Vous êtes sur la page 1sur 4

AMNESTIPAJAK

SEKILAS TENTANG AMNESTI PAJAK


Amnesti Pajak atau Tax Amnesty (TA) didefinisikan dalam Undang-undang nomor 11
tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak sebagai:
Penghapusan Pajak yang seharusnya terutang, tidak dikenai Sanksi
Administrasi perpajakan dan Sanksi Pidana di bidang perpajakan dengan cara
mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan.

TA dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak (WP) Orang Pribadi, WP Badan termasuk di
dalamnya WP yang bergerak di bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengan (UMKM)
serta Orang Pribadi atau Badan yang belum menjadi WP kecuali;
-

Sedang dalam penyidikan perkara pidana pajak dan berkas sudah P21.
Sedang dalam proses peradilan atas pidana pajak.
Sedang menjalani hukuman pidana pajak.

Pemberian TA meliputi pengampunan atas kewajiban Pajak Penghasilan (PPh), Pajak


Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) sampai
dengan akhir tahun pajak terakhir yaitu tahun pajak yang berakhir pada 1 Januari
2015 sampai dengan 31 Desember 2015.
TA diberikan kepada WP yang telah mengungkap Harta yang dimilikinya dalam
Surat Pernyataan Harta Untuk Pengampunan Pajak (SPHPP) diajukan ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) tempat WP terdaftar selambat-lambatnya 31 Maret 2017 dan
telah membayar Uang Tebusan sesuai tarif yang ditentukan. SPHPP mengungkapkan
Harta, Hutang, Nilai Harta Bersih serta Penghitungan dan jumlah Pembayaran Uang
Tebusan.
Direktorat Jenderal Pajak (DJP) menerbitkan Surat Keputusan Pengampunan Pajak
(SKPP) dalam waktu paling lambat 10 hari kerja terhitung sejak SPHPP disampaikan.

FASILITAS AMNESTI PAJAK


Bentuk Fasilitas TA yang diberikan sesuai UU nomor 11 tahun 2016 adalah;

1. Penghapusan Pajak Terutang yang belum diterbitkan Surat Ketetapan Pajak


(SKPKB dan atau SKPKBT), tidak dikenai Sanksi Administrasi dan tidak
dikenai Sanksi Pidana Pajak sampai dengan Tahun Pajak 2015.
2. Penghapusan Sanksi Administrasi berupa Denda, Bunga dan Kenaikan
berdasarkan Surat Tagihan Pajak (STP) tidak termasuk Pokok Pajak yang
seharusnya dibayar sampai dengan Tahun Pajak 2015.
3. Tidak dilakukan Pemeriksaan Pajak, Pemeriksaan Bukti Permulaan dan
Penyidikan Pajak dalam Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak dan Tahun Pajak
sampai dengan Tahun Pajak 2015.
4. Penghentian Pemeriksaan Pajak, Pemeriksaan Bukti Permulaan dan
Penyidikan Pajak yang sedang berlangsung sampai dengan Tahun Pajak
2015.
5. Jaminan Kerahasiaan dimana data Harta yang dilaporkan tidak dapat
dijadikan dasar Penyidikan dan Penyelidikan tindak pidana lain.

PERSYARATAN MENGIKUTI AMNESTI PAJAK


WP dapat mengikuti program TA ini apabila;
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).


Telah menyampaikan SPT Tahunan 2015.
Memiliki Harta yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan 2015.
Telah melunasi Uang Tebusan sesuai tarif yang berlaku.
Telah melunasi seluruh tunggakan pajak (Pokok Pajak).
Telah mencabut permohonan Restitusi, Penghapusan Sanksi, Pembatalan
SKP, Pembetulan SKP, Gugatan, Keberatan, Banding serta Peninjauan
Kembali.

Khusus bagi WP yang sedang menjalani Pemeriksaan Bukti Permulaan dan atau
Penyidikan Tindak Pidana Perpajakan juga harus melunasi Pajak Yang Kurang
Dibayar berdasarkan perhitungan Penyidik.

