Vous êtes sur la page 1sur 16

BAB I

KONSEP MEDIS
A. Pengertian
1. Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah
merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999)
2. Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935)
3. Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah
(Price, 2006 : 256).
4. Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari
harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb <
12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)
5. Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah hemoglobin dalam 1mm3 darah
atau berkurangnya volume sel yang dipadatkan (packed red cells volume) dalam 100 ml
darah. (Ngastiyah, 1997)
B. Etiologi
Penyebab anemia antara lain :
1. Perdarahan
2. Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B12, dan asam folat. (Barbara C. Long, 1996 )
3. Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4. Kelainan darah
5. Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah. (Arif Mansjoer, 2001)
C. Klasifikasi
Secara patofisiologi anemia terdiri dari :
1. Penurunan produksi : anemia defisiensi, anemia aplastik.
2. Peningkatan penghancuran : anemia karena perdarahan, anemia hemolitik.
Secara umum anemia dikelompokan menjadi
1.
2.
3.
4.
5.

Anemia mikrositik hipokrom


Anemia makrositik
Anemia karena perdarahan
Anemia hemolitik
Anemia aplastik

D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat kekurangan
nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel
darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut
terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel
darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin
yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi
normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh
organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat
menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel
bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah,
Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998)
E. Manifestasi klinis
Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain :

pucat
lemah
cepat lelah
keringat dingin
takikardi
hypotensi
palpitasi
Takipnea (saat latihan fisik)
perubahan kulit dan mukosa (pada anemia defisiensi Fe)
Anorexia
diare
ikterik sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa

F. Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan
2

mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran
napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu
hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan
berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu
perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah, 1998).
G. Pemeriksaan penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 14 g/dl )


Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia aplastik )

H. Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Penatalaksanaan :
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti
ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
3

Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan


Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.

PENYIMPANGAN KDM ANEMIA


Multifaktor

Destruksi sel darah merah


Pemantangan sel
terganggu
Penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman
Ketidakseimbangan input O2.
Air,natrium,protein, dan mineral sesuai
kebutuhan tubuh
Kelemahan / kelelahan

Gangguan perfusi
jaringan
Gangguan fungsi sistem
tubuh
Gangguan
Gastrointestinal

Intoleransi aktifitas
Gangguan Neurologis

Keasaman Lambung
menurun
Merasa kenyang

Anorexia nervosa
Intake nutrisi yang in
adekuat
Penurunan pertahanan
sekunder
Konstipasi / Diare

Gangguan sistem
kardiovaskuler
Perubahan sirkulasi darah
perifer menurun
Kulit Pucat, kuku mudah
patah,rambut kering, mudah
Nutrisi kurang dari kebutuhan

Nutrisi kurang dari kebutuhan

Resiko infeksi

Gangguan absorbsi usus

BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat
lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri,
apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain

yang menunujukkan keletihan.


Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat
(DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis.
Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi
postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi
gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat
pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan:
pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat
(aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB).
Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi)
kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah

putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).


Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan
transfusi darah.
Tanda : depresi.
5

Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis,
feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urine.

Tanda : distensi abdomen.


Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk sereal
tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah,
dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka
terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12).
Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas
(DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan

sudut mulut pecah. (DB).


Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.
Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk,
kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons,
lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari
lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda

Romberg positif, paralysis (AP).


Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)


Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.


Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi; baik
terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap
dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka
buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan
ekimosis (aplastik).
6

Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang libido
(pria dan wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

2. Klasifikasi data
Data Subyektif
:
Klien mengatakan letih,lemah
Klien mengatakan rambut mudah putus,rambut kering menipis
Klien mengatakan Diare atau konstipasi
Klien mengatakan mual/muntah
Klien mengeluh pusing
Klien mengeluh sakit kepala
Klien mengatakan demam, mengigil,berkeringat malam hari
Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
Klien mengatakan sulit menelan
Klien mengeluh sesak napas
Data Obyektif

Membran mukosa dan kulit klien Nampak pucat


Kuku klien mudah patah
Rambut klien tampak kering, mudah putus, menipis
Klien Nampak diare atau konstipasi
Berat badan klien menurun
Klien Nampak gelisah
Klien Nampak demam, mengigil, berkeringat malam hari
Takikardia
Klien nampak Sesak napas
Hypotensi
Klien tampak letih,lemah
Ataksia
3. Analisa data
No
1.

