Vous êtes sur la page 1sur 10

BAB I

PENDAHULUAN

Apendiks disebut juga umbai cacing. Organ yang tidak diketahui fungsinya ini sering
menimbulkan masalah kesehatan. Peradangan akut apendiks memerlukan tindak bedah segera
untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya. Apendiks Vermiformis merupakan
derivat dan evolusi dari caecum. 1
Pada bayi, apendiks tampak sebagai divertikulum berbentuk seperti kerucut, terletak
pada ujung inferior dari caecum. Dengan tumbuh kembang bayi dan perkembangan dari
caecum maka apendiks terletak pada sisi kiri dan dorsal + 2,5 cm dari katub ileocaecal.
Insidensi apendisitis di negara maju lebih tinggi dari pada di negara berkembang. Namun,
dalam tiga-empat dasawarsa terakhir kejadiannya menurun secara bermakna. Hal ini diduga
disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu sehari-hari. 1
Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu
tahun jarang dilaporkan. Insidensi tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu
menurun. Insidensi pada laki-laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur
20-30 tahun, insidensi pada pria lebih tinggi.1
Perforasi apendiks akan mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan
demam tinggi, nyeri makin hebat yang meliputi seluruh perut, dan perut menjadi tegang dan
kembung. Appendikular abses merupakan akibat lain dari perforasi. Teraba masa lunak di
abdomen kanan bawah. Seperti tersebut diatas karena perforasi terjadilah walling off
(pembentukan dinding) oleh omentum atau viscera lainnya, sehingga terabalah massa
(infiltrat) di regio abdomen kanan bawah tersebut. Masa mula-mula bisa berupa plegmon,
kemudian berkembang menjadi rongga yang berisi pus.1
1

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Apendiks disebut juga umbai cacing. Fungsi organ ini tidak diketahui namun sering
menimbulkan masalah kesehatan. Peradangan akut apendiks memerlukan tindakan bedah
segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya.1

2.2 Anatomi
Apendiks Vermiformis merupakan derivat dan evolusi dari caecum. Pada bayi, apendiks
tampak sebagai divertikulum berbentuk seperti kerucut, terletak pada ujung inferior dari
caecum. Dengan tumbuh kembang bayi dan perkembangan dari caecum maka apendiks
terletak pada sisi kiri dan dorsal + 2,5 cm dari katub ileocaecal.1

Dinding apendiks terdiri dari semua lapisan dinding usus, tiga taenia koli membentuk
lapisan luar dari lapisan muskulus longitudinal . Pertemuan ketiga taenia koli merupakan
letak basis apendiks dan merupakan petunjuk posisi apendiks. Posisi basis apendiks

dengan caecum adalah konstan, dimana sisi bebas apendiks ditemukan pada berbagai
variasi misalnya: pelvic, retrocaecal, retroileal.1
Jaringan limfoid apendiks mulai tampak setelah usia 2 minggu setelah lahir. Jumlah
folikel limfoid akan meningkat secara bertahap hingga mencapai puncaknya yaitu sekitar
200 folikel pada usia 12 20 tahun. Setelah umur 30 tahun folikel limfoid ini akan
berkurang setengahnya dan kemudian akan menghilang atau tinggal sisa-sisanya pada
umur 60 tahun.1
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (beranjak 3-15
cm), dan diameter 0.7 cm. Di pangkal apendiks terdapat valvula apendicularis (Gerlachi).
Lumennya sempit di bagian proksimal dan lebar di bagian distal. Namun demikian, pada
bayi, apendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit kearah
ujungnya. Keadaan ini mungkin menjadi sebab rendahnya insiden appendisitis pada usia
itu. Pada 65% kasus, apendiks terletak intraperitoneal. Kedudukan itu memungkinkan
apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada mesoapendiks penggantungnya.1
Pada kasus selebihnya apendiks terletak retroperitoneal, yaitu di belakang sekum, di
belakang colon asendens atau di tepi lateral colon asendens. Gejala klinik apendisitis
ditentukan oleh letak apendiks.1
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a. Mesenterica
superior dan a. Apendicularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari n.toracalis X.
Karena itu nyeri visceral pada apendistis bermula disekitar umbilicus.1
Perdarahan apendiks berasal dari a.apendicularis yang merupakan arteri tanpa kolateral.
Jika arteri ini tersumbat, misalnya trombosis pada infeksi, apendiks akan mengalami
ganggren.1

2.3 Fisiologi
Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir itu secara normal dicurahkan ke
dalam lumen dan selanjutnya mengalir kedalam lumen. Hambatan aliran di muara
apendiks tampaknya berperan pada patogenensis apendisitis.2
Imunoglobulin sekretor yang dihasilkan oleh GALT (gut associated lymphoid tissue) yang
terdapat di sepanjang saluran cerna termasuk apendiks, ialah IgA. Imunoglobulin itu
sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian pengangkatan
apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh sebab jumlah jaringan limfe disini kecil
sekali jika dibandingkan dengan jumlah disaluran cerna dan seluruh tubuh.2

