Vous êtes sur la page 1sur 2

ANAK

kemarilah anak
manisku, darah dagingku
bunda yang lari
adalah awal mimpi
jangan kamu bagai lap basah
layu tak berdaya dan lemah
karena Tuhan adil kepada manusia
selalu tahu apa kita butuhkan
wahai anak
bunda adalah Indonesia
tanah air tercinta
KEPADA BANDUNG
bandung di haru biru
karena angin barat membawa sampah berbau
hiasan aturan dibalik tatanan kota yang dibuat-buat
adalah pengingkaran terhadap jati diri bangsa
aku menghadamu
menantang badai liberalis
dan kekuatan manusia-manusia baja
bangunlah bunga-bunga kota !
idealisme mesti dipertahankan
komunisme harus diberangus
terorisme mesti di kikis ke akarnya
mari berjuang dan menyerang
kembangkan potensi diri untuk mengabdi kepada kota yang melahirkan kita
yang membesarkan kita
dengan keringat darah bercucuran
angin barat datang membawa pedang ancaman!

YANG DATANG
kamu datang dari jauh
dengan diiringi awan kelabu
mekarlah lukaku menatapmu
muka yang lesu darahmu
dingin
tubuhmu daun pisang di pukul angin
oh wanita bukan, bukan badan remuk tulang
tapi jiwa hancur tak berdaya
ANAK YANG DITINGGAL IBU
terang tanah pagi hari

susu, nasi balita lelaki


main dan berlari
terang tanah pagi hari
bermandi ia naik mentari
ada tangis mengikis hati
memanggil gelora mimpi
tidurlah ia di pangkuan bapa
karena angin mengalir ke badannya
(oh anak yang lepas kasih ibu
oh suami yang dikhianati istri)
terjatuh ingatanku saat mencuci baju
kepada nyawa-nyawa serupa
balita mungil begitu kecil
duhai bapa bernasib sama
kuatkan hatinya untuk menempuh segala harapan
jangan kecilkan ia dengan pahit kenangan
manjakan ia dengan didikan bukan cuma ajaran
ibunya adalah bumi
jiwanya biar menjadi cakrawala

Vous aimerez peut-être aussi