Vous êtes sur la page 1sur 14

APRESIASI SENI TARI

TARI NGREMO DARI JAWA TIMUR (TARI NUSANTARA)

A.

PERSEPSI
Tari Remo

merupakan

tari

selamat

datang

khas

Jawa

Timur

yang

menggambarkan kharakter dinamis Masyarakat Surabaya / Jawa Timur Yang dikemas


sebagai gambaran keberanian seorang pangeran.
B.

PENGETAHUAN
Tari Remo berasal dari Malang, Jawa Timur. Tarian ini pada awalnya merupakan
tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun, pada
perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu
kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival
kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang
pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi
lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain:
Remo Putri atau Tari Remo gaya perempuan.
Menurut sejarahnya, tari remo merupakan tari yang khusus dibawakan oleh
penari laki laki. Ini berkaitan dengan lakon yang dibawakan dalam tarian ini.
Pertunjukan tari remo umumnya menampilkan kisah pangeran yang berjuang dalam
sebuah medan pertempuran. Sehingga sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam
menampilkan tarian ini.

C.

PENGERTIAN
Tari Beskalan adalah bentuk tari putri yang bersumber dari tari ritual, khususnya
sebagai medium upacara yang erat kaitannya dengan eksistensi bumi atau tanah,yaitu
"kesuburan", sekitar tahun 1930-an berkembang menjadi bentuk tari yang berkaitan erat
dengan pertunjukan andong, sejenis Tayub yang pertunjukan secara berkeliling di

desa-desa. Penari yang pernah populer di wilayah Malang Timur (sekitar Tumpang)
adalah Rasimoen. Karena dalam pertunjukan "Andong" pada umumnya dimainkan para
laki-laki.
Bahkan sebelum tari Remo Surabaya masuk sebagai tari pembukaan pada
pertunjukan Ludruk. Di Malang menggunakan tari Beskalan. Tari Beskalan mulai
tergeser ketika bentuk tari Remo dari Surabaya mulai populer, yaitu sekitar tahun 1920an. Menjeleng tahun 1970-an, pertunjukan Tayub mulai mencari alternatif bentuk tari
pembukaan,karena selama ini semua pertunjukan tayub di Jawa Timur menggunakan tari
Pembuka dengan tari Gambyong. Pada mulanya sebagian menggunakan tari Beskalan,
tetapi pada perkembangan selanjutnya tari Beskalan dianggqap sangat sulit, karena tidak
mempunyai struktur tari yang sangat ketat, maka berpindah menggunakan remo. Daya
tari utama adalah penari wanita yang menarikan atau bergerak secara maskulin, hal ini
sangat menarik bagi para penggemar tayub, khususnya di Malang.
Tari remo adalah tari putra yang berkaitan dengan pertunjukan ludruk, yaitu
berfungsi sebagai tarian pembukaan.
1. PengertianRemo
a. Remo berarti rambut, karena dalam tari remo ada gerakan yang mempermainkan
rambut yaitu salah satunya disebut : tatasan ure rekmo (mengurai rambut).
b. Remo berasal dari kata jawa remong yang artinya : sampur, karena tarian tersebut
sangat dominan menggunakan sampur.
2. Asal Usul Tari Remo
Tari remo mulai muncul sejak tahun 1907, penari yang ikut mempopulerkan tari
Remo pada Ludruk Malang adalah Said Djayudi. seiring dengan munculnya pertunjukan
besud atau besutan. Kemudian berkembang dengan lahirnya ludruk lerok, dan mencapai
bentuk kesempurnaan sekitar tahun 1950-an seiring dengan keberadaan pertunjukan
ludrug.
3. FungsiTari
Tari remo murni merupakan tari pertunjukan, turut berkembang dengan
perkembangan besud, dan ludrug.
D.
-

ANALISA
Musik : tarian ini diiringi dengan musik gamelan dalam suatu gending yang terdiri dari
bonang, saron, gambang, gender, slentem, siter, seruling, ketuk, kenong, kempul dan

gong dan irama slendro.


