Vous êtes sur la page 1sur 23

ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI ANTAR PERUSAHAAN

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan
Tahun Akademik 2015-2016
Oleh:

1. Bari Ramadhan

10090310179

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2015

PRAKATA

Bismillaahirrohmaanirrohiim
Puji syukur Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan ke-khadirat Allah
Swt, atas ridho dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul : ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI ANTAR
PERUSAHAAN judul ini diambil dari salah satu tema yang diajukan oleh dosen
pembimbing.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan dan sebagai nilai pada
salah satu mata kuliah yaitu Analisis Laporan Keuangan pada semester ganjil,
program studi manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Bandung.
Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kekurangan,
dikarenakan keterbatasan ilmu dan pengalaman, oleh karena itu saran dan kritik
yang bisa membangun sangat penulis harapkan.
Dalam penyusunan makalah ini banyak sekali pihak yang membantu baik
secara moril atau materil. Oleh karena itu tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada:
Orang Tua dan Keluarga, yang selalu mendoakan, memberi motivasi,
dorongan serta masukan bagi penulis. Dan semua teman-teman yang berasal dari
jurusan manajemen angkatan 2010 yang tidak mungkin penulis sebutkan satupersatu.
Akhir kata penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat. Sekian yang
penulis dapat sampaikan pada prakata ini, dan penulis ucapkan terima kasih.
Bandung, Oktober 2015

Penulis

DAFTAR ISI

PRAKATA...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah..........................................................................................3
1.3 Rumusan Masalah.............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5
2.1 Sekuritas Investasi............................................................................................5
2.2 Akuntansi untuk Sekuritas Investasi.................................................................6

Tampilan 2.1..............................................................................................7

2.3 Sekuritas Utang.................................................................................................8

Sekuritas yang Dimiliki hingga Jatuh Tempo...........................................8

Sekuritas yang Diperdagangkan................................................................8

Tampilan 2.2..............................................................................................9

Sekuritas Tersedia untuk Dijual...............................................................10

Perubahan Kelompok Investasi...............................................................10

2.4 Sekuritas Ekuitas.............................................................................................11

Tampilan 2.3............................................................................................10

Tampilan 2.4............................................................................................11

Tidak Memiliki Pengaruh - Kepemilikan Kurang dari 20%...................12

Pengaruh Signifikan - Kepemilikan antara 20%-50%............................12

Pihak yang Mengendalikan - Kepemilikan Lebih dari 50%...................12

2.5 Pilihan Nilai Wajar..........................................................................................13


BAB III KESIMPULAN........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kondisi keuangan dan hasil operasi keuangan yang tercermin dalam
laporan keuangan perusahaan pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari
kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan. Informasi tentang kondisi
keuangan dan hasil operasi perusahaan sangat berguna bagi berbagai pihak,
baik pihak yang ada dalam perusahaan maupun pihak yang berada di luar
perusahaan.

Informasi

yang

berguna

misalnya

tentang

kemampuan

perusahaan untuk melunasi utang-utang jangka pendek, kemampuan


perusahaan dalam membayar bunga dan pokok pinjaman, dan keberhasilan
perusahaan dalam meningkatkan besarnya modal sendiri.
Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa laporan keuangan pada
dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat
untuk berkomunikasi dengan pihak yang berkepentingan dengan kondisi
keuangandan hasil operasi keuangan. Pihak-pihak yang berkepentingan
tersebut adalah manajemen, pemilik (owner), kreditur, investor, penyalur,
karyawan, lembaga pemerintah, dan masyarakat umum.
Khusus untuk kepentingan pimpinan perusahaan (manajemen) umumnya
diperlukan sejumlah laporan akuntansi yang lebih terperinci beserta
ikhtisarnya yang memperhatikan aktivitas dari bagian-bagian yang ada dalam
perusahaan. Laporan akuntansi untuk kepentingan intern ini disusun secara
harian, mingguan, bulanan, triwulanan, atau pada waktu-waktu lain dimana
laporan semacam itu diperlukan oleh manajemen.
Pimpinan perusahaan, dengan mengadakan analisis laporan keuangan
perusahaannya akan dapat mengetahui keadaan perkembangan keuangan
perusahaan dan hasil-hasil keuangan yang telah dicapai baik pada waktuwaktu yang lalu maupun waktu sekarang. Dengan mengadakan analisis data
keuangan dari waktu yang lalu akan dapat diketahui keberhasilan atau

