Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Ali Husain Abdul Kadir (11.2014.346)
Pembimbing:
dr.Diah Asih Lestari,Sp.B
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap
: Tn.S
II
Umur
: 54 thn
Status perkawinan
: Sudah Menikah
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pensiun
Pendidikan
: SMA
Alamat
ANAMNESIS
Diambil dari: Autoanamnesis
Keluhan Utama:
Nyeri perut bawah
Riwayat Penyakit Sekarang:
Nyeri perut bawah yang dialami Os sudah berlangsung selama 4 hari SMRS. Nyeri dirasakan di
bagian bawah dan bersifat tajam namun tidak menjalar. Keluhan Os disertai adanya pembesaran
di daerah kantong kemaluan sebelah kanan. Os mengatakan sebelumnya sudah ada benjolan 1
tahun SMRS dan terasa bisa dimasukkan jika Os mengangkat kaki kanan dan keluar jika
mengedan waktu BAB namun saat ini benjolan terasa tidak bisa masuk lagi dan keluhan nyeri
semakin sering. Keluhan benjolan disertai nyeri yang hilang timbul dan pernah ke tukang urut
untuk menghilangkan benjolan yang dialaminya. Os juga mengeluhkan adanya mual muntah. Os
mengatakan masih bisa BAB 1 hari SMRS mengalami mencret dan tidak ada kesulitan dalam
BAK.
Riwayat Penyakit Dahulu
Os tidak ada riwayat hipertensi. Tidak ada riwayat penyakit diabetes militus, alergi obat dan
alergi lain. Os juga tidak ada riwayat pernah dioperasi sebelumnya
Riwayat Hidup
Riwayat kelahiran:
( ) Di Rumah
( ) Rumah Sakit
( ) Rumah Bersalin
( ) Bidan
( ) Dukun
( ) Lainnya
Adanya kesulitan:
Pekerjaan : Konstruksi (Sudah berhenti 15 tahun)
Keuangan : BPJS
Keluarga : Hubungan antara keluarga baik, (istri, anak laki laki dan perempuan)
Riwayat Makanan
Frekuensi/hari : 3x/hari atau lebih
Variasi/hari
Jumlah/hari
( ) DPT
( ) Polio
( ) Hep B
( ) Campak
( ) Lainnya,.
(-) Hepatitis
(-) Tumor
(-) Fistel
(-) Hernia
(-) Typhoid
(-) DM
(-) Gastritis
(-) Colitis
(- ) Hipertensi
(-) Tetanus
(-) ISK
(-) Volvulus
(-) Operasi
(-) Kecelakaan
Riwayat Keluarga
2
Hubungan
Umur
Jenis
(tahun
Kelamin
)
-
Laki-laki
Perempuan
Laki-laki
Perempuan
3
1
Kakek
Nenek
Ayah
Ibu
Saudara
Anak-anak
Keadaan Kesehatan
Penyebab Meninggal
Ya
-
Tidak
-
Hubungan
-
Status Presens
Status umum
Keadaan umum
Kesadaran
Suhu
Kulit
Kepala
Muka
Mata
Hidung
Mulut/gigi
Leher
Kelenjar limfe
Dada
Jantung
Paru
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
: Defans Muskular (-),nyeri lepas (-), benjolan (-) Nyeri tekan perut bawah
Hati
: Tidak teraba pembesaran
Limpa
: Tidak teraba pembesaran
Ginjal
: Ballotemen (-/-)
Kandung kencing : Distensi (-)
Kemaluan
: Dalam batas normal
Rektum/Anus
: Dalam batas normal
Punggung
: Skoliosis (-), lordosis (-), kyphosis (-)
Ekstremitas
: Akral hangat, CRT <2 detik
Status Lokalis
Genital Pria
Tampak skrotum kanan lebih besar dari kiri dengan kedudukan dan ukuran asimetris teraba
benjolan berdiameter 5,5 cm dengan konsistensi kenyal tidak bisa dimasukkan namun dirasakan
ada rongga. Saat diraba dan digerakkan Os tidak mengeluhkan adanya nyeri.
III PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 6 April 2016
Darah rutin
a Hb
:13,2 g/dL
b Leukosit
:16,570/mm3
c Trombosit
:390,700/ mm3
d Ht
:39.8 %
e Eritrosit
:4.41 juta/uL
Elektrolit
a Natrium :134mEq/L
b Kalium :3.8mEq/L
c Clorida
:96 mEq/L
Fungsi Liver dan ginjal
a SGOT
:12U/L
b SPOT
:5U/L
c Ureum
:35 mg/dL
4
IV
d Kreatinin :1.00mg/dL
Gula Darah
a GDS
: 103 mg/dL
BT/CT
:2/12
Seorang laki laki berusia 54 tahun datang datang ke UGD RSUD Tarakan dengan keluhan nyeri
perut bawah 4 hari SMRS yang dirasakan tajam tapi tidak menjalar. Keluhan Os disertai adanya
pembesaran kantong kemaluan kanan yang sebelumnya dirasakan ada benjolan 1 tahun SMRS.
Benjolan bisa dimasukkan saat kaki kanan diangkat dan nyeri dirasakan hilang timbul dan keluar
waktu mengedan saat BAB namun saat ini benjolan tidak bisa masuk lagi dan keluhan nyeri
bertambah sering. Os pernah ke tukang urut untuk berobat. Os mengeluh adanya mual muntah.
Os masih bisa BAB dan BAK. Os juga mengeluh adanya mual muntah.
TD : 140/90 mmHg
N : 94x/m
Terlihat benjolan di skrotum (regio inguinal dextra), berdiameter 5,5cm. Benjolan tidak dapat
dimasukkan kembali, teraba kenyal, dan tidak nyeri saat dipegang. Perut supel, nyeri tekan (+),
bising usus (+) normal, normotimpani. BU (+)
DIAGNOSIS KERJA PRA BEDAH
Hernia Skrotalis Dextra Irreponibel Inkarserata
DIAGNOSIS PASCA BEDAH
Hernia Skrotalis Dextra Irreponibel Strangulata
Dasar diagnosis:
Benjolan mulai wujud sejak 1 tahun yang lalu, teraba lunak, berbatas tegas berdiameter
5,5cm
DIAGNOSIS DEFERENSIAL
5
Hidrokel
Dasar diagnosis banding :
Pada perabaan, teraba lunak dan lembek. Untuk membedakan hidrokel dengan hernia
skrotalis dilakukan tes transluminasi.
hidrokel. Disarankan juga pemeriksaan USG testis untuk memastikan diagnosa. hidrokel
mempunyai batas atas tegas , transluminasi positif dan tidak dapat dimasukkan kembali.
Testis pada pasien hidrokel tidak dapat diraba. Pada hidrokel, pemeriksaan transluminasi
atau diafanoskopi akan memberi hasil positif
Varikokel
Karena adanya pembesaran skrotum yang jarang menimbulkan nyeri.
VPENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Ketorolac 3x 30 mg IV
Ceftriaxone 2gr IV
Tindakan :
Rencana herniotomy dan Tension free herniorraphy
Pasang DC dan NGT
Laporan Pembedahan tanggal 06 April 2016
Operator: dr Diah Asih Lestari SpB
1
2
3
4
5
6
A.mesenterika +
Jeratan dibebaskan dengan cara memotong annulus inguinalis internus sehingga
11 Kemudian kantong hernia sisi proksimal dibebaskan dari jaringan sekitar sehingga
tampak preperitoneal lalu diligasi seproksimal mungkin
12 Aponeuresis sisi medial dibebaskan sehingga tampak conjoin tendon
13 Aponeuresis sisi lateral dibebaskan sehingga tampak ligamentum inguinale
14 Dipasang mesh pada inguinal floor dengan menjahitkan sisi:
-Inferior ke tuberculum pubikum
-lateral ke ligamentum inguinale
-medial ke conjoined tendon
-superior mengelilingi funiculus sisi proksimal atau keluar dari annulus inguinalis
internus.
