Ilmu Kedokteran Komunitas adalah suatu bidang ilmu pengetahuan dan penerapannya yang memperhatikan interaksi antara individu dengan lingkungannya yang berkaitan dengan sehat dan sakit, dengan perhatian khusus pada kesehatan penduduk dalam lingkungan komunitas dimana penduduk itu berada (Coe and Pepper, 1978). Ilmu Kedokteran Komunitas adalah suatu cabang Ilmu Kedokteran yang memperhatikan kebutuhan dan kondisi kesehatan dari kelompok-kelompok penduduk yang jelas jumlah serta susunannya (Lathem, 1979). Ilmu Kedokteran Komunitas adalah suatu kekhususan dalam ilmu kedokteran yang diterapkan terutama pada kelompok penduduk (Florey, 1983). Ruang Lingkup Ilmu kedokteran Komunitas : Kegiatan Ilmu Kedokteran Komunitas adalah terselenggaranya pelayanan kedokteran komunitas. Pelayanan kedokteran komunitas adalah pelayanan medis paripurna yang ditujukan pada kelompok-kelompok penduduk yang ada dalam masyarakat. Sasaran Ilmu kedokteran komunitas adalah kelompok-kelompok dalam masyarakat (komunitas) dan/atau individu dalam kaitan interaksinya dengan kelompok. 2. 1). Promosi Kesehatan (Health Promotion) Pada tingkat ini dilakukan tindakan umum untuk menjaga keseimbangan proses bibit penyakit-pejamu-lingkungan, sehingga dapat menguntungkan manusia dengan cara meningkatkan daya tahan tubuh dan memperbaiki lingkungan. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat. Contoh : Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas) Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan, misalnya penyediaan air bersih, pembuangan sampah, pembuangan tinja dan limbah. 2). Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific protection) Merupakan tindakan yang masih dimaksudkan untuk mencegah penyakit, menghentikan proses interaksi bibit penyakit-pejamu-lingkungan dalam tahap prepatogenesis, tetapi sudah terarah pada penyakit tertentu. Tindakan ini dilakukan pada seseorang yang sehat tetapi memiliki risiko terkena penyakit tertentu. Contoh : Memberikan immunisasi pada golongan yang rentan untuk mencegah penyakit dengan adanya kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN ) Isolasi terhadap penderita penyakit menular, misalnya yang terkena flu burung ditempatkan di ruang isolasi. 3). Penegakkan diagnosa secara dini dan pengobatan yang cepat dan tepat (early diagnosis and prompt treatment) Merupakan tindakan menemukan penyakit sedini mungkin dan melakukan penatalaksanaan segera dengan terapi yang tepat. Contoh : Pada ibu hamil yang sudah terdapat tanda tanda anemia diberikan tablet Fe dan dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung zat besi
Nama : Wahyu Ramadhan Usman
NIM : C111 11 890
Mencari penderita dalam masyarakat dengan jalan pemeriksaan . Misalnya
pemeriksaan darah, rontgent paru. 4). Pembatasan kecacatan (dissability limitation) Merupakan tindakan penatalaksanaan terapi yang adekuat pada pasien dengan penyakit yang telah lanjut untuk mencegah penyakit menjadi lebih berat, menyembuhkan pasien, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kecacatan yang akan timbul. Contoh : Pengobatan dan perawatan yang sempurna agar penderita sembuh dan tak terjadi komplikasi, misalnya menggunakan tongkat untuk kaki yang cacat Pencegahan terhadap komplikasi dan kecacatan dengan cara tidak melakukan gerakan gerakan yang berat atau gerakan yang dipaksakan pada kaki yang cacat. 5). Pemulihan kesehatan (rehabilitation) Merupakan tindakan yang dimaksudkan untuk mengembalikan pasien ke masyarakat agar mereka dapat hidup dan bekerja secara wajar, atau agar tidak menjadi beban orang lain. Contoh :
Mengembangkan lembaga-lembaga rehabilitasi dengan mengikutsertakan
masyarakat. Misalnya, lembaga untuk rehabilitasi mantan PSK, mantan pemakai NAPZA dan lain-lain. Menyadarkan masyarakat untuk menerima mereka kembali dengan memberikan dukungan moral setidaknya bagi yang bersangkutan untuk bertahan. Misalnya dengan tidak mengucilkan mantan PSK di lingkungan masyarakat tempat ia tinggal.
3. Pelayanan Dokter Keluarga
Dokter keluarga adalah dokter praktek umum yang menyelenggarakan pelayanan primer yang komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Pelayanan Dokter Keluarga melibatkan Dokter Keluarga (DK) sebagai penyaring di tingkat primer, dokter Spesialis (DSp) di tingkat pelayanan sekunder, rumah sakit rujukan, dan pihak pendana yang kesemuanya bekerja sama dibawah naungan peraturan dan perundangan. Pelayanan diselenggarakan secara komprehensif, kontinu, integratif, holistik, koordinatif, dengan mengutamakan pencegahan, menimbang peran keluarga dan lingkungan serta pekerjaannya. Pelayanan diberikan kepada semua pasien tanpa memandang jenis kelamin, usia ataupun jenis penyakitnya. Dokter keluarga harus mempunyai kompetensi khusus yang lebih dari pada seorang lulusan fakultas kedokteran pada umumnya. kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap Dokter Keluarga secara garis besarnya ialah : a. Menguasai dan mampu menerapkan konsep operasional kedokteran keluarga
Nama : Wahyu Ramadhan Usman
NIM : C111 11 890
b. Menguasai pengetahuan dan mampu menerapkan ketrampilan klinik dalam
pelayanan kedokteran keluarga c. Menguasai ketrampilan berkomunikasi Dan diharapkan dapat menyelenggarakan hubungan profesional dokter-pasien untuk : a. Secara efektif berkomunikasi dengan pasien dan semua anggota keluarga dengan perhatian khusus terhadap peran dan risiko kesehatan keluarga b. Secara efektif memanfaatkan kemampuan keluarga untuk berkerjasana menyelesaikan masalah kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pengawasan dan pemantauan risiko kesehatan keluarga c. Dapat bekerjasama secara profesional secara harmonis dalam satu tim pada penyelenggaraan pelayanan kedokteran/kesehatan.
4. Pelayanan Kesehatan Dasar dan Implementasinya
Pendekatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) secara global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi semua dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif gender (Depkes RI, 2009). Bila dipahami, PHC (Deklarasi Alma Atta tahun 1978) itu adalah kontak pertama individu, keluarga, atau masyarakat dengan sistem pelayanan kesehatan, maka pengertian ini sesuai dengan salah satu substansi SKN 2009 yang menyatakan bahwa, Upaya Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan sebagai proses awal pelayanan kesehatan langsung maupun pelayanan kesehatan penunjang, dengan mekanisme rujukan timbal-balik. Termasuk penanggulangan bencana dan pelayanan gawat darurat. Pelaku PHC adalah Pemerintah dan/atau Swasta. Di jajaran Pemerintah, PHC dilaksanakan oleh Puskesmas dan jejaringnya. Sedangkan di kalangan swasta, PHC dilaksanakan oleh dokter praktik, bidan praktik, dan bahkan oleh pengobat tradisional (Battra). Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal apabila ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat. Reformasi PHC yang mengadopsi pendekatan WHO dalam the WHO Annual Report 2008 dengan judul: Primary Health Care, Now More Than Ever, terdiri empat pilar yaitu : 1) Reformasi pembiayaan kesehatan, pembiayaan pemerintah lebih diarahkan pada upaya kesehatan masyarakat (public goods) dan pelayanan kesehatan bagi orang miskin, 2) Reformasi kebijakan kesehatan, kebijakan kesehatan harus berbasis fakta (evidence based public health policy), 3) Reformasi kepemimpinan kesehatan (kepemimpinan kesehatan harus bersifat inklusif, partisipatif, dan mampu menggerakkan lintas sektor melalui kompetensi advokasi) dan 4) Reformasi pelayanan kesehatan (pelayanan kesehatan dasar harus mengembangkan sistem yang kokoh dalam konteks puskesmas dengan jejaringnya serta dengan suprasistemnya (Dinkes Kab/kota, dan RS Kab/Kota).
5. Upaya pelayanan kesehatan wajib di Puskesmas
Nama : Wahyu Ramadhan Usman
NIM : C111 11 890
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka
kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda-beda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1. Kesejahteraan Ibu dan Anak. 2. Keluarga Berencana. 3. Usaha Peningkatan Gizi. 4. Kesehatan Lingkungan. 5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular. 6. Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan. 7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. 8. Kesehatan Sekolah. 9. Kesehatan Olahraga. 10. Perawatan Kesehatan Masyarakat. 11. Kesehatan Kerja. 12. Kesehatan Gigi dan Mulut. 13. Kesehatan Jiwa. 14. Kesehatan Mata. 15. Laboratorium Sederhana. 16. Pencatatan dan Pelaporan Dalam Rangka Sistem Informasi Kesehatan. 17. Kesehatan Lanjut Usia. 18. Pembinaan Pengobatan Tradisional.
6. Masalah Kesehatan di Indonesia dan penanggulangannya
Di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain: anemia pada ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak, terutama di daerah endemic, kekurangan vitamin A pada anak, anemia pada kelompok mahasiswa, anak-anak usia sekolah, serta bagaimana mempertahankan dan meningkatkan cakupan imunisasi. Permasalahan tersebut harus ditangani secara sungguh-sungguh karena dampaknya akan mempengaruhi kualitas bahan baku sumber daya manusia Indonesia di masa yang akan datang. Secara umum upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakatnya ditempuh melalui langkahlangkah, berikut ini. 1. Menjalin kerja sama dengan badan kesehatan dunia (WHO) dalam mengadakan program kesehatan, misalnya pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, standarisasi obat dan makanan, serta peningkatan gizi masyarakat.
Nama : Wahyu Ramadhan Usman
NIM : C111 11 890
2. Melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, baik dengan kemampuan
sendiri ataupun melalui kerja sama dengan luar negeri (misalnya dengan menjalin kerja sama dengan badan pembangunan dunia/UNDP). Salah satu contoh program peningkatan kualitas lingkungan yang telah dan masih dilakukan adalah Kampoong Improvement Programme (KIP). 3. Menggiatkan program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana dan prasarana kesehatan yang meliputi tenaga medis, obatobatan, dan alat-alat penunjang medis lainnya hingga ke pelosok desa. 4. Menghimbau penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu sehingga dapat terjangkau oleh masyarakat. 5. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat, misalnya melalui program asuransi kesehatan keluarga miskin (Askeskin) untuk keluarga miskin (prasejahtera). Untuk pemberantasan penyakit menular, maka strategi operasional yang dilakukan diantaranya melalui : 1.
Pemantapan kelembagaan unit pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun
swasta dalam penanggulangan penyakit menular dengan strategi DOTS.
2.
Peningkatan mutu pelayanan di semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah
maupun swasta.
3.
Penggalangan kemitraan dengan organisasi profesi, lintas sektoral, Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM), institusi pendidikan, dan lain-lain.
4.
Pemberdayaan masyarakat dalam rangka mendorong kemandiriannya untuk
mengatasi masalah TBC.
5.
Penelitian dan pengembangan melalui penelitian lapangan atau kerja sama
dengan institusi pendidikan, LSM, organisasi profesi dan lain-lain dalam upaya penanggulangan penyakit menular.