kegagalan di waktu yang lalu. Hasil analisis tersebut akan sangat penting
artinya untuk penyusunan kebijaksanaan yang akan dilakukan di waktu yang
akan datang. Keterangan yang diperoleh akan membantu manajemen dalam
memilih dan menentukan cara pengawasan yang lebih efektif, memilih dan
menentukan kebijaksanaan dalam pembelian, penjualan, dan pembelanjaan
yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. Dengan analisis tersebut
akan diketahui efisiensi penggunaan modal, diketahui tingkat perputaran
modal dalam berbagai aktiva, dan diketahui penggunaan modal dengan
sumber-sumbernya.
Pemilik perusahaan, (untuk perusahaan di mana pimpinan diserahkan
kepada orang lain) sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan
perusahaan. Dari analisisnya, pemilik dapat menilai berhasil tidaknya
manajemen dalam memimpin perusahaannya. Karena hasil-hasil, stabilitas,
serta kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada cara kerja atau efisiensi
manajemennya,

jika

hasil-hasil

yang

dicapai

manajemennya

tidak

memuaskan, maka para pemilik dapat menentukan sikap, misalnya mengganti


manajemennya atau menjual saham-sahamnya.
Para kreditur juga berkepentingan dengan laporan keuangan dari
perusahaan di mana mereka memberikan pinjaman-pinjaman. Mereka merasa
berkepentingan terhadap keamanan kredit yang telah diberikan kepada
perusahaan. Mereka perlu mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan
jangka pendek (likuiditas), stabilitas, dan profitabilitas dari perusahaan,
sebelum mereka memutuskan untuk meberi atau memperluas kreditnya.
Untuk kreditur jangka panjang, analisis laporan keuangan diperlukan
terutama untuk mengetahui jaminan investasinya, prospek keuntungan di
masa mendatang, dan perkembangan perusahaan selanjutnya.
Investor, memerlukan analisis laporan keuangan dalam rangka penentuan
kebijaksanaan penanaman modalnya. Bagi investor yang penting adalah
tingkat imbalan hasil (rate of return) dari modal yang telah atau akan ditanam
dalam suatu perusahaan. Apakah investor akan menanamkan modalnya dalam

bentuk obligasi, saham biasa, atau saham prioritas tergantung pada hasil
analisisnya.
Para pedagang besar juga menaruh perhatian terhadap laporan keuangan
dari perusahaan di mana mereka bertindak sebagai perantara dalam
menyalurkan hasil produksi perusahaan itu kepada para konsumen. Mereka
perlu mengetahui harga penjualan barang per satuan, syarat pembayaran
piutang, discount pembelian tunai, dan sebagainya.
Pemerintah, di mana perusahaan itu berada, sangat berkepentingan
terhadap laporan keuangan perusahaan, disamping untuk menentukan
besarnya pajak yang harus ditanggung perusahaan tersebut, juga sangat
diperlukan oleh lembaga pemerintah lainnya seperti Biro Pusat Statistik,
Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Tenaga Kerja untuk dasar dalam
membuat

perencanaan

pemerintah

atau

untuk

dasar

pengambilan

kebijaksanaan pemerintah.
Karyawan dan serikat kerja berkepentingan dengan laporan keuangan
dari perusahaan di mana mereka bekerja, karena sumber penghasilan atau
mati

hidupnya

tergantung

pada

perkembangan

perusahaan

yang

bersangkutan.
Masyarakat umum yang berdomisili di sekitar perusahaan yang
bersangkutan, secara tidak langsung juga berkepentingan terhadap laporan
keuangan perusahaan tersebut. Kepentingan mereka berhubungan dengan
kesempatan kerja, pendapatan masyarakat, dan fasilitas lain yang bermanfaat
bagi masyarakat.
1.2 Identifikasi Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan sekuritas investasi?
b. Apa yang dimaksud dengan sekuritas utang?
c. Apa yang dimaksud dengan sekuritas ekuitas?
1.3 Rumusan Masalah
a. Untuk menjelaskan pengertian dari sekuritas investasi.
b. Untuk menjelaskan pengertian dari sekuritas utang.