Costum : penarinya menggunakan jenis kostum yaitu sawonggaling atau gaya surabaya
yang terdiri dari bagian atas hitam yang menghadirkan pakaian abad 18,celana bludru
hitam dengan hiasan emas dan batik.dipinggang ada sebuah sabuk dan keris .dipaha
kanan ada selendang menggantung sampai kemata kaki. penari perempuan memakai

simpul(sanggul)di rambutnya.
Gerakan : Karakteristika yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang
rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang
dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau

menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan selendang
atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda
penari membuat tarian ini semakin atraktif.
E.

PENILAIAN
Tari ini sangat bagus, karena dalam tari ini mengandung unsur karakteristik. Dari
pembelajaran tari ini kita bisa membudayakan kesenian tari dinegara kita, dan kita bisa
mempunyai karakteristik yang baik bagi kehidupan sehari-hari.

F.

APRESIASI
Remo berarti rambut, karena dalam tari remo ada gerakan yang mempermainkan
rambut yaitu salah satunya disebut : tatasan ure rekmo (mengurai rambut).
Remo berasal dari kata jawa remong yang artinya : sampur, karena tarian tersebut
sangat dominan menggunakan sampur.
Tari remo mulai muncul sejak tahun 1907, penari yang ikut mempopulerkan tari
Remo pada Ludruk Malang adalah Said Djayudi. seiring dengan munculnya pertunjukan
besud atau besutan. Kemudian berkembang dengan lahirnya ludruk lerok, dan mencapai
bentuk kesempurnaan sekitar tahun 1950-an seiring dengan keberadaan pertunjukan
ludrug. Tari remo murni merupakan tari pertunjukan, turut berkembang dengan
perkembangan besud, dan ludrug.

APRESIASI SENI TARI


TARI GANDRUNG BANYUWANGI (TARI TRADISIONAL)

A.

LATAR BELAKANG
Kata ""Gandrung"" diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan yang
agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi
masyarakat. Kesenian gandrung Joh Scholte dalam makalahnya antara lain menulis
sebagai berikut: Asalnya lelaki jejaka itu keliling ke desa-desa bersama pemain musik
yang memainkan kendang dan terbang dan sebagai penghargaan mereka diberi hadiah
berupa beras yang mereka membawanya didalam sebuah kantong. (Gandroeng Van
Banyuwangi 1926, Bab Gandrung Lelaki).
Menurut catatan sejarah, gandrung pertama kalinya ditarikan oleh para lelaki
yang didandani seperti perempuan dan, menurut laporan Scholte (1927), instrumen
utama yang mengiringi tarian gandrung lanang ini adalah kendang. Pada saat itu, biola
telah digunakan. Namun demikian, gandrung laki-laki ini lambat laun lenyap dari
Banyuwangi sekitar tahun 1890an, yang diduga karena ajaran Islam melarang segala
bentuk transvestisme atau berdandan seperti perempuan. Namun, tari gandrung laki-laki
baru benar-benar lenyap pada tahun 1914, setelah kematian penari terakhirnya, yakni
Marsan.Menurut sejumlah sumber, kelahiran Gandrungditujukan untuk menghibur para
pembabat hutan, mengiringi upacara minta selamat, berkaitan dengan pembabatan hutan
yang angker.Tradisi gandrung yang dilakukan Semi ini kemudian diikuti oleh adik-adik
perempuannya dengan menggunakan nama depan Gandrung sebagai nama panggungnya.
Kesenian ini kemudian terus berkembang di seantero Banyuwangi dan menjadi ikon khas
setempat. Pada mulanya gandrung hanya boleh ditarikan oleh para keturunan penari
gandrung sebelumnya, namun sejak tahun 1970-an mulai banyak gadis-gadis muda yang

bukan keturunan gandrung yang mempelajari tarian ini dan menjadikannya sebagai
sumber mata pencaharian di samping mempertahankan eksistensinya yang makin
terdesak sejak akhir abad ke-20.
B.

FUNGSI
Untuk menghibur para pembabat hutan, mengiringi upacara minta selamat,
berkaitan dengan pembabatan hutan yang angker.

C.

PERAN TARI
Jika acara mengundang Gandrung itu dalam rangka pesta perkawinan, yang
menerima sampur untuk yang pertama kalinya adalah pengantin pria sebagai
penghormatan atau tuan rumah yang punya hajat. Biasanya oleh pengantin pria atau oleh
tuan rumah diwakilkan pada orang lain. Tetapi jika pengantin pria bersedia menari,
hanya sekadar formalitas yang dilakukan sebentar, kemudian kembali ke pelaminan yang
diantar oleh gedog.

