Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
SINDROM HELLP
Oleh :
Dinda Ayu Teresha
112011101089
Pembimbing :
dr. Kadek Dharma W., M.Gizi, Sp. GK , Sp.OG
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Preeklampsia berat (PEB) dan eklampsia masih merupakan salah satu
penyebab utama kematian maternal dan perinatal di Indonesia. Mereka
diklasifikasikan kedalam penyakit hipertensi yang disebabkan karena kehamilan.
PEB ditandai oleh adanya hipertensi sedang-berat, edema, dan proteinuria yang
masif. Sedangkan eklampsia ditandai oleh adanya koma dan/atau kejang di
samping ketiga tanda khas PEB.4
Preeklampsia-Eklampsia adalah penyakit pada wanita hamil yang secara
langsung disebabkan oleh kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai
proteinuri dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau
segera setelah persalinan. Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi.
Eklampsia adalah timbulnya kejang pada penderita preeklampsia yang disusul
dengan koma. Kejang disini bukan akibat kelainan neurologis.4
Hemolisis, kelainan tes fungsi hati dan jumlah trombosit yang rendah
sudah sejak lama dikenal sebagai komplikasi dari preeklampsi-eklampsi (Chesley
1978; Godlin 1982; Mc Kay 1972).1,3
Sindrom HELLP merupakan kumpulan tanda dan gejala : H untuk
Hemolysis, EL untuk Elevated Liver Enzymes, dan LP untuk Low Platelets.
Patogenesis sindrom HELLP belum jelas. Sampai sekarang tidak ditemukan faktor
pencetusnya; kelihatannya merupakan akhir dari kelainan yang menyebabkan
kerusakan endotel mikrovaskuler dan aktivasi trombosit intravaskuler, akibatnya
terjadi agregasi trombosit dari selanjutnya kerusakan endotel. Peningkatan kadar
enzim hati diperkirakan sekunder dari obstruksi aliran darah hati oleh deposit
1.2. Permasalahan
1.2.1 Bagaimanakah mendiagnosis sindroma HELLP?
1.2.2 Bagaimanakah penanganan sindroma HELLP ?
1.3.Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum.
Agar masyarakat awam mengetahui mengenai preeklamsia berat
dengan sindrom HELLP dalam kehamilan dan dapat mengambil
keputusan penanganan yang bijak.
1.3.2 Tujuan Khusus.
1. Mengetahui definisi preeklamsia berat dan sindrom HELLP.
2. Mengetahui cara diagnosis preeklamsia berat dan sindrom HELLP.
3. Mengetahui hubungan preeaklamsia berat dengan sindroma
HELLP.
4. Mengetahui dan memahami pengelolaan Preeklamsia Berat dengan
sindrom HELLP dalam kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
preeklamsia berat adalah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik
160mmHg dan tekanan darah sistolik 110 mmHg disertai dengan proteinuria
lebih 5g/24jam.2
Eklamsia merupakan kasus akut pada penderita preeklamsi, yang disertai
dengan kejang menyeluruh dan koma.2
Sindroma HELLP ialah preeklamsia-eklamsia disertaitimbulnya hemolisis,
peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar, dan trombositopenia. H (Hemolisis) EL
(Elevated Liver Enzyme), LP (Low Platelete Count).2
2.2. Patofisiologi
2.2.1 preeklamsia eklamsia
Vasokonstriksi merupakan dasar patogenesis PE-E. Vasokonstriksi
menimbulkan peningkatan total perifer resisten dan menimbulkan
hipertensi. Adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia
pada endotel setempat, sehingga terjadi kerusakan endotel, kebocoran
arteriole disertai perdarahan mikro pada tempat endotel. Selain itu
Hubel (1989) mengatakan bahwa adanya vasokonstriksi arteri spiralis
akan menyebabkan terjadinya penurunan perfusi uteroplasenter yang
selanjutnya akan menimbulkan maladaptasi plasenta. Hipoksia/ anoksia
jaringan merupakan sumber reaksi hiperoksidase lemak, sedangkan
proses hiperoksidasi itu sendiri memerlukan peningkatan konsumsi
4
secara
rutin.Semua
pasiensindrom
HELLP
mungkin
preeklampsi
Superimposed sindrom
HELLP
terjadi
pada
berkembang
5-7%
dari
Sebagai
kehamilan.
