Vous êtes sur la page 1sur 18

3 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA REMATOID ATRITIS

2.3.1 Pengkajian
1. Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan, penanggung jawab.Data dasar pengkajian
pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata,
jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan
bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya.
2. Riwayat Kesehatan
a. Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
b. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan
merasakan adanya perubahan pada sendi.

3. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran,
b.
1)
2)
3)
4)
c.
d.
e.
f.
4.

lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.


Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
Catat bila ada krepitasi
Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
Ukur kekuatan otot
Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
Aktivitas/istirahat
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stres pada sendi; kekakuan

pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral dan simetris.


Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
Tanda : Malaise
Keterbatasan rentang gerak; atrofi otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
5. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat intermitten, sianosis, kemudian
kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal).
6. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktorfaktor hubungan.
Keputusan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan)

Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya ketergantungan pada orang
lain).
7. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat: mual,
anoreksia
Kesulitan untuk mengunyah
Tanda : Penurunan berat badan\
Kekeringan pada membran mukosa.
8. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan pribadi. Ketergantungan
9. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan.
Gejala : Pembengkakan sendi simetris
10. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada
sendi).
11. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit, ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan
dalam menangani tugas/ pemeliharaan rumah tangga.Demam ringan menetap Kekeringan pada
mata dan membran mukosa.
12. Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain; perubahan peran; isolasi.
13. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada pasien
yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karena ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan
pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan
pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.
2.3.2 Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal. Nyeri, ketidaknyamanan,
3.

Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.


Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan
kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,

4.

ketidakseimbangan mobilitas
Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan,

daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.


2.3.3 Intervensi keperawatan

1.

a.
b.
c.
d.

Nyeri akut/kronis berhubungkan dengan : agen pencedera; distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/ proses inflamasi, destruksi sendi.
Kriteria Hasil:
Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol,
Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas sesuai kemampuan.
Mengikuti program farmakologis yang diresepkan,
Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam program kontrol nyeri.
Intervensi
a. Kaji nyeri, catat lokasi dana.
intensitas (skala 0-10). Catat
faktor-faktor
yangmempercepat dan tandatanda rasa sakit non verbal
b. Berikan matras/ kasur keras,b.
bantal kecil,. Tinggikan linen
tempat tidur sesuai kebutuhan

c.

d.

Tempatkan/
pantau
penggunaan bantal, karungc.
pasir, gulungan trokhanter,
bebat, brace.

Dorong
untuk
seringd.
mengubah posisi,. Bantu untuk
bergerak di tempat tidur,
sokong sendi yang sakit di atas
dan bawah, hindari gerakan
yang menyentak
e.
e. Anjurkan pasien untuk mandi
air hangat atau mandi pancuran
pada waktu bangun dan/atau
pada waktu tidur. Sediakan
waslap
hangat
untuk
mengompres sendi-sendi yang
sakit beberapa kali sehari.
Pantau suhu air kompres, air
mandi, dan sebagainya.

Rasional
Membantu dalam menentukan
kebutuhan manajemen nyeri dan
keefektifan program
Matras yang lembut/ empuk,
bantal
yang
besar
akan
mencegah
pemeliharaan
kesejajaran tubuh yang tepat,
menempatkan stress pada sendi
yang sakit. Peninggian linen
tempat
tidur
menurunkan
tekanan pada sendi yang
terinflamasi/nyeri
Mengistirahatkan sendi-sendi
yang sakit dan mempertahankan
posisi netral. Penggunaan brace
dapat menurunkan nyeri dan
dapat mengurangi kerusakan
pada sendi
Mencegah terjadinya kelelahan
umum dan kekakuan sendi.
Menstabilkan sendi, mengurangi
gerakan/ rasa sakit pada sendi
Panas meningkatkan relaksasi
otot, dan mobilitas, menurunkan
rasa sakit dan melepaskan
kekakuan
di
pagi
hari.
Sensitivitas pada panas dapat
dihilangkan dan luka dermal
dapat disembuhkan

2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan: Deformitas skeletal

Nyeri, ketidaknyamanan, Intoleransi aktivitas, penurunan kekuatan otot.


