Vous êtes sur la page 1sur 7

ARAKTERISTIK DIODA DAN APLIKASINYA

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang Hampir semua peralatan elektronika memerlukan


sumber arus searah. Penyearah digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolakbalik. Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut agar tidak
menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu. Ketikan suatu sambungan dibentuk dari
bahan semikonduktor tipe-P dan tipe-N, perangkat yang dihasilkan disebut diode. Komponen ini
memberikan resistansi sangat rendah terhadap aliran arus pada satu arah dan resistansi yang
sangat tinggi terhadap aliran arus pada arah yang berlawanan. Karakteristik ini memungkinkan
dioda untuk memberikan tanggapan yang berbeda sesuai arah arus yang mengalir di dalamnya.
Dioda sebagai salah satu komponen aktif juga sangat populer digunakan dalam rangkaian
elektronika, karena bentuknya sederhana dan penggunaannya sangat luas. Ada beberapa macam
rangkaian dioda, diantaranya : penyearah setengah gelombang (Half-Wave Rectifier), penyearah
gelombang penuh (Full-Wave Rectifier), rangkaian pemotong (Clipper), rangkaian penjepit
(Clamper) maupun pengganda tegangan (Voltage Multiplier). Dioda memiliki fungsi yang unik
yaitu hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja. Struktur dioda tidak lain adalah sambungan
semikonduktor P dan N. Satu sisi adalah semikonduktor dengan tipe P dan satu sisinya yang lain
adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi
N. Dioda-dioda seringkali dikelompokkan menjadi jenis sinyal dan jenis rectifiernya sesuai
dengan bidang aplikasi utamanya. Diode sinyal membutuhkan karakteristik bias maju yang jatuh
tegangan maju yang rendah. Diode sinyal membutuhkan karakteristik bias maju yang konsisten
dengan jatuh tegangan maju yang rendah. Dioda rectifier harus dapat menangani tegangan balik
yang tinggi dan tegangan maju yang besar. Dalam praktikum ini, kita akan mengukur tegangan
dari sebuah dioda yaitu dioda IN 4007 dan menggambarkan kurva yang dihasilkan dan
membandingkannya apakah sama dengan kurva yang kita pelajari di teori. Tujuan Untuk
mengetahui dan menjelaskan karakteristik statik dan kurva dioda Untuk mengetahui konstruksi
penyusun dasar dioda Untuk mengetahui sifat dioda dan prinsip kerja dioda sebagai penyearah
Untuk mengetahui dan menjelaskan terjadinya bias maju dan bias mundur pada dioda Untuk
mengetahui aplikasi dari dioda Untuk mengetahui dan menjelaskan jenis-jenis dioda BAB II
DASAR TEORI Dioda yang disingkat dengan lambang D ialah suatu komponen elektronika
yang terbuat dari bahan semi konduktor yang saling dipertemukan. Dioda mempunyai dua
elektroda; bahan positifnya disebut Anoda sedangkan bahan negatif disebut Katoda. Jika dua tipe
bahan semikonduktor ini dilekatkan, maka akan didapat sambungan P-N (p-n junction) yang
dikenal sebagai dioda. Pada pembuatannya memang materiap tipe P dan tipe N bukan disambung
secara harpiah, melainkan dari satu bahan (monolitic) dengan memberi doping (impurity
material) yang berbeda. Dioda akan hanya dapat mengalirkan arus satu arah saja, sehingga
dipakai untuk aplikasi rangkaian penyearah (rectifier). Dioda, Zener, dan LED. Struktur dioda
tidak lain adalah sambungan semikonduktor P dan N. Salah satu sisi adalah semikonduktor
dengan tipe P dan satu sisinya yang lain adalah tipe N. Dengan struktur demikian arus hanya
akan dapat mengalir dari sisi P menuju sisi N. Dalam rangkaian eletronika, adanya dioda yang
bertipe DUS atau DUG, hal ini menunjukkan masing-masing Dioda Universal Silikon atau
Germanium. Dioda yang bertipe DUS diantaranya adalah: BA127, BA217, BA218, BA211,
BA222, BA317, BA318, BAX13, BAY61, 1N914, 1N4148. Dan beberapa dioda yang bertipe
DUG adalah: OA85, OA91, AA116. Dioda ini banyak jenisnya: Dioda Germanium yaitu : Dioda
yang terbuat dari bahan Germanium Dioda Silikon yaitu : Dioda yang terbuat dari bahan Silikon

Dioda Selenium yaitu : Dioda yang terbuat dari bahan Silenium Dioda Zener yaitu : Dioda yang
terbuat dari bahan Zener dan banyak digunakan dalam rangkaian Catu Daya sebagai Stabilisator.
