Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Risman Firmansyah
NIM 029P.A14.066
2. Sri Astuti
NIM 029P.A14.069
3. Susi Susanti
NIM 029P.A14.070
NIM 029P.A14.073
NIM 029P.A14.090
NIM 029P.A14.093
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt atas segala rahmat dan
berkat Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA TN. N DENGAN DIANGNOSA MEDIS CA MAMAE.
Makalah ini merupakan syarat kelulusan pada mata kuliah Praktek Belajar
Klinik IV Keperawatan di RSUD KELAS B CIANJUR yang di ikuti setiap
mahasiswi keperawatan.
Dalam menyusun makalah ini penulis mengharapkan makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Makalah ini tentu masih jauh dari harapan dan masih
banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini sehingga dapat penulis selesaikan dengan baik dan tepat
waktu.
Penulis
DAFTAR ISI
Cover
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Latar Belakang
Tujuan Penulisan
Rumusan Masalah
Kegunaan
Sistematika Penulisan
Bab II Teoritis
2.1. Konsep Dasar
2.1.1. Pengertian
2.1.2. Klasifikasi
2.1.3. Etiologi
2.1.4. Anatomi Fisiologi
2.1.5. Faktor Resiko
2.1.6. Patofisiologi
2.1.7. Manifestasi Klinis
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1. Pengkajian
2.2.2. Keperawatan dan Intervensi
Bab III Tinjauan Kasus
3.1 Pengkajian
BAB I
PENDAHULUAN
Data WHO menunjukkan bahwa 78% kanker payudara terjadi pada wanita usia 50 keatas,
sedangkan 6% nya pada usia kurang dari 40 tahun.
Di Negara Indonesia jumlah kanker payudara didapatkan kurang lebih 200 juta populasi atau
23.140 kasus baru setiap tahun (Emir & Suyatno,2010).
Menurut Ramli dkk (2010), di dapatkan jumlah penderita kanker payudara stadium IIIA dan IIIB
sebanyak 43,4%, Stadium IV sebanyak 14,3 %, berbeda dengan negara maju dimana kanker payudara
ditemukan lebih banyak dalam stadium dini.
Dari data yang penulis kumpulkan di RSUD KELAS B CIANJUUR tercatan angka kejadian
penderita kanker payudara meningkat 3 tahun terakhir. Yaitu pada tahun 2013 wanita yang mengidap
kanker payudara yaitu 234 orang diantaranya 14 orang meninggal dunia , pada tahun 2014 terhitung
sebanyak 272 orang orang wanita mengidap kanker payudara diantaranya 13 orang meninggal dunia,
sedangkan pada tahun 2015 terhitung 312 orang wanita terkena kanker payudara diantaranya 11 orang
meninggal dunia.
Peran perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien kanker payudara yaitu melalui upaya
promotif,prepentif,kuratif dan rehabilitas.Upaya promotif meliputi pemberian pendidikan kesehatan
tentang penyakit kanker payudara,upaya preventif yaitu mencegah infeksi pada luka post op dengan cara
perawatan luka dengan teknik aseptik dan antiseptik,upaya kuratif meliputi pemberian pengobatan dan
penganjuran klien untuk mematuhi terapi,serta upaya rehabilitative meliputi perawatan luka di rumah dan
menganjurkan untuk meneruskan terapi yang telah diberikan.Peran perawat dalam aspek psikologis yaitu
memberikan informasi dan dukungan positif kepada jlien tentang proses pengobatan yang akan di jalani
bahwa itu adalah alternative untuk pengobatan
Berdasarkan data tersebut maka dari itu, penulis tertarik untuk mengangkat masalah kanker
payudara pada studi kasus ini supaya bisa memberikan asuhan keperawatan secara mendalam terhadap
klien dengan masalah kanker payudara.
2. Tujuan Khusus
a)
b)
c)
d)
e)
kanker payudara
f) Mampu melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan terhadap klien dengan kanker
payudara.
1.4 Kegunaan
Adapun manfaat penulisan studi kasus ini adalah :
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti sendiri dalam melakukan asuhan
keperawatan pada klien dengan kanker payudara
2. Bagi institusi RSUD KELAS B CIANJUR
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi institusi kesehatan dan tenaga kesehatan dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap kanker payudara.
3. Bagi Akademik
Dapat dijadikan sebagai bahan informasi atau masukan untuk menambah wawasan bagi pembaca
tentang payudara.
4. Bagi Klien dan Keluarga
Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan dan mampu memahami tentang penyakit kanker
payudara serta penatalaksanaanya.
BAB II
TUJUAN TEORITIS
2.1.1. Pengertian
Kanker payudara merupakan penyakit yang disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel
tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat di kendalikan dan akan tumbuh menjadi
benjolan tumor (kanker) sel (Brunner dan Suddarth, 2005 ).
Kanker payudara adalah suatu penyakit seluler yang dapat timbul dari jaringan payudara dengan
manifestasi yang mengakibatkan kegagalan untuk mengontrol proliferasi dan maturasi sel (Brunner dan
Suddarth, 2005 ).
Kanker payudara adalaah suatu penyakit yang menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler
dan merupakan kelompok penyakit,bukan penyakit tunggal (Tucker dkk,1998).
Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal yang terus tumbuh di dalam jaringan mammae
(Tapan, 2005).
Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi ganas (http//www.pikiran-rakyat. com. jam 10.00, Minggu tanggal 29-8-2005,sumber :
Harianto,dkk).
Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari parenkim, stoma areola, dan papila
mamae (Taufan Nugroho,2011).