D.

NILAI
Tari Gandrung ini melambangkan terpesonanya masyarakat Blambangan yang
agraris kepada Dewi Sri sebagai Dewi Padi yang membawa kesejahteraan bagi
masyarakat. Serta mengandung Nilai keindahan, Nilai ekstrinsik, dan Nilai Intrinsik.

E.

PENYAJIAN
COSTUM :
- Bagian Tubuh : Busana untuk tubuh terdiri dari baju yang terbuat dari beludru
berwarna hitam, dihias dengan ornamen kuning emas, serta manik-manik yang
mengkilat dan berbentuk leher botol yang melilit leher hingga dada, sedang bagian
pundak dan separuh punggung dibiarkan terbuka. Di bagian leher tersebut dipasang
ilat-ilatan yang menutup tengah dada dan sebagai penghias bagian atas. Pada bagian
lengan dihias masing-masing dengan satu buah kelat bahu dan bagian pinggang
dihias dengan ikat pinggang dan sembong serta diberi hiasan kain berwarna-warni
-

sebagai pemanisnya. Selendang selalu dikenakan di bahu.


Bagian Kepala : Kepala dipasangi hiasan serupa mahkota yang disebut omprok yang
terbuat dari kulit kerbau yang disamak dan diberi ornamen berwarna emas dan
merah serta diberi ornamen tokoh Antasena, putra Bima] yang berkepala manusia
raksasa namun berbadan ular serta menutupi seluruh rambut penari gandrung. Pada
masa lampau ornamen Antasena ini tidak melekat pada mahkota melainkan setengah
terlepas seperti sayap burung. Sejak setelah tahun 1960-an, ornamen ekor Antasena
ini kemudian dilekatkan pada omprok hingga menjadi yang sekarang ini.Selanjutnya
pada mahkota tersebut diberi ornamen berwarna perak yang berfungsi membuat
wajah sang penari seolah bulat telur, serta ada tambahan ornamen bunga yang

disebut cundhuk mentul di atasnya. Sering kali, bagian omprok ini dipasang hio yang
-

pada gilirannya memberi kesan magis.


Bagian Bawah : Penari gandrung menggunakan kain batik dengan corak bermacammacam. Namun corak batik yang paling banyak dipakai serta menjadi ciri khusus
adalah batik dengan corak gajah oling, corak tumbuh-tumbuhan dengan belalai
gajah pada dasar kain putih yang menjadi ciri khas Banyuwangi. Sebelum tahun
1930-an, penari gandrung tidak memakai kaus kaki, namun semenjak dekade
tersebut penari gandrung selalu memakai kaus kaki putih dalam setiap

pertunjukannya.
Lain-lain : Pada masa lampau, penari gandrung biasanya membawa dua buah kipas
untuk pertunjukannya. Namun kini penari gandrung hanya membawa satu buah
kipas dan hanya untuk bagian-bagian tertentu dalam pertunjukannya, khususnya
dalam bagian seblang subuh.

MUSIK : Musik pengiring untuk gandrung Banyuwangi terdiri dari satu buah kempul
atau gong, satu buah kluncing (triangle), satu atau dua buah biola, dua buah kendhang,
dan sepasang kethuk. Di samping itu, pertunjukan tidak lengkap jika tidak diiringi
panjak atau kadang-kadang disebut pengudang (pemberi semangat) yang bertugas
memberi semangat dan memberi efek kocak dalam setiap pertunjukan gandrung. Peran
panjak dapat diambil oleh pemain kluncing.Selain itu kadang-kadang diselingi dengan

saron Bali, angklung, atau rebana sebagai bentuk kreasi dan diiringi electone.
GERAKAN :
- Titik tumpu, pada umumnya tarian Banyuwangi, bertitik tumpu pada berat badan
-

terletak pada tapak kaki bagian depan (jinjid).


