Vous êtes sur la page 1sur 23

NAMA

: AHMAD BAYU DEVATAMA

KELAS

: MULTIMEDIA 1

NOMOR

: 06

Keluarga Pemilik Pedati:


Yang Mulia Hakim, saya tidak terima keluarga saya kehilangan pedati
beserta kuda dan dagangan di dalamnya karena jembatan yang dilalui
roboh. Pembuat jembatan itu harus dihukum.
Yang Mulia Hakim:
Baik, saya akan memanggil pembuata jembatan untuk diadili. Pembuat
jembatan, kamu harus bertanggung jawab atas jembatan yang roboh.
Pembuat Jembatan:
Yang Mulia Hakim, saya tidak bersalah. Tetapi tukang kayu lah yang
bersalah. Dia yang menyediakan kayu untuk bahan jembatan itu.
Yang Mulia Hakim:
Tukang kayu, kamu harus dihukum karena kayu yang kamu bawa untuk
membuat jembatan ternyata jelek sehingga menyebabkan seseorang jatuh
dan kehilangan pedati dan kudanya.
Tukang Kayu:
Jangan salahkan saya Yang Mulia, salahkan si penjual kayu yang menjual
kayu dengan kualitas jelek.
Yang Mulia Hakim:
Hai penjual kayu, kamu harus dihukum karena tidak menjual kayu bagus
pada tukang kayu sehingga jembatan yang dibuatnya tidak kukuh.
Penjual Kayu:
Jangan menyalahkan saya Yang Mulia, yang salah adalah pembantu saya.
Dialah yang menyediakan beragam jenis kayu.
Yang Mulia Hakim:
Pengawal, bawa pembantu si penjual kayu ke hadapanku!
Pembantu Tinggi Besar:
Apa kesalahanku Yang Mulia?
Yang Mulia Hakim:
Kesalahanmu adalah telah menyebabkan tukang pedati kehilangan kuda
dan dagangannya dengan memberikan kayu yang jelek kepada tukang
kayu.
Hai pengawal, masukkan pembantu ini ke penjara dan sita semua uangnya.
Pengawal:
Sulit Yang Mulia, si pembantu badannya terlalu tinggi dan gemuk. Penjara
kita tidak muat. Dan dia tidak punya uang untuk disita.
Yang Mulia Hakim:
Cari pembantu si tukang kayu yang lebih pendek, kurus, dan punya uang.

Pembantu Kurus dan Pendek:


Wahai Yang Mulia Hakim, apa kesalahan hamba sehingga harus dipenjara?
Yang Mulia Hakim:
Kesalahanmu adalah pendek, kurus, dan punya uang!!!
Saudara-saudara, apakah hukuman penjara untuk pembantu pendek, kurus,
dan punya uang tadi adil?
Masyarakat:
Sangat adil, Yang Mulia Hakim.

AHMAD BAYU DEVATAMA

MULTIMEDIA 1/06

NAMA

:PUTRI RAHMA DANI

KELAS

:X/AV2

NOMOR

:27

Kata Nomina
Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, dan konsep
atau pengertian. Dari segi sintaksisnya

Ciri-ciri:

alimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba), nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau
pelengkap.
Contoh: Ayah sedang mencari kunci inggris.
Pada kalimat di atas, kata kunci inggris yang menduduki fungsi objek adalah kata benda.
Nomina hanya dapat diingkarkan dengan kata bukan.
Contoh : Ayah saya bukan seorang guru.
Jenis-Jenis nomina dan contohnya:

Nomina konkret : benda-benda yang bentuknya dapat dideskripsikan dengan


pancaindera, contohnya meja, kursi, telepon, dan lain-lain.

Nomina khusus : nomina tentang nama tertentu. Ciri dari nomina ini adalah diawali
dengan huruf kapital, seperti nama orang, nama negara, nama tempat, nama
perusahaan, dan lain-lain.

Nomina umum : kata benda yang sangat umum, seperti sepak bola, pelajar, murid,
desa, dan lain-lain.

Nomina kolektif : nomina yang mengandung arti kumpulan, koleksi, atau jumlah yang
majemuk. Contohnya sekelompok manusia, hadirin, majelis, semua, dan lain-lain.

Nomina abstrak : nomina yang tidak dapat dideskripsikan dengan pancaindera.


Contohnya, kemerdekaan, kebebasan, kebahagiaan, tindakan, dan lain-lain.

Nomina penjumlahan : nomina ini terbagi menjadi dua bagian, nomina terhitung dan
nomina tak terhitung

Kata Verba

Kata kerja adalah semua kata yang menyatakan perbuatan atau kegiatan. Yang maknanya untuk melakukan suatu
perbuatan. Misalnya saja seperti kata berlari yang menunjukkan adanya kegiatan berlari.Contoh kata kerja yang
lain misalnya menulis yang menunjukkan kegiatan menulis.Selain itu, kata duduk atau pun tidur juga termasuk
kata kerja karena juga menunjukkan adanya suatu kegiatan untuk duduk atau pun tidur.

