Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB 1. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Memahami anatomi dan fisiologi sistem reproduksi dan hormonal Ibu Hamil
2. Memahami definisi Hiperemesis Gravidarum;
3. Mengetahui penyebab dari Hiperemesis Gravidarum;
4. Mengetahui tanda dan gejala Hiperemesis Gravidarum;
5. Mengetahui proses terjadinya dari Hiperemesis Gravidarum;
6. Mengetahui komplikasi dari Hiperemesis Gravidarum;
7. Mengetahui pemeriksaan diagnosis Hiperemesis Gravidarum;
8. Mengetahui pencegahan Hiperemesis Gravidarum;
9. Bagaimana pengobatan Hiperemesis Gravidarum;
10. Mengetahui asuhan keperawatan pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis
Gravidarum.
bayi. Selama masa kehamilan konsistensi serviksberubah yaitu teraba seperti ujung
daun telinga dan pada keadaan term teraba sepert bibir.
3. Perubahan yang sangat jelas pada anatomi maternal adalah pembesaran uterus
untuk menyimpan janin yang sedang tumbuh. Pemvesaran uterus masa masa
kehamilan disebakan oleh estrogen yang merangsang serabut otot. Tumbuh
membesar secara primer maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intraterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progenterone berperan untuk
keelastisitasan uterus.
4. Perubahan fisiologis pada vagina juga terjadi dikarenakan peningkatan
vaskularisasi pada vagina yang menyebabkan tanda chadwick`s yaitu corak yang
berwarna keunguan. Terjadi peningkatan senstifitas akibat meningkatnnya kongesti
vaskular organ vagina pelvik serta jaringan otot mengalami hipertropi.
5. Ovarium dan tuba falopii, ovulasi berhenti selam kehamilan, pematangan folikel
baru ditangguhkan dan hannya satu korpus luteum yang ditemukan dalam ovarium.
Tuba valopii mengalami hipertropi dan epitel mukosa menjadi gepeng.
b. Payudara
Adanya rasa senruhan dan nyeri tekan pada payudara yang secara bertahap
mengalami pembesaran karena peningkatan pertumbuhan jaringan alviolar dan
suplai dara. Selain itu puting susu juga lebih menonjol dan keras. Area puting
mengalami pigmentasi dan kelenjar montgomery keluar.
c. Sistem endokrin
Ada banyak perubahan pada sistem endokrin pada ibu hamil, yaitu sebagai berikut;
1. ovarium dan plasenta
ovarium merupakan sumber estrogen dan progesteron pada ibu hamil. Hormon ini
diahasilkan segera setelahplasenta terbentuk dengan baik. Plasenta juga
membentuk steroid dan 3 jenis hormon lainnya yaitu; human clorionic
gonadotropine (hCG), human placental lactogen (hPL), serta human clorionic
thyrotropin (hCT), ketiga hormon ini sangan mempengaruhi masa kehamilan wanita.
2. kelenjar tiroid
selam masa kehamilan hormon membesar namun jumlah hormon yang dihasilkan
tetap sama yaitu tiroksin.ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar
dan meningkatnnya metbolik rate yang disebabkan oksigen yang digunakan ibu
hamil lebih banyak.
3. kelenjr paratiroid
5. Alergi
6. Faktor psikososial
7. Riwayat mual muntah
8. Obesitas
9. Factor psikologis, stess dan cemas
10. Diit tinggi lemak
11. Perubahan saluran cerna yang terdesak pada saat kehamilan
f. Obstipasi
3. Tingkat III
a. Keadaan umum sangat rendah
b. Kesadaran somnolen hingga koma
c. Ikterus makin nyata
d. Muntah disertai darah
e. Diplopia
f. Perubahan mental
2.6 Patofisiologi
Pada awal kehamilan, sinsitio trofoblas akan menghasilkan human corionic
gonadotropin hormone ( HcG) > HCG bertugas mempertahankan korpus luteum
untuk menghasilkan progesteron dan estrogen sampai plasenta terbentuk pada usia
kehamilan 10-16 minggu >estrogen yang tinggi akan merangsang pusat muntah di
medula oblongata sehingga terjadi emisis pada awal kehamilan. Proses ini
merupakan hal yang fisiologis terjadi pada ibu hamil. Dalam perjalanan waktu,
kadar HCG akan menurun dan rangsangan mual muntah pun hilang yaitu pada 16
minggu usia kehamilan. Namun pada beberapa kasus kehamilan seperti hamil mola
hidatidosa, gameli atau kembar, hormon HCG dihasilkan lebih tinggi dan lebih lama
sehingga terjadi rangsangan mual muntah yang hebat yang disebut dengan
hiperemesis gravidarum. Disamping itu HCG juga bisa disebabkan karena kelainan
saluran cerna pada ibu hamil seperti ulkus peptikum dan penyebab lain diluar
kehamilan.