c. Untuk menjelaskan pengertian dari sekuritas ekuitas.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sekuritas Investasi


Perusahaan menginvestasikan aset dalam sekuritas investasi (disebut
juga dengan marketable securities). Sekuritas investasi sangat bervariasi
dalam hal jenis surat berharga yang diinvestasikan dan tujuan dari investasi.
Beberapa investasi merupakan penyimpanan sementara kelebihan kas dalam
bentuk sekuritas yang diperdagangkan (marketable securities). Investasi ini
juga dapat mencakup dana yang akan digunakan untuk investasi pada pabrik,
peralatan, dan aset operasi lain, atau dapat digunakan sebagai dana
pembayaran kewajiban. Tujuan penyimpanan sementara ini adalah untuk
menggunakan kas yang mengganggur secara produktif. Investasi lain,
misalnya partisipasi ekuitas pada afiliasi luar negeri, sering kali merupakan
bagian utama dari aktivitas inti perusahaan.
Sekuritas investasi dapat berupa utang atau ekuitas. Sekuritas utang
(debt securities) adalah sekuritas yang mewakili hubungan sebagai kreditor
terhadap pihak lain. Misalnya obligasi perusahaan lain, obligasi pemerintah,
surat utang, dan sekuritas pemerintah kota. Sekuritas ekuitas (equity
securities) merupakan sekuritas yang mewakili kepemilikan pada entitas lain.
Contohnya adalah saham biasa dan saham preferen yang tidak dapat ditarik
kembali. Perusahaan dapat menggolongkan sekuritas investasi menjadi aset
lancar atau tidak lancar, tergantung dari jangka waktu investasi untuk
sekuritas tersebut.
Pada sebagian besar perusahaan, sekuritas investasi hanya merupakan
bagian yang relatif kecil pada total aset dan dengan mengecualikan investasi
ekuitas pada anak perusahaan atau afiliasi, investasi ini lebih merupakan aset
keuangan dbandingkan dengan aset operasi. Artinya investasi biasanya bukan
merupakan bagian yang yang terintegrasi dengan aktivitas operasi

perusahaan. Namun, bagi institusi keuangan dan perusahaan asuransi,


sekuritas investasi merupakan aset operasi utama.
2.2 Akuntansi untuk Sekuritas Investasi
Akuntansi untuk sekuritas investasi diatur oleh SFAS 115. Standar ini
berbeda dengan prinsip lower-of-cost-or-market dengan menyatakan bahwa
investasi dapat dilaporkan pada neraca berdasarkan biaya perolehan atau nilai
wajar (nilai pasar), tergantung dari jenis sekuritas dan tingkat pengaruh
(kendali) yang dimiliki perusahaan terhadap perusahaan yang diinvestasikan
(investee company). Hal ini berarti bahwa tidak seperti aset lainnya, sekuritas
investasi dapat dinilai dengan nilai pasar meskipun nilai pasar ini melebihi
biaya perolehan.
Nilai wajar (fair value) aset merupakan harga tukar aset dalam suatu
transaksi normal saat ini antara pihak yang bersedia. Jika suatu aset bisa
diperdagangkan, nilai wajarnya dapat langsung ditetapkan dari publikasi
harga pasarnya. Jika tidak ada publikasi harga pasar untuk suatu aset, nilai
wajar ditentukan berdasarkan biaya historis.
Akuntansi

untuk

sekuritas

investasi

ditentukan

berdasarkan

klasifikasinya. Tampilan 2.1 menyajikan berbagai kemungkinan klasifikasi


sekuritas investasi. Sekuritas dalam kelompok besar terbagi atas sekuritas
utang dan sekuritas ekuitas. Sekuritas utang selanjutnya diklasifikasikan
berdasarkan

tujuan

investasinya.

Sebaliknya,

sekuritas

ekuitas

diklasifikasikan berdasarkan jumlah kepemilikan, yaitu jumlah kepemilikan


investor dan selanjutnya pengaruh atau kendali pada perusahaan yang
diinvestasi

(investee).

