Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari audit saldo kas, pembaca mampu untuk:
1. Menunjukkan hubungan antara kas di bank dan berbagai siklus transaksi.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis akun kas utama yang digunakan oleh entitas bisnis.
3. Mendesain dan melakukan pengujian audit atas akun kas umum.
4. Mengetahui waktu dilakukannya perluasan pengujian audit atas akun kas umum untuk
menguji kecurangan material.
5. Mendesain dan melakukan pengujian audit atas akun bank penggajian impres.
6. Mendesain dan melakukan pengujian audit atas kas kecil impres.
2. Materi
Kas merupakan satu-satunya akun yang dimasukkan dalam setiap siklus kecuali
persediaan dan pergudangan. Kas juga merupakan hal yang penting bagi auditor terutama
karena besarnya potensi kecurangan yang mungkin terjadi.
2.1 Kas di Bank dan Siklus Transaksi
Hubungan antara kas di bank dan siklus transaksi lainnya memiliki 2 (dua) fungsi
yaitu:
1. Menunjukkan pentingnya pengujian audit atas berbagai siklus transaksi pada audit
kas.
2. Membantu memahami lebih lanjut atas integrasi antara siklus transaksi yang berbeda.
Dalam audit atas kas, auditor harus membedakan antara verifikasi rekonsiliansi saldo
laporan bank oleh klien dengan saldo buku besar, dan verifikasi bahwa pencatatan kas
dalam buku besar mereflesikan dengan benar seluruh transaksi kas yang terjadi sepanjang
tahun. Verifikasi rekonsiliasi klien ke saldo akun bank dan buku besar lebih mudah, tetapi
bagian terpenting dalam total audit dalam perusahaan adalah adanya verifikasi bahwa
pencatatan transaksi kas dilakukan dengan benar. Misalnya setiap salah saji berikut ini
menghasilkan kesalahan dalam pembayaran atau menyebabkan kesalahan dalam
penerimaan kas, tetapi tak satupun dapat ditemukan dalam audit atas rekonsiliasi bank:
1. Kesalahan dalam menagih konsumen
2. Pencurian kas dengan menghambat pembayaran kas dari konsumen sebelum dicatat,
3.
4.
5.
6.
7.
Jika salah saji ini tidak ditemukan dalam audit, maka penemuan ini harus diperoleh
melalui pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi. Seluruh jenis
salah saji biasanya ditemukan sebagai bagian dari pengujian atas rekonsiliasi bank. Hal ini
meliputi:
1. Kesalahan dalam memasukkan cek yang tidak dicairkan di dalam daftar cek
beredar, meskipun telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.
2. Kas yang diterima dari klien masih dalam perjalanan pada tanggal neraca, tetapi
sudah dicatat sebagai penerimaan kas pada tahun berjalan.
3. Setoran dicatat sebagai penerimaan kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke bank
pada bulan yang sama, dan dimasukkan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran
dalam perjalanan.
4. Pembayaran atas wesel bayar didebet langsung dari saldo bank oleh bank, tetapi
tidak dimasukkan dalam catatan klien.
2.2 Jenis Akun Kas
Auditor cenderung mempelajari jenis-jenis saldo kas saat memperoleh pemahaman
mengenai bisnis klien. Berikut ini adalah jenis-jenis utama akun kas.
1. Akun Kas Umum
Akun kas umum adalah titik fokus bagi banyak perusahaan karena semestinya
seluruh penerimaan kas dan pengeluaran kas mengalir melalui akun ini.
2. Akun Impres
Banyak perusahaan membuat akun penggajian impres terpisah untuk
meningkatkan pengedalian internal atas pembayaran gaji. Saldo tetap misalnya
Rp.5.000.000,- dibuat dalam akun bank untuk penggajian. Segera sebelum setiap
periode pembayaran, suatu cek atas transfer elektronik ditarik pada akun kas
umum untuk menyetorkan total jumlah penggajian bersih ke akun penggajian.