Etiologi mual dan muntah yang terjadi selama kehamilan masih belum diketahui,
namun terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan terjadinya hiperemesis
gravidarum. Faktor sosial, psikologis dan organobiologik, yang berupa perubahan
kadar hormon-hormon selama kehamilan, memegang peranan dalam terjadinya
hiperemesis gravidarum. Disfungsi pada traktus gastrointestinal yang disebabkan
oleh pengaruh hormon progesteron diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya
mual dan muntah pada kehamilan. Peningkatan kadar progesteron memperlambat
motilitas lambung dan mengganggu ritme kontraksi otot-otot polos di lambung
(disritmia gaster). Selain progesteron, peningkatan kadar hormon human chorionic
gonadotropin (HCG) dan estrogen serta penurunan kadar thyrotropin-stimulating
hormone (TSH), terutama pada awal kehamilan, memiliki hubungan terhadap
terjadinya hiperemesis gravidarum walaupun mekanismenya belum diketahui. Pada
studi lain ditemukan adanya hubungan antara infeksi kronik Helicobacter pylori
2.8 Pengobatan
Pengobatan yang baik pada emesis gravidarum dapat mencegah hiperemesis
gravidarum.Dalam keadaan muntah berlebihan dan dehidrasi ringan, penderita
c. gangguan faal (hati [ikterus], ginjal [anuria], jantung dan pembuluh darah nadi
meningkat, tekanan darah menurun
biasanya untuk kasus emesis) : Bit B1, primperan atau ondansetron, ranitidin,
luminal
2. Terapi Non Farmakologi
a. Dukungan psikologi terutama dari suami dan keluarga
b. Acupressure pada lokasi 3 jari diatas siku. Dari penelitian ternyata dengan
penekanan dilokasi 3 jari di atas siku pada ibu hamil bisa mengurangi rasa mual
muntah, namun pada penelitian berikutnya disimpulkan tidak ada keuntungan
acutpressure dalam mengurangi rasa mual muntah.
c. Menggunakan rempah jahe, dari hasil penelitian mampu mengurangi rasa mual
muntah pada ibu hamil.
Ada berbagai terapi alternatif lain yang sangat efektif. Akar jahe (Zingiber officinale
Roscoe) adalah salah satu pilihan nonfarmakologik dengan efek yang cukup
baik.Bahan aktifnya, disebut gingerol, dapat menghambat pertumbuhan seluruh
galur H. pylori, terutama galur Cytotoxin associated gene(Cag) A+ yang sering
menyebabkan infeksi.Ekstrak jahe ini sangat direkomendasikan oleh ACOG.Dosisnya
adalah 250 mg kapsul akar jahe bubuk per oral, 4 kali sehari.The Systematic
Cochrane Reviewmendukung penggunaan stimulasi akupunktur P6 pada pasien
tanpa profilaksis antiemetik.Stimulasi ini dapat mengurangi risiko mual.
National Evidence-based Clinical (NICE) GuidelinesOktober 2003 merekomendasikan
jahe, akupunktur P6 dan antihistamin untuk tata laksana mual dan muntah dalam
kehamilan, dengan evidence level I. Juga telah ditunjukkan bahwa terapi stimulasi
saraf tingkat rendah pada aspek volar pergelangan tangan dapat menurunkan mual
dan muntah serta merangsang kenaikan berat badan.Hanya ada sedikit bukti kalau
kortikosteroid efektif.Dalam dua RCT kecil, didapatkan bahwa tidak ada kegunaan
dari metilprednisolon ataupun placebo, tapi kelompok steroid lebih sedikit yang
mengalami readmission.Antagonis serotonin kadang-kadang digunakan oleh
beberapa klinisi untuk pasien tidak hamil yang mengalami mual berat.
