Vous êtes sur la page 1sur 49

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA TN. N DENGAN GANGGUAN CA MAMAE


DI RUANGAN SAMOLO I DI RSUD KELAS B CIANJUR

Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Risman Firmansyah

NIM 029P.A14.066

2. Sri Astuti

NIM 029P.A14.069

3. Susi Susanti

NIM 029P.A14.070

4. Yogi Agung Priyatna

NIM 029P.A14.073

5. Muhamad Eka Zainul Syahri

NIM 029P.A14.090

6. Sopyan Nurdin Muchlis

NIM 029P.A14.093

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLTEKES YAPKESBI SUKABUMI
2016

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt atas segala rahmat dan
berkat Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA TN. N DENGAN DIANGNOSA MEDIS CA MAMAE.
Makalah ini merupakan syarat kelulusan pada mata kuliah Praktek Belajar
Klinik IV Keperawatan di RSUD KELAS B CIANJUR yang di ikuti setiap
mahasiswi keperawatan.
Dalam menyusun makalah ini penulis mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Makalah ini tentu masih jauh dari harapan dan masih
banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini sehingga dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat
waktu.

Cianjur, 02 Agustus 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5

Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Rumusan Masalah
Kegunaan
Sistematika Penulisan

Bab II Teoritis
2.1. Konsep Dasar
2.1.1. Pengertian
2.1.2. Klasifikasi
2.1.3. Etiologi
2.1.4. Anatomi Fisiologi
2.1.5. Faktor Resiko
2.1.6. Patofisiologi
2.1.7. Manifestasi Klinis
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
2.2.2. Keperawatan dan Intervensi
Bab III Tinjauan Kasus
3.1 Pengkajian

3.2 Analisa Data


3.3 Daftar Asuhan Keperawatan
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan
3.5 Implementasi Keperawatan
3.6 Catatan Perkembangan
Bab IV Pembahasan
4.1 Pengkajian
4.2 Diagnosa Keperawatan
4.3 Perencanaan
4.4 Implementasi
4.5 Evaluasi
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Kritik dan Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan pada payudara,
berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen selain kelenjar
seperti jaringan lemak, pembuluh darah, dan persyarafan jaringan payudara (Rasjidi, 2010).
Kanker payudara memiliki dampak fisik, psikologis dan sosial.Dampak fisik berupa penurunan
fungsi salah satu organ tubuh yang dioperasi atau di amputasi, rasa nyeri dan perubahan fisik karena efek
samping dari pengobatan yang dijalani pasien.Dampak psikologis dapat berupa reaksi psikologis terhadap
diagnosa kanker payudara yang harus dihadapi, rangkaian terapi atau pengobatan yang di jalani pasien
dan kondisi fisik yang baru. Dampak sosial yang dapat terjadi yaitu perubahan status sosial karena
kehilangan pekerjaan dari tempat pasien, perubahan peran dan tugas karena tidak mampu melakukan
tugasnya sebagai salah satu anggota keluarga (Rachmadahniar,2005).
Menurut Kumar dkk (2009), kurva insident usia pada kanker payudara bergerak naik terus sejak
usia 30 tahun. Kanker ini jarang di temukan pada wanita usia 20 tahun. Angka tertingi pada usia 45-66
tahun.
Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia adalah kanker
paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker lambung dan kanker hati. Sementara data dari
pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima besar kanker adalah kanker leher
rahim, kanker payudara, kanker getah bening, kulit dan kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan
kanker terbanyak yang diderita oleh wanita.Angka kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada
wanita.Kanker payudara merupakan penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar
19%.Lima data terakhir menunjukkan bahwa kema tian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan
angka ke 2 tertinggi (WHO).
Payudara di miliki oleh setiap orang, lelaki maupun wanita.Pada lelaki payudara mengalami
rudimeter dan tidak penting, sedangkan wanita menjadi berkembang dan penting.Payudara merupakan
salah satu organ paling penting bagi wanita yang erat kaitannya dengan fungsi reproduksi dan kewanitaan
(kecantikan). Karena itu gangguan payudara tidak sekedar memberikan gangguan kesakitan sebagaimna
penyakit pada umumnya, tetapi juga akan mempunyai efek estetika dan psikologis khusus (bustan, 2000).
Amerika Serikat tercatat lebih dari lebih dari 190.000 kasus baru dan 40.000 kematian.

Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 keatas,
sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun.
Di Negara Indonesia jumlah kanker payudara didapatkan kurang lebih 200 juta populasi atau
23.140 kasus baru setiap tahun (Emir & Suyatno,2010).
Menurut Ramli dkk (2010), di dapatkan jumlah penderita kanker payudara stadium IIIA dan IIIB
sebanyak 43,4%, Stadium IV sebanyak 14,3 %, berbeda dengan negara maju dimana kanker payudara
ditemukan lebih banyak dalam stadium dini.
Dari data yang penulis kumpulkan di RSUD KELAS B CIANJUUR tercatan angka kejadian
penderita kanker payudara meningkat 3 tahun terakhir. Yaitu pada tahun 2013 wanita yang mengidap
kanker payudara yaitu 234 orang diantaranya 14 orang meninggal dunia , pada tahun 2014 terhitung
sebanyak 272 orang orang wanita mengidap kanker payudara diantaranya 13 orang meninggal dunia,
sedangkan pada tahun 2015 terhitung 312 orang wanita terkena kanker payudara diantaranya 11 orang
meninggal dunia.
Peran perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien kanker payudara yaitu melalui upaya
promotif,prepentif,kuratif dan rehabilitas.Upaya promotif meliputi pemberian pendidikan kesehatan
tentang penyakit kanker payudara,upaya preventif yaitu mencegah infeksi pada luka post op dengan cara
perawatan luka dengan teknik aseptik dan antiseptik,upaya kuratif meliputi pemberian pengobatan dan
penganjuran klien untuk mematuhi terapi,serta upaya rehabilitative meliputi perawatan luka di rumah dan
menganjurkan untuk meneruskan terapi yang telah diberikan.Peran perawat dalam aspek psikologis yaitu
memberikan informasi dan dukungan positif kepada jlien tentang proses pengobatan yang akan di jalani
bahwa itu adalah alternative untuk pengobatan
Berdasarkan data tersebut maka dari itu, penulis tertarik untuk mengangkat masalah kanker
payudara pada studi kasus ini supaya bisa memberikan asuhan keperawatan secara mendalam terhadap
klien dengan masalah kanker payudara.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien kanker payudara di ruang Samolo 1 di
RSUD KELAS B CIANJUR tahun 2016.

2. Tujuan Khusus
a)
b)
c)
d)
e)

Mampu melaksanakan pengkajian terhadap klien dengan kanker payudara


Mampu merumuskan diagnosa keperawatan terhadap klien dengan kanker payudara
Mampu membuat perencanaan terhadap klien dengan kanker payudara
Mampu melakukan tindakan keperawatan terhadap klien dengan kanker payudara
Mampu mengevaluasi dari tindakan keperawatan yang telah diberikan terhadap klien dengan

kanker payudara
f) Mampu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan terhadap klien dengan kanker
payudara.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut Bagaimana
menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker payudara di ruang Samolo 1di RSUD KELAS
B CIANJUR.

1.4 Kegunaan
Adapun manfaat penulisan studi kasus ini adalah :
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti sendiri dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan kanker payudara
2. Bagi institusi RSUD KELAS B CIANJUR
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi institusi kesehatan dan tenaga kesehatan dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap kanker payudara.
3. Bagi Akademik
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau masukan untuk menambah wawasan bagi pembaca
tentang payudara.
4. Bagi Klien dan Keluarga
Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan dan mampu memahami tentang penyakit kanker
payudara serta penatalaksanaanya.

