Vous êtes sur la page 1sur 32

SEMANGATTTTTTTTT

PROTISTA MIRIP TUMBUHAN


Tumbahan Alga memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

(1) Ada yang uniseluler dan multiseluler.


(2) Dinding sel tersusun atas selulosa.
(3) Sel sudah memiliki membran inti (eukariotik).
(4) Struktur tubuh seperti tumbuhan talus karena belum memiliki akar,
batang, dan daun sejati.
(5) Memiliki pigmen warna, seperti klorofil xantofil (kuning), karoten
(keemasan), fikoeritrin (merah), fikosianin (biru), dan lain-lain.
(6) Dapat melakukan fotosintesis sehingga dikatakan bersifat fotoautotrof.
(7) Habitat di wilayah perairan dan di tempat yang lembab
(8) Reproduksi secara asek-sual dengan membelah diri (pada alga uniseluler)
atau membentuk fragmentasi (pada alga multiseluler).
Jenis-Jenis Alga

Berdasarkan warna pigmennya, ganggang diklasifikasikan menjadi lima


kelompok. yaitu:
1. Alga hijau (Chlorophyta)

Kandungan pigmen utama yang dimiliki oleh Chlorophyta adalah klorofil


(hijau) dengan pigmen tambahan berupa karoten.

Hidup di perairan (tawar maupun air laut), ada pula yang bersimbiosis
dengan jamur membentuk lichen.
Reproduksi secara asek-sual (membelah diri, fragmentasi, dan spora) dan
sek-sual (isogami, anisogami, dan oogami).
Contoh: Protococcus Chlorella, Chlamydomonas, Spirogyra (berfilamen),
dan Ulva lactua (berbentuk talus).
2. Alga cokelat (Phaeophyta)

Kandungan pigmen utama yang dimiliki adalah fikosantin (pigmen


cokelat).
Reproduksi asek-sual dengan fragmentasi, zoospora.
Reproduksi sek-sual dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh oogonia, dan
sper-ma dihasilkan oleh anteridia.
Pada dinding sel, selain terdapat asam alginat, fotosintesis aksesoris
(tambahan) klorofil a dan c, xantofil, simpanan karbon karbohidrat.
Contoh: Laminaria sp. (penghasil asam alginat yang dibutuhkan untuk produksi
tekstil, makanan, dan kosmetik), Sargassum, Fucus, Turbinaria decurens, dan
Macrocystis.
3. Alga merah (Rhodophyta)

Kandungan pigmen utama yang dimiliki adalah fikoeritrin (pigmen merah).


Hampir semua jenis rhodophyta hidup di laut.
Reproduksi secara asek-sual spora dan secara sek-sual dengan oogami.
Contoh: Eucheuma spinosum (bahan baku agar-agar), Gelidium dan Gracillaria.
4. Alga Keemasan (Chrysophyta)

Pigmen dominan yang dikandung adalah xantofil (pigmen keemasan).


tidak memiliki pirenoid, dan memiliki kloroplas dengan ukuran kecil.
Hidup di tempat berair (air tawar maupun air laut).
Berkembang biak secara asek-sual dengan membelah diri atau
membentuk spora dan dengan sek-sual melalui penyatuan dua gamet.
Contoh: Mischococcus, Synura, dan Navicula.
5. Alga Api (Pyrrophyta)

Beberapa Pyrrophyta mampu memendarkan cahaya (karena adanya


senyawa fosfor) sehingga bersifat fosforesensi.

Fosforesensi menyebabkan laut tampak bercahaya pada malam hari, oleh


karenanya alga ini disebut alga api.
Pyrrophyta juga dapat menyebabkan peristiwa ride tide (air laut berwarna
merah kecokelatan). Dari peristiwa ini, alga menghasilkan racun yang
dapat membunuh ikan dan hewan laut di sekitarnya.
Memiliki kandungan pigmen berupa
xantofil, dinosantin, fikobilin, dan klorofil.
Pyrrophyta merupakan jenis alga yang uniseluler dan dapat melakukan
fotosintesis.
Reproduksi secara asek-sual (membelah diri).
Contoh: Gymnodinium breve (penghasil toksin bagi saraf).
B. Protista Mirip Jamur
a. Ciri-ciri
Struktur tubuh berbentuk seperti lendir (fase asimilatif).
Bergerak seperti amoeba (fase plasmodium).
Digolongkan menjadi dua jenis, yaitu Oomycotina (jamur air) dan Myxomycotina
(jamur lendir).

b. Jenis-jenis Jamur Protista

1. Oomycotina

Bersel banyak (multiseluler) dan berinti banyak.


Dinding sel tersusun atas selulosa dengan hifa tidak bersekat.
Memiliki habitat di air tawar dan darat.
Contoh: Phytophythora infestan (parasit pada kentang), dan Phytium (penyebab
penyakit busuk pada kecambah berbagai tanaman).
2. Myxomycotina (jamur lendir)

Disebut jamur lendir karena tubuhnya memiliki massa berlendir yang


menyebar dalam daur hidupnya yang disebut dengan plasmodium.
Myxomycotina merupakan predator fagosit karena dapat memakan bakteri
dan hama.
Bersifat heterotrof dengan tahapan makan mirip amoeba (amoeboid).
Contoh: Dictyostelium discoideum, Dinoflagelat

Protista mirip jamur tidak dimasukkan ke dalam fungi karena struktur tubuh dan
cara reproduksinya berbeda. Reproduksi jamur mirip fungi, tetapi gerakan pada
fase vegetatifnya mirip amoeba. Meskipun tidak berklorofil, struktur membran
jamur ini mirip ganggang.
Jamur protista dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Myxomycota (Filum Jamur Lendir)
Jamur lendir terdapat banyak di hutan basah, batang kayu yang membusuk,
tanah lembab, sampah basah, kayu lapuk. Jamur lendir dapat berkembangbiak
dengan cara vegetatif dan generatif. Fase vegetatif, plasmodium bergerak
ameboid mengelilingi dan menelan makanan berupa bahan organik. Makanan
dicerna dalam Vacuola makanan, sisa yang tidak dicerna ditinggal sewaktu
plasmodium bergerak. Jika telah dewasa plasmodium membentuk sporangium
(kotak spora). Sporangium yang masak akan pecah dan spora tersebar dengan
bantuan angin. Spora yang berkecambah akan membentuk sel gamet yang
bersifat haploid, dan sel gamet ini melakukan singami. Singami adalah peleburan
dua gamet yang bentuk dan ukurannya sama (yang tidak dapat dibedakan
jantan dan betinanya). Hasil peleburan berupa zigot dan zigot tumbuh dewasa.
Jamur lendir ini mempunyai dua tipe yaitu tidak bersekat (Mixomycota) dan
bersekat (Acrasiomycota). Siklus hidup Acrasiomycota merupakan sel tunggal
yang bebas. Sel berkumpul membentuk suatu masa multiseluler tunggal. Masa
sel berbentuk siput, bergerak atau bermigrasi menuju lokasi yang cacah. Ketika
berhenti bergerak, siput mengatur untuk membentuk tangkai (stalk) dengan
kotak spora diujung (dipuncak). Pada saat kotak spora matang, kotak spora
melepaskan spora ke udara. Spora tersebut terdiri dari sel yang haploid.
Contohnya adalah: Dictyostelium discoideum
b. Oomycota (Filum Jamur Air)
Oomycota merupakan jamur yang hidup di tempat lembab (air). Ciri-cirinya:
a. Benang-benang hifa tidak bersekat melintang di dalamnya terdapat inti dalam
jumlah banyak.
b. Dinding selnya terdiri dari selulosa
c. Melakukan reproduksi aseksual membentuk zoospora memiliki 2 flagela untuk
berenang.Reproduksi seksual dengan membentuk gamet, setelah fertilisasi
membentuk zigot dan tumbuh menjadi oospora.
Contoh jamur ini: Saprolegnia, Phytophtora, Pythium.
Saprolegnia =Jamur yang hidup saprofit pada hewan-hewan yang mati di air
Phytophthora= Jamur karat putih ada yang hidup saprofit dan ada yang hidup
parasit.
Yang parasit =

