Vous êtes sur la page 1sur 46

AJARAN SYEH SITI JENAR & KEJAWEN Dalam

Memandang Ketuhanan, Dosa/Neraka, Pahala/Surga


Oleh SABD pada AJARAN SYEH SITI JENAR & KEJAWEN Dalam Memandang Ketuhanan
Neraka Surga. Ditandai:Ajaran, Mistik Islam, Mistik Kejawen, Siti Jenar dan Kejawen, Tasawuf
Siti Jenar dan Tasawuf Kejawen. & Komentar

PERBANDINGAN ANTARA
AJARAN SYEH SITI JENAR
Dan PANDANGAN KEJAWEN
Mengenai Ketuhanan, Alam, dan Manusia

Syeh Siti Jenar (Lemah Abang) dalam Mengenal Tuhan


Ajaran Siti Jenar memahami Tuhan sebagai ruh yang tertinggi, ruh maulana
yang utama, yang mulia yang sakti, yang suci tanpa kekurangan. Itulah Hyang
Widhi, ruh maulana yang tinggi dan suci menjelma menjadi diri manusia.
Hyang Widhi itu di mana-mana, tidak di langit, tidak di bumi, tidak di utara atau
selatan. Manusia tidak akan menemukan biarpun keliling dunia. Ruh maulana ada
dalam diri manusia karena ruh manusia sebagai penjelmaan ruh maulana,
sebagaimana dirinya yang sama-sama menggunakan hidup ini dengan indera, jasad
yang akan kembali pada asalnya, busuk, kotor, hancur, tanah. Jika manusia itu mati
ruhnya kembali bersatu ke asalnya, yaitu ruh maulana yang bebas dari segala
penderitaan. Lebih lanjut Siti Jenar mengungkapkan sifat-sifat hakikat ruh manusia
adalah ruh diri manusia yang tidak berubah, tidak berawal, tidak berakhir, tidak
bermula, ruh tidak lupa dan tidak tidur, yang tidak terikat dengan rangsangan
indera yang meliputi jasad manusia.
Syeh Siti Jenar mengaku bahwa, aku adalah Allah, Allah adalah aku.
Lihatlah, Allah ada dalam diriku, aku ada dalam diri Allah. Pengakuan Siti Jenar
bukan bermaksud mengaku-aku dirinya sebagai Tuhan Allah Sang Pencipta ajali
abadi, melainkan kesadarannya tetap teguh sebagai makhluk yang diciptakan
Tuhan. Siti Jenar merasa bahwa dirinya bersatu dengan ruh Tuhan. Memang ada
persamaan antara ruh manusia dengan ruh Tuhan atau Zat. Keduanya bersatu di
dalam diri manusia. Persatuan antara ruh Tuhan dengan ruh manusia terbatas pada
persatuan manusia denganNya. Persatuannya merupakan persatuan Zat sifat, ruh
bersatu dengan Zat sifat Tuhan dalam gelombang energi dan frekuensi yang sama.
Inilah prinsip kemanunggalan dalam ajaran tentang manunggaling kawula Gusti

atau jumbuhing kawula Gusti. Bersatunya dua menjadi satu, atau dwi tunggal.
Diumpamakan wiji wonten salebeting wit.
Pandangan Syeh Lemah Abang Tentang Manusia
Dalam memandang hakikat manusia Siti Jenar membedakan antara jiwa dan
akal. Jiwa merupakan suara hati nurani manusia yang merupakan ungkapan
dari zat Tuhan, maka hati nurani harus ditaati dan dituruti perintahnya. Jiwa
merupakan kehendak Tuhan, juga merupakan penjelmaan dari Hyang Widdhi
(Tuhan) di dalam jiwa, sehingga raga dianggap sebagai wajah Hyang Widdhi. Jiwa
yang berasal dari Tuhan itu mempunyai sifat zat Tuhan yakni kekal, sesudah
manusia raganya mati maka lepaslah jiwa dari belenggu raganya. Demikian pula
akal merupakan kehendak, tetapi angan-angan dan ingatan yang kebenarannya
tidak sepenuhnya dapat dipercaya, karena selalu berubah-ubah.
Menurut sabdalangit, perbedaan karakter jiwa dan akal yang bertolak belakang
dalam pandangan Siti Jenar, disebabkan oleh adanya garis demarkasi yang menjadi
pemisah antara sifat hakikat jiwa dan akal-budi. Jiwa terletak di luar nafsu,
sementara akal-budi letaknya berada di dalam nafsu. Mengenai perbedaan jiwa dan
akal, dalam wirayat Saloka Jati diungkapkan bahwa akal-budi umpama kodhok
kinemulan ing leng atau wit jroning wiji (pohon ada di dalam biji). Sedangkan jiwa
umpama kodhok angemuli ing leng atau wiji jroning wit (biji ada di dalam pohon).
Bagi Syeh Siti Jenar, proses timbulnya pengetahuan datang secara bersamaan
dengan munculnya kesadaran subyek terhadap obyek. Maka pengetahuan
mengenai kebenaran Tuhan akan diperoleh seseorang bersama dengan penyadaran
diri orang itu. Jika ingin mengetahui Tuhanmu, ketahuilah (terlebih dahulu) dirimu
sendiri. Syeh Lemah bang percaya bahwa kebenaran yang diperoleh dari hal-hal di
atas ilmu pengetahuan, mengenai wahyu dan Tuhan bersifat intuitif. Kemampuan
intuitif ini ada bersamaan dengan munculnya kesadaran dalam diri seseorang.
Pandangan Syeh Lemah Bang Tentang Kehidupan Dunia
Pandangan Syeh Jenar tentang dunia adalah bahwa hidup di dunia ini
sesungguhnya adalah mati. Dikatakan demikian karena hidup di dunia ini ada surga
dan neraka yang tidak bisa ditolak oleh manusia. Manusia yang mendapatkan surga
mereka akan mendapatkan kebahagiaan, ketenangan, kesenangan. Sebaliknya rasa
bingung, kalut, muak, risih, menderita itu termasuk neraka. Jika manusia hidup
mulia, sehat, cukup pangan, sandang, papan maka ia dalam surga. Tetapi
kesenangan atau surga di dunia ini bersifat sementara atau sekejap saja, karena
betapapun juga manusia dan sarana kehidupannya pasti akan menemui kehancuran.
Syeh Jenar mengumpamakan bahwa manusia hidup ini sesungguhnya mayat
yang gentayangan untuk mencari pangan pakaian dan papan serta mengejar
kekayaan yang dapat menyenangkan jasmani. Manusia bergembira atas apa yang ia

raih, yang memuaskan dan menyenangkan jiwanya, padahal ia tidak sadar bahwa
semua kesenangan itu akan binasa. Namun begitu manusia suka sombong dan
bangga atas kepemilikan kekayaan, tetapi tidak menyadari bahwa dirinya adalah
bangkai. Manusia justru merasa dirinya mulia dan bahagia, karena manusia tidak
menyadari bahwa harta bendanya merupakan penggoda manusia yang
menyebabkan keterikatannya pada dunia.
Jika manusia tidak menyadari itu semua, hidup ini sesungguhnya derita.
Pandangan seperti itu menjadikan sikap dan pandangan Siti Jenar menjadi ekstrim
dalam memandang kehidupan dunia. Hidup di dunia ini adalah mati, tempat baik
dan buruk, sakit dan sehat, mujur dan celaka, bahagia dan sempurna, surga dan
neraka, semua bercampur aduk menjadi satu. Dengan adanya peraturan maka
manusia menjadi terbebani sejak lahir hingga mati. Maka Syeh Siti Jenar
sangat menekankan pada upaya manusia untuk hidup yang abadi agar tahan
mengalami hidup di dunia ini. Siti Jenar kemudian mengajarkan bagaimana
mencari kamoksan (mukswa/mosca) yakni mati sempurna beserta raganya lenyap
masuk ke dalam ruh (warongko manjing curigo). Hidup ini mati, karena mati itu
hidup yang sesungguhnya karena manusia bebas dari segala beban dan derita.
Karena hidup sesudah kematian adalah hidup yang sejati, dan abadi.
Syeh Siti Jenar Mengkritik Ulama dan Para Santrinya
Alasan yang mendasari mengapa Syeh Siti Jenar mengkritik habis-habisan para
ulama dan santrinya karena dalam kacamata Syeh Siti, mereka hanya berkutat pada
amalan syariat (sembah raga). Padahal masih banyak tugas manusia yang lebih
utama harus dilakukan untuk mencapai tataran kemuliaan yang sejati. Dogmadogma, dan ketakutan neraka serta bujuk rayu surga justru membelenggu raga, akal
budi, dan jiwa manusia. Maka manusia menjadi terkungkung rutinitas lalu lupa
akan tugas-tugas beratnya. Manusia demikian menjadi gagal dalam upaya
menemukan Tuhannya.
Kritik Syeh Lemah Bang Atas Konsep Surga-Neraka
Konsep surga-neraka dalam ajaran Siti Jenar berbeda sekali dengan apa yang
diajarkan oleh para ulama. Menurut Syeh Siti Jenar, surga dan neraka adalah dalam
hidup ini. Sementara para ulama mengajarkan surga dan neraka merupakan balasan
yang diberikan kepada manusia atas amalnya yang bakal diterima kelak sesudah
kematian (akherat).
Menurut Syeh Siti, orang mukmin telah keliru karena mengerjakan shalat
jungkir balik, mengharap-harap surga, sedang surga sesudah kematian itu tidak
ada, shalat itu tidak perlu dan orang tidak perlu mengajak orang lain untuk shalat.
Shalat minta apa, minta rizki ? Tuhan toh tidak memberi lantaran shalat.

Santri yang menjual ilmu dengan siapa pun mau menyembah Tuhan di masjid, di
dalamnya terdapat Tuhan yang bohong. Para ulama telah menyesatkan manusia
dengan menipu mereka jungkir balik lima kali, pagi, siang, sore, malam hanya
untuk memohon-mohon imbalan surga kelak. Sehingga orang banyak tergiur oleh
omongan palsunya, dan orang menjadi gelisah tak enak ketika terlambat
mengerjakan shalat. Orang seperti itu sungguh bodoh dan tak tau diri, jikalau pun
seseorang menyadari bahwa shalat itu dilakukan karena merupakan kebutuhan diri
manusia sendiri untuk menyembah Tuhannya, manusia ternyata tidak menyadari
keserakahannya; dengan minta-minta imbalan/hadiah surga. Orang-orang telah
terbius oleh para ulama, sehingga mereka suka berzikir, dan disibukkan oleh
kegiatan menghitung-hitung pahalanya tiap hari. Sebaliknya, lupa bahwa sejatinya
kebaikan itu harus diimplementasikan kepada sesama (habluminannas).
Lebih lanjut Syekh Siti Jenar menuduh para ulama dan murid mereka sebagai
orang dungu dan dangkal ilmu, karena menafsirkan surga sebagai balasan yang
nanti diterima di akhirat. Penafsiran demikian adalah penafsiran yang sangat
sempit. Hidup para ulama adalah hidup asal hidup, tidak mengerti hakekat, tetapi
jika disuruh mati mereka menolak mentah-mentah. Surga dan neraka letaknya pada
manusia masing-masing. Orang bergelimang harta, hidupnya merasa selalu
terancam oleh para pesaing bisnisnya, tidur tak nyeyak, makan tak enak, jalan pun
gelisah, itulah neraka. Sebaliknya, seorang petani di lereng gunung terpencil, hasil
bercocok tanam cukup untuk makan sekeluarga, menempati rumah kecil yang
tenang, tiap sore dapat duduk bersantai di halaman rumah sambil memandang
hamparan sawah hijau menghampar, hatinya sesejuk udaranya, tenang jiwanya,
itulah surga. Kehidupan ini telah memberi manusia mana surga mana neraka.
Syeh Siti Jenar memandang alam semesta sebagai makrokosmos dan
mikrokosmos (manusia) sekurangnya kedua hal ini merupakan barang baru ciptaan
Tuhan yang sama-sama akan mengalami kerusakan, tidak kekal dan tidak abadi.
Manusia terdiri atas jiwa dan raga yang intinya ialah jiwa sebagai penjelmaan zat
Tuhan.
Sedangkan raga adalah bentuk luar dari jiwa yang dilengkapi pancaindera,
sebagai organ tubuh seperti daging, otot, darah, dan tulang. Semua aspek keragaan
atau ketubuhan adalah barang pinjaman yang suatu saat, setelah manusia terlepas
dari kematian di dunia ini, akan kembali berubah asalnya yaitu unsur bumi (tanah).
Syeh Lemah Bang, mengatakan bahwa;
Bukan kehendak angan-angan, bukan ingatan, pikiran atau niat, hawa nafsu
pun bukan, bukan pula kekosongan atau kehampaan. Penampilanku sebagai
mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat busuk bercampur debu, nafasku
terhembus di segala penjuru dunia, tanah, api, air, kembali sebagai asalnya, yaitu
kembali menjadi baru. Bumi langit dan sebagainya adalah kepunyaan seluruh
manusia, manusialah yang memberi nama.