2.1.2. Klasifikasi
1.Histopatologi
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. Non-invasif karsinoma
Non-invasif duktal karsinoma
Lobular karsinoma in situ
2. Invasif karsinoma
a. Invasif duktal karsinoma
Papilobular karsinoma
Solid-tubular karsinoma
Scirrhous karsinoma
Special types
Mucinous karsinoma
Medulare karsinoma
b. Invasif lobular karsinoma
Adenoid cystic karsinoma
karsinoma sel squamos
karsinoma sel spindel
Apocrin karsinoma
Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
Tubular karsinoma
Sekretori karsinoma
Lainnya
3. Paget's Disease
2. Stadium
Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis
suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut
baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor
ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan
pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA,
rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk
menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan
klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari
World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American
Cancer Society dan American College of Surgeons).
Sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau
kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M
dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan
histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
T (tumor size), ukuran tumor:
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung
dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
Stadium 0: T0 N0 M0
Stadium 1: T1 N0 M0
Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0
Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
Stadium III C: Tiap T N3 M0
Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
3. Genetik
1. Array-mikro DNA
Array-mikro DNA merupakan suatu metode yang diawali dengan membandingkan sel normal
dengan sel kanker dan melihat perbedaan yang terjadi pada ekspresi genetik antara dua jenis sel.
Walaupun perbedaan ekspresi genetik tersebut belum tentu menunjukkan ciri khas onkogen sel kanker,
namun beberapa grup periset mempertimbangkan bahwa beberapa grup/kluster gen mempunyai
kecenderungan untuk meninggalkan jejak genetik pada sel lain hingga terjadi ekspresi genetik yang sama,
yang disebut profil genetik. Dengan demikian, dinamika fungsional gen dan genom dapat diamati seperti
proses transkripsi mRNA, identifikasi domain pengikat dari protein asam nukleat, analisis singlenucleotide polymorphism.
Sejumlah profil genetik telah diajukan oleh berbagai pihak, beberapa diantaranya adalah:
Profil genetik dari American Society of Clinical Oncology yang menawarkan klasifikasi
berdasarkan CA 15.3, CA 27.29, CEA, pencerap estrogen, pencerap progesteron, pencerap faktor
pertumbuhan epidermal-2, aktivator plasminogen urokinase, penghambat aktivator plasminogen
1. Penggunaan kategori berikut sebagai dasar diagnosa juga dianggap belum cukup;
DNA/ploiditas dengan penggunaan sitometri, p53, cathepsin D, siklin E, multiparameter assays
tertentu, deteksi metastasis-mikro pada sumsum tulang dan kadar sel tumor dalam sirkulasi darah.
Profil genetik yang disebut normal breast-like, basal, luminal A, luminal B, dan ERBB2+.
Subtipe berdasarkan ESR1/ERBB2 dengan profil ESR1+/ERBB2-, ESR1-/ERBB2-, dan
ERBB2+.
Sel endotelial. Sebuah kluster gen merupakan ciri khas ekspresi genetik sel endotelial, seperti CD34,
CD31, faktor von Willebrand, baik sel endotelial dari kultur HUVEC maupun HMVEC.
Sel stromal. Ekspresi protein dari sel stromal merupakan kluster genetik yang teridentifikasi terlebih
luminal. Banyak gen yang hanya dimiliki oleh salah satu jenis sel ini dan jarang ditemukan gen yang
dimiliki oleh kedua sel. Kluster genetik sel basal meliputi keratin-5, keratin-17, integrin-4 dan laminin.
Sedangkan kluster genetik sel luminal meliputi faktor transkripsi yang berkaitan dengan pencerap
estrogen seperti GATA-binding protein-3, X-box binding protein-1 dan hepatocyte nuclear factor-3.
4. Lintasan onkogenik
Klasifikasi menurut lintasan onkogenik terbagi menjadi 4 subtipe yang disebut:
luminal A yang disertai ekspresi pencerap hormon, baik estrogen, progesteron maupun keduanya, dan
tanpa ekspresi HER-2 (bahasa Inggris: human epidermal growth factor receptor 2). Pada subtipe
luminal A, terjadi ekspresi berlebihan protein yang berperan dalam lintasan metabolisme asam lemak
dan lintasan transduksi sinyal selular yang menggunakan steroid, khususnya melalui ekspresi
pencerap estrogen.
luminal B dengan pencerap hormon +, HER-2 +.
triple negative dengan pencerap hormon -, HER-2 -.
HER-2 over-expressing dengan pengecerap hormon -, HER-2 +.
Berdasarkan klasifikasi ini, hasil sampling dari 2.544 kasus yang terjadi di Amerika, 73% didapati
mengidap subtipe luminal A, 12% penderita luminal B, 11% adalah kanker triple negative dan 4%
merupakan jenis HER-2 over-expressing.
Beberapa ahli lain menambahkan subtipe seperti;
basal-like dengan ekspresi berlebih protein yang berperan pada proliferasi dan diferensiasi sel,
lintasan p21 dan transduksi sinyal dalam siklus sel pada checkpoint antara fase G1 dan fase S.
basal A dengan lintasan ETS dan gen BRCA1.
basal B dengan lintasan sel mesenkimal dan/atau sel punca/sel progenitor
2.1.3. Etiologi
Tidak satupun penyebab spesifik dari kanker payudara,sebaliknya serangkaian faktor genetik,
hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan dapt menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus
bermunculan menunjukan bahwa perubahan genetik belum berkaitan dengan kanker payudara, namun apa
yang menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui. Perubahan genetik ini termasuk perubahan
atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein yang menekan atau menigkatkan perkembangan
kanker payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker
payudara.Dua hormon ovarium utama-estradiol dan progesterone mengalami perubahan dalam
lingkungan seluler, yang dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara (Brunner dan
Sudart, 2001).