1. Phytophtora infestans = parasit pada kentang


2. P. nicotinae parasit pada tembakau
3. P palmifera parasit pada kelapa

PROTISTA MIRIP HEWAN


Protista mirip hewan atau yang biasa disebut protozoa organisme bersel satu
yang berukuran mikroskopis. Cara perkembangbiakan protista mirip
hewan( protozoa) dapat terjadi secara seksual maupun aseksual. Secara
aseksual yanitu dengan membelah diri atau membentuk spora, sedangkan
secara seksual yaitu dengan melakukan konjugasi. Konjugasi ini merupakan
proses menempelnya dua sel untuk mengadakan pertukaran inti sel. Protista
mirip hewan (protozoa) dapat dijumpai di berbagai tempat, yaitu di parit, sawah,
sungai, bendungan, atau air laut, bahkan ada yang hidup dalam tubuh makhluk
hidup lainnya sebagai parasit. Dalam Klasifikasimakhluk Hidup, protozoa di
kelompokkan berdasarkan alat geraknya, yaitu Rhizopoda(kaki semu),
Ciliata(bulu getar), Flagellata(bulu cambuk), sporozoa(tidak mempunyai alat
gerak khusus). Tentunya sobat semua ingin mengetahui lebih jelas tentang
kelompok protozoa ini, langsung aja ya.
1.Filum Rhizopoda
Organisme yang paling terkenal dalam filum ini adalah Amoeba. Maka akan lebih
mudah jika kita menguraikan ciri filum ini dari ciri amoeba itu sendiri. Amoeba
merupakan rhizopoda yang bergerak dengan kaki semu (pseudopodium),
organisme ini tidak memiliki bentuk tetap karena selalu berubah-ubah. Amoeba
ada yang hidup di alam, namun ada juga yang hidup sebagai parasit.
Amoeba bergerak dan menangkap makananya dengan kaki semu. Kaki
semu itu dijulurkan menuju makanan, diikuti oleh oleh isi sel sehingga tubuhnya
bergerak ke makanan itu. Makanannya berupa bakteri atau bahan Organik
lainnya. Makanan yang diperoleh akan masuk ke vakuola makanan untuk
dicerna. Lalu Vakuola ini beredar ke seluruh sel sambil membawa makanan yang
diolahnya. Sesudah diolah, sari-sari makanan masuk ke dalam sitoplasma dan
sisa-sisa makanan berbentuk padat kemudian menepi dan kemudian keluar dari
sel melalui membran plasma.Organisme ini berkembangbiak secara aseksual ,
yaitu dengan membelah diri.

Intinya: Rhizopoda merupakan organisme bersel satu, bergerak dan menangkap


makanannya dengan kaki semu( pseudopodium). Organisme ini berkembangbiak
dengan membelah diri secara langsung (pembelahan biner).

2.Filum Ciliata

Contoh dari filum ini adalah paramecium yang disebut sebagai hewan sandal,
karena bentuknya yang menyerupai tapak sandal.organisme ini bergerak di air
dengan menggunakan silia (bulu getar). Di permukaan membran sel yang
melekuk terdapt mulut sel. Air masuk ke mulut selnya karena getaran silia.
Biasanya organisme ini memakan bakteri atau mikroorganisme lainnya yang
hidup di dalam air. Setelah makanan masuk melalui mulut dan melewati
kerongkongan sel, makan itu kemudian menuju vakuola makanan. Sama seperti
Rhizopoda, vakuola makanan beredar sambil mencerna makanan. Sari-sari
makanan masuk ke dalam sitoplasma. Sisa makanan yang berwujud cairan
dikeluarkan melalu vakuola berdenyut yang berjumlah dua buah, masing-masing
terletak di ujung sel, sedangkan sisa makanan yang berwujud padat dikeluarkan
oleh vakuola makanan yang menepi menuju ke permukaan membran sel.
Selanjutnya vakuola makanan pecah, dan sisa-sisa makanan tadi ikut keluar.
Paramecium berkembangbiak baik secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif adalah dengan jalan membelah diri, sedangkan
secara seksual dilakukan dengan konjugasi.

Intinya:Ciliata merupakan organisme bersel satu ayng bergerak dengan bulu


getar (silia). Ada ciliata yang hidup bebas, ada juga yang bersifat parasit. Ciliata
berkembangbiak secara aseksual dengan membelah diri, da secara seksual
dengan konjugasi.

3.Filum Flagellata
Flagellata adalah organisme protista yang bergerak dengan menggunakan
flagela( bulu cambuk). Contoh organisme dari filum ini adalah trypanosoma.
Makhluk ini hidup secara parasit di dalam darah manusia dan vertebrata lainnya.
Trypanosoma berkembangbiak dengan membelah diri.

4.Filum Sporozoa
Organisme yang paling terkenal dalam filum ini adalah Plasmodium yang hidup
parasit pada tubuh manusia dan menyebabkan penyakit malaria. Makanannya
adalah sel darah merah (eritrosit). Inang perantaranya adalah nyamuk
anopheles. Plasmodium berkembang secara vegetatif dan generatif.
Perkembangbiakan vegetatif terjadi dengan membentuk spora. Sedangkan
perkembangbiakkan nya secara seksual/generatif adalah dengan membentuk
gameet. Sel gamet jantan disebut mikrogametosis, sel betina disebut
makrogametosis. Peleburan dilakukan dalam tubuh nyamuk anopheles. Jika
nyamuk ini menggigit manusia, maka plasmodium yang terdapat dalam air liur
dapat menginfeksi tubuh manusia.

Ciri-ciri Platyhelminthes:

Memiliki tiga lapisan tubuh (triploblastik)


Tidak memiliki rongga tubuh (aselomata)
Simetri bilateral
Memiliki sistem syaraf (tangga tali) berupa Ganglion anterior
Sistem pencernaan satu lubang
Tidak memiliki sitem sirkulasi, respirasi, dan ekskresi
Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam tubuh hewan lain.

Kita akan membahas lebih lanjut tentang ciri ciri Platyhelminthes.

Bentuk tubuh
Tubuh Platyhelminthes simetri bilateral yang berbentuk pipih. Ukuran
platyhelmintes sangat beragam, mulai dari yang hampir mikroskopis
sampai yang panjangnya 20 meter. Bayangkan saja cacing sepanjang 20
m hidup di dalam tubuh kita.. bagaimana perasaan sobat ??
Struktur tubuh
Seperti yang sudah ditulis di atas, Filum Platyhelminthes adalah hewan
triploblastik yang terdiri dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm.
Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom), jadi mereka disbut hewan
aselomata.
Sistem pencernaan pada Platyhelminthes terdiri dari mulut, faring dan usus.
Usus tersebar ke seluruh tubuh. Karena Platyhelminthes tidak memiliki anus,
maka sistem pencernaan Platyhelminthes disebut juga sistem pencernaan satu
lubang.
Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan ekskresi. Pernapasan
dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuh Platyhelminthes.
Platyhelminthes tertentu memiliki sistem saraf tangga tali. Sistem saraf tangga
tali terdiri dari sepasang simpu saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang
memanjang dan bercaang melintang seperti tangga.
Organ reproduksi jantan dan betina berada di dalam satu individu
Platyhelminthes sehingga disebut hermafrodit.

Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada


Reproduksi seksual terjadi fertilisasi di dalam tuubuh Platyhelminthes. Fertilisasi
dapat dilakukan oleh sendiri atau dua individu.
Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan cara faragmentasi. Setelah
membelah, bagian potongan tubuh tersebut mengalami regenerasi dan tumbuh
menjadi individu
Cara hidup
Platyhelminthes bisa hidup bebas ataupun parasit. Platyhelminthes yang hidup
bebas memakan organisme lain. Sedangkan Platyhelminthes parasit hidup pada
jaringan inangnya (manusia, siput, babi, sapi, dll).

Klasifikasi
Platyhelminthes dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria (cacing berambut
getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (cacing pita).
Turbellaria (Cacing berambut getar)
Turbellaria adalah platihelminthes yang memiliki silia pada permukaan tubuhnya
yang berfungsi sebagai alat gerak. Salah satu contoh turbellaria adalah Dugesia.
Bentuk tubuh bagian depan (anterior) Dugesia berbentuk segitiga dan terdapat
sepasang bintik mata. Bintik mata itu berfungsi sebagai pembeda keadaan gelap
dan terang. Dugesia juga memiliki indera pembau yang disebut aurikel. Aurikel
ini di gunakan Dugesia saat mencari makananya. Dugesia merupakan hewan
hermafrodit, namun reproduksi seksual Dugesia harus dilakukan dua individu.
Zigot yang terbentuk berkembang tanpa melalui fase larva. Sedangkan
reproduksi aseksualnya dilakukan dengan cara fragmentasi dan bagian potongan
tubuhnya itu akan melakukan regenerasi dengan daya regenerasi yang sangat
tinggi sehingga membentuk individu baru.
Trematoda(Cacing isap)

Trematoda disebut cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap di bagian
depan (anterior) tubuhnya. Alat penghisap digunakan untuk menempel pada
tubuh inang. Trematoda merupakan hewan parasit, dia mengambil mekanan
berupa cairan tubuh atau jaringan inangnya saat ia menempel. Salah satu
contoh trematoda adalah Fasciola hepatica. Fasciola hepatica memiliki Daur
hidup yang kompleks karena melibatkan setidaknya dua inang. Inang utama dan
inang perantara.