1.5 Sistematika Penulisan


Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
1.6 Latar Belakang
1.7 Tujuan Penulisan
1.8 Rumusan Masalah
1.9 Kegunaan
1.10
Sistematika Penulisan
Bab II Teoritis
2.1. Konsep Dasar
2.1.1. Pengertian
2.1.2. Klasifikasi
2.1.3. Etiologi
2.1.4. Anatomi Fisiologi
2.1.5. Faktor Resiko
2.1.6. Patofisiologi
2.1.7. Manifestasi Klinis
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
2.2.2. Keperawatan dan Intervensi
Bab III Tinjauan Kasus
3.1 Pengkajian

3.2 Analisa Data


3.3 Daftar Asuhan Keperawatan
3.4 Rencana Asuhan Keperawatan
3.5 Implementasi Keperawatan
3.6 Catatan Perkembangan
Bab IV Pembahasan
4.1 Pengkajian
4.2 Diagnosa Keperawatan
4.3 Perencanaan
4.4 Implementasi
4.5 Evaluasi
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
5.2 Kritik dan Saran

BAB II
TUJUAN TEORITIS

2.1. Konsep Dasar

2.1.1. Pengertian
Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel
tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan tumbuh menjadi
benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara dengan
manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel (Brunner dan
Suddarth, 2005 ).
Kanker payudara adalaah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler
dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit tunggal (Tucker dkk,1998).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan mammae
(Tapan, 2005).
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat. com. jam 10.00, Minggu tanggal 29-8-2005,sumber :
Harianto,dkk).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari parenkim, stoma areola, dan papila
mamae (Taufan Nugroho,2011).

2.1.2. Klasifikasi
1.Histopatologi
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Non-invasif karsinoma
Non-invasif duktal karsinoma
Lobular karsinoma in situ
2. Invasif karsinoma
a. Invasif duktal karsinoma
Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma

Medulare karsinoma
b. Invasif lobular karsinoma
Adenoid cystic karsinoma
karsinoma sel squamos
karsinoma sel spindel
Apocrin karsinoma
Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma
Lainnya
3. Paget's Disease

2. Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis
suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut
baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor
ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan
pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA,
rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk
menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan
klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari
World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American
Cancer Society dan American College of Surgeons).
Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau
kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M
dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan
histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
T (tumor size), ukuran tumor:

T 0: tidak ditemukan tumor primer


T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
T 2: ukuran tumor diameter antara 25 cm
T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada
keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada
benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):

N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla


N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary
interna di dekat tulang sternum

M (metastasis), penyebaran jauh:

M x: metastasis jauh belum dapat dinilai


M 0: tidak terdapat metastasis jauh
M 1: terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung
dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

Stadium 0: T0 N0 M0
Stadium 1: T1 N0 M0
Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0
Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
Stadium III C: Tiap T N3 M0
Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1

3. Genetik
1. Array-mikro DNA
Array-mikro DNA merupakan suatu metode yang diawali dengan membandingkan sel normal
dengan sel kanker dan melihat perbedaan yang terjadi pada ekspresi genetik antara dua jenis sel.
Walaupun perbedaan ekspresi genetik tersebut belum tentu menunjukkan ciri khas onkogen sel kanker,
namun beberapa grup periset mempertimbangkan bahwa beberapa grup/kluster gen mempunyai
kecenderungan untuk meninggalkan jejak genetik pada sel lain hingga terjadi ekspresi genetik yang sama,
yang disebut profil genetik. Dengan demikian, dinamika fungsional gen dan genom dapat diamati seperti
proses transkripsi mRNA, identifikasi domain pengikat dari protein asam nukleat, analisis singlenucleotide polymorphism.

Sejumlah profil genetik telah diajukan oleh berbagai pihak, beberapa diantaranya adalah:

Profil genetik dari American Society of Clinical Oncology yang menawarkan klasifikasi
berdasarkan CA 15.3, CA 27.29, CEA, pencerap estrogen, pencerap progesteron, pencerap faktor
pertumbuhan epidermal-2, aktivator plasminogen urokinase, penghambat aktivator plasminogen
1. Penggunaan kategori berikut sebagai dasar diagnosa juga dianggap belum cukup;
DNA/ploiditas dengan penggunaan sitometri, p53, cathepsin D, siklin E, multiparameter assays

tertentu, deteksi metastasis-mikro pada sumsum tulang dan kadar sel tumor dalam sirkulasi darah.
Profil genetik yang disebut normal breast-like, basal, luminal A, luminal B, dan ERBB2+.
Subtipe berdasarkan ESR1/ERBB2 dengan profil ESR1+/ERBB2-, ESR1-/ERBB2-, dan
ERBB2+.

2. Profil intrinsik Perou-Srlie


Dari sudut pandang histologi, sel tumor payudara merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari
berbagai jenis sel selain sel kanker.Untuk mendapatkan profil genetik dari sebuah tumor, perlu diketahui
ekspresi genetik khas dari tiap sel yang merupakan hasil transkripsi kluster gen tertentu, kemudian dicari
kesamaan kluster pada sel lain dari jenis yang berbeda.
Pada profil intrinsik, ditemukan 8 kluster genetik yang merupakan variasi sel-sel tertentu yang
terdapat di dalam tumor.

Sel endotelial. Sebuah kluster gen merupakan ciri khas ekspresi genetik sel endotelial, seperti CD34,

CD31, faktor von Willebrand, baik sel endotelial dari kultur HUVEC maupun HMVEC.
Sel stromal. Ekspresi protein dari sel stromal merupakan kluster genetik yang teridentifikasi terlebih

dahulu dan meliputi beberapa isomer kolagen


Sel payudara normal maupun yang kaya akan adiposa dengan kluster genetik meliputi fatty-acid

binding protein 4 dan PPAR


Sel B, meninggalkan jejak genetik seperti ekspresi gen berupa protein imunoglobulin saat melakukan
infiltrasi dan memberikan variasi pada kluster genetik seperti yang terjadi pada ekspresi sel RPMI-

8226 dari kultur mieloma multipel.


Sel T juga meninggalkan jejak genetik yang menjadi indikasi aktivitas infiltrasi. Sebuah kluster
geneteik meliputi kluster diferensiasi CD3 dan 2 subunit pencerap sel T ditemukan pada sel MOLT-4

dari kultur leukimia.


Makrofaga. Sebuah kluster genetik yang nampaknya merupakan ciri khas makrofaga/monosit adalah
ekspresi CD68, acid phosphatase 5, chitinase dan lysozyme.
Terdapat dua jenis sel epitelial pada kelenjar ini, yaitu sel basal atau sel mioepitelial, dan sel epitelial

luminal. Banyak gen yang hanya dimiliki oleh salah satu jenis sel ini dan jarang ditemukan gen yang

dimiliki oleh kedua sel. Kluster genetik sel basal meliputi keratin-5, keratin-17, integrin-4 dan laminin.
Sedangkan kluster genetik sel luminal meliputi faktor transkripsi yang berkaitan dengan pencerap
estrogen seperti GATA-binding protein-3, X-box binding protein-1 dan hepatocyte nuclear factor-3.

