemen lingkunngan
sekolah bagus
m. Memiliki
kemampuan
menjaga sustainabilitas
e.

c.

Lulusan yang siap bekerja dan atau


melanjutkan kuliah dan atau dapat
menjadi wirausaawan mandiri. Jika
disingkat jadi [BMW]
Output prestasi non-akadmik:
Menghasilkan lulusan yang berkarakter.
Misalnya memiliki keinginan yang tinggi,
harga diri, memiliki akhlak atau budi
pekerti perilaku sosial yang baik, rasa
kasih sayang yang tinggi terhadap sesama,
toleransi, kedisiplinan, prestasi dalam
bidang bakat dan minat misal olahraga dan
seni, memiliki rasa cinta tanah air, dan
lain-lain.

Contoh model keunggulan bersaing melalui PTK untuk SMK YPUI Parung
yang dapat diterapkan .
Tabel 7
Model keunggulan bersaing melalui PTK
Proses

Input
1.

2.
3.

Memiliki kualifikasi sesuai dengan


Permendikbud no. 16 tahun 2007
standar kualifikasi akademik dan
kompetensi guru.
Siap menjadi guru tetap yayasan
dengan induk di SMK YPUI Parung
menguasai minimal satu bahasa asing
(bahasa inggris atau arab)

1.

2.
3.

Mampu melaksanakan tugas


sebagai guru dengan baik
yakni melaksanakan KBM
yang berkualitas
Jumlah kehadiran guru 95%
Guru wajib mengetahui
program,
sarana
dan
prasarana sekolah.

Output
1.

memiliki prestasi baik akademik


maupun non akademik sesuai
dengan
kompetensi
yang
dimiliki.

Beberapa program yang ditawarkan untuk SMK YPUI Parung adalah SMK YPUI
yaitu SMK perlu menyelenggarakan fungsi majemuk atas dasar prinsip-prinsip keterpaduan
program, kemanfaatan, integrasi sumberdaya, (manusia, uang, peralatan, bahan dan
sebagainya), resource sharing, dan pemanfaatan teknologi informasi yang relevan dengan
kondisi setempat, kebutuhan stakeholder serta zaman.
Fungsi majemuk SMK meliputi:
1. Fungsi mengembangkan program unggulan mutu lulusanya yang dapat dirujuk oleh SMK
lainya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki sekolah.
2. Memiliki unit usaha di sekolah yang produknya dapat dalam bentuk barang atau jasa dan
siswa sebagai karyawan atas bimbingan gurunya.
3. SMK sebagai teaching industry, yakni SMK menjalin kerjasama dengan industri dengan
menyediakan tempat bagi industri untuk memproduksi barang sesuai dengan yang
diproduksi oleh industri.
4. SMK sebagai mitra perusahaan sebagai pelatihan kerja karyawan.