Daur hidup cacing hati (Fasciola hepatica)

Reproduksi seksual Fasciola hepatica menghasilkan telur pada hati dan


kemudian berpindah ke aliran darah ke empedu dan usus, kemudian
keluar bersama tinja.
Telur menetas dan tumbuh menjadi mirasidium bersilia di tempat basah.
Mirasidium menginfeksi inang perantara yaitu Lymnaea atau siput air.
Mirasidium berubah menjadi sporokis di dalam tubuh inang perantara
(siput air).
Sporokis berkembang secara aseksual menjadi redia.
Redia bermetamorfosis menjadi serkaria. Serkaria ini keluar dari tubuh
siput dan menempel paa turmbuhan atau rumput air.
Serkaria membentuk cacing muda atau metaserkaria.
Metaserkaria termakan oleh hewan dan kemudian menjadi cacing dewasa
di dalam organ hati.
Cestoda (Cacing pita)
Cestoda disebut cacing pita karena bentuknya yang pipih panjang seperti pita
yang terdiri dari bagian skoleks, leher, dan proglotid. Pada skoleks terdapat alat
penghisap dan kait (rostelum). Alat penghisap dan kait digunakan untuk
menempel pada tubuh inang. DI bagian belakan skoleks pada bagian leher
terbentuk proglotid. Setiap proglotid mengandung organ kelamin janatan dan
betina.
Inang utama cacing cestoda dewasa adalah vertebrata termasuk manusia.
Cestoda menghisap sari makanan dari usus halus ingangnya. Oleh karena itu
cestoda disebut hewan parasit. Taenia saginata adalah cestoda dengan sapi
sebagai perantara. Sedangkan Taenia solium adalah cestoda dengan babi
sebagai perantaranya.

Dalam perkembangbiakannya, hewan-hewan invertebrata bereproduksi


secara generatif, vegetatif, dan metagenesis.

1. Reproduksi Generatif
Reproduksi generatif terjadi melalui fertilisasi antara sel kelamin jantan dan
betina. Hasil fertilisasi adalah zigot yang kemudian tumbuh menjadi individu
baru yang memiliki sifat dari kedua induknya. Reproduksi generatif umumnya
terjadi pada invertebrata tingkat tinggi, misalnya pada cacing hati (Fasciola
hepatica) dan cacing pita (Taenia saginata).
a. Fasciola hepatica

Fasciola hepatica adalah cacing golongan Trematoda (cacing isap) yang hidup
parasit di dalam saluran empedu atau dalam pembuluh darah hati manusia dan
hewan ternak seperti sapi, babi, kerbau, dan domba. Daur hidup Fasciola
hepatica berawal dari telur - mirasidium - masuk ke tubuh Lymnaea (siput air

tawar) - sporokista - redia - serkaria - keluar dari tubuh siput - metaserkaria kista - masuk ke tubuh domba - cacing dewasa.

b. Taenia saginata
Taenia saginata adalah cacing dari golongan Cestoda (cacing pita) yang menjadi
parasit di dalam saluran pencernaan manusia apabila manusia tersebut
mengonsumsi daging yang kurang masak. Daur hidup Taenia saginata yaitu telur

- zigot (keluar bersama feses manusia) - masuk tubuh sapi atau babi - larva
onkosfer - menuju otot lurik - sisteserkus - masuk ke tubuh manusia jika manusia
tersebut makan daging yang kurang masak - cacing dewasa.
2. Reproduksi Vegetatif
Reproduksi vegetatif adalah reproduksi secara aseksual yang tidak melibatkan
sel kelamin. Individu yang terbentuk berasal dari bagian anggora tubuh induk
sehingga sifat yang dimiliki individu baru tersebut sama dengan induknya.
Contoh reproduksi vegetatif adalah fragmentasi pada planaria dan pembentukan
tunas (budding) pada Hydra.

3. Metagenesis
Metagenesis adalah
pergiliran keturunan dari
fase generatif ke fase
vegetatif. beberapa hewan
invertebrata mengalami
metagenesis dalam
hidupnya, antara lain berasal
dari kelompok Coelenterata,
yaitu Obelia sp. dan Aurelia
sp.

Siklus hidup obelia


Document Transcript
Siklus hidup Obelia Keterangan : 1. Pada Polip obelia dewasa yang bersifat
diploid (2n) terdapat dua jenis polip. Yang pertama Polip Dengan Tentakel yang
berfungsi untuk hal nutrisi (makanan) dan yang kedua Polip Tanpa Tentakel yang
berfungsi sebagai reproduksi aseksual.
2. Polip tanpa tentakel yang melakukan reproduksi secara aseksual itu
menghasilkan Tunas Medusa.
3. Tunas Medusa kemudian lepas dari polip dan tumbuh menjadi Medusa
Dewasa.
4. Medusa Dewasa itu ada yang menghasilkan Sel telur (Ovum) dan Sel sperma
(Spermatozoid)
5. Ovum dan Sperma yang dilepaskan di air bertemu dan terjadilah fertilisasi
6. Fertilisasi yang terjadi di air akan menghasilkan Zigot
7. Zigot berkembang menjadi Larva Planula
8. Larva Planula kemudian menempel di dasar laut dan tumbuh menjadi Koloni
muda dan kemudaian tumbuh menjadi koloni dewasa (polip obelia dewasa) (2)
Obelia Obelia merupakan jenis Coelenterata yang hidup di air laut dan hidup
secara berkoloni. Tubuhnya mempunyai rangka luar yang mengandung kitin.
Hidupnya sebagai koloni polip, yaitu polip hidrant yang berfungsi untuk makan

dan polip gonangium yang berfungsi membentuk medusa dan dapat


menghasilkan alat reproduksi. Agar lebih jelas, amati daur hidupnya pada
Gambar 8.14!
Siklus Hidup Aurelia aurita Aurelia aurita merupakan anggota filum Coelenterata,
kelas Scyphozoa. Mempunyai bentuk seperti mangkuk dan dikenal sebagai Jelly
Fish. Hidup di laut secara planktonik, melayang pada badan air. Hewan ini
memiliki lapisan mesoglea yang tebal dan dapat digunakan sebagai sumber
nutrisi. Pada masa hidupnya, bentuk tubuh medusa lebih dominan dibandingkan
dengan bentuk polip. Bentuk polip hanya dijumpai pada waktu larva. Hewan ini
memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan
ovum oleh sperma secara internal di dalam tubuh individu betina. Hasil
pembuahan adalah zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia disebut
planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai.
Setelah menempel. Silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda
disebut scifistoma, kemudian membentuk tunas-tunas lateral sehingga tampak
seperti tumpukan piring atau strobilasi. Kuncup dewasa paling atas akan
melepaskan diri menjadi medusa disebut efira. Selanjutnya efira berkembang
menjadi medusa dewasa. Penjelasan : Telur > Larva Mirasidium masuk ke dalam
tubuh siput Lymnea > Sporokista > berkembang menjadi Larva (II) : Redia >
Larva (III) : Serkaria yang berekor, kemudian keluar dari tubuh keong > Kista
yang menempel pada tetumbuhan air (terutama selada air > Nasturqium
officinale) kemudian termakan hewan ternak (dapat tertular ke orang, apabila
memakan selada air) > masuk ke tubuh dan menjadi Cacing dewasa
menyebabkan Fascioliasis.
keterangan: 1. Reproduksi seksual Fasciola hepatica menghasilkan telur pada
hati dan kemudian berpindah ke aliran darah ke empedu dan usus, kemudian
keluar bersama tinja.
2. Telur menetas dan tumbuh menjadi mirasidium bersilia di tempat basah.
3. Mirasidium menginfeksi inang perantara yaitu Lymnaea atau siput air.
4. Mirasidium berubah menjadi sporokis di dalam tubuh inang perantara (siput
air).
5. Sporokis berkembang secara aseksual menjadi redia.
6. Redia bermetamorfosis menjadi serkaria. Serkaria ini keluar dari tubuh siput
dan menempel paa turmbuhan atau rumput air.
7. Serkaria membentuk cacing muda atau metaserkaria.
8. Metaserkaria termakan oleh hewan dan kemudian menjadi cacing dewasa di
dalam organ hati. Pertama, proglotid yang kaya akan telur cacing pita akan
keluar dari badan manusia lewat kotoran. Selanjutnya kotoran yang mengandung
telur cacing ini akan dimakan oleh binatang sapi/ babi. Kedua, melalui proses
alat pencernaan babi, proglotid tadi akan terbawa aliran d4rah menjadi bentuk
baru yaitu Onkosfera (larva heksakan) yang selanjutnya memasuki otot berlemak