Sign/Symptom

etiologi
Penurunan komponen

Problem
Gangguan perfusi

- Klien mengeluh sakit kepala


- Klien mengeluh sesak napas
- Klien mengatakan Pusing
DO :

seluler yang

jaringan

Nutrisi ke sel

DS :

Takikardi

diperlukan untuk
pengiriman O2 dan

2.

- Klien Nampak sesak napas


- Hypotensi
DS :
-

Klien mengatakan mual/muntah


Klien mengatakan tidak ada nafsu

Intake nutrisi yang


in adekuat

Nutrisi kurang dari

Kelemahan/kelelahan

Intoleransi aktifitas

Gangguan absorbsi

Diare atau

usus

Konstipasi

Perubahan sirkulasi

Kerusakan integritas

kebutuhan

makan
- Klien mengatakan sulit menelan
- Klien mengatakan letih,lemah
DO :
-

BB klien menurun
Membran mukosa dan kulit
nampak pucat dan kering

3.

- Hipotensi
- Klien Nampak letih,lemah
DS :
- Klien mengatakan letih,lemah
DO :

4.

- Klien Nampak gelisah


- Klien Nampak letih,lemah
- Ataksia
DS :
- Klien mengatakan diare/konstipasi
DO :

5.

- klien Nampak diare/konstipasi


DS :
-

Klien mengatakan rambut

kulit

mudah putus,rambut kering, menipis


DO :
6.

Rambut klien nampak kering mudah

putus,menipis
DS :

Penurunan pertahanan

sekunder

Klien mengatakan demam,meng

Resiko Infeksi

gigil,berkeringat malam hari


DO
-

klien Nampak demam,menggigil,

Berkeringat malam hari


Membran mukosa dan kulit klien
8

nampak pucat
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel, yang di tandai dengan :
DS
:
- Klien mengeluh sakit kepala
- Klien mengeluh sesak napas
- Klien mengatakan Pusing
DO
:
- Takikardi
- Klien Nampak sesak napas
- Hypotensi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang in adekuat, yang
di tandai dengan :
DS :
- Klien mengatakan mual/muntah
- Klien mengatakan tidak ada nafsu makan
- Klien mengatakan sulit menelan
- Klien mengatakan letih,lemah
DO :
- BB klien menurun
- Membran mukosa dan kulit nampak pucat dan kering
- Hipotensi
- Klien Nampak letih,lemah
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan/kelelehan, yang di tandai dengan :
DS :
-

Klien mengatakan letih,lemah

DO :
- Klien Nampak gelisah
- Klien Nampak letih,lemah
- Ataksia
4. Diare atau Konstipasi berhubungan dengan Gangguan Absorbsi usus, yang di tandai dengan :
DS :
-

Klien mengatakan diare/konstipasi

DO :
- klien Nampak diare/konstipasi
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi, yang di tandai dengan :
9

DS :
- Klien mengatakan rambut mudah putus,rambut kering, menipis
DO :
-

Rambut klien nampak kering mudah putus,menipis

6. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan sekunder, yang di
tandai dengan :
DS

:
-

DO

Klien mengatakan demam,menggigil,berkeringat malam hari


:

klien Nampak demam,menggigil, Berkeringat malam hari


Membran mukosa dan kulit klien nampak pucat

C. Intervensi/Implementasi keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel
Tujuan : peningkatan perfusi jaringan
Kriteria hasil : - menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.
intervensi & implementasi
Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku.
Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan

membantu menetukan kebutuhan intervensi.


Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan

seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.


Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.
Rasional : dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jantung karena regangan jantung

lama/peningkatan kompensasi curah jantung.


Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.

Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.


Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan
thermometer.
Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen.

10

Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah


lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.

Rasional : mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi.


Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
Rasional : memaksimalkan transport oksigen ke jaringan

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang in adekuat
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : - menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai
laboratorium normal.
- tidak mengalami tanda malnutrisi.
- Menunjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan
atau mempertahankan berat badan yang sesuai.

Intervensi dan Implementasi


Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.
Rasional : mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.
Observasi dan catat masukkan makanan pasien.
Rasional : mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.
Timbang berat badan setiap hari.

Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.


Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan.
Rasional : menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi

gaster.
Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan.

Rasional : gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.


Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat
gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila
mukosa oral luka.
Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan pertumbuhan
bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin

diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.


Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.
Rasional : membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.

11

Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium.


Rasional : meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi
yang dibutuhkan.
Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi.

Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan
masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.
3.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan Kelemahan/kelelehan


Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
Kriteria hasil : - melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)
- menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi,
pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.
intervensi & implementasi
Kaji kemampuan ADL pasien.

Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan.


Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.
Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12

mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.


Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas.
Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa

jumlah oksigen adekuat ke jaringan.


Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan
tirah baring bila di indikasikan.
Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan

menurunkan regangan jantung dan paru.


Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan
kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).
Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus

otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.


4. Diare atau Konstipasi berhubungan dengan Gangguan Absorbsi usus
Tujuan : Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus.
Kriteria hasil : - menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai
penyebab, factor pemberat.

12

intervensi & implementasi

Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah.

Rasional : membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan intervensi yang tepat.
Auskultasi bunyi usus.

Rasional : bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.
Awasi intake dan output (makanan dan cairan).
Rasional : dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam
mengidentifikasi defisiensi diet.
Dorong masukkan cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung.

Rasional : membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi. Akan membantu

memperthankan status hidrasi pada diare.


Hindari makanan yang membentuk gas.

Rasional : menurunkan distress gastric dan distensi abdomen


Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit atau mulai
kerusakan. Lakukan perawatan perianal setiap defekasi bila terjadi diare.
Rasional : mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan.
Kolaborasi ahli gizi untuk diet siembang dengan tinggi serat dan bulk.

Rasional : serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya
sepanjang traktus intestinal dan dengan demikian menghasilkan bulk, yang bekerja sebagai
perangsang untuk defekasi.
Berikan pelembek feses, stimulant ringan, laksatif pembentuk bulk atau enema sesuai

indikasi. Pantau keefektifan. (kolaborasi)


Rasional : mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi.
Berikan obat antidiare, misalnya Defenoxilat Hidroklorida dengan atropine (Lomotil) dan

obat mengabsorpsi air, misalnya Metamucil. (kolaborasi).


Rasional : menurunkan motilitas usus bila diare terjadi.
5. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi
Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit.
Kriteria hasil : - mengidentifikasi factor risiko/perilaku individu untuk mencegah cedera
dermal
intervensi & implementasi

Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat local, eritema,
ekskoriasi.
13

Rasional : kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan dapat

menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak.


Reposisi secara periodic dan pijat permukaan tulang apabila pasien tidak bergerak atau
ditempat tidur.
Rasional : meningkatkan sirkulasi kesemua kulit, membatasi iskemia

jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler.


Anjurkan pemukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun.
Rasional : area lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat baik untuk

pertumbuhan organisme patogenik. Sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan.


Bantu untuk latihan rentang gerak.
Rasional : meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.
Gunakan alat pelindung, misalnya kulit domba, keranjang, kasur tekanan udara/air.
Pelindung tumit/siku dan bantal sesuai indikasi. (kolaborasi)
Rasional : menghindari kerusakan kulit dengan mencegah /menurunkan tekanan terhadap
permukaan kulit.

6. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan penurunan pertahanan sekunder


Tujuan : Infeksi tidak terjadi.
Kriteria hasil : - mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.
- meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema,
dan demam.

Intervensi dan Implementasi


Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien.
Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan

anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit.


Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka.

Rasional : menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri.


Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat.

Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.


Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam.
Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi
untuk mencegah pneumonia.

14

Tingkatkan masukkan cairan adekuat.


Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah

pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal.
Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.
Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dibutuhkan

pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu.


Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam.

Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.


Amati eritema/cairan luka.
Rasional : indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila

granulosit tertekan
Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi (kolaborasi)
Rasional : membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan

mempengaruhi pilihan pengobatan.


Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik (kolaborasi).
Rasional : mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk
pengobatan proses infeksi local.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta. ECG
Doenges, Marilynn E. Mary Frances Moorhouse. Geissler, Alice C. Rencana Asuhan Keperawatan.
Edisi 3. 1992. Jakarta. EGC.
http : //nursingforuniverse. Blogspot. com/2010/02/asuhan keperawatan pada anemia.html
http://Patriani.Blogspot.com/2008/07/Askep Anemia.html
http//Scribd.com/doc/22200698/Askep Anemia.

15

16

Vous aimerez peut-être aussi