Macam macam kata kerja dan contoh kata kerja


Kata kerja transitif
Pengertian kata kerja transitif adalah bentuk kata kerja yang memerlukan objek.
Contoh kata kerja transitif : memetik, mengangkut, membuat.
Artinya, jenis kata kerja seperti memetik, perlu untuk ditambahkan objek, seperti memetik buah atau memetik
anggur
Kata kerja intransitif
Pengertian kata kerja intransitif adalah benuk kata kerja yang tidak memerlukan objek.
Contoh kata kerja intransitif misalnya : pergi, duduk, pulang.
Pada kata kata seperti pergi dan contoh lain di atas, kata ini sudah dapat digunakan dalam kalimat, meskipun tak
memakai objek. Sebagai contoh dalam kalimat : Ayah sedang duduk.
Kata kerja aktif
Pengertian kata kerja aktif adalah kata kerja yang subjeknya berperan sebagai pelaku. Kata kerja aktif ini umumnya
bercirikan dengan adanya awalan me- dan berContoh kata kerja aktif : memukul, melempari, berlari.
Kata kerja pasif
Pengertian kata kerja pasif ini adalah bentuk kata kerja yang subjeknya berperan sebagai penderita. Kata kerja pasif
umumnya dapat dilihat dari ciri ciri adanya awaln di- dan ter-.
Contoh kata kerja pasif : dipukuli, dinasihati, terlempar
Kata kerja refleksi
Pengertian kata kerja refleksi ini merupakan kata kerja yang objeknya adalah diri sendiri.
Contoh kata kerja refleksi misalnya : bercermin, berhias, berpakaian.
Kata kerja resiprok
Pengertian kata kerja resiprok merupakan bentuk kata kerja yang dilakukan oleh dua orang dan perbuatan tersebut
sifatnya berbalasan atau saling.
Contoh kata kerja resiprok misalnya : bergandengan, bersalaman, bertinju.
Kata kata ini dapat diartikan sebagai saling menggandeng, saling salaman, serta saling tinju.
Kata kerja berbentuk kata dasar

Kata kerja berbentuk kata dasar juga disebut sebagai kata kerja aus. Contoh kata kerja berbentuk kata dasar atau kata
kerja aus ini adalah tidur, mandi, duduk, makan.
Kata kerja berbentuk kata berimbuhan
Kata kerja berimbuhan berarti bentuknya sudah mendapatkan kata imbuhan dari kata dasarnya. Misalnya seperti
menyiangi, dilalui.
Kata kerja berbentuk kata ulang
Kata kerja berbentuk kata ulang ini terdiri dari kata dasar yang diulang, misalnya seperti kata : bermain main,
berlari larian.
Kata kerja berbentuk gabungan kata
Kata kerja berbentuk gabungan kata berarti kata ini menggabungkan dua kata dasar jadi satu. Seperti misalnya pada
kata : menandatangani yang berupa gabungan dari kata tanda dan tangan, serta pada kata bertanggungjawab
yang berasal dari gabungan dua kata dasar yakni tanggung dan jawab.

Kata Ajektifa

Kata sifat atau adjektifa ialah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang,
benda, atau binatang. Kata sifat menjelaskan, mengubah atau menambah arti suatu kata benda
yang diikutinya sehingga menjadi lebih spesifik. Kata sifat atau advjektifa menerangkan kuantitas,
kecukupan, urutan, kualitas, maupun penekanan pada suatu kata.
CIRI-CIRI KATA SIFAT
Kata sifat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Kata sifat atau adjektiva dapat diberi keterangan pembanding dengan menggunakan kata-kata
berikut :
- lebih
(contoh : lebih mahal)
- kurang (contoh : kurang mahal)
- paling
(contoh : paling mahal)
2. Kata sifat atau adjektiva dapat diberi keterangan penguat dengan kata-kata berikut :
- sangat
(contoh : sangat indah)
- amat
(contoh : amat indah)
- benar
(contoh : indah benar)
- sekali
(contoh : indah sekali)
- terlalu
(contoh : terlalu indah)
3. Kata sifat atau Adjektiva dapat diingkari dengan kata "tidak"
Contoh :
- tidak bodoh
- tidak bagus
- tidak salah
4. Kata sifat atau adjektiva dapat diulang dengan awalan (se-) dan akhiran (nya)
Contoh :
- sebaik-baiknya
- seburuk-buruknya
- sejelek-jeleknya
- sejahat-jahatnya
5. Kata sifaat atau adjektiva pada kata tertentu menggunakan akhiran :
- ( - er ) (contoh : honorer)
- ( -(wi ) (contoh : duniawi)
- ( -iah ) (contoh : alamiah)
- ( -if )
(contoh : positif)
- ( -al )
(contoh : formal)
- ( ik )
(contoh : elektronik)
PROSES PEMBENTUKAN KATA SIFAT

Kata sifat terbentuk karena beberapa proses sebagai berikut :


1. Terbentuk dari kata dasar
Contoh : besar, kecil, kuat, lemah, rajin, malas, dll.
2. Terbentuk dari kata jadian (imbuhan)
Contoh : tercantik, terindah, terganteng dll.
3. Terbentuk dari kata ulang
Contoh : gelap-gulita, pontang-panting, dll.
4. Terbentuk dari kata serapan
Contoh : legal, kreatif, dll
5. Terbentuk dari kata atau kelompok kata
Contoh : baik hati, lapang dada, keras kepala dll.