pada sapi/ babi dan menjadi sistiserkus. Ketiga, ketika manusia mengkonsumsi
daging yang mengandung sistiserkus ini maka akan menyebabkan timbulnya
cacing d3wasa yang berkembang biak didalam usus manusia. Nah sedikit uraian
diatas kiranya cukup menjelaskan tentang daur hidup taenia saginata dan
mengapa perlu berhati-hati dalam memilih daging, dan kita tidak dianjurkan
untuk mengkonsumsi daging babi, karena ternyata mungkin saja didalamnya
terkandung bibit cacing pita.
Kesimpulan
Ciri-ciri Cacing pipih Platyhelminthes adalah sebagai berikut: a. Tubuh pipih dan
tidak berbuku-buku. b. Sistem pencernaan dengan gastrovaskuler. c. Sistem
pencernaan tidak sempurna (tidak memiliki anus). d. Sistem transportasi secara
difusi melalui seluruh permukaan tubuh. e. Sistem saraf dengan ganglion. f.
Sistem ekskresi menggunakan sel api. g. Tidak memiliki sistem peredaran darah.
h. Berespirasi secara difusi melalui seluruh permukaan tubuhnya.
Ciri-ciri Nemathelminthes
Ciri-ciri cacing Nemathelminthes antara lain: a. Berbentuk bulat panjang,
berukuran kecil dan mengkilat b. Hidup di perairan tawar, parairan latu, di
tanah, dan sebgai parasit di tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan c.
Termasuk hewan triploblastik d. Sistem pencernaan makanan berupa mulut ,
kerongkongan, usus, dan anus e. Respirasi secara difusi di seluruh permukaan
tubuh f. Ukuran tubuh wanita lebih besar daripada ukuran tubuh jantan g.
Reproduksi secara seksual Artikelbagus.com Ciri-ciri Annelida (Cacing
tanah): Tubuh bersegmen (metameri), setiap segmen mempunyai organ
tubuh (sistem pencernaan, otot, pembuluh darah, alat reproduksinya
hermaprodit, sedangkan alat gerak dengan chetae, dengan sepasang alat
eksksresi (nefridium) yang saling berhubungan dan terkoordinasi. Tubuhnya
simetris bilateral, berlapis kutikula. Sistem pencernaan sempurna (memiliki
anus). Sistem sarafnya tangga tali, dan sistem peredaran darah tertutup.
Salah satu paling berperan dalam kehidupan manusia (dalam bidang
pertanian) adalah cacing tanah (Kelas Oligochaeta) yang mampu
meningkatkan kesuburan tanah Polychaeta Polychaeta (dalam bahasa yunani,
poly = banyak, chaetae = rambut kaku) merupakan annelida berambut
banyak. Tubuh Polychaeta dibedakan menjadi daerah kepala (prostomium)
dengan mata, antena, dan sensor palpus. Polychaeta memiliki sepasang
struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal = parapodium) pada
setiap segmen tubuhnya.Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan
mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga seperti
insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut kaku yang
disebut seta yang tersusun dari kitin. Anatomi polychaeta Reproduksi
polychaeta Polychaetamemilikikelaminterpisah
Perkembangbiakannyadilakukansecaraseksual.
Pembuahannyadilakukandiluartubuhdanterutamadidalamair.Teluryangtelahdib
uahiakanmenjadi larva yang disebut trakofora. Beberapa spesies
mengembangkan segmen khusus yang berisi gamet dan melakukan epitoksi.

Segmen itu dilepaskan dan gamet meledak lalu membentuk individu baru.
Aseksual reproduksi polychaeta Pada reproduksi aseksual, tubuh melakukan
epitoksi (pembentukan individu reproduktif) dan hewan
menjaditampak2bagianyangakhirnyaakanmembentukindividubaru.
Contoh Polychaeta : Yang Sesil : - cacing kipas (Sabellastarte indica) yang
berwarna cerah hidup bebas : - Marphysa sanguinea - Arenicola marina Kelabang laut ( Nereis virens ) - cacing palolo ( Eunice viridis ) - cacing wawo
(Lysidice oele ) peranan Polychaeta bagi kehidupan manusia Cacing wawo,
cacing palolo mengandung protein tinggi dan sering dikonsumsi oleh orangorang di Kepulauan maluku. Nereis sp merupakan jenis polychaeta yang umum
digunakan sebagai pakan alami pada usaha budidaya udang secara intensif,
karena jenis inimemiliki kandungan nutrisi tinggi bagi pertumbuhan
udangwindudanmeningkatkanmutuudang.

Oligochaeta Oligochaeta (dalam bahasa yunani, oligo = sedikit, chaetae =


rambut kaku) yang merupakan annelida berambut sedikit.Oligochaeta tidak
memiliki parapodia, namun memiliki seta pada tubuhnya yang bersegmen.
Habitat di air tawar atau di daratan(tanah). Cacing ini bersifat saprofit dengan
memakan zat organik dan organisme yang telah mati. Anatomi Oligochaete
Reprosuksi Oligochaeta Reproduksi
Umumnyabersifathermafrodit,tetapicacinginitidakmelakukanpembuahansendiri,
melainkansecarasilang.Dua
cacingyangmelakukankawinsilangmenempelkantubuhnyadenganujungkepalaberl
awanan.Alatkelaminjantan
mengeluarkanspermadanditerimaolehkliteliumcacingpasangannya.Padasaatbers
amaanklitelium
mengeluarkanmukosakemudianmembentukkokon.Spermabergerakkealatreprodu
ksibetinadandisimpandi
reseptakelseminal.Ovumyangdikeluarkandariovariumakandibuahiolehsperma.Sel
anjutnya,ovumyang
telahdibuahimasukkedalamkokon.Telurbersamakokonakankeluardaritubuhcacing
danmenjadiindividuyang baru. Contoh Oligochaeta : - cacing tanah Amerika
(Lumbricus terrestris) - cacing tanah Asia (Pheretima) - cacing merah/cacing
sutera (Tubifex) - cacing tanah raksasa Australia (Digaster longmani) - cacing
raksasa sumatra ( Momiligester hautenii ) peranan oligochaeta bagi kehidupan
manusia: - Cacing ini memakan oarganisme hidup yang ada di dalam tanah
dengan cara menggali tanah.Kemampuannya yang dapat menggali bermanfaat
dalam menggemburkan tanah. Digunakan untuk bahan kosmetik, obat, dan
campuran makan berprotein tinggi bagi hewan ternak.

Ciri-Ciri Umum phylum Mollusca


1. Tubuh biasanya pendek yang diselimuti oleh mantel pada sebagian atau
seluruh tubuhnya. 2. Badan terdiri atas kepala, kaki dan massa jerohan. 3.

Biasanya memiliki cangkang yang dibentuk oleh mantel. 4. Saluran pencernaan


makanan lengkap dan kompleks.
5. Sistem sirkulasi terbuka, kecuali pada Cephalopoda 6. Alat respirasi berua
insang, ktenidium, mantel atau rongga mantel. 7. Alat ekskresi berupa ginjal
(nefridium) yang berjumlah sepasang 8. Kelamin biasanya terpisah 9. Larva
trokofor atau veliger 10. Tubuh tidak bersegmen.