Kriteria Hasil :
a. Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan kontraktur.
b. Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/ atau konpensasi bagian
c.

tubuh.
Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan aktivitas
Intervensi
Evaluasi/
lanjutkana.
pemantauan tingkat inflamasi/
rasa sakit pada sendi
b. Pertahankan istirahat tirahb.
baring/ duduk jika diperlukan
jadwal
aktivitas
untuk
memberikan periode istirahat
yang terus menerus dan tidur
malam hari yang tidak
terganggu
c. Bantu dengan rentang gerakc.
aktif/pasif, demikiqan juga
latihan resistif dan isometris
jika memungkinkan
a.

d.
d. Ubah posisi dengan sering
dengan jumlah personel cukup.
Demonstrasikan/ bantu tehnik
pemindahan dan penggunaan
bantuan mobilitas,
e.

3.

e.
Posisikan dengan bantal,
kantung
pasir,
gulungan
trokanter, bebat, brace

Rasional
Tingkat aktivitas/ latihan
tergantung dari perkembangan/
resolusi dari peoses inflamasi
Istirahat sistemik dianjurkan
selama eksaserbasi akut dan
seluruh fase penyakit yang
penting
untuk
mencegah
kelelahan
mempertahankan
kekuatan
Mempertahankan/
meningkatkan fungsi sendi,
kekuatan otot dan stamina
umum. Catatan : latihan tidak
adekuat menimbulkan kekakuan
sendi, karenanya aktivitas yang
berlebihan dapat merusak sendi
Menghilangkan tekanan pada
jaringan dan meningkatkan
sirkulasi.
Memepermudah
perawatan diri dan kemandirian
pasien. Tehnik pemindahan
yang tepat dapat mencegah
robekan abrasi kulit
Meningkatkan
stabilitas
(mengurangi resiko cidera) dan
memerptahankan posisi sendi
yang diperlukan dan kesejajaran
tubuh, mengurangi kontraktor

Gangguan citra tubuh./perubahan penampilan peran berhubungan dengan perubahan


kemampuan untuk melaksanakan tugas-tugas umum, peningkatan penggunaan energi,

ketidakseimbangan mobilitas.
Kriteria Hasil :
a. Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk menghadapi penyakit,
perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan keterbatasan.

b. Menyusun rencana realistis untuk masa depan.


a.

b.

c.

d.

e.

f.

4.

Intervensi
Rasional
Dorong
pengungkapana. Berikan kesempatan untuk
mengenai
masalah
tentang mengidentifikasi rasa takut/
proses penyakit, harapan masa kesalahan
konsep
dan
depan
menghadapinya
secara
langsung
Diskusikan arti dari kehilangan/b. Mengidentifikasi bagaimana
perubahan pada pasien/orang penyakit
mempengaruhi
terdekat. Memastikan bagaimana persepsi diri dan interaksi
pandangaqn
pribadi
pasien dengan orang lain akan
dalam memfungsikan gaya menentukan
kebutuhan
hidup sehari-hari, termasuk terhadap intervensi/ konseling
aspek-aspek seksual.
lebih lanjut
Diskusikan
persepsic.
Isyarat verbal/non verbal
pasienmengenai
bagaimana orang
terdekat
dapat
orang
terdekat
menerima mempunyai pengaruh mayor
keterbatasan.
pada
bagaimana
pasien
memandang dirinya sendiri
d.
Nyeri
konstan
akan
Akui dan terima perasaan melelahkan, dan perasaan
berduka,
bermusuhan, marah dan bermusuhan umum
ketergantungan
terjadi
e.
Dapat
menunjukkan
Perhatikan perilaku menarik emosional ataupun metode
diri, penggunaan menyangkal koping
maladaptive,
atau terlalu memperhatikan membutuhkan intervensi lebih
perubahan
lanjut
f.
Membantu pasien untuk
Susun batasan pada perilaku mal mempertahankan kontrol diri,
adaptif. Bantu pasien untuk yang dapat meningkatkan
mengidentifikasi perilaku positif perasaan harga diri
yang dapat membantu koping.

Kurang perawatan diri berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal; penurunan kekuatan,

daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi.