Kesimpulan
Pandangan Syeh Lemah Bang; tentang terlepasnya manusia dari belenggu alam
kematian yakni hidup di alam dunia ini, berawal dari konsepnya tentang
ketuhanan, manusia dan alam. Manusia adalah jelmaan zat Tuhan. Hubungan jiwa
dari Tuhan dan raga, berakhir sesudah manusia menemui ajal atau kematian
duniawi. Sesudah itu manusia bisa manunggal dengan Tuhan dalam keabadian.
Pada saat itu semua bentuk badan wadag (jasad) atau kebutuhan jasmanisah
ditinggal karena jasad merupakan barang baru (hawadist) yang dikenai kerusakan
dan semacam barang pinjaman yang harus dikembalikan kepada yang punya yaitu
Tuhan sendiri.
Terlepas dari ajaran Siti Jenar yang sangat ekstrim memandang dunia sebagai
bentuk penderitaan total yang harus segera ditinggalkan rupanya terinspirasi oleh
ajaran seorang sufi dari Bagdad, Hussein Ibnu Al Hallaj, yang menolak segala
kehidupan dunia. Hal ini berbeda dengan konsep Islam secara umum yang
memadang hidup di dunia sebagai khalifah Tuhan.
Pandangan Kejawen Tentang Kehidupan di Dunia
Pandangan Kejawen tentang makna hidup manusia dunia ditampilkan
secara rinci, realistis, logis dan mengena di dalam hati nurani; bahwa hidup ini
diumpamakan hanya sekedar mampir ngombe, mampir minum, hidup dalam waktu
sekejab, dibanding kelak hidup di alam keabadian setelah raga ini mati. Tetapi
tugas manusia sungguh berat, karena jasad adalah pinjaman Tuhan. Tuhan
meminjamkan raga kepada ruh, tetapi ruh harus mempertanggungjawabkan
barang pinjamannya itu. Pada awalnya Tuhan Yang Mahasuci meminjamkan
jasad kepada ruh dalam keadaan suci, apabila waktu kontrak peminjaman sudah
habis, maka ruh diminta tanggungjawabnya, ruh harus mengembalikan jasad
pinjamannya dalam keadaan yang suci seperti semula. Ruh dengan jasadnya
diijinkan Tuhan turun ke bumi, tetapi dibebani tugas yakni menjaga barang
pinjaman tersebut agar dalam kondisi baik dan suci setelah kembali kepada
pemiliknya, yakni Gusti Ingkang Akaryo Jagad. Ruh dan jasad menyatu dalam
wujud yang dinamakan manusia. Tempat untuk mengekspresikan dan
mengartikulasikan diri manusia adalah tempat pinjaman Tuhan juga yang
dinamakan bumi berikut segala macam isinya; atau mercapada. Karena bumi
bersifat pinjaman Tuhan, maka bumi juga bersifat tidak kekal.
Betapa Maha Pemurahnya Tuhan itu, bersedia meminjamkan jasad, berikut
tempat tinggal dan segala isinya menjadi fasilitas manusia boleh digunakan secara
gratis. Tuhan hanya menuntut tanggungjawab manusia saja, agar supaya menjaga
semua barang pinjaman Tuhan tersebut, serta manusia diperbolehkan

memanfaatkan semua fasilitas yang Tuhan sediakan dengan cara tidak merusak
barang pinjaman dan semua fasilitasnya.
Itulah tanggungjawab manusia yang sesungguhnya hidup di dunia ini; yakni
menjaga barang titipan atau pinjaman, serta boleh memanfaatkan semua
fasilitas yang disediakan Tuhan untuk manusia dengan tanpa merusak, dan tentu
saja menjaganya agar tetap utuh, tidak rusak, dan kembali seperti semula dalam
keadaan suci. Itulah perjanjian gaib antara Tuhan dengan manusia makhlukNya.
Untuk menjaga klausul perjanjian tetap dapat terlaksana, maka Tuhan membuat
rumus atau aturan-main yang harus dilaksanakan oleh pihak peminjam yakni
manusia. Rumus Tuhan ini yang disebut pula sebagai kodrat Tuhan; berbentuk
hukum sebab-akibat. Pengingkaran atas isi atau klausul kontrak tersebut berupa
akibat sebagai konsekuensi logisnya. Misalnya; keburukan akan berbuah
keburukan, kebaikan akan berbuah kebaikan pula. Barang siapa menanam, maka
mengetam. Perbuatan suka memudahkan akan berbuah sering dimudahkan. Suka
mempersulit akan berbuah sering dipersulit.
Konsep Kejawen Tentang Pahala dan Dosa
dan Pandangan Kejawen tentang Kebaikan-Keburukan
Ajaran Kejawen tidak pernah menganjurkan seseorang menghitung-hitung
pahala dalam setiap beribadat. Bagi Kejawen, motifasi beribadat atau melakukan
perbuatan baik kepada sesama bukan karena tergiur surga. Demikian pula dalam
melaksanakan sembahyang manembah kepada Tuhan Yang Maha Suci bukan
karena takut neraka dan tergiur iming-iming surga. Kejawen memiliki tingkat
kesadaran bahwa kebaikan-kebaikan yang dilakukan seseorang kepada sesama
bukan atas alasan ketakutan dan intimidasi dosa-neraka, melainkan kesadaran
kosmik bahwa setiap perbuatan baik kepada sesama merupakan sikap adil dan baik
pada diri sendiri. Kebaikan kita pada sesama adalah KEBUTUHAN diri kita
sendiri. Kebaikan akan berbuah kebaikan. Karena setiap kebaikan yang kita
lakukan pada sesama akan kembali untuk diri kita sendiri, bahkan satu
kebaikan akan kembali pada diri kita secara berlipat. Demikian juga
sebaliknya, setiap kejahatan akan berbuah kejahatan pula. Kita suka
mempersulit orang lain, maka dalam urusan-urusan kita akan sering
menemukan kesulitan. Kita gemar menolong dan membantu sesama, maka
hidup kita akan selalu mendapatkan kemudahan.
Menurut pandangan Kejawen, kebiasaan mengharap dan menghitung
pahala terhadap setiap perbuatan baik hanya akan membuat keikhlasan
seseorang menjadi tidak sempurna. Kebiasaan itu juga mencerminkan sikap
yang serakah, lancang, picik, dan tidak tahu diri. Karena menyembah Tuhan
adalah kebutuhan manusia, bukan kebutuhan Tuhan. Mengapa seseorang

masih juga mengharap-harap pahala dalam memenuhi kebutuhan pribadinya


sendiri ? Dapat dibayangkan, jika kita menjadi mahasiswa maka butuh bimbingan
dalam menyusun skripsi dari dosen pembimbing, maka betapa lancang, serakah,
dan tak tahu diri jika kita masih berharap-harap supaya dosen pembimbing tersebut
bersedia memberikan uang kepada kita sebagai upah. Dapat diumpamakan pula
misalnya; kita mengharap-harapkan upah dari seseorang yang bersedia menolong
kita..?
Ajaran Kejawen memandang bahwa seseorang yang menyembah Tuhan
dengan tanpa pengharapan akan mendapat pahala atau surga dan bukan atas
alasan takut dosa atau neraka, adalah sebuah bentuk KEMULIAAN HIDUP
YANG SEJATI. Sebaliknya, menyembah Tuhan, berangkat dari kesadaran bahwa
manusia hidup di dunia ini selalu berhutang kenikmatan dan anugrah dari Tuhan.
Dalam satu detik seseorang akan kesulitan mengucapkan satu kalimat sukur,
padahal dalam sedetik itu manusia adanya telah berhutang puluhan atau bahkan
ratusan kenikmatan dan anugerah Tuhan. Maka seseorang menjadi tidak etis,
lancang dan tak tahu diri jika dalam bersembahyang pun manusia masih
menjadikannya sebagai sarana memohon sesuatu kepada Tuhan. Tuhan tempat
meminta, tetapi manusia lah yang tak tahu diri tiada habisnya meminta-minta.
Dalam sikap demikian ketenangan dan kebahagiaan hidup yang sejati akan sangat
sulit didapatkan.
Sembahyang tidak lain sebagai cara mengungkapkan rasa berterimakasihnya
kepada Tuhan. Namun demikian ajaran Kejawen memandang bahwa rasa
sukur kepada Tuhan melalui sembahyang atau ucapan saja tidak lah cukup,
tetapi lebih utama harus diartikulasikan dan diimplementasikan ke dalam
bentuk tindakan atau perbuatan baik kepada sesama dalam kehidupan
sehari-harinya. Jika Tuhan memberikan kesehatan kepada seseorang, maka
sebagai wujud rasa sukurnya orang itu harus membantu dan menolong orang lain
yang sedang sakit atau menderita.
Itu lah pandangan yang menjadi dasar Kejawen bahwa menyembah Tuhan,
dan berbuat baik pada sesama, bukanlah KEWAJIBAN (perintah) yang
datang dari Tuhan, melainkan diri kita sendiri yang mewajibkan.
sabdalangit
Rate This

49 responses to this post.

1.

Posted by BabaliciouS on November 9, 2008 at 9:29 am


Siti Jenar sebenarnya cuma mau bilang, Der Gott ist dast Energie.
0
0
Rate This

Balas
2.

Posted by pandu on November 16, 2008 at 5:38 pm


mmang pusing klo blum trbiasa mmbaca konsep2 d atas. qt hrs brulang2 mmbacany +
tafakur pribadi dgn spenuhny ktenangan dgn niat ingin mmahami makna hidup, insya
allah sdkit2 trbuka pintu pmahamn diri. u/ mas sabdolangit bg sy konsep2 d atas betul2
mnambah pncerahan diri. namun msh ad yg mngganjal d hati, stlah tau konsep d atas,
lantas bgm tarekat habluminallahnya, u/ msng2 2 (dua) konsep d atas ? mdh2n mas
sabdo mau brbagi sbg tema blog baru nanti. wass.
0
0
Rate This

Balas
3.

Posted by sabdalangit on November 17, 2008 at 12:40 am


Mas Pandu meniko wanci jalmi kinacek, kagungan talenta spiritual mbok bilih dapat
diumpamakan tanpa belajar agamapun dapat meraih spirit yg bagus. memang menjadi
kelemahan siti jenar dalam memandang kehidupan dunia ini sebagai bentuk yg sia-sia.
maka dari itu saya tampilkan ajaran kejawen sebagai komparasi sekaligus penyeimbang.
utk melengkapi ajarannya siti jenar menjadi terasa lebih membumi. kenapa saya
tampilkan kejawen, bukan yg lainnya, semata-mata menselaraskan ajaran syeikh dengan
taste yg lebih harmonis. Ajaran kejawen menganggap hidup di dunia ini menjadi berarti
jika seseorang memberi manfaat dan kebaikan buat sesama; itu semua menjadi sangune
wong urip supaya hidup mulia di alam sana. nuansa perbedaan dgn Islam hanya sebatas
kadar seseorang dalam melakukan ibadah hub vertikal dgn Tuhan dan horisontal dengan
sesama. Bagi ajaran kejawen ibadah bersifat vertikal/habluminallah dipandang sebagai
bentuk pencapaian spiritual, sedangkan cara pencapaiannya dengan melaksanakan laku
spiritual dalam bentuk habluminannas. yakni seseorang harus dapat bermanfaat baik bagi
sesama.
Rahayu
0
0
Rate This

Balas
4.

Posted by pandu on November 18, 2008 at 12:48 am


sy blm baca manakib syek siti jenar krngan agus sunyoto (spesialis peneliti prjlanan syek
siti). dan spengtahuan sy klo d kjawen ad smacam wejangan khusus dlm tirakat
(habluminallah) nya. ini sbg +an info sj mas. trks bnyk.
0
0
Rate This

Balas
5.

Posted by Tohar on November 26, 2008 at 2:28 pm


ajaran syech siti jenar lebih dititik beratkan praktek dan bukan teori-teori. laku hidup
menjadi titik tolaknya dimana Tauhid pengakuan kepada Allah itu menjadi dasar utama.
kedua, ibadah dilaksanakan dengan penuh keikhlasan dan bukan terbelenggu oleh
pengharapan akan surga. ketika beribadah lalu diembel-embeli dengan surga maka itu
artinya belum ikhlas. surga dan neraka adalah makhluk seperti kita sendiri. kenapa kita
mengharapkan makhluk dan bukan mencari yang menciptakan makhluk?
1
0
Rate This

Balas
6.

Posted by Daryono on Desember 2, 2008 at 10:58 pm


Membaca tulisan diatas semakin terbuka rasanya mendekati kebenaran,dimana sekarang
orang masih berkutat pada sariat dan melupakan hakikat ini terbukti di mana kegiatan
seremonial keagamaan maju begitu pesat masjid penuh gereja penuh zikir ini zikir itu
kebaktian ini kebaktian itu tapi secara moral masih jauh dari harapan yang mengemuka
hanya simbol simbol , jemaah haji membludak, padahal disekitarnya masih banyak yang
kelaparan , mudah mudahan menjadi renungan kita bersama.untuk kang mas
SAPDALANGIT MATUR NUWUN SALAM KENAL SAKING KULO kadaryono
0
0
Rate This

Balas
7.

Posted by sabdalangit on Desember 2, 2008 at 11:30 pm


Salam kenal kembali Mas Daryono, mas Tohar, sampun kersa pinarak wonten gubuk
reyot kula. mugi saget ndadosaken pepadang tiyang kathah. anggenipun nggayuh spiritul.
Betul sekali, umat saat ini mndeg/stagnan pada syariat saja. Tetapi sudah yakin dan
percaya diri akan sampai pada Tuhan.
Padahal untuk sampai pada Tuhan (wushul) tergantung dari pelibatan hati kita masing2
(tarekat) dalam bersembahyang. Tarekat melibatkan hati dan merupakan step ke 2 setelah
syariat. Ia melibatkan kalbu dlm beribadah. Tetapi itupun masih jauh. Karena tangga
menuju Tuhan masih ada 2 step lagi yakni hakekat dan makrifat. Di atas tataran makrifat
adalah kodrat. orang-orang yg sudah mencapai sajaratul makrifat, wushul (istilah
Jawanya manunggaling kawula Gusti), kehendaknya adalah hakekat kehendak Tuhan.
Maka tiap ucapannya menjadi terbukti dan mewujud (ludah api/idu geni). inilah makna
dari sabdo pandito ratu. sabdonya (doa/ucapannya) niscaya terwujud. Begitulah Tuhan
memberi kemuliaan kpd manusia utama.
Dapat diumpamakan; umat manusia itu bertugas makan buah kelapa secara utuh.
Serabut/kulit kelapa; itu umpama syariatnya (sembah raga).
Tempurungnya; ibarat tarekat (sembah kalbu/cipta).
Hakekat; umpama daging kelapanya (sembah jiwa/ruh/ruhullah).
Makrifat; itu sebagai air kelapanya (sembah rahsa/rasa/sir/sirullah). sirullah adalah
sebagaimana gula dgn manisnya, rembulan dgn sinarnya (Zat dgn perwujudan makhluk).
Nah, jaman sekarang ini jauh lebih banyak orang2 yg kekenyangan makan kulit, sehingga
lupa bahwa perjalanan spiritual seseorang itu masih panjang. Akibatnya, ia menjadi
mudah menuduh kafir bagi yg pendapatnya dianggap berbeda. Langsung keluar muka
beringas jika merasa tersinggung sedikit saja. Kebencian ditebar di mana-mana. Tidak
sadar membawa-bawa nama Tuhan, sedangkan kehendaknya adalah kehendak nafsu
(rahsaning karep) bukan kehendak yg suci (kareping rahsa).
Padahal ilmu yg ada di bumi ini umpama hanya setetes air laut. sedangkan ilmu Tuhan
ibarat seluas air samudra di dunia. merasa seperberapa tetes kah ilmu seseorang itu ?
sehingga seringkali sudah merasa paling benar ?
Begitulah; sedih rasanya menyaksikan semakin sulit ketemu org2 zuhud. Jangankan
zuhud, tarekat sajalah. Itulah sebab, apabila perjalanan spiritual seseorang selalu
dibayangi oleh ketakutan akan kesesatan dan syirik. Ujungnya justru ketidaktahuan yang

tiada batasnya. Ironis ! kita itu kaya akan ilmu spiritual, tetapi MISKIN PENCAPAIAN
SPIRITUALNYA.
0
0
Rate This

Balas
8.

Posted by Daryono on Desember 4, 2008 at 12:47 am


Mas sabdolangit matur nuwun atas pencerahanya yang jadi pertayaan saya sampai saat ini
kok yang mengemuka di media masa, televisi dan ceramah sebatas sareat/kulit nya
saja,apa hal ini yang mudah dijalankan dan ada nilai jual, sihingga marak dimana2 tetapi
miskin akan nilai nilai,Pada dasarnya Agama diturunkan untuk dijadikan petunjuk bagi
manusia. Agar manusia bisa hidup mndekati kebenaran,tentram,damai dan saling
mengasihi. karena dengan keaadan demikan manusia bisa datang kepada tuhan, sekali
lagi agama hanya sebagai JALAN dan bukan TUJUAN !bila sudah menjadi tujuan,
agama akan jatuh menjadi BERHALA ,Para nabi,rosul,utusan wali,avatar atau apapun
sebutanya yang seharusnya kita ambil adalah ajaranya,kita contoh budi pekerti (ahlak)nya
agar kita bisa selamat mencapai tujuan,malah yang terjadi saat ini cuma penampilanya
saja.opo rak keliru koyo ngene Mas iki salah siapa ?????? Ajaran hakekat yang di dibawa
SYEH SITI JENAR yang luhur yang sarat nilai spiritual malah dianggap sesat bagi saya
yang awam jadi bingung yang dianggap sesat tapi tenang, yang merasa TIDAK sesat tapi
sering NGAMUK DUH GUSTI kulo nyuwung Ngapuroo..
Salam
Daryono
0
0
Rate This

Balas
9.

Posted by hayuningtyas on Desember 20, 2008 at 12:45 am


NAUDZUBILLAH
Duh GUSTI ingkang Moho Wicaksono mugi2 sederek sedulur kinasih kulo sedoyo sing
wonten kiblat papat sing wonten wukir lan samodro sing wonten langit lan sing sampun
dipun pendem kulo nyuwun dipun pangapurani sabab sifat lan tindak tandukipun ingkang
keladhuk Namung Panjenengan Ingkang Moho Sampurno Nyuwun dipun tatih wonten
dalan ingkang Panjenengan paringi ridho lan rahmat. Amin
0
0
Rate This

Balas
10.

Posted by tomy on Desember 31, 2008 at 10:37 am


bila mau jujur Surga adalah puncak dari dambaan kenikmatan nafsu manusia. hal ini
membuat manusia hanya sekedar objek komoditas dari kepentingan. Mbah Jenar
mengungkapkannya membuka selubung yang menutupinya, dan para pemegang
kepentingan terpaksa harus mempertahankan kenyamanan singgasana mereka.
kini ketika mahkota masjid Demak runtuh *jaman Adam Malik* Eyang Jenar berkata
Aku Urip tan kenane pati Cahya mangan Rasa Rasa mangan Cahya dene kowe kabeh
(para wali wolu) mung dadi tunggon pathok
0
0
Rate This

Balas
11.

Posted by endang hadi adi on Januari 12, 2009 at 3:35 pm


Itu lah pandangan yang menjadi dasar Kejawen bahwa menyembah Tuhan, dan berbuat
baik pada sesama, bukanlah KEWAJIBAN (perintah) yang datang dari Tuhan, melainkan
diri kita sendiri yang mewajibkan.
komentar:
menurutku beramal adalah memang betul2 perintah tuhan SAJA, kalo tidak katakan
SAJA beramal adalah karena kesadaran manusia yang mengenal tuhan.
0
0
Rate This

Balas
12.

Posted by Putro Lembah Wilis on Februari 10, 2009 at 10:25 pm


Kulo nuwun
manungso urip ing donyo amung sadermo wewayangan, ingkang ngobahaken wayang
puniko dalang, dalang puniko manungso, dados manungso dwe ingkang biso menentukan
lakuning uripe dhewe.. opo arep dadi rojo,dadi cantrik, utowo sengsoro, pendhowo
supoyo biso ngrasakake dadi rojo(surgo) yo kudu sengsoro(neroko) ing endi2 sing
nglakokake dhalang,pakeme msti pndhowo nampi kalaran. Lan soal hanyembah mrang
gusti sjatine dalang ingkang nglakokake wayang biso nemoni enak amargi krjo lan
sinebut surgo lan ora bakalan nyembah dhisik mrang gusti,yen nyembah kepriye biso
nglakokake wewayangan???? sip kagem sabdo langit suwun..
++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Matur sembah nuwun Ki sanak.

0
0
Rate This

Balas
13.

Posted by muzez on April 5, 2009 at 3:03 pm


emg hrz byk2 tafakur lg kita,.tp jujur aj sbg org jawa,sy lbh pas dg aliran kejawen or
gagasan siti jenar (omg saknyatane,menurutku saiki lho)..tp GUSTI ALLAH lah engkang
langkung MANGARTOSI..salam buat mas sabdo
0
0
Rate This

Balas
14.

Posted by sabdalangit on April 5, 2009 at 5:47 pm


Mas Muzez Yth
Memang, sy sendiri merasakan ada kedamaian dgn merasakan dan menghayati ajaran
SSJ, krn ajaran SSJ berada pada tingkat hakekat-makrifat, sehingga kita tidak dibuat cape
oleh sentimen primordial, sebagaimana saat ini sering mengganggu nilai2 ketentraman
bersama.
rahayu
0

0
Rate This

Balas
15.

Posted by Purnomo on April 19, 2009 at 7:13 am


Assalamu`alaikum mbah Sabda!!!!!
Saya sangat senang ketemu blog ini dan akan saya jadikan pedoman / guru dan Kulo
nyuwun idi palilah badhe meng-copas artikel2 njenengan
Nuwun Wassalam.
==============
Sumonggo MAs/Pak Purnomo, kanthi renaning manah, mugi sedaya saget meigunani
dumateng kasaenan.
Salam sejati
0
0
Rate This

Balas
16.

Posted by SAMUDI on Mei 3, 2009 at 1:03 am


Saat ini banyak orang yang sudah meninggalkan akal budinya, banyak kyai kehilangan
khowasnya hanya karena mabuk dunia. Bravo SSJ . Agomo iku AGEMAN mestinya
dihayati dan diamalkan bukan spt santri sekarang siang malam, berteriak memanggil
Tuhan, menurutnya itu akan mendapat hadiah surga, padahal ibadah macam apa itu yang
masih mengharap imbalan, Mengapa Tuhan dianggap seperti Juragan, seolah-olah kalao
kita bekerja dan berharap upah. IKLASKAH IBADAH semacam itu, relo iklahse ning

ndi kang???
============
P Samudi Yth
Seandainya pola pikir manusia dalam memahami pahala surga dan ibadah
vertikal seperti di atas, saya optimis akan menciptakan kehidupan masyarakat
yang lebih tenteram, dan sangat ideal dalam mengajarkan pada keikhlasan dan
ketulusan. Bisa dibayangkan bila dalam menyembah Tuhan saja berharap-harap
(pamrih) upah pahala, lalu bagaimana dalam penerapan kehidupan bermasyarakat
?
salam sejati
0
0
Rate This

Balas
17.

Posted by kangBoed on Mei 3, 2009 at 12:57 pm


Hihihihi. huebaaaaaaaaaaat tenan reeek wakakakak.. berarti dah gak suka lagunya
Nugiiiiie yaaa *Tertipuuuu* hmm
Sungguh sang diri ini tertipuuuu
Andai kita tak terperangkap kepalsuaaan
Alunan sang fikir dan angan angan yang meraja
dan Mulai belajar masuk kedalam diri
Belajar mendengarkan jeritan suara Nurani
Mungkin akan ditemukan kedamaian yayaya mungkin..
Hanya sedikit sedikiiit sekali
Hati Nurani yang Hiduuup lebih Hiduuuup..
itulah Jiwa Jiwa yang tercerahkaaaan
itulah Jiwa Jiwa tang tenaaaaang
Salam Jumpa dalam DIAM
huuwaaaaaaakakakakak
Salam Sayang Kang Mas Sabda Langiiiit
0
0

Rate This

Balas
18.

Posted by moses on Juni 7, 2009 at 7:40 pm


kulanuwun ki sabdo,.
ki tau g tarekat yg didalamny ad ajaran SSJ,it dmana ?? ato mungkn mas2 yg ud gabung
dlm tarekatny ssj mhn infonya via imel moses179@gmail.com
trimakasi
0
0
Rate This

Balas
o

Posted by sabdalangit on Juni 7, 2009 at 8:04 pm


Mas Moses Yth
Untuk saudara-saudara kita yang muslim, dalam meneruskan tradisi SSJ biasanya
mengikuti tarekat naqshabandiyah. Ada pula saudara kita Mas Sujiatmoko yg
sudah lama menggeluti tarekat SSJ ini, bahkan beliau mendapat pengajaran
langsung. Nanti email beliau akan saya fordward via email e panjenengan.
Silahkan menghubungi langsung.
Salam sejati
Rahayu
0

0
Rate This

19.

Posted by moses on Juni 7, 2009 at 9:59 pm


njih maturnuwun ki,.kula buka dl imel kula
1
0
Rate This

Balas
20.

Posted by Daryono on Juni 7, 2009 at 10:09 pm


Salam mas sabda menawi kepareng kulo nyuwun alamat e mail mas sujiatmoko,ada
beberapa pertenyaan tentang tarekat ssj ,disekitar tempat tinggal saya ada tarekat kata
orang (tarekat naqsabandiyah) tiap malam minggu adakan zikir . Tapi dari wejangan yg
disampaikan ustadnya jauh dari yang mas sabda sampaikan.Dan kelompok ini dalam
zikirnya selalu menggunakan sepeker 4 penjuru jadi kadang warga sekitar agak
tergangu .Email mas sujiatmoko tolong di kirim ke email saya mas
kadaryono@gmail.Com . Matur nuwun
0
0
Rate This

Balas
21.

Posted by sujiatmoko on Juni 8, 2009 at 10:50 pm


Salam Sejati, Kadhang Sedoyo .
Terima kasih atas pesan singkat mas Sabda mengenai hal ini.
Mas Daryono dan mas Moses yang baik,
Untuk berdiskusi mengenai tarekat Kanjeng Guru Siti Jenar, bisa menghubungi saya di
alamat e-mail : sujiatmoko@gmail.com. Mudah-mudahan kita bisa berbagi kawruh untuk
membersihkan opini negatif mengenai tarekat kami. Tarekat kami terkotori oleh opiniopini yang menyudutkan kanjeng guru dan para murid hanya karena tidak mematuhi
aturan yang bentuk oleh pemerintah pada masa itu.
Tarekat kami adalah tarekat Akmaliah.
kami tidak pernah diajarkan untuk berteriak-teriak (apalagi dengan pengeras suara) ketika
akan sambung dengan Gusti Pangeran ingkang Moho Agung. Karena sesungguhnya
Allah ada didalam hati kita. Bersemayam dalam keheningan dan kedamaian qolbu.
Saya tunggu e-mail penjenengan nggih, mas .
Suro diro joyoningrat,
Lebur dening pangastuti
Salam Sejati
Sujiatmoko
0
0
Rate This

Balas

22.

Posted by pengembarajiwa on Juni 9, 2009 at 1:13 am


Melangkah dalam Hening dan Hening dalam Melangkah
0
0
Rate This

Balas
23.

Posted by Febri Harsanto on Juli 11, 2009 at 12:32 am


Salam Mas Sabdalangit..
Kalau saya, memandang semuanya secara universal, karena anggapan saya ajaran
beliaunya sudah sedemikian tinggi, sedangkan manusia berbeda tingkat
pencapaian/pemahamannya. Kalau sampai, ya sampai..kalau tidak sampai ya tidak
sampai entah bingung, kesasar dll..
Seandainya masih TK, ya masih suka bernyanyi balonku ada limameletus dorr,
kalau diberi pelajaran sd, smp, sma, sampai universitas, ya mungkin belum wancinipun
(saatnya). Mau digerojok bagaimanapun, kalau wadahnya masih kecil, ya malah
tumpah
Wilujeng
FH
0
0
Rate This

Balas
24.

Posted by lare bantul on Juli 26, 2009 at 3:51 am


pijakan kaki di tanh kering meruntuhkan bulir2nya mennebarkan bau dan debu,bersama
datangnya air yang menumbuhkan rumput hijau di bantaran tanah lapang kehidupan..
tak berpihaklah sang kaki pada mata dan tangan,tak menangis tanah tanpa debu yang
beredar di lintasannya . . .
kemilau sang suryapun kembali menusuk ufuk,menorehkan garis2 keindahan untuk
beberapa saat tanpa iapun sadari kemilau itu semakin indah dan indah dan hilang.
biarl;ah kemilaunya lari karena ia memang harus lari dan debupun kembali menguasai
lapangnya bumi ketika bunga dan kaki itu lebur menyatu tanpa ada paruh waktu yang
menuntun untuk mereka kembali menjadi debu.
0
0
Rate This

Balas
25.

Posted by rudy suwarno on Agustus 5, 2009 at 10:10 pm


Sekedar ganjalan saya
Allah SWT sudah dengan sangat jelas jelas mewajibkan seluruh umat manusia dan jin
untuk melakukan sholat 5 waktu, tanpa menyebutkan pengecualian bg hamba hamba
tertentu. Lalu ada salah satu ciptaanya nyleneh, boleh dikatakan Bitah?
Mosok mau mensholati sendiri.? Karena Tuhan kan ada di dalam diri.
Melakukan amalan berdasarkan image sendiri. Bukan berdasarkan Trisula Weda (Al
Quran, Al Hadist, wal Jamaah).
Bagaimana pendapat anda.?

Ngapunten kelepatan kulo ingkang katah.


Matur sembah nuwun.
GRAXX05@yahoo.com
0
0
Rate This

Balas
o

Posted by SABD on Agustus 6, 2009 at 12:53 am


@Rudy Suwarno Yth
Perlu sekali memahami sholat bukan sekedar makna lugas saja, yakni
menghadap/menyembah Tuhan. Namun lebih utama adalah memahami secara
maknawiah/esensial yakni sebagai tatacara MERASAKAN ENERGI HIDUP,
ATMA SEJATI, chayyu/kayun/kayu yakni energi yang menghidupkan. Di dalam
energi sejati inilah wahana kita merasakan getaran Ilahiah. Sedangkan kiblat
adalah perlambang dari KALBU. Jadi dlm sholat konsentrasi tidak tertuju ke
negara Arab membayangkan Kabah, namun konsentrasi anda hendaknya
berpusat di DALAM KALBU ANDA SENDIRI. Kalbu yg harus merasakan
getaran Ilahi. Jika dlm sholat anda membayangkan Tuhan di atas langit lapis ke 7,
atau malah di dalam kabah, hal itu sama saja terjadi pemberhalaan Tuhan.
Bukankah Tuhan lebih dekat dari urat leher kita ? Yakni di dalam wahana rasajati,
rahsa sejati / sirrullah kita sendiri ?!
Jadi, hendaknya MIND SET / pola pikir dalam mendefinisikan menyembah
perlu direvisi ulang. Karena akan mempengaruhi tingkat keberhasilan seseorang
dalam PENCAPAIAN SPIRITUAL. Manusia hendaknya tidak menjadi AGAMIS,
tetapi menjadi RELIGIUS.
Dahulu pandangan SSJ mendapat pertentangan dengan pihak yg berpendapat
demikian. Jelas terjadi benturan karena sangat berbeda tingkat kesadarannya. Jika
boleh dibandingkan, yakni antara kesadaran syariat (kulit), dengan kesadaran
hakekat (isi/esensial). Kesadaran hakekat akan memahami
manembah/sholat/sembahyang/maladihening/ sebagai sembah raga, sedangkan
dalam hakekat penyembahan berada pada tataran sembah jiwa/sukma misalnya
sholat dhaim manembah kpd Tuhan dalam setiap hela nafasnya.

Tujuan sembah raga adalah salah satu jalan mencapai tataran penyembahan
secara esensial/hakekat tsb, atau secara sukmawi/rohani. Sembah raga belumlah
merambah pada hakekat, ia termasuk dalam tradisi/adat/tatacara/kulit. Untuk
mencapai hakekat masih harus melewati tataran tarekat (sembah kalbu) terlebih
dulu. Tataran KESADARAN kalbu dan DIMANIFESTASIKAN dalam laku
perbuatan sehari2 inilah baru memasuki gerbang PENCAPAIAN SPIRITUAL.
Kebanyakan org kenyang akan kulit akan tetapi masih miskin akan pencapaian
spiritualitasnya. Maka hidup dalam ketakutan, keresahan, kegundahan dikejar2
oleh kewajiban.
Bagi kesadaran kulit, sembahyang dipahami sebagai kewajiban yg datang dari
Tuhan.
Bagi kesadaran hakekat / isi, sembahyang dipahami sebagai WUJUD
KEIKHLASAN TERTINGGI, bersumber dari kesadaran manusia sendiri karena
merasa telah berhutang berpuluh anugerah Tuhan, bahkan dalam setiap
detiknya. Maka tidaklah pantas/sopan manusia masih berharap2 UPAH
PAHALA/anugrah yg lainnya.
Istilahnya; Wis diwenehi ati, ngrogoh rempelo.
demikian semoga dapat menambah gumelaring jagad kesadaran, untuk
selanjutnya hamemayu hayuning RAT. Nyuwun sih lumebering samudra
pangaksami bilih kathah atur kula ingkang kirang mrenani ing penggalih.
Salam sih katresnan
1
0
Rate This

26.

Posted by rudy suwarno on Agustus 9, 2009 at 1:17 am


Assalaamualaikum wr wb..
Sebelumnya, saya sangat berterima kasih sekali, kepada seorang Ki Sabda Langit yg
begitu tinggi tingkatan SEGALANYA, kok yo masih bersedia meladeni saya yang sangat
bodoh ini, mempertanyakan sesuatu yg bodoh pula. bikin garuk garuk aja..
Dan dengan yakin se yakin yakinnya, semua perbedaan pendapat ini, adalah pada
dasarnya sama menuju ke suatu KEBAIKAN. TUHAN

Mohon Maaf, memang sejujurnya ada yang masih menganjal di pikiran saya yg cetek ini.
kulit aja belum nyampek. Tapi ngeyelan. Nganyelne..
Bahwasanya Tuhan telah menurunkan rosul rosulNya di muka bumi ini, untuk bisa
memberitahukan kpd semua HambaNya, apa apa yang menjadi KehendakNya. dan
semuanya itu sudah BAKU, tidak akan berubah ubah ila yaumil kiyamah.. Yaitu Al
Quran.
Bukan kitab BUATAN MANUSIA, ngapunten, walaupun sucinya kayak apa. karena msh
bisa kemungkinan kemasukan unsur lain.
sebagai contoh, Pendeta yg ngaku melihat Yesus..? apakah itu asli yesus.? dan siapa itu
yg ngaku Ratu adil menerima wahyu jibril.? dll buanyak.. nabi palsu.? yg saya yakin
tingkatan makrifat mereka adalah sangat tinggi.. HIDUP di dunia hanya untuk dan milik
Tuhan.
Maaf, jadi yg jadi pedoman saya saat ini adalah Nabi besar Muhammad SAW, Manungso
kang sampurno, dunyo tekon akherat..
Tidak ada yg bisa di percayai di muka bumi ini selain dia.
bahkan setan iblispun tdk bisa menyerupainya.
Intinya, saya hanya percaya sama ajarannya Nabi Muhammad SAW. dimana salah satu
contoh kecilnya adalah perintah SHOLAT.
Maaf kalau saya salah, saya hanya berpendapat, Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
sendiri telah benar benar mengetahui apa ARTI sesungguhnya Sholat itu? MELEBIHI
siapapun yg ada di muka bumi ini.. terus nyuruh hamba hamba Alah untuk melakukan
sholat, yg TATA CARA GERAKANNYA sholat itu sendiri sudah sangat jelas di
terangkan di dalam Al Hadist sekali lagi,. Perintah sholat beserta tata cara gerakan dll
nya itu adalah sudah sangat jelas, jd tidak perlu di beda bedah lagi, menurut VERSI kita
para manusia.. walaupun misalnya maunya MELEBIHI dari sekedar sholat.. apalagi tidak
usah sholat.? dzikir itu percuma.? dll.. apakah itu bukan penjerumusan dari yg
memberikan wangsit itu.? (maaf) yaitu syaiton, yg telah berulangkali mendpt restu dari
Tuhan untuk menguji hamba hamba Nya yg makrifat?
ora ngoco, iso isone ngaku manunggal.. apa dirinya sanggup menerima maha besarnya,
maha kuasanya, . apa sudah melebihi malaikat.? Nabi aja kl dpt wahyu msh melalui
peratara Jibril.. (ngapunten buuanget lho ki..?)
Trus tentang nyata nyatanya Nabi Munammad di kasih kesempatan/ kemampuan melihat
Neraka dan Surga pada saat isro miroj. karena sesungguhnya kalo manusia lain
melihatnya,. sungguh dia tidak akan bisa tertawa sedikitpun dalam hidupnya.
Tapi kok SSJ malah menerangkan presepsi lain tentang Surga Neraka itu sesungguhnya
ada di alam dunia kita ini.?? bersama di waktu kita sekrg ini..?
Belum lagi Wahyu Allah yg sangat mendasar, berbunyi Inna Dinna Indallahu Al Islam,.
sesungguhnya agama yg di terima di sisi Tuhan adalah Islam..
Sungguh, sama sekali sy tidak bermaksud ngajak ribut,. lha wong saya ini ndak punya
apa apa yg bisa diandalkan.. di sentilpun dah langsung nyenyer.

Tapi apakah yg benar benar WAHYU ALLAH (Al Quran) masih diragukan ke ASLI
anya? kurang jelas.? masih mau di otak atik lagi.? perlu penjabaran lagi.? berdasarkan
pemikiran para manusia yg serba BERBEDA BEDA.? Masih mempercayai 100%
Wangsit / kitab lain yg selain dari Nabi besar junjungan Muhammad SAW.?
Intinya,. kita sebagai manusia, itu sudah seharusnya menuruti apa yg di mau si Pencipta
kita,.. dan Apa yg di mau itu ADA DI DALAM AL QURAN. bukan justru kita
melakukan apa yg di mau kita, WALAUPUN di kiranya maunya itu melebihi apa yg di
mau Tuhan. jadi mana yg bener.? nurutin maunya kita.? atau maunyaTuhan.? yg punya
sifat Maha suka suka gue..?
Sejujurnya kalau ada waktu cukup dan pengetahuan yg cukup, sy seharusnya lebih
mencari dan menampilkan bukti dalil atau Wahyu ASLI Tuhan, supaya bs di
pertangguing jawabkan dan tidak hambar kosong. tetapi di karenakan kesibukan duniawi
saya, yg harus memenuhi kewajiban menafkahi anak istri saya.
sekrg aja udah jam 24:46 toko saya blm tak tutup nih..
Mungkin barangkali ada yg sependapat dgn saya, berkenan memberi penjelasan yg lebih
AKURAT.. sumonggo.. (tuluuungtuluuung.?. hwaaahuwwaa.)
Tidak ada yg lebih menyenangkan, bagi saya yg benar benar oton ini, selain mendapat
pencerahan, supaya kesalahan saya bisa berubah menjadi pembelajaran menuju
kebenaran.
Terima kasih yg sebesar besarnya
wassalaamualaikum wr wb..
0
0
Rate This

Balas
o

Posted by gokil on Agustus 27, 2009 at 5:49 am


Kalo awam ya awam aja
0

0
Rate This

Posted by gokil on Agustus 27, 2009 at 5:51 am


Jangan dijawab ki..percuma ga akan pernah ngerti
0
0
Rate This

27.

Posted by gokil on Agustus 27, 2009 at 5:18 am


Saya setuju dengan ajaran syech Siti Jenar RA,kita harus sering menggali potensi yang
ada dalam diri kita sehingga kita bisa nengenal diri kita.bila kau mengenal tuhan terlebih
dahulu maka ia akan kufur..sebenarnya yang kita sembah itu rasa.Syareat adalah
menyembah raga,tarikat menyembah hati,hakikat menyembah roh,marifat adalah
menyembah rasa.raga tdk bisa hidup tanpa roh,tapi roh bisa hidup karna adanya Zat
Tuhan.karena kita akan kembali menjadi laisa kamislihy.
0
0
Rate This

Balas
28.

Posted by gokil on Agustus 27, 2009 at 5:27 am


Cinta kepada sesama pasti akan merasa sakit dan disakiti,bila kita Cinta kepada
Allah,hidup engkau akan merasakan tenang.reinkarnasi adalah balasan tuhan terhadap
mahkluknya,jadilah kita manusia sempurna,Saya coba peringatkan kepada temen2 yang
sedang belajar ilmu hakekat,tolonglah syareat dijalankan karena merupakan adab kita
sesama manusia,biarlah hakikat dibungkus rapi oleh syareat.
0
0
Rate This

Balas
29.

Posted by destroy on Agustus 28, 2009 at 4:57 am


testing
0
0
Rate This

Balas
30.

Posted by SABD on Agustus 28, 2009 at 7:56 pm


Mas Gokil Yth
Memang, tataran pemahaman dan keasadaran setiap insan berbeda-beda. Kadang kita
perlu ngemong dan saling asuh. sebab pada prinsipnya tdk ada manusia yg buruk, yg ada
hanyalah org yg belum paham dan belum mengerti.
Mas Rudy Suwarno Yth
Utk meningkatkan pemahaman dan kesadaran, saya ada sedikit tips utk dijadikan umpan
balik, berupa soal cerita yg bisa panjenengan berikan jawaban yg tepat sesuai hati
nurani :
1. Seorang anak baru lahir dari rahim itu, lalu meninggal dunia.
2. Janin meninggal di dalam rahim ibu.
3. Seorang anak belum akil balik, lalu meninggal dunia.
Tentu saja si anak tersebut belum memeluk satu agamapun yg ada di dunia ini.
Pertanyaannya adalah :
1. Jika kebetulan orang tuanya beragama selain Islam, kira-kira si anak yg meninggal
tersebut masuk neraka atau surga ?
2. Apakah anak tersebut akan tetap menjemput ortunya di pintu surga ?
Monggo, mohon diberikan komentar.
salam karaharjan
0
0
Rate This

Balas
31.

Posted by rudy suwarno on Agustus 31, 2009 at 11:55 pm


Assalaamulaikum wr. wb.

Pertama tama, tiada kata yg tepat kiranya selain kata Maaf yg sebesar besarnya, atas
segala ucapan dan tindakan saya, baik yg di sengaja atapun tidak saya sadari. Karena
semata mata hanya kebodohan dan ketidak tahuanlah yg perlu diterangi.
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala kasih dan rahmat yg telah
dicurahkannya.
Menyambut sahabatku Gokil Yth. Ada baiknya kita saling mengingat kembali karya yg
sangat bagus dari wong alus. Salam rahayu.
http://kariyan.wordpress.com/2009/06/08/rahasia-mu/
Nabi Besar Muhammad SAW pernah bersabda..
Didalam tubuh anak cucu adam, ada segumpal daging, didalamnya ada hati, didalamnya
ada buah hati, didalam buah hati ada nyawa, didalamnya ada rahasia, didalam rahasia ada
Nur Ilahi yg tersembunyi, didalamnya lagi ada Aku.
Salam Hormat dan Salut, kepada Ki Sabda Langit yg berilmu Luas lagi waskita.
Sungguh kebahagiaan yang luar biasa dapat ngangsu kawruh langsung dgn panjenengan
yg sangat bijaksana. Matur sembah nuwun..
Dengan niat Belajar, Saya mencoba menjawab pertanyaan Ki Sabda yg berkenan
memberikan momongan kpd si bodoh yg kemaruk ilmu ini.
Dari sedikit pengetahuan saya yg seadanya, di dalam Al Quran sendiri tidak ada
penjelasan yg menerangkan kemana arah kembalinya si anak Fitrah yg telah meninggal.
Begitu pula di Hadist Nabipun tidak berkenan memberikan penjelasan.?
Meskipun beberapa Ulama dan Pendeta memperdebatkan hal tersebut,sesuai dgn
tingkatan pemahaman dan kesadarannya masing masing. Tetapi secara pribadi yg belum
apa apa dan serba terbatas ini,tidaklah berani menyimpulkan suatu apapun. Akankah Roh
tersebut akan kembali menyatu dgn Laisa Kamislihi.? ataukah menunggu orang tuanya di
pintu surga.? Sebab sejauh pengetahuan saya di saat sekarang ini, Allah sendiri
menjadikan hal tersebut sebuah rahasia bagi kita, bagi saya khususnya. Wallahu alam
bissawab, Al Muhaimin, Al Alim, Al Hakim.
Bagi yang lebih mengerti, mohon petunjuk dan bimbingannya.
Tetapi mohon maaf, kalo boleh saya ingin kembali ke benang merah. Sekedar melengkapi
pertanyaan saya yg sebelumnya.
Sungguh sama sekali bukan maksud saya berdebat , serta jauh sekali dari niat yang
negative. tapi banyak sekali pertanyaan yg saya belum menemukan titik temunya..Nol
putul ora ngeti opo opo.. Yaitu tentang salah satu hamba Allah SWT, yaitu SSJ. salah
satunya tentang Sholat.
Nabi Muhammad bersabda : Shalatlah kalian sesuai dgn apa yg kalian lihat aku
mempraktikannya.
Begitu pun sampai pelaksanakan sholatpun sudah ditetapkan waktu waktunya.
Berdasarkan hadist, dari Abdullah bin Umar ra, Nabi Muhammad SAW bersabda :

Waktu sholat Zhuhur jika matahari telah tergelincir, dan dalam keadaan bayangan dari
seseorang sama panjangnya selama belum waktu Ashar. Dan waktu Ashar hingga
matahari belum berwarna kuning( terbenam). Dan waktu Sholat Magrib selama belum
terbenam mega merah. Dan waktu Isya hingga pertengahan malam bagian separuhnya.
Waktu sholat Subuh dari terbit fajar hingga sebelum terbit matahari.(Shahih Muslim)
Lalu sesuaikah ajaran Nabi Muhammad tersebut dengan SSJ.? ataukah cm saya yg belum
sampai pada inti maksudnya.?
Wujud Surga dan Neraka versi 7 Agama di dunia.. apakah itu kebohongan belaka.?
penipuan.? dari Allah SWT.? Na udzu billahi min dzalik..
Semua Agama / Ajaran mempunyai Syariat, Tarekat, Hakekat, dan Makrifat versi masing
masing. Sedikit mengutip perkataan buku ciptaan manusia..
Adapun tubuh itu apabila berdiri shalat, kemudian membaca takbir, maka nafikanlah
(tiadakanlah) zat dan sifat anda, tinggal zat Allah yg semata mata di yakinkan. Apabila
anda ruku, itulah dinamakan bermiraj artinya Tuhan telah ada. Apabila anda bersujud
itulah dinamakan bermunajad artinya anda berhadapan dan berdialog dengan Tuhan.
apabila anda duduk itulah itidal namanya artinya dengan pendengarannya anda
mendengar, dengan penglihatanya anda melihat.
Menurut para ulama ahlusunnah, sesungguhnya shalat itu lebih mulia dari pada dunia
bersama seisinya. Dikatakan gerakmu itu bukanlah gerak sendiri, tetapi Allah SWT,
itulah yg menjadikan engkau beserta gerakmu itu. Bagi mereka yg tidak memahami
itikat shalat itu sama halnya menyembah berhala.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
Ketahuilah sesungguhnya shalat itu membaktikan nyawa menyembah kepada Allah SWT.
Maka sebelum kita menyelami dalam nya sungai yg penuh dgn rahasia Tuhan, apakah
salah? jika kita sekedar menyembulkan kepala ke permukaan udara, hingga kita bisa
mengetahui dimanakah kita sedang berada, di sungai Brantas kah.? atau di Bengawan
solo kah.? sebelum kita membahas kedalaman Syariat, Tarekat, Hakekat, dan
Makrifatnya suatu Agama / Ajaran.?
Ada juga perumpamaan seorang anak kecil memberikan Buku Pedoman cara menjadi
hebat karya orang termasyur di kolong jagat, kpd Bapaknya yg tukang becak tua banyak
asam garam. Tetapi bapaknya setengah malas menerima karena di pikirnya anak kecil
tahu apa tentang dunia.? belum tahu becaknya susah diajak kompromi buat cari ganjel
perut.? sebetulnya anak kecil itupun tidak paham dgn isi buku tersbt, ttp apakah tidak
lebih bijaksana bila bpk tersbut lebih melihat isi buku tersbut.?
Apa lagi kalau buku tersebut adalah Al Quran Nur Kariim, yg seharusnya menjadi kitab
pedoman seluruh umat manusia sebagai petunjuk yang Haq dari Maha Pencipta, Al
Kalaam.
Al Araaf (Tempat Tertinggi)
Tiadalah mereka menunggu nunggu kecuali Al Quran itu. Pada hari datangnya kebenaran

pemberitaan AlQuran itu, berkatalah orang orang yang melupakannya sebelum itu :
sesungguhnya telah datang rosul rosul Rabb kami membawa yang Haq, maka adakah
bagi kami pemberi syafaat bagi kami, atau dapatkah kami di kembalikan (ke dunia)
sehingga kami dapat beramal yg lain dari yg pernah kami amalkan? Sesungguhnya
mereka telah merugikan diri sendiri dan telah lenyaplah dari mereka apa yg mereka ada
adakan. (QS.7:53)
Al Hasyr (Pengusiran)
Kalau sekiranya kami menurunkan Al Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah di sebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan
perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. (QS.59:21)
Sungguh saya sangat menghormati dan kagum sekagum kagumnya, serta menjunjung
tinggi berbagai kitab nenek moyang kita yg saya yakin seyakin yakinnya mempunyai
tujuan yg sangat mulia.
Tetapi apa salahnya jika dalam situs ini juga ditambahkan pembahasan tentang Kitabullah
Al Quran Nur Karim. yg wajib juga kita pelajari..? sebagai Wahyu ASLI dari Allah SWT.
Mohon Ampuni saya yang telah sangat tidak pantas bicara, egois, picik. Tetapi sungguh
jujur semata mata karena saya ingin sekali menemukan Jalan yang sesungguhnya, agar
saya tidak salah menemukan jalan, di hidup yg sekali ini.
Mohon petunjuk bagi yg telah menemukannya..
Terima kasih yang sebesar besarnya..
Wassalaamualaikum wr. wb.
0
0
Rate This

Balas
32.

Posted by sulardi on September 30, 2009 at 8:51 pm


salam rahayusalam kenal mas, saking kulo,kulowonten mriki ajeng tanglet
nopo niku sedulur papat limo pancer ?ugi nopo wonten jopo montro kangge nimbali
sedulur papat puniko?nek wonten nyuwon tulong diseratne,,,n nyuwon ngapunten ,,,

panjenengan nopo saget ngartekaken ngimpi mas?sebabbe kulo sering ngimpi seng aneh2
mass
====================
Mas Sulardi Yth
Silahkan baca-baca terlebih dulu thread sy : Sejatinya Guru Sejati dan FAQ:
Leluhur, Pusaka, Guru Sejati. Semoga dapat dijadikan pintu gerbang memahami
dan menghayatinya.
salam sejati
0
0
Rate This

Balas
33.

Posted by syams on Oktober 12, 2009 at 5:31 pm


Marilah skita semua selagi masih diberi hidupBERTOBAT secara Taubatan Nasuha
Tobat yang sungguh2. Ketika Ada bencana ada yg Mati Tiba2 belum sempat bertaubat
dalam sholat..Naudzubillahi Mindalik.Mari Kita Sujud Tersungkurmenyesaldan
Kembali kepada Nya.Shirotol Mustaqiem
0
1
Rate This

Balas
o

Posted by SABD on Oktober 13, 2009 at 1:09 am

Teori Untuk Tobat


Sujud, menangis tersedu, menyesal sejadi-jadinya
Lalu setelah melakukan hal itu hati merasa lega,
merasa seyakin-yakinnya Tuhan sudah ampuni segala dosa
Kemudian utk menghibur diri entah tidak sengaja Lupa atau memang sengaja
melupakan,
bahwa ada kalimat : Tuhan tidak akan mengampuni hambanya, apabila orang yg
dijahati belum memberikan maaf
Kita Coba Refleksikan Cerita di bawah ini :
Misalnya Si B adalah korban penganiayaan oleh si C, akibatnya kedua mata si B
buta semua, si B tdk dapat mencarikan nafkah utk anak istrinya lagi, ia menderita
seumur hidupnya bersama anak istrinya. Sementara itu, si C sebagai pelaku
penganiayaan yg membuat si B menderita lahir batin seumur hidp, ternyata ia
sudah bertaubatan nasuha, si C merasa dirinya sudah diampuni Tuhan. Padahal si
C tidak pernah bertemu lagi dan tak bisa mencari si B utk meminta maaf.
Pertanyaannya:
Jika mempertimbangkan penderitaan si B apakah taubatan nasuha si C berhasil
diterima tuhan ?? ataukah ia hanya menghibur diri sendiri seolah Tuhan sdh
mengampuninya karena ia sudah menagis tersedu, dan taubatan nasuha dalam
sujud sampai tersungkur. Si C juga sudah memperbaiki kelakuannya, sdh tidak
suka menganiaya orang lagi. Tapi tetap saja tidak bisa merubah penderitaan si B
yang menderita sepanjang waktu akibat ulah kelakuan si B itu.
Apakah semudah itu kita membayar kesengsaraan dan penderitaan orang akibat
ulah kita ?
Mungkin, inilah salah satu pertimbangan para koruptor di Indonesia, korup saja
ratusan milyar atau trilyunan uang, setelah itu taubatan nasuha. Dan masuk
penjara juga nggak lebih dari 5 tahun. Toh masih untung gede dari hasil korupsi
yg sdh aman krn di money loundry. Maka tak heran korupsi kian merajalela
dilakukan org2 yg kadang tampak begitu religius.
Mari kita renungkan bersama, kita lebih bijak dan adil dalam memahami hidup
ini. Agama tanpa ilmu akan kacau balau. Demikian pula sebaliknya. dalam
beragama pun sudah banyak org yg mau penake dewe, mau benere dewe, mau
butuhnya sendiri. nauzubilah
salam asah asih asuh
0
0
Rate This

Posted by m4stono on Oktober 13, 2009 at 7:43 am


nuwun sewu mas sabda kalau boleh saya sedikit urun rembug
kalau saya menjadi si C tentu saja pertama kali yg akan saya lakukan adalah
tobatan nasuha seperti kata mas syams, lalu saya berniat meminta maaf kepada si
B, tapi apabila tidak ketemu maka saya akan mendoakan si B supaya diberi
ampunan serta jalan hidup yg terbaik, memang sih doa saya tidak bisa menjamin
bahwa si B akan memaafkan saya tapi setidak nya saya telah memberikan yg
terbaik semampu saya, sedangkan perbuatan saya dimasa lalu adalah khilaf
semata dan setiap manusia pasti pernah berbuat salah.dan bisa jadi karena
si B belum memaafkan saya maka mata saya menjadi buta sebagai akibat dari doa
si B, maka saya telah terkena hukum sebab akibat..mungkin agak miris
juga membayangkan wong sudah tobat bener2 dan sudah mendoakan yg teraniaya
kok masih aja diberi balasan yg sama.tapi inilah jalan Tuhan yg terbaik sebagai
jalan utk meringankan kelak di akherattapi ini kemungkinan lho, secara pasti ya
ndak tahualangkah baiknya hidup kita ini kita isi dengan saling
mengasihi satu sama lain dan juga mudah untuk memaafkan kesalahan orang lain
dan tidak pendendamwah kalo soal koruptor saya ndak tahu kelak
diakherat gimana nuwun
0
0
Rate This

34.

Posted by rudy suwarno on Oktober 13, 2009 at 8:57 am


Lha wong habluminallah wa habluminannas aja belum paham,. kok yo sudah berani
beraninya naik podium..
Belum tahu apa itu isi agama, tapi sudah berani bilang,.. Agama tanpa ilmu akan kacau..

Allah itu Ghofuurrur Rohiim.Dosa sebesar apapun (selain syirik atau


menyekutukan) kepadanya akan mudah sekali bagi Allah SWT untuk mengampuninya
kalau memang manusia trsbut minta ampun dengan nasuha.
Tapi kalau Dosa kesalahan kepada sesama manusia???
Justru itu lah Sesungguhnya yang jauuh lebih susah, sampai matipun tidak akan bisa
diampuni kalau memang si korban tidak mau mengampuni.
Makanya. Tuhan mengajarkan kita berpuasa romadhon dan setelah itu bersilaturahmi
saling maaf memaafkan supaya Fitrah semuanya
Renungen dewe kono
0
0
Rate This

Balas
o

Posted by SABD on Oktober 13, 2009 at 8:47 pm


Mas Rudy SUWARNO Yth
Maaf apabila ada pengetahuan sy yg dangkal sehingga membuat anda kurang
enak membacanya. Saya pun tdk bertujuan berdiri di mimbar, rubrik di sini
hanyalah sekedar selembar tikar buat lesehan bersama sesama warga bangsa,
tanpa membeda-bedakan warna kulit, ilmu, agama, suku dan ras. Kebersamaan
dalam perbedaan, dengan ikatan kasih sayang yg tulus tanpa pilih sih, welas
tanpa alis. Saya menikmati indahnya anugrah perbedaan. Walau sebagian yg lain
sangat sulit memahami hikmah dari perbedaan itu.
Tujuan saya bukan berdiri di mimbar lalu mengguri, dan sama sekali tidak
bermaksud menyinggung siapapun. Saya hanya merefleksikan kata-kata : Agama
tanpa ilmu akan kacau yang kacau apa ? bukan agamanya, tetapi manusianya,
alias peradaban bumi. Sebagai contoh, bila semua org sibuk belajar agama,
sementara ilmu pengetahuan tidak digali dan diinovasi, maka tidak akan ada ilmu
matematika, fisika, biologi, kedokteran, ekonomi, arkeologi, antropologi,
psikologi dst. Hubungan Ilmu dan agama ; dapat diartikan secara lebih netral
sebagai hubungan ilmu dan spiritual; ibarat sekeping mata uang, memiliki dua
sisi yang tak bisa dipisahkan. Jika hanya salah satu saja, maka hidup menjadi

pincang. Saya kira hal itu sudah menjadi kodrat, bagaikan metafiska dan fisik,
keduanya ada sebagai satu eksistensi yang ada. Antara noumena dan fenomena.
Yang wujud dan gaib.
Kalimat di atas berawal dari kalimat berikut : ilmu adl tiang agama, agama adl
tiang ilmu. Sdh sangat akrab ditelinga saya sejak umur 5 tahun. Bila ada
kalimat/pepatah di atas yg ternyata tdk berkenan, sudilah kiranya mohon
dikoreksi bagaimana tepatnya agar saya yg masih bodoh ini bisa bertambah ilmu.
Menurut saya sendiri, penafsiran spiritual atau nilai-nilai ketuhanan, harus disertai
dengan akal sehat (ilmu). Tanpa disertai ilmu maka orang memahami agama
hanya mandeg secara teksbook, leterlek. Sebaliknya, penguasaan ilmu
terapan/pengetahuan tanpa disertai dengan pendekatan spiritual dapat merusak
bumi. Saya kira umat sdh selesai membahas soal hub ilmu dgn agama ini. Seperti
pernah saya baca artikel Dawan Raharjo dan pengkajian tasawuf Dr Quraisy
Shihab. Kita coba memahami melalui sisi positif, pasti ketemu. Memahami
melalui sudut pandang negatif pun bisa saja, hanya saja akan membuat tali
persaudaraan menjadi terganggu.
Memahami agama secara kontekstual, hal ini sebagai konsekuensi dari statemen
yg mengatakan bahwa : agama dapat mengikuti perkembangan zaman, agama adl
fleksibel mengandung nilai yg sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini perlu
diimplementasi dengan realitas konkrit (kontekstual).
Nah, tetap saja masing2 org bebas mau memahami dgn cara bagaimana sesuai
suasana hati dan tingkat kesadarannya masing-masing. Mohon pencerahan.
Buat Mas Tono, matur sembah nuwun pencerahannya. dapat menambah
banyaknya wawasan pikir saya.
salam sih katresnan for all
0
0
Rate This

35.

Posted by rudy suwarno on Oktober 15, 2009 at 2:10 am


Pertama kali, tiada kata yang paling tepat kiranya, selain kata Maaf beribu ribu Maaf,
saya haturkan kepada yang Terhormat Ki Sabda Langit
Barangkali ada kata kata dan gejolak perasaan saya yang kurang berkenan di hati

Panjenengan. tetapi ini sungguh diluar kemauan saya dan saya berpikir itu disebabkan
oleh pengaruh dari luar yang tidak berkaitan dengan materi diskusi kita, dikarenakan oleh
proses pendewasaan saya, yang saya merasa masih tertinggal jauh di belakang
Panjenengan.. Sebab pada prinsipnya, saya secara pribadi juga, sungguh sangat
menghargai segala macam bentuk perbedaan, termasuk suku, bangsa, ras, agama, dan lain
sebagainya..
Sekali lagi sungguh saya mohon maaf, karena benar benar bukan maksud saya untuk
berdebat atau hal hal negative lainnya, justru kalau saya boleh jujur, saya setuju dengan
apapun keputusan dan pencerahan Panjenengan, yang patut dijadikan suri taladan,
Panutan, Guru, yang banyak mengerti tentang apa arti hidup yang sesungguhnya,
memiliki pengetahuan teramat luas. Sehingga saya tidak bosan bosan menyerap banyak
sekali ilmu Panjenengan, yang sangat berguna sekali bagi saya yang masih perlu banyak
belajar, awam, dan benar benar bodoh.., untuk itu saya sangat menghargai dan berterima
kasih sekali.
Sebagaimana kita pahami bersama, blog ini juga bermanfaat untuk berbagi sharing,
menyampaikan pertanyaan dan opini masing masing, dengan dibatasi norma norma yang
bijaksana. Tidak ada kata debat, tidak ada kata menggurui, adanya saling mengisi, saling
menasihati, dan saling memberikan pencerahan. Walaupun sebenarnya kalau saya boleh
memilih, saya lebih suka menyebutnya musyawarah untuk mufakat saja, sehingga tidak
ada yang terpojok apalagi terkalahkan, Bisa tercipta suatu kesepakatan bersama, yang
menentramkan semua pihak, dalam etika etika yang selayaknya.
Tetapi mohon maaf, saya juga sebagai manusia yang menganut ajaran islam, saya merasa
mempunyai kewajiban untuk sekedar meluruskan, opini opini yang setidaknya kurang
cocok dengan keadaan yang sebenarnya. Sebab dalam penglihatan saya, ada beberapa
kekurangan di dalam blog ini, yaitu melihat islam hanya dari pengetahuan kulit luar
nya saja, dan pengertian yang kurang mendalam, serta kebanyakan melihat dari segi
kritiknya saja, yang tentu saja berlawanan dengan inti ajaran di dalam nya , yang
sesungguhnya adalah lebih dari sekedar mulia, tetapi betul betul suci, yaitu dari Allah
SWT.
Sebagaimana saya lihat ajaran Nenek Moyang kita yaitu Kejawen,sungguh saya melihat
itu adalah ajaran yang benar benar tidak diragukan lagi, penuh kasih sayang, penuh
norma norma kesusilaan, tidak sedikitpun mengajarkan sesuatu ke arah kejelekan atau
keburukan. Sehingga salah besarlah kalau sampai ada orang yang mengartikannya
sesuatu yang tidak berguna.
Begitu pula ajarannya Syeh Siti Jenar, yang intinya mengajarkan tentang kesempurnaan
hidup yang sesungguhnya bahkan bercinta dan menyatu dengan Penciptanya.. Salah
kalau kita melihat dari keonaran yang di timbulkan oleh anak didik SSJ, Di pasar pasar,
keributan dimana mana dengan tujuan agar segera diselesaikannya hidup didunia, menuju
hidup yang sesungguhnya.
Sungguh Ironis rasanya menyalahkan ajaran yang begitu suci mulia, hanya dari
melihat oknum oknum yang bertebaran disana sini,yang tidak tahu dan tidak
memperdulikan ajarannya sendiri.

0
0
Rate This

Balas
36.

Posted by rudy suwarno on Oktober 15, 2009 at 2:39 am


Pembahasan tentang Ilmu, kalau menurut saya pribadi yang masih perlu banyak belajar,
sebenarnya saya lebih sepakat dengan orang bijak yang mengatakan bahwa Kalau
seumpama para manusia menjalankan ajaran / agamanya dengan betul betul dan
konsekwen, tentulah dunia ini tidak akan kacau, bahkan akan menjadi suasana yang adem
ayem tentrem guyub rukun, Karena menurut saya itu adalah ungkapan yang netral tidak
memihak ke ajaran atau agama manapun.
Dalam beberapa sudut pandang, terkadang agam bisa diartikan sebagai Ilmu itu sendiri,
tetapi baiklah kita tidak akan memperpanjang lebar menjelaskan banyak ilmu yang
terkandung dalam agama.. Tetapi kalau seandainya kita melihat dari sudut pandang
TUJUAN hidup kita di dunia (bagi orang yang mengerti tentunya), yaitu netepi Titahing
Gusti, Menjalankan semua perintah perintah-Nya, maka tidaklah salah rasanya kalau
Ilmu agama lebih kita perdalam, dari pada ilmu yang hanya untuk mengejar harta benda
dan segala keduniawian semata. sebagaimana orang orang tua kita dulu mengatakan, urip
ing dunyo,ibarat wong mampir ngombe.
Menurut saya, blog ini adalah blog yang sangat bonafide dan sangat baguskarena
membahas tata cara atau mendidik perilaku agar supaya menjadi lebih baik, yang
semuanya itu menggunakan HATI yang baik pula. Tetapi pada pelaksanaanya, mohon
maaf sekedar masukan, saya sedikit merasakan kekurang cocokan dengan yang diajarkan.
Setelah saya melaksanakannya, mengajak berbicara dan bertanya dari Hati ke Hati,
sampai beberapa kali mengeluarkan air mata, betul betul muncul dari sanubari, menangis
dengan Hati, ,akhirnya walaupun sekian lama menunggu jawaban dari Hati, tidak
ada sama sekali jawaban dari Hati, yang mengena di Hati, melainkan hanya teori teori
yang menjawab semua.
tetapi tetap saya menghargai sepenuhnya, menjunjung tinggi, Hak Hak setiap orang, yang
tidak mungkin sama penilaiannya. sebagaimana saya lihat Dr. Quraish Shihab mengisi
acara TV setiap malam sahur bulan puasa kemaren, beliau juga mengatakan, Tidaklah
bijak rasanya, bila semua orang yang berbeda pendapat saling melihat dari sisi
negatifnya, hanya akan menghasilkan perpecahan yang tiada manfaatnya.

0
0
Rate This

Balas
37.

Posted by rudy suwarno on Oktober 15, 2009 at 3:55 am


Selama saya ikut nimbrung belajar di blog Panjenengan, sangat banyak sekali ilmu yang
saya dapatkan, tapi yang lebih mengesankan adalah aroma wanginya ketulusan,
keikhlasan Panjenengan dalam memberikan pencerahan, dengan begitu sabarnya, dan
Damainya
Maka sebelum saya mengundurkan diri, karena merasa telah berbuat kesalahan, dari blog
yang sangat bermutu ini.. Maka saya memohon izinkanlah saya untuk membalasnya
dengan ikhlas juga, dan sekedar melepaskan tanggungan saya, berbagi sharing mengenai
diskusi kita yang terakhir..
salam asah asih asuh
Selain kita harus meminta ampunan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas segala dosa
dosa kita kepada-Nya, dengan cara bertobat yang sebenar benarnya, yaitu Taubatan
Nasuha. bahwasanya Allah itu Maha Pengampun, tentunya akan mudah sekali bagi-Nya
untuk mengampuni kita.
Lebih saya tekankan lagi disini bahwa, sesungguhnya jauh lebih sulit untuk bertobat /
meminta maaf kepada sesama manusia itu sendiri, karena memang sudah sifat manusia
pada umumnya sulit sekali memaafkan kesalahan sesamanya, jarang yang punya hati
legowo, malah justru kebanyakan dendam, nggrundelan, dan lain sebagainya.
Maka di lain kesempatan, Tuhanpun menganjurkan kepada kita semua untuk melakukan
ibadah puasa romadhon, supaya dosa kita secara Habluminallah, bisa melebur Fitrah
kembali.. dan setelah itu kitapun di anjurkan untuk bersilaturahmi, saling maaf
memaafkan, atas segala kesalahan, baik yang sengaja ataupun tidak, disadari ataupun
tidak disadari, supaya menjadi Fitrah kembali secara Habluminannasnya.. Yang pada
akhirnya diharapkan bisa memFitrahkan semuanya,..secara vertkal dan horizontal..
Lalu kalau ada pertanyaan,. seandainya sudah sampai terseok seok, babak belur meminta
maaf, tapi kok tidak mau memaafkan juga bagaimana..??Tentu saja, sesuai dalil yang
Panjenengan telah sebutkan diatas, Tuhanpun tidak akan memaafkannya., dan itu sama
saja dengan pertanyaan, bagaimana nasib manusia yang pada umumnya banyak dosa..?

jawabannya,..itu semua akan diselesaikan nanti di hari Pengadilan Akherat kelak, dengan
seadil-adilnya. Disana juga kita akan ditimbang semua amal baik dan buruknya, asal
muasal harta benda haram dan halalnya. Yaitu pada hari setelah Kiamat atau hari
berakhirnya seluruh alam semesta, termasuk didalamnya alam ghaib jin, syetan, iblis,
alam barzah leluhur kita, segala bentuk dimensi waktu di alam dunia kita, seluruhnya.
baru kemudian setelah hari kiamat, semua akan dibangkitkan kembali dari alam kematian
atau alam kubur, semua akan dikumpulkan di padang Mashar yang sangat luaas dan
panas, dan di alam mashar itu lah para Nabi Nabi Allah membawakan minuman dari
syurga khusus untuk para pengikutnya masing masing, yang sering membacakan
sholawat untuk Nabinya, tetapi hanya calon penghuni syurga sajalah yang
mendapatkannya..
Supaya lebih jelas tentang wujud Akherat, berikut dibawah ini adalah nama nama lain
atau sebutan Akheratyang ada di dalam Al Quran Nur kariim
Al Ghasiyah = Peristiwa yang Dahsyat
Al Qariah = Yang Menggemparkan
Al Rajifah = Yang menggetarkan
As Saah = Kehancuran
At Thaamah = Bencana
Al Waqiah = Peristiwa yang pasti terjadi
Al Zalzalah = Kegoncangan
Yawm ad Din = Hari Penghakiman
Yawm al Akhir = Hari Akhir
Yawm al Alim = Hari Yang Menyedihkan
Yawm al Haq = Hari Kebenaran
Yawm al Hasrah = Hari Penyesalan
Yawm al Hisab = Hari perhitungan
Yawm al Jaza = Hari Pembalasan atau Hukuman
Yawm al Khulud = Hari kekekalan
Yawm al Khuruj = Hari Keluar dari Kubur
Yawn al Mauud = Hari Yang Dijanjikan
Yawm al Mizan = Hari Penimbangan
Yawm al Waiid = Hari Ancaman
Yawm at taghabun = Hari Pengungkapan Kesalahan
Yawm Malum = Hari Yang Dikenal
Dan masih banyak lagi nama nama lainnya.
Lalu pembahasan tentang korupsi, bahwasanya islam juga tidak mungkin mengijinkan
para hambanya untuk melakukan korupsi, walau dengan alasan apapun, ini sudah
dikatakan secara jelas
Dari Adiy bin Amirah Al Kindi Radiyallahu anhu berkata : aku pernah mendengar Nabi
Shalallaahu alaihi wa sallam bersabda ;
Barang siapa diantara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan), lalu

dia menyembunyikan dari kami sebatang jarum atau lebih dari itu, maka itu adalah
ghulul (harta korupsi) yang akan dia bawa pada hari Kiamat.
Tentang suap, Rasullullaah juga pernah berkata :
Laknat Allah terhadap penyuap dan penerima suap. (HR. Abu Dawud)
Tentang hadiah kepada aparat pemerintah, Rosul berkata :
Hadiah yang diberikan kepada para penguasa adalah suht (haram), dan suap yang
diterima Hakim adalah Kufur. (HR.Imam Ahmad)
0
0
Rate This

Balas
38.

Posted by rudy suwarno on Oktober 15, 2009 at 4:55 am


Sejujurnya saya sangat mengagumi Panjenengan, Keseimbangan mental dan spiritual
yang sangat kuat, Rajanya Macan yang mempunyai taring teramat tajam, tetapi selalu
disembunyikan, dalam senyum dan kedamaian. menguasai ilmu ora nduwe rasa nduwe,
sangat susah sekali bagi saya untuk mempelajarinya, ..keteret teret..
Apa bila ada orang yang belum mengenal Panjengan, lalu menanyakan bagaimana ahlak
dan budi panjenengan, ke kerabat dan handai taulan panjenengan maka tentunya mereka
semua akan menjawab serentak tegas, bahwa panjengan adalah seorang yang berbudi
sangat luhur, ramah tamah, selalu tersenyum, teramat sabar, sangat jujur, penuh kasih
sayang, jauh dari rasa dendam, selalu setia membantu orang lain, tanpa terpikirkan
pamrih.dan masih banyak lagi.
Tetapi untuk sekedar wawasan.
Apabila ada orang yang menanyakan budi luhur Nabi Muhammad SAW. kepada para
handai taulannya, mereka hanya bisa menjawab dengan tangisan terharu,
menggambarkan budi ahlak yang tidak bisa diungkapkan dengan kata kata..
Dan Nabi muhammad adalah bukan sekedar cerita ataupun legenda, melainkan sejarah
yang benar benar ada, di sertai bukti bukti nyata dan peninggalannya..

Kepada Yang Terhormat Guru Besar Ki Sabda Langit, sekali lagi saya memohon maaf
yang sebesar besarnya, atas segala kelancangan saya, kekurang ajaran saya, bila ternyata
semua uraian uraian saya, tidak berkenan di hati panjenengan, yang sebenarnya itu adalah
ungkapan hati saya yang tulus, bening, bersih dari segala hasrat dan harapan. selain hanya
menggugurkan kewajiban saya, untuk sekedar menyampaikan sedikit pengetahuan saya
tentang agama. yang apapun hasilnya, itu sama sekali tidak mendatangkan pengaruh
apapun terhadap saya.
Sebagai salam perpisahan, rasanya ada sesuatu yang cukup ironis juga..
Setelah sekian banyak saya bercerita panjang lebar tentang Islam, meluruskan hal hal
tentang islam, selayaknya saya juga memperkenalkan diri saya yang sebenarnya, yaitu
saya sendiri adalah seorang Mualaf, yang berasal dari WNI keturunan Tiong Hoa, dimana
kedua orang tua saya, seluruh saudara saudara saya, masih memeluk agama Protestan,
Gembala setia jemaat Gereja, Aktif di segala acara Kebaktian. Maaf, menurut saya itu
adalah perjuangan yang tidak mudah. Tetapi Puji Tuhan, keluarga kami termasuk
keluarga yang masih memegang prinsip demokrasi dalam kekeluargaan, sehingga bisa
menikmati cinta dan kasih sayang, di atas perbedaan yang mendasar.
Oke,.. kepada semua teman teman yang seagama dengan saya, saya anjurkan supaya
tidak ragu ragu untuk belajar di blog bermutu ini, karena didalamnya banyak sekali
pelajaran yang tidak bisa kita dapatkan dari Guru ngaji kita. Tapi sebagai pembelajaran,
janganlah lupa untuk menyampaikan pelurusan secara santun dan bijaksana, bila
sekiranya ada yang salah dalam penyampaian tentang agama kita.
Saya juga orang bodoh, anak kemaren sore, tidak berpendidikan, tapi kitakan sama sama
pegang komputer, jadi kita tinggal klik aja di geogle search, pasti akan keluar semua dalil
dalilnya kayak orang pinter.
Sekian dari saya, semoga bermanfaat.
Salam Damai dan Salam Hormat,..
Semoga kita berjumpa lagi di sorga atau dialam sana..
Terima Kasih.
0
0
Rate This

Balas

39.

Posted by indra on Januari 5, 2010 at 9:50 pm


Assalamualaikum wr.wb.Ki Sabdo Langit
Salam hangat,
Saya setuju dengan panjenengan
Setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda-beda dalam menanggapi dan
menelaah sebuah pandangan
Tergantung dapat mujizat dari Allah andaikan dia memang mendapatkan level marifat
ada 4 rakam dalam islam : syariat, tarikat, hakikat dan marifat
Anda benar
sungguh mulia syekh siti jenar,tapi sangat disayangkan cara penyampaiannya yang
kurang dipahami oleh level2 yang belum mengerti apa arti kerahasiaan tuhan
Sungguh mulia beliau meninggal kembali ke asal
termasuk ciri2 meninggalnya orang marifat : kembali ke asal
Allahu Akbar
Tahukah anda sejarah dibisikkannya rahasia ketuhanan oleh sunan bonang ke sunan
kalijaga ditengah samudra?
salam hangat
Ikhwan
0
0
Rate This

Balas
40.

Posted by suin on Februari 12, 2010 at 2:50 pm


Nuwun Sewu Ki Sabda Langit, menawi kepareng kulo nyuwun e -mail tuwin alamat ki
Sabda Langit.
Sewu sembah nuwun bilih Ki Sabda Langit kepareng kersa paring alamat wonten e-mail
kulo.
Nuwun

0
0
Rate This

Balas
o

Posted by SABD on Februari 12, 2010 at 10:22 pm


Sumonggo kang, email saya sabdalangit@gmail.com nanti bisa komunikasi lebih
lanjut via email.
matur sembah nuwun sampun kersa ngrengkuh dados sedulur. Kula antos pinarak
panjenengan wonten griya kula.
salam sejati
0
0
Rate This

41.

Posted by O'on on Februari 17, 2010 at 10:36 pm


Manusia adalah jelmaan zat Tuhan

bahasa teknis-nya saat ini dikenal dgn: Higgs boson


alias hypothetical massive scalar elementary particle
sebutan para jurnalis: partikel Tuhan
mantaf apa kata si Syekh, padahal di saat itu iptek belum diiringi fasilitas spt saat ini
saya bukan fans beliau, namun beliau adalah aset warisan bangsa

dgn modal niat dan berfikir jernih malah jadi begitu mudahnya menyerap iptek yg
tersimpan pada setiap molekul hidrogen dst yg lalu lalang di sekeliling kita dan tanpa kita
sadari/pedulikan.
0
0
Rate This

Balas

Vous aimerez peut-être aussi