40
5. SMK sebagai comunity college melalui kerjasama dengan perguruan tinggi untuk
menyelenggarakan kursus-kursus pendek ketrampilan kejuruan/vokasi.
6. SMK sebagai pusat pelatihan kewirausahaan bagi siapa saja yang ingin memulai atau
belajar ulang/mengembangkan usahanya baik usaha mikro kecil maupun mennengah.
7. SMK menjadi pusat pelatihan kerja bagi siapa saja yang membutuhkan dan yang dapat
untung darinya terutama para penganggur atau pencari kerja atau mereka yang ingin
meningkatkan keterampilanya.
8. SMK sebagai tempat pelatihan praktik bagi SMK-SMK lain.
9. SMK sebagai industry center yakni memproduksi produk-produk yang berbasis eunggulan
lokal yang tidak dimiliki daerah lain.
10. SMK menjadi lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang melaksanakan sertifikasi kompetensi
kerja dan tempat uji kompetensi sebagai kepanjangan tangan dari badan nasional
sertifikasi profesi.
11. SMK menjadi pusat informasi pasar kerja/bursa kerja khusus (BKK) yang diupayakan
melalui kerjasama dengan dinas tenaga kerja dan transmigrasi setempat.
12. SMK menjadi tempat pengembangan bahan pelatihan kerja berbasis kompetensi.
13. SMK sebagai pusat penyiapan tenaga kerja internasional (TKI) yang handal.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian tentang Analisis Penerapan Manajemen Pengetahuan dan
Pengetahuan Berbasis Strategi untuk menciptakan keunggulan bersaing berkelanjutan (studi
kasus pada SMK YPUI Parung) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. SMK YPUI Parung sudah melaksanakan manajemen pengetahuan yakni meliputi proses
mencipta pengetahuan, menyimpan pengetahuan, membagi pengetahuan dan
memperbaharui pengetahuan yang mendapatkan dukungan dari pemimpin (kepala
sekolah), didukung oleh teknologi serta budaya di SMK YPUI Parung juga menjadi
pendukung terciptanya manajemen pengetahuan.
2. SMK YPUI Parung sudah menerapkan pengetahuan berbasis strategi dalam beberapa
persoalan yang harus diselesaikan oleh PTK terkait karirnya maupun kelangsungan
organisasi.
3. Dengan menggunakan skala pengukuran manajemen pengetahuan piramid yang
dikembangkan Rosernberg menunjukkan bahwa penerapan manajemen pengetahuan di
SMK YPUI Parung ada pada level dua yaitu informasi, mencipta, berbagi dan manajemen.
Berdasarkan hasil diagnosa persepsi penerapan manajemen pengetahuan di SMK YPUI
Parung yang diukur dengan menggunakan 7 (tujuh) dimensi pengukuran yaitu mencipta
pengetahuan, menyimpan pengetahuan, berbagi pengetahuan, memperbaharui
pengetahuan, kepemimpinan dan budaya menunjukan hasil baik dengan perolehan skor
rata-rata 4.62 atau 65.9%. Sedangkan penerapan pengetahuan berbasis strategi juga
memperoleh hasil baik dengan perolehan skor rata-rata 3.62 atau 51.50%. Perpaduan
antara pengetahuan yang dimiliki, kapabilitas dan Sumber daya yang ada digabungkan
dengan strategi bisnis yang dimiliki menghasilkan performa SMK YPUI Parung lebih
bagus dibandingkan kompetitornya bahkan mampu menciptakan keunggulan bersaing
berkelanjutan.
4. Beberapa strategi diterapkan SMK YPUI Parung dalam mengatasi hambatan penerapan
manajemen pengetahuan dan pengetahuan berbasis strategi. Namun, begitu dinamisnya
aktifitas kehidupan PTK baik terkait pribadi maupun organisasi sehingga tidak cukup
hanya satu strategi yang diterapkan untuk dapat survive di setiap babak kehidupan
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas,
188 saran yang dapat diberikan peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Pengetahuan yang dimiliki perlu dikelola lebih baik lagi mulai dari proses mencipta,
menyimpan, berbagi dan memperbaharui pengetahuan agar mendapat kualifikasi sangat
baik dan menjadi budaya sharing knowledge.