Kriteria Hasil :
a. Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten dengan kemampuan
individual.
b. Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
c.
Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
Intervensi

Rasional

a. Diskusikan tingkat fungsi umuma.


(0-4) sebelum timbul awitan/
eksaserbasi
penyakit
dan
potensial
perubahan
yang
sekarang diantisipasi
b. Pertahankan mobilitas, kontrolb.
terhadap nyeri dan program
latihan
c.
Kaji hambatan terhadapc.
partisipasi dalam perawatan diri.
Identifikasi
/rencana
untuk
modifikasi lingkungan
d. Kolaborasi: Konsul dengan ahlid.
terapi okupasi.

Mungkin dapat melanjutkan


aktivitas
umum
dengan
melakukan adaptasi yang
diperlukan pada keterbatasan
saat ini
Mendukung kemandirian
fisik/emosional

Menyiapkan
untuk
meningkatkan
kemandirian,
yang akan meningkatkan harga
diri
Berguna untuk menentukan
alat bantu untuk memenuhi
kebutuhan individual. Mis;
memasang
kancing,
menggunakan
alat
bantu
memakai
sepatu,
menggantungkan
pegangan
untuk mandi pancuran
e.
Kolaborasi: Atur evaluasie. Mengidentifikasi masalahkesehatan di rumah sebelum masalah
yang
mungkin
pemulangan dengan evaluasi dihadapi
karena
tingkat
setelahnya.
kemampuan aktual
2.3.4

Implementasi
Implementasi adalah fase ketikan perawata menerapkan/ melaksanakan rencana tindakan
yang telah ditentukan dengan tujuan kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Nursalam,
2008).

2.3.5

Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan
evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respon
terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang
dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil. Pada
tahap evaluasi ini terdiri dari dua kegiatan yaitu kegiatan yang dilakukan dengan mengevaluasi
selama proses perawatan berlangsung atau menilai dari respon klien disebut evaluasi proses, dan
kegiatan melakukan evaluasi dengan target tujuan yang diharapkan disebut sebagai evaluasi hasil
(Hidayat, A.A.A, 2008).

http://widhawidhari.blogspot.co.id/2014/03/askep-rematik-pada-lansia.html

1. Diagnosa Keperawatan
1. Aspek fisik atau biologis
1. Dx : Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
b.d tidak mampu dalam memasukkan, memasukan, mencerna,
mengabsorbsi makanan karena factor biologi.

NOC I : Status nutrisi


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3X24 jam pasien diharapkan mampu:
1. Asupan nutrisi tidak bermasalah
2. Asupan makanan dan cairan tidak bermasalah
3. Energy tdak bermasalah
4. Berat badan ideal

NIC I : Manajemen ketidakteraturan makan (eating disorder management)


1. Kolaborasi dengan anggota tim kesehatan untuk memuat perencanaan
perawatan jika sesuai.
2. Diskusikan dengan tim dan pasien untuk membuat target berat badann, jika
berat badan pasien tdak sesuia dengan usia dan bentuk tubuh.
3. Diskusikan dengan ahli gizi untuk menentukan asupan kalori setiap hari
supaya mencapai dan atau mempertahankan berat badan sesuai target.
4. Ajarkan dan kuatkan konsep nutrisi yang baik pada pasien
5. Kembangkan hubungan suportif dengna pasien

6. Dorong pasien untuk memonitor diri sendiri terhadap asupan makanan dan
kenaikan atau pemeliharaan berat badan
7. Gunakan teknik modifikasi tingkah laku untuk meningkatkan berat badan dan
untuk menimimalkan berat badan.
8. Berikan pujian atas peningkatan berat badan dan tingkah laku yang
mendukung peningkatan berat badan.

b
Dx. Gangguan pola tidur berhubungan dengan insomnia dalam waktu lama, terbangun
lebih awal atau terlambat bangun dan penurunan kemampuan fungsi yng ditandai dengan
penuaan perubahan pola tidur dan cemas
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 224 jam pasien diharapkan dapat
memperbaiki pola tidurnya dengan criteria :
1