2.4 Apendikular Abses


a. Definisi
Merupakan akibat lain dari perforasi. Teraba masa lunak di abdomen kanan bawah.
Seperti tersebut diatas karena perforasi terjadilah walling off (pembentukan
dinding) oleh omentum atau viscera lainnya, sehingga terabalah massa (infiltrat) di
regio abdomen kanan bawah tersebut. Masa mula-mula bisa berupa plegmon,
kemudian berkembang menjadi rongga yang berisi pus. Dengan USG bisa dideteksi
adanya bentukan abses ini. Untuk massa atau infiltrat ini, beberapa ahli menganjurkan
antibiotika dulu, setelah 6 minggu kemudian dilakukan appendektomi. Hal ini untuk
menghindari penyebaran infeksi. Abses apendikular adalah komplikasi apendisitis
akut yang merupakan invasi usus besar oleh bakteri biasanya karena obstruksi. Abses
apendikular adalah kumpulan nanah akibat perforasi atau pecahnya usus buntu akut
meradang. Nanah tetap terlokalisasi dekat dengan usus buntu, karena adhesi dinding
dibentuk oleh struktur perut sekitarnya. Ini mencegah kebocoran nanah dan infeksi
menyebar ke seluruh rongga peritoneal. Ketika usus buntu menjadi meradang (usus
buntu), komplikasi timbul jika infeksi ini tidak diobati segera. Pada beberapa pasien,
usus buntu dapat menyebabkan gangren usus buntu. Dalam sebagian besar pasien
kumparan usus dan omentum dalam rongga perut cenderung menutupi usus buntu
meradang gangren. Ini membentuk suatu massa apendikular. Proses supuratif terus
dalam massa apendikular dapat menyebabkan pembentukan abses. Pengembangan
abses biasanya mengikuti pecahnya usus buntu dalam massa apendikular. Abses tetap
dibatasi oleh dinding rongga yang dibentuk oleh gulungan meradang usus, usus buntu
dan omentum dan biasanya terbentuk di perut kanan bawah. Tempat lain dari abses
apendikular berada di panggul dan di belakang usus buntu. Beberapa pasien dengan

apendisitis akut yang secara medis dikelola dengan antibiotik juga dapat kadangkadang berkembang menjadi abses apendikular.3
b. Tanda dan Gejala
Pasien dengan abses apendikular biasanya memiliki riwayat nyeri kolik hebat di perut
kanan bawah (fossa iliaka kanan) dengan berawa lembut pembengkakan pada perut
kanan bawah. Baca lebih lanjut tentang lokasi nyeri usus buntu . Sebuah demam
tinggi dengan menggigil dan kerasnya juga hadir.Gejala lain mungkin termasuk
muntah, sembelit atau kurang sering, diare. Pada pemeriksaan perut mungkin kaku
dan bengkak bisa dirasakan. Ada jenis lain dari abses di perut yang dapat
menimbulkan gejala yang sama di lokasi yang diberikan.3
c.

Diagnosis
Diagnosis

abses

apendikular

didasarkan

pada

gejala

klinis,

klinis

dan

penyelidikan. Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan peningkatan jumlah sel darah


putih. X-ray kadang-kadang dapat menunjukkan adanya abses meskipun USG dan CT
scan lebih umum digunakan investigasi radiologi untuk mengkonfirmasi kehadiran
abses dan untuk menilai ukuran abses.3
d.

Pemeriksaan Penunjang
Jika gejala klinis dan nilai laboratorium sudah khas untuk apendisitis, maka tidak
diperlukan konfirmasi radiologis. Gambaran foto polos abdomen yang paling sering
ditemukan tapi bukan diagnostik untuk apendisitis yaitu scoliosis dari vertebra,
cekung (concave) ke kanan. Kadang dapat ditemukan gambaran caecum yang dilatasi
dengan air fluid level. Kalsifikasi fecolith dapat ditemukan pada 10- 15 % kasus , tapi
adanya gambaran fecolith tidak patognomonis untuk apendisitis karena banyak
apendiks normal yang telah diangkat terdapat fecolith. Oleh karena itu foto polos
abdomen tidak menolong dalam menegakkan diagnosa apendisitis.4

Ultrasonografi sudah luas digunakan dalam mengevaluasi penderita kecurigaan


apendisitis. Gambaran ultrasonografi pada apendisitis non perforasi yaitu: diameter
apendiks > 6 mm, dinding yang hipoechoic dengan tebal > 2 mm, fecolith atau cairan
yang terlokalisir. Gambaran pada apendisitis perforasi yaitu target sign dan struktur
tubular dengan adanya lapisan dinding yang hilang (inhomogen), cairan bebas
perivesical atau pericaecal.4
e.

Diagnosis Banding 4
-

Abses hepar
Nyeri dan teraba massa di kuadran kanan atas.