Faktor resiko timbul kanker payudara terdiri dari faktor resiko yang tidak dapat di ubah
(unchangeable) dan dapat di ubah (changeable) yaitu :
A. Faktor resiko yang tidak dapat di ubah (unchangable)
1) Umur
Semakin bertambahnya umur meningkat resiko kanker payudara. Wanita paling sering terserang
kanker payudara adalah usia di atas 40 tahun. Wanita berumur di bawah wanita 40 tahun juga dapat
terserang kanker payudara, namun resikonya lebih rendah dibandingkan wanita berusia diatas 40 tahun.
2) Menarche Usia Dini
Resiko terjadinya kanker payudara meningkat pada wanita yang mengalami menstruasi pertama
sebelum umur 12 tahun. Umur menstruasi yang lebih awal berhubungan dengan lamanya paparan
hormone estrogen dan progesterone pada wanita yang berpengaruh terhadap proses proliferasi jaringan
termasuk jaringan payudara.
3) Menoupause usia lanjut
Menopause setelah usia 55 tahun meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara.
Sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.Kurang dari 25%
kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor
terjadinya perubahan klinis.
4) Riwayat keluarga
Terdapat peningkatan resiko menderita kanker payudara pada wanita yang keluarganya menderita
kanker payudara tertentu. Apabila BRCA 1 (Breast Cancer 2),yaitu suatu kerentanan terhadap kanker
payudara, untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70
tahun. 10% kanker payudara bersifat familial. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara
berhubungan dengan gen probabilitas.
5) Riwayat penyakit payudara jinak
Wanita yang menderita kelainan ploriferatif pada payudara memiliki peningkatan resiko untuk
mengalami kanker payudara. Menurut penelitian Brinton (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort,
wanita yang mempunyai tumor payudara (adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis) mempunyai resiko 2,0
kali lebih tinggi untuk mengalami kanker payudara 4,0 kali lebih besar untuk terkena kanker payudara
(RR=4,0).
B. Faktor resiko yang dapat diubah / dicegah (changeable)
1) Riwayat kehamilan
Usia lanjut saat melahirkan anak pertama meningkatkan resiko mengalami kanker payudara.
Menurut penelitian Briston (2008) di Amerika Serikat dengan desain cohort, wanita yang kehamilan
pertama setelah 35 tahun mempunyai resiko 3,6 kali lebih besar dibandingkan wanita yang kehamilan
pertama sebelum 35 tahun untuk terkena kanker payudara (RR=3,6). Wanita yang multipara atau belum
pernah melahirkan mempunyai faktor resiko 4,0 kali lebih besar dibandingkan wanita multipara atau
sudah lebih dari sekali melahirkan untuk terkena kanker payudara (RR=4,0)
2) Obesitas dan konsumsi lemak tinngi
Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dengan kanker payudara pada wanita pasca
menopause.Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor resiko terjadinya kanker payudara.
3) Penggunaan Hormone dan Kontrasepsi Oral
Hormone berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.Wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara. Kandungan estrogen dan progestron
pada kontrasepsi oral akan memberikan efek proliferasi berlebih pada kelenjer payudara. Wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral untuk waktu yang lama mempunyai resiko untuk mengalami kanker
payudara sebelum menopause.
4) Konsumsi Rokok
Wanita yang merokok meningkatkan resiko untuk mengalami kanker payudara daripada waita
yang tidak merokok. Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case
control menunjukkan bahawa diperkirakaan resiko bagi wanita yang merokok untuk terkena kanker
payudara 2,36 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok (OR=2,36).
5) Riwayat Keterpaparan Radiasi
Radiasi diduga meningkatkan resiko kejadian kanker payudara. Pemajanan terhadap radiasi
ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30 tahun meningkatkan resiko kanker payudara.
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case control menunjukkan
bahwa diperkirakan resiko bagi wanita yang terpapar radiasi lebih dari 1 jam sehari untuk terkena kanker
payudara 3,12 kali lebih tinggi (OR=3,12).
Keterangan:
1.
Korpus (badan)
2.
Areola
3.
payudara adalah memproduksi susu untuk nutrisi bayi. Manusia mempunyai sepasang kelenjar payudara,
yang beratnya kurang lebih 200 gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram. Pada payudara
terdapat tiga bagian utama yaitu:
1) Korpus
Korpus (badan ) yaitu bagian yang membesar. Alveolus, yaitu unit terkecil yang memproduksi susu.
Bagian dari alveolus adalah sel aciner, jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos, dan pembuluh
darah.Lobulus, yaitu kumpulan dari alveolus. Lobus,yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 1520 lobus pada tiap payudara.ASI disalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil(duktulus), kemudian
beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus laktiferus).
2) Areola
Areola, yaitu bagian yang kehitaman di tengah sinus laktiferus, yaitu saluran di bawah areola yang
besar melebar, akhirnya memusat ke dalam putingndan bermuara ke luar.Di dalam dinding alveolus
maupun saluran-saluran terdapat otot polos yang bila berkontraksi dapat memompa ASI keluar.
3) Papilla / Puting
Papila atau Puting,yaitu bagian yang menonjol di puncak payudara.Bentuk puting ada 4, yaitu bentuk
yang normal, pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted).
2) Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan
dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang
signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa
walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang
menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker
payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap rangsangan hormonal mungkin
mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas.
3) Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan
risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai
2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
4) Obesitas: Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat
dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
diet terhadap terjadinya keganasan ini.
5) Konsumsi lemak: Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker
payudara. Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat
dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun.
6) Radiasi: Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya
risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker
radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.
7) Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam
riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan
risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik
ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu
suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar
60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh ->
sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun.