Setelah cek untuk gaji dilakukan pada akun penggajian impres, akun bank
seharusnya memiliki saldo Rp.5.000.000,-. Satu-satunya setoran ke dalam akun
adalah untuk penggajian mingguan dan semi bulanan dan satu-satunya
pengeluaran adalah pembayaran cek kepada karyawan. Terdapat 2 (dua) akun
impres lain yang terdiri atas satu akun bank untuk penerimaan dan satu lagi untuk
pengeluaran. Perusahaan bisa saja memiliki beberapa akun ini untuk divisi yang
berbeda. Seluruh penerimaan disetorkan dalam akun impres dan totalnya
muncul potensi salah saji material dalam kas. Oleh karena itu kas lebih mudah dicuri
dibandingkan aset lainnya, terdapat risiko bawaan cukup tinggi untuk tujuan
keberadaan, kelengkapan dan akurasi.
3. Menilai Risiko Pengendalian (Tahap I)
Pengendalian internal atas saldo kas akhir tahun dalam akun umum dapat dibagi
menjadi 2 (dua) kategori yaitu:
a. Pengendalian atas siklus transaksi yang memegaruhi pencatatan penerimaan kas
dan pengeluaran kas.
b. Rekonsiliasi bank independen.
Pengendalian yang memegaruhi pencatatan transaksi kas yang penting dalam
penilaian pengendalian untuk kas.
Misal dalam siklus akuisisi dan pembayaran, pengendalian utama meliputi
pengendalian pembagian tugas yang memadai antara penandatanganan cek dan
fungsi utang dagang, penandaatangan cek hanya dilakukan oleh personel yang
berwenang menggunakan cek bernomor urut yang dicetak pada kertas khusus,
adanya telaah yang seksama atas dokumen pendukung sebelum cek ditandatangani
oleh personel yang berwenang, dan verifikasi internal yang memadai.
Pengendalian yang penting atas saldo akhir kas adalah rekonsiliasi bank secara
bulanan dari akun bank umum berbasis waktu oleh personel yang independen dari
pihak yang menangani atau mencatat transaksi kas. Rekonsiliasi membantu
pencatatan akuntansi agar mencerminkan saldo kas yang sama antara saldo kas
aktual di bank setelah mempertimbangkan transaksi-transaksi yang memerlukan
rekonsiliasi.
Rekonsiliasi bank dilakukan dengan hati-hati oleh pihak klien dengan melakukan
tindakan berikut ini:
Membandingkan cek yang dibatalkan dengan catatan pengeluaran kas atas
tanggal, dibayarkan kepada siapa, dan berapa jumlahnya.
Memeriksa tandatangan, personel otorisasi, dan pembatalan atas cek yang
dibatalkan.
Membandingkan setoran ke bank dengan tanggal, pembeli, dan jumlah pada
pencatatan setoran kas.
Memeriksa urutan nomor pada cek dan memeriksa jika ada yang hilang.
Merekonsiliasi seluruh bagian yang menyebabkan perbedaan antara saldo buku
dengan saldo bank dan memeriksa kewajarannya dalam bisnis klien.
Merekonsiliasi total debet pada laporan bank dengan total catatan pengeluaran
kas.
Merekonsiliasi total kredit pada laporan bank dengan total catatan penerimaan
kas.
akhir tahun harus ditelusuri ke laporan pisah batas untuk memastikan bahwa kas
tersebut disetorkan segera di awal tahun berikutnya.
Memperhatikan jenis rekonsiliasi lain ke laporan bank dan rekonsiliasi bank. Hal
ini meliputi biaya jasa bank, kesalahan dan pembetulan bank, dan transaksi tak
tercatat yang didebet atau dikredit langsung ke akun bank oleh pihak bank. Jenis
rekonsiliasi ini perlu diinvestigasikan untuk memastikan sudah diperlakukan
dengan benar oleh klien.
2.4 Prosedur Berorientasi Kecurangan
Pertimbangan utama dalam audit ats saldo kas umum adalah kemungkinan terjadinya
kecurangan. Auditor harus memperluas prosedur dalam audit atas kas akhir taun dengan
menentukan kemungkinan adanya kecurangan material yang terjadi karena kurangnya
pengendalian internal. Kecurangan ini bersumber dari tidak memadainya pemisahan tugas antara
pemegang kas dan pencatatan transaksi kas dalam pencatatan akuntansi dan kurangnya
rekonsiliasi bank bulanan yang independen.
Dalam mendesain prosedur untuk menemukan kecurangan, auditor harus
mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian internal, jenis kecurangan yang dapat
terjadai dari kekurangan tersebut. Potensi material kecurangan, prosedur audit yang paling efektif
untuk menemukan kecurangan.