Sekuritas

ekuitas

yang

tidak

mencerminkan

kepemilikan pada perusahaan yang diinvestasi yang cukup signifikan


kemudian dibedakan berdasarkan tujuan investasi. Oleh karena akuntansi
investasi pada sekuritas utang dan sekuritas ekuitas berbeda, masing-masing
akan dijelaskan secara terpisah.

Tampilan 2.1

Klasifikasi Sekuritas Investasi

2.3

Sekuritas Investasi

Sekuritas Utang

Sekuritas Ekuitas

Dimiliki Hingga Jatuh


Tempo

Tidak memilik
(kepemilikan

Diperdagangkan

Memiliki Peng
(Kepemilikan
50%)

Tersedia Untuk
DIjual

Memiliki Hak
(kepemilikan

Sekuritas Utang
Sekuritas utang mencerminkan hubungan kreditor dengan entitas lain.
Misalnya obligasi pemerintah dan swasta, obligasi perusahaan dan wesel
bayar, dan utang yang dapat dikonversi. Sekuritas utang dikelompokkan
dalam kelompok diperdagangkan, dimiliki hingga jatuh tempo, atau tersedia
untuk dijual. Panduan akuntansi sekuritas utang berbeda, tergantung dari jenis
sekuritas. Tampilan 2.2 mendeskripsikan kriteria klasifikasi dan akuntansi
untuk tiap kelompok sekuritas utang.

Sekuritas yang Dimiliki hingga Jatuh Tempo

Sekuritas yang dimiliki hingga jatuh tempo (held-to-maturity


securities) - HTM Securities, merupakan sekuritas utang yang ingin dan
mampu dimiliki manajemen hingga jatuh tempo. Sekuritas ini dapat jatuh
tempo dalam jangka waktu pendek (di mana mereka diklasifikasikan
sebagai

aset

lancar)

atau

jangka

panjang

(di

mana

mereka

diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar). Perusahaan melaporkan


sekuritas dimiliki hingga jatuh tempo jangka pendek (jangka panjang) di
neraca pada biaya perolehan (biaya perolehan setelah amortasi). Tidak
ada keuntungan atau kerugian belum direalisasi dari sekuritas ini yang
diakui sebagai pendapatan. Pendapatan bunga serta keuntungan dan
kerugian yang telah direalisasi, termasuk amortasi premium atau diskon
untuk sekuritas jangka panjang, diakui sebagai pendapatan. Klasifikasi
sekuritas yang dimiliki hingga jatuh tempo ini digunakan hanya untuk
sekuritas utang.

Sekuritas yang Diperdagangkan


Sekuritas yang diperdagangkan (trading securities) merupakan
utang (atau ekuitas yang tidak memiliki pengaruh) yang dibeli dengan
tujuan akan dikelola secra aktif dan dijual untuk mendapat keuntungan
pada jangka waktu dekat. Sekuritas yang diperdagangkan adalah aset
lancar. Perusahaan melaporkan sekuritas ini pada nilai pasar total pada
tiap tanggal neraca. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi
(perubahan nilai wajar sekuritas yang dimiliki) dan keuntungan atau

Tampilan 2.2

Klasifikasi dan Akuntansi Sekuritas Utang

Kelompok

Deskripsi

Dimiliki hingga
jatuh tempo

Sekuritas yang diperoleh


dengan niat dan
kemampuan untuk
dimiliki hingga jatuh
tempo
Sekuritas yang dibeli
untuk jangka pendek atau
memperoleh keuntungan
perdagangan (biasanya di
bawah 3 bulan)
Sekuritas yang bukan
dimiliki untuk
diperdagangkan maupun
dimiliki hingga jatuh
tempo

Diperdagangka
n

Tersedia untuk
dijual

Neraca

Harga setelah
amortasi

AKUNTANSI
LAPORAN LABA RUGI
Keuntungan/Kerugian
belum direalisasi
Lainnya
Tidak diakui sebagai
komponen laba bersih
maupun laba
komprehensif