Pada sebuah penelitian, ondansentron ternyata tidak lebih baik daripada prometazin
sehingga penggunaannya terbatas. Dengan muntah yang persisten, kita harus
mencari adanya penyebab lain seperti gastroenteritis, kolesistitis, pankreatits,
hepatitis, ulkus peptikum, pielonefritis, dan perlemakan hati dalam
kehamilan.Hampir semua wanita hamil akan memberikan respon yang baik dengan
penatalaksanaan yang telah disebutkan di atas. Bila masih ada muntah
berkepanjangan, maka pemberian nutrisi enteral harus dipikirkan.Vaisman dkk.
(2004) telah menunjukkan keberhasilan pemberian makan nasojejunal selama 4-21
hari pada 11 wanita hamil dengan mual dan muntah refrakter.Pada sedikit sekali
perempuan, nutrisi parenteral mungkin diperlukan.
BAB 3. PATHWAY
kelemahan tubuh
kesadaran
otot lemah
perfusi
jaringan otak
metabolisme
intrasel
aliran darah ke
cemas pada kehamilan jaringan
hyperemesis gravidarum
pernikahan :
Usia pernikahan :
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum :
Lemah, umumnya compos mentis, tetapi dapat juga apatis
b. Tanda-tanda vital :
N: > 100 x/menit
TD: systole 20 x/menit
S: > 37,2 oC
c. Data aspek biologis
A. System neurologis
1. Fungsi serebral
Kesadaran : kompos mentis hingga apatis
Orientasi : umumnya baik
Memori : umumnya baik
Bicara : umumnya baik, terkadang jarang berbicara karena rangsangan mual
2. Fungsi saraf cranial
Penciuman : umumnya baik tetapi rangsangan bau dapat merangsang mual
Penglihatan : umumnya baik
Reflek pupil : umumnya baik
Gerakan bola mata: umumnya baik
Kesimetrisan wajah : simetris, tidak ada kelainan
Pengecapan : umumnya baik, tetapi rangsangan pengecapan dapat meningkatkan
mual
Mengunyah : umumnya baik, tidak ada kelainan
Menelan : umumnya tidak ada gangguan menelan, hanya saja rangsangan mual
membuat kesulitan menelan
3. Fungsi motorik
Keseimbangan dan koordinasi : umumnya baik hingga tidak dapat berdiri/berjalan
akibat kelemahan
Kekuatan otot : umumnya dapat menentang gravitasi jika dalam kondisi baik, jika
terdapat kelemahan, klien kurang bisa menentang gravitasi
Tonus otot : umumnya mampu memfleksikan otot dan menahan tahanan dari
pemeriksa, kecuali jika pasien dalam keadaan lemah
4. Fungsi sensorik
Uji rangsangan suhu pada ekstrimitas umumnya baik
B. System pernafasan
a. Hidung
Simetris +/+, kebersihan +/+, fungsi penciuman +/+
b. Dada
Simetris +/+
c. Pola pernafasan
RR >20 x/menit, irama regular hingga irregular
d. Paru
Suara nafas vesikuler +/+, kelainan -/C. System kardiovaskuler
Bunyi jatung normal, edema (-), TD systole 100 x/menit, keluhan lain (-)
D. System gastrointestinal
Mulut : mukosa pucat, bibir kering, lidak kering, aroma nafas aseton, gigi kurang
bersih, pengecapan baik, anoreksia, hipersekresi saliva
Abdomen: bentuk datar, simetris (+), asites (-), kebersihan (+), massa (-),
pembesaran hepar (-), nyeri (+) epigastrium
E. Integument
Distribusi rambut rata, warna hitam, kebersihan (+), kuku bersih dan pendek, warna
kulit sawo matang, akral dingin dan pucat, turgor menurun, kelembaban menurun
F. Endokrin
2) Aktivitas/hobi kebiasaan
3) Aktivitas kesenangan