Edukasi:
Diet susu
Tidak bisa mengedan
Latihan duduk
Instruksi Post Op:
VI
VII
PROGNOSIS
- Vitam
: ad bonam
- Fungsionam : ad bonam
- Sanationam : ad bonam
VIII FOLLOW UP
Pada tanggal 7 April 2016
S : - Pasien merasa perut sakit dan kembung sehingga sulit tidur.Dirasakan nyeri di
tempat luka sayatan. Sempat BAB malam sebelumnya 1 kali dengan konsistensi cair
warna coklat.
O : KU : TSB
7
Kesadaran : CM
TD : 140/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 30x/menit
S: 36.8C
Puasa
Mobilisasi duduk
RR : 18x/menit
S: 36.2C
TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/menit
RR : 20x/menit
S: 36.9C
NGT: 250cc
Abdomen: Kembung,teraba keras,seluruh perut didapatkan timpani,normoperistaltik
Mobilisasi jalan (-)
A : - Post herrniotomy dan Tension free Herniorraphy
P : - Lanjutkan terapi
-
Puasa
Mobilisasi jalan
Ganti Ketorolac 2 mg IV 2x1
RR : 18x/menit
S: 36.5C
Ketorolac stop
Minum semampu pasien
Diet bubur sum sum
RR : 24x/menit
S: 36.1C
RR : 30x/menit
S: 36.0C
10
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Hernia inguinalis merupakan kasus bedah digestif terbanyak setelah appendicitis. Sampai
saat ini masih merupakan tantangan dalam peningkatan status kesehatan masyarakat karena
besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganannya dan hilangnya tenaga kerja akibat
lambatnya pemulihan dan angka rekurensi. Dari keseluruhan jumlah operasi di Perancis tindakan
bedah hernia sebanyak 17,2 % dan 24,1 % di Amerika Serikat.1
Hernia inguinalis sudah dicatat sebagai penyakit pada manusia sejak tahun 1500 sebelum
Masehi dan mengalami banyak sekali perkembangan seiring bertambahnya pengetahuan
struktur anatomi pada regio inguinal.1
Hampir 75 % dari hernia abdomen merupakan hernia ingunalis. Untuk memahami lebih
jauh tentang hernia diperlukan pengetahuan tentang kanalis inguinalis. Hernia inguinalis dibagi
menjadi hernia ingunalis lateralis dan hernia ingunalis medialis dimana hernia ingunalis lateralis
ditemukan lebih banyak dua pertiga dari hernia ingunalis. Sepertiga sisanya adalah hernia
inguinalis medialis. Hernia lebih dikarenakan kelemahan dinding belakang kanalis inguinalis.
Hernia ingunalis lebih banyak ditemukan pada pria daripada wanita, untuk hernia femoralis
sendiri lebih sering ditemukan pada wanita.Sedangkan jika ditemukan hernia ingunalis pada pria
kemungkinan adanya hernia ingunalis atau berkembangnya menjadi hernia ingunalis sebanyak
50 %. Perbandingan antara pria dan wanita untuk hernia ingunalis 7 : 1. Prevalensi hernia
ingunalis pada pria dipengaruhi oleh umur. 1
11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau
bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (fascia dan muskuloaponeurotik) yang
menberi jalan keluar pada alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut. Pada hernia
abdomen, isi perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskuloaponeurotik dinding perut. Hernia terdiri atas 3 hal : cincin, kantong dan isi hernia.1,2
2.2. Anatomi
Region inguinal harus dipahami, pengetahuan tentang region ini penting untuk terapi
operatif dari hernia. Sebagai tambahan, pengetahuan tentang posisi relatif dari saraf, pembuluh
darah dan struktur vas deferen, aponeurosis dan fascia.3
* Kanalis Inguinalis
Kanalis inguinalis pada orang dewasa panjangnya kira-kira 4 cm dan terletak 2-4 cm
kearah caudal ligamentum inguinal. Kanal melebar diantara cincin internal dan eksternal.