Saat auditor secara khusus mengujii kecurangan, mereka harus ingat bahwa prosedur
audit selain pengujian perincian saldi kas juga dapat digunakan. Prosedur yang dapat menemukan
kecurangan penerimaan kas meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
melakukan usaha maksimal dalam mendeteksi kecurangan saat mereka yakin hal tersebut
dapat terjadi. Prosedur untuk menemukan kecurangan berikut langsung terkait saldo kas
akhir tahun, perluasan pengujian dari rekonsiliasi bank, pembuktian kas dan pengujian
transfer antarbank.
2.4.1 Perluasan pegujian atas Rekonsiliasi Bank
Saat auditor yakin rekonsiliasi bnak dapat dengan sengaja salah saji, maka perlu
melakukan perluasan pengujian atas rekonsiliasi bank akhir tahun. Prosedur ini akan memberikan
verifikasi apakah seluruh transaksi yang termasuk dalam jurnal pada bulan terakhir tahun tersebut
dimasukkan dengan benar atau tidak dimasukkan dalam rekonsiliasi bank. Selain itu juga akan
memberikan verifikasi apakah seluruh bagian pada rekonsiliasi bank sudah dimasukkan dengan
benar. Asumsikan bahwa terdapat kelemahan pengendalian internal yang material dan akhir tahun
buku bagi klien adalah 31 desember. Menggunakan pendekatan biasa, auditor akan:
1. memulai rekonsiliasi bank untuk bulan Nop dan membandingkan seluruh bagian
rekonsiliasi dengan cek yang dibatalkan dan dokumen lainnya dalam laporan bank bulan
Desember.
2. membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank bulan
Desember dengan jurnal pengeluaran dan penerimaan kas bulan Desember.
3. Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank bulan Nopember dan
jurnal penerimaan dan pengeluaran kas bulan desember ke rekonsiliasi bank klien tanggal
31 Desember untuk memastikan semua sudah dimasukkan.
4. Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank 31 Desember
dari jurnal untuk rekonsiliasi bank bulan Nopember dan desember yang belum dikliring
bank.
2.4.2. Pembuaktian Kas
Auditor kadang-kadang membuat pembuktian kas saat klien memiliki kelemahan Auditor
kadang-kadang membuat pembuktian kas saat klien memiliki kelemahan untuk menetukan
apakah hal-hal berikut ini telah dipenuhi:
1.
2.
3.
4.
dan kemudahan dalam melakukan pengujian membuat auditor yakin bahwa hal ini harus
dilakukan.
2.5 Audit atas Akun Bank Penggajian Impres
Pengujian atas rekonsiliasi bank untuk penggajian tidak akan memakan waktu jika terdapat akun
impres untuk penggajian dan rekonsiliasi independen atas akun bank, seperti yang dijelaskan
pada akun umum. Biasanya, satu-satunya bagian yang direkonsiliasi adalah cek beredar. Dalam
pengujian saldo akun bank untuk penggajian, auditor harus mendapatkan rekonsiliasi bank,
konfirmasi bank dan laporan bank atas pisah batas. Prosedur rekonsiliasi dilakukan dengan cara
yang sama dengan yang dijelaskan pada kas umum, kecuali pengujian pada cek beredar yang
biasanya terbatas untuk pengujian kewajarannya. Biasanya, diperlukan perluasan prosedur bila
pengendalian tidak memadai atau jika akun bank tidak direkonsiliasi dengan saldo kas impres
pada buku besar.
2.6 Audit Atas Kas Kecil Impres
Kas kecil adalah akun yang unik. Meskipun jumlahnya tidak material, banyak auditor melakukan
verifikasi kas kecil karena terdapat potensi kecurangan dan klien mengharapkan auditor
memeriksa akun tersebut meski jumlahnya tidak material.
2.6.1. Pengendalian Internal atas Kas Kecil
Pengendalian internal yang paling penting dalam kas kecil adalah penggunaan dana impres yang
merupakan tanggung jawab perorangan. Dana untuk kas kecil tidak dapat digabungkan dengan
penerimaan lainnya, dan dana harus disimpan terpisah dari aktivitas lainnya. Saat pengeluaran
kas dilakukan dari kas kecil, pengendalian internal yang memadai mensyaratkan adanya tanda
tangan personel yang berwenang pada formulir kas kecil yang bernomor urut. Total dari kas
aktual dan cek dananya ditambah total formulir kas kecil yang belum dicairkan sebagai
pengeluaran, harus sama dengan total jumlah dana kas kecil yang disebutkan dalam buku besar.