Dioda Cahaya atau sering disebut LED. LED yang merupakan singkatan dari Light Emiting
Dioda yaitu: Dioda yang terbuat dari bahan Ga (Galium), As dan Fosfor yang dapat
mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya
sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan PN juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi cahaya. LED dibuat agar lebih efisien
jika mengeluarkan cahaya. Untuk mendapatkan emisi cahaya pada semikonduktor, doping yang
dipakai adalah galium, arsenic, dan phosporus. Jenis doping yang berbeda menghasilkan warna
cahaya yang berbeda pula. Pada saat ini warna-warna cahaya LED yangbanyak adalah warna
merah, kuning, dan hijau. LED berwarna biru sangat langka. Pada dasarnya semua warna bia
dihasilkan, namun akan menjadi sangat mahal dan tidak efisien. Dalam memilih LED selain
warna, perlu diperhatikan tegangan kerja, arus maksimum dan disipasi daya-nya. Rumah
(Chasing) LED dan bentuknya juga bermacam-macam, ada yang persegi empat, bulat dan
lonjong. Sifat dari LED yaitu: ia akan mengemisi cahaya, jika memperoleh tegangan panjar
maju. Dan tidak tahan terhadap tegangan tinggi, hanya kira-kira 1,5-20 Volt. (Efvy Zamirda
Zam, 2002) Walaupun sambungan pn dapat digunakan di dalam banyak cara, namun pada
dasarnya sebuah sambungan pn adalah sebuah pelurus (rectifier). Yakni, jika anda
menghubungkannya melalui terminal-terminal sebuah aki, maka arus (beberapa pikometer) di
dalam rangkaian tersebut akan sangat jauh lebih kecil untuk satu polaritas hubungan aki itu
daripada untuk polaritas lainnya. Gambar 2.1 Sebuah dioda sambungan pn Gambar 2.1
memperlihatkan salah satu dari banyak pemakaian yang mungkin dari sebuah pelurus dioda.
Sebuah potensial masukan gelombang sinus menghasilkan sebuah potensial keluaran gelombang
setengah, dengan pelurus dioda yang pada pokoknya bertindak sebagai sebuah rangkaian pendek
untuk satu polaritas potensial masukan dan yang pada pokoknya bertindak sebagai rangkaian
terbuka untuk polaritas yang lainnya. Ternyata, sebuah pelurus dioda ideal, hanya mempunyai
kedua ragam operasi ini. Operasi itu adalah ON (yakni hambatannya nol) atau OFF (yakni
hambatannya tak terhingga). Gambar 2.1 memperagakan simbol konvensional untuk sebuah
pelurus dioda. Kepala panah bersesuaian dengan terminal tipe-p dari alat tersebut dan menunjuk
di dalam arah aliran arus konvensional yang mudah. Yakni, dioda itu adalah ON bila terminal
dengan kepala panah (cukup) positif terhadap terminal lainnya. Gambar 2.2 Gambar rincian dari
sambungan pn Gambar 2.2 memperlihatkan rincian dari kedua hubungan tersebut. Didalam
gambar 2.2 yakni susunan condong belakang tegangan gerak listrik (emf) aki menambah
selisih potensial hubungan,dan dengan demikian akan menambah tingginya rintangan yang harus
diatasi oleh pengangkut mayoritas. Tidak banyak pengangkut mayoritas itu dapat mengatasi
rintangan tersebut, dan sebagai akibatnya maka arus difusi akan berkurang secara nyata. Akan
tetapi, arus hanyut tidak mengindera adanya rintangan dan dengan demikian tidak
akanbergantung dari besarnya atau arahnya potensial luar tersebut. Keseimbangan arus yang
mulus yang terdapat pada kecondongan nol dengan demikian akan terganggu, dan seperti yang
diperlihatkan di dalam Gambar 2.2, sebuah arus tetapi merupakan arus yang sangat kecil
muncul di dalam rangkaian tersebut. Efek lain dari kecondongan belakang adalah untuk