Kanalis inguinalis mengandung salah satu vas deferens atau ligamentum uterus. Funikulus
spermatikus terdiri dari serat-serat otot cremaster, pleksus pampiniformis, arteri testicularis n
ramus genital nervus genitofemoralis, ductus deferens, arteri cremaster, limfatik, dan prosesus
vaginalis. 2,3,4
Kanalis inguinalis harus dipahami dalam konteks anatomi tiga dimensi. Kanalis inginalis
berjalan dari lateral ke medial, dalam ke luar dan cepal ke caudal. Kanalis inguinalis dibangun
oleh aponeurosis obliqus ekternus dibagian superficial, dinding inferior dibangun oleh
ligamentum inguinal dan ligamentum lacunar. Dinding posterior (dasar) kanalis inguinalis
12
dibentuk oleh fascia transversalis dan aponeurosis transverses abdominis. Dasar kanalis
inguinalis adalah bagian paling penting dari sudut pandang anatomi maupun bedah. 3,4
Pembuluh darah epigastric inferior menjadi batas superolateral dari trigonum Hesselbach.
Tepi medial dari trigonum dibentuk oleh membrane rectus, dan ligamentum inguinal menjadi
batas inferior. Hernia yang melewati trigonum Hesselbach disebut sebagai direct hernia,
sedangkan hernia yang muncul lateral dari trigonum adalah hernia indirect. 4
13
14
1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam hidup.
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya.
3. Kongenital
a. Hernia kongenital sempurna
Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat tempat tertentu.
b. Hernia kcongenital tidak sempurna
defek
pada
tempat tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan (0 1 tahun) setelah lahir
akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena
intraabdominal (mengejan, batuk,
dipengaruhi
oleh
kenaikan
tekanan
menangis).
4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan oleh
fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain :
Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang sering
banyaknya
kerja
jaringan ikat
penyokong pada LMR.
Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk.
Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal.
Sikatrik.
Penyakit yang melemahkan dinding perut.
Merokok
Diabetes mellitus
2.4. Klasifikasi
a. Hernia secara umum
1. Hernia interna adalah tonjolan usus tanpa kantong hernia melalui suatu lubang dalam
rongga perut seperti foramen Winslow, resesus retrosaekalis atau defek dapatan pada
mesentrium umpamanya setelah anastomosis usus. Hernia yang terjadi di dalam
tubuh pasien sehingga tidak dapat dilihat dengan mata. Contohnya hernia
diafragmatika, hernia obturatoria dan hernia winslowi.
2. Hernia eksterna yakni hernia yang menonjol keluar melalui dinding perut, pinggang
atau peritoneum. Hernia ini dapat dilihat oleh mata disebabkan benjolan hernia
16
menonjol keluar secara lengkap. Misalnya hernia inguinalis, hernia femoralis, hernia
epigastrium, hernia umbilikus dan hernia lumbalis.
b. Hernia berdasarkan terjadinya
1. Hernia bawaan atau kongenital yakni didapat sejak lahir atau sudah ada semenjak
pertama kali lahir.
2. Hernia dapatan atau akuisita yang merupakan bukan bawaan sejak lahir, tetapi hernia
yang didapat setelah tumbuh dan berkembang setelah lahir.
c. Hernia menurut sifatnya
1. Hernia reponibel
Bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk
lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri.
2. Hernia irreponibel
Terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi
tidak dapat dimasukkan lagi. Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi
usus. Isi hernia yang tersering adalah omentum, karena mudah melekat pada dinding
hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena infiltrasi lemak. Usus besar lebih
sering menyebabkan irreponible dibandingkan usus halus. Kadang juga disebabkan
oleh perlekatan isi kantong di perineum kantong hernia yang disebut hernia akreta.
Tidak ada keluhan rasa nyeri atau tanda sumbatan akibat perlekatan.
3. Hernia inkarserata
Bila isi hernia semakin banyak yang masuk akan terjepit oleh cincin hernia sehingga
isi kantong hernia terperangkap dan tidak dapat kembali ke rongga perut disertai
akibatnya yang berupa gangguan pasase. Secara klinis, hernia incarserata merupakan
hernia irreponible dengan gangguan pasase. Pada keadaan ini akan timbul gejala ileus
antara lain perut kembung, muntah dan obstipasi.