4. Lintasan onkogenik
Klasifikasi menurut lintasan onkogenik terbagi menjadi 4 subtipe yang disebut:

luminal A yang disertai ekspresi pencerap hormon, baik estrogen, progesteron maupun keduanya, dan
tanpa ekspresi HER-2 (bahasa Inggris: human epidermal growth factor receptor 2). Pada subtipe
luminal A, terjadi ekspresi berlebihan protein yang berperan dalam lintasan metabolisme asam lemak
dan lintasan transduksi sinyal selular yang menggunakan steroid, khususnya melalui ekspresi

pencerap estrogen.
luminal B dengan pencerap hormon +, HER-2 +.
triple negative dengan pencerap hormon -, HER-2 -.
HER-2 over-expressing dengan pengecerap hormon -, HER-2 +.
Berdasarkan klasifikasi ini, hasil sampling dari 2.544 kasus yang terjadi di Amerika, 73% didapati

mengidap subtipe luminal A, 12% penderita luminal B, 11% adalah kanker triple negative dan 4%
merupakan jenis HER-2 over-expressing.
Beberapa ahli lain menambahkan subtipe seperti;

basal-like dengan ekspresi berlebih protein yang berperan pada proliferasi dan diferensiasi sel,

lintasan p21 dan transduksi sinyal dalam siklus sel pada checkpoint antara fase G1 dan fase S.
basal A dengan lintasan ETS dan gen BRCA1.
basal B dengan lintasan sel mesenkimal dan/atau sel punca/sel progenitor

2.1.3. Etiologi
Tidak satupun penyebab spesifik dari kanker payudara,sebaliknya serangkaian faktor genetik,
hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus
bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum berkaitan dengan kanker payudara, namun apa
yang menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan
atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein yang menekan atau menigkatkan perkembangan
kanker payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker
payudara.Dua hormon ovarium utama-estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam

lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Brunner dan
Sudart, 2001).
Faktor resiko timbul kanker payudara terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat di ubah
(unchangeable) dan dapat di ubah (changeable) yaitu :
A. Faktor resiko yang tidak dapat di ubah (unchangable)
1) Umur
Semakin bertambahnya umur meningkat resiko kanker payudara. Wanita paling sering terserang
kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah wanita 40 tahun juga dapat
terserang kanker payudara, namun resikonya lebih rendah dibandingkan wanita berusia diatas 40 tahun.
2) Menarche Usia Dini
Resiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi pertama
sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan
hormone estrogen dan progesterone pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan
termasuk jaringan payudara.
3) Menoupause usia lanjut
Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara.
Sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.Kurang dari 25%
kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor
terjadinya perubahan klinis.
4) Riwayat keluarga
Terdapat peningkatan resiko menderita kanker payudara pada wanita yang keluarganya menderita
kanker payudara tertentu. Apabila BRCA 1 (Breast Cancer 2),yaitu suatu kerentanan terhadap kanker
payudara, untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70
tahun. 10% kanker payudara bersifat familial. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara
berhubungan dengan gen probabilitas.
5) Riwayat penyakit payudara jinak
Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara memiliki peningkatan resiko untuk
mengalami kanker payudara. Menurut penelitian Brinton (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort,

wanita yang mempunyai tumor payudara (adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis) mempunyai resiko 2,0
kali lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara 4,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara
(RR=4,0).
B. Faktor resiko yang dapat diubah / dicegah (changeable)
1) Riwayat kehamilan
Usia lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan resiko mengalami kanker payudara.
Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, wanita yang kehamilan
pertama setelah 35 tahun mempunyai resiko 3,6 kali lebih besar dibandingkan wanita yang kehamilan
pertama sebelum 35 tahun untuk terkena kanker payudara (RR=3,6). Wanita yang multipara atau belum
pernah melahirkan mempunyai faktor resiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita multipara atau
sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena kanker payudara (RR=4,0)
2) Obesitas dan konsumsi lemak tinngi
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dengan kanker payudara pada wanita pasca
menopause.Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor resiko terjadinya kanker payudara.
3) Penggunaan Hormone dan Kontrasepsi Oral
Hormone berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.Wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan progestron
pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjer payudara. Wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama mempunyai resiko untuk mengalami kanker
payudara sebelum menopause.
4) Konsumsi Rokok
Wanita yang merokok meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara daripada waita
yang tidak merokok. Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case
control menunjukkan bahawa diperkirakaan resiko bagi wanita yang merokok untuk terkena kanker
payudara 2,36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok (OR=2,36).
5) Riwayat Keterpaparan Radiasi
Radiasi diduga meningkatkan resiko kejadian kanker payudara. Pemajanan terhadap radiasi
ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun meningkatkan resiko kanker payudara.

Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan
bahwa diperkirakan resiko bagi wanita yang terpapar radiasi lebih dari 1 jam sehari untuk terkena kanker
payudara 3,12 kali lebih tinggi (OR=3,12).

2.1.4. Anatomi Fisiologi


Anatomi payudara dan kuadran letak kanker payudara dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Keterangan:
1.

Korpus (badan)

2.

Areola

3.

Papilla atau puting


Payudara (mammae, susu) adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit,di atas otot dada.Fungsi dari

payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara,

yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. Pada payudara
terdapat tiga bagian utama yaitu:
1) Korpus
Korpus (badan ) yaitu bagian yang membesar. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.
Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos, dan pembuluh
darah.Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus,yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 1520 lobus pada tiap payudara.ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil(duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2) Areola
Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang
besar melebar, akhirnya memusat ke dalam putingndan bermuara ke luar.Di dalam dinding alveolus
maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3) Papilla / Puting
Papila atau Puting,yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.Bentuk puting ada 4, yaitu bentuk
yang normal, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted).

2.1.5. Faktor Resiko


Menurut Moningkey dan Kodim, penyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi
terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara
diantaranya:
1) Faktor reproduksi: Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan
kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama
merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional,
payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara
terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh
sebelum terjadinya perubahan klinis.

2) Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan
dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang
signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa
walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang
menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker
payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin
mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.
3) Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan
risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai
2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
4) Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat
dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
diet terhadap terjadinya keganasan ini.
5) Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat
dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
6) Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya
risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker
radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
7) Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam
riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan
risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu
suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar
60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh ->
sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.

2.1.6. Patofisiologi
Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa adanya perubahan genetik berkaitan dengan
kanker payudara namun ap yang menyebabkan genetik masih belum diketahui.Meskipun belum ada
penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui namun bisa diindentifikasi melalui beberapa faktor
resiko,faktor ini penting dalam membantu mengembangkan program pencegahan.Hal yang selalu harus
diingat adalah bahwa 60% yang di diagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor resiko yang
terindentifikas kecuali lingkungan hormonal mereka.Di masa kehidupan,wanita dianggap beresiko untuk

mengalami

kanker

payudara,namun

mengidentifikasi

faktor

resiko

merupakan

cara

untuk

mengidentifikasi wanita yang mungkin diuntungkan dari kelangsungan hidup yang harus meningkat dan
pengobatan dini (Prince,A Sylvia.2006).
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mulamula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi
karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari
sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm).
Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari karsinoma mammae telah bermetastasis.Karsinoma mammae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
aliran darah (Prince, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri:proliferasi yang
berlebihan dan tak berguna,yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya.Proliferasi abnormal sel
kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar keorgan-organ yang jauh.Didalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara
biokimiawi terutama dalam maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal
(Prince,A Sylvia.2006).
Transformasi sel-sel kanker dibentik dari sel-sel normal dalam suatu proses rumut yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi dan progresi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu
perubahan dalam genetiksel yang memancing selmenjadi maligna.perubahan dalam denetic sel ini
disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan karsinogen,yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi
atau penyinaran dan sinar matahari. Tetapi, tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap
suatu karsinogen harus merupakan mutagen yang dapat menimbulkan mutasi pada gen (Sukarja,2000).
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat akan dipotong dan
diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-enzim pengoreksi. Pada
keadaan tersebut akan timbul satu atau lebih protein regulator yang akan mengenali kesalahan resebut dan
menghentikan sel dititik tersebut dari proses pembelahan.pada titik ini, kesalahan DNA dapat
diperbaiki,atau sel tersebut deprogram untuk melakukan bunuh diri yang secara efektif menghambat
pewarisan kesalahan sel-sel keturunan jika sel tersebut kembali lobs, maka sel tersebut akan menjadi
mutasi permanen dan bertahan di semua keturunan dan masuk ketahap irreversible(Cerwin ,2000).
Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promoter,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.Bahkan gangguan fisik menahun pun dapat

membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Promotor adalah zat non-mutagen
tetapi dapat menikkan reaksi karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen produksi copi multiple
gen (Sukarha, 2000). Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi maligna. Sel yang belum
melewati tahap inisiasi tidak akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh karena itu, diperlukan beberapa
faktor untuk terj adinya suatu keganasan (gabungan dari sel yang akan peka dan suatu karsinogen).
Pada tahap progresif terjadi aktivitas, mutasi, atau hilangnya gen.pada progresif ini timbul
perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna.Kanker payudara menginvasi secara lokal dan
menyebar pertama kali melalui kelenjer getah bening regional, aliran darah, atau keduanya.Kanker
payudara yang bermetastasis dapat mengenai seluruh organ tubuh, terutama paru-paru, hepar, tulang, otak
dan kulit (Weiss.M 2010).
Metastasis kanker payudara biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa dekade setelah
diagnosis pertama dan terapi (Swart R, DAN Harris JE, 2011).
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaia Dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasienya,sudah sejauh mana tingkat penyebaran kanker
tersebut baik ke organ maupun penyebaran ketempat jauh.Stadium hanya di kenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak ada tumor jinak.Untuk menentukan suatu stadium,harus dilakukan pemeriksaan klinis
dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya,yaitu histopologi,PA,rontgen,usg,danbila
memungkinkan CT Scan,Scintigrafi (Sukarja,2000).

Pathway

2.1.7.

Manifestasi Klinis
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak terdapat tanda dan gejala
yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada
tahap lanjut antara lain :
1. Adanya benjolan di payudara,
2. Adanya borok atau luka yang tidak sembuh,
3. Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air
susu pada perempuan yang tidak hamil dan menyusui.
4. Perubahan bentuk dan besarnya payudara,
5. Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.
6. Nyeri di payudara.
Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran) luas, maka tanda dan gejala
yang biasa muncul adalah:
1. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
2. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
3. Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan batuk yang sulit untuk sembuh, terdapat

penimbunan cairan antara paru-paru dengan dinding dada sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam
bernafas.
4. Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang.
5. Fungsi hati abnormal.

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan pada Ca Mammae


2.2.1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, suatu proses keperawatan, suatu
kolaboratif melibatkan perawat, pasien dan tim kesehatan lainnya. Pengkajian dilakukan untuk
mendapatkan data subjektif dan objektif yang dilakukan dengan wawancara dan pemeriksaan fisik, data
tersebut kemudian diolah, dianalisa yang kemudian akan menghasilkan suatu diagnosa keperawatan yang
membutuhkan perencanaan untuk mengatasi masalah yang timbul dan muncul.Tujuan utama pengkajian
adalah memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan pasien yang memungkinkan
perawat merencanakan asuhan keperawatan kepada klien dengan mudah.
Pengkajian yang sistematis dalam keperawatan dibagi dalam lima tahap kegiatan yang meliputi:
1) Identitas Klien
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, suku bangsa, agama, status perkawinan,
alamat, nomor RM, tanggal masuk dan penanggung jawab.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Biasanya klien mengatakan timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan,
makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan.
b. Klien mengatakan terasa nyeri pada payudara saat benjolan mulai membesar.
c. Klien mengeluh keluar nanah, darah atau cairan encer dari puting susu pada wanita yang
tidak hamil.
d. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk akibat neoplasma menyekat drainase limfatik
sehingga terjadi edema dan piting kulit.
e. Biasanya klien mengatakan tubuh terasa lemah, tidak nafsu makan , mual, muntah, ansietas.
f. Terdapat edema ( bengkak) pada lengan atau kelainan kulit, ruam kulit, dan ulserasi.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
a. Pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya seperti penyakit payudara jinak
,hyperplasia tipikal.
b. Wanita yang mempunyai tumor payudara disertai perubahan epitel proliferative mempunyai
resiko dua kali lipat biasanya mengalami kanker payudara, wanita dengan hyperplasia tipikal
mempunyai resiko empat kali lipat untuk mengalami penyakit ini.
c. Biasanya pasien mempunyai riwayat pemakaian terapi penggantian hormon dalam waktu
yang lama (lebih dari 10-15 tahun)seperti estrogen suplemen.
d. Biasanya klien mempunyai riwayat pemakaian kontrasepsi oral.

e. Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan makanan yang memakai
f.

penyedap dan pengawet.


Biasanya klien mempunyai riwayat menarche atau menstruasi pertama pada usia yang

relative mudah dan menopause pada usia yang relative lebih tua.
g. Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah melahirkan), infertilitas, dan
melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak
menyusui.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak perempuan serta
saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia
kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang saudara langsung.
b. Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau ovarium.
c. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium dibawah
40 tahun.
d. Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau ovarium.
e. Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
5) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien,BB,Tinggi badan, tekanan
darah, suhu, RR, Nadi.
b. Kepala dan Rambut
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh kemoterapi,
kulit kepala tidak tampak bersih.
c. Telinga
d. Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis disebabkan oleh nutrisi yang
tidak
adekuat Sklera tidak ikterik,palpebra tidak edema.
e. Hidung
Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan cuping hidung yang
disebabkan klien sesak nafas terutama pada pasien yang kankernya sudah bermetastase ke
f.

paru-paru.
Mulut
Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih. Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan
akibat rapuhnya pembuluh darah dan caries positif. Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah

klien kurang bersih.


g. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening.
h. Dada atau Thorak
1) Inspeksi
a. Pada stadium 1
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan pada payudara,dengan ukuran 1-2 cm.
b. Pada stadium 2

biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga disebabkan payudara
dengan ukuran dengan tumor 2,5-5 cm.
c. Pada stadium 3A
biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan tumor yang sudah meluas dalam payudara besar tumor 5-10 cm.
d. Pada stadium 3B
bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan
kanker sudah melebar ke seluruh bagian payudara,bahkan mencapai kulit, dinding
dada,tulang rusuk,dan otot dada.
e. Pada stadium 4
Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan
mestastase jauh keorgan lain seperti paru-paru.
2) Palpasi
a. Pada stadium 1
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
b. Pada stadium 2
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
c. Pada stadium 3A
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
d. Pada stadium 3B
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan otot dada .
e. Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena kanker sudah
metastase ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru sehingga mengakibatkan paru paru
mengalami kerusakan dan tidak mampu melakukan fungsinya.
3) Perkusi
a. Pada stadium 1
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien.
b. Pada stadium 2
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien karena kanker belum
mengalami metastase.
c. Pada stadium 3A
Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum metastase.
d. Pada stadium 3B
biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru dimana
parenkim paru lebih padat / mengadung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru
paien yang disebabkan pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan disebut dengan
efusi pleura jika kanker telah bermetastase pada organ paru.
e. Pada stadium 4

biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan pada paru-paru
pasien didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura akibat metastase dari
kanker mammae yang berlanjut,dan nafas akan terasa sesak.
4) Auskultasi
a. Pada stadium 1
biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar seluruh lapangan pare dan
inspirasi lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara nafas
tambahan tidak ada, seprti ronchi (-) dan wheezing (-)
b. Pada stadium 2
biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru clan
inspirasi lebih panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya buni
nafas klien juga dapat terdengar bronkovesikuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan
tidak ada, seperti ronchi (-) dan wheezing (-)
c. Pada stadium 3 A
Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru dan
inspirasi yang lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi, dan
bronkovesikuler yaitu pada daerah suprasternal, interscapula: campuran antara element
vaskuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti : Ronchi (+) dan
wheezing (-)
d. Pada stadium 3 B
biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras
nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi dan terdengar dan terdapat suara nafas tambahan
seperti: Ronchi dan Wheezing ini disebabkan oleh kanker sudah menyebar ke seluruh
bagian payudara, dan mencapai ke dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan ekspansi paru dan compressive atelektasis.
e. Pada stadium 4
biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih
keras, nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi dan terdengar. Dan terdapat suara
tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh kanker metastase ke
bagian tubuh lainnya seperti parupare sehingga mengakibatkan terj adnnya penurunan
ekspansi paru dan compressive atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada
i.

daerah lobus paru.