Mengatur jumlah jam tidurnya

Tidur secara rutin

Miningkatkan pola tidur

Meningkatkan kualitas tidur

Tidak ada gangguan tidur

NIC : Peningkatan Tidur


1

Tetapkan pola kegiatan dan tidur pasien

Monitor pola tidur pasien dan jumlah jam tidurnya

Jelaskan pentingnya tidur selama sakit dan stress fisik

Bantu pasien untuk menghilangkan situasi stress sebelum jam tidurnya

c
Dx. Inkontinensia urin fungsional berhubungan dengan keterbatasan neuromuskular yang
ditandai dengan waktu yang diperlukan ke toilet melebihi waktu untuk menahan pengosongan
bladder dan tidak mampu mengontrol pengosongan.
NOC
mampu :
1

: Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 324 jam diharapkan pasien

Kontinensia Urin

Merespon dengan cepat keinginan buang air kecil (BAK).

Mampu mencapai toilet dan mengeluarkan urin secara tepat waktu.

Mengosongkan bladde dengan lengkap.

Mampu memprediksi pengeluaran urin.

NIC : Perawatan Inkontinensia Urin


1

Monitor eliminasi urin

Bantu klien mengembangkan sensasi keinginan BAK.

Modifikasi baju dan lingkungan untuk memudahkan klien ke toilet.

Instruksikan pasien untuk mengonsumsi air minum sebanyak 1500 cc/hari.

d
Dx. Gangguan proses berpikir berhubungan dengan kemunduran atau kerusakan memori
sekunder
NOC : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 224 jam pasien diharapkan dapat
meningkatkan daya ingat dengan criteria :
1

Mengingat dengan segera informasi yang tepat

Mengingat inormasi yang baru saja disampaikan

Mengingat informasi yang sudah lalu

NIC : Latihan Daya Ingat


1

Diskusi dengan pasien dan keluarga beberapa masalah ingatan

Rangsang ingatan dengan mengulang pemikiran pasien kemarin dengan cepat

Mengenangkan tentang pengalaman di masalalu dengan pasien

e
Dx. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur tubuh/fungsi yang ditandai
dengan perubahan dalam mencapai kepuasan seksual.
TUJUAN

NOC

: Fungsi Seksual

Mengekspresikan kenyamanan

Mengekspresikan kepercayaan diri

NIC : Konseling Seksual


1
Bantu pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual
seiring dengan bertambahnya usia.
2

Diskusikan beberapa pilihan agar dicapai kenyamanan.

Dx. Kelemahan mobilitas fisik b.d kerusakan musculoskeletal dan neuromuscular

Yang ditandai dengan :


1

Perubahan gaya berjalan

Gerak lambat

Gerak menyebabkan tremor

Usaha yang kuat untuk perubahan gerak

NOC : Level Mobilitas ( Mobility Level )


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2X24 jam diharapkan pasien dapat :
1

Memposisikan penampilan tubuh

Ambulasi : berjalan

Menggerakan otot

Menyambung gerakan/mengkolaborasikan gerakan

NIC : Latihan dengan Terapi Gerakan ( Exercise Therapy Ambulation )


1
Kosultasi kepada pemberi terapi fisik mengenai rencana gerakan yang sesuai dengan
kebutuhan
2

Dorong untuk bergerak secara bebas namun masih dalam batas yang aman

3
Gunakan alat bantu untuk bergerak, jika tidak kuat untuk berdiri (mudah goyah/tidak
kokoh)
g

Dx. Kelelahan b.d kondisi fisik kurang

Yang ditandai dengan:


1

Peningkatan kebutuhan istirahat

Lelah

Penampilan menurun

NOC Activity Tolerance


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2X24 jam diharapkan pasien dapat:
1

Memonitor usaha bernapas dalam respon aktivitas

Melaporkan aktivitas harian

Memonitor ECG dalam batas normal

Memonitor warna kulit

NIC Energy Management


1

Monitor intake nutrisi untuk memastikan sumber energi yang adekuat

Tentukan keterbatasan fisik pasien

Tentukan penyebab kelelahan

Bantu pasien untuk jadwal istirahat

Dx. Risiko kerusakan integritas kulit

NOC : Kontrol Risiko ( risk control )


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2X24 jam diharapkan pasien dapat :
1