Kata Numeralia

Kata bilangan adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya benda (orang, binatang, atau
barang) dan konsep. Kata bilangan dapat dikelompokkan menjadi :
A.Kata bilangan takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah.
Kata bilangan takrif terbagi atas:
1. Kata bilangan utama (kardinal), terbagi atas:
a.Kata bilangan penuh adalah kata bilangan utama yang menyatakan jumlah tertentu dan dapat
berdiri sendiri tanpa bantuan kata lain.
Contoh:
Satu, dua, tiga, tujuh, sepuluh, lima puluh ribu,tiga miliar
Kata bilangan utama dapat dihubungkan langsung dengan satuan waktu, harga uang, ukuran,
panjang, berat, isi dan sebagainya.
b. Kata bilangan pecahan adalah kata bilangan yang terdiri atas pembilang dan penyebut yang
dibubuhi partikel perContoh:
2/3 = dua pertiga
4/7 = empat pertujuh
= satu perdua, separuh, setengah
c. Kata bilangan gugus (sekelompok bilangan)
Contoh:
Gros = 144 atau 12 lusin
Lusin = 12
Kodi = 20
Abad = 100 tahun
Windu = 8 tahun
Milenium = 1000 tahun
2. Kata bilangan tingkat adalah kata bilangan takrif yang melambangkan urutan dalam jumlah dan
berstruktur ke+Num.
Contoh:
Kesatu, kedua, kesepuluh, keseratus
B. Kata bilangan tak takrif adalah kata bilangan yang menyatakan jumlah yang tak tentu.
Contoh:
Suatu, beberapa, tiap-tiap, berbagai, segenap, sekalian, semua, seluruh, sebagian,segala

KATA ADVERBIA

Kata Keterangan (Adverbia) dan jenis-jenisnya adverbia adalah kata jenis kata yang
memberikan keterangan pada kata kerja, kata sifat, dan kata bilangan bahkan mampu memberikan
keterangan pada seluruh kalimat.
Contoh Kalimat yang mengandung kata keterangan berikut ini :
1. Linda memukul budi dengan pengaris
2. Ajis rajin belajar supaya mendapat ranking 1
Pada contoh kalimat di atas terdapat kata keterangan yaitu, "dengan" dan "supaya". Kata dengan
pada kalimat nomor 1 adalah keterangan alat, yaitu alat yang digunakan untuk memukul. Sedangkan
kata supaya pada kalimat nomor 2 adalah kata keterangan tujuan.
Sekarang mari kita bahas jenis kata keterangan (adverbia) secara lebih rinci.
JENIS-JENIS ADVERBIA
Kata keterangan atau adverbia dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Keterangan Tempat
Keterangan tempat adalah jenis kata yang memberikan informasi mengenai suatu lokasi.
Contoh :
- Ibu menjemur baju di halaman
- Di sini dulu ayah dan ibu tinggal
- Dodi menaruh bola di lemari
2. Kata Keterangan Waktu
Keterangan waktu adalah jenis keterangan yng menginformasikan berlangsungnya sesuatu dalam
waktu tertentu,
Contoh :
- Saya mau kerumahmu sekarang
- Lusa nanti saya akan berkunjung ke rumah nenek
- Dini akan membeli baju besok pagi
3. Kata Keterangan Alat
Keterangan alat adalah jenis keterangan yang menjelaskan dengan memakai alat apa seseorang
melakukan sesuatu.
Contoh :
- Badrun memukul anjing dengan tongkat
- Bapak pergi ke kantor dengan motor
- Reni membawa daging dengan keranjang
4. Kata Keterangan Syarat
Keterangan tempat adalah keterangan menunjukkan hubungan persyaratan.
Contoh :
- Aku mau kembali ke Jakarta jikalau kamu mau menikah denganku
- Seandainya kamu bisa mengerti aku, pasti aku akan menerimamu
- Pak guru mau memberi kesempatan kepada Lusi asalkan dia mau berubah
5. Kata Keterangan Sebab

Keterangan sebab adalah jenis keterangan yang menunjukkan penyebab mengapa sesuatu itu
dapat
terjadi
Contoh :
- Pak Dodi marah karena anaknya pergi tanpa pamit
- Rino tidak diterima di tempat itu lagi, sebab dia pernah melakukan kesalahan yang fatal