Secara umum ciri-ciri filum arthropoda adalah sebagai berikut:


1. Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan
badan belakang (abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala
dan dada yang bersatu (cephalothoraks) 2. Memiliki 3 lapisan (triploblastik)
yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm dengan rongga tubuh. 3. Bentuk
tubuh simetris bilateral 4. Bagian tubuh terbungkus oleh eksoskelet yang
mengandung khitin 5. Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut,
kerongkongan usus, dan anus 6. Sistem reproduksi terpisah, artinya ada
hewan jantan dan ada hewan betina. Reproduksi terjadi secara seksual dan
aseksual (partenogenesis dan paedogenesis) 7. Memiliki sistem peredaran
darah terbuka (sistem lakuner) dan alat peredarannya berupa jantung dan
pembuluh-pembuluh darah terbuka 8. Sistem syaraf terdiri dari ganglion
anterior yang merupkan otak terletak di atas saluran pencernaan,
sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan syaraf sebelah
ventral,serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang dihubungkan satu
dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan sepanjang tubuh dari
depan ke belakang di bawah saluran pencernaan. 9. Sistem eksresinya
berupa berupa saluran-saluran malphigi 10. Alat pernapasan berupa trakea,
insang, dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru- paru buku) 11. Sifat
hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas dan Hidupnya
di darat, air tawar dan laut.
Perbedaan dari masing-masing kelas akan dijelaskan berikut ini.
Perhatikan tabelnya! CIRI KELAS 1. Crustacea 2. Arachnida 3. Myriapoda 4.
Insecta Tubuh a. Mempunyai rangka yang keras b. Terdiri atas 2 bagian :
kepala-dada dan perut Terdiri atas 2 bagian : kepala-dada dan perut a.
Chilopoda: kepala dan badan gepeng (dorso ventra) b. Diplopoda : kepala
dan badan silindris Terdiri atas kepala, dada dan abdomen (perut) Kaki 1
pasang pada setiap segmen tubuh 4 pasang pada kepala - dada 1 pasang
atau 2 pasang pada setiap ruas 3 pasang pada dada atau tidak ada Sayap
Tidak ada Tidak ada Tidak ada 2 pasang atau tidak ada Antena 2 pasang
Tidak ada a. Chilopoda : 1 pasang dan panjang b. Diplopoda : 1 pasang dan
pendek 1 pasang Organ Pernafasan Insang atau seluruh permukaan tubuh
Paru-paru buku Trakea Trakea Tempat hidup Air tawar, air laut Di darat Di
darat Di darat
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat
berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot)

atau peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma


(plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot
itu membentuk ciri fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan
pada dasarnya gamet-gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya
motil seperti pada tumbuhan, maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana
berbeda dalam ukuran tetapi serupa dalam bentuk maka disebut anisogami, bila
satu tidak motil (dan biasanya lebih besar) dinamakan oogami. Hal ini
merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan, dan sebagian besar
jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya tidak berflagel,
dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.

Penjelasan singkat daur karbon dan daur nitrogen Gambar daur karbon Manusia,
hewan, dan tumbuhan akan mengeluarkan karbon dioksida apabila berespirasi.
Apabila ada makhluk hidup yang meninggal, maka proses pembusukan tersebut
juga akan menghasilkan karbon dioksida dan seiring berjalannya waktu akan
membentuk bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil itu dapat digunakan sebagai
bahan bakar mobil ataupun keperluan industri yang akan menghasilkan karbon
dioksida seperti pembakaran kayu. Hewan di air juga akan mengeluarkan karbon
dioksida ke air. Karbon dioksida yang berada di udara dapat berpindah ke air dan
sebaliknya. Karbon dioksida akan diambil oleh tumbuhan untuk proses
fotosintesis. Karbon dioksida yang berada di air akan mengendap menjadi batu
kapur. Gambar daur nitrogen Nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik
(urea, protein, dan asam nukleat) atau sebagai senyawa anorganik ( amonia,
nitrit, dan nitrat). Tumbuhan dan hewan membutuhkan nitrogen (tidak dalam
bentuk gas) untuk membuat protein. Nitrogen di udara berada kurang lebih
sebanyak 80%.Tumbuhan dapat menyerap nitrogen dalam bentuk senyawa nitrit
atau nitrat. Tahap pertama daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer
ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen,
penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen
yang dapat dilakukan oleh bakteri yang dapat mengikat nitrogen seperti
bakteri rhizobium dan azetobacter. Selain itu, ganggang hijau-biru dalam air juga
memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen. Tahap kedua, nitrat yang dihasilkan
oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi
molekul protein. Selanjutnya jika tumbuhan atau hewan mati, makhluk pengurai
merombaknya menjadi gas amoniak dan garam amonium yang larut dalam air.
Proses ini disebut dengan amonifikasi. Selanjutnya adalah proses nitrifikasi.
Bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas) mengubah amoniak dan senyawa amonium
menjadi nitrat oleh bakteri nitfrifikasi lainnya (Nitrobacter). Apabila oksigen
dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas
nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi.

klasifikasi perbedaan Bryophyta Pteridophyta dan Spermatophyta TUMBUHAN


LUMUT PAKU BERBIJI Nama Divisi Bryophyta Pteridophyta Spermatophyta
Gymnospermae (berbiji terbuka) Angiospermae (berbiji tertutup) Daunnya Lumut

hati dan lumut tanduk tidak mempunyai struktur daun. Lumut daun mempunyai
daun sederhana, berbentuk pipih bilateral dengan satu pembuluh angkut di
dalam ibu tulang daun, dan mengandung kloroplas. a) Mikrofil: berukuran kecil,
berbentuk seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai, tidak bertulang daun, dan
sel-selnya belum mengalami diferensiasi. b) Makrofil: berukuran besar,
bertangkai daun, bertulang daun, serta sel-selnya mengalami diferensiasi
membentuk jaringan tiang, jaringan bunga karang, tulang daun, dan stomata.
Sel-sel daun mengalami diferensiasi menjadi epidermis dan mesofil. Mesofil
tersusun dari jaringan tiang dan jaringan bunga karang. batangnya Batangnya
tidak memiliki pembuluh angkut (xilem dan floem) rhizome . Pada batang
terdapat pembuluh angkut xilem dan floem. berbiji dapat tegak, condong,
berbaring, atau merayap. Sel- selnya mengalami diferensiasi menjadi epidermis,
korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan floem). Akarnya Rizoid berfungsi
untuk melekat pada tempat tumbuh (substrat) serta menyerap air dan unsur
hara. Akar serabut. Akar ini merupakan akar sejati karena sel-selnya sudah
terdiferensiasi menjadi epidermis, korteks, dan silinder pusat yang di dalamnya
terdapat pembuluh angkut xilem dan floem. berbentuk serabut dan ada yang
berupa akar tunggang. Sel-sel akar mengalami diferensiasi menjadi epidermis,
korteks, serta silinder pusat yang di dalamnya terdapat xilem dan floem
Alat Reproduksi terjadi metagenesis yaitu pergiliran keturunan secara teratur
antara generasi sporofit (2n) dan generasi gametofit (n). Generasi sporofit
menghasilkan spora, sedangkan generasi gametofit menghasilkan gamet jantan
dan gamet betina untuk melakukan reproduksi. yaitu secara aseksual (vegetatif)
yaitu dengan cara menghasilkan gemma (tunas) yang mengandung spora, dan
secara seksual (generatif) yaitu dengan cara memproduksi sel kelamin jantan
dan sel kelamin betina oleh alat kelamin (gametangium). Reproduksi Vegetatif
Merupakan cara reproduksi tanpa melibatkan gamet jantan dan gamet betina.
Reproduksi vegetative dapat terjadi secara alami atau buatan
METAGENESIS LUMUT DAN PAKU SPORA --> tumbuh jadi PROTONEMA -->
tumbuh jadi TUMBUHAN LUMUT --> membentuk ANTERIDIUM (alat kelamin
jantan) dan ARKEGONIUM (alat kelamin betina) --> ANTERIDIUM membentuk
SPERMATOZOID, sedangkan ARKEGONIUM membentuk OVUM --> keduanya
bersatu membentuk ZIGOT --> SPORANGIUM Urutan Metagenesis pada
Tumbuhan paku: SPORA --> PROTALIUM --> membentuk ANTERIDIUM dan
ARKEGONIUM --> ANTERIDIUM membentuk SPERMATOZOID, sedangkan
ARKEGONIUM membentuk OVUM --> keduanya bersatu membentuk ZIGOT -->
TUMBUHAN PAKU --> SPORANGIUM. Tipe-tipe Saluran Air pada Porifera Porifera
mempunyai sistem saluran air yang dimulai dari pori tubuh, spongosol (rongga
tubuh), dan keluar melalui oskulum. Terdapat tiga tipe Porifera berdasarkan tipe
saluran airnya yaitu askon, sikon, dan ragon atau leukon. Berikut penjelasan tipe
salusan air pada porifera a. Tipe Askon Tipe askon merupakan sistem saluran air
yang paling sederhana. Air masuk melalui pori kemudian menuju ke spongosol
dan keluar melalui oskulum. Contohnya pada Leucosolenia. b. Tipe Sikon Pada
tipe ini air masuk melalui pori menuju ke saluran radial yang berdinding koanosit
menuju ke spongosol dan keluar melalui oskulum. Contohnya pada Scypha. c.
Tipe Ragon atau Leukon Tipe ragon merupakan tipe saluran air yang paling