Tubuh bagian dada di dorong kedepan seperti pada tari Bali
Gerak tubuh ke depan yang di sebut dengan ngangkruk
Gerak persendian; terbagi dalam gerak leher, misalnya:
Deleg Duwur, yaitu gerakan kepala dan leher yang digerakkan hanya leher
bagian atas saja, gerak kepala ke kiri dan ke kanan.
Deleg nduwur atau dinggel, yaitu sama dengan atas hanya saja disertai dengan
tolehan.
Deleg manthuk, yakni gerakan kepala mengangguk.
Deleg layangan, yaitu gerakan deleg duwur yang di sertai dengan ayunan tubuh.
Deleg gulu, yaitu gerakan kepala ke kiri dan ke kanan.
Di samping itu masih ada lagi gerak persendian bahu. Gerakan ini dalam tari

gandrung terdiri dari:


1. Jingket, gerakan bahu yang di gerakan ke atas kebawah atau ke samping.
2. Egol pantat yang lombo dan kerep, yakni gerakan pantat ke kanan ke kiri mengikuti
iringan musik gendang.
Sikap dan gerak jari, gerakan ini ada 3 (tiga) macam diantarannya:
1. Jejeb yaitu posisi tiga jari merapat dan telunjuk merapat pada ibu jari.
2. Cengkah yaitu keempat jari merapat dan ibu jari tegak kearah telapak tangan.

3. Ngeber yaitu telapak tangan terbuka, tangan lurus sejak pangkal lengan sampai ujung
jari.
Permainan sampur, merupakan komunikasi antara pria dan wanita. Dalam hal ini
ada beberapa macam antara lain.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nantang, yaitu sampur di lempar ke arah penari pada gong pertama dan seterusnya.
Ngiplas atau nolak kanan dan kiri satu persatu.
Ngumbul, yaitu membuang ujung sampur ke atas kedalam atau keluar.
Ngebyar, yaitu kedua ujung sampur di kibaskan arah ke dalam atau ke luar.
Ngiwir, yaitu ujung sampur di jipit dan di getarkan.
Nimpah, yaitu ujung sampur disampirkan ke lengan kanan atau kiri pada gerakan sagah
atau ngalang.
Sikap dan gerakan kaki, gerakan ini antara lain.

1. Laku nyiji
2. Laku ngloro

3. Langkah genjot
4. Langkah triol atau kerep.

5.
F.
-

PESAN YANG INGIN DISAMPAIKAM DARI TARI TERSEBUT


Nilai harapan Komunitas Penari berharap bahwa penari Gandrung tidak akan punah dan

masih Eksis / berkembang


Manyarakat menganggap rendah Penari gandrung tetapi anggapan itu sangatlah salah
karan Penari selalu melayani tamu maupun penonton dengan penuh kesopanan dan

bersikap ramah, Penari juga menari dengan penuh tanggung jawab


Banyak nilai nilai norma yang tidak pantas seperti berani mencium sipenari saat sedang

menari
Nilai keindahan dari tari gandrung adalah Tarian gandrung adalah tarian yang

mempunyai ciri khas tersendir


Nilai Intrinsik dari sebuah tarian Gandrung ialah pesan yang disampaikan didalam

gerakan tari itu sendiri


Nilai ekstrinsik ialah aksesoris-aksesoris yang dipakai oleh sipenari mempunyai makna
tersendiri.

6.

7. APRESIASI SENI TARI


8. TARI GANTAR (TARI KREASI BARU)

9.
A.

LATAR BELAKANG
10.
Ada suatu mitos yang mengawali lahirnya tari gantar sebelum terciptanya
tari gantar yang sudah semakin berkembang. Mitos ini dulunya sangat dipercaya pada
masyarakat pendukungnya yaitu masyarakat Dayak Tunjung dan masyarakat Dayak
Benuaq. Konon menurut mitos yang berkembang dalam masyarakat Suku Bangsa Dayak
Tunjung dan Suku Bangsa Dayak Benuaq bahwa lahirnya Tari Gantar berawal dari cerita
di Negeri Dewa Nayu yang diyakini sebagai tempat Dewa Nirwana yang bernama
Negeri Oteng Doi. Pada suatu hari terjadi peristiwa didalam keluarga Dewa di Negeri
Oteng Doi atau Negeri Dewa Langit. Keluarga tersebut terdiri dari suatu kepala keluarga
yang bernama Oling Besi Oling Bayatn. Oling Bayatn mempunyai seorang istri dan dua
orang anak putri yang bernama Dewi Ruda dan Dewi Bela. Keluarga tersebut hidup
tenteram dan damai di Negeri Oteng Doi. Pada suatu ketika datanglah seorang Dewa
yang bernama Dolonong Utak Dolonong Payang ke keluarga Oling Besi Oling Bayatn,
tanpa disangka dan diduga oleh keluarga Oling Besi. Kedatangan Dolonong Utak tenyata
beritikad buruk. Oling Besi dibunuhnya dengan tujuan dapat menikahi istri Oling Besi.