Jantung
1) Inspeksi
Biasanya iktus tidak terlihat.
2) Palpasi
Biasanya iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V.
3) Perkusi
Batas jantung normal, (batas jantung kanan RIC II, linea staralis dektra, batas jantung kiri
RIC V,1 jari media linea clavukularis sinistra).

4)
j.

Auskultasi
Biasanya irma jantung murni,murmur (-).
Payudara
1) Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan berwarna merah dan
payudara mengerut seperti kulit jeruk.
2) Palpasi
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan dan teraba

pembesaran kelenjar getah bening diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
k. Perut
1) Inspeksi
Biasanya tidak ada pembesaran.
2) Palpasi
Biasanya bising usus (-).
3) Perkusi
Biasanya lien dan hepar tidak teraba.
4) Auskultasi
Tympani
l. Genetalia
Biasanya genetalia bersih.
m. Ektermitas
sBiasanya ekstremitas tidak odema,tidak ada lesi.
n. Sistem integument
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien tidak elastis
6) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
1. Makan
Sehat: biasanya makan 3 kali sehari dan habis satu porsi
Sakit : biasanya 3 kali sehari,dan hanya menghabiskan setengah porsi
2. Minum
Sehat: biasanya minum 6-8 gelas sehari
Sakit :biasanya klien hanya menghabiskan minum 3-5 gelas sehari
b) Eliminasi
1. Miksi
Sehat : biasanya frekuensi BAK sehari 1500 cc
Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc,karateristiknya warna kekunangan,pekat
dan bau khas
2. Defekasi
Sehat : biasanya frekuensi BAB 1 kali sehari
Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna kehitaman atau
kemerahan, konsistensi padat dan bau khas
c) Istirahat dan Tidur
Sehat: biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di bagian
payudara
d) Kebersihan Diri
Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali sehari,cuci rambut 1 kali
dalam 2 hari,pakain di ganti sesudah mandi
Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1 kali sehari,cuci rambut 2
kali seminggu,pakain di ganti 1 kali sehari.

7) Data sosial ekonomi


Biasanya di tanyakan pada klien tentang pekerjaan, sumber penghasilan dalam keluarga dan
perubahan yang dialami sejak klien sakit, penangguang jawab biaya perawatan klien selama sakit
dan masalah keuangan yang dialami saat ini.
8) Data psikologi
Biasanya keadaan psikologi saat sakit lemas dan takut di rawat di rumah sakit, harapan klien
terhadap penyakitnya dapat segera sembuh setelah diobati,dukungan dari keluarga baik dalam
perubahan terhadap konsep diri tidak seperti biasanya.
9) Data spritual
Biasanya pelaksaanaan ibadah klien selama sakit tertinggal dan agak terganggu di bandingkan
dengan sehat rutin dan rajin beribadah, pandangan klien terhadap penyakit tetap optimis selama
segala penyakit ada obatnya.
10) Pemeriksaan laboratorium/penunjang
a. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat,trombosit meningkat.
b. Pemeriksaan urin, diperiksa apakah ureum dan kreatini meningkat
c. Tes diagnostik yang biasanya di lakukan pada penderita karsinoma mammae adalah sinar X,
sinar X ini di perlukan selain untuk screening pra-operasi,juga untuk melihat apakah ada
penyebaran kanker ke paru-paru, ultrasonografi : diperlukan bersamaan dengan mammografi
untuk membedakan krista yang berisi cairan dengan jenis lesi lainnya.
d. Respon Hormone
Diperlukan untuk mengetahui adanya peningkatan hormone estrogen dan progesteron.
e. Pemeriksaan Biopsi Jarum Halus
Pemeriksaan ini di lakukan pada lesi yang secara klinis dan radiologi di curigai ganas. Biopsi
jarum halus dilakukan dengan menusuk tumor dengan jarum halus dan di sedot dengan spuit
10 cc sampai jaringan tumor diperiksa di laboratorium oleh ahli patologi anatomi untuk
f.

mengetahui apakah jaringan tersebut ganas (maligna) atau jinak (benigna).


Penanda tumor(zat yang di hasilkan dan di sekresi oleh sel tumor dan di temukan dalam
serum missal CEA, antigen spesifik frosfat, alfa-fetoprotein, HCG, asam dll)dapat membantu

dalam mendiagnosis kanker tetapi lebih bermanfaat sebagai prognostik


g. Tes kimia skrining
1) Elektrolit(natrium,kalium,kalsium)
2) Tes ginjal (BUN)
3) Tes hepar (bilirubin,AST/SGOT alkalin fosfat,LDH)
4) Tes tulang(alkalin fosfat,kalsium)
h. Sinar X dada
Menyelidiki penyakit paru metastasis
11) Analisa Data
Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya fikir
berdasarkan ilmiah,pengetahuan yang sama dengan masalah yang di dapat pada pasien

(Gusneli,2007)

2.2.2. Keperawatan dan Intervensi


2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan pengkajian diatas kemungkinan dignosa keperawatan yang timbul adalah:
1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan
dengan kurangnya informasi.
7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.

3. Intervensi Keperawatan
No
1

Diagnosa
Keperawatan
Nyeri berhubungan

Tujuan & Kriteria


Hasil
Setelah dilakukan tindakan

Intervensi

dengan adanya

keperawatan dalam ...x24 jam.

nyeri, skala nyeri,

sejauh mana

penekanan massa

Tujuan : Nyeri teratasi.

sifat nyeri, lokasi dan

perkembangan rasa

tumor

Kriteria Hasil :

penyebaran.

nyeri yang dirasakan

Tindakan
Kaji karakteristik

Rasional
Untuk mengetahui

Klien mengatakan nyeri

oleh klien sehingga

berkurang atau hilang


Nyeri tekan tidak ada
Ekspresi wajah tenang
Luka sembuh dengan baik

dapat dijadikan

sebagai acuan untuk


intervensi

Beri posisi yang

selanjutnya.
Dapat mempengaruhi
kemampuan klien

menyenangkan.

untuk rileks/istirahat
secara efektif dan
dapat mengurangi

Anjurkan teknik
relaksasi napas

nyeri.
Relaksasi napas
dalam dapat
mengurangi rasa nyeri

dalam.

dan memperlancar
sirkulasi O2 ke

seluruh jaringan.
Peningkatan tandatanda vital dapat

menjadi acuan adanya

Ukur tanda-tanda
vital.

peningkatan nyeri.
Analgetik dapat
memblok rangsangan

nyeri sehingga dapat

Penatalaksanaan

nyeri tidak

pemberian analgetik
2

dipersepsikan.

Gangguan mobilitas

Setelah dilakukan tindakan

fisik berhubungan

keperawatan dalam ...x24 jam.

pasif sesegera

kekakuan sendi yang

dengan imobilisasi

Tujuan :

mungkin.

dapat berlanjut pada

lengan/bahu

Klien dapat beraktivitas


Kriteria Hasil :

Latihan rentang gerak

Bantu dalam aktivitas

-Klien dapat beraktivitas

perawatan diri sesuai

sehari hari.

keperluan.
Bantu ambulasi dan

-Peningkatan kekuatan bagi

tubuh yang sakit.

