Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
Dinda Indah N. H.
(2520142432)
Dwi Kurniawan
(2520142433)
Eni Ernawati
(2520142435)
Imelda Wahyu P. D.
(2520142439)
(2520142468)
Zelya Ramadhani P. M.
(2520142473)
Kelompok: III
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan suatu kebutuhan tiap individu yang sangat
penting. Oleh karena itu kesehatan jiwa harus juga diperhatikan. Selain hal ini
merupakan peran petugas kesehatan, tetapi merupakan hal yang menuntut
adanya keselarasan dan kerja sama dari berbagai pihak selain individu itu
sendiri, keluarga maupun lingkungan. Dari berbagai masalah kesehatan jiwa,
gangguan konsep diri dengan harga diri rendah banyak mengiringi penyakitpenyakit gangguan jiwa. Bila hal ini terjadi, terkadang dapat menimbulkan
dampak yang buruk pada diri pasien
sendiri
maupun
orang
lain
di
sekitarnya.
B. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan khusus
Tujuan utama dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas
kelompok mata kuliah Keperawatan jiwa
b. Tujuan umum
1. Menerapkan teori dan lebih menekankan dalam mempraktekan proses
keperawatan yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, tindakan dan
evaluasi.
2. Dapat mengetahui cara merawat klien dengan diagnosa harga diri
rendah situasional.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses terjadinya masalah
Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran, keyakinan, dan
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Konsep diri seseorang tidak
terbentuk waktu lahir; tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik
seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat, dan dengan realitas
dunia (Stuart & Sundeen, 1995). Carpenito (1999) menyebutkan bahwa
gangguan konsep diri merupakan suatu keadaan individu mengalami atau
berada pada risiko mengalami suatu keadaan negatif dari perubahan mengenai
perasaan, pikiran, atau pandangan mengenai dirinya.
Rentang respon konsep diri :
Respon Adaptif
Respon
Maladaptif
Aktualisasi
Diri
Konsep diri
positif
Harga diri
Kerancuan
rendah
Identitas
Depersonalisasi
B. Pohon Masalah
Isolasi sosial
Harga diri rendah situasional
Masalah Keperawatan
Gangguan citra tubuh
2.
3.
Isolasi sosial
D.
DO:
- Kontak mata kurang
- Tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang
lain
- Tampak malas-malasan
- Produktivitas menurun
DS:
- Mengeluh hidup tidak bermakna
- Tidak memiliki kelebihan apa pun
- Merasa jelek
- Mengatakan malas
- Putus asa
DO:
- Menyendiri, mengurung diri
- Tidak mau bercakap-cakap dengan orang
lain
- Tidak berinisiatif berhubungan dengan
orang lain
- Mematung
- Mondar-mandir tanpa arah
DS:
- Mengatakan malas berinteraksi
- Mengatakan orang lain tidak mau
menerima dirinya.
- Merasa orang lain tidak selevel
- Curiga dengan orang lain
- Mendengar suara-suara/ melihat bayangan
- Merasa tak berguna
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif kemudian mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespons terhadap suatu kejadian seperti kehilangan dan
perubahan (Carpenito, 2000). Meskipun harga diri rendah situasional
merupakan
suatu
keadaan
episodik,
kekambuhan
berulang
dan/atau
B. SARAN
1.
Klien
a. Libatkan klien dalam aktivitas positif
b. Minum obat secara rutin dengan prinsip 6B
c. Memahami aspek positif dan kemampuan yang dimilikinya
d. Berlatih untuk berinteraksi dengan orang lain
2.
Keluarga
a.
Mau
dan
mampu
Membantu
klien
d.
Hindari
pemberian
penilaian negatif
3.
Perawat
Lebih mengingatkan terapi theraupetik terhadap klien
Daftar Pustaka
Carpenito, L. J. (2000). Handbook of nursing diagnosis. (M. Ester, Penerjemah).
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins Inc. (Sumber asli diterbitkan
1999)
Stuart, G. W. & Sundeen, S. J. (1998). Pocket guide to psychiatric nursing, 3/E.
(A. Y. S. Hamid, Penerjemah). St. Louis: Mosby Year Book, Inc. (Sumber
asli diterbitkan 1995)