4) Pembatasan karena kehamilan/kondisi
5) Kebutuhan fisik terhadap
a. Pemberi kerja
b. Rumah
6) Tidur:
a. Jumlah jam
b. Tidur siang
c. Alat bantu
d. Insomnia
e. Alasan
Obyektif
1) Respon aktivitas (observasi):
a. Kardiovaskuler
b. saluran pernafasan
2) Status mental
3) Pengkajian neuromuskuler:
a. Massa/tonus otot:
b. Postur
c. Tremor
Ada
< 6 jam/hari
Kadang-kadang
Tidak ada
Ada
Umumnya apatis, jika kondisi berat dan berkepanjangan dapat terjadi aberasi
mental
Baik
Baik
Umumnya terdapat tremor karena nutrisi kurang sehingga dapat mengakibatkan
hipoglikemi
Baik
Lemah
Tidak ada kelainan
2. SIRKULASI
Subyektif
1) Riwayat:
a. Peningkatan TD
b. Masalah jantung
c. Demam reumatik
d. Edema pergelangan kaki/kaki
e. Flebitis
f. Penyembuhan lambat
2) Ekstrimitas:
a. Kebas
b. Kesemutan
3) Batuk/hemoptisis
4) Perubahan frekuensi/jumlah urin
Obyektif
1) TD (Ka-Ki)
a. Berdiri
b. Duduk
c. Berbaring
2) Nadi perifer
a. Radialis
b. Dorsalis pedis
c. Distensi vena jugularis
3) Bunyi jantung
a. Kecepatan
b. Irama
c. Kualitas
d. Rub/murmur
4) Bunyi nafas
5) Ekstrimitas
a. Suhu
b. Warna
c. Pengisian kapiler
d. Tanda homan
e. Varises
f. Kuku (abnormalitas)
6) Warna/sianosis
a. Seluruhnya
b. Membrane mukosa
c. Bibir
d. Dasar kuku
e. Konjungtiva
f. Sklera
g. Diaphoresis
Umumnya pucat
Tidak ada sianosis
Pucat
Tidak ada sianosis
Umumnya ada ikterik
Ada
3. INTEGRITAS EGO
Subyektif
1) Perencanaan kehamilan
3) Status hubungan
8) Perasaan tentang:
a. Ketidakberdayaan
b. Keputusasaan
c. ketidakmampuan
9) Masalah emosi
10) Riwayat masalah emosi
Obyektif
1) Status emosional
2) Respon psikologis yang teramati
Umumnya ada, tetapi pengaruh kehamilan tidak dikehendaki juga mempengaruhi
HG
Ayah yang kurang mendukung, adanya stress yang mempengararuhi psikologis ibu
juga dapat berperan dalam terjadinya HG
Umumnya menikah,idak jelas, tetapi status perkawinan yang tidak jelas dan konflik
rumah tangga juga memiliki peranan dalam HG
Umumnya ada
Kadang-kadang
Kadang-kadang
Ada
Ada
Ada
Kurang baik
Kurang baik
4. ELIMINASI
Subyektif
1) Pola usus
a. Kebiasaan/pola
b. Penggunaan laksatif
c. Karakteristik feses
d. Defekasi terakhir
e. Perdarahan
f. Hemorrhoid
g. Diare
h. Konstipasi
2) Pola berkemih
a. Kebiasaan/pola
b. Inkontinensia
c. Dorongan
d. Frekuensi
e. Retensi
f. Karakter urin
g. Nyeri/rasa terbakar/kesulitan berkemih
h. Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih
i. Penggunaan diuretic
Obyektif
1) Palpasi abdomen
a. Lunak/keras
b. Massa
c. Ukuran/lingkar
d. Bising usus
e. Hemorrhoid
2) Palpasi kandung kemih
3) Berkemih berlebihan
4) Urinalisis
5) Albuminuria
6) Glikosuria
7) Darah samar
8) Feses samar
Tidak rutin
Kadang-kadang
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Kuning pekat dan bau menyengat, oliguria
Terdapat rasa nyeri
d. Pola diet
e. Anoreksia
f. Mual/muntah
g. Panas perut/salah cerna
h. Penyebab
i. Alergi/intoleransi makanan
2) Masalah mengunyah/menelan
a. Gigi geligi
3) Rata-rata berat badan
a. Sebelum hamil
b. Saat ini
c. Pola
d. Penambahan/penurunan
4) Penggunaan diuretik
Obyektif
1) Karakteristik badan saat ini
a. Berat badan
