Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
sejumlah kecil protein dan gula. Bahwa beberapa cairan amnion ditelan oleh janin dibuktikan
oleh fakta bahwa sisa-sisa epidermal dan rambut telah ditemukan di antara isi saluran
pencernaan janin.5
monoamniotik (kembar satu telur) tidak akan ada jaringan korion di antara kedua amnion
(pada USG tampak gambaran huruf T).4
Pecahnya ketuban berkaitan dengan kekuatan selaput. Pada perokok dan infeksi
terjadi pelemahan pada pada ketahanan selaput sehingga pecah. Pada kehamilan normal
kadang ditemukan sedikit makrofag. Pada saat persalinan, leukosit akan masuk kedalam
cairan amnion sebagai reaksi terhadap peradangan. Pada kehamilan normal tidak ada IL-1B,
tetapi pada persalinan pretem IL-1B akan ditemukan. Dikarenakan terjadinya infeksi.4
Amnion berkembang dari delaminasi sitotrofoblas sekitar hari ke-7 atau ke-8
perkembangan ovum normal atau pada dasarnya berkembang sebagai ekstensi dari ekstoderm
janin. Dimulai sebagai vesikel kecil, amnion berkembang menjadi sebuah kantong kecil yang
menutupi permukaan dorsal embrio. Ketika amnion membesar, perlahan-lahan kantong ini
meliputi embrio yang sedang berkembang yang akan prolaps kerongganya. Distensi kantong
amnion akhirnya mengakibatkan kantong tersebut menempel dengan bagian interior korion.
Amnion dan korion, walaupun menempel tidak pernah berhubungan erat dan biasanya dapat
dipisahkan dengan mudah bahkan pada waktu aterm. Amnion normal mempunyai tebal 0,020,5 mm. Volume rata-rata yaitu 1 liter, banyaknya dapat berbeda-beda, pada minggu ke-36
banyaknya 1030 cc, minggu ke-40 banyaknya 790 cc dan pada minggu ke-43 sudah
berkurang menjadi 240 cc. Jika banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan Polyhidramnion atau
Hidramnion kalau terlalu sedikit kurang dari 500 cc disebut Oligohidramnion. Cairan amnion
merupakan bantalan bagi fetus akibat trauma dengan memperhalus dan menghilangkan
kekuatan benturan dan memungkinkan pergerakan yang bebas bagi perkembangan sistem
muskuloskeletal. Cairan amnion yang normalnya berwarna putih, akan menjadi agak keruh
lalu berkumpul di dalam rongga amnion kemudian jumlahnya bertambah banyak selama
kehamilan lanjut sampai mendekati aterm dan normalnya akan berkurang pada saat aterm.
Cairan amnion reaksinya alkalis dengan BJ 1.008, komposisinya terdiri dari 99 % air, sisanya
albumin, urea, asam urea, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam
organik. Secara makroskopis berbau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa,
bercampur mekonium. Secara mikroskopis terdapat lanugo dan rambut, melalui pemeriksaan
laboratorium dapat dilihat kadar urea (ureum) lebih rendah dibanding dengan air kencing. 5
Ketika morula masuk ke dalam ruang uterus, cairan mulai penetrasi melewati zona
pelusida ke dalam ruang interselular, cairan menjadi confluent dan membuat satu ruang di
dalam yang disebut blastocele. Saat ini embrio dikenal sebagai blastocyst. Sel yang berada di
dalam blastocyst disebut embryoblast yang terletak pada satu kutub, dan sel yang ada di luar
disebut trofoblast.5
Mencapai umur embrio hari ke 8, blastocyst telah menempel sebagian pada stroma
endometrium. Trofoblast kemudian berdiferensiasi menjadi 2 lapis: (1) lapisan dalam adalah
sel mononukleus yang disebut cytotrofoblast dan (2) lapisan luar dengan sel multinukleus
yang disebut sinsitiotrofoblast.5
Embrioblast juga berdiferensiasi menjadi 2 lapis: (1) lapisan dengan sel kuboid yang
masuk ke dalam kavitas blastocyst, yang dikenal sebagai lapisan hypoblast, dan (2) lapisan
dengan sel silindris yang berada pada kavitas amnion yang disebut lapisan epiblast. Sel
epiblas yang masuk ke dalam cytotrofoblast disebut amnioblast, bersama dengan epiblast,
mereka membentuk ruang amnion. 5
waktu yang sama, ekstraembrionik coelom meluas, dan membentuk ruang, yaitu ruang
korion. Mesoderm ekstraembrionik yang berada di dalam cytotrofoblast kemudian disebut
korion plate. Satu-satunya daerah dimana mesoderm ekstraembrionik dapat berhubungan
dengan ruang korion adalah melewati stalk penghubung (connecting stalk). Yang kemudian
berkembang menjadi pembuluh darah, dan stalk akan menjadi tali pusat. 5
Gambar 5.
pertama sampai mencapai 450 mL pada umur 20 minggu, kemudian 800 sampai 1000 mL
pada minggu ke 37. Pada kehamilan bulan pertama, embrio ditahan oleh tali pusat yang
berada pada cairan ini, sehingga melindunginya dari trauma. Volume cairan amnion
tergantikan setiap 3 jam. Pada awal bulan ke 5, fetus dapat menelan cairan amnion dan
diperkirakan dapat minum sampai 400mL perhari, sekitar setengah dari jumlah total. Urine
dari fetus menambah volume cairan amnion setiap harinya pada bulan ke 5 kehamilannya,
tapi urinnya hanya terdiri dari air, karena placenta yang akan berfungsi sebagai pertukaran
sisa metabolisme. 5
Fungsi cairan amnion antara lain memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan
tumbuh dengan optimal kesegala jurusan karena tekanan pada anak sama pada semua
bagiannya. Hal ini sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh organ sekitarnya
maka pertumbuhan akan terganggu. Selain itu juga untuk melindungi anak terhadap pukulanpukulan dari luar dan ibu terhadap gerakan-gerakan anak. Jika cairan berkurang pergerakan
anak dirasakan nyeri oleh ibu. Kemudian mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.
Mencegah terjadinya perlengketan. Waktu persalinan cairan amnion dapat membuka servik
dengan mendorong selaput janin kedalam ostium uteri. Bagian selaput anak yang diatas
ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban dan membuka servik pada saat
persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
4. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan, 2010. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
5. Sadler, T.W. Langmans Medical Embryology, 12 nd. 2012: chapter 8. Baltimore,
Maryland: Lippincott Williams & Wilkins
6. Cunningham, F.Gary. Obstetri Williams, 21 nd. Vol 2. 2005. Jakarta : EGC