Mengakui realisasi
keuntungan/kerugian dan
pendapatan bunga dalam laba
bersih

Diakui sebagai komponen


laba bersih

Mengakui realisasi
keuntungan/kerugian serta
pendapatan bunga dalam laba
bersih

Tidak diakui sebagai


komponen laba bersih
namun diakui sebagai
pendapatan komprehensif

Mengakui realisasi
keuntungan/kerugian dan
pendapatan bunga dalam laba
bersih

Nilai wajar

Nilai wajar

kerugian yang telah direalisasi (keuntungan atau kerugian pada saat


penjualan) termasuk pada penghitungan laba bersih. Pendapatan bunga
dari sekuritas diperdagangkan dalam bentuk utang ini dicatat saat
terjadinya. (Pendapatan dividen dari sekuritas ekuitas diperdagangkan
diakui saat terjadinya.) Klasifikasi perdagangan digunakan untuk
sekuritas utang maupun ekuitas.

Sekuritas Tersedia untuk Dijual


Sekuritas yang tersedia untuk dijual (available-for-sell securities)
merupakan sekuritas utang (atau ekuitas yang tidak memiliki pengaruh)
yang tidak tergolong sekuritas diperdagangkan atau dimiliki hingga jatuh
tempo. Sekuritas ini dapat dikelompokkan sebagai aset lancar atau tidak
lancar, tergantung dari jangka waktu atau kapan manajemen berniat
menjual sekuritas tersebut. Sekuritas ini dilaporkan berdasarkan nilai
wajar pada neraca. Namun, perubahan pada nilai wajar tidak dimasukkan
sebagai komponen laba melainkan dimasukkan sebagai komponen
pendapatan komprehensif. Pada sekuritas tersedia untuk dijual,
pendapatan bunga, termasuk amortasi premium atau diskon sekuritas
jangka panjang, dicatat saat terjadinya, (Pada sekuritas ekuitas tersedia
untuk dijual, dividen dicatat sebagai penghasilan saat terjadinya).
Keuntungan dan kerugian yang telah direalisasi dicatat sebagai bagian
laba bersih. Klasifikasi sekuritas-tersedia-untuk-dijual digunakan untuk
sekuritas utang maupun ekuitas.

Perubahan Kelompok Investasi


Saat niat atau kemampuan manajemen untuk meneruskan tujuan
memiliki sekuritas investasi berubah secara signifikan, sekuritas tersebut
harus direklasifikasi (dipindahkan pada kelompok lain). Umumnya,
sekuritas utang yang dikelompokkan sebagai dimiliki hingga jatuh
tempo tidak dapat dipindahkan menjadi kelompok lain kecuali pada
keadaan luar biasa seperti merger, akuisisi, divestasi, penurunan tajam
peringkat kredit, atau kejadian luar biasa lainnya. Pemindahan dari
kelompok tersedia untuk dijual menjadi diperdagangkan biasanya
10

juga tidak diperbolehkan. Namun, ketika pemindahan antar kelompok ini


terjadi, sekuritas harus disesuaikan pada nilai wajarnya. Nilai wajar ini
memastikan bahwa perusahaan yang mengubah kelompok sekuritas
secara langsung mengakui nilai wajar (pada laporan laba ruginya). Hal
ini juga mengurangi kesempatan perusahaan untuk menyembunyikan
perubahan nilai wajar dengan mengubah sekuritas menjadi kelompok lain
yang tidak mengakui perubahan nilai wajar sebagai bagian laba bersih.
Tampilan 2.3 memberikan ringkasan akuntansi perubahan kelompok
investasi.
2.4 Sekuritas Ekuitas
Sekuritas ekuitas (equtiy securities) mencerminkan bagian kepemilikan
pada entitas lain. Contohnya meliputi saham biasa dan saham preferen serta
hak untuk memperoleh atau menjual bagian kepemilikan, seperti waran,
stock right, serta opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). Saham
preferen yang dapat ditarik kembali serta sekuritas utang yang dapat
dikonversi tidak dapat dimasukkan sebagai sekuritas ekuitas (sekuritas
tersebut diklasifikasi sebagai sekuritas utang). Dua motivasi utama
perusahaan membeli sekuritas ekuitas adalah: (1) untuk memaksakan
pengaruh pada direksi dan manajemen entitas lain (seperti pemasok,
pelanggan, anak perusahaan) atau (2) untuk mendapatkan dividen dan
penghasilan dari kenaikan harga saham. Perusahaan melaporkan investasi
dalam sekuritas ekuitas berdasarkan kemampuan mereka untuk memengaruhi
atau mengendalikan aktivitas perusahaan yang diinvestasi. Bukti kemampuan
ini dicerminkan oleh presentase sekuritas dengan hak suara yang dimiliki oleh
perusahaan investor. Presentase ini merupakan panduan dan dapat digantikan
oleh faktor lain. Contohnya, pengaruh yang signifikan dapat dirundingkan
melalui komunikasi walaupun tanpa presentase kepemilikan yang signifikan.
Tampilan 2.4 memberikan ringkasan klasifikasi dan akuntansi sekuritas
ekuitas.

