Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A.
TOPIK
Terapi Untuk Depresi Dengan Teknik Pemberian Terapi Naratif
B.
LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah impian semua penduduk di muka bumi ini, tak
terkecuali Indonesia. Indonesia bahkan telah dua kali mencanangkan program
Indonesia Sehat. Yang pertama pada 2010, dimana indikator untuk menuju ke
arah Indonesia sehat masih belum terpenuhi dan kemudian diperbaharui
menjadi Indonesia Sehat 2015 (Andri, (2012)
Perkembangan kehidupan sekarang ini banyak mengalami perubahan
dari pola hidup, pola aktifitas , perilaku hingga dari masalah keluarga dan
masalah ekonomi yang mengganggu kesehatan. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental dan
sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan.
Sehat bukan hanya secara fisik yang terlihat diluarnya melainkan sehat
secara rohani, mental, fisik, jiwa , dan psikologis. Sehat membuat manusia
berfikir positif terhadap diri sendiri, membuat manusia mengembangkan
potensi pada dirinya, mampu mengendalikan emosional pada dirinya, mampu
menyelesaikan masalah kehidupan, mampu menerima kenyataan dan mampu
beradaptasi dengan lingkungan. Jika mekanisme koping individu tidak baik
akan mengganggu perkembangan jiwanya (Johnson, 1997).
Penderita gangguan jiwa berat dengan usia di atas 15 tahun di
Indonesia mencapai 0,46%. Hal ini berarti terdapat lebih dari 1 juta jiwa di 2
Indonesia yang menderita gangguan jiwa berat. Berdasarkan data tersebut
diketahui bahwa 11,6% penduduk Indonesia mengalami masalah gangguan
mental emosional ( Riset kesehatan dasar, 2007 ). Sedangkan pada tahun 2013
jumlah penderita gangguan jiwa mencapai 1,7 juta (Riskesdas, 2013 ).
Prevalensi gangguan jiwa berat atau dalam istilah medis disebut
psikosis/skizofrenia di daerah pedesaan ternyata lebih tinggi dibanding daerah
perkotaan. Di daerah pedesaan, proporsi rumah tangga dengan minimal salah
satu anggota rumah tangga mengalami gangguan jiwa berat dan pernah
dipasung mencapai 18,2 persen. Sementara di daerah perkotaan, proporsinya
hanya mencapai 10,7 persen. Nampaknya, hal ini memberikan konfirmasi
bahwa tekanan hidup yang dialami penduduk pedesaan lebih berat dibanding
penduduk perkotaan. Dan mudah diduga, salah satu bentuk tekanan hidup itu,
meski tidak selalu adalah kesulitan ekonomi ( Riskesdas, 2013 )
Tim peneliti dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan
ada lebih dari 350 juta orang mengalami depresi. Jumlah ini merupakan lima
persen dari populasi penduduk di seluruh dunia. Pernyataan tersebut dirilis di
markas WHO di Jenewa, Swiss, Selasa, (9/10), menjelang Hari Kesehatan
Mental Sedunia yang jatuh. Tim peneliti WHO menyatakan lebih dari
setengah penderita depresi tidak mendapat pengobatan. Sebab, sebagian besar
dari mereka tidak berani mengakui sedang mengalami depresi. WHO juga
mengungkapkan bahwa wanita lebih rentan terkena depresi ketimbang pria.
Satu dari lima wanita akan mengalami depresi usai melahirkan.
Lebih lanjut WHO juga menjelaskan, ada sekitar satu juta orang
melakukan bunuh diri dalam setiap tahun. Sebagian besar penyebab mereka
melakukan bunuh diri adalah karena mengalami depresi Para peneliti juga
memperingatkan jika depresi dan kasus bunuh diri akan terus meningkat
akibat krisis ekonomi yang saat ini sedang melanda dunia, terutama negaranegara di Eropa. Untuk itu mereka juga mengatakan bahwa semua orang perlu
diberi pemahaman yang tepat tentang depresi, sehingga para penderita bias
mendapatkan pengobatan yang tepat dan efisien.(NHK/ANS).
C.