memperlebar zona penipisan. Hal ini kelihatannya wajar karena terminal aki positif dihubungkan
ke ujung tipe-n dari sambungan tersebut, cenderung menarik elektron ke luar dari zona penipisan
kembali ke dalam bahan tipe-p. Karena zona penipisan sangat sedikit pengangkut muatan, maka
zona penipisan ini adalah kawasan yang resistivitasnya tinggi. Jadi, lebarnya yang bertambah
cukup banyak, yang konsisten dengan nilai arus condong belakang yang kecil. Kita sudah biasa

mengenal angka-angka berwarna terang yang kita lihat bercahaya dari mesin hitung uang, pompa
bensin, dan kalkulator saku. Di dalam hampir semua kasus, cahaya ini dipancarkan dari
sekumpulan sambungan pn yang beroperasi sebagai dioda pemancar cahaya (LED = Light
Emitting Diode). Gambar 2.3 Gambar peragaan LED Gambar 2.3 memperlihatkan bahwa setiap
elemen dari peragaan ini adalah ujung dari sebuah lensa plastik yang rata, dan yang pada
ujungnya yang lain ada sebuah LED kecil, mungkin kira-kira seluas 1 mm2. Bagaimanakah
sebuah sambungan pn dapat memancarkan cahaya? Bila sebuah elektron yang berada dim
puncak pita valensi, maka Energi Eg dilepaskan, di mana Eg adalah lebar sela. Apa yang terjadi
kepada energi ini? Setidak-tidaknya ada dua kemungkinan. mungkin energi ini ditransformasikan
menjadim energi termal dari kisi yang bergetar dan, dengan kemungkinan yang tinggi, dan itulah
yang betul-betul terjadi di dalam sebuah semikonduktor berbasis elektron. Akan tetapi, di dalam
beberapa bahan semikonduktor kondisi-kondisi-nya adalah sedemikian rupa sehingga energi
yang dipancarkan itu dapat juga muncul sebagai radiasi elektromagnetik, yang panjang
gelombangnya diberikan oleh = c/v= c/(E_gh)=
hc/E_g .................................................................................................................(2.1) LED
komersial yang dirancang untuk kawasan panjang gelombang tampak biasanya didasarkan pada
sebuah bahan semikonduktor yang berupa sebuah senyawa galium-arsenik-fosfor yang dipilih
sesuai. Dengan mengatur nilai banding dari fosfor terhadap arsenik maka lebar sela dan
demikian maka panjang gelombang dari cahaya yang dipancarkan dapat diusahakan sampai
cocok. Sebuah pertanyaan akan muncul. Jika cahaya dipancarkan bila sebuah elektron jatuh dari
pita konduksi ke pita valensi, apakah cahaya yang panjang gelombangnya sama seperti itu tidak
akan diserap bila sebuah elektron bergerak di dalam arah lain, yakni dari pita valensi ke pita
konduksi? Memang, sesungguhnya demikianlah yang akan terjadi. Untuk menghindari supaya
foton yang dipancarkan itu jangan semuanya diserap, maka kita memerlukan kehadiran sejumlah
besar kelebihan elektron dan lubang di dalam bahan tersebut, yang jumlahnya jauh lebih besar
daripada yang dihasilkan oleh agitasi termal di dalam bahan semikonduktor intrinsik. Kondisikondisi inilah persisnya yang akan diakibatkan bila pengangkut mayoritas apakah itu berupa
elektron atau berupa lubang disuntikkan menyebrangi bidang sentral (atau bidang tengah) dari
sebuah sambungan pn dengan menggunakan aksi sebuah selisih potensial luar. Itulah sebabnya
mengapa sebuah semikonduktor intrinsik sederhana tidak akan berperan sebagai sebuah LED.
Anda memerlukan sebuah sambungan pn! Untuk menyediakan pengangkut mayoritas yang
banyak dan dengan demikian untuk menghasilkan foton yang banyak maka semikonduktor
intrinsik itu harus diberi doping sangat banyak dan harus dicondongkan ke depan secara kuat.
