Vous êtes sur la page 1sur 2

ASITES

Definisi
Akumulasi cairan pada rongga peritoneum. Asites umumnya ditemukan pada sirosis hati, namun
dapat pula ditemukan pada pasien dengan keganasan atau penyakit infeksi.
Patofisiologi
Asites terjadi akibat hipertensi porta dan vasodilatasi splanikus. Secara umum vasodilatasi
splanikus kemudian berdampak pada ekstravasasi cairan ke rongga peritoneum secara langsung
akibat perbedaan tekanan hidrostatik, dan aktivasi system rennin angiotensin aldosteron / RAA
(disebut juga mekanisme arterial underfilling) sehingga terjadi vasokonstriksi arteri renalis dan
retensi natrium. Retensi natrium akan meingkatkan tekanan pembuluh darah splanikus dan
sistemik yang kemudian mengakibatkan asites dan edema perifer. Faktor lain yang berkontribusi
menyebabkan asites adalah penurunan tekanan onkotik vascular akibat adanya hipoalbuminemia.
Dasar Diagnosis
Diagnosis asites ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik (shifting dullness,
undulasi, knee-chest position) dan didukung dengan temuan cairan di rongga peritoneum pada
pemeriksaan radiologi (USG Abdomen).
Penatalaksanaan
1. Tatalaksana umum
a. Diet retriksi garam (rekomendasi natrium 6-8g/hari)
b. Restriksi asupan cairan menjadi 1000 ml/hari haya direkomendasikan pada pasien
dengan hiponatremia delusional (kadar Na serum <130 mmol/L)
c. Hindari penggunaan OAINS dan konsumsi alkohol
d. Pertimbangkan untuk penghentian penggunaan ACE inhibitor, ARB dan beta-blocker.
2. Tata laksana pada asites volume sedang
Dapat dilakukan secara rawat jalan
a. Spironolakton dosis 50-200 mg/hari PO yang dikombinasikan dengan furosemid
dosis rendah (20-40 mg/hari) selama beberapa hari terutama bila ditemukan edema
perifer.
b. Target dieresis: penurunan berat badan 300-500 g/hari pada pasien tanpa edema
perifer atau 800-1000 g/ hari pada pasien dengan edema perifer. Dieresis yang terlalu
massif dapat mengakibatkan gagal ginjal akut. Selain berat badan, lingkar perut juga
perlu dimonitor

3. Tata laksana pada asites volume besar


Ditandai dengan rasa tidak nyaman pada abdomen yang mengganggu aktivitas seharihari. Evakuasi cairan asites dapat dilakukan dengan parasentesis terapeutik atau
optimalisasi medikamentosa
a. Parasentesis terapeutik
Evakuasi cairan dalam jumlah besar dapat mengakibatkan komplikasi kardiovaskular
berupa vasokonstriksi dan penurunan tekanan darah serta gagal ginjal akut. Oleh
karena itu direkomendasikan untuk pemberian plasma expander seperti albumin 1,5
g/kgBB.
b. Medikamentosa ditingkatkan hingga dosis maksimal ; spironolakton 400 mg/hari
ditambah furosemide 160 mg/hari.
4. Pada kasus asites refrakter
Yakni respon tidak adekuat dengan diuretic dosis tinggi atau asites terjadi kembali setelah
parasentesis terapeutik, dapat dipertimbangkan prosedur parasentessis ulang dengan
pemberian albumin. Pemasangan TIPS (Transjugular Intrahepatic Portosystemic Shunt)
dapat dipertimbangkan untuk mencegah rekurensi asites. TIPS mampu menurunkan
retensi natrium dan memperbaiki respon renal terhadap diuretic.
Daftar Pustaka:
-

Essential Medicine, Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV Jilid II, FKUI, 2014

Vous aimerez peut-être aussi