Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
40
Kota Cirebon merupakan sebuah kota yang menjadi pusat aktifitas kegiatan di wilayah Jawa
Barat bagian timur. Ketersediaan infrastruktur kota, pusat :
41
Kondisi topografi yang ada di wilayah Kota Cirebon sangat bervariatif dimana untuk
wilayah Kecamatan Kejaksan, Kecamatan Pekalipan, Kecamatan Lemahwungkuk dan
Kecamatan Kesambi rata-rata elevasi kemiringan tanah 0 % - 3 % wilayah ini termasuk dalam
kondisi landai dan Kecamatan Harjamukti antara 3 25 % termasuk dalam kondisi sebagian
kecil berbukit.
Jenis tanah terbentuk dari lapak kering dan pasir pyroklastik, tanah liat/tanah lempung,
tufa, lumpur breksi, dan batu kerikil yang berasal dari letusan Gunung Ciremai. Terdapat empat
sungai yang melalui Kota Cirebon yaitu Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila, Sungai Kesunean
dan Sungai Kalijaga. Air tanah dibeberapa tempat sudah tercampur oleh air laut pada kedalaman
rendah yaitu sekitar 1 meter, berkadar garam tinggi, dan tidak dapat digunakan sebagai air
minum.
42
43
harjamukti
Lemahwungkuk
Pekalipan
Kesambi
Kejaksan
Kelompok
Umur
(1)
Laki-Laki
(2)
Jenis Kelamin
Perempuan
(3)
0 4
5 9
10 14
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
50 54
55 59
60 64
65 69
70 74
75 +
14.267
13.335
13.532
14.354
13.364
13.024
13.165
11.740
11.149
9.419
8.268
7.160
4.613
2.781
1.734
1.457
13.154
12.421
12.938
14.326
12.682
12.385
12.630
11.500
11.410
10.123
9.003
7.220
4.584
3.198
2.362
2.601
27.42
25.75
26.47
28.68
26.04
25.40
25.79
23.24
22.55
19.54
17.27
14.38
9.19
5.97
4.09
4.05
8
Jumlah
153.362
152.537
305.899
Jumlah
(4)
44
Tabel 3. 2 Banyaknya Pencari Kerja Yang Terdaftar, Pencari Kerja Yang Terpenuhi dan
Penghapusan Menurut Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan
Tingkat
Pendidikan
Terdaftar
Terpenuhi
Laki-Laki Perempuan
(1)
(2)
Penghapusan
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
1. SD
10
81
70
2. SLTP
56
74
37
78
44
63
1.185
968
562
487
696
418
76
185
95
55
32
65
259
424
119
74
261
373
3. SMU/Sederajat
4. Diploma I dan II
5. Diploma III
6. Sarjana
: Jalan Kejaksaan
2. Sebelah Timur
: Jalan Sukalila
3. Sebelah Barat
: Jalan kartini
4. Sebelah Selatan
: Jalan Veteran
: 100 Meter
Pasar Tradisional
: 500 Meter
Sekolahan
: 50 Meter
Terminal
: 5000 Meter
45
Grage Mall
: 2100 Meter
CSB
: 2500 Meter
Asia Jogja ,
: 700 Meter
Dll
Perhotelan, dll
: 100 Meter
: 300 Meter
Pelabuhan
: 1100 Meter
Keraton Cirebon
: 3500 Meter
Kota Cirebon terletak antara Kabupaten Cirebon dan laut Jawa merupakan bagian dari
Propinsi Jawa Barat yang saling berinteraksi dan berintegrasi. Transportasi Kota Cirebon
merupakan bagian dari sistem transportasi regional, dalam penyelenggaraan Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan Kota Cirebon tidak bisa lepas dari daerah / Kota kota lain di sekitarnya.
Perkembangan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Cirebon dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan terutama dari volume lalu lintas yang menggunakan ruas ruas jalan yang ada di
Kota Cirebon. Melihat dari pola jaringan jalan dapat disimpulkan bahwa pola jaringan jalan di
Kota Cirebon cenderung berpola Grid yang didukung pola Radial. Pola ini mempunyai kelebihan
dan kelemahan tersendiri dari segi pengaturan dan aksesibilitas lalu lintas.