Untuk mencegah

keterbatasan gerak.
Menghemat energi
pasien dan mencegah
kelelahan.

Untuk menghindari

dorong memperbaiki

ketidakseimbangan

postur.

dan keterbatasan
dalam gerakan dan

postur.
Proses kehilangan

Cemas berhubungan

Setelah dilakukan tindakan

dengan perubahan

keperawatan dalam ...x24 jam.

mengekspresikan

bagian tubuh

gambaran tubuh

Tujuan :

perasaannya.

membutuhkan

Dorong klien untuk

Cemas dapat berkurang.

penerimaan, sehingga

Kriteria Hasil :

pasien dapat membuat

-Klien tampak tenang.

rencana untuk masa

-Mau berpartisipasi dalam


program terapi.

Diskusikan tanda dan


gejala depresi.

depannya.
Reaksi umum
terhadap tipe prosedur
dan kebutuhan dapat
dikenali dan diukur.

Diskusikan tanda dan

gejala depresi.

Kehilangan payudara
dapat menyebabkan
perubahan gambaran
diri, takut jaringan
parut, dan takut reaksi
pasangan terhadap

Diskusikan

memberikan sedikit

kemungkinan untuk

penampilan yang

bedah rekonstruksi

lengkap, mendekati

atau pemakaian

normal.

prostetik.
4

Gangguan harga diri

Setelah dilakukan tindakan

berhubungan dengan

keperawatan dalam ...x24 jam.

kecacatan bedah

Tujuan :

Klien dapat menerima keadaan


dirinya.
Kriteria Hasil :

Diskusikan dengan
klien atau orang
terdekat respon klien
terhadap penyakitnya.
Tinjau ulang efek
pembedahan.

-Klien dapat menerima efek


pembedahan.

Resiko infeksi

Setelah dilakukan tindakan

berhubungan dengan

keperawatan dalam ...x24 jam.

luka operasi.

Tujuan :

Berikan dukungan
emosi klien.
Anjurkan keluarga
klien untuk selalu
mendampingi klien.
Kaji adanya
tanda tanda
infeksi.

Membantu dalam
memastikan masalah
untuk memulai proses

pemecahan masalah.
Bimbingan antisipasi
dapat membantu
pasien memulai

-Klien tidak malu dengan


keadaan dirinya.

perubahan tubuh.
Rekonstruksi

proses adaptasi.
Klien bisa menerima

keadaan dirinya.
Klien dapat merasa
masih ada orang yang
memperhatikannya

Untuk mengetahui
secara dini adanya
tanda tanda infeksi

Tidak terjadi infeksi.

sehingga dapat segera

Kriteria Hasil :

diberikan tindakan

- Tidak ada tanda tanda


infeksi.
-Luka dapat sembuh dengan

yang tepat.
Menghindari resiko
penyebaran kuman

sempurna.

Lakukan
pencucian
tangan sebelum
dan sesudah
prosedur
tindakan.
Lakukan prosedur
invasif secara
aseptik dan
antiseptik.

Penatalaksanaan
pemberian
antibiotik.

Jelaskan tentang
proses penyakit,
prosedur pembedahan
dan harapan yang
akan datang.

penyebab infeksi.
Untuk menghindari
kontaminasi dengan
kuman penyebab

infeksi.
Menghambat
perkembangan kuman
sehingga tidak terjadi
proses infeksi.

Kurangnya

Setelah dilakukan tindakan

pengetahuan tentang

keperawatan dalam ...x24 jam.

kondisi, prognosis,

Tujuan :

dan serta pengobatan

Klien mengerti tentang

penyakitnya

penyakitnya.

berdasarkan

berhubungan dengan

Kriteria Hasil :

informasi, dan dapat

kurangnya

- Klien tidak menanyakan

berpartisipasi dalam

informasi.

tentang penyakitnya.

program terapi.
Memberikan nutrisi

tentang proses penyakitnya


dan pengobatannya.

pengetahuan dasar,
dimana pasien dapat
membuat pilihan

-Klien dapat memahami

Memberikan

yang optimal dan

Diskusikan perlunya
keseimbangan
kesehatan, nutrisi,
makanan dan
pemasukan cairan
yang adekuat.

mempertahankan
volume sirkulasi
untuk mengingatkan
regenerasi jaringan
atau proses

penyembuhan.
Mencegah membatasi
kelelahan,
meningkatkan

Anjurkan untuk
banyak beristirahat

penyembuhan, dan

dan membatasi
aktifitas yang berat.
Anjurkan untuk
pijatan lembut pada
insisi/luka yang
sembuh dengan
minyak.

meningkatkan
perasaan sehat.

Merangsang sirkulasi,
meningkatkan
elastisitas kulit, dan
menurunkan

ketidaknyamanan

Dorong pemeriksaan
diri sendiri secara
teratur pada payudara
yang masih ada.

sehubungan dengan
rasa pantom

payudara.
Mengidentifikasi
perubahan jaringan
payudara yang
mengindikasikan
terjadinya /
berulangnya tumor

Anjurkan untuk
Mammografi.

Kaji pola makan

baru.

Gangguan

Setelah dilakukan tindakan

pemenuhan

keperawatan dalam ...x24 jam.

kebutuhan nutrisi

Tujuan :

klien dan merupakan

berhubungan dengan

Kebutuhan nutrisi terpenuhi

asupan dalam

intake yang tidak

Kriteria Hasil :

adekuat

-Nafsu makan meningkat.

tindakan selanjutnya.
Dapat mengurangi

klien.

Anjurkan klien untuk

-Klien tidak lemah.

makan dalam porsi

-Hb normal (12 14 gr/dl)

kecil tapi sering.

Untuk mengetahui
kebutuhan nutrisi

rasa kebosanan dan


memenuhi kebutuhan
nutrisi sedikit demi

Anjurkan klien untuk


menjaga kebersihan
mulut dan gigi.
agar menambah nafsu
makan pada waktu

sedikit.
Agar menambah
nafsu makan pada
waktu makan.

makan.
Anjurkan untuk

berwarna hijau

banyak makan

banyak mengandung

sayuran yang

zat besi penambah

berwarna hijau.

Sayuran yang

tenaga.
partisipasi keluarga

Libatkan keluarga

dpat meningkatkan

dalam pemenuhan

asupan nutrisi untuk

nutrisi klien.

kebutuhan energi.

BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.N


DENGAN CA MAMAE
DI RUANGAN SAMOLO I DI RSUD KELAS B CIANJUR

3.1 PENGKAJIAN
I. Pengkajian data
a. Identitas klien
Nama
: Ny. N
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Alamat
: Pagelaran
Tanggal masuk
: 11-06-2016
No.medrec
: 750899
Ruang
: Samolo 1
Diagnose medis
: Ca mamae
Tgl.pengkajian
: 13-06-2016
b. Identitas penanggung jawab
Nama
: Tn.A
Umur
: 32th
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
c. Keluhan utama
Nyeri
d. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri, nyeri terasa tertekan atau
bergerak ketika beraktifitas yang mengurangi nyeri ketika istirahat, di sekitar payudara sebelah
kiri menjalar ke kanan, skala nyeri 5 (1-10), hilang-timbul.
e. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan saya belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
f. Keadaan kesehatan keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit keturunan.
(seperti DM, hipertensi, dll)
g. Data psikologi
Klien merasa cemas dengan penyakit yang diderita nya. Klien mengatakan takut ditolak
oleh orang lain.
h. Data social

i.