KATA TUGAS
Kata tugas adalah kata yang hanya memiliki arti gramatikal dan tidak memiliki makna leksikal,
sehingga maknanya bisa menjadi jelas jika dihubungkan dengan kata lain. Yang berfungsi sebagai
perubah kalimat yang minim hingga menjadi kalimat transformasi

Sebagian besar kata tugas memiliki bentuk yang tetap, akan tetapi ada sebagian kecil kata tugas
yang bisa berubah bentuk, misalnya pada kata tidak dan sudah, kedua kata itu dapat mengalami
perubahan bentuk, misalnya kata tidak menjadi menidakkan dan kata sudah menjadi menyudahkan,
dsb.
CIRI-CIRI KATA TUGAS
Ciri-ciri kata tugas ialah hampir semua kata tugas tidak bisa berubah bentuk.
JENIS-JENIS KATA TUGAS
1. Preposisi (kata depan)
Preposisi adalah yaitu kata tugas yang terletak di depan sebuah kata, terutama pada kata benda,
yang berfungsi untuk menentukan hubungan suatu kata.
Contoh :
- di Jakarta
- dari sekolah
- ke sawah
- dsb

2. Konjungsi (kata hubung)


Konjungsi adalah jenis kata yang berfungsi untuk menghubungkan dua satuan bahasa seperti kata
dengan kata, frasa dengan frasa, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat ataupun antar
paragraf. Konjungsi (kata hubung) terbagi menjadi empat. yaitu :
a, Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan yang memiliki hubungan yang setara.
contoh : dan, atau, serta
b. Konjungsi korelatif
Konjungsi korelatif adalah konjungsi yang menghubungkan kata, frasa atau klausa yang memiliki
status sintaksis yang sama.
Konjungsi korelatif rerdiri dari dua bagian yang dipisahkan oleh satu frasa, kata atau klausa yang
dihubungkan.
Contoh : baik saya maupun dia tidak menyukai hal itu
Bukannya aku tidak suka, tetapi sifatnya membuat orang muak
c. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah konjungsi yang dipakai untuk menghubungkan satu kalimat dengan
kalimat yang lainnya.
Contoh :
- Biapun begitu
- Akan tetapi
- Meskipun demikian
- dsb
d. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan dua klausa atau lebih yang merupakan
anak kalimat.
Konjungsi ini terbagi lagi menjadi 12 kelompok, yaitu:
1. Konjungsi subordinatif waktu,
Contoh : sejak, semenjak, sedari, sewaktu.
2. Konjungsi subordinatif syarat,
Contoh : jika, jikalau, bila, kalau.
3. Konjungsi subordinatif pengandaian,
Contoh : seandainya, seumpama.
4. Konjungsi subordinatif konsesif,
Contoh : biarpun, sekalipun.
5. Konjungsi subordinatif pembandingan,
Contoh : seakan-akan, seperti.
6. Konjungsi subordinatif sebab,
Contoh : sebab, karena, oleh sebab.
7. Konjungsi subordinatif hasil,
Contoh : sehingga, sampai.
8. Konjungsi subordinatif alat,
Contoh : dengan, tanpa.
9. Konjungsi subordinatif cara,
contoh , contoh
10. Konjungsi subordinatif komplementasi
Contoh : bahwa.
11. Konjungsi subodinatif atribut,
Contoh : yang
12. Konjungsi subordinatif perbandingan,
Contoh : sama ... dengan, lebih ... dari.
3. Artikula (kata sandang)
Kata sandang adalah jenis kata yang mendampingi kata benda atau yang membatasi makna jumlah
orang atau benda. Kata sandang tidak mengandung suatu arti tapi memiliki fungsi.
Fungsi kata sandang :
- untuk menentukan kata benda,
- mensubstansikan suatu kata.
Contoh kata sandang :

- yang,
- itu,
- nya,
- si,
- sang,
- hang,
- dang.
sebagai berikut :
1. Artikula yang bersifat gelar
Contoh : sang, hang, dang, sri.
2. Artikula yang mengacu ke makna kelompok/makna korelatif
Contoh : Para
3. Artikula yang menominalkan
Contoh : Si budi kecil kuyup menggigil
4. Interjeksi (kata seru)
Yang dimaksud dengan interjeksi atau kata seru adalah kata yang dipakai untuk mengungungkapkan
perasaan.
Contoh kata seru yang terdapat dalam bahasa Indonesia :
1. Kata seru asli, yaitu : ah, wah, yah, hai, o, oh, nah, dll.
2. Kata seru yang berasal dari kata-kata biasa, artinya kata seru yang berasal dari kata-kata benda
atau
kata-kata lain yang digunakan, contoh : celaka, masa', kasihan, dll.
3. kata seru yang berasal dari beberapa ungkapan, baik yang berasal dari ungkapan Indonesia
maupun yang berasal dari ungkapan asing, yaitu : ya ampun, demi Allah, Insya Allah, dll.
5. Partikel Penegas
Partikel penegas adalah kategori kata tugas yang meliputi kata yang tidak tunduk pada perubahan
bentuk dan hanya berfungsi menampilkan unsur yang diiringinya.
Dalam bahasa Indonesia terdapat empat jenis partikel penegas, yaitu :
- ( -kah )
- ( -lah )
- ( - pun )
- ( -tah )