Jalan Siliwangi memiliki sejarah panjang mengawali berdirinya Cirebon di masa silam,
semenjak jaman Kesultanan Cirebon, Jaman Pemerintahan Kolonial Belanda dan Jaman
Pemerintahan Republik Indonesia. Jalan Siliwangi merupakan pusat Pemerintahan Kota Cirebon,
di jalan ini terdapat Balai Kota Cirebon yang merupakan pusat pemerintahan Kota Cirebon. Di
jalan siliwangi juga terdapat beberapa gedung pemerintahan dan gedung swasta yang lainnya
seperti : Gedung DPRD Kota Cirebon, Gedung Insfektorat, Gedung Pendidikan, Gedung Bank,
Hotel-hotel, Perkantoran Swasta, Pasar dan lain sebagainya.
4.4. Ruang Lingkup Gedung Setda/Balai Kota Cirebon
a.
terletak di Jl. Siliwangi No. 84, Kampung Tanda Barat, Kelurahan Kejaksan, Kecamatan
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon
46
Kejaksan tepatnya pada koordinat 06 42' 394" Lintang Selatan dan 108 33' 492" Bujur Timur.
Di sekitar gedung merupakan perkantoran dan pemukiman. Di sebelah utara terdapat Rumah
Dinas Kepala PT. KAI DAOPS III Cirebon, sebelah timur merupakan ruas Jl. Siliwangi, sebelah
selatan pemukiman penduduk, dan sebelah barat adalah ruas Jl. Setasiun Kereta Api.
Pembangunan gedung ini diprakarsai oleh Jeskoot, Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Stadsgemeente Cheribon, sedangkan perancangnya dikerjakan oleh dua orang arsitek bernama
H.P Hamdl dan C.F.H. Koll. Bangunannya berbentuk anjungan kapal yang puncaknya dihiasi
dengan empat ekor udang, binatang air yang lazim digunakan untuk julukan kota ini. Langgam
arsitektur bangunan ini bergaya art deco yang sedang popular pada sekitar tahun 1920-an.
Gedung yang berdiri pada lahan seluas 15.770 m2 ini bertembok warna putih dan
bertekstur halus, dibangun menghadap ke timur, dari bahan utama bata merah, batu, kapur, kayu
jati, tegel dan marmer. Pada waktu itu balaikota terdiri atas gedung inti dan gedung penunjang
pada sebelah utara dan selatan. Gedung inti dibangun dua lantai, apabila berdiri pada bagian
lantai 2 dapat dilihat keindahan pemandangan laut lepas dan Pelabuhan Muara Jati. Sementara
pada bagian bawah tanah terdapat terowongan yang menurut tradisi, dulu merupakan tempat
perlindungan dan jalan pintas menuju laut atau tempat melarikan diri apabila terjadi
penyerangan.
Pembangunan Balaikota Cirebon merupakan pertahanan dan peningkatan kepentingan
Pemerintah Hindia Belanda terhadap kota pelabuhan ini, yang pada awal abad ke-20 telah
menempati peringkat ke-4 terbesar di Jawa. Pada 1 April 1906 Cirebon diresmikan menjadi
Gemeente (Kotapraja), dan pada tahun 1926 statusnya ditingkatkan lagi menjadi stadsgemeente.
Untuk menunjang kegiatan lembaga pemerintah ini, maka dibangunlah Staadhuis (Balaikota),
Raadhuis (Dewan Perwakilan Kota) serta infrastruktur kota lainnya.
Gedung ini semula berfungsi sebagai Raadhuis (Dewan Perwakilan Kota) yang merupakan
pusat administrasi Kotapraja Cirebon. Ketika itu, gedung ini juga kerapkali digunakan sebagai
tempat petemuan dan pesta pernikahan kalangan bangsa Eropa. Pada masa Pemerintahan Militer
Jepang hingga masa kemerdekaan gedung ini menjadi pusat Pemerintahan Kota Cirebon.
b.
Fungsi Bangunan
47
Balai kota merupakan bangunan administratif utama bagi pemerintahan kota dan biasanya
memuat dewan kota, departemen terkait dan para pegawainya. Di sinilah, wali kota menjalankan
fungsinya.
Dahulu, hingga pertengahan abad ke-19, sebuah bilik (atau balai) terbuka yang lebar
menjadi satu kesatuan dengan bangunan pemerintahan dewan. Balai tersebut biasa digunakan
untuk pertemuan dewan dan peristiwa penting lain. Bilik besar (balai kota) ini menjadi sama
dengan keseluruhan bangunan, dan dengan badan administratif yang menggunakannya.