b. Tinggi badan
c. Bentuk tubuh
d. Turgor kulit
e. Kelembaban membrane mukosa
2) Hernia/massa
3) Edema
a. Umum
b. Dependen
c. Periorbital
d. Sacral
e. Digital
f. Distensi JVP
4) Pembesaran tiroid
5) Keadaan mulut
a. Bau mulut
b. Kondisi gigi/gusi
c. Penampilan lidah
d. Membrane mukosa
6) Bising usus
7) Bunyi nafas
8) Skrining diabetic (GGT)
9) Pemeriksaan tiroid
10) Hb/Ht (anemia)
Tidak ada
Kurang dari 2 kali per hari
3 kg
Tidak ada
Penurunan > 3 kg
Buruk
Buruk (kering)
Tidak ada
Bau aseton
Kotor, oral hygiene buruk
Kering
Umumnya normal
Umumnya tidak ada masalah
Kadang positif
Negatif
Positif anemia
6. HIGIENE
Subyektif
1) ADL
a. Makan
b. Mandi
c. Berpakaian
d. Toileting
e. Kontinen
f. Berpindah
2) Alat prosthesis yang diperlukan
a. Diberikan oleh
Obyektif
1) Penampilan umum
2) Cara berpakian
3) Kebiasaan
4) Bau badan
5) Kondisi kulit kepala
6) Adanya kutu
Umumnya tidak ada masalah, kecuali juka KU berat, pemenuhan kebutuhan ADL
dapat bergantung secara penuh
bersih
rapi
tercium aseton
bersih
tidak ada
7. NEUROSENSORI
Subyektif
1) Serangan pingsan/pusing
2) Sakit kepala:
a. Lokasi
b. Frekuensi
c. Kesemutn/kebas/kelemahan
3) Stroke (efek residu)
4) Kejang
a. Aura
b. Cara pengontrolan
5) Mata
a. Kehilangan penglihatan
b. Pemeriksaan terakhir
c. Glaucoma
d. katarak
6) Telinga
a. Kehilangan pendengaran
b. Pemeriksaan terakhir
7) Epiktasis
8) Indra penciuman
Obyektif
1) Status mental
2) Penglihatan
a. Kacamata
b. Lensa kontak
3) Pendengaran:
a. Alat bantu dengar
4) Pola/kerusakan bicara
Ada
Sering
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada kelainan
Kurang baik, keadaan umumnya apatis, terkadang dapat pula terjadi somnolen
hingga koma
8. NYERI/KETIDAKNYAMANAN
Subyektif
1) Lokasi
2) Intensitas
3) Frekuensi
4) Kualitas
5) Durasi
6) Faktor pencetus
7) Cara hilang
8) Gejala yang berhubungan
Obyektif
1) Wajah meringis
Muntah
Ada
Epigastrik
Kurang baik
Ada
9. PERNAFASAN
Subyektif
1) Dispnea
2) Batuk/sputum
3) Riwayat:
a. Bronchitis
b. Asma
c. TB
d. Emfisema
e. Pneumonia berulang
4) Perokok
a. Jumlah
b. Lamanya
5) Penggunaan alat bantu pernafasan
6) oksigen
Obyektif
1) pernafasan
a. frekuensi
b. kedalaman
c. kualitas
d. bunyi nafas
e. karakteristik sputum
f. hasil sinar x dada
Tidak ada
Tidak ada
Umumnya tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
>20 x/menit
Dangkal
Lemah
Tidak ada
Tidak ada
10. KEAMANAN
Subyektif
1) alergi/sensitivitas
a. reaksi
2) perubahan dari system imun
a. penyebab
3) riwayat PMS/infeksi ginekologis
a. jenis
b. tanggal
c. perilaku resiko tinggi
d. tes
4) transfuse darah
a. jumlah
b. tanggal
c. reaksi
d. gambaran
5) penyakit masa anak-anak
6) riwayat imunisasi
7) pemajanan terhadap cacar
a. infeksi virus terakhir
b. sinar x/radiasi
c. binatang peliharaan di rumah
8) masalah obstetric sebelumnya
a. HKK
b. Ginjal
c. Hemoragi
d. Jantung
e. Diabetes
f. Infeksi/ISK
g. ABO/sensitivitas Rh
h. Bedah uterus
i. Anemia
9) lama waktu sejak kehamilan terakhir
a. jenis kelahiran sebelumnya
10) riwayat cedera kecelakaan
a. fraktur/dislokasi
b. penyiksaan fisik
c. arthritis/sendi tidak stabil