WP yang telah memenuhi persyaratan tersebut harus menyampaikan SPHPP ke KPP


tempat terdaftar beserta lampirannya.

TARIF UANG TEBUSAN AMNESTI PAJAK

UANG TEBUSAN = TARIF x HARTA BERSIH


Harta bersih adalah merupakan selisih antara Harta Tambahan (Harta yang belum
dilaporkan dalam SPT Tahunan 2015) dengan Utang yang belum diungkapkan
dalam SPT Tahunan Terakhir. Nilai Utang yang dapat digunakan sebagai pengurang
Harta adalah Utang yang berkaitan secara langusng dengan perolehan Harta
Tambahan paling banyak sebesar;
-

75% untuk WP Badan


50% untuk WP Orang Pribadi

Tarif Uang Tebusan adalah berbeda untuk setiap periode penyampaian SPHPP dan
dibagi menjadi tiga periode sebagai berikut;

Periode
Penyampaian
SPHPP
PERIODE I
Juli s.d. September 2016

PERIODE II
Oktober s.d. Desember 2016
PERIODE III
Januari s.d. Maret 2017

Tarif Uang Tebusan


Tarif Uang Tebusan
Untuk Pengungkapan
Untuk Pengungkapan
Harta di Luar Negeri yang
Harta di Luar Negeri yang
dialihkan ke NKRI atau
tidak dialihkan ke NKRI
telah berada di NKRI
2%

4%

3%

6%

5%

10%

Khusus WP dengan Omzet di di bawah 4.8M atau UMKM, berlaku tarif khusus;
-

0.5% apabila Nilai Harta yang diungkap s.d. 10 Milyar Rupiah.


2% apabila Nilai Harta yang diungkap > 10 Milyar Rupiah.

SANKSI AMNESTI PAJAK


BAGI WP YANG MEMPEROLEH AMNESTI TAPI TERDAPAT DATA YANG BELUM ATAU
KURANG DIUNGKAP DALAM SPHPP

Harta yang belum atau kurang dilaporkan dalam SPHPP pada TA akan dianggap
sebagai Penghasilan WP dan akan dikenakan PPh sesuai Ketentuan Perpajakan
ditambah Sanksi sebesar 200% dari jumlah PPh tersebut.

BAGI WP YANG TIDAK MENGIKUTI TA DAN DITEMUKAN ADANYA HARTA YANG BELUM
DIPALORKAN DALAM SPT TAHUNAN
WP yang tidak mengikuti TA tidak mendapatkan Fasilitas sebagaimana diatur UU
Pengampunan Pajak sehingga masih dapat dilakukan Pemeriksaan atas SPT 2015
dan sebelumnya. Harta yang belum dilaporkan dalam SPT Tahunan sejak 1985 s.d.
2015 akan dianggap sebagai Penghasilan WP tersebut dan akan dikenakan PPh
sesuatu tarif yang berlaku ditambah Sanksi sebesar 48% sesuai Ketentuan.

LAIN-LAIN
WP berhak untuk ikut program TA atau tidak mengikuti sesuai dengan kebijakan dan
perhitungan untung rugi dari masing-masing WP, tidak ada paksaan untuk
mengikuti TA.
TA tidak terkait dengan Pembetulan, Omzet atau Penghasilan. Bagi WP Badan atau
WP Orang Pribadi yang menyelenggarakan Pembukuan, TA akan berpengaruh pada
Neraca dan bukan Perhitungan Laba Rugi.

Nilai Harta yang dilaporkan dalam SPHPP adalah Nilai Wajar sesuai dengan penilaian
WP, bukan berdasarkan penilaian pihak ketiga.
Harta yang telah diungkap tidak dapat dialihkan ke Luar Negeri selama tiga tahun.
TA bisa dianggap sebagai PEMUTIHAN, karena dengan mengikuti TA, maka seluruh
SPT sampai dengan 2015 telah dianggap selesai dan tidak akan dilakukan
Pemeriksaan.

Vous aimerez peut-être aussi