Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRACT
This study aims to determine (1) factors that affect the income level of indigenous
peoples in the Hatusua Village, (2) the level of income and expenditure of indigenous
peoples in the Hatusua Village, (3) the level of poverty in indigenous communities of
Hatusua, (4) factors that cause poverty in indigenous communities in Hatusua Village,
and (5) strategies used to reduce poverty in Hatusua Village. Sampling method used
was systematic random sampling of 43 households. Primary data was derived from
interviews and direct observation in the field, while the secondary data was obtained
from the Hatusua Village office and related agencies associated with this research.
The analysis used descriptive analysis and multiple linear regression, income levels
and poverty rates, logistic regression and swot analysis. Research results showed
that based on the results of descriptive analysis, the factors that influence the level
of income are age, educational level, family size, type of work, government policies,
capital constraints, and extension frequency. From estimates of multiple linear
regression analysis it is known that factors significantly affecing income level are
income derived from plantation crops, commercial businesses, service industry, civil
servants, and retirement. Poverty rates are 32.56 percent (Statistical Center), 32,56
percent (Sayogyo) and 58,14 percent (world bank). Based on the estimation of logistic
regression analysis, the factors that affect poverty are the number of family members
and farmers. Strategy needed for overcoming poverty is agricultural development
and conservation of tourist attractions, establishment of good cooperation between
government and church organizations and also between farmers and governmental
agencies or stakeholders, improving the quality of human resources through guidance
and training in the community, especially farmers, provision of venture capital for the
community and minimizing the consumption of alcohol.
Keywords: Factors Contributing to Poverty, Indigenous Peoples
PENDAHULUAN
Paradigma pembangunan ekonomi di
negara-negara berkembang saat ini termasuk
Indonesia, lebih difokuskan pada pencapaian
pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya.
Implikasi dari pembangunan ekonomi nasional
berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan
per kapita nasional, Biro Pusat Statistik
menunjukkan pendapatan per kapita Indonesia
mengalami peningkatan dari Rp. 17, 5 juta pada
tahun 2007 menjadi Rp.24,3 juta pada tahun
2009. Begitu juga di Maluku terjadi peningkatan
pendapatan per kapita dari Rp.174.690 tahun
143
Leunard O. Kakisina
144
Analisis Data
Untuk menganalisis tingkat pendapatan
digunakan formula sebagai berikut:
= TR TC
Dimana,
= pendapatan rumah tangga
TR = total penerimaan rumah tangga
TC = total pengeluaran rumah tangga
Untuk menganalisis garis kemiskinan
yang ditentukan oleh BPS (Biro Pusat Statistik),
Sayogyo dan Bank Dunia, sedangkan untuk
menganalisis strategi penanggulangan kemiskinan
digunakan analisis SWOT (strength/kekuatan,
weakness/ kelemahan, opportunity/peluang, and
threat/ancaman) berupa identifikasi kekuatan
(S), Kelemahan (W), yang merupakan faktor
internal diperhadapkan dengan peluang (O) dan
Ancaman (T) yang merupakan faktor eksternal
(Rangkuti, 2001).
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan
1.1. Faktor Internal
a. Umur
Tabel 1. Distribusi Kelompok Umur Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Rumah Tangga Per Bulan
(dalam ribu rupiah).
Kategori Umur
(Tahun)
Produktif (25-64)
46,51
2,33
Tidak Produktif (65-74)
48,84
Total
Sumber : Data Primer, 2011(diolah)
b. Tingkat Pendidikan
Berdasarkan tingkat pendidikan responden
terbanyak adalah SD yaitu 21 orang (48,84 %),
sementara frekuensi tingkat pendidikan terkecil
adalah tidak tamat SD, yaitu 2 orang (4,65 %). Hal
ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pada
daerah penelitian masih tergolong rendah. Sebab
rendahnya tingkat pendidikan karena minimnya
kesadaran untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi, hal ini dipengaruhi oleh
anggapan bahwa mereka masih memiliki sumber
daya alam yang sangat kaya yang dapat dijadikan
sebagai sumber pendapatannya. Rendahnya
1.664,2 - 2.873,7
2.873,8 - 4.083,4
Total
(%)
34,88
2,33
13,95
0
95,35
4,65
37,21
13,95
100
Analisis Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan pada Masyarakat Adat (Studi Kasus Negeri Hatusua Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat)
145
Tabel 2. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Rumah Tangga Per Bulan
(dalam ribu rupiah).