KEHIDUPAN SOSIAL
Kedatangan bangsa Portugis di kepulauan Maluku bertujuan untuk menjalin perdagangan dan mendapatkan
rempah-rempah. Bangsa Portugis juga ingin mengembangkan agama Katholik. Dalam 1534 M, agama Katholik telah
mempunyai pijakan yang kuat di Halmahera, Ternate, dan Ambon, berkat kegiatan Fransiskus Xaverius. Seperti
sudah diketahui, bahwa sebagian dari daerah maluku terutama Ternate sebagai pusatnya, sudah masuk agama islam.
Oleh karena itu, tidak jarang perbedaan agama ini dimanfaatkan oleh orang-orang Portugis untuk memancing
pertentangan antara para pemeluk agama itu. Dan bila pertentangan sudah terjadi maka pertentangan akan
diperuncing lagi dengan campur tangannya orang-orang Portugis dalam bidang pemerintahan, sehingga seakan-akan
merekalah yang berkuasa. Setelah masuknya kompeni Belanda di Maluku, semua orang yang sudah memeluk agama
Katholik harus berganti agama menjadi Protestan. Hal ini menimbulkan masalah-masalah sosial yang sangat besar
dalam kehidupan rakyat dan semakin tertekannya kehidupan rakyat. Keadaan ini menimbulkan amarah yang luar
biasa dari rakyat Maluku kepada kompeni Belanda. Di Bawah pimpinan Sultan Ternate, perang umum berkobar,
namun perlawanan tersebut dapat dipadamkan oleh kompeni Belanda. Kehidupan rakyat Maluku pada zaman
kompeni Belanda sangat memprihatinkan sehingga muncul gerakan menentang Kompeni Belanda.

E. KEHIDUPAN BUDAYA
Rakyat Maluku, yang didominasi oleh aktivitas perekonomian tampaknya tidak begitu banyak mempunyai
kesempatan untuk menghasilkan karya-karya dalam bentuk kebudayaan. Jenis-jenis kebudayaan rakyat Maluku tidak
begitu banyak kita ketahui sejak dari zaman berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam seperti Ternate dan Tidore.
Sejarah Kerajaan Ternate dan Tidore
Jejak-jejak arkeologi atau bukti fisik pengaruh budaya Islam dapat dilihat dengan berbagai bentuk tinggalan
budaya Islam masa lampau baik peninggalan kerajaan maupun peninggalan daerah negeri-negeri yang bercorak
Islam. Daerah Pusat kekuasaan Islam di wilayah Maluku Utara peninggalan arkeologi yang monumental misalnya
istana atau kedaton, masjid kuno, alquran kuno dan berbagai naskah kuno lainnya, selain tentu saja berbagai benda
pusaka peninggalan kerajaan. Sementara itu, di wilayah Maluku bagian selatan, meskipun tidak berkembang menjadi
sebuah kesultanan dengan wilayah kekuasaan yang lebih luas, namun pengaruh Islam dapat dilihat dengan adanya
negeri-negeri bercorak keagaaam Islam. Diantara negeri mbergabung menjadi kesatuan adat yang menunjukkan
adanya ikatan integrasi sosial yang kuat. Meskipun tidak berkembang menjadi daerah Kesultanan namun negerinegeri tersebut memiliki pemerintahan dan simbol-simbol kepemimpinan tertentu. Selain itu dapat dijumpai pula
beberapa bangunan monumental peninggalan Islam yang tidak jauh berbeda dengan peninggalan yang terdapat di
pusat-pusat kekuasaan Islam diantaranya masjid kuno, naskah kuno dan berbagai barang pusaka kerajaan
Secara arkeologis bukti-bukti kemapanan Islam dapat ditelusuri di wilayah bekas Kerajaan Hitu. Dapat
dikatakan pada wilayah bagian selatan kepulauan Maluku, kerajaan Hitu adalah sebuah wilayah dengan keagamaan
dan budaya Islam yang paling kuat dan paling mapan. Daerah ini selama ini memang dianggap sebagai wilayah
kerajaan Islam di Pulau Ambon yang kekuasaan dan keislamannya sejajar dengan Ternate. Di wilayah ini ditemukan
bekas Masjid Kuno Tujuh Pangkat, yang dibangun diatas bukit bernama Amahitu. Selain bekas masjid kuno
ditemukan juga naskah alquran kuno dan naskah kuno lainnya, pucuk mustaka masjid kuno, mahkota raja, kompleks
makam raja, penanggalan Islam kuno, timbangan zakat fitrah dan lain-lain (Handoko, 2006; Sahusilawane 1996).
Dari data arkeologi ini dapat menggambarkan bahwa kerajaan Hitu merupakan wilayah kerajaan dengan corak
budaya Islam yang kuat. Sejauh ini tidak ditemui bukti-bukti baik secara arkeologis maupun laku budaya hidup yang
menunjukkan budaya Islam bercampur baur dengan budaya non Islami. Dengan kata lain, setidaknya budaya Islam