2.1.6. Patofisiologi
Bukti yang terus bermunculan menunjukkan bahwa adanya perubahan genetik berkaitan dengan
kanker payudara namun ap yang menyebabkan genetik masih belum diketahui.Meskipun belum ada
penyebab spesifik kanker payudara yang diketahui namun bisa diindentifikasi melalui beberapa faktor
resiko,faktor ini penting dalam membantu mengembangkan program pencegahan.Hal yang selalu harus
diingat adalah bahwa 60% yang di diagnosa kanker payudara tidak mempunyai faktor resiko yang
terindentifikas kecuali lingkungan hormonal mereka.Di masa kehidupan,wanita dianggap beresiko untuk
mengalami
kanker
payudara,namun
mengidentifikasi
faktor
resiko
merupakan
cara
untuk
mengidentifikasi wanita yang mungkin diuntungkan dari kelangsungan hidup yang harus meningkat dan
pengobatan dini (Prince,A Sylvia.2006).
Kanker payudara berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi pada sistem duktal, mulamula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi
karsinoma insitu dan menginvasi stroma. Karsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari
sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm).
Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari karsinoma mammae telah bermetastasis.Karsinoma mammae
bermetastasis dengan penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
aliran darah (Prince, Sylvia, Wilson Lorrairee M, 1995).
Tumor / neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri:proliferasi yang
berlebihan dan tak berguna,yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya.Proliferasi abnormal sel
kanker akan mengganggu fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan memasukinya dengan cara
menyebarkan anak sebar keorgan-organ yang jauh.Didalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara
biokimiawi terutama dalam maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal
(Prince,A Sylvia.2006).
Transformasi sel-sel kanker dibentik dari sel-sel normal dalam suatu proses rumut yang disebut
transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi, promosi dan progresi. Pada tahap inisiasi terjadi suatu
perubahan dalam genetiksel yang memancing selmenjadi maligna.perubahan dalam denetic sel ini
disebabakan oleh suatu gen yang disebut dengan karsinogen,yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi
atau penyinaran dan sinar matahari. Tetapi, tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap
suatu karsinogen harus merupakan mutagen yang dapat menimbulkan mutasi pada gen (Sukarja,2000).
Apabila ditemukan suatu kesalahan maka basa-basa DNA yang terlihat akan dipotong dan
diperbaiki. Namun, kadang terjadi transkripsi dan tidak terdeteksi oleh enzim-enzim pengoreksi. Pada
keadaan tersebut akan timbul satu atau lebih protein regulator yang akan mengenali kesalahan resebut dan
menghentikan sel dititik tersebut dari proses pembelahan.pada titik ini, kesalahan DNA dapat
diperbaiki,atau sel tersebut deprogram untuk melakukan bunuh diri yang secara efektif menghambat
pewarisan kesalahan sel-sel keturunan jika sel tersebut kembali lobs, maka sel tersebut akan menjadi
mutasi permanen dan bertahan di semua keturunan dan masuk ketahap irreversible(Cerwin ,2000).
Pada tahap promosi kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promoter,
menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen.Bahkan gangguan fisik menahun pun dapat
membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan. Promotor adalah zat non-mutagen
tetapi dapat menikkan reaksi karsinogen dan tidak menimbulkan amplifikasi gen produksi copi multiple
gen (Sukarha, 2000). Suatu sel yang telah megalami insiasi akan menjadi maligna. Sel yang belum
melewati tahap inisiasi tidak akan terpenngaruhi oleh promosi. Oleh karena itu, diperlukan beberapa
faktor untuk terj adinya suatu keganasan (gabungan dari sel yang akan peka dan suatu karsinogen).
Pada tahap progresif terjadi aktivitas, mutasi, atau hilangnya gen.pada progresif ini timbul
perubahan benigna menjadi pre-maligna dan maligna.Kanker payudara menginvasi secara lokal dan
menyebar pertama kali melalui kelenjer getah bening regional, aliran darah, atau keduanya.Kanker
payudara yang bermetastasis dapat mengenai seluruh organ tubuh, terutama paru-paru, hepar, tulang, otak
dan kulit (Weiss.M 2010).
Metastasis kanker payudara biasanya muncul bertahun-tahun atau beberapa dekade setelah
diagnosis pertama dan terapi (Swart R, DAN Harris JE, 2011).
Stadium-stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaia Dokter saat
mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasienya,sudah sejauh mana tingkat penyebaran kanker
tersebut baik ke organ maupun penyebaran ketempat jauh.Stadium hanya di kenal pada tumor ganas atau
kanker dan tidak ada tumor jinak.Untuk menentukan suatu stadium,harus dilakukan pemeriksaan klinis
dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya,yaitu histopologi,PA,rontgen,usg,danbila
memungkinkan CT Scan,Scintigrafi (Sukarja,2000).
Pathway
2.1.7.
Manifestasi Klinis
Romauli & Vindari (2011) menyebutkan bahwa pada tahap awal tidak terdapat tanda dan gejala
yang khas. Tanda dan gejala dapat terlihat pada
tahap lanjut antara lain :
1. Adanya benjolan di payudara,
2. Adanya borok atau luka yang tidak sembuh,
3. Keluar cairan abnormal dari puting susu, cairan dapat berupa nanah, darah, cairan encer atau keluar air
susu pada perempuan yang tidak hamil dan menyusui.
4. Perubahan bentuk dan besarnya payudara,
5. Kulit puting susu dan areola melekuk ke dalam atau berkerut.
6. Nyeri di payudara.
Menurut Mulyani & Nuryani (2013), jika metastase (penyebaran) luas, maka tanda dan gejala
yang biasa muncul adalah:
1. Pembesaran kelenjar getah bening supraklavikula dan servikal.
2. Hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa efusi pleura.
3. Gejala penyebaran yang terjadi di paru-paru ditandai dengan batuk yang sulit untuk sembuh, terdapat
penimbunan cairan antara paru-paru dengan dinding dada sehingga akan menimbulkan kesulitan dalam
bernafas.
4. Nyeri tulang dengan penyebaran ke tulang.
5. Fungsi hati abnormal.
e. Riwayat perokok, konsumsi alkohol dan tinggi lemak, dan makanan yang memakai
f.
relative mudah dan menopause pada usia yang relative lebih tua.
g. Biasanya klien mempunyai riwayat nulipara (belum pernah melahirkan), infertilitas, dan
melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua(lebih dari 35 tahun), serta tidak
menyusui.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
a. Kemungkinan ada keluarga yang menderita kanker terutama ibu, anak perempuan serta
saudara perempuan. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker pada usia
kurang dari 60 tahun. Risiko meningkat 4-6 kali jika terjadi pada dua orang saudara langsung.
b. Tiga atau lebih keluarga dari sisi keluarga yang sama terkena kanker payudara atau ovarium.
c. Dua atau lebih keluarga dari sisi yang sama terkena kanker payudara atau ovarium dibawah
40 tahun.
d. Adanya keluarga dari sisi yang sama yang terkena kanker payudara atau ovarium.
e. Adanya riwayat kanker payudara bilateral pada keluarga.
5) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum klien, biasanya di kaji tingkat kesadaran klien,BB,Tinggi badan, tekanan
darah, suhu, RR, Nadi.
b. Kepala dan Rambut
Biasanya kulit kepala dan rambut klien akan rontok atau alopesia karna pengaruh kemoterapi,
kulit kepala tidak tampak bersih.
c. Telinga
d. Mata
Biasanya mata simetris kiri dan kanan Konjungtiva anemis disebabkan oleh nutrisi yang
tidak
adekuat Sklera tidak ikterik,palpebra tidak edema.
e. Hidung
Biasanya hidung kurang bersih, tampak sekret, adanya pernafasan cuping hidung yang
disebabkan klien sesak nafas terutama pada pasien yang kankernya sudah bermetastase ke
f.
paru-paru.
Mulut
Mukosa bibir tampak pucat dan kurang bersih. Biasanya gusi klien mudah terjadi pendarahan
akibat rapuhnya pembuluh darah dan caries positif. Lidah biasanya tampak pucat, dan lidah
biasanya bentuk dada klien tidak simetris kiri dan kanan yang juga disebabkan payudara
dengan ukuran dengan tumor 2,5-5 cm.
c. Pada stadium 3A
biasanya dada klien juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh
pembengkakan tumor yang sudah meluas dalam payudara besar tumor 5-10 cm.
d. Pada stadium 3B
bentuk dada juga tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan
kanker sudah melebar ke seluruh bagian payudara,bahkan mencapai kulit, dinding
dada,tulang rusuk,dan otot dada.
e. Pada stadium 4
Bentuk dada tidak simetris kiri dan kanan yang disebabkan oleh pembengkakan dan
mestastase jauh keorgan lain seperti paru-paru.
2) Palpasi
a. Pada stadium 1
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
b. Pada stadium 2
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
c. Pada stadium 3A
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain
d. Pada stadium 3B
biasanya taktil fremitus pada paru-paru kiri dan kanan karena kanker belum bermetastase
keorgan lain seperti tulang rusuk, dinding dada dan otot dada .
e. Pada stadium 4
biasanya tidak fremitus kiri dan kanan yang juga disebabkan oleh karena kanker sudah
metastase ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru sehingga mengakibatkan paru paru
mengalami kerusakan dan tidak mampu melakukan fungsinya.
3) Perkusi
a. Pada stadium 1
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien.
b. Pada stadium 2
biasanya akan terdengar sonor pada lapangan paru-paru klien karena kanker belum
mengalami metastase.
c. Pada stadium 3A
Masih akan terdengar sonor pada lapangan paru karena kanker belum metastase.
d. Pada stadium 3B
biasanya terdengar bunyi redup yang dapat di temukan pada infiltrate paru dimana
parenkim paru lebih padat / mengadung sedikit udara dan bunyi pekak pada paru-paru
paien yang disebabkan pada paru-paru pasien didapatkan berisi cairan disebut dengan
efusi pleura jika kanker telah bermetastase pada organ paru.
e. Pada stadium 4
biasanya akan terdengar pekak pada paru-paru pasien yang disebabkan pada paru-paru
pasien didapatkanberisi cairan yang disebut dengan efusi pleura akibat metastase dari
kanker mammae yang berlanjut,dan nafas akan terasa sesak.
4) Auskultasi
a. Pada stadium 1
biasanya akan terdengar vesikuler (bunyi hampir terdengar seluruh lapangan pare dan
inspirasi lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. suara nafas
tambahan tidak ada, seprti ronchi (-) dan wheezing (-)
b. Pada stadium 2
biasanya bunyi nafas terdengar vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru clan
inspirasi lebih panjang lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi. Biasanya buni
nafas klien juga dapat terdengar bronkovesikuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan
tidak ada, seperti ronchi (-) dan wheezing (-)
c. Pada stadium 3 A
Biasanya bunyi nafas berbunyi vesikuler (bunyi hampir seluruh lapangan paru dan
inspirasi yang lebih panjang, lebih keras, nadanya lebih tinggi dari ekspirasi, dan
bronkovesikuler yaitu pada daerah suprasternal, interscapula: campuran antara element
vaskuler dengan bronchial. Suara nafas tambahan tidak ada, seperti : Ronchi (+) dan
wheezing (-)
d. Pada stadium 3 B
biasanya nafas klien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih keras
nadanya lebih tinggi dari pada inspirasi dan terdengar dan terdapat suara nafas tambahan
seperti: Ronchi dan Wheezing ini disebabkan oleh kanker sudah menyebar ke seluruh
bagian payudara, dan mencapai ke dinding dada, tulang rusuk, dan otot dada sehingga
mengakibatkan terjadinya penurunan ekspansi paru dan compressive atelektasis.
e. Pada stadium 4
biasanya bunyi nafas pasien bisa terdengar bronchial yaitu ekspirasi lebih panjang, lebih
keras, nadanya lebih tinggi, dari pada inspirasi dan terdengar. Dan terdapat suara
tambahan seperti : Ronchi dan wheezing. Ini disebabkan oleh kanker metastase ke
bagian tubuh lainnya seperti parupare sehingga mengakibatkan terj adnnya penurunan
ekspansi paru dan compressive atelektasis sehingga terjadi penumpukan secret pada
i.
4)
j.
Auskultasi
Biasanya irma jantung murni,murmur (-).
Payudara
1) Inspeksi
Biasanya ada benjolan yang menekan payudara.adanya ulkus dan berwarna merah dan
payudara mengerut seperti kulit jeruk.
2) Palpasi
Teraba benjolan payudara yang mengeras dan teraba pembengkakan dan teraba
pembesaran kelenjar getah bening diketiak atau timbul benjolan kecil di bawah ketiak.
k. Perut
1) Inspeksi
Biasanya tidak ada pembesaran.
2) Palpasi
Biasanya bising usus (-).
3) Perkusi
Biasanya lien dan hepar tidak teraba.
4) Auskultasi
Tympani
l. Genetalia
Biasanya genetalia bersih.
m. Ektermitas
sBiasanya ekstremitas tidak odema,tidak ada lesi.
n. Sistem integument
Biasanya terjadi perubahan pada kelembaban kulit klien dan turgor kulit klien tidak elastis
6) Pola Kebiasaan Sehari-hari
a) Nutrisi
1. Makan
Sehat: biasanya makan 3 kali sehari dan habis satu porsi
Sakit : biasanya 3 kali sehari,dan hanya menghabiskan setengah porsi
2. Minum
Sehat: biasanya minum 6-8 gelas sehari
Sakit :biasanya klien hanya menghabiskan minum 3-5 gelas sehari
b) Eliminasi
1. Miksi
Sehat : biasanya frekuensi BAK sehari 1500 cc
Sakit : biasanya frekuensi BAK sehari 800 cc,karateristiknya warna kekunangan,pekat
dan bau khas
2. Defekasi
Sehat : biasanya frekuensi BAB 1 kali sehari
Sakit : pada saat sakit 1 kali dalam 3 hari karateristik warna kehitaman atau
kemerahan, konsistensi padat dan bau khas
c) Istirahat dan Tidur
Sehat: biasanya jam tidur siang 2 jam dan malam 9 jam sehari
Sakit : biasanya saat sakit susah tidur karena rasa nyeri yang dirasakan di bagian
payudara
d) Kebersihan Diri
Sehat : biasanya klien mandi 2 kali sehari,menggosok gigi 2 kali sehari,cuci rambut 1 kali
dalam 2 hari,pakain di ganti sesudah mandi
Sakit : biasanya pada sakit mandi 1 kali sehari,menggosok gigi 1 kali sehari,cuci rambut 2
kali seminggu,pakain di ganti 1 kali sehari.
(Gusneli,2007)
3. Intervensi Keperawatan
No
1
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri berhubungan
Intervensi
dengan adanya
sejauh mana
penekanan massa
perkembangan rasa
tumor
Kriteria Hasil :
penyebaran.
Tindakan
Kaji karakteristik
Rasional
Untuk mengetahui
dapat dijadikan
selanjutnya.
Dapat mempengaruhi
kemampuan klien
menyenangkan.
untuk rileks/istirahat
secara efektif dan
dapat mengurangi
Anjurkan teknik
relaksasi napas
nyeri.
Relaksasi napas
dalam dapat
mengurangi rasa nyeri
dalam.
dan memperlancar
sirkulasi O2 ke
seluruh jaringan.
Peningkatan tandatanda vital dapat
Ukur tanda-tanda
vital.
peningkatan nyeri.
Analgetik dapat
memblok rangsangan
Penatalaksanaan
nyeri tidak
pemberian analgetik
2
dipersepsikan.
Gangguan mobilitas
fisik berhubungan
pasif sesegera
dengan imobilisasi
Tujuan :
mungkin.
lengan/bahu
sehari hari.
keperluan.
Bantu ambulasi dan
Untuk mencegah
keterbatasan gerak.
Menghemat energi
pasien dan mencegah
kelelahan.
Untuk menghindari
dorong memperbaiki
ketidakseimbangan
postur.
dan keterbatasan
dalam gerakan dan
postur.
Proses kehilangan
Cemas berhubungan
dengan perubahan
mengekspresikan
bagian tubuh
gambaran tubuh
Tujuan :
perasaannya.
membutuhkan
penerimaan, sehingga
Kriteria Hasil :
depannya.
Reaksi umum
terhadap tipe prosedur
dan kebutuhan dapat
dikenali dan diukur.
gejala depresi.
Kehilangan payudara
dapat menyebabkan
perubahan gambaran
diri, takut jaringan
parut, dan takut reaksi
pasangan terhadap
Diskusikan
memberikan sedikit
kemungkinan untuk
penampilan yang
bedah rekonstruksi
lengkap, mendekati
atau pemakaian
normal.
prostetik.
4
berhubungan dengan
kecacatan bedah
Tujuan :
Diskusikan dengan
klien atau orang
terdekat respon klien
terhadap penyakitnya.
Tinjau ulang efek
pembedahan.
Resiko infeksi
berhubungan dengan
luka operasi.
Tujuan :
Berikan dukungan
emosi klien.
Anjurkan keluarga
klien untuk selalu
mendampingi klien.
Kaji adanya
tanda tanda
infeksi.
Membantu dalam
memastikan masalah
untuk memulai proses
pemecahan masalah.
Bimbingan antisipasi
dapat membantu
pasien memulai
perubahan tubuh.
Rekonstruksi
proses adaptasi.
Klien bisa menerima
keadaan dirinya.
Klien dapat merasa
masih ada orang yang
memperhatikannya
Untuk mengetahui
secara dini adanya
tanda tanda infeksi
Kriteria Hasil :
diberikan tindakan
yang tepat.
Menghindari resiko
penyebaran kuman
sempurna.
Lakukan
pencucian
tangan sebelum
dan sesudah
prosedur
tindakan.
Lakukan prosedur
invasif secara
aseptik dan
antiseptik.
Penatalaksanaan
pemberian
antibiotik.
Jelaskan tentang
proses penyakit,
prosedur pembedahan
dan harapan yang
akan datang.
penyebab infeksi.
Untuk menghindari
kontaminasi dengan
kuman penyebab
infeksi.
Menghambat
perkembangan kuman
sehingga tidak terjadi
proses infeksi.
Kurangnya
pengetahuan tentang
kondisi, prognosis,
Tujuan :
penyakitnya
penyakitnya.
berdasarkan
berhubungan dengan
Kriteria Hasil :
kurangnya
berpartisipasi dalam
informasi.
tentang penyakitnya.
program terapi.
Memberikan nutrisi
pengetahuan dasar,
dimana pasien dapat
membuat pilihan
Memberikan
Diskusikan perlunya
keseimbangan
kesehatan, nutrisi,
makanan dan
pemasukan cairan
yang adekuat.
mempertahankan
volume sirkulasi
untuk mengingatkan
regenerasi jaringan
atau proses
penyembuhan.
Mencegah membatasi
kelelahan,
meningkatkan
Anjurkan untuk
banyak beristirahat
penyembuhan, dan
dan membatasi
aktifitas yang berat.
Anjurkan untuk
pijatan lembut pada
insisi/luka yang
sembuh dengan
minyak.
meningkatkan
perasaan sehat.
Merangsang sirkulasi,
meningkatkan
elastisitas kulit, dan
menurunkan
ketidaknyamanan
Dorong pemeriksaan
diri sendiri secara
teratur pada payudara
yang masih ada.
sehubungan dengan
rasa pantom
payudara.
Mengidentifikasi
perubahan jaringan
payudara yang
mengindikasikan
terjadinya /
berulangnya tumor
Anjurkan untuk
Mammografi.
baru.
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
Tujuan :
berhubungan dengan
asupan dalam
Kriteria Hasil :
adekuat
tindakan selanjutnya.
Dapat mengurangi
klien.
Untuk mengetahui
kebutuhan nutrisi
sedikit.
Agar menambah
nafsu makan pada
waktu makan.
makan.
Anjurkan untuk
berwarna hijau
banyak makan
banyak mengandung
sayuran yang
berwarna hijau.
Sayuran yang
tenaga.
partisipasi keluarga
Libatkan keluarga
dpat meningkatkan
dalam pemenuhan
nutrisi klien.
kebutuhan energi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
I. Pengkajian data
a. Identitas klien
Nama
: Ny. N
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Alamat
: Pagelaran
Tanggal masuk
: 11-06-2016
No.medrec
: 750899
Ruang
: Samolo 1
Diagnose medis
: Ca mamae
Tgl.pengkajian
: 13-06-2016
b. Identitas penanggung jawab
Nama
: Tn.A
Umur
: 32th
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Buruh
c. Keluhan utama
Nyeri
d. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengatakan nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri, nyeri terasa tertekan atau
bergerak ketika beraktifitas yang mengurangi nyeri ketika istirahat, di sekitar payudara sebelah
kiri menjalar ke kanan, skala nyeri 5 (1-10), hilang-timbul.
e. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan saya belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
f. Keadaan kesehatan keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang mengalami penyakit keturunan.
(seperti DM, hipertensi, dll)
g. Data psikologi
Klien merasa cemas dengan penyakit yang diderita nya. Klien mengatakan takut ditolak
oleh orang lain.
h. Data social
i.
Jenis kegiatan
Nutrisi
Pola dirumah
Pola dirumahsakit
Makan
Jenis makanan
Pantangan
Minuman
Jenis Minuman
Eliminasi
BAB
Warna
Konsistensi
BAK
Warna
Keluhan
Istirahat dan tidur
Siang hari
Gangguan
Malam hari
Gangguan
Personal hygiene
Mandi
Gosok gigi
Keramas
3x/hari
Nasi + ayam + tempe
Tidak ada
6-8 gelas/hari
Air putih
3x/hari
Nasi + sayur + telor
Makanan pedas
3-4 gelas/hari
Air putih
1-2x/hari
Kuning kecoklatan
Banyak
3-4x/hari
Kuning jernih
Tidak ada
1x/hari
Kuning kecoklatan
sedikit
2-3x/hari
Kuning keruh
Tidak ada
1-2jam/hari
Tidak ada
6-8jam/hari
Tidak ada
2-3jam/hari
Tidak ada
3-4jam/hari
Sedikit susah tidur
2-3x/hari
2x/hari
1x/minggu
1-2x/hari
2x/hari
Belum keramas
V. Terapi
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
41.5
29
7.7
42-52
8-12
%
pg
fL
0.50
0-4
1.91
1.00-1.43
10^3/L
118
<180
mg/dL
51.7
1.6
10-50
0.5-1.0
mg%
mg%
Obat-obatan
Nama Obat
5-fluorourasil (5-FU)
Sitarabin
Terpasang Infus
Terpasang chateter
Dosis
50 mg/Ml
100 mg/ml
RL
Cara Pemberian
IV
IV
20 tetes/menit
Data fokus
DS :
- Klien mengatakan nyeri pada
Etiologi
Adanya penekanan
Masalah
Nyeri
massa tumor
DS :
Imobilisasi
Gangguan mobilitas
lengan/bahu
fisik
digerakkan.
DO :
-Klien tidak mau banyak bergerak.
-Klien tampak lemah.
3
Perubahan gambaran
Cemas
tubuh
orang lain.
DO :
-Tidak mau melihat tubuhnya.
-Ekspresi wajah tampak murung
-Klien tampak takut melihat anggota
tubuhnya
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri berhubungan
Intervensi
dengan adanya
sejauh mana
penekanan massa
perkembangan rasa
tumor
Kriteria Hasil :
penyebaran.
Tindakan
Kaji karakteristik
Rasional
Untuk mengetahui
dapat dijadikan
selanjutnya.
Dapat mempengaruhi
kemampuan klien
untuk rileks/istirahat
secara efektif dan
dapat mengurangi
Anjurkan teknik
nyeri.
Relaksasi napas
dalam dapat
relaksasi napas
dalam.
dan memperlancar
sirkulasi O2 ke
Ukur tanda-tanda
vital.
seluruh jaringan.
Peningkatan tanda-
peningkatan nyeri.
Analgetik dapat
memblok rangsangan
Penatalaksanaan
pemberian analgetik
nyeri tidak
dipersepsikan.
Untuk mencegah
Gangguan mobilitas
fisik berhubungan
pasif sesegera
dengan imobilisasi
Tujuan :
mungkin.
lengan/bahu
sehari hari.
keperluan.
Bantu ambulasi dan
keterbatasan gerak.
Menghemat energi
pasien dan mencegah
kelelahan.
Untuk menghindari
dorong memperbaiki
ketidakseimbangan
postur.
dan keterbatasan
dalam gerakan dan
Cemas berhubungan
dengan perubahan
gambaran tubuh
Tujuan :
Cemas dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
Dorong klien
untuk
mengekspresi
kan
perasaannya.
postur.
Proses kehilangan
bagian tubuh
membutuhkan
penerimaan, sehingga
program terapi.
Diskusikan
tanda dan
gejala
depresi.
depannya.
Reaksi umum
terhadap tipe prosedur
dan kebutuhan dapat
perubahan gambaran
Diskusikan
tanda dan
gejala
depresi.
perubahan tubuh.
Rekonstruksi
memberikan sedikit
penampilan yang
lengkap, mendekati
normal.
Diskusikan
kemungkinan
untuk bedah
rekonstruksi
atau
pemakaian
prostetik.
NO
1
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
WAKTU
Nyeri berhubungan
Senin,
dengan adanya
13-06-2016
TINDAKAN
SOAP (EVALUASI)
Mengkaji karakteristik
S:
TTD
penekanan massa
penyebaran.
Memberi posisi yang
menyenangkan.
Menganjurkan teknik
O:
tumor
kanan.
- Skala nyeri 5.
- Klien tampak sesak.
Penatalaksanaan
pemberian analgetik
Gangguan mobilitas
Senin,
fisik berhubungan
13-06-2016
dengan imobilisasi
S:
-Klien mengatakan sakit
sesegera mungkin.
Membantu dalam aktivitas
O:
keperluan.
Membantu ambulasi dan
lengan/bahu
dorong memperbaiki
postur.
bergerak.
-Klien tampak lemah.
-Klien tampak takut
bergerak.
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
Cemas berhubungan
Senin,
dengan perubahan
13-06-2016
1,2,3.
S:
mengekspresikan
perasaannya.
Mendiskusikan tanda dan
gejala depresi.
Mendiskusikan tanda dan
gejala depresi.
Mendiskusikan
gambaran tubuh
O:
tubuhnya.
murung.
rekonstruksi atau
pemakaian prostetik.
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
Mengkaji karakteristik
1,2,3,4.
S:
penekanan massa
tumor
penyebaran.
Memberi posisi yang
menyenangkan.
Menganjurkan teknik
O:
Nyeri berhubungan
Selasa,
dengan adanya
14-06-2016
sakit lagi.
-skala nyeri : 4.
Penatalaksanaan
pemberian analgetik
Gangguan mobilitas
Selasa,
fisik berhubungan
14-06-2016
dengan imobilisasi
-rencana operasi
S:
sesegera mungkin.
Membantu dalam aktivitas
digerakkan.
keperluan.
Membantu ambulasi dan
O:
lengan/bahu
dorong memperbaiki
postur.
A : Masalah teratasi
sebagian.
P : Lanjutkan intervensi
1,2,3.
Cemas berhubungan
Selasa,
dengan perubahan
14-06-2016
gambaran tubuh
-rencana operasi
S:
mengekspresikan
perasaannya.
orang lain.
O:
-Mau melihat tubuhnya.
-Ekspresi wajah tampak
sedikit tidak murung
-Klien tampak tidak takut
rekonstruksi atau
A : Masalah teratasi.
pemakaian prostetik.
P : Intervensi dihentikan.
-recana operasi
TANGGAL
DIAGNOSA
EVALUASI
KEPERAWATAN
Selasa,
S:
14-06-2016
tumor
TTD
I:
dalam.
Mengukur tanda-tanda
vital.
Penatalaksanaan
pemberian analgetik.
Selasa,
14-06-2016
berhubungan dengan
imobilisasi lengan/bahu
digerakkan.
O:
-Klien sedikit banyak bergerak.
-Klien masih tampak lemah.
-Klien tampak sedikit tidak takut bergerak.
A : Masalah teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi.
I:
mungkin.
Membantu dalam aktivitas perawatan diri
sesuai keperluan.
Membantu ambulasi dan dorong
memperbaiki postur.
Selasa,
Cemas berhubungan
intervensi dilanjutkan.
S:
14-06-2016
dengan perubahan
gambaran tubuh
orang lain.
O:
-Mau melihat tubuhnya.
-Ekspresi wajah tampak sedikit tidak murung
-Klien tampak tidak takut melihat anggota
tubuhnya.
A : Masalah teratasi.
P : Intervensi dihentikan.
I:
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta.
Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.
Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta.
Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta.
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.