Vous êtes sur la page 1sur 3

ASPEK ASPEK PEMELIHARAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH

1.

Pendahuluan

Terdapat banyak potensi gangguan keselamatan kerja di sekeliling instalasi pengolahan limbah cair. Berfikir
keselamatan dapat mengurangi timbulnya kecelakaan. Seseorang harus melindungi dirinya dari kemungkinan
kecelakaan dengan jalan memakai pelindung kaki, menjaga bidang jalan bebas (agar bersih), segera membersihkan
potongan-potongan yang berserakan, mematikan atau mengunci tenaga listrik sebelum merawat mesin/peralatan.
Para pekerja operator harus bertindak hati-hati guna mencegah terinfeksi oleh penyakit menular melalui air. Pada
setiap saat, terdapat beberapa orang di masyarakat dalam kondisi sakit, bakteri penyakit dan virus dari orang-orang
ini dalam limbah cair akan mencapai instalasi limbah. Bila mencuci peralatan seperti pompa, bar screens, dan kanal
butiran pasir,operator harus memasukkan tangannya ke dalam limbah cair mentah. Demikian pula alat-alat yang
digunakan dalam bekerja sering menjadi terkontaminasi. Oleh karena itu, semua operator harus memelihara
kebersihan masing-masing dengan sebaik-baiknya. Mencuci tangan sebelum makan merupakan keharusan.
Praktek yang baik adalah mengganti baju kerja sebelum pulang ke rumah. Baju kerja yang telah dipakai di instalasi
pengolahan limbah cair harus dicuci secara terpisah dengan cucian keluarga.
2.

Keselamatan Kerja

Seseorang pekerja sebagai operator mempunyai tanggung jawab melindungi diri sendiri maupun karyawan
lainnya serta para pengunjung dengan cara membuat prosedur keselamatan di instalasinya dan memantau apakah
prosedur tersebut dijalankan.
Pekerja harus melatih diri sendiri untuk menganalisa pekerjaan, lingkungan kerja, dan prosedur-prosedur
lainnya dari sisi keselamatan kerja. Dia harus mampu mengenali tindakan atau kondisi yang berpotensi berbahaya.
Ketika mengetahui suatu resiko/bahaya, langkah cepat harus diambil untuk mengeliminasinya dengan tindakan yang
benar. Jika pembetulan tidak mungkin dilakukan, dia harus mengantisipasi resiko/bahaya dengan penggunaan
peralatan dan tanda bahaya yang tepat dengan cara membuat dan menetapkan prosedur keselamatan.
Dibalik setiap kasus kecelakaan selalu terdapat rangkaian kejadian yang berasal dari tindakan, kondisi yang tidak
aman, atau kombinasi dari keduanya. KECELAKAAN TIDAK TERJADI BEGITU SAJA, MELAINKAN ADA PENYEBABNYA
3.

Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah

Operator instalasi pengolahan air limbah mempunyai banyak tugas. Sebagian besar dari mereka terkait erat
dengan pengoperasian instalasi secara efisien.Seseorang operator memiliki tanggung jawab untuk membuang
limbah yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan untuk instalasi tersebut. Dengan melakukan hal ini, operator
tersebut telah melakukan hubungan kerja yang baik dengan pihak-pihak pembuat kebijakan, perekreasi/pengelola
wisata air, pengguna air, dan tetangga yang berdekatan dengan instalasi tersebut.
Tugas lain seorang operator adalah pemeliharaan instalasi. Suatu program pemeliharaan yang baik
merupakan keharusan untuk mempertahankan keberhasilan pengoperasian instalasi. Program pemeliharaan yang
berhasil meliputi semuanya dari peralatan mekanik hingga kepedulian terhadap lingkungan instalasi, bangunan, dan
strukturnya.
Pemeliharaan mekanik merupakan hal utama, karena peralatan harus dijaga pada kondisi operasional yang baik
agar instalasi berada pada puncak penampilannya.
Pabrik pembuat peralatan menyediakan informasi dalam bentuk buku manual tentang pemeliharaan
mekanik dari peralatan yang dibuatnya. Operator harus membaca secara menyeluruh buku manual untuk peralatan
yang ada di instalasinya dan memehami prosedur operasionalnya. Instruksi-instruksi yang ada harus diikuti dengan
seksama ketika melakukan pemeliharaan peralatan. Operator juga harus mengenali tugas yang diluar
kemampuannya maupun fasilitas perbaikan, dan dia harus meminta bantuan bila diperlukan.
3.1.

Pencatatan Pemeliharaan Preventif

Program pemeliharaan preventif membantu karyawan untuk menjaga peralatan dalam kondisi siap operasi
dan juga merupakan alat bantu pendeteksian serta pembetulan fungsi bila peralatan-peralatan kurang berfungsi
dengan baik, sebelum permasalahan berkembang menjadi lebih besar.
Kejadian yang sering terjadi dalam suatu program pemeliharaan preventif adalah kegagalan operator
mencatat pekerjaan setelah selesai. Bila ini terjadi operator hanya dapat mengandalkan pada ingatannya untuk
mengetahui kapan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan preventif terebut. Dengan bergesernya waktu, lama
kelamaaan program ini akan terlupakan begitu saja.
Agar hal tersebut tidak terjadi, maka sebuah kartu purna tersebut harus diisi setelah selesai service
peralatan yang ada pada setiap instalasi . Setiap kartu harus ditulis dengan mencantumkan nama peralatan masingmasing seperti misalnya: pompa lumpur, kompresor, bak ipal dan sebagainya.

Yang perlu diperhatikan :

Catatlah setiap service peralatan yang diperlukan dan diberi nomor.


Catatlah setiap service peralatan dalam susunan frekwensi penampilan, misalnya nomor 1, 2, dan 3
menunjukkan service harian, nomor 4 dan 5 service mingguan, 6, 7, 8, dan 9 service bulanan dan
seterusnya.
Jelaskan masing-masing jenis service pada kolom pekerjaan.

Pastikan untuk diperlihatkan semua inspeksi dan service yang diperlukan. Untuk data referensi daftar
nomor seksi dan frekwensi pelayanan seperti ditunjukkan dalam kolom jadwal. Informasi kartu service dapat
dirubah sesuai dengan kebutuhan unit individu terhadap peralatan seperti tercantum dalam manual dari pabrik
pembuat produk. Pastikan juga bahwa informasi yang tercantum pada kartu sudah lengkap dan benar.
Kartu pencatatan service harus mencantumkan tanggal dan jenis pekerjaan yang dilakukan, dilengkapi
dengan nomor item serta ditanda tangani oleh operator pelaksana pekerjaan.
3.1.1 Kartu service peralatan
Peralatan : Pompa utama
Item No.
Apa yang perlu dikerjakan
1
Perksa packing
2
Periksa pelumas motor
3
Periksa impeler pompa
4
Service pompa
5
dst.

Referensi

Periode
mingguan
bulanan
3 bulanan
6 bulanan

Waktu
senin
1/2/3/4
1/4/7/10
04 Des.

3.1.2 Kartu riwayat service


Peralatan : Pompa utama
Tanggal
Dikerjakan (Item No.)
14.4.99
1
14.4.99
3
dst.
4.

Proses Pemeliharaan Unit

4.1.

Penyaringan (Screen)

Pelaksana
Operator
Inst. 40

Keterangan
ganti packing
perbaikan impeler

Parap

Bar screen/penangkap lemak memerlukan perhatian terus menerus. Ketika kotoran mengumpuldi bar, ia
akan menyumbat kanal dan menyebabkan limbah cair kembali ke dalam saluran limbah. Semakin banyak kotoran
yang mengumpul di bar, semakin besar headloss yang melalui bar screen. Ketika aliran kembali, limbah organik
cenderung mengumpul di kanal dan saluran, serta merusakkan oksigen terlarut yang ada di dalam limbah cair. Oleh
karena itu berkembanglah kondisi septik, yaitu kondisi terinfeksi oleh bakteri.
Kondisi septik ini menghasilkan hidrogen sulfat yang menimbulakan bau telur busuk, yang menyebabkan
korosi terhadap betonan, logam dan cat, serta kadang kadang menghasilakn suatu racun dan bersifat eksplosif di
udara dalam ruangan berventilasi jelek. Bila pembersihan bar screen jarang dilakukan, limbah cair dapat mengalir
kembali dan menggenangi kanal limbah. Sebaliknya jika bar screen dibersihakan, aliran tiba tiba limabah cair
septik dapat menimbulkan suatu beban guncangan pada proses pengolahan limabh. Jadi, kegagalan dalam
guncangan limbah cair septik dilepaskan.
Pengoperasian screen dan rak-rak secara rutin akan bergantung pada ukuran instalasi pengolahan limbah,
jumlah kotoran dalam libah cair, jumlah limbah cair, serta head loss yang melalui unit.
Bahan yang akan dibuang dari screen sangat bersifat ofensif dan berbahaya. Bahan ini berbau sangat
menyengat dan menarik bagi tikus dan lalat. Metode pembuangan yang umum dilakukan adalah dengan penimbunan
atau pembakaran.
4.2.

Sedimentasi dan Flotation

Setiap tahun selama waktu aliran rendah, masing-masing penjernih harus ditutup untuk keperluan inspeksi,
pemeliharaan rutin maupun perbaikan lain yang diperlukan. Meskipun penjernih dan semua peralatan bekerja
secara tepat, inspeksi tahunan membantu mencegah timbulnya masalah serius dan kegagalan opersional di masa
masa mendatang.

Sebelum memulai sebuah unit baru atau lama, yang sudah harus menjalani service pembersihan atau
reparasi, tangki harus diinspeksi secara hati-hati.
Hal-hal yang harus dicek adalah pintu kontrol agar bekerja baik tangki penjernih untuk pasir dan kotoran,
alat-alat mekanik di bawah air agar terpasang dan beroperasi baik, tangki oli atau hoppers, saluran balik untuk
kotoran dan barang endapan lain, struktur tangki untuk kemungkinan korosi dan retak, serta indikasi-indikasi lain
yang mengarah pada kegagalan struktural.
Sebagian besar pengolahan air limbah yang tidak dapat menghasilkan limbah sesuai harapan pada umumnya
dikarenakan oleh kesalahan operator atau kegagalan peralatan. Pekerjaan operator sangat sederhana.
Dia harus menjamin bahwa endapan padatan yang terakumulasi dibuang dari bagian dasar penjernih
sebelum terjadinya daya septik dan gasififkasi. Operator tersebut juga harus menjamin bahan mengambang
permukaan (minyak dan gemuk) secara terus menerus atau teratur dihilangkan dan dibuang dari permuakaan air
untuk mencegah agar bahan tersebut tidak mencapai aliran pengolahan sekunder.
Kegagalan proses dan peralatan yang disebabkan oleh kesalahan operator meliputi waktu atau frekwensi
pembuangan lumpur yang tidak cukup, pemeliharaan dan pengaturan peralatan yang buruk, pengetahuan tentang
peralatan dan/atau proses pengolahan yang tidak memadai, ketidakmampuan mengenali masalah kelistrikanmekanik.
Strategi operasional terbaik adalah mengembangkan serta melaksanakan suatu program pemeliharaan
preventif yang baik, memantau kondisi operasional, serta menanggapi berbagai hasil laborat mengindikasikan
bahwa masalah sedang berkembang.
4.3.

Proses Lumpur Aktif

Instalasi lumpur aktif harus diperiksa setiap hari. Setiap kali kunjungan meliputi pengecekan adanya aerasi
dan klarifikasi kompartemen akhir, unit aerasi agar berfungsi baik serta pelumasan, saluran lumpur balik ( jika kift
udara tidak mengalir dengan lancar, segera tutup katup outlet, yang mendorong usara mengalir ke bawah serta ke
luar. Ini akan menghembuskan udara ke luar dan membersihakan berbagai kotoran. Buka kembali katup buang dan
stel aliran lumpur balik yang dikehendaki ), slang bawah tangki aerasi dan kompartemen akhir, tanggul penggosok,
serta instalasi pembuangan.
Peralatan aerasi harus diopersikan terus menerus. Pengolahan yang baik jarang dihasilkan dari operasi yang
terinterupsi dan karena itu tidak perlu dicoba. Jika peralatan aerasi berfungsi baik hal ini dapat diketahui dari
keberadaan air di kompartemen pengendapan serta limbah yang mengalir ke tanggul. Bila airnya berwarna abu-abu
dan kompartemen aerasi berbau busuk (H2S), berarti terdapat pasokan air yang tidak cukup. Pasokan udara atau
aerasi harus ditingkatkan. Tetapi bila airnya jernih di kompartemen pengendapan, berarti kecepatan aerasi (DO = 2
mg/I).
5.

Pemeliharaan Kolam

Pemeliharaan terutama meliputi pengontrolan pertumbuhan vegetasi, pemeliharaan pagar pelindung sekitar
kolam, penghilangan gelembing buih yang mungkin terbentuk. Vegetasi cenderung tumbuh ke bawah plengsengan
dan ke dalam tepi kolam. Maka perlu menjaga agar plengsengan bebas dari vegetasi sekelilingnyabersih. Jika kolam
ada tumbuhan liar, bukan saja penampilannya menjadi jelek, tetapi situs pengembangbiakan nyamuk dan bekicot
akan terbentuk menimbulkan bau tidak sedap. Untuk sistem kolam satu atau dua pekerja, dibawah pengawasan
yang baik sangatlah memadai untuk melaksanakan tugastugas pemeliharaan.
Karena kolam-kolam kelihatannya sederhana, mereka mungkin lebih diabaikan daripada jenis proses
limabah cair lainnya. Berbagai keluhan yang timbul berkaitan dengan kolam adalah hasil dari pengabaian atau
pemeliharaan yang buruk.
Kesimpulan:
Catatan-catatan yang menunjukkan bahwa suatu aliran limbah bermutu tinggi tidak akan berdampak kurang
baik bagi pengunjung jika fasilitas pengolahan limbah sebuah masyarakat seperti Rumah Sakit kelihatan bersih dan
dipelihara dengan baik serta aliran limbahnya tampak jernih.
Hal ini selain memerlukan pembersihan secara manual serta pekerjaan pemeliharaan, juga keterampilan
manajemen dan administrasi. Berkaitan dengan suatu pengolahan limbah efektif, tanggung jawab harus dibebankan
kepada seseorang yang diberi wewenang seperlunya untuk penegakan suatu operasi limbah cair yang ramah
lingkungan di dalam lingkup.

Vous aimerez peut-être aussi