Peristiwa tersebut terjadi didepan mata istri dan kedua anak Oling Besi. Karena takutnya
istri Oling Besi menerima ajakan Dolonong Utak untuk menikah, namun kedua anaknya
menyimpan dendam pada ayah tirinya tersebut.
11.
Hari berganti hari, masa berganti masa, setelah kedua Putri Oling Besi
menginjak remaja mereka berdua berencana untuk membunuh ayah tirinya. Pada suatu
hari kedua Dewi tersebut akan melaksanakan niatnya untuk membalas kematian Ayah
kandungnya pada Ayah tirinya, saat Ayah tirinya (Dolonong Utak) sedang istirahat di
balai-balai rumahnya. Ketika kesempatan itu tiba dibunuhlah dolonong Utak dengan
menggunakan sumpit. Dalam waktu sekejap Dolonong meninggal, setelah diketahui
bahwa Ayah tirinya meninggal selanjutnya kedua putri tersebut memenggal kepala
Dolonong dan diikatkan pada batang sumpit yang digunakan untuk membunuhnya.
Kedua putri tersebut senang, keduanya bersuka cita dan mengungkapkannya dengan
menari-nari berdua. Dan sebagai musiknya mereka mencari sepotong bambu pendek dan
mengisinya dengan biji-bijian. Ungkapan kepuasan membunuh Dolonong Utak itu di
lakukan hingga beberapa hari. Begitulah peristiwa yang terjadi di alam Dewa Langit.
12.
Dari dunia kejadian di alam Dewa tersebut diketahui oleh seorang
manusia yang mampu berhubungan dengan alam Dewa yang bernama Kilip. Karena
Kilip mengetahui kejadian itu maka Dewi Ruda dan Dewi Bela mendatangi Kilip agar ia
tidak menceritakan kejadian ini kepada Dewa-dewa lain di Negeri Oteng Doi. Kilip
menyetujui dengan mengajukan satu syarat yaitu Dewi Ruda dan Dewi Bela harus
mengajarkan tari yang mereka lakukan saat bersuka cita. Tanpa pikir panjang Dewi Ruda
dan Dewi Bela pun mengajarinya. Dari hasil pertemuan tersebut Kilip mendapatkan satu
bentuk tarian sakral karena properti tari tersebut berupa tongkat panjang dan sepotong
bambu, maka Kilip memberi nama tarian tersebut sebagai Tarian Gantar yang artinya
tongkat (yang sebenarnya sebuah sumpit) dan sepotong bambu yang biasa disebut Kusak.
13.
Tari Gantar ini dahulunya hanya ditarikan pada saat upacara adat saja,
menurut versi cerita yang lain bahwa tari gantar merupakan tarian yang dilaksanakan
pada saat upacara pesta tanam padi. Properti tari sebuah tongkat panjang tersebut adalah
kayu yang digunakan untuk melubangi tanah pertanian dan bambu pendek adalah tabung
benih padi yang siap ditaburkan pada lubang tersebut. Gerakan kaki dalam tari ini
menggambarkan cara menutup lubang tanah tersebut. Muda-mudi dengan suka cita
menarikan tari tersebut dengan harapan panen kelak akan berlimpah ruah hasilnya. Tari
ini biasanya dilakukan bergantian oleh anggota masyarakat Suku Dayak Tunjung dan
benuaq. Versi lain juga beredar dalam masyarakat bahwa dahulunya Tari Gantar adalah
merupakan tari sakral yang hanya boleh ditarikan saat para pahlawan pulang dari medan
peperangan. Tari ini sebagai penyambut kedatangan mereka dan ditarikan oleh gadisgadis remaja. Properti tongkat panjang adalah sebuah sumpit dan diberi hiasan kepala
atau tengkorak musuh (digantungkan) yang telah dibunuh oleh para pahlawan.
Sedangkan bambu kecil merupakan peraga untuk mengimbangi gerak tari.

14.
B.

FUNGSI
15.