4. Hernia strangulata
Hernia ini terjadi gangguan vaskularisasi, sebenarnya gangguan vaskularisasi sudah
mulai terjadi saat jepitan dimulai dengan berbagai tingkat gangguan mulai dari
17
bendungan sampai nekrosis(2). Disebut hernia ritcher bila strangulasi hanya menjepit
sebagian dinding usus. Pada keadaan ini nyeri timbul lebih hebat dan kontinyu,
daerah benjolan menjadi warna merah dan pasien menjadi gelisah.
18
3. Ventralis, adalah nama umum untuk semua hernia di dinding perut bagian
anterolateral seperti hernia sikatriks. Hernia sikatriks merupakan penonjolan
peritoneum melalui bekas luka operasi yang baru maupun yang lama. Faktor
predisposisinya ialah infeksi luka operasi, teknik penutupan luka operasi yang kurang
baik, jenis insisi, obesitas dan peninggian tekanan intra abdomen.
4. Lumbalis
Didaerah lumbal antara iga XII dan crista illiaca, ada dua buah trigonum yaitu
trigonum costolumbalis superior (Grijnfelt) berbentuk segitiga terbalik dan trigonum
costolumbalis inferior atau trigonum illiolumbalis (petit) yang berbentuk segitiga.
Pada pemeriksaan fisik tampak dan teraba benjolan di pinggang tepi bawah tulang
rusuk XII (Grijnfelt) atau di tepi cranial dipanggul dorsal.
5. Spiegel, hernia interstitial dengan atau tanpa isinya melalui fascia Spieghel.
6. Perienalis
merupakan tonjolan hernia pada peritoneum melalui defek dasar panggul yang dapat
secara primer pada perempuan multipara atau sekunder setelah operasi melalui
perineum seperti prostatektomi atau reseksi rectum secara abdominoperienal.
7. Diafragma
8. Inguinalis
9. Pantalon
merupakan kombinasi hernia inguinalis lateralis dan medialis pada satu sisi. Kedua
kantong hernia dipisah oleh vasa epigastrika inferior sehingga berbentuk seperti
celana.
10. Umbilikal
merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui cincin
umbilikus akibat peninggian tekanan intraabdomen. Hernia umbilikalis merupakan
hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum dan kulit
11. Femoralis
19
merupakan tonjolan di lipat paha yang muncul terutama pada waktu melakukan
kegiatan yang menaikkan tekanan intra abdomen seperti mengangkat barang atau
ketika batuk. Hernia femoralis adalah hernia yang berjalan melalui canalis femoralis
yang berada di bawah ligamentum inguinale. Pintu masuknya adalah annulus
femoralis dan keluar melalui fossa ovalis di lipatan paha. Batas batas annulus
femoralis antara lain ligamentum inguinale (tempat vena saphena magna bermuara di
dalam vena femoralis) di anterior, medial ligamentum lacunare gimbernati, posterior
ramus superior ossis pubic dan m. pecnitus beserta fascia, lateral m.illiopsoas dan
v.femoralis beserta fascia locus minoris resistantnya fascia transversa yang menutupi
annulus femoralis yang disebut septum cloquetti serta - caudodorsal oleh pinggir os.
pubic dari ligamen iliopectineale (ligamentum couper)
12. Hernia scrotalis
Merupakan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis bila hernia ini masuk ke dalam
scrotum. Isi dari hernia ini bisa berupa omentum atau usus. Bila isinya omentum
maka pada perabaan konsistensi kenyal lembut seperti adonan dan bila hernia ini
reponible, maka mula-mula mudah dimasukkan kemudian sulit karena biasanya ada
perlengketan dengan kantong hernia. Bila isi hernia adalah usus maka akan
memberikan bunyi seperti bising usus di mana hernia ini mula-mula akan sulit
dimasukkan lalu lebih mudah dan disertai bunyi gelembung udara. Gejala dari hernia
scrotalis antara lain timbul benjolan atau massa yang semakin membesar pada posisi
berdiri dan akan mengecil pada posisi tidur. Pada anak kecil sering menangis,
mengejan, batuk dan buang air kecil tidak lancar. Pada usia lanjut bisa disebabkan
pekerjaan dan aktivitas, penyakit kronis, BPH dan sering partus.
20
Klasifikasi
Hernia inguinalis diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, antara lain
1.
21
2.
Hernia ingunalis dibagi menjadi dua yaitu Hernia Ingunalis Lateralis (HIL) dan Hernia
Ingunalis Medialis (HIM). Hernia inguinalis lateralis mempunyai nama lain yaitu hernia
22
indirecta yang artinya keluarnya tidak langsung menembus dinding abdomen. Selain hernia
indirek nama yang lain adalah Hernia oblique yang artinya kanal yang berjalan miring dari
lateral atas ke medial bawah. Hernia ingunalis lateralis sendiri mempunyai arti pintu keluarnya
terletak disebelah lateral Vasa epigastrica inferior. Hernia inguinalis lateralis (HIL) dikarenakan
kelainan kongenital meskipun ada yang didapat. 3
Tabel. 2 Perbedaan HIL dan HIM.3
Tipe
Deskripsi
Hubungan
Dibungkus
dengan vasa
oleh fascia
Onset biasanya
epigastrica
spermatica
pada waktu
inferior
interna
Hernia
ingunalis
inguinal
dan
merupakan
setelah
Kongenital
Lateral
Ya
penurunan
testis
Keluar langsung menembus
fascia dinding abdomen
Medial
Tidak
Dewasa
medialis
Casten membagi hernia menjadi tiga stage, yaitu:3
Stage 1 : hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
Stage 2 : hernia direk dengan pembesaran atau distorsi cincin interna.
Stage 3 : semua hernia direk atau hernia femoralis.
Klasifikasi menurut Halverson dan McVay, hernia terdapat terdapat 4 kelas:3
Kelas 1 : hernia indirek yang kecil.
Kelas 2 : hernia indirek yang medium.
Kelas 3 : hernia indirek yang besar atau hernia direk.
Kelas 4 : hernia femoralis.
Sistem Ponka membagi hernia menjadi 2 tipe:3
23
1. Hernia Indirek
hernia inguinalis indirek yang tidak terkomplikasi.
hernia inguinalis indirek sliding.
2. Hernia Direk
Suatu defek kecil di sebelah medial segitiga Hesselbach, dekat tuberculum pubicum. hernia
divertikular di dinding posterior. Hernia inguinalis direk dengan pembesaran difus di seluruh
permukaan segitiga Hesselbach
Gilbert membuat klasifikasi berdasarkan 3 faktor:3
1. Ada atau tidak adanya kantung peritoneal.
2. Ukuran cincin interna.
3. Integritas dinding posterior dan kanal.
Gilbert membagi hernia menjadi 5 tipe. Tipe 1, 2, and 3 merupakan hernia indirek, sedangkan
tipe 4 and 5 merupakan hernia direk.
Tabel 3: Tipe Hernia menurut Gilbert
Hernia tipe 1
Hernia tipe 2
Hernia tipe 3
Hernia tipe 4
Hernia tipe 5
kantung peritoneal.
Nyhus membuat klasifikasi berdasarkan ukuran cincin interna dan integritas dinding posterior,
meliputi:3
Tipe 1 adalah hernia indirek dengan cincin interna yang normal.
24
sekali tidak berhubungan dengan pembungkus tali mani, umumnya terjadi bilateral, khususnya
pada laki-laki tua. Hernia jenis ini jarang, bahkan hampir tidak pernah, mengalami inkarserasi
dan strangulasi. 4,5,6
B. Hernia Inguinalis Indirekta (lateralis)
Hernia ini disebut lateralis karena menonjol dari perut di lateral pembuluh epigastrika
inferior. Dikenal sebagai indirek karena keluar melalui dua pintu dan saluran, yaitu annulus dan
kanalis inguinalis. Pada pemeriksaan hernia lateralis akan tampak tonjolan berbentuk lonjong.