4-12%
wanita
nyeri
Walaupun 66% dari 112 pasien pada penelitian Sibai dkk (1986)
hamil
dengan
gambaran
klinis
preeklamsia,
rendah.
Banyak
penulis
mendukung
nilai
laktat
Hepatitis
Kolangitis
Kolesistisis
Gastritis
Ulkus gaster
Pankreatitis akut
3. Trombositopenia
ITP
10
SLE
2.7 Klasifikasi
2.7.1. Klasifikasi berdasarkan jumlah kelainan.
Dalam sistem ini, pasien diklasifikasikan sebagai sindrom HELLP
parsial (mempunyai satu atau dua kelainan) atau sindrom HELLP total
(ketiga kelainan ada). Wanita dengan ketiga kelainan lebih berisiko
menderita komplikasi seperti DIC, dibandingkan dengan wanita
dengan sindrom HELLP parsial. Konsekuensinya pasien sindrom
HELLP total seharusnya dipertimbangkan untuk bersalin dalam 48
jam, sebaliknya yang parsial dapat diterapi konservatif.3
2.7.2. Klasifikasi berdasarkan jumlah trombosit.
Berdasarkan kadar trombosit darah, maka sindroma HELLP
diklasifikasikan dengan nama klasifikasi Mississippi 2,3,5,6
1. kelas I
2. Kelas II
3. Kelas III
11
LDH 600IU/l
13
14
15
16
2.9 Komplikasi
2.9.1. Komplikasi terhadap ibu
Angka kematian ibu dengan sindrom HELLP mencapai 1,1%; 1-25%
berkomplikasi serius seperti DIC, solusio plasenta, adult respiratory
distress
syndrome, kegagalan
hepatorenal,
17
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan.
Sindroma HELLP ialah preeklamsia-eklamsia disertaitimbulnya
hemolisis, peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar, dan trombositopenia.
H (Hemolisis) EL (Elevated Liver Enzyme), LP (Low Platelete
Count).2,3,5,6
Faktor risiko sindrom HELLP berbeda dengan preeklampsi. Dalam
laporan Sibai dkk (1986), pasien sindrom HELLP secara bermakna lebih
tua (rata-rata umur 25 tahun) dibandingkan pasien preeklampsi-eklampsi
tanpa sindrom HELLP (rata-rata umur 19 tahun). lnsiden sindrom ini juga
lebih tinggi pada populasi kulit putih dan multipara.Sindrom ini biasanya
muncul pada trimester ke tiga, walaupun pada 11% pasien muncul pada
umur kehamilan <27 minggu, pada masa antepartum sekitar 69% pasien
dan pada masa postpartum sekitar 31%. Pada masa post partum, saat
terjadinya khas, dalam waktu 48 jam pertama post partum.3
18
dimasukkan kelas II. Kelas III jika jumlah trombosit antara 100.000 150.000/ml.2,3,5
Sindroma HELLP memiliki gejala yang tidak khas oleh karena itu
harus dipikirkan beberapa diagnosis banding yaitu Penyakit yang
berhubungan
dengan
kehamilan
(Benigna
trombositopenia
dalam
medikamentosa
mengikuti
terapipreeklamsia-eklamsia
19
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Cunningham FG, Gant FN, Leveno KJ, dkk. Obstetri Williams. Edisi 21.
Jakarta: EGC, 2005.
3. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_151_SindromHELLP.pdf/11_151
_SindromHELLP.html diakses pada tanggal 20 Mei 2016.
4. http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/11_152_preeklamsiaeklamsia.pdf/11
_152_preeklamsiaeklamsia.html diakses pada tanggal 20 Mei 2016.
6. http://www.puzip.com/preview.php?key=Dic
%20Syndrome&url=http://www.arupconsult.com/assets/print/HELLP.pdf.
diakses pada tanggal 20 Mei 2016.
21