11

Tampilan 2.3

Akuntansi untuk Perubahan Kelompok Investasi Sekuritas

PERUBAHAN
Dampak terhadap Penilaian
Aset di Neraca

Dampak terhadap Laporan


Laba Rugi

Tersedia untuk dijual

Aset dilaporkan berdasarkan


nilai wajar, bukan amortasi

Diperdagangkan

Tersedia untuk dijual

Tidak ada pengaruh

Tersedia untuk dijual

Diperdagangkan serius

Tidak ada pengaruh

Tersedia untuk dijual

Dimiliki hingga jatuh tempo

Tidak ada pengaruh saat


perubahan; namun, pada masa
depan aset dinilai pada biaya
perolehan setelah amortasi,
bukan berdasarkan nilai wajar

Keuntungan atau kerugian


belum direalisasi pada tanggal
perubahan diakui dalam laba
komprehensif
Keuntungan atau kerugian
belum direalisasi pada tanggal
perubahan diakui dalam laba
bersih
Keuntungan atau kerugian
belum direalisasi pada tanggal
perubahan diakui dalam laba
bersih
Keuntungan atau kerugian
belum direalisasi pada tanggal
perubahan, dan dimasukkan
dalam laba komprehensif

Dari

Menjadi

Dimiliki hingga jatuh tempo

10

Tampilan 2.4

Klasifikasi dan Akuntansi Sekuritas Ekuitas

TIDAK PENGARUH
Ciri

Tersedia untuk Dijual

Diperdagangkan

Pengaruh Signifikan

Pihak yang
mengendalikan

Kepemilikan
Tujuan

Kurang dari 20%


Investasi jangka panjang
atau menengah

Kurang dari 20%


Investasi jangka pendek
atau diperdagangkan

Antara 20%-50%
Besar pengendalian
terhadap perusahaan

Di atas 50%
Pengendalian usaha
seluruhnya

Dasar penilaian
Neraca: nilai aset

Nilai wajar
Nilai wajar

Nilai wajar
Nilai wajar

Konsolidasi
Neraca konsolidasi

Laporan Laba Rugi:


Keuntungan belum
direalisasi
Laporan Laba Rugi:
Dampak pendapatan
lain-lain

Pada laba komprehensif

Pada laba bersih

Metode ekuitas
Biaya akuisisi
disesuaikan dengan
bagian proporsional dari
saldo laba investee dan
amortasi yang sesuai
Tidak diakui

Mengakui dividen dan


realisasi
keuntungan/kerugian
pada laba bersih

Mengakui dividen dan


realisasi
keuntungan/kerugian
pada laba bersih

Mengakui bagian
proporsional laba bersih
investee dikurangi
amortasi pada laba
bersih

Laporan laba rugi


konsolidasi

Tidak diakui

11

Tidak Memiliki Pengaruh - Kepemilikan Kurang dari 20%


Sekuritas ekuitas berbentuk saham preferen tanpa hak suara atau
kurang dari 20% dari seluruh saham hak suara perusahaan yang
diinvestasi, sekuritas ini dianggap tidak berpengaruh. Pada kasus ini,
investor diasumsikan memiliki pengaruh minimal pada aktivitas
perusahaan yang diinvestasi. Investasi ini dapat dikelompokkan sebagai
sekuritas diperdagangkan atau tersedia untuk dijual berdasarkan niat dan
kemampuan manajemen. Akuntansi untuk sekuritas ini telah dijelaskan
pada penjelasan sekuritas sekuritas utang dalam kelompok yang sama.