d. masalah punggung
11) perubahan tahi lalat
12) Pembesaran kelenjar
13) Kerusakan penglihatan
14) pendengaran
15) prostese
16) perlengkapan ambulasi
Obyektif
1) suhu
a. diaphoresis
b. intergritas kulit
c. jaringan parut
d. ruam
e. ekimosis
f. kulit/lesi vagina
2) kekuatan umum
a. kekuatan
b. tonus otot
c. cara berjalan
d. rentang gerak
e. parestesia/paralisis
f. perkiraan gestasi
3) janin
a. frekuensi jantung
b. lokasi
c. metoda auskultasi
d. berat badan dasar
e. perkiraan gestasi
f. gerakan
g. ballotemen
4) hasil tes janin
5) AFT
6) Hasil kultur
a. Servikal/rectal
b. Tes system imun
c. Golongan darah
d. Maternal
e. Paternal
f. Skrining
g. Serologi
h. Sifilis
i. Sel sabit
j. Rubella
k. Hepatitis
l. HIV
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
TT, BCG DPT, polio, campak
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Menurun
Kemungkinan ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Lemah
Lemah
Perlu bantuan
Normal
Tidak ada
Negative
11. SEKSUALITAS
Subyektif
1) Masalah seksual
a. Menarke
b. Lama siklus
c. Durasi
2) Hari pertama periode menstruasi terakhir
3) Jumlah
4) Perdarahan/kram sejak PMA
5) Rabas pervagina
6) Keyakinan klien kapan terjadi konsepsi
7) Perkiraan tanggal kelahiran
8) Praktik pemeriksaan payudara sendiri
9) Papsmear terakhir
a. Hasil
10) Metode konsepsi terbaru
11) Riwayat obstetric
a. Gravida
b. Para
c. Term
d. Preterm
e. Aborsi
f. Hidup
g. Kelahiran multiple
12) Riwayat kelahiran
a. Tahun
b. Tempat
c. Lama gestasi
d. Lama persalinan
e. Tipe kelahiran
f. Lahir (hidup atau mati)
g. Berat badan
h. Skor apgar
13) Komplikasi (ibu/janin)
Obyektif
1) Pelvis
a. Vulva
b. Perineum
c. Vagina
d. Serviks
e. Uterus
f. Adneksa
g. Konjugasi diagonal
h. Diameter transversal
i. Outlet (cm)
j. Bentuk sacrum
k. Arkus
l. Koksigius
m. Takik SS
n. Kolumna vertebralis iskial
o. Keadekuatan inlet
p. Tengah
q. Outlet
2) Prognosis persalinan
3) Pemeriksaan payudara
4) Pemeriksaan putting
5) Tes kehamilan
6) Tes serologi (tanggal)
Tidak ada gangguan
Obyektif
Ada
13. PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Subyektif
1) Bahasa dominan
2) Terpelajar
3) Keterbatasan kognitif
4) Tingkat pendidikan ibu/ayah
5) Pekerjaan
6) Latar belakang etnik/budaya
7) Keyakinan kesehatan
8) Faktor resiko keluarga:
a. Diabetes
b. TB
c. Hipertensi
d. Epilepsy
e. Penyakit jantung
f. Strike
g. Penyakit ginjal
h. Kanker
i. Kelainan darah
j. Penyakit mental
k. Maslaah genetic
l. Kelahiran sesaria
m. Kelahiran multiple
9) Obat yang diresepkan
a. Obat
b. Dosis
c. Waktu
d. Penggunaan teratur
e. Tujuan
10) Obat yang tidak diresepkan
a. Obat bebas
b. Obat jalanan
c. Penggunaan alcohol
d. Tembakau
11) Keluhan/gejala penyerta dari kehamilan
12) Efek pada gaya hidup
13) Adaptasi yang dibuat
14) Penyakit relevan/perawatan di RS/pembedahan
15) Harapan dari kehamilan/perawatan
Umumnya tidak
Tidak ada
Rendah
Ada
Ada
b. Finnsial
5) Adaptasi terhadap kebutuhan/bantuan yang diinginkan
Kriteria Hasil:
Keseimbangan elektrolit dan asam basa akan tercapai dalam rentang 4 (ringan),
dibuktikan dengan indicator gangguan sebagai berikut.