Selain dari kegunaanya di dalam peragaan visual maka LED yang beroperasi di dalam infra
merah sangat banyak digunakan di dalam sistem komunikasi optik, dengan menggunakan serat
optik. Daerah inframerah dipilih karena penyerapan per satuan panjang dari serat seperti itu
mempunyai dua minimum yang jelas didefinisikan di dua panjang gelombang yang berbeda di
dalam daerah ini. dalam perkembangan Led, ujung-ujung sebuah kristal sambungan pn yang
sesuai disemir sehingga sepotong kristal yang menyeberang bidang sambungan akan berperan
sebagai sebuah laser. Alat seperti itu dinamakan dioda laser (laser dioda). Perbaikan-perbaikan
alat ini digunakan sekarang secara rutin di dalam audio cakram laser (laser-disk audio system)
dan untuk transmisi berita telepon dan sinyal lain melalui jaringan antar kota yang terbuat dari
serat optik. Kabel optik transatlantik, yang dirancang untuk menangani sampai dengan 40.000
pemicaraan telepon secara serempak, direncanakan akan dipakai di dalam tahun 1988. (David
Halliday, 1986) Ketika suatu sambungan dibentuk dari bahan semikonduktor tipe-N dan tipe-P,
perangkat yang dihasilkan itu disebut dioda. Komponen ini memberikan resistansi yang sangat

rendah terhadap aliran arus pada satu arah dan resistansi yang sangat tinggi terhadap aliran arus
pada arah yang berlawanan. Karakteristik ini digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang menuntut
rangkaian untuk memberikan tenggapan yang berbeda sesuai dengan arah arus yang mengalir
didalamnya. Sebuah dioda ideal akan melewatkan arus tak terhingga pada satu arah dan sama
sekali tidak melewatkan arus pada arah sebaliknya. Sebagai tambahan, dioda akan mulai
mengalirkan arus apabila tegangan terkecil sekalipun diberikan. Dalam prakteknya, suatu
tegangan yang sangat kecil harus diberikan sebelum aliran arus terjadi. Lebih jauh lagi, arus
bocor yang kecil akan mengalir pada arah mundur. Arus bocor ini biasanya merupakan pecahan
yang sangat kecil dari arus yang mengalir pada arah majunya. Jika bahan semikonduktor tipe-P
dijadikan lebih positif daripada bahan tipe-N melampaui nilaiambang tegangan majunya (sekitar
0,6 V jika bahannya adalah silikon dan 0,2 V jika bahannya adalah germanium), dioda akan
melewatkan arus dengan bebas. Jika, sebaliknya, bahan tipe-P dijadikan lebih negatif daripada
bahan tipe-N, praktis tidak akan ada arus yang mengalir kecuali tegangan yang diberikan
melebihi tegangan maksimum (breakdown) yang dapat diterima oleh perangkat. Perhatikan
bahwa sebuah dioda normal akan rusak jika tegangan breakdown mundurnya dilampaui.
Hubungan ke bahan tipe-P disebut anoda sedangkan hubungan ke bahan tipe-N disebut katoda.
Tanpa potensial eksternal, elektron-elektron dari bahan tipe-N akan menyebrang ke dalam daerah
tipe-P dan mengisi sebagian dari hole-hole yang kosong. Tindakan ini akan mengakibatkan
terbentuknya suatu daerah di tengan-tengah sambungan di mana tidak terdapat pembawa muatan
bebas. Zona ini dikenal sebagai daerah serapan (depletion zone). Dalam kondisi bias-maju, dioda
akan melewatkan arus dengan bebas. Dalam kondisi bias-mundur, dioda melewatkan arus dalam
jumlah yang dapat diabaikan. Dalam kondisi bias maju yang bebas mengalirkan arus, dioda
bertindak mirip dengan saklar yang tertutup. Dalam kondisi bias-mundur, dioda bertindak seperti
sebuah saklar yang terbuka. Jika suatu tegangan positif diberikan kepada bahan tipe-P, pembawa
muatan positif akan terdorong dan bergerak menjauhi potensial positif ke arah sambungan. Sama