Dapat terjadi secara kongenital atau akuisita: 5,6
26
27
mengetahui besarnya cincin eksternal dengan cara memasukan jari ke annulus jika cincinnya
kecil jari tidak dapat masuk ke kanalis inguinalis dan akan sangat sulit untuk menentukan pulsasi
hernia yang sebenarnya pada saat batuk. Lain halnya pada cincin yang lebar hernia dapat dengan
jelas terlihat dan jaringan tissue dapat dirasakan pada tonjolan di kanalis ingunalis pada saat
batuk dan hernia dapat di diagnosa.9
Perbedaan hil dan him pada pemeriksaan fisik sangat sulit dilakukan dan ini tidak terlalu
penting mengingat groin hernia harus dioperasi tanpa melihat jenisnya. Hernia ingunalis pada
masing-masing jenis pada umumnya memberikan gambaran yang sama. hernia yang turun
hingga ke skrotum hampir sering merupakan hernia ingunalis lateralis.9
Pada inspeksi pasien saat berdiri dan tegang, pada hernia direct kebanyakan akan terlihat
simetris, dengan tonjolan yang sirkuler di cincin eksterna. Tonjolan akan menghilang pada saat
pasien berbaring . sedangkan pada hernia ingunalis lateralis akan terlihat tonjolan yang
berbentuk elip dan susah menghilang pada saat berbaring.9
Pada palpasi dinding posterior kanalis ingunalis akan terasa dan adanya tahanan pada
hernia inguinalis lateralis. Sedangkan pada hernia direct tidak akan terasa dan tidak adanya
tahanan pada dinding posterior kanalis ingunalis. Jika pasien diminta untuk batuk pada
pemeriksaan jari dimasukan ke annulus dan tonjolan terasa pada sisi jari maka itu hernia direct.
Jika terasa pada ujung jari maka itu hernia ingunalis lateralis. Penekanan melalui cincin interna
ketika pasien mengedan juga dapat membedakan hernia direct dan hernia inguinalis lateralis.
Pada hernia direct benjolan akan terasa pada bagian depan melewati Trigonum Hesselbachs dan
kebalikannya pada hernia ingunalis lateralis. Jika hernianya besar maka pembedaanya dan
hubungan secara anatomi antara cincin dan kanalis inguinalis sulit dibedakan. Pada kebanyakan
pasien, jenis hernia inguinal tidak dapat ditegakkan secara akurat sebelum dilakukan operasi.9
2.7. Pemeriksaan Penunjang
2.7.1. Laboratorium
Untuk mendukung ke arah adanya strangulasi, sebagai berikut:
-
dehidrasi.
Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus genitourinarius
yang menyebabkan nyeri lipat paha.8
28
Retropubic
Intra abdominal
Pre peritoneal
Mengurangi hernia.
Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk mencegah nyeri. Pasien harus
29
proses analgesia.
Posisikan kaki ipsi lateral dengan rotasi eksterna dan posisi flexi unilateral (seperti kaki
kodok)
Posisikan dua jari di ujung cincin hernia untuk mencegah penonjolan yang berlanjut
strangulasi.
Pada saat operasi harus dilakukan eksplorasi abdomen untuk memastikan usus masih
Indikasi operasi :
Hernia inguinalis lateralis pada anak-anak harus diperbaiki secara operatif tanpa
penundaan, karena adanya risiko komplikasi yang besar terutama inkarserata, strangulasi,
yang termasuk gangren alat-alat pencernaan (usus), testis, dan adanya peningkatan risiko
infeksi dan rekurensi yang mengikuti tindakan operatif.
pada pria dewasa, dilakukan operasi elektif atau cito terutama pada keadaan inkarserata
dan strangulasi. Pada pria tua, ada beberapa pendapat (Robaeck-Madsen, Gavrilenko)
bahwa lebih baik melakukan elektif surgery karena angka mortalitas, dan morbiditas
lebih rendah jika dilakukan cito surgery.