Kontrol perubahan status kesehatan

Gunakan support system pribadi untuk mengontrol risiko

Mengenal perubahan status kesehatan

Monitor factor risiko yang berasal dari lingkungan

NIC : penjagaan terhadap kulit ( skin surveillance )


1

Monitor area kulit yang terlihat kemerahan dan adanya kerusakan

Monitor kulit yang sering mendapat tekanan dan gesekan

Monitor warna kulit

Monitor suhu kulit

Periksa pakaian, jika pakaian terlihat terlalu ketat


1. Dx. Kerusakan Memori b.d gangguan neurologis

Yang ditandai dengan :


1

Tidak mampu mengingat informasi factual

Tidak mampu mengingat kejadian yang baru saja terjadi atau masa lampau

Lupa dalam melaporkan atau menunjukkan pengalaman

Tidak mampu belajar atau menyimpan keterampilan atau informasi baru

NOC : Orientasi Kognitif


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2X24 jam diharapkan pasien dapat :
1

Mengenal diri sendiri

Mengenal orang atau hal penting

Mengenal tempatnya sekarang

Mengenal hari, bulan, dan tahun dengan benar

NIC : Pelatihan Memori ( Memory Training )

1
Stimulasi memory dengan mengulangi pembicaraan secara jelas di akhir pertemuan
dengan pasien.
2

Mengenang pengalaman masa lalu dengan pasien.

Menyediakan gambar untuk mengenal ingatannya kembali

Monitor perilaku pasien selama terapi


1. Aspek psikososial
1. Dx. Coping tidak efektif b.d percaya diri tidak adekuat dalam
kemampuan koping, dukungan social tidak adekuat yang dibentuk dari
karakteristik atau hubungan.

NOC I : koping (coping)


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3X24 jam pasien secara konsisten diharapkan
mampu:
1. Mengidentifikasi pola koping efektif
2. Mengedentifikasi pola koping yang tidak efektif
3. Melaporkan penurunan stress
4. Memverbalkan control perasaan
5. Memodifikasi gaya hidup yang dibutuhkan
6. Beradaptasi dengan perubahan perkembangan
7. Menggunakan dukungan social yang tersedia
8. Melaporkan peningkatan kenyamanan psikologis

NIC I : coping enhancement


1. Dorong aktifitas social dan komunitas
2. Dorong pasien untuk mengembangkan hubungan
3. Dorong berhubungan dengan seseorang yang memiliki tujuan dan
ketertarikan yang sama
4. Dukung pasein untuk menguunakan mekanisme pertahanan yang sesuai.

5. Kenalkan pasien kepada seseorang yang mempunyai latar belakang


pengalaman yang sama.
6. Dx. Isolasi social b.d perubhaan penampilan fisik, peubahan keadaan
sejahtera, perubahan status mental.

NOC I : Lingkungan keluarga : internal ( family environment: interna)


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3X24 jam pasien secara konsisten diharapkan
mampu:
1. Berpatisipasi dalam aktifitas bersama
2. Berpatisipasi dala tradisi keluarga
3. Menerima kujungan dari teman dan anggota keluarga besar
4. Memberikan dukungan satu sama lain
5. Mengekspresikan perasaan dan masalah kepada yang lain.
6. Mendorong anggota keluarga untuk tidak ketergantungan
7. Berpatisipasi dalam rekreasi dan acara aktifitas komunitas
8. Memecahkan masalah

NIC I : Keterlibatan keluarga (Family involvement)


1. Mengidentifikasikan kemampuan anggota keluarga untuk terlibat dalam
perawatan pasien.
2. Menentukan sumber fisik, psikososial dan pendidikan pemberi pelayanan
kesehatan yang utama.
3. Mengidentifkasi deficit perawatan diri pasien
4. Menentukan tinggat ketergantungan pasien terhadap keluarganya yang
sesuai dengan umur atau penyakitnya.
5. Dx. Gangguan harga diri berhubungan dengan ketergantungan, perubahan
peran, perubahan citra tubuh dan fungsi seksual.