halnya, potensial negatif yang diberikan kepada bahan tipe-N akan menyebabkan pembawa
muatan negatif bergerak menjauhi potensial negatif ke arah sambungan. Apabila pembawa
muatan positif dan negatif tiba pada daerah sambungan, mereka akan saling menarik dan
bergabung (ingat bahwa muatan-muatan yang berlawanan saling tarik-menarik). Bersamaan
dengan bergabungnya pembawa muatan positif dan negatif pada daerah sambungan, sebuah
pembawa muatan positif dan negatif yang baru akan muncul dalam bahan seminkonduktor dari
sumber tegangannya. Setelah memasuki bahan semikonduktor, pembawa-pembawa muatan baru
ini akan bergabung menuju daerah sambungan dan bergabung. (Michael Tooley, 2002) Sebuah
semikonduktor murni adalah bahan yang bukan konduktor yang baik ataupun insulator yang
baik. Semikonduktor yang paling umum terbuat dari silikon dan germanium. semikonduktor
yang baik harus sedikit terkontaminasi dengan kotoran yang membuat campuran yang dihasilkan
baik kelebihan dengan elektron (bahan tipe N bermuatan negatif) atau sedikit kelebihan dengan
elektron (bahan P-jenis bermuatan positif). Proses kontaminasi disebut doping. Jika bahan Pjenis terhubung ke bahan tipe N, hasilnya adalah sambungan P-N. di persimpangan, suatu
rekombinasi muatan negatif (elektron) dari tipe-N material dan muatan positif (lubang) dari
bahan tipe-P terjadi dan membentuk area kecil yang disebut zona deplesi. Lebar zona deplesi
menentukan karakteristik konduksi dari dioda. Jika tegangan negatif diaplikasikan pada bahan
jenis-N dan tegangan positif diterapkan pada materi jenis-P, dioda dikatakan bias maju. Kondisi
ini menyebabkan pelebaran lebar zona deplesi untuk mempersempit dan memungkinkan arus
mengalir melalui dioda. Jika tegangan diterapkan dibalik, dioda adalah bias mundur. ini
menyebabkan zona deplesi untuk memperluas dan menyajikan resistansi besar untuk aliran arus.

Secara sederhana, dioda memungkinkan arus mengali hanya ketika itu adalah bias maju (David
P.Beach, 1991) BAB III METODOLOGI PERCOBAAN Peralatan dan Komponen Peralatan dan
Fungsi Multimeter digital (2 buah) Fungsi : untuk mengukur tegangan masuk (vdd). Untuk
mengukur tegangan keluaran (Vab dan Vbc). Protoboard Fungsi : sebagai tempat untuk
merangkai rangkaian sementara. Jack banana Fungsi : untuk menghubungkan peralatan dengan
peralatan. PSA Adjust Fungsi : sebagai sumber tegangan DC. Penjepit Buaya Fungsi : untuk
menghubungkan rangkaian dengan komponen. Kabel penghubung Fungsi : untuk
menghubungkan peralatan dengan peralatan. Komponen dan Fungsi Dioda IN4007 Fungsi :
untuk penyearah tegangan DC. Resistor 1 k Fungsi : untuk menghambat tegangan dan arus. 3.2
Prosedur Percobaan Dipersiapkan peralatan dan komponen yang akan digunakan. Digambar
rangkaian seperti gambar dibawah ini: Dirangkai komponen yang sudah dipersiapkan sesuai
dengan rangkaian diatas pada protoboard. Dihubungkan kutub positif PSA adjust pada anoda
dioda dan negatif pada ground. Dihubungkan kutub positif multimeter pada anoda dioda dan
negatif ke ground. Setelah diamati gambar berikut, dihubungkan kutub positif multimeter pada
titik a dan kutub negatifnya pada titik b. Dihidupkan PSA dan multimeter. Divariasikan tegangan
PSA dari 0, 0.5 V sampai 6 V dengan interval 0,5 V. Dilihat hasil pengukuran pada multimeter
(Vab). Dicatar hasilnya pada tabel pengukuran. Setelah diamati gambar berikut, dihubungkan
kutub positif multimeter dititik b dan negatif dititik c. Diulang percobaan diatas pada no.8.
Dilihat hasil pengukuran pada multimeter (Vbc). Dicatat hasilnya pada tabel pengukuran.
