Vous êtes sur la page 1sur 2

CASE 1: AKAD-AKAD PEMBIAYAAN SYARIAH

Tajuk Diskusi:
Durasi:

PRODUK TALANGAN HAJI DAN UMRAH


40 menit

Bank ABC merupakan salah satu bank syariah terbesar di Indonesia. Semenjak operasinya, bank
ABC selalu berupaya untuk menjaga stabilitas asset, pendapatan Fee Based Income (FBI), dan
kualitas aktiva produktifnya. Untuk merealisasikan hal tersebut, bank ABC menawarkan salah satu
produk berbasis fee kepada masyarakat. Produk tersebut dinamakan pembiayaan talangan haji.
Pembiayaan talangan haji diyakini akan menambah pendapatan berbasis fee. Target marketnya
adalah masyarakat menengah ke bawah khususnya mereka yang memerlukan dana talangan
untuk memperoleh seat haji. Produk ini menggunakan dua akad yang terpisah. Pertama akad
qardh sebagai landasan untuk pemberian talangan, kedua akad ijarah (sewa) untuk jasa
komputerisasi haji terpadu (system) berikut jasa pengiputan dan penerusan dokumen ke
Departemen Agama (Depag).
Bank ABC menerapkan nominal plafond dana talangan (qardh) secara beragam sesuai dengan
keperluan nasabah. Semakin tinggi nilai dana talangan, semakin tinggi pula bank mengenakan fee
atau ujrah kepada nasabah. Selama perjalanan waktu penjualan produk tersebut, bank ABC
mendulang banyak FBI dari transaksi ini yang jumlahnya hingga ratusan milyar yang seluruhnya
dibuku sebagai laba-rugi yang tidak dibagihasilkan. Hal ini karena bank menilai pendapatan fee ini
murni diciptakan dari jasa bank berupa system computer haji dan tenaga pegawai yang
mengelolanya.
Daftar Pertanyaan:
1. Apakah skema akad dalam produk talangan haji tersebut terdapat isu syariah, jika ada jelaskan!
2. Menurut anda pengenaan fee yang disesuaikan dengan jumlah plafond pembiayaan (tiering)
dinilai telah comply dengan aspek syariah atau tidak, berikan alas an untuk masing-masing
jawaban anda.
3. Menurut anda fatwa DSN-MUI yang merekomendasikan skema akad qardh & ijarah untuk
pembiayaan talangan haji apakah sepenuhnya telah sesuai dengan prinsip syariah, berikan
argument anada untuk jawaban tersebut.
4. Berikan solusi agar skema akad dalam produk tersebut comply dengan aspek syariah

CASE 2: IDENTIFIKASI TRANSAKSI TERLARANG


Tajuk Diskusi:
Durasi:

Riba
40 menit

Bank Syariah Salamah (BSS) merupakan bank dengan asset 20T. BSS memiliki target pembiayaan di
semester pertama tahun 2016 sebesar 5T. untuk mencapai target tersebut, BSS tidak dapat hanya
mengandalkan pembiayaan biasa pada umumnya. BSS berupaya menawarkan kepada setiap
nasabah eksisting untuk top up fasilitas namun demikian tetap sesuai dengan prinsip syariah.
Program yang digalakkan oleh BSS adalah pembiayaan refinancing atas asset nasabah. BSS
menawarkan kepada setiap nasabah eksisting untuk refinancing atas asetnya. Misal; rumah yang
telah dimiliki nasabah senilai Rp1milyar. BSS menawarkan pembiayaan refinancing kepada
nasabah atas rumah tersebut sebesar Rp700juta. Akad yang digunakan adalah murabahah seperti
pada umumnya. Bank membeli rumah nasabah untuk kemudian dijual kembali kepadanya secara
murabahah. Program refinancing membuahkan hasil yang cukup signifikan. BSS mampu mencapai
target pembiayaannya seperti yang diharapkan dengan status lancar.
Selain program refinancing tersebut, BSS juga berupaya menawarkan top up plafond bagi nasabah
dalam rangka membantu dalam pencapaian target pembiayaan. Misal; nasabah telah memiliki
fasilitas dari BSS yang telah berjalan 3 tahun dari tenor 5 tahun. Nasabah memerlukan pembiayaan
yang kedua untuk pengadaan barang lain. Nilai barang kedua yang akan dimohonkan pembiayaan
senilai Rp100 juta. Nasabah mengetahui bahwa DSRnya tidak lagi mencukupi, namun demikian
petugas marketing dari BSS menawarkan solusi dengan top up saldo. Misalnya sisa outstanding
nasabah sebesar Rp200juta, dan agar DSRnya memenuhi ketentuan maks 40% untuk fasilitas
kedua, nasabah harus melunasi sebagian fasilitas pertama sebesar Rp50juta. Nasabah tidak cukup
memiliki dana untuk sumber pelunasanb tersebut, kemudian petugas marketing menawarkan
fasilitas kedua sebesar Rp150 juta. Hal ini ditujukan agar nasabah menggunakan kelebihan dana
sebesar Rp50 juta sebagai sumber pelunasan sebagian atas fasilitas pertama. Dengan demikian
permasalahan nasabah didapatkan solusi, dan dalam waktu yang sama BSS mampu meningkatkan
pembiayaannya.
Daftar Pertanyaan
1. Menurut anda bagaimana hukumnya dengan skema refinancing yang dilakukan BSS
2. Jika skema refinancing dalam kasus dinilai tidak sesuai dengan prinsip syariah, bagaimana
skema refinancing yang anda nilai sesuai
3. Adakah pelanggaran syariah dalam program top up saldo yang dijadikan sumber pelunasan
tersebut, dan jelaskan alas an anda
4. Termasuk dalam kategori bab yang mana jika kasus tersebut diacukan dalam teori transaksi
terlarang, jelaskan secara ditel
5. Menurut anda, adakah solusi syariah untuk kasus tersebut, jelaskan!

Vous aimerez peut-être aussi