41
2. Berdasarkan hasil dari analisi SWOT SMK YPUI Parung dan SWOT manajemen
pengetahuan perlu ditindak lanjuti dengan program-program yang aplikatif dan riil.
3. Optimalisasi penggunaan pengetahuan yang dimiliki, kemampuan dan sumberdaya yang
ada di sekolah di gabungkan dengan strategi bisnis yang dimiliki sekolah diperoleh
performa SMK YPUI lebih baik.
4. Model keunggulan bersaing untuk SMK dapat dijadikan dasar bagi SMK YPUI untuk
mencanangkan program-programnya kedepan.
5. Penelitian lanjutan yang disarankan:
a. Mengambil topik/tema serta metode penelitian yang sama tetapi pada tempat atau
sekolah yang berbeda.
b. Menggunakan metode kuantitatif dengan mengkorelasikan antar dimensi maupun
mengkomparasikan dari dimensi-dimensi pada manajemen pengetahuan, pengetahuan
berbasis strategi dan keunggulan bersaing berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Rianto. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta: Granit
Adhikari, Dev Raj. 2010. Knowledge Management in Academic Institution. International
Journal of Educational Management. Vol. 24 No. 2. pp. 94-104
Agbim, kenneth Chukwujioke dan Idris, Adama J. 2015. Competitive Advantage Through
Knowledge Dissemination: An Empirical Analysis Of Hotels In Makurdi Metropolis,
Benue State Nigeria. European Journal of Business and Innovation Research. Vol. 3
No.1 pp 22-35
Akdon. 2006. Strategic Managemen for Educational Management. Bandung: Alfabeta
Akram, Kashif, Nasir Mehmood dan Imran Khan. 2015. A Conceptual linkage Between
Knowledge Managemen, Competitive Advantage and Competitive Maneuverings of
Organizations. International Journal of Scientific and Research Publications. Vol. 5.
Issue 2 pp1-6
Aldi B.E dan Utomo H. 2003. Kerjasama Tim Lintas Fungsi dan Kinerja Manajemen Proyek.
http: //journal.ugm.ac.id/ jieb /article/ view/6650 Journal of Indonesia Economy and
Business Vol.18 No 4
Aldi, D Enath. 2005. Menjadikan Manajemen Pengetahuan Sebagai Keunggulan Kompetitif
Perusahaan Melalui Strategi Berbasis Pengetahuan. Jurnal studi manajemen dan
organisasi. Vol. 2 No. 1 Januari 2005 halaman 58-68
Al-Fajar, Siti dan Heru, Tri. 2015. Manajemen Sumber Daya manusia Sebagai Dasar Meraih
Keunggulan bersaing. Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Ali, Muhammad. 2009. Penjaminan Mutu Pendidikan. Dalam Ali, M., Ibrahim, R.,
Sukmadinata, N.S, Sudjana, D., dan Rasjidin, W (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan Bagain II Ilmu Pendidikan Praktis. Bandung: PT Imperial Bhakti Utama
(Halaman 341-364)
Anshori Yusak. 2005. Analisis Keunggulan Bersaing Melalui Penerapan Knowledge
Management dan Knowledge Based-Strategy di Surabaya Plaza Hotel. Jurnal
Manajemen Perhotelan, Vol 1. No. 20, pp 39-53
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta:
Rineka Cipta.
Assauri, Sofjan. 2013. Strategic Management Sustainable Competitive Advantage. Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada
Bertels. 1996. The Knowledge Management Forum: What is Knowledge Management.
http://www.km-forum.org/what-is.htm diakses Tanggal 6 Bulan Maret 2015
Cheng,
E.C.K.
2015.
Knowledge
Management
for
School
Education.
http://www.springer.com/978-981-287-232-6 diakses Senin Tanggal 25 April 2016
Pukul 10.30 WIB

191

42
Chi, J.Y dan Sun, L. 2015. IT and Competitive Advantage:A Study From Micropersfective.
Modern Economic, Science Research Publishing Vo. 6. pp 404-4010
Commerce-database.com. 2004. Knowledge Management Definition.Available from
http://www.commerce-database.com/knowledge-management.htm.source-google.
diakses Bulan Maret 2015 Pukul 11.50 WIB
Creswell, J.W. 2016. Research Desighn (Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan
Campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Disdik Provinsi Jawabarat. 2016. Panduan Kegiatan Sosialisasi Akreditasi SMK Angkatan III.
Dipresentasikan di SMK N 2 Bogor pada Tanggal 19 April 2016
Dirjend PMPTK. 2010. Manajemen Berbasis Sekolah: Materi Penguatan Kemampuan
Kepala Sekolah. Jakarta.:Dirjend PMPTK Kendikbud
Djohar, Asari. 2009. Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. Dalam Ali, M., Ibrahim, R.,
Sukmadinata, N.S, Sudjana, D., dan Rasjidin, W (Penyunting). Ilmu dan Aplikasi
Pendidikan Bagain IV Pendidikan Lintas Bidang. Bandung: PT Imperial Bhakti
Utama (Halaman 372-387)
Donate M.J and Fatima. 2012. Organizational Factors To Support Knowledge Management
And Inovation. Journal Of Knowledge Management Vol. 15 No. 6, pp 890-914
Draf, Ricard L. 2003. Manajemen. Jilid 1: Jakarta: PT. Salemba Empat
Edvardson I.R and Gudmundur K.O. 2011. Knowledge Management And value Creation
Service Firms. Journal Of Knowledge Management Vol. 15 No. 4, pp 8-15
Fattahiya S. Hoveida R., Siadat S.A and Tallebi H. 2012. Study of Relationship Between
Knowledge Management Enablers and Process With Organizational Performance
Interdiciplinary. Journal Of Contemporary Research In Business. August 2012 Vol 4
No. 4, pp 36-44
Feryanto, Agung, Hendro Prima Setia dan Aprilia Rachmawati Harjaningrum. 2013. Buku
Referensi:Seri Ensiklopedia IPS Materi Ekonomi Manajemen Volume 7. Klaten:
Cempaka Putih
Gary Dessler. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Ke Sepuluh. Jakarta:
PT.Indeks.
Ghalib, A.K. 2004. Systemic Knowledge Management: Developing a Model For Managing
Organizational Assets For Strategic and Sustainable Competitive Advantage. Journal
of
Knowledge
Management
Practice.
Available
from
http://www.tlainc.com/articl39.htm diakses Bulan Maret 2015 Pukul 11.30 WIB
Girard, John dan Girard JoAn. 2015. Defining Knowledge Management: Toward an Applied
Compendium. Online Journal of Applied Knowledge Management Vol.3, isu 1, pp 120
Griffin R.W dan Ebert R.J. 2013. Bisnis. Edisi ketujuh jilid 1. Jakarta. PT. Indeks
Gupta A. McDaniel, J. 2002. Creating Competitive Advantage by Effectively Managing
Knowledge: A frame Work for Knowledge Management. Journal of Knowledge
Management Practice. Available from http://www.tlainc.com/articl39.htm diakses
Bulan Maret 2015 Pukul 11.25 WIB
Harold T. Amrine, John A. Ritchey, Oliver S. hulley and Sedyana. 1985. Manajemen dan
Organisasi Produksi (Terjemahan edisi keempat). Jakarta:Erlangga
Huy, Hoang Pham dan Khin Aye Aye. 2015. Sustainable Competitive Advantages for Ecotourism Development of Phu Quoc Island: Backround and Literature Review.
Proceding of the second Asia-Pacific Conference on Global Business, Finance and
Social Science (AP15vietnam conference) Tanggal 10-12 Juli 2015.
www.globalbizresearch.org diakses tanggal 26 April 2016 pukul 10.00 WIB
I. Gutierrez, J.M. Alcaraz, L. Susaeta, E. Suarez, dan jose Ramon Pin. 2015. Managing
Sustainability For Competitive Advantage: Evidence From The Hospitality Industry.
International Research center on Organization. IESE Business School: University of
Navarra