Dinolkan semua tegangan PSA atau posisi normal (default). Dimatikan/ di-offkan semua
peralatan yang digunakan. disimpan peralatan dan komponen yang telah digunakan. BAB IV
ANALISA DATA Gambar Percobaan Data Percobaan Vdd Vab Vbc 0 0 0 0,5 0,47 0,04 0,8 0,74
0,27 1,0 0,99 0,45 1,2 1,12 0,91 1,5 1,43 1,23 2,0 1,93 1,41 2,5 2,42 1,85 3,0 2,91 2,30 3,5 3,38
2,82 4,0 3,98 3,22 4,5 4,38 3,76 5,0 4,89 4,30 5,5 5,34 4,77 6,0 5,82 5,19 Medan, 01 Desember
2012 Asisten, Praktikan, (Lyri Martin Lambok simorangkir) (Rinto Pangaribuan) Analisa Data
Menentukan arus dioda (Id) setiap Vdd Id = (V_dd-V_ab)/R Id1 = (V_dd-V_ab)/R = (00)/1000 = 0 A Id2 = (V_dd-V_ab)/R = (0,5-0,47)/1000 =0,00003 A Id3 = (V_dd-V_ab)/R =
(0,8-0,74)/1000 =0,00006 A Id4 = (V_dd-V_ab)/R = (1-0,99)/1000 = 0,00001 A Id5 = (V_ddV_ab)/R = (1,2-1,12)/1000 = 0,00008A Id6 = (V_dd-V_ab)/R = (1,5-1,43)/1000 = 0,00007A
Id7 = (V_dd-V_ab)/R = (2-1,93)/1000 = 0,00007A Id8 = (V_dd-V_ab)/R = (2,5-2,42)/1000 =
0,00008A Id9 = (V_dd-V_ab)/R = (3,0-2,91)/1000 = 0,00009A Id10 = (V_dd-V_ab)/R = (3,5
-3,38)/1000 =0,00012A Id11 = (V_dd-V_ab)/R = (4-3,98)/1000 = 0,00002A Id12 = (V_ddV_ab)/R = (4,5-4,38)/1000 = 0,00012 A Id13 = (V_dd-V_ab)/R = (5-4,89)/1000 = 0,00011A
Id14 = (V_dd-V_ab)/R = (5,5-5,34)/1000 = 0,00016 A Id15 = (V_dd-V_ab)/R = (65,82)/1000 = 0,00018 A Id = (V_dd-V_bc)/R Id1 = (V_dd-V_bc)/R = (0-0)/1000 = 0 A Id2 =
(V_dd-V_bc)/R = (0,5-0,04)/1000 =0,00046 A Id3 = (V_dd-V_bc)/R = (0,8-0,27)/1000
=0,00053 A Id4 = (V_dd-V_bc)/R = (1-0,45)/1000 = 0,00055A Id5 = (V_dd-V_bc)/R = (1,20,91)/1000 = 0,00029A Id6 = (V_dd-V_bc)/R = (1,5-1,23)/1000 = 0,00027A Id7 = (V_ddV_bc)/R = (2-1,41)/1000 = 0,00059A Id8 = (V_dd-V_bc)/R = (2,5-1,85)/1000 = 0,00065A
Id9 = (V_dd-V_bc)/R = (3-2,30)/1000 = 0,0007A Id10 = (V_dd-V_bc)/R = (3,5-2,82)/1000 =
0,00068A Id11= (V_dd-V_bc)/R = (4-3,28)/1000 = 0,00072A Id12= (V_dd-V_bc)/R = (4,53,76)/1000 = 0,00074A Id13= (V_dd-V_bc)/R = (5-4,30)/1000 = 0,0007A Id14= (V_ddV_bc)/R = (5,5-4,77)/1000 = 0,00073A Id15= (V_dd-V_bc)/R = (6-5,19)/1000 = 0,00081A
Membuat kurva: Kurva karakteristik dioda Id vs Vab Slope = Id/Vab=(0,00012-0,00007 )/
(4,38-1,93)= 2,041 x 10-5 A/V Kurva karakteristik dioda Id vs Vbc Slope = Id/Vab=(0,000810,00065 )/(5,19-1,85)= 4,804 x 10-5 A/V BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Kurva karakterisitik statik dioda Nilai ambang tegangan maju adalah nilai minimum tegangan
yang harus dilampaui sebelum dioda dapat melewatkan arus dioda. Pada dioda silikon nilai
ambang tegangan maju adalah sekitar 0,6 V hingga 0,7 V. Pada dioda germanium, nilai ambang
tegangan majunya adalah sekitar 0,2 V hingga 0,3 V. Nilai breakdown adalah nilai tegangan
maksimum yang dapat diterima oleh dioda. jika tegangan breakdownnya dilampaui maka dioda
akan rusak. Pada dioda silikon, tegangan breakdownnya sekitar -50 V. Konstruksi penyusun
dioda adalah: Dimana sisi n adalah kutub anoda yang teridiri dari banyak elektorn dan sisi p
adalah kutub katoda yang terdiri dari lubang-lubang. Sifat dan prinsip kerja dioda sebagai
penyearah dioda adalah menyearahkan arus bolak-balik dari PLN menjadi arus searah baik
dengan menggunakan penyearah gelombang penuh atau gelombang setengah penuh dan prinsip
kerjanya pada saat menyearahkan arus adalah elektron dari kutub anoda berpindah ke kutub
katoda mengisi lubang-lubang dan elektron akan terisi kembali lagi ketika arus elektron
mencapai kutub anoda. Bias maju terjadi apabila elektron-elektron dari sisi n menuju sisi p
dimana keadaan itu terjadi saat anodanya diberikan tegangan positif dari katodanya sehingga
arus dapat mengalir, sedangkan bias mundur terjadi saat sisi p yang dialiri arus elektron dimana
keadaan itu terjadi saat anodanya diberi tegangan negatif dari katodanya sehingga arus tidak
dapat mengalir. Aplikasi dari dioda adalah pendeteksi gelombang radio, pendeteksi gelombang
TV, dan sebagai sensor (pendetektor) sehingga dapat diaplikasikan pada laser. Jenis-jenis dioda
yaitu: Dioda penyearah : terbuat dari silikon atau germanium dan berfungsi sebagai penyearah
Dioda Zener : dioda silikon yang sangat terkotori dan memilki breakdown yang mendadak pada
tegangan yang relatif rendah. LED : dapat mengeluarkan cahaya apabila diberi bias maju Dioda
kapasitansi variabel : dioda yang bisa digunakan sebagai kapasitor yang dikendalikan oleh
tegangan. Dikenal juga sebagai dioda varicap. Photodioda : diaplikasikan pada sensor cahaya
Saran Sebaiknya praktikan mengetahui cara pembacaan resitor Sebaiknya praktikan mengetahui
cara menentukan kutub anoda dan katoda pada dioda. Sebaiknya praktikan tidak mengoyang
protoboard saat percobaan agar tegangan yang diperoleh tidak salah. Sebaiknya praktikan
perlahan-lahan menentukan tegangan PSA agar diperoleh kurva yang bagus. DAFTAR
PUSTAKA Beach, David P. 1991. ELECTRONICS. Delmars Publishers Inc. United States of
America . Pages : 83 84 Halliday, David. 1986. FISIKA MODERN. Edisi Ketiga.Jakarta.
Erlangga. Halaman : 107 111 Tooley, michael. 2002. RANGKAIAN ELEKTRONIKA. Edisi
Kedua. Jakarta. Erlangga. Halaman : 82 84 Zam, Efvy Zamidra. 2002. MUDAH
MENGUASAI ELEKTRONIKA.Surabaya. Penerbit Indah. Halaman : 28 30 Medan, 01
Desember 2012 Asisten, Praktikan, (Lyri Martin Lambok Simorangkir) (Rinto Pangaribuan)
Nama : Rinto Pangaribuan NIM : 110801050 Judul Percobaan : Karakteristik dan aplikasi dioda
Asisten : Lyri Martin Lambok Simorangkir Tentukan Vd, Vr, dan Id? Jelaskan karakteristik dan
aplikasi dioda (terangkan dengan memakaki gambar atau kurva). Jawab : Karakteristik dioda
dimana merupakan sambungan semikonduktor P-N yang digunakan sebagai penyearah. Pada P
biasanya disebut sebagai anoda dan pada N biasanya disebut sebagai katoda, apabila P
dihubungkan ke kutub (+) dan N dihubungkan ke kutub () maka daerah pengosongan menjadi
sempit, sehingga arus dapat mengalir. Apabila dihubungkan ke kutub () dan dihubungkan ke
kutub (+) maka daerah pengosongan akan menjadi lebar sehingga arus tidak dapat mengalir.
Aplikasi dioda ialah pendeteksi gelombang radio, pendeteksi gelombang TV, dan sebagai sensor
(pendetektor) sehingga dapat diaplikasikan pada laser. Kurva karakteristik Dioda Tugas
Persiapan Nama : Rintho NIM : 110801050 Judul Percobaan : Karakteristik dan Aplikasi dioda
Asisten : Lyri Martin Lambok Simorangkir Sebutkan jenis-jenis dioda! Jenis-jenis dioda : Dioda
biasa Dioda Zener Dioda pemancar cahaya Fotodioda Dioda kapasitansi variabel Thyristor

Sebutkan rangkaian dasar dari dioda dan rangkaian cara pembiasan pada dioda! Gambar
Rangkaian dasar dioda. Sisi p ditandai dengan A (Anoda) dan sisi n ditandai dengan K (Katoda).
Pembiasan pada dioda terdapat 2 cara yaitu: bias maju dan bias mundur. Bias maju terjadi jika
sebuah dioda sambungan yang anodanya dijadikan lebih positif dari katodanya dan bias mundur
terjadi jika sebuah dioda sambungan yang katodanya dijadikan lebih positif dari anodanya.
Apakah yang anda ketahui tentang regulasi, regulator, dan faktor ripple! regulasi tegangan
artinya menjaga tegangan output konstan. Dioda zener pada umumnya mengurangi perubahan
input yang besar dan perubahan tegangan output yang sangat kecil. Jadi,Regulasi tegangan
merupakan penggunaan utama dari dioda zener. Regulator tregangan adalah bagian power supply
yang berfungsi untuk memberikan stabilitas output pada suatu power supply. Output tegangan
DC dari penyearah tanpa regulator mempunyai kecenderungan berubah harganya saat
dioperasikan. Adanya perubahan pada masukan AC dan variasi beban merupakan penyebab
utama terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian peralatan elektronika,
terjadinya perubahan catu daya akan berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya
yang stabil diperlukan regulator tegangan. Regulator tegangan untuk suatu power supply paling
sederhana adalah menggunakan dioda zener. Faktor ripple adalah besarnya prosentase
perbandingan antara Faktor ripple adalah besarnya prosentase perbandingan antara tegangan
ripple dengan tegangan DC yang dihasilkan. Rumusnya: r= V_r/V_DC x 100% Untuk
memperkecil nilai ripple dapat digunakan filter kapasitor. Semakin besar nilai kapasitor maka
akan semakin kecil nilai tegangan ripple. Terangkan kurva karakteristik static diode, apa
perbedaan diode silicon dengan diode zener? Kurva karakteristik dioda menjelaskan kemampuan
sebuah dioda yaitu berapakah nilai ambang tegangan maju dan nilai tegangan breakdown
mundurnya dari dioda tersebut. Kurva tersebut menunujukkan hubungan antara arus dioda
dengan tegangan dioda. Contoh Gambar diatas menggambarkan kurva dioda silikon secara kasar.
Nilai ambang tegangan maju pada dioda silikon adalah sekitar 0,6 V hingga 0,7 V sedangkan,
dioda germanium memiliki nilai ambang tegangan majunya sekitar 0,2 V hingga 0,3 V.
Perbedaan antara diode silikon dengan diode zener adalah pada tegangan breakdown mundurnya.
Diode zener biasanya memiliki tegangan breakdown mundur yang mendadak pada tegangan
pada tegangan yang relatif rendah (biasanya kurang dari 6V). Apa yang dimaksud dengan
tegangan break down dari diode zener? Jelaskan dan berikan contoh rangkaian regulator dengan
menggunakan diode zener sebagai penstabil tegangan, terangkan cara kerjanya! Tegangan break
down adalah tegangan maksimum yang dapat diterima oleh perangkat. Tegangan breakdown
pada dioda zener relatif sangat rendah (biasanya kurang dari 6 V). Contoh Rangkaian regulator
dengan menggunakan diode zener sebagai penstabil tegangan : Cara kerja rangkaian diatas
adalah sebagai berikut: sebuah zener diode dengan rating tegangan 5 volt dihubungkan ke suatu
sumber tegangan variabel melalui sebuah resistor R1 pada arah reverse bias. Resistor seri R1
digunakan untuk menurunkan tegangan sumber sehingga diodenya tidak memikul seluruh
tegangan sumber. Bila tegangan sumber dinaikan dari nol volt, maka tegangan yang diterima
diode juga akan meningkat sehingga mencapai tegangan zener yaitu 5 volt. Pada saat itu,
diodenya akan konduk dan akan menjaga tegangannya tetap berada pada level 5 volt meskipun
tegangan sumbernya terus naik dari 5 volt ke titik 9 volt. "NGOPAS BUAT ALAMATNYA YAH
LEK..................!!!!!!!!!!!!!!!!!"

Vous aimerez peut-être aussi