Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Ada lagi kehebatan Abdullah bin Umar. Dikisahkan dalam satu perjalanan, ia di
tengah jalan tiba-tiba dihadang seekor singa besar dan galak. Singa itu
mengaum berkali-kali, seperti hendak memangsanya. Suaranya menggelegar,
membuat bulu kuduk merinding. Abdullah bin Umar menghentikan untanya, lalu
turun menghampirinya. Mendadak singa itu diam saja dan menjadi penurut.
Kedua telinganya kemudian digosok-gosok secara perlahan oleh Abdullah bin
Umar.
Selang beberapa menit, singa itu mengibaskan ekornya, lantas pergi
meninggalkan Abdullah bin Umar. Seseorang yang mengetahui peristiwa itu
merasa takjub. Ia segera mendekat, lalu bertanya kepadanya, Bagaimana
caranya agar singa itu tidak menerkam Anda?. Abdullah bin Umar menjawab,
dirinya pemah mendengar Rasulullah SAW bersabda, Jika manusia hanya takut
kepada Allah SWT, maka tidak ada hal lain yang bisa menguasainya. Orang itu
langsung menganggukkan kepalanya, sementara Abdullah bin Umar melanjutkan
perjalanannya.
Kemurahan Abdullah bin Umar
Abdullah bin Umar termasuk orang yang hidup makmur, kaya raya dan
berpenghasilan banyak. Ia pedagang dan saudagar yang jujur dan berhasil
dalam sebagian besar kehidupannya. Di samping itu, gajinya dari Baitul maal
(kas negara) tidak sedikit pula. Tetapi, tunjangan itu tidak satu dirham pun
disimpannya, melainkan dibagi-bagi sebanyak-banyaknya kepada fakir miskin
dan anak yatim. Ia banyak memberi kepada orang lain karena ia dikenal sangat
pemurah. Bahkan, ia tidak peduli apakah kemurahannya itu akan
menyebabkannya miskin atau kelaparan. Ia memang zahid, yakni orang yang
tidak berminat terhadap pesona dunia.
Seseorang bernama Ayub bin Mail Ar Rasibi pernah menceritakan salah satu
contoh kedermawanan Abdullah bin Umar. Pada suatu hari, Abdullah bin Umar
menerima uang sebanyak 4.000 dirham dan sehelai baju dingin. Hari berikutnya,
Ayub bin Mail melihatnya di pasar sedang membeli makanan untuk hewan
tunggangannya secara berhutang. Maka, Ayub bin Mail pergi menemui keluarga
Abdullah bin Umar.
Bukankah kemarin Abdullah bin Umar menerima kiriman 4.000 dirham dan
sehelai baju dingin? tanya Ayub bin Mail.
Benar, jawab salah seorang dari keluarga Abdullah bin Umar.
Saya lihat ia tadi di pasar membeli makanan untuk hewan tunggangannya dan
tidak punya uang untuk membayarnya, kata Ayub bin Mail.
Tidak sampai malam hari, uang itu telah habis dibagi-bagikannya. Mengenai
baju dingin, mula-mula dipakainya, lalu ia pergi keluar. Saat ia kembali, baju itu
tidak kelihatan lagi. Ketika kami tanyakan, jawabnya bahwa baju itu telah
diberikannya kepada seorang miskin, tutur keluarganya.
Setelah mendengar penjelasan tersebut, Ayub bin Mail pamitan pulang. Dalam
perjalanan, Ayub bin Mail berkata dalam hati, sungguh kedermawanan Abdullah
bin Umar bukanlah sebagai alat untuk mencari nama, popularitas atau
memperoleh penghormatan dari manusia. Semua niatan itu berasal dari dalam
hatinya yang tulus dan semata karena Allah SWT. Pemberiannya pun hanya
ditujukan kepada fakir miskin, anak yatim dan orang yang benar-benar
membutuhkan. Ayub bin Mail menambahkan, jarang sekali ia makan seorang
diri, karena pasti disertai anak-anak yatim dan kaum fakir miskin.
Satu waktu, Khalifah Utsman bin Affan pernah menawari Abdullah bin Umar
untuk menjabat sebagai hakim. Tetapi ia tidak mau menerimanya. Ia lebih
memilih menjadi warga biasa. Memasuki masa tua, Abdullah bin Umar mendapat
cobaan dari Allah SWT, yakni kehilangan pengelihatannya. Sahabat yang paling
banyak meriwayatkan hadis sejumlah 2.630 hadis setelah Abu Hurairahini
kemudian wafat pada tahun 72 hijriyah dalam usia 84 tahun. Ia merupakan salah
satu sahabat Rasulullah yang paling akhir yang meninggal di Kota Mekkah.***