43
Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat. Yogyakarta: Paradigma
Kamhawi E.M. 2012. Knowledge Management Fishbone: A Standart Framwork Of
Organizational Enablers. Journal Of Knowledge Management Vol 16 No. 5, pp 808828
Keegan, Warren J. 2007. Manajemen Pemasaran Global Edisi Keenam. Jakarta: PT. Indeks
Kyun Jin Cha, Yang Sok Kim, Byeongwha Park, and Choong Kwon Lee. 2015. Knowledge
Management Technologies For Collaborative Intelligence: A Of Case Study Company
in Korea. International Journal of Distributed SensorNetworks. Volume 2015 (2015),
Article
ID 368273,
10
pages
http://dx.doi.org/10.1155/2015/368273 (Diakses Senin, 25 April 2016 Pukul 10:00
WIB)
Ling C.t and Nasurdin A.M. 2011. Human resource management Practice and
Organizational Inovation: Assesing The Mediating Role of Knowledge Management
Efectiveness. Electronic. Journal Of Knowledge Management Volume 9 Issue 2
Madadipouya, Kasra. 2015. A Review On The Strategic Use Of IT Application In Achieving
And Sustaining Competitive Advantage. International Journal of Managing Public
Sector Information and Comunication Technologies (IJMPICT). Vol. 6, No. 2, pp 2130
Miles, B Matthew & A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data kualitatif (Terjemahan
Teecep Rohendi). Jakarta: UI Press
Moleong, Lexy. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya.
Mohammad Hakkak and Masoud Ghodsi. 2015. Development Of A Sustainable Competitive
Advantage Model Based On Balanced Socorecard. International Journal Of Asian
Social Science. Vol.5 pp298-308
Nasution. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito
Nurdin, Didin. 2009. Manajemen Pendidikan. Dalam Ali, M, dkk (Penyunting). Ilmu dan
Aplikasi Pendidikan Bagian II: Ilmu Pendidikan Praktis. Bandung: PT. Imperial
Bhakti Utama (Halaman 221-246)
Oktima, Nurul. 2012. Kamus Ekonomi. Surakarta:PT. Aksarra Sinergi Media
Pohl. 2000. Learning To Think, Think To Learn, pp 7-8
Qwaider, Walid Qssim. 2011. Integrated of Knowledge Management and E-Learning System.
International Journal of Hybrid Information Technology. Vol 4. No 4 pp59-70
Rahmayanti, Nina. 2010. Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta : Graha Ilmu
Riady, Mochtar. 1999. Mencari Peluang Di Tengah Krisis. Jakarta: Universitas Pelita
Harapan Press
Render, Barry dan Heizer, Jay. 2001. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba
Empat
Retnoningsih E dan Utami D.P. 2013. Penerapan Knowledge Management Pada Perguruan
Tinggi (Studi Kasus Pada AMIK Purwokerto). Prosiding SNST ke-4 Tahun 2013
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang
Rusilowati, Umi. 2012. Analisis Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Berbasis Teknologi Informasi (TI) Dalam Konteks Pembelajaran Organisasi
(Learning Organization) (Studi Kasus Pada Lembaga Penelitian dan Pengembangan
Pemerintah). Sinopsis Disertasi. Program Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Pasca
Sarjana Universitas Pasundan Bandung
Rusilowati, Umi. 2014. Analisis Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Berbasis Teknologi Informasi (Studi Kasus Pada Lemlitbang Pemerintah Pengambil
Kebijakan). Termuat dalam Prosiding Seminar Nasional Tentang Refleksi