yang berkembang di wilayah Hitu, sejauh ini tidak menunjukkan perbedaan yang menyolok dengan daerah pusat
penyebaran Islam lainnya. Laku budaya yang ada juga lazim ditemui di daerah lain, misalnya tradisi berziarah ke
makam para Raja Hitu, merupakan kegiatan yang lazim sebagaimana daerah lainnya seperti tradisi ziarah ke makam
para wali di Jawa. Selain itu di desa Kaitetu, yang pada masa kerajaan merupakan salah satu daerah kekuasaaan Hitu,
sampai sekarang masih berdiri kokoh Masjid Tua Keitetu yang konon dibangun pada tahun 1414 M. Selain itu juga
tersimpan naskah alquran kuno, kitab barjanzi, naskah penanggalan kuno dan sebagainya. Bukti-bukti arkeologis ini
menunjukkan kemapanan Islam di wilayah tersebut. Dapat dilihat bahwa penyebaran Islam di wilayah ini berjalan
sesuai dengan prinsip-prinsip Islam seperti dalam hal dakwah. Di wilayah Kerajaan Hitu misalnya, sangat mungkin
naskah alquran kuno merupakan bukti atau untuk media sosialisasi Islam (Handoko, 2006), begitu juga kitab barzanji,
naskah hukum Islam dan penanggalan Islam kuno. Data arkeologi ini dapat mewakili gambaran kebudayaan Islam di
wilayah pusat-pusat peradaban Islam yang mapan keIslamannya, seperti halnya di wilayah Maluku Utara yang
diwakili terutama kerajaan Islam Ternate dan Tidore.
Sejak abad ke-13, Ternate dan juga Tidore sudah dikenal dalam kancah perdagangan dunia sebagai pusat
perdagangan rempah. Berbagai saudagar yang berasal dari Arab, India, dan Tionghoa serta Persia datang ke wilayah
ini untuk berdagang hingga akhirnya para pedagang dari Eropa seperti Inggris, Portugis, Belanda, dan Spanyol juga
hadir di wilayah ini, khususnya untuk mencari cengkeh dan pala.
Saat itu wilayah Maluku Utara dikenal degan nama Moluku Kie Hara yang secara harfiah berarti gugusan empat
pulau bergunung. Keempat pulau itu dikuasai oleh empat kesultanan yaitu Kesultanan Ternate, Tidore, Jailolo, dan
Bacan yang hingga saat ini masih berjalan. Oleh Keempat kesultanan inilah hubungan perdagangan mulai dijalin.
Desember 1511, M de Albuquerque, wakil negara Portugis yang berkedudukan di Malaka pertama kalinya
mengirimkan ekspedisi tiga kapal menuju wilayah Maluku. Diikuti oleh Antonio de Abreu dan Fransesco Serrao tiba
di Ternate pada tahun 1512. Pada tahun 1521, bangsa Spanyol tiba dengan Kapal Victoria dan Trinidad di Tidore.
Mulailah terjadi persaingan hingga menimbulkan perang antara Portugis dan Spanyol. Pada tahun 1522, Portugis
yang dipimpin Antonio de Brito berhasil mengusir Spanyol Setelah Spanyol meninggalkan Tidore, bangsa Portugis
mulai memonopoli perdagangan rempah-rempah di wilayah Ternate ini. Maka timbulah perlawanan rakyat dari
keempat kesultanan dalam melawan monopoli perdagangan. Hal itu juga terjadi saat bangsa lain datang seperti
Inggris dan Belanda dengan niat yang lama hingga peperangan melawan penjajah melahirkan beberapa pahlawan
nasional.
Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan.Pada abad ke-15, para pedagang dan
ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam ke sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku yang
disebut
Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate yang
dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin
oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan Sarajati,
dan Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa kesultanan itu berkuasa, masyarakat
muslim di Maluku sudah menyebar sampai
ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di sebelah Pulau
Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki peran yang menonjol dalam menghadapi kekuatankekuatan asing yang mencoba menguasai Maluku. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini bersaing
memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan daerah penghasil
rempah-rempah, seperti pala dan cengkeh, sehingga daerah ini menjadi
pusat perdagangan rempah-rempah.

Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai


oleh Kesultanan Tidore, sedangkan sebagian besar wilayah Maluku, Gorontalo,
dan Banggai di Sulawesi, dan sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh
Kesultanan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada
masa Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan Tidore mencapai puncak
kejayaannya pada masa Sultan Nuku.
Persaingan di antara kerajaan Ternate dan Tidore adalah dalam perdagangan.
Dari persaingan ini menimbulkan dua persekutuan dagang, masing-masing
menjadi pemimpin dalam persekutuan tersebut, yaitu:
a. Uli-Lima (persekutuan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi
Bacan, Seram, Obi, dan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, Kerajaan
Ternate mencapai aman keemasan dan disebutkan daerah kekuasaannya
meluas ke Filipina.
b. Uli-Siwa (persekutuan sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi
Halmahera, Jailalo sampai ke Papua. Kerajaan Tidore mencapai aman
keemasan di bawah pemerintahan Sultan Nuku.
Kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang berkembang adalah Kesultanan
Palembang yang didirikan oleh Ki Gedeng Suro, Kerajaan Bima di daerah
bagian timur Sumbawa, dengan rajanya La Kai, Siak Sri Indrapura yang
didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, dan masih banyak lagi
Kerajaan Islam kecil lainnya di Indonesia.
Kerajaan TERNATE (Abad 13 M)

Terletak di Maluku

Agama Islam di sana disebarkan oleh Sunan Giri dari Gresik

Raja pertama Sultan Zainal Abidin

Raja terkenal Sultan Hairun

Hasil utama Ternate cengkeh dan pala

Peninggalan kerajaan Ternate :

1. Istana Sulatan Ternate


2. Benteng kerajaan Ternate
3. Masjid di Ternate
Kerajaan TIDORE (Abad13 M)

Terletak di Maluku

Raja yang pertama Sultan Mansur

Raja terkenal pangeran Nuku

Antara Ternate dan Tidore sering terjadi peperangan untuk memperluas daerah kekuasaan

Ternate membentuk persekutuan yang disebut Uli Lima

Tidore membentuk persekutuan yang disebut Uli Siwa (persekutuan sembilan )

Peninggalan kerajaan Tidore :

1. Benteng-benteng peninggalan Portugis, Spanyol


2. Keraton Tidore
KERAJAAN TERNATE
A. Awal Perkembangan Kerajaan Ternate
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan Ternate terletak di Sampalu
(Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga telah berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore, Bacan,
dan Obi. Di antara kerajaan di Maluku, Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh
pedagang, baik dari Nusantara maupun pedagang asing.
A. Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan
Raja Ternate yang pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495 M). Raja berikutnya adalah putranya, Zainal
Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal Abidin giat menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya,
bahkan sampai ke Filiphina Selatan. Zainal Abidin memerintah hingga tahun 1500 M. Setelah mangkat, pemerintahan
di Ternate berturut-turut dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan Baabullah. Pada masa
pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami puncak kejayaannya. Wilayah kerajaan Ternate meliputi
Mindanao, seluruh kepulauan di Maluku, Papua, dan Timor. Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat
luas.
B.

Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan


Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada abad ke-15 telah menjadi
kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras
untuk ditukarkan dengan rempah-rempah. Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan
Kerajaan Ternate sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat.
Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-harinya banyak
menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate dengan De Mesquita dari
Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Quran. Hasil kebudayaan yang
cukup menonjol dari kerajaan Ternate adalah keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-kora.
C.

Kemunduran Kerajaan Ternate


Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh
bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut.
Setelah Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka
kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan
tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di

Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk
organisasi yang kuat.
KERAJAAN TIDORE
A. Awal Perkembangan Kerajaan Tidore
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate
pertama adalah Muhammad Naqal yang naik tahta pada tahun 1081 M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk
di kerajaan Tidore yang dibawa oleh Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin
bersedia masuk Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.
B. Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan
Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M). Sultan Nuku
dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah
serta terusir dari Tidore dan Ternate. Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa.
Sultan Nuku memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu, baik oleh
Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus meningkat. Wilayah kekuasaan
Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Makean Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti Sultan
Nuku adalah adiknya, Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.
C.
Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial
Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan sehari-harinya banyak
menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Nuku dari Tidore dengan De Mesquita dari
Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah dibawah kitab suci Al-Quran.
Kerajaan Tidore terkenal dengan rempah-rempahnya, seperti di daerah Maluku. Sebagai penghasil rempah-rempah,
kerajaan Tidore banyak didatangi oleh Bangsa-bangsa Eropa. Bangsa Eropa yang datang ke Maluku, antara lain
Portugis, Spanyol, dan Belanda.
D.
Kemunduran Kerajaan Tidore
Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan Ternate yang dilakukan oleh
bangsa asing ( Spanyol dan Portugis ) yang bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut.
Setelah Sultan Tidore dan Sultan Ternate sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka
kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan
tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di
Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk
organisasi yang kuat.