Klien berhubungan baik dengan keluarga dan lingkungan tetangganya


Data spiritual
Klien suka berdoa supaya cepat sembuh

II. Data pemeriksaan umum


1) Pemeriksaan umum
Penampilan umum
: Klien tampak lemah
Kesadaran
: Compos Mentis
Berat badan
: 49 kg
Panjang/tinggi badan
: 62 cm
Tekanan darah
:100/60 mmHg
Respirasi
:20x/m
Nadi
:92x/m
Suhu
:37,3o c
2) Kepala
Bentuk simetris,tidak ada nyeri tekan,tidak ada benjolan distribusi rambut rontok tidak ada
rambut.
3) Mata
Bentuk simetris,konjungtiva ananemis,sclera aniterik,reaksi pupil ishokor,replek mengedip baik
4) Telinga
Bentuk simetris,kebersihan bersih,tidak ada nyeri tekan
5) Hidung
Bentuk simetris,tidak ada nyeri tekan,tidak ada polip,hidung kurang bersih
6) Mulut
Bentuk simetris,kelengkapan gigi kurang lengkap,terdapat stomatitis,mulut kurang bersih
7) Leher
Bentuk simetris,tidak ada nyeri tekan ,tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
8) Dada
Bentuk tidak simetris ,payudara sebelah kiri ada benjolan,adanyanya nyeri tekan pada payudara
kiri
9) Punggung
Tidak ada nyeri tekan,tidak terdapat luka parut atau benjolan
10) Perut
Tidak ada nyeri tekan,luka parut atau benjolan
11) Genitalia
Klien menolak untuk dikaji,tetapi klien mengatakan tidak ada kelainan dalam genitalianya
12) Ektreemitas
Atas: Bentuk simetris,kelengkapan jari lengkap,kuku panjang dan tampak sedikit kotor
Bawah: Bentuk simetris,kelengkapan jari lengkap,kuku pendek tampak bersih
III. Kebiasaan sehari-hari
No
1

Jenis kegiatan
Nutrisi

Pola dirumah

Pola dirumahsakit

Makan
Jenis makanan
Pantangan
Minuman
Jenis Minuman
Eliminasi
BAB
Warna
Konsistensi
BAK
Warna
Keluhan
Istirahat dan tidur
Siang hari
Gangguan
Malam hari
Gangguan
Personal hygiene
Mandi
Gosok gigi
Keramas

3x/hari
Nasi + ayam + tempe
Tidak ada
6-8 gelas/hari
Air putih

3x/hari
Nasi + sayur + telor
Makanan pedas
3-4 gelas/hari
Air putih

1-2x/hari
Kuning kecoklatan
Banyak
3-4x/hari
Kuning jernih
Tidak ada

1x/hari
Kuning kecoklatan
sedikit
2-3x/hari
Kuning keruh
Tidak ada

1-2jam/hari
Tidak ada
6-8jam/hari
Tidak ada

2-3jam/hari
Tidak ada
3-4jam/hari
Sedikit susah tidur

2-3x/hari
2x/hari
1x/minggu

1-2x/hari
2x/hari
Belum keramas

IV. Pemeriksaan diagnostik


j. Laboraturium
Tanggal 13/06/16 (pkul : 10:43 WIB)
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
HEMATOLOGI LENGKAP
Hematokrit
CH
MPV
Differential
Eosinofil
Absolut
Limfosit
KIMIA KLINIK
Glukosa Rapid Sewaktu
Fungsi Ginjal
Ureum Darah
Creatinin Darah

V. Terapi

Hasil

Nilai Rujukan

Satuan

41.5
29
7.7

42-52
8-12

%
pg
fL

0.50

0-4

1.91

1.00-1.43

10^3/L

118

<180

mg/dL

51.7
1.6

10-50
0.5-1.0

mg%
mg%

Obat-obatan
Nama Obat
5-fluorourasil (5-FU)
Sitarabin
Terpasang Infus
Terpasang chateter

Dosis
50 mg/Ml
100 mg/ml
RL

Cara Pemberian
IV
IV
20 tetes/menit

VI. Resume kasus


Pasien datang ke RSUD CIANJUUR pada tanggal 11-06-2016 Klien mengatakan nyeri payudara
sebelah kiri menjalar ke sebelah kanan, nyeri terasa tertekan atau bergerak ketika beraktifitas yang
mengurangi nyeri ketika istirahat, di sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan, skala nyeri 5 (1-10),
hilang-timbul, terpasang selang chateter dan infuse di tangan sebelah kiri, klien tampak lemah dan
berbaring, klien tampak meringis kesakitan, tampak luka di verban pada payudara sebelah kiri, klien
tampak sesak, klien mengatakan sakit jika lengan digerakkan, klien tidak mau banyak bergerak, klien
tampak takut bergerak, tidak mau melihat tubuhnya, ekspresi wajah tampak murung, klien tampak takut
melihat anggota tubuhnya. (TD=100/60 mmHg,N=92 x/m,S 37,3o c,RR=20 x/m)

3.2 ANALISA DATA


No
1

Data fokus
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada

Etiologi
Adanya penekanan

Masalah
Nyeri

massa tumor

sekitar payudara sebelah kiri


menjalar ke kanan.
DO :
- Skala nyeri 5.
- Klien tampak meringis.
- Klien tampak sesak
- Tampak luka di verban pada
payudara sebelah kiri
2

DS :

Imobilisasi

Gangguan mobilitas

-Klien mengatakan sakit jika lengan

lengan/bahu

fisik

digerakkan.

DO :
-Klien tidak mau banyak bergerak.
-Klien tampak lemah.
3

-Klien tampak takut bergerak.


DS :

Perubahan gambaran

-Klien mengatakan takut ditolak oleh

Cemas

tubuh

orang lain.
DO :
-Tidak mau melihat tubuhnya.
-Ekspresi wajah tampak murung
-Klien tampak takut melihat anggota
tubuhnya

3.3 DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3. Cemas berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.

3.4 RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


No
1

Diagnosa
Keperawatan
Nyeri berhubungan

Tujuan & Kriteria


Hasil
Setelah dilakukan tindakan

Intervensi

dengan adanya

keperawatan dalam 1x24 jam.

nyeri, skala nyeri,

sejauh mana

penekanan massa

Tujuan : Nyeri teratasi.

sifat nyeri, lokasi dan

perkembangan rasa

tumor

Kriteria Hasil :

penyebaran.

nyeri yang dirasakan

Tindakan
Kaji karakteristik

Rasional
Untuk mengetahui

Klien mengatakan nyeri

oleh klien sehingga

berkurang atau hilang


Nyeri tekan tidak ada
Ekspresi wajah tenang
Luka sembuh dengan baik

dapat dijadikan

sebagai acuan untuk


intervensi

Beri posisi yang


menyenangkan.

selanjutnya.
Dapat mempengaruhi
kemampuan klien

untuk rileks/istirahat
secara efektif dan
dapat mengurangi

Anjurkan teknik

nyeri.
Relaksasi napas
dalam dapat

relaksasi napas

mengurangi rasa nyeri

dalam.

dan memperlancar
sirkulasi O2 ke

tanda vital dapat

Ukur tanda-tanda
vital.

menjadi acuan adanya

seluruh jaringan.
Peningkatan tanda-

peningkatan nyeri.
Analgetik dapat
memblok rangsangan

Penatalaksanaan

nyeri sehingga dapat

pemberian analgetik

nyeri tidak

Latihan rentang gerak

dipersepsikan.
Untuk mencegah

Gangguan mobilitas

Setelah dilakukan tindakan

fisik berhubungan

keperawatan dalam 1x24 jam.

pasif sesegera

kekakuan sendi yang

dengan imobilisasi

Tujuan :

mungkin.

dapat berlanjut pada

lengan/bahu

Klien dapat beraktivitas


Kriteria Hasil :

Bantu dalam aktivitas

-Klien dapat beraktivitas

perawatan diri sesuai

sehari hari.

keperluan.
Bantu ambulasi dan

-Peningkatan kekuatan bagi


tubuh yang sakit.

keterbatasan gerak.
Menghemat energi
pasien dan mencegah
kelelahan.