2.6.2. Pengujian Audit atas Kas Kecil
Dalam pengujian kas kecil, auditor pertama kali harus menentukan prosedur klien dalam
menangani dana. Hal ini dilakukan dengan mendiskusikan pengendalian internal bersama
pemegang kas kecil dan memeriksa dokumen atas beberapa transaksi. Saat hasil penilaian risiko
pengendalian adalah rendah dan hanya sedikit pengeluaran dilakukan selama tahun berjalan,
biasanya auditor tidak melakukan pengujian lebih tidak material. Ketika auditor menguji kas
kecil dua prosedur utamanya adalah lanjut karena menghitung saldo kas kecil dan melanjutkan
dengan pengujian terperinci atas satu atau dua transaksi pengeluaran. Prosedur utama harus
meliputi:
1.
2.
3.
4.
Pengujian kas kecil dapat dilakukan sewaktu-waktu selama tahun berjalan tetapi agar
memudahkan biasanya dilakukan pada tanggal interim. Jika saldo dana kas kecil diperkirakan
material, hal ini jarang terjadi, maka saldo tersebut harus diperhitungkan pada akhir tahun.
Pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa sebagai bagian dari penentuan apakah biaya
yang belum tercatat jumlahnya material.
3. Kesimpulan
Dalam topik ini kita telah melihat bahwa transaksi di berbagai siklus memengaruhi akun kas.
Oleh karena keterkaitan antara transaksi beberapa siklus dan saldo akhir akun kas, maka auditor
biasanya menunggu audit atas saldo akhir kas hingga hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantive atas transaksi pada seluruh siklus selesai diterapkan dan dianaisis. Pengujian saldo
kas biasanya meliputi pengujian rekonsiliasi bank atas akun kas, seperti akun kas umum, akun
penggajian impress, dan dana kas kecil impress. Jika auditor melihat potensi kecurangan atas kas
cukup tinggi, maka mereka dapat melakukan pengujian tambahan seperti perluasan prosedur
rekonsiliasi bank, pembuktian kas, atau pengujian transfer antar bank.
4. Glosarium
Akun Bank cabang (Branch Bank Acccounts), akun bank terpisah yang dibuat bank
lokal oleh kantor cabang perusahaan di bank lokal.
Akun Kas Umum (General Cash Account), akun bank yang utama bagi banyak
organisasi; penerimaan dan pengeluaran kas virtual mengalir melalui akun ini pada suatu
waktu.
Dana Kas Kecil Impres (Impres Petty Cash Fund), dana kas yang disimpan dalam
perusahaan untuk pengeluaran berjumlah kecil atau untuk mencairkan pencairan cek
karyawan; saldo tetap adna ini biasanya kecil dan secara periodik diisi kembali.
Setara Kas (Cash Equivalents), kelebihan kas dimasukkan dalam investasi likuid,
berjangka pendek seperti deposito berjangka, sertifikat deposito, dan dana pasar uang.
Formulir Konfirmasi Bank Standar (Standard Bank Confirmation Form), formulir
yang disetujui oleh AICPA dan American Bankers Association agar bank merespons
permintaan auditor atas saldo bank dan informasi pinjaman.
Kiting (Kiting), transfer uang dari suatu bank ke bank lain dan transfer tersebut tidak
dicatat dengan benar sehingga jumlahnya tercatat sebagai asset di kedua akun; praktik ini
digunakan untuk menutupi kecurangan atas kas.
Laporan Bank atas Pisah Batas (Cutoff Bank Statement), laporan bank pada perioadde
tertentu dan cek terkait yang dibatalkan, duplikat slip setoran, dan dokumen lain dalam
laporan bank yang dikirimkan bank kepada auditor; auditor menggunakannya untuk
melakukan verifikasi terhadap bagian yang direkonsiliasi dalam rekonsiliasi bank akhir
tahun klien.
Pembuktian Kas (Proof of Cash), skedul audit kolom untuk merekonsiliasi pencatatan
bank atas saldo awal klien, setoran kas, cek yang dikliring, dan saldo akhir periode
dengan pencatatan klien.
Reonsiliasi Bank (Bank Reconciliation), rekonsiliasi bulanan, biasanya dibuat oleh
klien, atas perbedaan antara saldo kas tercatat dalam buku besar dan jumlah di rekening
bank.