Pemerintahan lokal berusaha keras menggunakan bangunan balai kota untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas hidup penduduk. Dalam sejumlah kasus, "balai kota" tak hanya
bertindak sebagai bangunan pemerintahan, namun juga memiliki fasilitas untuk sejumlah
kegiatan sipil dan budaya. Balai kota atau "pusat sipil" itu sering dirancang dengan banyak
selingan dan fleksibilitas tujuan.
c.
Peruntukan Bangunan
Perentukan Bangunan merujuk pada otoritas administratif di suatu daerah yang lebih kecil
dari sebuah negara. Sebutan ini digunakan untuk melengkapi lembaga-lembaga tingkat negarabangsa, yang disebut sebagai pemerintah pusat, pemerintah nasional, atau (bila perlu) pemerintah
federal. "Pemerintah daerah" hanya beroperasi menggunakan kekuasaan yang diberikan undangundang atau arahan tingkat pemerintah yang lebih tinggi dan masing-masing negara memiliki
sejenis pemerintah daerah yang berbeda dari satu negara ke negara lain.
Dalam masyarakat primitif, tingkat pemerintah daerah terendah adalah kepala desa atau
kepala suku. Negara federal seperti Amerika Serikat memiliki dua tingkat pemerintah di atas
tingkat daerah: pemerintah lima puluh negara bagian dan pemerintah nasional federal yang
hubungannya dijembatani oleh konstitusi Amerika Serikat. Pemerintah daerah di Amerika
Serikat sudah ada sejak masa kolonial dan terus berubah-ubah sejak itu: tingkat tertinggi
pemerintah daerah adalah tingkat county.
Dalam bangsa moden, pemerintah daerah biasanya memiliki sejenis kekuasaan yang sama
seperti pemerintah nasional. Mereka memiliki kekuasaan untuk meningkatkan pajak, meskipun
dibatasi oleh undang-undang pusat. Pertanyaan Otonomi Kota-kekuasaan yang mana yang
pemerintah daerah miliki atau harus dimiliki, dan mengapa-adalah pertanyaan kunci administrasi
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon
48
publik dan pemerintahan. Instansi pemerintah daerah sangat berbeda di masing-masing negara,
dan bahkan bila ada suatu perjanjian sejenis, terminologinya tetap berbeda-beda. Nama umum
untuk entitas pemerintah daerah meliputi negara bagian, provinsi, region, departemen, county,
prefektur, distrik, kota, township, town, borough, parish, munisipalitas, shire dan desa. Tetapi,
nama-nama ini sering digunakan secara informal di berbagai negara & pemerintah daerah adalah
bagian mutlak dari pemerintah pusat.
a.
Walikota
Wali Kota adalah Kepala Daerah untuk daerah Kota. Seorang Wali Kota sejajar dengan
Bupati, yakni Kepala Daerah untuk daerah Kabupaten. Pada dasarnya, Wali Kota memiliki tugas
dan wewenang memimpin penyelenggaraan daerah berdasarkan kebijakan yang ditetapkan
bersama DPRD Kota. Wali kota dipilih dalam satu paket pasangan dengan Wakil Wali Kota
melalui Pilkada. Wali kota merupakan jabatan politis, dan bukan Pegawai Negeri Sipil.
Wakil kepala daerah ialah wakil dari pucuk pimpinan (kepala daerah) di suatu wilayah
pemerintahan. Sesungguhnya wakil kepala daerah punya kedudukan yang setara dengan kepala daerah
dalam menjalankan roda pemerintahan, terkecuali dalam penentuan kebijakan.
Tugas dari Wakil Kepala Daerah (Wakada) sbb :
1. membantu kepala daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan daerah;
2. membantu kepala daerah dalam mengkoordinasikan kegiatan instansi vertikal di daerah,
3. menindaklanjuti laporan dan/atau temuan hasil pengawasan aparat pengawasan, melaksanakan
pemberdayaan perempuan dan pemuda, serta mengupayakan pengembangan dan pelestarian
sosial budaya dan lingkungan hidup;
4. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan kabupaten dan kota bagi wakil
kepala daerah provinsi;
5. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan, kelurahan
dan/atau desa bagi wakil kepala daerah kabupaten/kota;
6. memberikan saran dan pertimbangan kepada kepala daerah dalam penyelenggaraan kegiatan
pemerintah daerah;
7. melaksanakan tugas dan kewajiban pemerintahan lainnya yang diberikan oleh kepala daerah; dan
melaksanakan tugas dan wewenang kepala daerah apabila kepala daerah berhalangan.
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon
49
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, wakil kepala daerah bertanggung jawab
kepada kepala daerah. Wakil kepala daerah menggantikan kepala daerah sampai habis masa jabatannya
apabila kepala daerah meninggal dunia, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya selama 6 (enam) bulan secara terus menerus dalam masa jabatannya.
b.
Sekretariat Daerah
Sekretariat daerah (disingkat setda) adalah unsur pembantu pimpinan pemerintah daerah,
yang dipimpin oleh sekretaris daerah (disingkat sekda). Sekretaris daerah bertugas membantu
kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga
teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya, sekretaris daerah bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah. Sekretaris Daerah diangkat dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
memenuhi persyaratan. Sekretaris Daerah karena kedudukannya sebagai pembina PNS di
daerahnya. Sekretaris Daerah dapat disebut jabatan paling puncak dalam pola karier PNS di
Daerah.
Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota merupakan unsur pembantu pimpinan Pemerintah
Kabupaten/Kota yang dipimpin oleh Sekretaris Daerah, berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada
Bupati/Walikota.
Sekretariat
Daerah
Kabupaten/Kota
bertugas
membantu
daerah dibidang penelitian dan perencanaan pembangunan daerah yang dipimpin oleh seorang
kepala badan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur/Bupati/Walikota
melalui
Sekretaris
Daerah.
Badan
ini
mempunyai
tugas
pokok
membantu
50
melaksanakan penyusunan & pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kepegawaian daerah serta
dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh
Pemerintah kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi.
Pemerintah Provinsi melalui Peraturan Gubernur Nomor 50 Tahun 2010 Tentang Uraian
Tugas dan Fungsi di Lingkungan Badan Kepegawaian Daerah menjelaskan mengenai Tugas dan
Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi beserta susunan organisasinya.
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon
51
e.
dalam memelihara ketentraman dan ketertiban umum serta menegakkan Peraturan Daerah.
Organisasi dan tata kerja Satuan Polisi Pamong Praja ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
Satpol PP dapat berkedudukan di Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.
a. Di Daerah Provinsi, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
b. Di Daerah Kabupaten/Kota, Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh Kepala yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota melalui Sekretaris
Daerah.
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut Kantor Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi :
a) Perumusan kebijakan teknis di bidang polisi pamong praja;
b) Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang polisi pamong
praja;
c) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang polisi pamong praja;
d) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati di bidang polisi pamong praja;
e) Pengelolaan administratif.
d.
52
53
Jalan Siliwangi Kota Cirebon merupakan salah satu jalan yang ada pada system jaringan
jalan di Kota Cirebon. Menurut Keputusan Walikota Cirebon No. 19 tahun 1999 tanggal 16 Nopember
1999 tentang Jaringan Lintas Angkutan Penumpang Umum (Bis) Angkutan Barang Dan Jaringan Lintas
Kendaraan Mobil, Bahwa Jalan Siliwangi Merupakan Jalan kelas II fungsi Arteri Sekunder.
Jalan Siliwangi Kota Cirebon terbentang sepanjang 1.30 KM, dari mulai bundaran
perempatan jalan RA Kartini, di bagian timur sampai ke bundaran lampu merah Krucuk di
bagian timur. Table berikut ini merupakan gambaran profil jalan siliwangi dari hasil analisis
yang dilakukan pada tahun 2013 sebagai berikut
KLASIFIKASI
Kelas Jalan
Kelas II
Fungsi Jalan
Arteri Sekunder
Panjang Jalan
Lebar Jalur Lalu Lintas
4 x 4,00 m
Kapasitas Dasar
6.600
5.253
54
1.781
Kecepatan (km/jam)
28-45
55
lalu lintas yang cukup lumayan padat dibandingkan dengan kapasitas jalan yang ada. Pada ruas
jalan siliwangi biasanya peningkatan volume kendaraan berada pada jalan sibuk yang dimulai
periode waktu jam 06.00 08.00, yang merupakan jam masuk kerja, kemudian jam 11.00
13.00 yang merupakan jam istirahat kerja dan jam 15.00 16.00 yang merupakan jam keluar
kerja. Setelah periode tersebut, mondisi lalulintas di jalan siliwangi mengalami penurunan dan
mengalami peningkatan kembali biasanya pada jam 18.00 19.00 meskipun kenaikanya pada
periode waktu ini tidak signifikan (tidak berimbas terhadap aktifitas).