Penyakit Crohn
Pada onset aku terjadi nyeri pada abdomen kanan bawah, serangan nyeri abdomen
berulang dan diare yang episodik sehingga terjadi penurunan berat badan. Disertai
gejala ekstraabdomen, artriris, uveitis, iritis.

Diverticulum Meckel
Penyakit ini merupakan kelainan yang memiliki gejala yang sangat mirip dengan
apendisitis akut, hanya letaknya yang lebih ke medial.

Karsinoma caecum
Teraba massa di sebalah kanan, namun pertumbuhan massa lambat dan sering
ditemukan pada orang di atas 40 tahun.

f.

Penatalaksanaan Apendisitis
Bila

kita

memiliki

mendapati pasien dengan nyeri pada fossa iliaca kanan, pasien


tanda

dan

gejala

lain

dari

apendisitis dan kita dengan

itu

yakin

mendiagnosisnya sebagai apendisitis, maka segera lakukan_appendictomy. Bila


kita mendapati pasien dengan nyeri pada fossa iliaca kanan, namun belum dapat
dipastikan diagnosis dari pasien tersebut apakah apendisitis atau penyakit lainnya,
7

maka kita harus mereview pasien tersebut secara periodik, bila perlu pasien kita
sarankan untuk rawat inap agar dapat dipantau perkembangannya dengan baik, bila
setelah dipantau masih menimbulkan keraguan maka

kita dapat melakukan

pemeriksaan pemeriksaan yang dapat mendukung diagnosis.5


g.

Pengobatan
Pasien dengan abses yang lebih besar dari 4 cm dan demam tinggi biasanya diterapi
dengan drainase abses. Drainase dapat dilakukan melalui rektum (transrectal), melalui
vagina (transvaginal) atau melalui kulit (percutaneous) tergantung pada lokasi. Abses
apendikular panggul dikeringkan secara transrectal atau transvaginal. Beberapa pasien
mungkin memerlukan drainase bedah terbuka (laparotomi). Drainase abses didukung
dengan terapi antibiotik. 5
Pasien dengan abses kecil yang berada dalam kondisi baik dapat dikelola awalnya
dengan antibiotik saja. Pasien menunjukkan tidak ada respon maka mungkin
memerlukan drainase abses. Hal ini untuk menghindari risiko komplikasi yang
berhubungan dengan menjahit dari sekum meradang. Manajemen yang buruk atau
pecahnya abses apendikular dapat menyebabkan lebih berbahaya infeksi peritoneal
umum (peritonitis).5

BAB III
KESIMPULAN

Apendikular abses merupakan akibat lain dari perforasi. Teraba masa lunak di
abdomen kanan bawah. Seperti tersebut diatas karena perforasi terjadilah walling off
(pembentukan dinding) oleh omentum atau viscera lainnya, sehingga terabalah massa
(infiltrat) di regio abdomen kanan bawah tersebut. Masa mula-mula bisa berupa plegmon,
kemudian berkembang menjadi rongga yang berisi pus. Dengan USG bisa dideteksi adanya
bentukan abses ini. Untuk massa atau infiltrat ini, beberapa ahli menganjurkan antibiotika
dulu, setelah 6 minggu kemudian dilakukan appendektomi.
Pasien dengan abses apendikular biasanya memiliki riwayat nyeri kolik hebat di perut
kanan bawah (fossa iliaka kanan) dengan pembengkakan pada perut kanan bawah. Ada
demam tinggi disertai dengan menggigil. Gejala lain mungkin termasuk muntah, sembelit
atau diare. Pada pemeriksaan perut mungkin kaku dan bengkak bisa dirasakan. Ada jenis lain
dari abses di perut yang dapat menimbulkan gejala yang sama di lokasi yang diberikan.
Pasien dengan abses yang lebih besar dari 4 cm dan demam tinggi biasanya diterapi
dengan drainase abses. Pasien dengan abses kecil yang berada dalam kondisi baik dapat
dikelola awalnya dengan antibiotik saja. Pasien menunjukkan tidak ada respon maka
mungkin memerlukan drainase abses. Hal ini untuk menghindari risiko komplikasi yang
berhubungan dengan menjahit dari sekum meradang. Manajemen yang buruk atau pecahnya
abses apendikular dapat menyebabkan lebih berbahaya infeksi peritoneal umum (peritonitis).

DAFTAR PUSTAKA

1. Doherty, Gerard M, Lawrence W. 2006. Current Surgical Diagnosis and Treatment,


12th edition. Appendix. Chapter 28. California; McGraw Hill.
2. Douglas SS, David IS. 2004. Current Surgical Therapy, 8th edition. Acute
Appendicitis. Section 4, Chapter 53. Philadeplhia; Mosby.
3. Mansjoer A, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Apendisitis. Editor:
Mansjoer A; Jakarta; Media Aesculapius.
4. Tjindarbumi, 1995. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Abdomen Akut. Editor:
Reksoprodjo, S; Jakarta; Binarupa Aksara.
5. Sjamsuhidajat R, Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi II. Jakarta: EGC. 2004

10

Vous aimerez peut-être aussi