rumit. Air masuk melalui pori kemudian memasuki saluran radial yang
bercabang-cabang dan saling berhubungan. Sel-sel koanosit terdapat pada
rongga yang berbentuk bulat. Air kemudian keluar melalui oskulum. Contohnya
pada Euspongia dan Spongila. Metamorfosis Pada Insecta Metamorfosis pada
hewan Insecta biasanya dialami oleh kelompok serangga bersayap (Pterygota).
Dalam perkembangannya menuju dewasa, pterygota mengalami metamorfosis.
Metamorfosis pada Pterygota dapat dibedakan menjadi dua yaitu hemimetabola
dan holometabola. Hemimetabola, yaitu serangga yang mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Tahapan metamorfosis ini adalah telur, nimfa,
imago. Contohnya kecoa, belalang, belalang sangit Holometabola, yaitu seangga
yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapannya adalah telur, larva, pupa
dan imago. Contohnya nyamuk, lalat dan kupu-kupu.
PROSES TERJADINYA SIKLUS NITROGEN

Di udara Nitrogen sepertinya tidak terbatas jumlahnya karena jumlahnya 78%


paling besar diantara gas-gas lainnya seperti oksigen, sulfur, karbon dan lainnya.
Jumlah Nitrogen 78% tersebut dalam bentuk unsur bukan senyawa. Padahal
makhluk hidup memerlukan Nitrogen dalam bentuk senyawa misalnya nitrat,
asam amino, protein yang sangat penting untuk proses pertumbuhan. Jadi
nitrogen udara tersebut harus di proses sehingga bisa membentuk senyawa
yang penting untuk dapat memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Proses ini
disebut juga dengan Siklus Nitrogen, tahap pertama dalam siklus nitrogen adalah
Fiksasi nitrogen yaitu proses perubahan gas nitrogen yang tidak reaktif menjadi
lebih reaktif. Fiksasi ada 2 cara yaitu fiksasi secara biologis dan fiksasi secara
nonbiologis. Fiksasi secara nonbiologis terjadi pada kegiatan industri dan pada
saat terjadi petir. Pada saat terjadi petir, energy dari petir menyatukan Nitrogen
dan Oksigen sehingga terbentuk nitrogen dioksida (NO2), kemudian gas Nitrogen
dioksida bereaksi dengan air membentuk asam nitrat, sebagian ion nitrat (NO3-)
diserap oleh akar tumbuhan dan sebagian asam nitrat akan mengalami
denitrifikasi, dan sebagian asam nitrat yang lain akan menumpuk pada endapan.
Sedangkan pada fiksasi biologis dilakukan oleh beberapa bakteri simbiotik
(paling sering dikaitkan dengan tanaman polong-polongan) misalnya bakteri
Rhizobium mutualistic dan beberapa bakteri yang hidup bebas misalnya
Azotobacter. Ganggang biru juga mampu mengikat nitrogen. Nitrogen yang diikat
biasanya dalam bentuk ammonia. Ammonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri
nitrit yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrit. Proses
ini disebut Nitritasi. Kemudian nitrit dengan bantuan bakteri nitrat yaitu
Nitrobacter akan diubah menjadi nitrat, proses ini disebut nitratasi. Selanjutnya,
dengan bantuan bakteri Pseudomonas denitrifican & Thiobacillus denitrificans
nitrat diubah menjadi ammonia kembali dan ammonia diubah menjadi nitrogen
yang dilepaskan ke udara, proses ini disebut denitrifikasi. Selain itu ada pula
proses asimilasi yaitu akar tumbuhan akan menyerap senyawa nitrat, ammonia
atau ammonium dari dalam tanah untuk menyusun protein dalam tubuhnya.
Ketika tumbuhan tersebut dimakan oleh herbivore, nitrogen yang ada akan
berpindah ketubuh herbivore tersebut bersama makanan. Dan ketika tumbuhan

dan herbivore mati ataupun mengeluarkan sisa hasil ekresi (urine) akan
diuraikan oleh decomposer menjadi ammonium dan ammonia, proses ini disebut
amonifikasi. Selanjutnya akan terjadi proses nitrifikasi sampai proses denitrifikasi
begitu pula seterusnya. Proses ini akan berjalan terus menerus.
SIKLUS SULFUR
Sulfur dialam ditemukan dalam berbagai bentuk. Dalam tanah sulfur ditemukan
dalam bentuk mineral, diudara dalam bentuk gas sulfur dioksida dan didalam
tubuh organisme sebagai penyusun protein.
Siklus sulfur di mulai dari dalam tanah. yaitu ketika ion-ion sulfat di serap oleh
akar dan di metabolisme menjadi penyusun protein dalam tubuh tumbuhan.
Ketika hewan dan manusia memakan tumbuhan, protein tersebut akan
berpindah ketubuh manusia. Dari dalam tubuh manusia senyawa sulfur
mengalami metabolisme yang sisa-sisa hasil metabolisme tersebut diuraikan
oleh bakteri dalam lambung berupa gas. Salah satu zat yang terkandung dalam
gas tersebut adalah sulfur. Semakin besar kandungan sulfur dalam gas maka gas
akan semakin bau.
Hidrogen sulfida (H2S) berasal dari penguraian hewan dan tumbuhan yang mati
oleh mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Hidrogen sulfida hasil penguraian
sebagian tetap berada dalam tanah dan sebagian lagi di lepaskan ke udara
dalam bentuk gas hidrogen sulfida. Gasi hidrogen sulfida di udara kemudian
bersenyawa dengan oksigen membentuk sulfur dioksida. Sedangkan hidrogen
sulfida yang tertinggal didalam tanah dengan bantuan bekteri akan diubah
menjadi ion sulfat dan senyawa sulfur oksida. Ion sulfat akan diserap kembali
oleh tanaman sedangkan sulfur dioksida akan terlepas keudara.
Diudara sulfur dioksida akan bereaksi dengan oksigen dan air membentuk asam
sulfat (H2SO4) yang kemudian jatuh ke bumi dalam bentuk hujan asam.
Hujan asam juga dapat disebakan oleh polusi udara seperti asap-asap pabrik,
pembakaran kendaraan bermotor, dll. Hujan asam dapat menjadi penyebab
korosi batu-batuan dan logam. H2SO4 yang jatuh kedalam tanah oleh bakteri di
pecah lagi menjadi ion sulfat yang kembali diserap oleh tumbuhan, tumbuhan di
makan oleh hewan dan manusia, makhluk hidup mati diuraikan oleh bakteri
menghasilkan sulfur kebali. bergitu seterusnya. Siklus sulfur atau daur belerang
tidak akan pernah terhenti selama salah satu komponen penting penting seperti
tumbuhan masih ada di permukaan bumi ini.
Dalam daur sulfur atau siklus belerang, untuk merubah sulfur menjadi senyawa
belerang lainnya setidaknya ada dua jenis proses yang terjadi. Yaitu melalui
reaksi antara sulfur, oksigen dan air serta oleh aktivitas mikrorganisme.
beberapa mikroorganisme yang berperan dalam siklus sulfur adalah dari
golongan bakteri, antara lain adalah bakteri Desulfomaculum dan bakteri
Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen
sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan oleh bakteri fotoautotrof anaerob

(Chromatium) dan melepaskan sulfur serta oksigen. Kemudian Sulfur dioksidasi


yang terbentuk diubah menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof (Thiobacillus).
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab pada setiap
proses trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S S SO4 => bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2. SO4 H2S => bakteri desulfovibrio dalam reaksi reduksi sulfat Anaerobik.
3. H2S SO4 => bakteri thiobacilli dalam proses reaksi oksidasi sulfide aerobik.
4. Sulfur organik SO4 + H2S, => mikroorganisme heterotrofik aerobik dan
anaerobik.