LANDASAN TEORI
1. Pengertian
Depresi adalah perasaan sedih, ketidakberdayaan dan pesimis yang
berhubungan dengan suatu penderitaan. Dapat berupa serangan yang
ditujukan kepada diri sendiri atau perasaan marah yang dalam
(Nugroho, 2012). Depresi merupakan kondisi emosional yang
biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat mendalam,
perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain dan
tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual dan minat
serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davison dkk,
2006). Depresi merupakan gangguan suasana hati atau mood yang
dalam edisi DMS (Dignostic and Statistical Manual of Mental
Disorders) yang dikenal sebagai gangguan afektif (Kaplan & Sadock,
2010). Depresif adalah salah satu bentuk gangguan kejiwaan pada
alam perasaan (affective/mood disorder), yang diatandai dengan
kemurungan, kelesuan, ketidak gairahan hidup, perasaan tidak
berguna, dan putus asa (Hawari, 2010).
2. Etiologi
Dalam Kaplan & Sadock, 2010 penyebab terjadinya depresi adalah :
1. Faktor Biologis
Banyak penelitian melaporkan abnormalitas metabolit amin
biogenicseperti
asam
5-hidroksiindolasetat
(5-HIAA),
asam
homovanilat (HVA) dan 3 metoksi-4-hdroksifenilglikol (MHPG)di dalam darah, urine dan cairan serebrospinalis pasien dengan
3. Faktor genetik
Data genetik dengan kuat menunjukkan bahwa faktor genetik yang
signifikan terlibat dalam timbulnya gangguan mood tetapi pola
pewarisan genetik terjadi melalui mekanisme yang kompleks.
Tidak hanya menyingkirkan pengaruh psikososial tetapi faktor
nongenetik mungkin memiliki peranan kausatif didalam timbulnya
gangguan mood pada beberapa orang. Komponen genetik memiliki
peranan yang bermakna didalam gangguan bipolar I daripada
gangguan depresi berat.
4. Faktor Psikososial
untuk
kepada
mengungkapkan
anggota
permasalahan
menyampaikan
masalah
yang
anggota
bersangkutan
kelompok
mengungkapkan
yang
lain
aktif
e) Konselor
menerapkan
strategi
kelompok
untuk
menyampaikan
kelompok
yang
lain
sehingga
terjadi
F.
ANTISIPASI MASALAH
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien.
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan
perawat atau klien lain.
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
mengkoordinasi
seluruh
kegiatan.
b. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang
menyimpang.
c. Membantu memimpin jalannya kegiatan.
d. Menggantikan leader jika terhalang tugas.
c. Fasilitator
leader
dalam
permainan
melaksanakan
kegiatan.
f. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi
masalah.
d. Observer
Uraian tugas
pengamatan
pada
Keterangan :
1
2
3
4
5
= Leader
= Co.Leader
= Fasilitator
= Observer
= pasien
3. Alat
a. Name tag
b. Kertas / buku tulis
c. Alat tulis : pulpen/pensil
d. Laptop
4. Metode
a. Diskusi kelompok
5. Langkah Kegiatan :
a. Persiapan :
1) Mengingat kontrak pada klien
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
b. Orientasi :
1) Salam teraupetik\
2) Salam dari terapis kepada klien
3) Terapis dan klien memakai papan nama
c. Evaluasi/validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama-nama klien
yang lain
d. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yaitu terapi naratif
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta
izin kepada terapis
4) Lama kegiatan 25 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
e. Tahap kerja
1) Perkenalan
2) Konselor memberikan kesempatan kepada anggota kelompok
untuk mengungkapkan permasalahan pribadinya secara bergiliran.
3) Setelah anggota kelompok menyampaikan masalah pribadinya
masing-masing, konselor menawarkan kepada anggota kelompok
untuk membahas masalah mana yang akan dibahas terlebih dahulu
berdasarkan kesepakatan bersama.
4) Konselor menanyakan kepada siswa yang bersangkutan apakah
setuju bila masalahnya dibahas dalam forum tersebut.
5) Setelah siswa yang bersangkutan mengungkapkan masalahnya,
anggota kelompok yang lain aktif memberikan pendapat, aktif
bertanya, dan memberikan alternatif pemecahan masalahnya.
6) Konselor menerapkan strategi konseling naratif untuk membantu
memecahkan
permasalahan
yang
dihadapi
oleh
anggota
kelompok.
7) Konselor membacakan cerita.
f. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a) Leader dan Co Leader menanyakan perasaan klien setelah
mengikuti TAK
b) Leader dan Co leader memberikan pujian atas keberhasilan konseli
klien
yang
di
harapkan
adalah
dapat
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal-jurnal
Capuzzi, D. & Gross, D.R. 2007. Counseling and Psychoteherapy : Theories and
Interventions. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson Prentice-Hall
Corey, G. 2009, Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont,
CA : Brooks/Cole
Payne, Martin. 2006. Narrative Therapy. Thousand Oaks, California : SAGE
Publications Inc