Untuk menghindari

dorong memperbaiki

ketidakseimbangan

postur.

dan keterbatasan
dalam gerakan dan

Cemas berhubungan

Setelah dilakukan tindakan

dengan perubahan

keperawatan dalam 1x24 jam.

gambaran tubuh

Tujuan :
Cemas dapat berkurang.
Kriteria Hasil :

Dorong klien
untuk
mengekspresi
kan
perasaannya.

postur.
Proses kehilangan
bagian tubuh
membutuhkan
penerimaan, sehingga

-Klien tampak tenang.

pasien dapat membuat

-Mau berpartisipasi dalam

rencana untuk masa

program terapi.

Diskusikan
tanda dan
gejala
depresi.

depannya.
Reaksi umum
terhadap tipe prosedur
dan kebutuhan dapat

dikenali dan diukur.


Kehilangan payudara
dapat menyebabkan

perubahan gambaran

Diskusikan
tanda dan
gejala
depresi.

diri, takut jaringan


parut, dan takut reaksi
pasangan terhadap

perubahan tubuh.
Rekonstruksi
memberikan sedikit
penampilan yang
lengkap, mendekati
normal.

Diskusikan
kemungkinan
untuk bedah
rekonstruksi
atau
pemakaian
prostetik.

3.5 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

NO
1

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

WAKTU

Nyeri berhubungan

Senin,

dengan adanya

13-06-2016

TINDAKAN

SOAP (EVALUASI)

Mengkaji karakteristik

S:

nyeri, skala nyeri, sifat

Klien mengatakan nyeri

TTD

penekanan massa

nyeri, lokasi dan

pada sekitar payudara

penyebaran.
Memberi posisi yang

sebelah kiri menjalar ke

menyenangkan.
Menganjurkan teknik

O:

relaksasi napas dalam.


Mengukur tanda-tanda
vital.

- Klien tampak meringis.

tumor

kanan.
- Skala nyeri 5.
- Klien tampak sesak.

Penatalaksanaan

- Tampak luka di verban

pemberian analgetik

pada payudara sebelah kiri.


A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5.

Gangguan mobilitas

Senin,

fisik berhubungan

13-06-2016

dengan imobilisasi

Meatih rentang gerak pasif

S:
-Klien mengatakan sakit

sesegera mungkin.
Membantu dalam aktivitas

jika lengan digerakkan.

perawatan diri sesuai

O:

keperluan.
Membantu ambulasi dan

-Klien tidak mau banyak

lengan/bahu

dorong memperbaiki
postur.

bergerak.
-Klien tampak lemah.
-Klien tampak takut
bergerak.
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi

Cemas berhubungan

Senin,

dengan perubahan

13-06-2016

Mendorong klien untuk

1,2,3.
S:

mengekspresikan

-Klien mengatakan takut

perasaannya.
Mendiskusikan tanda dan

ditolak oleh orang lain.

gejala depresi.
Mendiskusikan tanda dan

-Tidak mau melihat

gejala depresi.
Mendiskusikan

-Ekspresi wajah tampak

gambaran tubuh

O:
tubuhnya.
murung.

kemungkinan untuk bedah

-Klien tampak takut

rekonstruksi atau

melihat anggota tubuhnya.

pemakaian prostetik.

A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi

Mengkaji karakteristik

1,2,3,4.
S:

nyeri, skala nyeri, sifat

- Klien mengatakan masih

penekanan massa

nyeri, lokasi dan

nyeri pada sekitar payudara

tumor

sebelah kiri tidak terasa

penyebaran.
Memberi posisi yang

menyenangkan.
Menganjurkan teknik

O:

Nyeri berhubungan

Selasa,

dengan adanya

14-06-2016

sakit lagi.
-skala nyeri : 4.

relaksasi napas dalam.


Mengukur tanda-tanda
vital.

Penatalaksanaan

- Klien masih tampak sesak

pemberian analgetik

- Masih tampak luka di

- Klien masih tampak


meringis.

verban pada payudara


sebelah kiri.
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3,4,5.

Gangguan mobilitas

Selasa,

fisik berhubungan

14-06-2016

dengan imobilisasi

-rencana operasi
S:

Meatih rentang gerak pasif

sesegera mungkin.
Membantu dalam aktivitas

sakit jika lengan

perawatan diri sesuai

digerakkan.

keperluan.
Membantu ambulasi dan

O:

lengan/bahu

dorong memperbaiki
postur.

-Klien mengatakan Masih

-Klien sedikit banyak


bergerak.
-Klien masih tampak
lemah.
-Klien tampak sedikit tidak
takut bergerak.

A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3.

Cemas berhubungan

Selasa,

dengan perubahan

14-06-2016

gambaran tubuh

Mendorong klien untuk

-rencana operasi
S:

mengekspresikan

-Klien mengatakan tidak

perasaannya.

takut lagi ditolak oleh

Mendiskusikan tanda dan


gejala depresi.
Mendiskusikan tanda dan
gejala depresi.
Mendiskusikan

orang lain.
O:
-Mau melihat tubuhnya.
-Ekspresi wajah tampak
sedikit tidak murung
-Klien tampak tidak takut

kemungkinan untuk bedah

melihat anggota tubuhnya.

rekonstruksi atau

A : Masalah teratasi.

pemakaian prostetik.

P : Intervensi dihentikan.
-recana operasi

3.6 CATATAN PERKEMBANGAN


N
O
1

TANGGAL

DIAGNOSA

EVALUASI

KEPERAWATAN

Selasa,

Nyeri berhubungan dengan

S:

14-06-2016

adanya penekanan massa

- Klien mengatakan masih nyeri pada sekitar

tumor

payudara sebelah kiri tidak terasa sakit lagi.


O:
-skala nyeri : 4.
- Klien masih tampak meringis.
- Klien masih tampak sesak
- Masih tampak luka di verban pada payudara
sebelah kiri.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.

TTD

I:

Mengkaji karakteristik nyeri, skala nyeri,

sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.


Memberi posisi yang menyenangkan.
Menganjurkan teknik relaksasi napas

dalam.
Mengukur tanda-tanda
vital.

Penatalaksanaan
pemberian analgetik.

Selasa,

Gangguan mobilitas fisik

R : Nyeri belum teratasi intervensi dilanjutkan.


S:

14-06-2016

berhubungan dengan

-Klien mengatakan Masih sakit jika lengan

imobilisasi lengan/bahu

digerakkan.
O:
-Klien sedikit banyak bergerak.
-Klien masih tampak lemah.
-Klien tampak sedikit tidak takut bergerak.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.
I:

Meatih rentang gerak pasif sesegera

mungkin.
Membantu dalam aktivitas perawatan diri

sesuai keperluan.
Membantu ambulasi dan dorong
memperbaiki postur.

R : Gangguan mobilitas fisik belum teratasi

Selasa,

Cemas berhubungan

intervensi dilanjutkan.
S:

14-06-2016

dengan perubahan

-Klien mengatakan tidak takut lagi ditolak oleh

gambaran tubuh

orang lain.
O:
-Mau melihat tubuhnya.
-Ekspresi wajah tampak sedikit tidak murung
-Klien tampak tidak takut melihat anggota

tubuhnya.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
I:

Mendorong klien untuk


mengekspresikan
perasaannya.
Mendiskusikan tanda dan
gejala depresi.
Mendiskusikan tanda dan
gejala depresi.
Mendiskusikan
kemungkinan untuk bedah
rekonstruksi atau
pemakaian prostetik.
R : Cemas teratasi intervensi dihentikan.

BAB IV
PEMBAHASAN

BAB V
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.

Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta.
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi