Vous êtes sur la page 1sur 6

A.

TUJUAN PERCOBAAN
Tujuan percobaan pada praktikum Fisika Dasar II tentang Jembatan Wheatstone
adalah :
1. Mampu mengukur dan menentukan besarnya hambatan resistor dengan menggunakan
prinsip Jembatan Wheatstone
2. Menentukan hambatan jenis kawat penghantar
3. Membuktikan persamaan hambatan ekuivalen seri dengan menggunakan percobaan
B. ALAT dan BAHAN
Alat dan Bahan yang kami gunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Papan jembatan 1 buah
2. Batu baterai dan dudukan satu buah
3. Galvanometer 1 buah
4. Resistor 2 buah
5. Resistance box 1 buah
C. DASAR TEORI
Jembatan Wheatstone adalah alat ukur yang ditemukan oleh Samuel Hunter Christie
pada 1833 dan meningkat dan dipopulerkan oleh Sir Charles Wheatstone pada tahun 1843.
Alat ini digunakan untuk mengukur suatu yang tidak diketahui hambatan listrik dengan
menyeimbangkan dua kaki dari rangkaian satu kaki yang mencakup komponen diketahui. Cara
kerjanya mirip dengan aslinya potensiometer.

Hukum dasar rangkaian listrik yang berhubungan dengan Jembatan Wheatstone :


1. Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan :
Jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus tersebut
adalah sebanding-lurus dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua ujung
penghantar tadi.
Hukum ini dicetuskan oleh Goerge Simon Ohm seorang fisikawan dari jerman pada
tahun 1825 dan dipublikasikan oleh sebuah paper yang berjudul The Galvanic Circuit
Investigated Methematically pada tahun 1827.
Secara matematis, hukum Ohm ini dituliskan :
V
V =I R atau I =
R
Dimana :

I
: Arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar (Ampere)
V
: Tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar (Volt)
R
: Hambatan listrik yang terdapat pada suatu penghantar (Ohm)
2. Hukum Kirchoff I
Di pertengahan abad 19, Gustav Robert Kirchoff (1824-1887) menemukan cara untuk
menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian dikenal dengan hukum
Kirchoff.
Hukum Kirchoff I berbunyi :
Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan kuat arus
yang keluar dari titik percabangan.

I masuk

I keluar

3. Hukum Kirchoff II
Hukum Kirchoff II berbunyi :
Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah penurunan
potensial sama dengan nol.
Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak adanya energi
listrik yang hilang dalam rangakaian tersebut atau dalam arti semua energi bisa digunakan
atau diserap.
Rangkaian Jembatan Wheatstone adalah susunan dari empat buah hambatan yang mana
dua dari hambatan tersebut adalah hambatan variabel dan hambatan yang belum diketahui
besarnya yang disusun secara seri satu sama lain dan pada dua titik dialognya dipasang
sebuah galvanometer pada dua titik diagonal lainnya diberikan sumber tegangan.
Dengan mengatur sedemikian rupa besar hambatan variabel sehingga arus yang
mengalir pada galvanometer = 0, dalam keadaan ini jembatan disebut seimbang, sehingga
sesuai dengan hukum Ohm berlaku persamaan :

R1 R2=R3 R x
Persamaan tersebut bila dijabarkan akan menjadi :
R1 R2=R3 R x

R x=

R2
R1
R3

Bila nilai R1 dan R3 diganti dengan panjang kawat L1 dan L2 maka persamaan tersebut dapat
ditulis sebagai berikut :
R x=

L1
R2
L2

D. JALANNYA PERCOBAAN
1. Menyusun rangkaian seperti gambar
2. Mengatur kontak geser K sehingga galvanometer menunjuk angka nol
3. Mengukur panjang L1 dan L2
4. Mengganti Rx dan Ry dan melakukan langkah 2 dan 3
5. Menyusun Rx dan Ry secara seri kemudian ditempatkan pada posisi R x dan melakukan
langkah 3 kembali
E. DATA HASIL PENGAMATAN
PERCOBAAN

Rx
Ry
Rx dan Ry susunan seri
Panjang Kawat

F. PENGOLAHAN DATA

R2

G. PEMBAHASAN
Analisis Data
Kami melakukan perhitungan dan pengoahan data mengenai penentuan hambatan yang
dimiliki oleh resistor dalam praktikum Fisika Dasar II ini.
Untuk menentukan hambatan yang dimiliki oleh resistor, dengan rangkaian Jembatan
Wheatstone kami mencari terlebih dahulu dengan mengatur kontak geser dari galvanometer
pada kawat penghantar kemudian digeser-geserkan sedemikian rupa hingga skala yang
ditunjuk oleh galvanometer adalah nol. Setelah ditemukan titik lokasi tersebut dapat
ditentukan L1 dan L2.
Untuk menghitung nilai hambatan yang belum diketahui besarnya kami menggunakan
persamaan yang berkaitan dengan hukum Ohm :
R x=

L1
R2
L2
Terdapat beberapa nilai hambatan yang akan ditentukan yaitu R x, Ry, dan Rx dan Ry

disusun secara seri. Dalam menentukan nilai Rx dan Ry yang disusun secara seri kami
menggunakan beberapa metode penyelesaian :
o Penyelesaian nilai Rx dan Ry yang disusun secara seri dengan menggunakan data hasil
pengamatan kemudian dihitung dengan menggunakan hukum Ohm :
L
Rseri = 1 R2
L2

o Penyelesaian nilai Rx dan Ry yang disusun seri dengan menggunakan rumus R


pengganti :
Rseri =R1 + R2 + R3 +=R x + R y

Kesalahan dalam Percobaan


Dalam praktikum tentang Jembatan Wheatstone ini, baik dalam pelaksanaan praktikum
maupun dalam pengolahan data yang telah dikumpul, terdapat kesalahan-kesalahan yang
mungkin terjadi, yaitu :
o Ketidaktelitian mengukur panjang kawat
o Ketidaktelitian mengamati galvanometer dan menentukan L1 dan L2 dengan kontak
geser yang terhubung pada galvanometer
o Kerusakan yang mungkin terjadi pada alat-alat praktikum yang digunakan
o Penyusunan rangkaian resistor maupun rangkaian pada alat Jembatan Wheatstone yang

tidak tepat
H. KESIMPULAN
Setelah melakukan percobaan maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Jembatan Wheatstone dapat digunakan untuk menentukan hambatan pada resistor yang
belum diketahui besarnya.
2. Perhitungan terhadap nilai hambatan resistor menggunakan prinsip-prinsip dasar dalam
elektronika :
a. Hukum Ohm : Jika suatu arus listrik melalui suatu penghantar, maka kekuatan arus
tersebut adalah sebanding-lurus dengan tegangan listrik yang terdapat diantara kedua
ujung penghantar tadi.
b. Hukum Kirchoff I : Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama
dengan kuat arus yang keluar dari titik percabangan.
c. Hukum Kirchoff II : Dalam rangkaian tertutup, jumlah aljabar GGL (E) dan jumlah
penurunan potensial sama dengan nol.
3. Hambatan resistor pada rangkaian Jembatan Wheatstone dipengaruhi oleh nilai panjang
segmen L1 dan L2 dimana pada suatu titik tertentu nilai skala galvanometer menunjukan
angka nol, serta nilai hambatan lainnya yang telah diketahui. Hal ini dijabarkan dalam
persamaan :
L
R x= 1 R 2
L2
4. Hambatan resisor yang disusun secara seri dapat ditentukan dengan persamaan hukum
Ohm diatas dengan menggunakan persamaan R pengganti :
Rseri =R1 + R2 + R3 +
5. Semakin panjang L1 semakin besar nilai hambatan yang dicari (R), sedangkan semakin
panjang L2 semakin kecil pula nilai hambatan yang akan dicari (R)

I. SARAN
Sebaiknya pada saat melakukan praktikum harus melakukan percobaan dengan teliti
agar mendapat hasil sesuai dengan yang diharapkan, juga pada praktikum kali ini kami tidak
mengukur hambatan listrik secara paralel karena ada beberapa faktor yang membuat hal
tersebut tidak bisa dilakukan. Sehingga sebaiknya pada praktikum selanjutnya harus mengukur
hambatan listrik secara paralel agar kedepannya sudah dapat mengukur hambatan listrik secara
seri dan paralel.

J. DAFTAR PUSTAKA
---. 2013. Penentun Praktikum Fisika Dasar 2. Tondano: Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Negeri Manado.

Vous aimerez peut-être aussi