Begitu pula yang terjadi dengan Tari Gantar, pada jaman dahulu Tari

Gantar terangkai dalam upacara Ngawung Enghuni, yaitu semacam upacara tanam padi,
beralih fungsinya menjadi fungsi pertunjukkan karena adanya pengaruh-pengaruh
tersebut diatas. Tari Gantar pada saat ini bisa digunakan untuk penyambutan tamu.
1.
2.
3.
4.

Fungsi pertunjukkan antara lain:


Sebagai media hiburan
Sebagai media pendidikan
Sebagai kajian seni
Sebagai media promosi, dsb.
16.
Fungsi Tari Gantar berkembang lebih luas dan tentunya disesuaikan
kebutuhan dari event yang dipergelarkan, baik itu bentuknya, maupun lamanya
(durasinya).

17.
C.

PERAN TARI
18.
Tari Gantar pada awalnya sebagai upacara adat dan memang munculnya
atau keberadaannya suatu karya tari pada jaman dahulu pengemban utama dari
keberadaan suatu tari. Secara khusus bahwa seni tari beserta iringan yang digunakan
pada dasarnya merupakan pengemban dari unsur-unsur yang bersifat magis yang
diharapkan hadir. Tari Gantar pada saat ini bisa digunakan untuk penyambutan tamu.
19.

D.

NILAI
20.

Tarian ini merupakan kesenangan kedua putri sebagai Ungkapan kepuasan

membunuh Dolonong Utak. Dari ketauan seorang penduduk dan ia bisa berkomunikasi
dengan makhluk alam dewa, ia mengetahui kejadian itu maka Dewi Ruda dan Dewi Bela
mendatangi Kilip agar ia tidak menceritakan kejadian ini kepada Dewa-dewa lain di
Negeri Oteng Doi. Kilip menyetujui dengan mengajukan satu syarat yaitu Dewi Ruda
dan Dewi Bela harus mengajarkan tari yang mereka lakukan saat bersuka cita. Tanpa
pikir panjang Dewi Ruda dan Dewi Bela pun mengajarinya.
21.
E.

PENYAJIAN
COSTUM : Kostum yang dipakai penari disebut Ulap Doyo, merupakan kain tenunan

asli suku Dayak Benuaq yang diambil dari serat Doyo.


MUSIK : menggunakan bungi dari bamboo yang diisi biji-bijian dan di pukulkan ke

tanah
GERAKAN :
22. Gerakan tangan memegang Kusak
23. Dasar gerakan tangan dan cara memegang Kusak:
24. Keempat jari tangan yang memegang Kusak, menggemgam dari bawah ke atas,
sedangkan ibu jari melingkari Kusak dari atas.
25. Posisi Kusak vertikal saat digenggam:

26. Pada saat menggerakkan tangan yang memegang Kusak sudut siku 25 derajat dan ke
bawah hingga sudut 45 derajat dengan menggoncang-goncang bambu (Kusak). Tangan
pergelangan yang aktif bergerak.
27. Gerakan tangan memegang Senak (Tongkat)
28. Dasar gerakan tangan yang memegang Senak dan cara menggenggamnya:
29. Keempat jari tangan memegang Senak, menggenggam dari sisi luar ibu jari menutup dari
atas ujung tongkat (Senak).
30. Tongkat (Senak) posisi lurus ke bawah:
31. Tongkat (Senak) pada saat diangkat ujungbawah Senak kurang lebih 1 jangkal dari lantai
dan ditaruh kembali hingga ujung bawah Senak bertumpu di dasar lantai di depan ujung
jari kaki kiri.
32. Gerkan ini dilakukan dengan mengikuti gerakan kaki (saat kaki melangkah Senak
diangkat, dan pada saat kaki di letakkan Senak bertiumpu di lantai).
33.
34. Gerakan kaki dan gerakan berjalan
35. Posisi awal kedua kaki sejajar. Sebelum kaki dilangkahkan, ujung jari kaki menumpu
atau menyentuh lantai baru kemudian dilangkahkan, gerakan ini dilakukan bergantian
dengan kaki melangkah kanan, kiri, kana, kiri dalam hitungan 1 sampai 4 atau sesuai
yang dikehendaki pelatih tari.
36. Tumit kaki menumpu lantai, sebaliknya jari-jari kaki ke atas dengan arah hadap kaki
agak ke kanan 25 derajat dan lurus ke depan, lalu tumit kaki diangkat ujung jari-jari kaki
menumpu lantai kemudian kaki ditarik ke belakang agak ke samping melampaui kaki kiri
ujung

jari

kaki

menyentuh

lantai,

berat

badan

pada

kaki

yang

satunya.