Pengaruh Signifikan - Kepemilikan antara 20%-50%


Kepemilikan saham, meskipun kurang dari 50% saham dengan hak
suara, dapat memberikan investor kemampuan untuk memengaruhi
secara

signifikan

aktivitas

usaha

perusahaan

yang

diinvestasi.

Pembuktian atas kemampuan investor untuk memaksakan pengaruh


signifikan terhadap aktivitas usaha perusahaan yang diinvestasi
diperlihatkan dalam berbagai cara seperti, perwakilan dan partisipasi
manajemen atau perundingan yang berpengaruh sebagai hasil dari
hubungan berdasarkan berdasarkan perjanjian. Jika tidak terdapat bukti
yang berlawanan, investasi (langsung atau tidak langsung) sebesar 20%
atau lebih (tetap kurang dari 50%) atas saham dengan hak suara
perusahaan yang diinvestasi diasumsikan memiliki pengaruh signifikan.
Investor memperlakukan investasi ini dengan metode ekuitas.
Metode ekuitas (equity method) mengharuskan investor untuk
mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan kemudian
menyesuaikan akun investasi dengan bagian proporsi investor pada laba
(atau rugi) perusahaan yang diinvestasi sejak akuisisi dan mengurangi
akun investasi sebesar jumlah dividen yang diterima dari dari perusahaan
yang diinvestasi.

Pihak yang Mengendalikan - Kepemilikan Lebih dari 50%


Kepemilikan lebih dari 50% disebut sebagai

pihak yang

mengendalikan (controlling investment) - di mana investor disebut


12

sebagai induk perusahaan (holding company) dan perusahaan yang


diinvestasi sebagai anak perusahaan (subsidiary). Untuk kepemilikan
lebih dari 50%, perusahaan harus menyiapkan laporan keuangan
konsolidasi.
2.5 Pilihan Nilai Wajar
Selama lebih dari 400 tahun, akuntansi keuangan sangat bergantung pada
model biaya historis. Dengan model biaya historis ini, aset dan kewajiban
dinilai berdasarkan harga yang diperoleh pada saat transaksi aktual di masa
lalu. Contohnya, nilai tanah yang dilaporkan dalam neraca didasarkan atas
harga ketika tanah tersebut pada awalnya dibeli; nilai persediaan barang jadi
yang dilaporkan hanya ditentukan oleh biaya produksi berdasarkan harga
input yang dibayarkan. Laba terutama ditentukan dengan mengakui
pendapatan yang diperoleh dan direalisasi selama periode dan mengaitkan
biaya dengan pendapatan yang diakui. Beberapa deviasi dari harga perolehan
dapat dilakukan apabila dengan dasar konservatif. Contohnya, persediaan
dapat dinilai dengan aturan harga perolehan atau harga pasar, dari harga mana
yang lebih rendah (lower-of-cost-or-market-value LORCOM).
Alternatif model biaya historis ini adalah akuntansi penilaian wajar (fair
value accounting). Dengan model akuntansi penilaian wajar, nilai aset dan
kewajiban ditentukan oleh nilai wajar (biasanya harga pasar) pada saat
tanggal pengukuran (kira-kira tanggal laporan keuangan). Sebagai contoh
dengan model ini, nilai tananh yang dilaporkan dalam neraca akan
mempresentasikan harga pasar pada tanggal neraca; dan nilai persediaan
barang jadi yang dilaporkan akan merefleksikan perkiraan harga pasar pada
saat tanggal neraca dikurangi oleh biaya langsung penjualan. Laba dengan
model ini cukup merefleksikan perubahan bersih dalam nilai wajar aset dan
kewajiban selama periode.
Akuntansi secara perlahan, tetapi pasti akan bergerak menuju model
akuntansi penilaian wajar. Meskipun model akuntansi penilaian wajar ini
hanya diaplikasikan secara terbatas sejak 20 tahun terakhir, terdapat kemajuan