44
Pembangunan Sosial, Ekonomi dan Politik Di Indonesia 23 Oktober 2014 di
Universitas Terbuka halaman 109-146
Sampurno. 2013. Manajemen Stratejik: Menciptakan Keunggulan Bersaing Yang
Berkelanjutan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Saide dan Mahendrawathi ER. 2015. Knowledge Management Support For Enterprise
Resource Planning Implementation. The Third Information Systems International
Conference. Procedia Computer Science 72, pp 613-621
Sangeeta Shah Bharadwaj, Sumedha Chauhan dan Aparna Raman. 2015. Impac of Knowledge
Management Capabilities on Knowledge Effectiveness in Indian Organizations.
VIKALPA The Journal for decision Makers. Vol. 40 issue 4, pp421-434
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: CV Alfabeta
Sutomo, dkk. 2007. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT Percetakan dan Penerbitan
MKK UNNES PRESS
Suwarsi, Sri, dkk. 2012. Analisis Implementasi Knowledge Management Dalam Membentuk
Kompetensi Kewirausahaan Pada Industri Kecil Menengah (IKM) Sentra Kulit dan
Produksi Kulit di Cibaduyut dan Garut. Prosiding Sna2012.Sosial, Ekonomi dan
Humaniora, Halaman 139-148
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenanda Media Group
Syaefudin Saud, Udin dan Makmun, Abin Syamsudin. 2009. Perencanaan Pendidikan Satu
Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Titin Ariska Sinaryatin. 2013. Membangun Karakter Bangsa Melalui Pembelajaran Sejarah.
Penelitian. Universitas Pendidikan Idonesia http://www.repository.upi.edu
Wang K.L, Chiang C and Tung C.M. 2012. Integrating Human Resource Management and
Knowledge Management : From The Viewpoint of Core Employees and
Organizational Performance. The International Journal Of Organizational Innovation
Vol 5 No. 1, pp 109-137
Wardhana, Yana. 2007.Manajemen Pendidikan untuk Peningkatan Daya Saing
Bangsa.Bandung: PT. Bumi Mekar
Watanabe, Remy Magnier and Senoo, Dai. 2009. Shaping knowledge management:
organization and national culture. Journal of knowledge management. Vol.14 No. 2,
pp 214-227
Widayat Wahyu, Eko. 2014. Change Your Life With Business: Ubahlah hidup anda dengan
bisnis!!. Bogor: GICI Business School Press
Zainal, Veithzal Rivai, dkk. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan
(Dari Teori Ke Praktik). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Zhenzhong Ma and Kuo-Hsun Yu. 2010. Research paradigms of contemporary knowledge
management studies 1998-2007. International Journal Of Knowledge Management.
Vol. 14 No.2, pp 175-189
Internet
http: //data.ukp.go.id/storage/f/2014-03-19t02%3A40.4562/procesed data-putus-sekolahSMK-2008-2011.csv
Anonim.2016. Data Pokok Pendidikan Jenjang SMK. http:
//dapo.dikmen.kemdikbud.go.id/portal/web/ diakses Rabu, 4 Mei 2016 Pukul 14.00
WIB
UU
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pndidikan Nasional

Vous aimerez peut-être aussi