Bergerak mundur dengan sebelumnya meletakkan kaki kanan ke depan, arah hadap ke
kanan 25 derajat dan lurus ke depan. Tumit kaki kanan tepat di depan ujung jari kaki kiri,
kemudian di tarik ke belakang melampaui kaki kiri dilakukan gerakan yang sama dengan
bergantian kaki. Ujung jari kaki kanan bertumpu pada lantai tumit di tarik ke atas, berat
badan pada kaki kiri. Posisi kaki kanan agak di depan kaki kiri, kemudian ujung kaki
kanan membuka ke samping dengan tidak merubah letak kaki bagian tumit hingga kedua
kaki membentuk sudut 25 derajat (pada saat kaki bagian ujung membuka ke samping,
telapak kaki tidak menyentuh lantai hanya tumit kaki dan berat badan pada kaki kiri).
Selanjutnya kaki kanan menutup hingga posisi kaki seperti semula, gerakan ini dilakukan
dengan sistematika buka, tutup buka tutup lalu melangkah maju dengan hitungan 1-2-3
pada hitungan ke 4 kaki kanan membuka ke sampipng selanjutnya seperti keterangan
gerakan ke atas. Berjalan jinjit, jari-jari dari kedua kaki bertumpu pada lantai tumit
diangkat kemudian berjalan ke depan. Kaki kanan bergerak ke samping, dengan kesan
membuat garis cembung di lantai, selanjutnya kaki kiri mengikuti kaki kanan, dengan
bergerak ke kanan hingga kedua kaki sejajar hampir bersentuhan selanjutnya kaki kiri
bergerak ke samping dengan kesan membuat garis cembung pada lantai (hitungan 1 x 8),
kemudian kaki kanan dilangkahkan ke depan arah hadap kaki kanan ke kanan, berat
badan pada kaki kiri selanjutnya berpindah pada kaki kanan bersamaan dengan

membalikkan badan ke arah hadap yang berlawanan. Lalu ujung jari kaki bertumpu pada
lantai, gerak ini dilakukan dengan ritme yang cepat. Kaki kanan melangkah ke depan
diikuti oleh kaki kiri dengan melangkah ke depan melampui kaki kanan, kaki kanan
bergerak bergerak ke belakang dengan posisi arah hadap kaki ke kanan diikuti kaki kiri
dengan mengangkat kaki hingga kurang lebih 1 jengkal dari dasar lantai.
37. Gerakan posisi badan
38. Pada dasarnya gerakan dan posisi badan pada saat melakukan gerak Tari Gantar dalam
posisi biasa, begitu juga pada gerak dari pedalaman Kalimantan Timur yang lainnya.
Kalaupun ada tekanan pada posisi badan itu tidak terlalu ditonjolkan seperti pada waktu
badan merendah pantat tidak ditonjolkan kke belakang seperti pada ciri khas Tari Bali,
dan tidak membusungkan dada ke depan tetapi badan tetap merendah dengan
menekukkan kedua lutut atau salah satu kaki di tari ke depan dan ke belakang hingga
badan merendah untuk mengimbangi. Dalam Tari Gantar tidak ditemukan adanya
ekspresi wajah sehingga mata, leher, dan kepala tidak berfungsi banyak.
39.
F.

PESAN YANG INGIN DISAMPAIKAM DARI TARI TERSEBUT


40.
Agar para anak muda dapat mengembangkan tari ini dan para anak muda
dapat belajar untuk melatih konsentrasi serta kreatifitas mereka.
41.
42.
43.