13

yang signifikan menuju adopsi yang lebih luas. SFAS 157 menyediakan
pedoman dasar dalam mengadopsi model akuntansi penilaian wajar dan SFAS
159 merekomendasikan adopsi sukarela bagi kelas aset dan kewajiban yang
lebih luas. Meskipun penggunaan akuntansi penilaian wajar masih terbatas
pada aset dan kewjiban keuangan - seperti surat berharga atau instrumen
utang - terdapat indikasi bahwa adopsi yang komprehensif dari akuntansi
penilaian wajar untuk semua aset dan kewajiban - termasuk aset dan
kewajiban operasi - mungkin dilakukan di masa depan.
Standar terbaru (SFAS 159) mengharuskan perusahaan untuk melaporkan
secara selektif sekuritas-yang-dimiliki-hingga-jatuh-tempo dan sekuritastersedia-untuk-dijual pada nilai wajar. Jika sebuah perusahaan memilihi
pilihan lain, akuntansi untuk sekuritas-tersedia-untuk-dijual dan sekuritasyang-dimiliki-hingga-jatuh-tempo akan sama dengan dicatat dalam sekuritas
yang diperdagangkan dibawah peraturan SFAS 115. Terutama, untuk semua
saham investasi (diperdagangkan, tersedia-untuk-dijual, dimiliki-hinggajatuh-tempo), (1) nilai tercatat pada neraca merupakan nilai wajar, dan (2)
semua keuntungan dan kerugian yang tidak diakui akan dimasukkan dalam
laba bersih. Pilihan nilai wajar dapat diaplikasikan secara selektif dan
sukarela pada kelompok sekuritas manapun yang dipilih perusahaan, tapi
sekali nilai wajar telah dipilih untuk suatu kelompok tertentu, perusahaan
tidak dapat mengubah pilihan tersebut.
Pilihan nilai wajar tidak tersedia untuk investasi ekuitas yang perlu
dikonsolidasi. Selain itu, juga tidak diperbolehkan sekuritas tersebut untuk
mengaplikasikan akuntansi metode ekuitas.

14

BAB III
KESIMPULAN

Aktivitas antarperusahaan meningkat perannya dalam aktivitas bisnis.


Perusahaan membeli investasi antarperusahaan untuk beberapa alasan seperti
diversifikasi, ekspansi, serta kesempatan kompetitif dan pengembalian. Hal ini
mengungkapkan laporan keuangan untuk investasi dalam sekuritas atas analisis
dan interpretasi aktivitas bisnis sebagaimana tercermin dalam laporan keuangan.
Persyaratan pelaporan saat ini dilihat dari sudut pandang analisis, baik untuk yang
eksplisit maupun yang implisit. Hal ini menguraikan bagaimana pengungkapan
saat ini relevan untuk dianalisis, dan bagaimana kita dapat mengaplikasikan
penyesuaian analisis terhadap pengungkapan tersebut.
Sekuritas Investasi terbagi menjadi dua, yaitu Sekuritas utang dan Sekuritas
Ekuitas. Sekuritas utang (debt securities) adalah sekuritas yang mewakili
hubungan sebagai kreditor terhadap pihak lain. Misalnya obligasi perusahaan lain,
obligasi pemerintah, surat utang, dan sekuritas pemerintah kota. Sekuritas
ekuitas (equity securities) merupakan sekuritas yang mewakili kepemilikan pada
entitas lain. Contohnya adalah saham biasa dan saham preferen yang tidak dapat
ditarik kembali. Perusahaan dapat menggolongkan sekuritas investasi menjadi
aset lancar atau tidak lancar, tergantung dari jangka waktu investasi untuk
sekuritas tersebut.

15

DAFTAR PUSTAKA

1. Subramanyam, K. R., Wild, John J., dan Halsey, Robert F.; 2005, Financial
Statement Analysis, Edisi 8 Buku Dua, Salemba Empat, Jakarta.
2. Subramanyam, K. R., dan Wild, John J.; 2010, Financial Statement Analysis,
Edisi 10 Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.
3. Jumingan, 2009, Analisis Laporan Keuangan, PT Bumi Aksara, Jakarta.
4. Mamduh M. Hanafi, 2000, Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP YKPN,
Yogyakarta.

16

Vous aimerez peut-être aussi