PROSES TERJADINYA SIKLUS SULFUR

Sulfur terjadi akibat dari proses terjadinya pembakaran bahan bakar fosil batu
bara atau terjadi akibat adanya aktifitas gunung berapai, lalu asapnya itu akan
naik ke atmosfer, atau udara sulfur oksida itu akan berada diawan yang menjadi
hidrolidid air membentuk H2SO4, awan akan mengalami kondensasi yang
akhirnya menurunkan hujan yang dikenal dengan hujan asam.
Air hujan itu akan masuk kedalam tanah yang akan diubah menjadi Sulfat yang
sangat peting untuk tumbuhan. Sulfat hanya terdapat dalam bentuk anorganik
(SO4), sulfat ini yang mampu berpindah dari bumi atau alam ketubuh tanaman/
tumbuhan melalui penyerapan sulfat oleh akar .Sulfur akan direduksi oleh
bakteri menjadi sulfida dan berbentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida.

SIKLUS FOSFOR

Daur fosfor tidak akan seribet daur nitrogen yang diposting sebelumnya. Fosfor
sangat penting bagi kehidupan. Sebagai fosfat, merupakan komponen DNA, RNA,
ATP, dan juga fosfolipid yang membentuk semua membran sel. Melihat
hubungan antara fosfor dan kehidupan, fosfor adalah unsur yang secara historis
pertama kali diisolasi dari urin manusia, dan tulang abu merupakan sumber
fosfat penting pada awalnya. Kadar fosfat yang rendah batas penting untuk
pertumbuhan di beberapa sistem perairan.

Daur / siklus fosfor adalah proses yang tidak pernah berhenti mengenai
perjalanan fosfor dari lingkungan abiotik hingga dimanfaatkan dalam proses

biologis. Berbeda dengan daur hidrologi, daur karbon, dan daur nitrogen, daur
fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk
ion fosfat (fosfor yang berikatan dengan oksigen : H2PO4- dan HPO42-). Ion
fosfat banyak terdapat dalam bebatuan. Pengikisan dan pelapukan batuan
membuat fosfat larut dan terbawa menuju sungai sampai laut sehingga
membentuk sedimen. Sedimen ini muncul kembali ke permukaan karena adanya
pergerakan dasar bumi.

Ion fosfat dapat memasuki air tanah sehingga tumbuhan dapat mengambil fosfat
yang terlarut melalui absorbsi yang dilakukan oleh akar. Dalam proses rantai
makanan, Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya.
Selanjutnya karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya.
Daur fosfor adalah suatu proses atau siklus yang melibatkan fosfor sebagai
bahan yang di proses/ mengalami daur ulang. Daur fosfor meliputi input serta
proses yang di daur hingga akhirnya menjadi fosfor kembali.

Di bumi banyak terdapat fosfor yang antara lain sumber fosfor di dapat dari
batuan, bahan organik, tanaman, dan juga tanah. Input daur fosfor berupa hasil
pelapukan bebatuan, sedangkan outputnya menghasilkan fiksasi mineral dan
pelindikan.

Gambar Daur Fosfor

Daur Fosfor

Di alam ini terdapat dua jenis fosfor yaitu senyawa fosfat organik (pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).

Oleh dekomposer atau pengurai, fosfat yang berasal dari tumbuhan serta hewan
yang mati kemudian di uraikan menjadi fosfat anorganik. Fosfat banyak ditemui
pada fosil dan batu karang, karena fosfat dari air tanah atau air laut terurai dan
selanjutnya mengendap pada sedimen laut.
Mekanisme Transpor Membran
Metabolisme merupakan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan energi yang
diperlukan untuk hidup. Berbagai macam molekul, seperti molekul makanan
maupun gas oksigen dan karbondioksida senantiasa keluar-masuk sel dalam
proses tersebut. Setiap molekul memiliki sifat yang khas, begitu pula membran
sel. Transport membran selain merupakan sebuah proses gerakan, ternyata
sangat dipengaruhi oleh interaksi antara membran sel dengan molekul-molekul
yang ditranspor. Hal itu bisa dilihat pada keragaman jalur berbagai molekul
untuk melewati membran sel.

Berikut ini pembahasan yang lebih mendalam mengenai transpor pada


membran sel.

A. Pengertian Mekanisme Transpor pada Membran

Mekanisme transpor pada membran adalah proses keluar masuknya molekul


melewati membran sel. Berbagai macam molekul, seperti glukosa, oksigen, dan
karbondioksida senantiasa harus melewati membran sel untuk keluar-masuk sel
dalam proses metabolisme.
Membran sel terbentuk dari struktur fosfolipid bilayer. Bagian luar bersifat
hidrofilik, sementara bagian dalam bersifat hidrofobik. Sifat kimia membran sel
tersebut, berpengaruh terhadap molekul-molekul yang bergerak melewatinya.
Untuk lebih mendalaminya, berikut ini disajikan berbagai macam jenis-jenis
mekanisme membran sel dan perbandingannya.

B. Jenis-jenis Mekanisme Transpor pada Membran


Transpor membran pada sel dibedakan menjadi dua berdasarkan penggunaan
energinya, yakni transpor membran aktif yang memerlukan energi dan transpor
membran pasif yang tidak memerlukan energi.

1. Transpor Membran Aktif

Mekanisme transpor pada membran secara aktif terjadi karena molekul tidak
bisa dilewatkan secara langsung melewati fosfolipid bilayer atau karena jumlah
molekul di luar sel yang lebih sedikit. Molekul yang mengalami kesulitan untuk
melewati membran sel umumnya terjadi karena interaksi antara membran sel
yang memiliki ekor bagian dalam yang bersifat hidrofobik non polar dengan
molekul yang bersifat hidrofilik dan atau polar. Selain itu, ukuran molekul yang
besar juga merupakan faktor penghambat untuk melewati membran sel.

Transpor membran secara aktif sendiri terdiri dari beberapa macam, antara lain:

a. Pompa ATP

Mekanisme pompa ATP terjadi akibat perubahan pada protein membran yang
mengalami perubahan bentuk sehingga memungkinkan molekul bisa
melewatinya untuk keluar atau masuk sel. Perubahan konformasi itu sendiri
terjadi dengan penggunaan ATP.
b. Kotranspor
Kotranspor adalah transpor zat yang mengaktifkan transpor zat lain melewati
membran plasma. Kotransport dibedakan menjadi dua, yaitu simport dan
antiport. Disebut simport apabila kedua jenis zat memiliki arah pergerakan yang
sama, dan disebut antiport apabila arah pergerakannya berlawanan. Contoh
mekanisme kotranspor, berupa pompa potasium dan sodium.
c. Endositosis dan Eksositosis

Endositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke dalam sel dengan


cara membentuk vesikula baru dari membran plasma. Endositosis dibagi
menjadi 2, yaitu pinositosis (pemasukan zat cair) dan fagositosis (pemasukan zat
cair). Sedangkan eksositosis adalah transpor makromolekul dan materi ke luar
sel dengan membentuk vesikula baru.

2. Transpor Membran Pasif

Mekanisme transpor membran secara pasif terjadi dengan memanfaatkan


prinsip sederhana difusi. Molekul akan berpindah dari seuatu area yang
konsentrasinya tinggi ke rendah. Hal ini menyebabkan sel tidak perlu
mengeluarkan energi.

a. Difusi

Difusi adalah perpindahan molekul atau ion. Sebagai akibat gerak acak, dari
daerah berkonsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah. Kecepatan
difusi zat melalui membran sel tidak hanya tergantung pada gradien konsentrasi
(perbedaan konsentrasi antar ruang pada sel), tetapi juga pada besar, muatan
dan daya larut dalam lipid dari partikel-partikel tersebut. Pada umumnya zat-zat
yang larut dalam lipid, yaitu molekul hidrofobik, lebih mudah berdifusi melalui
membrane daripada molekul hidrofilik. Membrane sel, kurang permeable
terhadap ion-ion (seperti Na+, Cl-, K+) dibandingkan dengan molekul kecil yang
tidak bermuatan. Dalam keadaan yang sama, molekul kecil lebih cepat berdifusi
melalui membrane sel daripada molekul besar
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi ialah:
a). Jarak
b). Luas permukaan
c). Beda konsentrasi
d). Suhu
e). Permeabilitas membran
f). Ukuran molekul

b. Osmosis

Osmosis adalah bagian khusus dari difusi. Osmosis ialah pergerakan air dari
konsentrasi yang lebih tinggi ke rendah melewati membran semipermeabel.