NOC :
Setelah dilakukan tindakan intervensi keperawatan selama 224 jam pasien diharapkan akan bisa
memperbaiki konsep diri dengan criteria :

1. Mengidentifikasi pola koping terdahulu yang efektif dan pada saat ini tidak
mungkin lagi digunakan akibat penyakit dan penanganan (pemakaian alkohol
dan obat-obatan; penggunaan tenaga yang berlebihan)
2. Pasien dan keluarga mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaan dan
reaksinya terhadap penyakit dan perubahan hidup yang diperlukan
3. Mencari konseling profesional, jika perlu, untuk menghadapi perubahan
akibat pnyakitnya
4. Melaporkan kepuasan dengan metode ekspresi seksual

NIC : Peningkatan harga diri


1. Kuatkan rasa percaya diri terhadap kemampuan pasien mengndalikan situasi
2. Menguatkan tenaga pribadi dalam mengenal dirinya
3. Bantu pasien untuk memeriksa kembali persepsi negative tentang dirinya
4. Dx. Cemas b.d perubahan dalam status peran, status kesehatan, pola
interaksi , fungsi peran, lingkungan, status ekonomi

Yang ditandai dengan:


1. Ekspresi yang mendalam dalam perubahan hidup
2. Mudah tersinggung
3. Gangguan tidur

NOC Anxiety Control


1. Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2X24 jam diharapkan
pasien dapat:
2. Memonitor intensitas cemas
3. Melaporkan tidur yang adekuat
4. Mengontrol respon cemas
5. Merencanakan strategi koping dalamsituasi stress

NIC Anxiety Reduction


1. Bantu pasien untuk menidentifikasi situasi percepatan cemas

2. Dampingi pasien untuk mempromosikan kenyamanan dan mengurangi


ketakutan
3. Identifikasi ketika perubahan level cemas
4. Instuksikan pasien dalam teknik relaksasi
5. Dx. Resiko Kesendirian

NOC Family Coping


Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2X24 jam diharapkan pasien dapat:
1. Mendemontrasikan fleksibelitas peran
2. Mengatur masalah
3. Menggunakan strategi penguranagn stress
4. Menghadapi masalah

NIC Family Support


1. Bantu pekembangan harapan yang realistis
2. Identifikasi alami dukungan spiritual bagi keluarga
3. Berikan kepercayaan dalam hubungan dengan keluarga
4. Dengarkan untuk berhubungan dengan keluarga, perasan dan pertanyaan
5. Dx. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan
ketergantungan fisik (ketidakseimbangan mobilitas) serta psikologis yang
disebabkan penyakit atau terapi

NOC : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 2x24jam pasien diharapkan


meningkatkan citra tubuhnya dengan criteria :
1. Merasa puas dengan penampilan tubuhnya
2. Merasa puas dengan fungsi anggota badannya
3. Mendiskripsikan bagian tubuh tambahan

NIC : Peningkatan Citra Tubuh

1. Bantu pasien untuk mendiskusikan perubahan karena penyakit atau


pembedahan
2. Memutuskan apakah perubahan fisik yang baru saja diterima dapat masuk
dalam citra tubuh pasien
3. Memudahkan hubungan dengan individu lain yang mempunyai penyakit yang
sama
4. Aspek spiritual

Dx : Distress spiritual b.d peubahan hidup, kematian atau sekarat diri atau orang lain, cemas,
mengasingkan diri, kesendirian atau pengasingan social, kurang sosiokultural.
NOC I : pengaharapan (hope)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3X24 jam pasien secara luas diharapkan
mampu:
1. Mengekspresikan orientasi masa depan yang positif
2. Mengekspresikan arti kehidupan
3. Mengekspresikan rasa optimis
4. Mengekspresikan perasaan untuk mengontrol diri sendiri
5. Mengekspresikan kepercayaan
6. Mengekspresikan rasa percaya pada diri sendiri dan orang lain

NIC I : penanaman harapan (hope instillation)


1. Pengkaji pasian atau keluarga untuk mengidentifikasi area pengharapan
dalam hidup
2. Melibatkan pasien secara aktif dalam perawatan diri
3. Mengajarkan keluarga tentang aspek positif pengharapan
4. Memberikan kesempatan pasien atau keluarga terlibat dalam support group.
5. Mengembangkan mekanisme paran koping pasien

Vous aimerez peut-être aussi