Tingkat
Pendidikan
(Tahun)
Tidak Sekolah/
Tidak Tamat SD
SD
SLTP
SLTA
AK/PT
1.664,2-2.873,7
2.873,8-4.083,4
Total
(%)
4,65
23,26
11,63
9,30
0
0
18,60
4,65
13,95
0
0
6,98
2,33
2,33
2,33
4,65
48,84
18,60
25,58
2,33
37,21
13,95
100
Total
48,84
Sumber : Data Primer, 2011(Diolah).
Tabel 3. Distribusi Jumlah Beban Tanggungan Berdasarkan Tingkat Pendapatan Rumah Tangga Per Bulan
(dalam ribu rupiah).
Jumlah Beban
Tanggungan
(Orang)
454,6 -1.664,1
1.664,2 -2.873,7
2.873,8 - 4.083,4
Total
(%)
4
>4
13,95
34,88
20,93
16,28
4,65
9,30
39,53
60,47
Total
48,84
37,21
13,95
100
d. Jenis Pekerjaan
Berdasarkan mata pencaharian, pekerjaan
sebagai petani sebesar sebanyak 27 orang
(60,47%), akibat dari rendahnya tingkat
pendidikan, juga karena kesempatan untuk
mengakses pekerjaan lain terbatas. Berdasarkan
tabel4, dijelaskan bahwa sebanyak 15 orang
Leunard O. Kakisina
146
memiliki pendapatan antara Rp.2.873.8004.083.400 per bulan, selain diakibatkan dari jenis
tanaman yang diusahakan merupakan tanaman
enau yang memiliki nilai jual yang tinggi, juga
Tabel 4. Distribusi Jenis Pekerjaan Berdasarkan Tingkat Pendapatan Rumah Tangga Per Bulan
(dalam ribu rupiah).
1.664,2-2.873,7
2.873,8-4.083,4
Total
(%)
Petani
Buruh
PNS
Sopir
Ojek
Pensiunan
Pedagang
34,88
4,65
0
2,33
2,33
2,33
2,33
23,26
2,33
2,33
2,33
0
2,33
4,65
4,65
0
2,33
0
0
4,65
2,33
62,79
6,98
4,65
4,65
2,33
9,30
9,30
Total
48,84
37,21
13,95
100
Jenis Pekerjaan
b. Keterbatasan Modal
Rendahnya tingkat pendidikan
menyebabkan kesempatan mengakses pekerjaan
formal menjadi sangat terbatas, akibatnya
pekerjaan pada sektor informal yang menjadi
pilihan untuk memperoleh penghasilan. Dalam
memulai usaha atau mengembangkan usaha
yang sudah ada pada sektor informal dibutuhkan
modal.
Berdasarkan tabel 4, sebagian besar
responden yaitu sebanyak 20 orang (46,51%)
yang mengaku membutuhkan modal berupa
uang, dimana modal tersebut dipergunakan untuk
pengembangkan usaha.
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Bentuk
Bantuan yang Diharapkan.
Bentuk Bantuan yang
Diharapkan
Bukan Modal
Modal
- Uang
- Ternak Sapi
- Sarana Produksi
Pertanian
Total
Jumlah
(Orang)
12
Persentase
(%)
27,91
20
5
6
46,51
11,63
13,95
43
100
Analisis Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan pada Masyarakat Adat (Studi Kasus Negeri Hatusua Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat)
147
Leunard O. Kakisina
148
Tabel 5. Struktur Pendapatan Rumah Tangga Responden Menurut Sumber Pendapatan dalam Setahun
Jenis jenis Pengeluaran Rumah tangga
Pengeluaran Pangan
1.
2.
3.
Tanaman Pangan
5.
6.
(%)
No.
618.458
3,00
1.
Ubi Kayu
254.643
1,27
Sagu
346.585
1,73
Tanaman Hortikultura
Buah
146.357
0,73
Pisang
146.357
0,73
Tanaman Perkebunan
3.128.333
15,62
Kelapa
235.357
1,18
Pala
299.881
1,50
Enau
4.
Jumlah (Rp)
Pengeluaran
Non Pangan
Industri
3,36
442.256
2,21
230.233
1,15
Dagang
2.535.017
12,66
Kios
1.724.651
8,61
705.714
3,52
104.651
0,52
5.399.984
26,96
Dagang kue,
roti, dan sagu
Dagang Hasil
Pertanian
3.
