Vous êtes sur la page 1sur 2

Langkah kerja

a. Langkah di lapangan
1. Pergi ke lokasi yang dituju
2. Cari batuan yang sekiranya menggandung mineral, baik mineral pengotor
maupun mineral yang sudah terbentuk oleh alam.
3. Gunakan palu geologi untuk mengambil/memecah mineral
4. Beri sampel mineral batuan untuk di identifikasi di laboratorium
5. Ambil tiap titik koordinat ketika pengambilan sampel mineral batuan
b. Langkah identifikasi dalam laboratorium
1. Siapkan alat dan bahan
2. Gunakan lup untuk identifikasi warna
3. Setelah itu, untuk identifikasi cerat gosokkan mineral batuan pada porseline
4. Identifikasi berat jenis dengan cara masukkan air/aquades pada gelas ukur
dengan banyak air 100ml. Selanjutnya, catat kenaikan airnya dan timbang
mineral batuan yang telah dicelupkan tadi. Lalu, hitung dengan persamaan
BJ=m/v dengan m merupakan berat batuan yang ditimbang, dan v adalah
volume dari kenaikan airnya.
5. Untuk mengetahui kekerasan, gunakan pisau baja. Jika susah ataupun tidak
bisa dipecah dengan menggunakan pisau baja berarti memiliki kekuatan >7
6. Selanjutnya, identifikasi kilap/transparasi dengan menyinari mineral batuan,
untuk identifikasi kilap apabila mineral batuan memantul berarti termasuk
kilap logam, sedangkan untuk identifikasi transparansi apabila ketika
mineral batuan diterangi dengan cahaya dan cahaya tersebut tembus maka
tergolong transparan.
7. Untuk identifikasi tenacity/kekuatan dalam dengan cara coba memecah
batuan. Apabila batuan hanya bisa dipecah saja tanpa bisa dibentuk ataupun
di bengkokan berarti tenacity mineral batuan termasuk brittle.
8. Identifikasi belahan gunakan lupp untuk melihat struktur belahannya apabila
rata berarti belahan termasuk kategori baik
9. Setelah itu identifikasi pecahannya dengan memecah mineral batuan lalu
identifikasi pecahannya tersebut apakah berserat atau tidak, dll
10. Selanjutnya yaitu identfikasi struktur mineral dengan menggunakan lupp
atau kasat mata mineralnya jika pecahan atau belahan berbentuk lembaran
maka struktur mineralnya tergolong dalam lembaran.
11. Terakhir, dalam berbagai sifat yang dimiliki batuan tersebut, analisis
tergolong mineral apakah batuan tersebut.
c. Langkah mengolah peta
1. Masuk dalam ArcGIS 10.1

2. Munculkan peta administrasi Jawa Timur dan Peta Geologi Jawa Timur
3. Buat Feature Class dengan klik kanan New-Featur Class. Pada Feature
Class beri nama titik cogo-pilih point. Setelah itu setting coordinat system
dengan WGS 49S.
4. Selanjutnya, klik Editor-Start Editing. Klik Editor-Editing Windos-Create
Features.
5. Setelah layer Create Features muncul klik point dipojok bawah dan klik
kanan pada peta-klik Absolute X, Y. Masukkan koordinat yang didapat
pada lapangan. Pastikan semua titik telah diinput.
6. Setelah titik koordinat tersebut sudah terbentuk, lakukan penamaan dengan
add field pida table-pilih text agar kata dapat dimasukkan dan masukkan
nama mineralnya.
7. Selanjutnya, dari peta administrasi tersebut lakukan penggabungan dengan
peta geologi. Klik Geoprocessing-Intersect-masukkan Feature peta admin
jawa dan peta geologi-pilih penyimpanannya-oke.
8. Setelah terintersect lakukan pemtongan dengan cara klik kanan table of
content-table (Open attribute table). Block kecamatan pagak-masuk ke
table lagi dan klik kanan hasil intersect tadi lagi expot-export data-tentukan
penyimpananna-oke.
9. Lakukan pelabelan dengan cara klik kanan-properties.
10. Layout peta hingga terlihat lebih bagus dan jelas.

Vous aimerez peut-être aussi