44.APRESIASI SENI TARI


45. TARI SHUFFEL DANCE (TARI MODERN)

46.
A.

LATAR BELAKANG
47.
Shuffle sebenarnya adalah gaya tari yang digagas dan dipopulerkan
pertama kali di Melbourne Underground Scene, Australia. Tarian jenis ini awalnya
menjadi tren di era akhir dekade 1980-an. Namun, sebagaimana dituturkan Jason
(anggota Rave Army Crew sekaligus penggagas IR) kepada Media Indonesia, pada 2004
Shuffle Dance kembali marak menjadi tren Australia. Shuffle mulai masuk ke Indonesia
pada tahun 2006. Namun, saat itu Shuffle belum menjadi tren. Hanya segelintir anak
muda Indonesia yang mulai mengenal, belajar dan mencintai Shuffle. Barulah pada akhir
2009 dan puncaknya pada 2011 ini Shuffle benar-benar digandrungi oleh kalangan mudamudi negeri ini.
48.
Sekilas, Shuffle mirip tari jazz. Gerakan dasar Shuffle gerakan cepat tumit
dan kaki hingga terlihat seakan menempel ke lantai. Tarian ini lebih berkonsentrasi pada
keindahan gerakan kaki, ketimbang memadukan seluruh anggota tubuh untuk
membentuk tarian yang indah. Ini juga yang menjadi salah satu cirri khas Shuffle sebagai
sebuah tarian.
49.

B.

FUNGSI
50.

Tarian Shuffle Dance ternyata juga mempunyai manfaat yang baik bagi

kesehatan kita. Karena gerakan-gerakannya mampu melatih otot-otot tubuh kita seperti
pada senam aerobik dan olahraga yang lain. Nah bagi kalian yang ingin belajar gerakan
Shuffle Dance.

Selain agar terlihat lebih keren dan Up To Date, manfaat Shuffle

tergolong memiliki efek sporty yang sangat tinggi. Karenanya, konon 5 menit menari
Shuffle sama dengan 30 menit threadmil.
51.
C.

PERAN TARI
52.
Sebagai ajang perkumpulan, bisa untuk berolahraga, menjadikan
komunitas penari shuffle. Shuffle dance ini sudah tidak asing lagi, atau mungkin sudah
ada perkumpulannya tersendiri, seperti didaerah, Jakarta, Bandung, Surabaya dan masih

banyak lagi. Mungkin karena keunikannya ini banyak orang yang terpikat dengan shuffle
dance dan mau mempelajarinya lebih serius lagi
53.
NILAI
54.
Tarian ini mencerminkan anak-anak remaja yang energic dan bersemangat

D.

dalam melakukan tarian ini. Jika kita melakukan tarian ini bisa menyegarkan otak karena
dengan melakukan tari shuffle dance akan member fikiran yang positif untuk melakukan
kegiatan lain.
55.
E.

PENYAJIAN
COSTUM : kelemahan dari ballet dan classical dance sendiri, yaitu diperlukannya
perlengkapan khusus selain musik, seperti kostum, sepatu tari, serta bahkan tata
rias yang stebal. Beberapa dari perlengkapan tersebut tidak mampu dimiliki oleh
orang-orang

biasa

dengan

latar

ekonomi

yang

rendah,

yang

juga

punya

ketertarikan besar untuk menari. Oleh sebab itu ketiga penari tersebut kemudian
menciptakan suatu free dance yang kemudian dikenal dengan cikal bakal dari tari. Di
negara asalnya, Australia, sepatu frontline merupakan salah satu atribut khas dalam
menari Shuffle biasanya agak lebih santai dan bisa tampil, bahkan pakai kemeja flanel

atau kaos.
MUSIK : lagu yang bernuansa elektronik, lagu elektronik adalah lagu yang hanya
dimainkan dengan nada yang di buat lebih terkesan nyentrik seperti contoh lagu-lagu
energik yang drumnya di buat dan di tata memakai computer. Biasanya LMFAO (Party

Rock Anthem feat Lauren Bennett, GooRock)


GERAKAN : Tarian Shuffle Dance adalah lebih mengutamakan gerakan kaki yang unik
dan atraktif. Ada beberapa dasar gerakan kaki yang sering dipakai dalam Shuffle Dance.

Gerakan tersebut antara lain :


56. Running Man
57. Gerakan berlari di tempat namun tidak berpindah serupa dengan orang sedang berlari
namun dengan menggunakan kecepatan yang teratur.
58. Shuffle
Yaitu gerakan pengembangan dari Runningman dengan berpindah ke kanan kiri atau
depan belakang di ikuti dengan hentakan kaki.
59. Glide Spin
60. Yaitu gerakan seperti Running Man dan Shuffle dengan penambahan

Vous aimerez peut-être aussi