Dampak peristiwa osmosis terjadi akibat sel ditempatkan pada kondisi


hipertonik maupun hipotonik.

c. Difusi Terfasilitasi

Difusi terfasilitasi adalah adalah difusi yang dibantu protein pembawa atau
dengan saluran protein.

Molekul-molekul yang melewati membran sel dengan difusi terfasilitasi adalah


molekul-molekul berukuran besar seperti glukosa maupun molekul-molekul kecil
seperti air yang memiliki protein membran khusus sebagai media transpor.

C. Perbandingan Mekanisme Transpor pada Membran

Selain penggunaan energi. Perbedaan lain antara transpor membran pasif dan
aktif adalah arah pergerakan zat yang ditranspor terhadap gradien
konsentrasinya. Pada mekanisme transpor pasif, arah pergerakan zat terhadap
konsentrasinya adalah dari tinggi ke rendah. Sebab pada mekanisme transpor ini
tidak ada pengeluaran energi. Sedangkan pada mekanisme transpor aktif, zat
yang ditranspor bergerak dari gradien konsentrasi rendah ke tinggi. Hal ini
dimungkinkan sebab ada penggunaan energi. Selain itu, perbedaan lainnya
adalah penggunaan karakteristik molekul yang ditranspor. Molekul bermuatan
seperti ion dan yang berukuran besar hanya ditranspor secara aktif karena tidak
bisa menembus fosfolipid bilayer.

1. Dinding sel
Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan
Dinding sel tersusun atas selulosa yang kuat yang dapat memberikan sokongan,
perlindungan dan untuk mengekalkan bentuk sel
Terdapat liang pada dinding sel untuk membenarkan pertukaran bahan diluar
dengan bahan didalam sel
Dinding sel terdiri dari selulosa (sebagian besar), hemiselulosa, pektin, lignin,
kitin, garam karbonat dan silikat dari Ca dan Mg
Fungsi dinding sel :
Memberi bentuk sel
Melindungi bagian sebelah dalam dan mengatur transportasi zat
Menyokong tumbuhan yang tidaka berkayu
2. Nukleus
Merupakan inti dari sel, berbentuk bulat, dibatasi oleh membran sehingga cairan
sel bisa keluar masuk
Secara kimia terdiri dari DNA, RNA dan protein (histon)
Dalam nukleus terdapat kromosom yang berfungsi untuk pembelahan sel
Fungsi nukleus :
Mengendalikan metabolisme sel
Tempat penggandaan dan transkripsi DNA
Pengatur pembelahan sel dan pembawa informasi genetik
3. Mitokondria (The Power House)
Benda bulat berbentuk tongkat mempunyai 2 lapis membran
Ukurannya 0,2--5 micrometer
Jumlahnya dalam sel berbeda-beda
Terdapat pada sel saraf dan sel otot
Respirasi seluler menghasilkan energi melalui metabolisme aerob
Lapisan didalamnya berlekuk-lekuk dan dinamakan krista

Fungsi mitokondria :
Mengandung enzim-enzim yang melakukan oksidasi makanan dan mensintesa
ATP untuk energi pada sel
Tempat terjadinya respirasi sel menghasilkan energi
4. Ribosom (Ergastoplasma)
Bagian paling kecil yang tersuspensi/tersebar di dlama sitoplasma
Terdapat dalam sel hati kurang lebih 25%
Ada yang melekat di RE (sehingga menjadikan RE tersebut dinamakan RE kasar
dan ada pula yang soliter)
Fungsi ribosom :
Mensintesa protein, protein yang baru di sintesa dikemas dalam satu organel
yang dibatasi membran
5. Retikulum Endoplasama (RE)
Berbentuk tabung pipih berpasang-pasangan
Terbagi dua : 1. RE kasar > retikulum yang pada membrannya menempel
ribosom, berfungsi
untuk sintesa protein
2. RE halus > tanpa ribosom, berfungsi mensintesa lemak,
fosfolipid dan steroid
Struktur RE hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron
Fungsi Retikulum Endoplasma :
Sebagai alat transportasi zat-zat didalam sel itu sendiri
6. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)
Terdapat pada semua sel tumbuhan dan hewan
Berbentuk setumpuk saku pipih berkelok-kelok yang dibatasi membran
Di hasilkan oleh RE halus
Pada sel tumbuhan badan golgi disebut diktiosom
Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekresi sel
Fungsi badan golgi :
Memodifikasi protein dengan menambahkan oligosakarida

Membentuk lisosom
Untuk sekresi pada mukosa
7. Lisosom
Berbentuk bulat, yang dibatasi oleh membran tunggal
Dihasilkan oleh apparat golgi yang penuh dengan protein
Mempunyai enzim hidrolitik untuk pencernaan polisakarida, lipid, asam nukleat &
protein
Salah satu enzimnya yaitu Lisozym
Fungsi lisosom :
Berperan penting dalam matinya sel
Mencerna makromolekul secara intraseluler
Sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler
Mencerna materi yang di ambil secara endositosis
Menghancurkan organel sel lain yang sudah tidak berfungsi
Menghancurkan selnya sendiri (autolisis)
8. Sentriol/Sentrosom
Terdapat dalam sitoplasma pada permukaan luar nukleus, yang terdiri dari
sebaris silinder sebanyak 9 mikrotubuli
Sebelum sel membelah, sentriol akan berduplikasi untuk membentuk benda
basal, silia, dan flagela
Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (mitosis
maupun meiosis)
Fungsi sentrosom :
Mengatur pembelahan sel dan pemisahan kromosom selama pembelahan sel
pada hewan
Mensintesis mikrotubul silia dan flagela
Menghasilkan gelendong pada sel hewan
Sebagai benda kutub dalam mitosis dan meiosis
9. Membran Plasma
Tersusun atas karbohidrat, protein dan lemak

Fungsi membran plasma :


Pelindung bagi sel agar sel tidak keluar
Pengatur pertukaran zat yang keluar masuk ke dalam sel
Melakukan seleksi dalam atau luar sel (selektif permeabel)
10. Sitoplasma
Merupakan cairan sel dalam sel (sitosol)
Didalamnya terdapat berbagai organel sel
Fungsi sitoplasma :
Sebagai tempat berlangsungnya metabolisme sel
11. Vakuola (Rongga Sel)
Berisi garam-garam organik, glikosida, tanin (zat penyamak), minyak eteris,
alkaloid, enzim, butir-butir pati
Fungsi vakuola :
Sebagai pengatur tekanan turgor
Tempat menyimpan cadangan makanan, pigmen, minyak astiri dan sisa
metabolisme
12. Plastida
Mengandung pigmen dan menyimpan makanan
Memiliki membran rangkap, berkembang dari proplastida di daerah meristematik
Macam-macam plastida : > Leukoplas : tidak berwarna sebagai gudang
simpanan makanan, amiloplas (berisi amilum), proteinoplas (protein), elailoplas
(berisi minyak dan lemak)
> Kloroplas : berwarna hijau, mengandung klorofil,
pigmen karotenoid, berfungsi untuk fotosintesis
> Kromoplas : berwarna merah/kuning, mengandung
karotenoid (karoten dan xantofil), non fotosintesis
13. Peroksisom (Badan Mikro)
Bentuk dan ukuran sama seperti lisosom
Mengandung enzim, terutama katalase, yang mengkatalisisr perombakan H2O2
yang berbahaya pada metabolisme
Fungsi peroksisom :

Merubah lemak menjadi karbohidrat


Menghasilkan enzim oksidatif untuk membentuk H2O2 untuk merombak lemak
Menghasilkan enzim katalase untuk mengubah H2O2 menjadi H2O dan O2
14. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel
dan sebagai rangka sel, terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan
Fungsi mikrotubulus :
Membentuk protein tubulin
Penyusun spindel, sentriol, silia & flagela
Berperan penting dalam pembelahan sel
15. Mikrofilamen
Berbentuk serat tipis panjang, penampang 5--6 micrometer
Terdiri dari protein aktin dan miosin (contohnya pada otot)
Fungsi mikrofilamen :
Berfungsi pada pergerakan sel sewaktu terjadi pembelahan, sitoplasma dan
kontraksi otot

Vous aimerez peut-être aussi