Frekuensi dan irama nadi dalam batas normal
Frekuensi dan irama nafas dalam batas normal
Kewaspadan mental dan orientasi kognitif baik
Elektrolit serum dalam batas normal
Serum pH dan urin dalam batas normal 1. Pantau status hidrasi
8. Tingkatkan asupan oral, sesuai keinginan 1. Observasi status hidrasi yang akurat
menjadi dasar dalam intervensi keperawatan
2. Observasi hasil lab untuk status elektrolit yang akurat menjadi dasar dalam
ketepatan intervensi keperawatan
3. Mengevaluasi kemajuan rencana tindakan
4. Untuk mengetahuin keseimbangan keadaan status hidrasi dan cairan elektrolit
tubuh
5. Membantu pasien memenuhi status hodrasi dan sekaligus mengobservasi
keadaan klien
6. Melalui nasogastrik dapat membantu mempermudah pemberian asupan cairan
pasien
Kriteria Hasil:
Menunjukkan status gizi: asupan makanan, cairan, dan zat gizi dalam rentang 4
(kuat), ditandai dengan indicator berikut.
Makanan oral dalam rentang kuat
Asupan cairan oral dalam rentang kuat 1. Kaji makanan kesukaan klien
Kriteria Hasil:
Menunjukkan penghematan energy dalam rentang 4 (kuat), ditandai dengan
indicator sebagai berikut.
Menyadari keterbatasan energy
Menyeimbangkan aktivitas dan istirahat
Tingkat daya tahan adekuat untuk beraktivitas 1. Pantau respon kardiorespirasi
terhadap aktivitas
3. Ajarkan kepada pasien dan orang-orang penting bagi pasien tentang teknik
perawatan diri yang akan meminimalkan konsumsi oksigen
4. Ajarkan tentang pengaturan aktivitas dan teknik manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan
4.4 Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditentukan.
4.5 Evaluasi
No. Diagnosa keperawatan Evaluasi
1. Deficit volume cairan b.d kehilangan cairan aktif S:
Pasien menyatakan muntah berkurang
O:
Frekuensi muntah menurun
Turgor kulit baik
Membrane mukosa lembab
Oliguri (-)
Bau aseton (-)
A:
Rencana tindakan berhasil sebagian
P:
Tindakan dilanjutkan
O:
Muntah berkurang
Mual berkurang
Makan habis 1 porsi
A:
Rencana tindakan berhasil sebagian
P:
Tindakan dilanjutkan
O:
Kelelahan (-)
Diaphoresis (-)
Mampu melakukan aktivitas sesuai jadwal
A:
Rencana tindakan berhasil sebagian
P:
Tindakan dilanjutkan
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Hiperemesis gravidarum adalah emesis gravidarum yang berlebihan sehingga
menimbulkan gejala klinis serta mengganggu kehidupan sehari-hari yang sering
terjadi pada sebagian wanita hamil trimester pertama. Hal ini dapat dipengaruhi
faktor internal ataupun faktor eksternal yang meliputi fisik, psikologis atau sosial
(dukungan lingkungan sekitar). Kondisi ini perlu diperhatikan karena menentukan
pertumbuhan dan perkembangan janin yang berdampak pada berat badan lahir,
angka kematian prenatal, keadaan kesehatan neonatal, dan pertumbuhan serta
perkembangan bayi setelah lahir. Diperlukan asuhan keperawatan yang tepat pada
wanita hamil dengan kondisi hiperemesis gravidarum yang meliputi pengkajian,
diagnosa, perencanaan, implementasi, dan evaluasi atas tindakan keperawatan
yanggtelah dilakukan.
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Achadiat. Chrisdiono. 2003. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9.
Jakarta: EGC
Hidayati, Ratna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisologis dan Patologis.
Jakarta: Salemba Medika.
Marilynn E, Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde, dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2004. Penuntun Kepaniteraan Klinik Obstetri dan
Ginekologi. Jakarta: EGC.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidannan, Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta EGC
Mastupa Klinik Umum Baiturrahman Garut.
http://www.scribd.com/doc/49196675/Askep-Hiperemesis-Gravidarum [8 Februari
2012].
Rasyid, Duel. Asuhan Keperawatan Pada Ny. S Dengan Hiperemesis Gravidarum Di
Ruang
Smith, Kelly, dan Martha. 2010. NANDA Diagnosa Keperawatan: Definisi dan
Klasifikasi. Yogyakarta: Digna Pustaka.
Posted