1) Konservatif :
Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan
tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan tekanan lambat dan menetap
sampai terjadi reposisi.
Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg, pemberian
sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila berhasil, anak boleh
menjalani operasi pada hari berikutnya.
Bantal penyangga, bertujuan untuk menahan hernia yang telah direposisi dan harus
dipakai seumur hidup. Namun cara ini sudah tidak dianjurkan karena merusak kulit dan
otot abdomen yang tertekan, sedangkan strangulasi masih mengancam.
2) Operatif
Anak-anak : Herniotomy : Karena masalahnya pada kantong hernia, maka dilakukan
pembebasan kantong hernia sampai dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia,
jika ada perlekatan lakukan reposisi, kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tinggi
mungkin lalu dipotong. Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah,
maka kedua sisi dapat direparasi sekaligus jika hernia terjadi bilateral.
Dewasa :Herniorrhaphy :Perawatan kantung hernia dan isi hernia
Penguatan dinding belakang (secara Bassini, Marcy Ferguson, Halsted / Kirchner,
cincin eksternal.
Memisahkan otot kremaster dengan cara reseksi untuk mencari hernia indirect sekaligus
terhadap mesh. Saat ini kebanyakan teknik laparoscopic herniorhappies dilakukan menggunakan
salah satu pendekatan transabdominal preperitoneal (TAPP) atau total extraperitoneal (TEP).
Pendekatan TAPP dilakukan dengan meletakkan trokar laparoskopik dalam cavum abdomen dan
memperbaiki regio inguinal dari dalam. Ini memungkinkan mesh diletakkan dan kemudian
ditutupi dengan peritoneum. Sedangkan pendekatan TEP adalah prosedur laparokopik langsung
yang mengharuskan masuk ke cavum peritoneal untuk diseksi. Konsekuensinya, usus atau
pembuluh darah bisa cedera selama operasi.
35
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Hernia merupakan kasus tersering di bagian bedah abdomen sesudah appendicitis. Hernia
didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah
(defek) yang diliputi oleh dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh
kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya daerah inguinal.
Hernia inguinalis dibagi dua jenis hernia inguinalis medialis/hernia inguinalis
directa/hernia inguinalis horisontal dan hernia ingunalis lateralis/ hernia indirecta/hernia obliqua.
Yang tersering hernia inguinalis lateralis angka kejadiannya lebih banyak pada laki-laki dan yang
paling sering adalah yang sebelah kanan.
Pada hernia inguinalis lateralis processus vaginalis peritonaei tidak menutup (tetap
terbuka).
Komplikasi yang terjadi yaitu inkarserasi dan strangulasi. Jika sudah terjadi strangulasi
penanganan segera adalah dengan operasi.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Manthey,
David.
Hernias
.2007.
on
10
April
2016
Available
at
http://www.emedicine.com/emerg/topic251.htm
36
5.
Norton,Jeffrey A. 2001. Hernias And Abdominal Wall Defects. Surgery Basic Science
and Clinical Evidence. New York. Springer. 787-803.
6.
Rasjad C. Hernia. Dalam : Sjamsuhidajat R, Jong WD, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah.
Edisi ke-2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2004; hal. 523-38
7.
Kerry
V.
Cooke.incarcerated
hernia.2005.
on
April
2016
Available
at
http://www.webmed.com
8.
Inguinal
hernia.
Accesed
on
April
2016
Available
at
http://www.webmed.com/digestive-disorders/tc/Inguinal-Hernia-Symptoms
9.
Doherty GM. 2006. Hernias & Other Lesions of the Abdominal Wall. Current Surgical
Diagnosis and Treatment. Twelfth edition. New York. Mc Graw-Hill. 765-777
10.
11.
12.
Bland, Kirby I. 2002. Inguinal Hernias. The Practice of General Surgery. New York. WB
Saunders Company. 795-801
13.
Cook, John. 2000. Hernia. General Surgery at the Distric Hospital. Switzerland. WHO.
151-156.
14.
37