(%)
672.489
Jumlah (Rp)
Jasa
Remittance
2.593.095
12,95
739.535
3,69
Peternakan
199.405
1,00
Sopir
1.285.714
6,42
Sapi
199.405
1,00
Ojek
1.683.721
8,41
466.829
2,33
514.826
2,57
358.140
1,79
351.220
1,75
Gaji
6.766.163
33,78
PNS
3.675.930
18,35
Honor
409.302
2,04
Pegawai
Swasta
744.186
3,72
1.936.744
9,67
15.373.652
76,75
4.546.346
41,11
Perikanan
401.071
2,00
401.071
2,00
4.656.672
23,25
Total (1 s/d 5)
Tukang
Bangunan
Chainsaw
Kayu
Pemecah
Batu
Lainnya
4.
Pensiunan
5.
Total Pengeluaran Pangan
(1 s.d 6)
6,511,831
58.89
Total (1 s/d 4)
Total Pengeluaran
Non Pangan
(100.00 %)
Analisis Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan pada Masyarakat Adat (Studi Kasus Negeri Hatusua Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat)
149
2.
Pengeluaran
Pangan
4.
(%)
No.
Pengeluaran
Non Pangan
Jumlah (Rp)
(%)
Karbohidrat
3.956.488
24,60
1.
Minyak Tanah
514.107
3,20
Beras
2.470.595
15,36
2.
Sabun Cuci
415.774
2,58
Umbian
471.512
2,93
3.
Sabun Mandi
171.405
1,07
Pisang
228.841
1,42
4.
Pendidikan
769.690
4,78
Sukun
14.052
0,09
5.
Listrik
274.810
1,71
Gula
740.060
4,60
6.
Kesehatan
117.476
0,73
Sagu
31.429
0,20
7.
Sosial
1.673.286
10,40
Protein
3.324.952
20,67
8.
Pakaian
367.619
2,29
Kacang
149.286
0,93
9.
Sepatu
115.357
0,72
1.879.167
11,68
10.
Transportasi
1.001.381
6,23
Daging
281.440
1,75
11.
Lain-lain
867.524
5,39
Susu
407.345
2,53
Minyak Goreng
607.714
3,78
Vitamin dan
Mineral
937.032
5,83
Sayur-sayuran
818.333
5,09
Buah-buahan
118.698
0,74
1.578.641
9,81
Bumbu
433.393
2,69
Garam
50.700
0,32
Rokok
1.094.548
6,80
9.797.113
60,91
Ikan
3.
Jumlah (Rp)
Lainnya
Total (1 s/d 4)
Tingkat Kemiskinan
Garis kemiskinan perlu digunakan untuk
mengetahui berapa jumlah (persentase) responden
yang termasuk kategori miskin atau tidak miskin.
Gambaran tingkat kemiskinan rumah tangga
responden berdasarkan ukuran garis kemiskinan
dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Status
Kemiskinan
Status
Kemiskinan
Miskin
Tidak Miskin
6.288.429
39,09
(100.00 %)
Leunard O. Kakisina
150
bertugas mendampingi petani setelah
bantuan tersebut diberikan kepada petani
menyebabkan bantuan yang diberikan
tidak memiliki manfaat bagi petani
karena terserang hama dan penyakit
terhadap bibit tanaman.
b. Pelestarian objek wisata yang dapat
dijadikan untuk menarik perhatian
investor dan wisatawan sehingga
dapat membuka kesempatan kerja bagi
masyarakat, artinya bahwa dengan
adanya investor dan berbagai wisatawan
yang datang berkunjung ke tempat wisata
tersebut dapat memberi kesempatan
pekerjaan bagi masyarakat setempat
sehingga dapat meningkatkan pendapatan
rumahtangga.
2. Strategi S-T
a. Memberdayakan masyarakat terutama
yang tergolong masih produktif dalam
mengelolah lahan yang ada, hal ini tentu
berkaitan dengan peningkatan kualitas
sumber daya manusia. Dengan semakin
baiknya SDM yang dimiliki maka
penggunaan lahan akan dimanfaatkan
dapat seefektif dan seefisien mungkin
sehingga tidak terdapat lahan yang
tidak produktif, yang pada akhirnya
dapat meminimalisir aktivitas penjualan
tanah.
b. Penyediaan tenaga penyuluh.
3. Strategi W-O
a. Bimbingan dan pelatihan kepada petani
melalui diklat ataupun penyuluhan
sehingga dapat meningkatkan
keterampilan dalam mengelola sumber
daya alam yang dimiliki serta mampu
mengakses pekerjaan lain pada sektor
informal. Hal ini dimaksudkan agar dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat
terutama petani.
b. Menjalin kerjasama yang baik antar
lembaga pemerintahan atau instansi
terkait dan masyarakat terutama petani
dalam mengembangkan usahataninya.