End.
56
Selain titik survey lalu lintas dilakukan pada jalan siliwangi dialkukan juga pengambilan
data volume lalu lintas pada titik persimpangan pertemuan antar kendaran pada jalan siliwangi
yang arah menuju gedung setda Cirebon yang akan direncanakan, karena pertimbangan bahwa
volume lalu lintas pada setiap persimpangan pada arah jalan siliwangi berpengaruh dalam analisa
dampak lalu lintas pada jalan siliwangi yang kondisi eksisting 1.30 km. Berikut ini merupakan
data volume lalu lintas yang telah dilaksanakan pada hari kerja dan libur yang merupakan hasil
survey volume lalu lintas sendiri. Untuk lebih mudah dalam melihat pengumpulan data ini dapat
dilihat pada rekapitulasi data volume lalu lintas di ruas jalan siliwangi berikut ini :
Tabel 4.1. volume lalu lintas jalan siliwangi
57
: CIREBON
: JL. SILIWANGI
TANGGAL
CUACA
KENDARAN BERMOTOR
NO
LOKASI
SURVEY
MASUK BALAI
KOTA
2
KELUAR
BALAI KOTA
KENDARAN PENUMPANG
WAKTU
SEDAN
JEEP
PICK UP
TRUK 3 m3
SEPEDA
BECAK
46
32
78
17
10
1200
24
07.00 S/D
08.00
41
45
63
745
29
08.00 S/D
09.00
42
22
55
725
41
09.00 S/D
10.00
33
27
33
521
10
12.00 S/D
13.00
22
32
43
557
30
15.00 S/D
16.00
45
20
53
621
16
06.00 S/D
07.00
15
23
43
07.00 S/D
08.00
23
37
08.00 S/D
09.00
16
15
09.00 S/D
10.00
22
33
12.00 S/D
13.00
21
11
15.00 S/D
16.00
20
42
45
06.00 S/D
07.00
35
90
17
07.00 S/D
08.00
40
30
89
23
TRUK 12 m3
75
15
45
08.00 S/D
09.00
12
20
09.00 S/D
10.00
16
31
12.00 S/D
13.00
11
43
15.00 S/D
16.00
22
46
11
17
10
13
08.00 S/D
09.00
09.00 S/D
10.00
TRUK 6 m3
KENDARAN TIDAK
BERMOTOR
ANGKOT
07.00 S/D
08.00
STASIUN - JL.
SILIWANGI
BUS
SEPEDA
MOTOR
06.00 S/D
07.00
06.00 S/D
07.00
MINI BUS
41
57
15
61
70
45
54
18
24
51
21
16
60
17
12.00 S/D
13.00
14
35
63
14
15.00 S/D
16.00
22
45
11
75
23
06.00 S/D
07.00
171
65
85
2325
12
57
07.00 S/D
08.00
74
52
73
12
873
17
42
08.00 S/D
09.00
76
41
65
651
12
45
09.00 S/D
10.00
67
41
55
11
621
17
41
12.00 S/D
13.00
77
50
62
655
12
17
15.00 S/D
16.00
TOTAL KENDARAN/HARI
110
26
43
826
717
1249
143
47
701
27
11173
136
560
58
NO
LOKASI
SURVEY
MASUK BALAI
KOTA
2
KELUAR
BALAI KOTA
: CIREBON
: JL. SILIWANGI
TANGGAL
CUACA
WAKTU
ANGKOT
KENDARAN PENUMPANG
JEEP
MINI BUS
SEDAN
33
1145
16
865
22
14
513
24
450
45
07.00 S/D
08.00
62
10
173
12
08.00 S/D
09.00
42
45
113
11
09.00 S/D
10.00
41
149
12.00 S/D
13.00
39
10
88
15.00 S/D
16.00
67
32
143
760
06.00 S/D
07.00
11
21
07.00 S/D
08.00
16
22
39
08.00 S/D
09.00
27
32
09.00 S/D
10.00
17
21
12.00 S/D
13.00
11
25
15.00 S/D
16.00
13
36
52
06.00 S/D
07.00
16
07.00 S/D
08.00
10
33
08.00 S/D
09.00
18
40
46
13
15
46
93
19
20
42
62
23
61
81
16
18
65
12
69
14
36
50
38
71
2224
10
51
06.00 S/D
07.00
07.00 S/D
08.00
680
16
15.00 S/D
16.00
KENDARAN TIDAK
BERMOTOR
BECAK
SEPEDA
41
12.00 S/D
13.00
STASIUN - JL.
SILIWANGI
SEPEDA
MOTOR
06.00 S/D
07.00
09.00 S/D
10.00
KENDARAN BERMOTOR
KENDARAN ANGKUTAN BARANG
PICK UP
TRUK 3 m3 TRUK 6 m3 TRUK 12 m3
BUS
51
18
26
62
15
08.00 S/D
09.00
09.00 S/D
10.00
12.00 S/D
13.00
15.00 S/D
16.00
18
06.00 S/D
07.00
90
55
81
07.00 S/D
08.00
111
56
155
15
1600
90
153
08.00 S/D
09.00
121
15
25
1338
27
09.00 S/D
10.00
67
22
761
10
30
12.00 S/D
13.00
67
20
72
720
31
15.00 S/D
16.00
TOTAL KENDARAN/HARI
72
26
107
833
456
1609
23
12
133
42
830
39
12800
173
573
59
60
Selain produksi barang dan jasa, distribusi barang dan jasa juga mempunyai peranan
yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Lancarnya
distribusi
barang dan jasa akan menyebabkan penyediaan barang dan jasa tidak berkurang dan harganya
relatif lebih murah.
Salah satu untuk melancarkan distribusi barang dan jasa adalah tersedianya infrastruktur
perhubungan darat. Kota Cirebon merupakan wilayah daratan sehingga infrastruktur
perhubungan darat memiliki peranan cukup besar dan sangat dibutuhkan dalam melayani
kebutuhan masyarakat
Menurut catatan Dinas Kimpraswil Kota Cirebon, panjang jalan di Kota Cirebon
pada tahun 2014, tercatat panjangnya mencapai 163,863 km. Dari panjang jalan tersebut,
sebagian besar (99%) merupakan jalan yang sudah diaspal yaitu sepanjang 161,697 km;
dan sepanjang 1,448 km (1%) merupakan jalan berkerikil. Dilihat dari kondisi jalan,
sepanjang 141,410 km kondisinya baik, dan sekitar 15,876 km kondisi sedang, serta
sebanyak 6,577 km kondisinya rusak, baik rusak berat maupun ringan.
Sarana transportasi berupa jumlah kendaraan bermotor yang ada di kota cirebon dapat
dilihat dari Tabel 10.2. Tabel ini menggambarkan perkembangan jumlah kendaraan
bermotor menurut jenisnya tahun 2011-2014. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa jumlah
sepeda motor, mobil penumpang dan mobil barang cenderung mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Tahun 2013 jumlah sepeda motor tercatat sebanyak 131.294 buah dan
di tahun 2014 jumlahnya meningkat menjadi 136.147 buah.
Sarana lain yang tidak kalah penting untuk penunjang transportasi adalah pelabuhan
laut tempat bongkar muat barang, pelabuhan angkutan penumpang dari dan ke Cirebon dan
pelabuhan
perikanan laut
serta
Berikut
data-data
bandara.
ini merupakan
mengenai
pengangkutan
dan
transoprtasi di
kota
cirebon :
61
Uraian
2013
2014
(1)
(2)
(3)
Tabel 3. 3 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan, Kondisi Jalan Dan Kelas Jalan Tahun
2013/2014 (Km)
62
I. Status Jalan
1.1. Jalan Nasional
1.2. Jalan Propinsi
1.3. Jalan Kota
Jumlah
II. Jenis Permukaan
2.1. Diaspal
2.2. Kerikil
2.3. Tanah
2.4. Tidak Dirinci
Jumlah
III. Kondisi Jalan
3.1. Baik
3.2. Sedang
3.3. Rusak Ringan
3.3. Rusak Berat
Jumlah
IV. Kelas Jalan
4.1. Kelas I
4.2. Kelas II
4.3. Kelas III A
4.4. Kelas III B
4.5. Kelas III C
Jumlah
15,780
8,760
139,323
163,863
15,780
8,760
139,323
163,863
161,697
1,448
0,718
163,863
161,697
1,448
0,718
163,863
136,675
17,106
3,822
6,620
163,863
141,410
15,876
3,987
2,590
163,863
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
NA
Tabel 3. 4 Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenisnya Kota Cirebon Tahun 2011/2014
No
(1)
Jenis Kendaraan
(2)
Sepeda Motor
2
3
2011
(3)
Banyaknya Kendara an
2012
2013
2014
(4)
(5)
(6)
144.375
128.781
131.294
136.147
Mobil Penumpang
23.411
22.509
24.209
25.830
Mobil Barang
14.791
13.663
13.771
13.958
175.935
Jumlah
63
Tabel 3. 5 Jumlah Kendaraan Angkutan Penumpang Umum Kota Cirebon Tahun 2011/2014
(1)
Banyaknya Kendaraan
Jenis
No
Kendaraan
(2)
2011
2012
2013
2014
(3)
(4)
(5)
(6)
215
Bus Besar
427
427
215
Bus Kecil
54
54
44
Angkutan Kota
979
885
979
979
Taxi Argo
20
25
25
25
1.480
1.391
1.263
Jumlah
Trayek
Jumlah Armada
Panjang Trayek
Alokasi
(4)
Realisasi
(5)
(1)
(2)
(km)
(3)
D1
22.8
113
D2
20
142
D3
15.6
71
D4
15.7
128
D5
15
146
D6
21
204
D7
20
40
D8
16
95
D9
10
D10
27
60
N
A
JUMLAH
190.26
1.039
64
2012
(3)
51
119.188
56
162.396
93
1.092.618
82
712.492
1.538
1.853.945
1.637
2.147.973
1.992
11.297.320
2.063
11.124.892
30
3.965
18
3.455
9
1.812
11
1.100
12
1.991
2
1.800
3
1.256
1.619
1.977.098
1.711
2.313.824
2.096
12.393.550
2.159
11.839.740
(1)
Pelayaran Luar Negeri
-Unit
-GRT
Pelayaran Dalam Negeri
-Unit
-GRT
PELRA
-Unit
-GRT
Kapal Lainnya
-Unit
-GRT
JUMLAH
-Unit
-GRT
2013
(4)
2014
(5)
Demografi
Penerimaan pemerintah daerah merupakan salah satu faktor utama untuk membiayai
pembangunan. Penerimaan pemerintah daerah bersumber dari pendapatan asli daerah yang
meliputi pajak, retribusi, laba BUMD dan penerimaan lainya, pajak daerah dan bantuan
pemerintah pusat. Realisasi penerimaan Pemerintah Kota Cirebon dari tahun ke tahun terus
meningkat. Pada tahun anggaran 2011 penerimaan mencapai 838,6 miliar rupiah, sementara itu
pada tahun anggaran 2014 meningkat menjadi 1.234 Triliun rupiah.
Pos penerimaan terbesar masih diperoleh dari bagian Dana Perimbangan yaitu sebesar
689,2 miliar rupiah. Besarnya Dana Perimbangan ini, terutama merupakan kontribusi dari dana
alokasi umum (DAU) kepada pemerintah daerah Kota Cirebon yang pada tahun 2014 jumlahnya
mencapai 583,9 miliar rupiah. Pada tahun anggaran 2014 ini untuk realisasi belanja tidak
Sekolah Tinggi Teknologi Cirebon
65
langsung dan belanja langsung, tercatat belanja tidak langsung sebesar 591,3 miliar rupiah dan
belanja langsung sebesar 603,1 miliar rupiah. Berikut ini adalah data keuangan kota cirebon :
Tabel 3. 9 Realisasi Penerimaan Daerah Tahun Anggaran 2014
Jenis Penerimaan
Jumlah
(1)
(2)
298.539.011.144
103.861.450.433
16.425.413.981
4.230.358.159
2. Dana Perimbangan
174.021.788.571
689.248.441.689
73.175.370.689
583.927.691.000
32.145.380.000
Jumlah Penerimaan
246.278.482.530
1.234.065.935.363
Jumlah
(1)
(2)
591.328.067.156
539.865.445.101
41.812.871.618
9.259.782.429
66
360.914.508
29.053.500
603.120.555.301
1. Belanja Pegawai
59.373.163.943
308.513.793.722
3. Belanja Modal
235.233.597.636
JUMLAH
1.194.448.622.457
67