NAMA

:ANANDA ARTI CHOIRIA

KELAS

:X/AV2

NOMOR

:3

Kata Nomina
Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, dan konsep
atau pengertian. Dari segi sintaksisnya

Ciri-ciri:

alimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba), nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau
pelengkap.
Contoh: Ayah sedang mencari kunci inggris.
Pada kalimat di atas, kata kunci inggris yang menduduki fungsi objek adalah kata benda.
Nomina hanya dapat diingkarkan dengan kata bukan.
Contoh : Ayah saya bukan seorang guru.
Jenis-Jenis nomina dan contohnya:

Nomina konkret : benda-benda yang bentuknya dapat dideskripsikan dengan


pancaindera, contohnya meja, kursi, telepon, dan lain-lain.

Nomina khusus : nomina tentang nama tertentu. Ciri dari nomina ini adalah diawali
dengan huruf kapital, seperti nama orang, nama negara, nama tempat, nama
perusahaan, dan lain-lain.

Nomina umum : kata benda yang sangat umum, seperti sepak bola, pelajar, murid,
desa, dan lain-lain.

Nomina kolektif : nomina yang mengandung arti kumpulan, koleksi, atau jumlah yang
majemuk. Contohnya sekelompok manusia, hadirin, majelis, semua, dan lain-lain.

Nomina abstrak : nomina yang tidak dapat dideskripsikan dengan pancaindera.


Contohnya, kemerdekaan, kebebasan, kebahagiaan, tindakan, dan lain-lain.

Nomina penjumlahan : nomina ini terbagi menjadi dua bagian, nomina terhitung dan
nomina tak terhitung

NAMA

:LILIK MARATUS SOLEHA

KELAS

:X/AV2

NOMOR

:18

Kata Nomina
Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, dan konsep
atau pengertian. Dari segi sintaksisnya

Ciri-ciri:

alimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba), nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau
pelengkap.
Contoh: Ayah sedang mencari kunci inggris.
Pada kalimat di atas, kata kunci inggris yang menduduki fungsi objek adalah kata benda.
Nomina hanya dapat diingkarkan dengan kata bukan.
Contoh : Ayah saya bukan seorang guru.
Jenis-Jenis nomina dan contohnya:

Nomina konkret : benda-benda yang bentuknya dapat dideskripsikan dengan


pancaindera, contohnya meja, kursi, telepon, dan lain-lain.

Nomina khusus : nomina tentang nama tertentu. Ciri dari nomina ini adalah diawali
dengan huruf kapital, seperti nama orang, nama negara, nama tempat, nama
perusahaan, dan lain-lain.

Nomina umum : kata benda yang sangat umum, seperti sepak bola, pelajar, murid,
desa, dan lain-lain.

Nomina kolektif : nomina yang mengandung arti kumpulan, koleksi, atau jumlah yang
majemuk. Contohnya sekelompok manusia, hadirin, majelis, semua, dan lain-lain.

Nomina abstrak : nomina yang tidak dapat dideskripsikan dengan pancaindera.


Contohnya, kemerdekaan, kebebasan, kebahagiaan, tindakan, dan lain-lain.

Nomina penjumlahan : nomina ini terbagi menjadi dua bagian, nomina terhitung dan
nomina tak terhitung

NAMA

:AURORA ISNAENI RAMADHANA

KELAS

:X/AV2

NOMOR

:5

Kata Nomina
Nomina atau kata benda adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, dan konsep
atau pengertian. Dari segi sintaksisnya

Ciri-ciri:

alimat yang predikatnya berupa kata kerja (verba), nomina cenderung menduduki fungsi subjek, objek, atau
pelengkap.
Contoh: Ayah sedang mencari kunci inggris.
Pada kalimat di atas, kata kunci inggris yang menduduki fungsi objek adalah kata benda.
Nomina hanya dapat diingkarkan dengan kata bukan.
Contoh : Ayah saya bukan seorang guru.
Jenis-Jenis nomina dan contohnya:

Nomina konkret : benda-benda yang bentuknya dapat dideskripsikan dengan


pancaindera, contohnya meja, kursi, telepon, dan lain-lain.

Nomina khusus : nomina tentang nama tertentu. Ciri dari nomina ini adalah diawali
dengan huruf kapital, seperti nama orang, nama negara, nama tempat, nama
perusahaan, dan lain-lain.

Nomina umum : kata benda yang sangat umum, seperti sepak bola, pelajar, murid,
desa, dan lain-lain.

Nomina kolektif : nomina yang mengandung arti kumpulan, koleksi, atau jumlah yang
majemuk. Contohnya sekelompok manusia, hadirin, majelis, semua, dan lain-lain.

Nomina abstrak : nomina yang tidak dapat dideskripsikan dengan pancaindera.


Contohnya, kemerdekaan, kebebasan, kebahagiaan, tindakan, dan lain-lain.

Nomina penjumlahan : nomina ini terbagi menjadi dua bagian, nomina terhitung dan
nomina tak terhitung

Vous aimerez peut-être aussi