Hal ini dikarenakan belum terjalinnya
kerjasama yang baik antara petani dengan
instansi pemerintah sehingga petani
menjadi kesulitan dalam mengembangkan
4.
Kesimpulan
1) Umur, tingkat pendidikan, jumlah beban
tanggungan keluarga, dan keterampilan
sebagai faktor internal dan kebijakan
pemerintah, keterbatasan modal, frekuensi
kegiatan penyuluhan sebagai faktor eksternal
yang mempengaruhi tingkat pendapatan
rumah tangga dan merupakan indiktor
penyebab terjadinya kemiskinan pada
Negeri Hatusua.
2) Kontribusi pendapatan dari sektor pertanian
hanya sebesar 23,93 persen lebih kecil
dibanding pendapatan dari sektor luar
pertanian yaitu sebesar 76,07 persen terhadap
pendapatan rumah tangga. Sementara
itu proporsi pengeluaran untuk pangan
lebih besar yaitu 60,91 persen dibanding
pengeluaran untuk non pangan yang hanya
sebesar 39,09 persen, dan jika dikaitkan
dengan pendapat BPS (2010) bahwa rumah
tangga/keluarga akan semakin sejahtera bila
persentase pengeluaran untuk pangan jauh
lebih kecil dibandingkan pengeluaran non
pangan, maka rumah tangga pada negeri
Hatusua masih tergolong miskin.
3) Tingkat kemiskinan pada negeri Hatusua
berdasarkan kriteria kemiskinan BPS sebesar
32,56 persen, kemudian berdasarkan kriteria
kemiskinan Sayogyo sebesar 32,56 persen
dan berdasarkan kriteria kemiskinan dari
Bank Dunia sebesar 58,14 persen termasuk
miskin.
4) Strategi perlu dilakukan dalam menanggulangi
kemiskinan adalah Pengembangan pada
sektor pertanian dan Pelestarian objek
wisata, membangun kerjasama baik antar
pemerintah dengan organisasi gereja
Analisis Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan pada Masyarakat Adat (Studi Kasus Negeri Hatusua Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat)
151
Saran
1) Bagi pemerintah
a) Diharapkan bantuan yang diberikan lebih
mengarah pada peningkatan sumber
daya manusia melalui pendidikan dan
pelatihan bagi masyarakat sehingga
masyarakat bisa mandiri, seperti
bimbingan dan pelatihan tentang usaha
kecil menengah dan juga bantuan modal,
sehingga masyarakat dapat berusaha
sendiri untuk meningkatkan pendapatan
rumah tangganya.
b) Perlu adanya pengontrolan terhadap
penyaluran program-program yang
Faktor Eksternal
Faktor Internal
Kekuatan (Strength)
1. Ketersediaan lahan
untuk bercocok tanam.
2. Tersedianya tenaga
kerja produktif.
Kelemahan (Weakness)
1. Rendahnya
keterampilan
2. Terbatasnya
kemampuan mengakses
pekerjaan lain.
3. Minimnya kerja sama.
4. Akses terhadap modal
yang terbatas
Peluang (Opportunities)
1. Objek wisata.
2. Pemerintah sebagai fasilitator
dan regulator.
3. Organisasi-organisasi gereja.
4. Sarana transportasi yang
memadai.
Strategi S-O
1. Pengembangan pada sektor
pertanian.
2. Pelestarian objek wisata.
Strategi W-O
1. Bimbingan dan pelatihan
kepada petani melalui
penyuluhan.
2. Menjalin kerjasama yang
baik dengan lembaga
pemerintahan atau instansi
terkait dan masyarakat
terutama petani dalam
mengembangkan
usahataninya.
3. Pemberian modal usaha bagi
masyarakat
Leunard O. Kakisina
Ancaman (Threats)
1. Penjualan tanah,
2. Sopi bagi kalangan pelajar.
3. Belum tersedia tenaga
penyuluh.
Strategi S-T
1. Memberdayakan
masyarakat terutama yang
tergolong masih produktif
dalam mengelola lahan.
2. Penyediaan tenaga
penyuluhan
Strategi W-T
1. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia.
2. Mengalihkan biaya
pengeluaran untuk sopi
untuk dijadikan sebagai
modal usaha.
152
Analisis Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan pada Masyarakat Adat (Studi Kasus Negeri Hatusua Kecamatan
Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat)