Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PERBANDINGAN ANTARA
AJARAN SYEH SITI JENAR
Dan PANDANGAN KEJAWEN
Mengenai Ketuhanan, Alam, dan Manusia
atau jumbuhing kawula Gusti. Bersatunya dua menjadi satu, atau dwi tunggal.
Diumpamakan wiji wonten salebeting wit.
Pandangan Syeh Lemah Abang Tentang Manusia
Dalam memandang hakikat manusia Siti Jenar membedakan antara jiwa dan
akal. Jiwa merupakan suara hati nurani manusia yang merupakan ungkapan
dari zat Tuhan, maka hati nurani harus ditaati dan dituruti perintahnya. Jiwa
merupakan kehendak Tuhan, juga merupakan penjelmaan dari Hyang Widdhi
(Tuhan) di dalam jiwa, sehingga raga dianggap sebagai wajah Hyang Widdhi. Jiwa
yang berasal dari Tuhan itu mempunyai sifat zat Tuhan yakni kekal, sesudah
manusia raganya mati maka lepaslah jiwa dari belenggu raganya. Demikian pula
akal merupakan kehendak, tetapi angan-angan dan ingatan yang kebenarannya
tidak sepenuhnya dapat dipercaya, karena selalu berubah-ubah.
Menurut sabdalangit, perbedaan karakter jiwa dan akal yang bertolak belakang
dalam pandangan Siti Jenar, disebabkan oleh adanya garis demarkasi yang menjadi
pemisah antara sifat hakikat jiwa dan akal-budi. Jiwa terletak di luar nafsu,
sementara akal-budi letaknya berada di dalam nafsu. Mengenai perbedaan jiwa dan
akal, dalam wirayat Saloka Jati diungkapkan bahwa akal-budi umpama kodhok
kinemulan ing leng atau wit jroning wiji (pohon ada di dalam biji). Sedangkan jiwa
umpama kodhok angemuli ing leng atau wiji jroning wit (biji ada di dalam pohon).
Bagi Syeh Siti Jenar, proses timbulnya pengetahuan datang secara bersamaan
dengan munculnya kesadaran subyek terhadap obyek. Maka pengetahuan
mengenai kebenaran Tuhan akan diperoleh seseorang bersama dengan penyadaran
diri orang itu. Jika ingin mengetahui Tuhanmu, ketahuilah (terlebih dahulu) dirimu
sendiri. Syeh Lemah bang percaya bahwa kebenaran yang diperoleh dari hal-hal di
atas ilmu pengetahuan, mengenai wahyu dan Tuhan bersifat intuitif. Kemampuan
intuitif ini ada bersamaan dengan munculnya kesadaran dalam diri seseorang.
Pandangan Syeh Lemah Bang Tentang Kehidupan Dunia
Pandangan Syeh Jenar tentang dunia adalah bahwa hidup di dunia ini
sesungguhnya adalah mati. Dikatakan demikian karena hidup di dunia ini ada surga
dan neraka yang tidak bisa ditolak oleh manusia. Manusia yang mendapatkan surga
mereka akan mendapatkan kebahagiaan, ketenangan, kesenangan. Sebaliknya rasa
bingung, kalut, muak, risih, menderita itu termasuk neraka. Jika manusia hidup
mulia, sehat, cukup pangan, sandang, papan maka ia dalam surga. Tetapi
kesenangan atau surga di dunia ini bersifat sementara atau sekejap saja, karena
betapapun juga manusia dan sarana kehidupannya pasti akan menemui kehancuran.
Syeh Jenar mengumpamakan bahwa manusia hidup ini sesungguhnya mayat
yang gentayangan untuk mencari pangan pakaian dan papan serta mengejar
kekayaan yang dapat menyenangkan jasmani. Manusia bergembira atas apa yang ia
raih, yang memuaskan dan menyenangkan jiwanya, padahal ia tidak sadar bahwa
semua kesenangan itu akan binasa. Namun begitu manusia suka sombong dan
bangga atas kepemilikan kekayaan, tetapi tidak menyadari bahwa dirinya adalah
bangkai. Manusia justru merasa dirinya mulia dan bahagia, karena manusia tidak
menyadari bahwa harta bendanya merupakan penggoda manusia yang
menyebabkan keterikatannya pada dunia.
Jika manusia tidak menyadari itu semua, hidup ini sesungguhnya derita.
Pandangan seperti itu menjadikan sikap dan pandangan Siti Jenar menjadi ekstrim
dalam memandang kehidupan dunia. Hidup di dunia ini adalah mati, tempat baik
dan buruk, sakit dan sehat, mujur dan celaka, bahagia dan sempurna, surga dan
neraka, semua bercampur aduk menjadi satu. Dengan adanya peraturan maka
manusia menjadi terbebani sejak lahir hingga mati. Maka Syeh Siti Jenar
sangat menekankan pada upaya manusia untuk hidup yang abadi agar tahan
mengalami hidup di dunia ini. Siti Jenar kemudian mengajarkan bagaimana
mencari kamoksan (mukswa/mosca) yakni mati sempurna beserta raganya lenyap
masuk ke dalam ruh (warongko manjing curigo). Hidup ini mati, karena mati itu
hidup yang sesungguhnya karena manusia bebas dari segala beban dan derita.
Karena hidup sesudah kematian adalah hidup yang sejati, dan abadi.
Syeh Siti Jenar Mengkritik Ulama dan Para Santrinya
Alasan yang mendasari mengapa Syeh Siti Jenar mengkritik habis-habisan para
ulama dan santrinya karena dalam kacamata Syeh Siti, mereka hanya berkutat pada
amalan syariat (sembah raga). Padahal masih banyak tugas manusia yang lebih
utama harus dilakukan untuk mencapai tataran kemuliaan yang sejati. Dogmadogma, dan ketakutan neraka serta bujuk rayu surga justru membelenggu raga, akal
budi, dan jiwa manusia. Maka manusia menjadi terkungkung rutinitas lalu lupa
akan tugas-tugas beratnya. Manusia demikian menjadi gagal dalam upaya
menemukan Tuhannya.
Kritik Syeh Lemah Bang Atas Konsep Surga-Neraka
Konsep surga-neraka dalam ajaran Siti Jenar berbeda sekali dengan apa yang
diajarkan oleh para ulama. Menurut Syeh Siti Jenar, surga dan neraka adalah dalam
hidup ini. Sementara para ulama mengajarkan surga dan neraka merupakan balasan
yang diberikan kepada manusia atas amalnya yang bakal diterima kelak sesudah
kematian (akherat).
Menurut Syeh Siti, orang mukmin telah keliru karena mengerjakan shalat
jungkir balik, mengharap-harap surga, sedang surga sesudah kematian itu tidak
ada, shalat itu tidak perlu dan orang tidak perlu mengajak orang lain untuk shalat.
Shalat minta apa, minta rizki ? Tuhan toh tidak memberi lantaran shalat.
Santri yang menjual ilmu dengan siapa pun mau menyembah Tuhan di masjid, di
dalamnya terdapat Tuhan yang bohong. Para ulama telah menyesatkan manusia
dengan menipu mereka jungkir balik lima kali, pagi, siang, sore, malam hanya
untuk memohon-mohon imbalan surga kelak. Sehingga orang banyak tergiur oleh
omongan palsunya, dan orang menjadi gelisah tak enak ketika terlambat
mengerjakan shalat. Orang seperti itu sungguh bodoh dan tak tau diri, jikalau pun
seseorang menyadari bahwa shalat itu dilakukan karena merupakan kebutuhan diri
manusia sendiri untuk menyembah Tuhannya, manusia ternyata tidak menyadari
keserakahannya; dengan minta-minta imbalan/hadiah surga. Orang-orang telah
terbius oleh para ulama, sehingga mereka suka berzikir, dan disibukkan oleh
kegiatan menghitung-hitung pahalanya tiap hari. Sebaliknya, lupa bahwa sejatinya
kebaikan itu harus diimplementasikan kepada sesama (habluminannas).
Lebih lanjut Syekh Siti Jenar menuduh para ulama dan murid mereka sebagai
orang dungu dan dangkal ilmu, karena menafsirkan surga sebagai balasan yang
nanti diterima di akhirat. Penafsiran demikian adalah penafsiran yang sangat
sempit. Hidup para ulama adalah hidup asal hidup, tidak mengerti hakekat, tetapi
jika disuruh mati mereka menolak mentah-mentah. Surga dan neraka letaknya pada
manusia masing-masing. Orang bergelimang harta, hidupnya merasa selalu
terancam oleh para pesaing bisnisnya, tidur tak nyeyak, makan tak enak, jalan pun
gelisah, itulah neraka. Sebaliknya, seorang petani di lereng gunung terpencil, hasil
bercocok tanam cukup untuk makan sekeluarga, menempati rumah kecil yang
tenang, tiap sore dapat duduk bersantai di halaman rumah sambil memandang
hamparan sawah hijau menghampar, hatinya sesejuk udaranya, tenang jiwanya,
itulah surga. Kehidupan ini telah memberi manusia mana surga mana neraka.
Syeh Siti Jenar memandang alam semesta sebagai makrokosmos dan
mikrokosmos (manusia) sekurangnya kedua hal ini merupakan barang baru ciptaan
Tuhan yang sama-sama akan mengalami kerusakan, tidak kekal dan tidak abadi.
Manusia terdiri atas jiwa dan raga yang intinya ialah jiwa sebagai penjelmaan zat
Tuhan.
Sedangkan raga adalah bentuk luar dari jiwa yang dilengkapi pancaindera,
sebagai organ tubuh seperti daging, otot, darah, dan tulang. Semua aspek keragaan
atau ketubuhan adalah barang pinjaman yang suatu saat, setelah manusia terlepas
dari kematian di dunia ini, akan kembali berubah asalnya yaitu unsur bumi (tanah).
Syeh Lemah Bang, mengatakan bahwa;
Bukan kehendak angan-angan, bukan ingatan, pikiran atau niat, hawa nafsu
pun bukan, bukan pula kekosongan atau kehampaan. Penampilanku sebagai
mayat baru, andai menjadi gusti jasadku dapat busuk bercampur debu, nafasku
terhembus di segala penjuru dunia, tanah, api, air, kembali sebagai asalnya, yaitu
kembali menjadi baru. Bumi langit dan sebagainya adalah kepunyaan seluruh
manusia, manusialah yang memberi nama.
Kesimpulan
Pandangan Syeh Lemah Bang; tentang terlepasnya manusia dari belenggu alam
kematian yakni hidup di alam dunia ini, berawal dari konsepnya tentang
ketuhanan, manusia dan alam. Manusia adalah jelmaan zat Tuhan. Hubungan jiwa
dari Tuhan dan raga, berakhir sesudah manusia menemui ajal atau kematian
duniawi. Sesudah itu manusia bisa manunggal dengan Tuhan dalam keabadian.
Pada saat itu semua bentuk badan wadag (jasad) atau kebutuhan jasmanisah
ditinggal karena jasad merupakan barang baru (hawadist) yang dikenai kerusakan
dan semacam barang pinjaman yang harus dikembalikan kepada yang punya yaitu
Tuhan sendiri.
Terlepas dari ajaran Siti Jenar yang sangat ekstrim memandang dunia sebagai
bentuk penderitaan total yang harus segera ditinggalkan rupanya terinspirasi oleh
ajaran seorang sufi dari Bagdad, Hussein Ibnu Al Hallaj, yang menolak segala
kehidupan dunia. Hal ini berbeda dengan konsep Islam secara umum yang
memadang hidup di dunia sebagai khalifah Tuhan.
Pandangan Kejawen Tentang Kehidupan di Dunia
Pandangan Kejawen tentang makna hidup manusia dunia ditampilkan
secara rinci, realistis, logis dan mengena di dalam hati nurani; bahwa hidup ini
diumpamakan hanya sekedar mampir ngombe, mampir minum, hidup dalam waktu
sekejab, dibanding kelak hidup di alam keabadian setelah raga ini mati. Tetapi
tugas manusia sungguh berat, karena jasad adalah pinjaman Tuhan. Tuhan
meminjamkan raga kepada ruh, tetapi ruh harus mempertanggungjawabkan
barang pinjamannya itu. Pada awalnya Tuhan Yang Mahasuci meminjamkan
jasad kepada ruh dalam keadaan suci, apabila waktu kontrak peminjaman sudah
habis, maka ruh diminta tanggungjawabnya, ruh harus mengembalikan jasad
pinjamannya dalam keadaan yang suci seperti semula. Ruh dengan jasadnya
diijinkan Tuhan turun ke bumi, tetapi dibebani tugas yakni menjaga barang
pinjaman tersebut agar dalam kondisi baik dan suci setelah kembali kepada
pemiliknya, yakni Gusti Ingkang Akaryo Jagad. Ruh dan jasad menyatu dalam
wujud yang dinamakan manusia. Tempat untuk mengekspresikan dan
mengartikulasikan diri manusia adalah tempat pinjaman Tuhan juga yang
dinamakan bumi berikut segala macam isinya; atau mercapada. Karena bumi
bersifat pinjaman Tuhan, maka bumi juga bersifat tidak kekal.
Betapa Maha Pemurahnya Tuhan itu, bersedia meminjamkan jasad, berikut
tempat tinggal dan segala isinya menjadi fasilitas manusia boleh digunakan secara
gratis. Tuhan hanya menuntut tanggungjawab manusia saja, agar supaya menjaga
semua barang pinjaman Tuhan tersebut, serta manusia diperbolehkan
memanfaatkan semua fasilitas yang Tuhan sediakan dengan cara tidak merusak
barang pinjaman dan semua fasilitasnya.
Itulah tanggungjawab manusia yang sesungguhnya hidup di dunia ini; yakni
menjaga barang titipan atau pinjaman, serta boleh memanfaatkan semua
fasilitas yang disediakan Tuhan untuk manusia dengan tanpa merusak, dan tentu
saja menjaganya agar tetap utuh, tidak rusak, dan kembali seperti semula dalam
keadaan suci. Itulah perjanjian gaib antara Tuhan dengan manusia makhlukNya.
Untuk menjaga klausul perjanjian tetap dapat terlaksana, maka Tuhan membuat
rumus atau aturan-main yang harus dilaksanakan oleh pihak peminjam yakni
manusia. Rumus Tuhan ini yang disebut pula sebagai kodrat Tuhan; berbentuk
hukum sebab-akibat. Pengingkaran atas isi atau klausul kontrak tersebut berupa
akibat sebagai konsekuensi logisnya. Misalnya; keburukan akan berbuah
keburukan, kebaikan akan berbuah kebaikan pula. Barang siapa menanam, maka
mengetam. Perbuatan suka memudahkan akan berbuah sering dimudahkan. Suka
mempersulit akan berbuah sering dipersulit.
Konsep Kejawen Tentang Pahala dan Dosa
dan Pandangan Kejawen tentang Kebaikan-Keburukan
Ajaran Kejawen tidak pernah menganjurkan seseorang menghitung-hitung
pahala dalam setiap beribadat. Bagi Kejawen, motifasi beribadat atau melakukan
perbuatan baik kepada sesama bukan karena tergiur surga. Demikian pula dalam
melaksanakan sembahyang manembah kepada Tuhan Yang Maha Suci bukan
karena takut neraka dan tergiur iming-iming surga. Kejawen memiliki tingkat
kesadaran bahwa kebaikan-kebaikan yang dilakukan seseorang kepada sesama
bukan atas alasan ketakutan dan intimidasi dosa-neraka, melainkan kesadaran
kosmik bahwa setiap perbuatan baik kepada sesama merupakan sikap adil dan baik
pada diri sendiri. Kebaikan kita pada sesama adalah KEBUTUHAN diri kita
sendiri. Kebaikan akan berbuah kebaikan. Karena setiap kebaikan yang kita
lakukan pada sesama akan kembali untuk diri kita sendiri, bahkan satu
kebaikan akan kembali pada diri kita secara berlipat. Demikian juga
sebaliknya, setiap kejahatan akan berbuah kejahatan pula. Kita suka
mempersulit orang lain, maka dalam urusan-urusan kita akan sering
menemukan kesulitan. Kita gemar menolong dan membantu sesama, maka
hidup kita akan selalu mendapatkan kemudahan.
Menurut pandangan Kejawen, kebiasaan mengharap dan menghitung
pahala terhadap setiap perbuatan baik hanya akan membuat keikhlasan
seseorang menjadi tidak sempurna. Kebiasaan itu juga mencerminkan sikap
yang serakah, lancang, picik, dan tidak tahu diri. Karena menyembah Tuhan
adalah kebutuhan manusia, bukan kebutuhan Tuhan. Mengapa seseorang
1.
Balas
2.
Balas
3.
Balas
4.
Balas
5.
Balas
6.
Balas
7.
tiada batasnya. Ironis ! kita itu kaya akan ilmu spiritual, tetapi MISKIN PENCAPAIAN
SPIRITUALNYA.
0
0
Rate This
Balas
8.
Balas
9.
Balas
10.
Balas
11.
Balas
12.
0
0
Rate This
Balas
13.
Balas
14.
0
Rate This
Balas
15.
Balas
16.
ndi kang???
============
P Samudi Yth
Seandainya pola pikir manusia dalam memahami pahala surga dan ibadah
vertikal seperti di atas, saya optimis akan menciptakan kehidupan masyarakat
yang lebih tenteram, dan sangat ideal dalam mengajarkan pada keikhlasan dan
ketulusan. Bisa dibayangkan bila dalam menyembah Tuhan saja berharap-harap
(pamrih) upah pahala, lalu bagaimana dalam penerapan kehidupan bermasyarakat
?
salam sejati
0
0
Rate This
Balas
17.
Rate This
Balas
18.
Balas
o
0
Rate This
19.
Balas
20.
Balas
21.
Balas
22.
Balas
23.
Balas
24.
Balas
25.
Balas
o
Tujuan sembah raga adalah salah satu jalan mencapai tataran penyembahan
secara esensial/hakekat tsb, atau secara sukmawi/rohani. Sembah raga belumlah
merambah pada hakekat, ia termasuk dalam tradisi/adat/tatacara/kulit. Untuk
mencapai hakekat masih harus melewati tataran tarekat (sembah kalbu) terlebih
dulu. Tataran KESADARAN kalbu dan DIMANIFESTASIKAN dalam laku
perbuatan sehari2 inilah baru memasuki gerbang PENCAPAIAN SPIRITUAL.
Kebanyakan org kenyang akan kulit akan tetapi masih miskin akan pencapaian
spiritualitasnya. Maka hidup dalam ketakutan, keresahan, kegundahan dikejar2
oleh kewajiban.
Bagi kesadaran kulit, sembahyang dipahami sebagai kewajiban yg datang dari
Tuhan.
Bagi kesadaran hakekat / isi, sembahyang dipahami sebagai WUJUD
KEIKHLASAN TERTINGGI, bersumber dari kesadaran manusia sendiri karena
merasa telah berhutang berpuluh anugerah Tuhan, bahkan dalam setiap
detiknya. Maka tidaklah pantas/sopan manusia masih berharap2 UPAH
PAHALA/anugrah yg lainnya.
Istilahnya; Wis diwenehi ati, ngrogoh rempelo.
demikian semoga dapat menambah gumelaring jagad kesadaran, untuk
selanjutnya hamemayu hayuning RAT. Nyuwun sih lumebering samudra
pangaksami bilih kathah atur kula ingkang kirang mrenani ing penggalih.
Salam sih katresnan
1
0
Rate This
26.
Mohon Maaf, memang sejujurnya ada yang masih menganjal di pikiran saya yg cetek ini.
kulit aja belum nyampek. Tapi ngeyelan. Nganyelne..
Bahwasanya Tuhan telah menurunkan rosul rosulNya di muka bumi ini, untuk bisa
memberitahukan kpd semua HambaNya, apa apa yang menjadi KehendakNya. dan
semuanya itu sudah BAKU, tidak akan berubah ubah ila yaumil kiyamah.. Yaitu Al
Quran.
Bukan kitab BUATAN MANUSIA, ngapunten, walaupun sucinya kayak apa. karena msh
bisa kemungkinan kemasukan unsur lain.
sebagai contoh, Pendeta yg ngaku melihat Yesus..? apakah itu asli yesus.? dan siapa itu
yg ngaku Ratu adil menerima wahyu jibril.? dll buanyak.. nabi palsu.? yg saya yakin
tingkatan makrifat mereka adalah sangat tinggi.. HIDUP di dunia hanya untuk dan milik
Tuhan.
Maaf, jadi yg jadi pedoman saya saat ini adalah Nabi besar Muhammad SAW, Manungso
kang sampurno, dunyo tekon akherat..
Tidak ada yg bisa di percayai di muka bumi ini selain dia.
bahkan setan iblispun tdk bisa menyerupainya.
Intinya, saya hanya percaya sama ajarannya Nabi Muhammad SAW. dimana salah satu
contoh kecilnya adalah perintah SHOLAT.
Maaf kalau saya salah, saya hanya berpendapat, Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW
sendiri telah benar benar mengetahui apa ARTI sesungguhnya Sholat itu? MELEBIHI
siapapun yg ada di muka bumi ini.. terus nyuruh hamba hamba Alah untuk melakukan
sholat, yg TATA CARA GERAKANNYA sholat itu sendiri sudah sangat jelas di
terangkan di dalam Al Hadist sekali lagi,. Perintah sholat beserta tata cara gerakan dll
nya itu adalah sudah sangat jelas, jd tidak perlu di beda bedah lagi, menurut VERSI kita
para manusia.. walaupun misalnya maunya MELEBIHI dari sekedar sholat.. apalagi tidak
usah sholat.? dzikir itu percuma.? dll.. apakah itu bukan penjerumusan dari yg
memberikan wangsit itu.? (maaf) yaitu syaiton, yg telah berulangkali mendpt restu dari
Tuhan untuk menguji hamba hamba Nya yg makrifat?
ora ngoco, iso isone ngaku manunggal.. apa dirinya sanggup menerima maha besarnya,
maha kuasanya, . apa sudah melebihi malaikat.? Nabi aja kl dpt wahyu msh melalui
peratara Jibril.. (ngapunten buuanget lho ki..?)
Trus tentang nyata nyatanya Nabi Munammad di kasih kesempatan/ kemampuan melihat
Neraka dan Surga pada saat isro miroj. karena sesungguhnya kalo manusia lain
melihatnya,. sungguh dia tidak akan bisa tertawa sedikitpun dalam hidupnya.
Tapi kok SSJ malah menerangkan presepsi lain tentang Surga Neraka itu sesungguhnya
ada di alam dunia kita ini.?? bersama di waktu kita sekrg ini..?
Belum lagi Wahyu Allah yg sangat mendasar, berbunyi Inna Dinna Indallahu Al Islam,.
sesungguhnya agama yg di terima di sisi Tuhan adalah Islam..
Sungguh, sama sekali sy tidak bermaksud ngajak ribut,. lha wong saya ini ndak punya
apa apa yg bisa diandalkan.. di sentilpun dah langsung nyenyer.
Tapi apakah yg benar benar WAHYU ALLAH (Al Quran) masih diragukan ke ASLI
anya? kurang jelas.? masih mau di otak atik lagi.? perlu penjabaran lagi.? berdasarkan
pemikiran para manusia yg serba BERBEDA BEDA.? Masih mempercayai 100%
Wangsit / kitab lain yg selain dari Nabi besar junjungan Muhammad SAW.?
Intinya,. kita sebagai manusia, itu sudah seharusnya menuruti apa yg di mau si Pencipta
kita,.. dan Apa yg di mau itu ADA DI DALAM AL QURAN. bukan justru kita
melakukan apa yg di mau kita, WALAUPUN di kiranya maunya itu melebihi apa yg di
mau Tuhan. jadi mana yg bener.? nurutin maunya kita.? atau maunyaTuhan.? yg punya
sifat Maha suka suka gue..?
Sejujurnya kalau ada waktu cukup dan pengetahuan yg cukup, sy seharusnya lebih
mencari dan menampilkan bukti dalil atau Wahyu ASLI Tuhan, supaya bs di
pertangguing jawabkan dan tidak hambar kosong. tetapi di karenakan kesibukan duniawi
saya, yg harus memenuhi kewajiban menafkahi anak istri saya.
sekrg aja udah jam 24:46 toko saya blm tak tutup nih..
Mungkin barangkali ada yg sependapat dgn saya, berkenan memberi penjelasan yg lebih
AKURAT.. sumonggo.. (tuluuungtuluuung.?. hwaaahuwwaa.)
Tidak ada yg lebih menyenangkan, bagi saya yg benar benar oton ini, selain mendapat
pencerahan, supaya kesalahan saya bisa berubah menjadi pembelajaran menuju
kebenaran.
Terima kasih yg sebesar besarnya
wassalaamualaikum wr wb..
0
0
Rate This
Balas
o
0
Rate This
27.
Balas
28.
Balas
29.
Balas
30.
Balas
31.
Pertama tama, tiada kata yg tepat kiranya selain kata Maaf yg sebesar besarnya, atas
segala ucapan dan tindakan saya, baik yg di sengaja atapun tidak saya sadari. Karena
semata mata hanya kebodohan dan ketidak tahuanlah yg perlu diterangi.
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala kasih dan rahmat yg telah
dicurahkannya.
Menyambut sahabatku Gokil Yth. Ada baiknya kita saling mengingat kembali karya yg
sangat bagus dari wong alus. Salam rahayu.
http://kariyan.wordpress.com/2009/06/08/rahasia-mu/
Nabi Besar Muhammad SAW pernah bersabda..
Didalam tubuh anak cucu adam, ada segumpal daging, didalamnya ada hati, didalamnya
ada buah hati, didalam buah hati ada nyawa, didalamnya ada rahasia, didalam rahasia ada
Nur Ilahi yg tersembunyi, didalamnya lagi ada Aku.
Salam Hormat dan Salut, kepada Ki Sabda Langit yg berilmu Luas lagi waskita.
Sungguh kebahagiaan yang luar biasa dapat ngangsu kawruh langsung dgn panjenengan
yg sangat bijaksana. Matur sembah nuwun..
Dengan niat Belajar, Saya mencoba menjawab pertanyaan Ki Sabda yg berkenan
memberikan momongan kpd si bodoh yg kemaruk ilmu ini.
Dari sedikit pengetahuan saya yg seadanya, di dalam Al Quran sendiri tidak ada
penjelasan yg menerangkan kemana arah kembalinya si anak Fitrah yg telah meninggal.
Begitu pula di Hadist Nabipun tidak berkenan memberikan penjelasan.?
Meskipun beberapa Ulama dan Pendeta memperdebatkan hal tersebut,sesuai dgn
tingkatan pemahaman dan kesadarannya masing masing. Tetapi secara pribadi yg belum
apa apa dan serba terbatas ini,tidaklah berani menyimpulkan suatu apapun. Akankah Roh
tersebut akan kembali menyatu dgn Laisa Kamislihi.? ataukah menunggu orang tuanya di
pintu surga.? Sebab sejauh pengetahuan saya di saat sekarang ini, Allah sendiri
menjadikan hal tersebut sebuah rahasia bagi kita, bagi saya khususnya. Wallahu alam
bissawab, Al Muhaimin, Al Alim, Al Hakim.
Bagi yang lebih mengerti, mohon petunjuk dan bimbingannya.
Tetapi mohon maaf, kalo boleh saya ingin kembali ke benang merah. Sekedar melengkapi
pertanyaan saya yg sebelumnya.
Sungguh sama sekali bukan maksud saya berdebat , serta jauh sekali dari niat yang
negative. tapi banyak sekali pertanyaan yg saya belum menemukan titik temunya..Nol
putul ora ngeti opo opo.. Yaitu tentang salah satu hamba Allah SWT, yaitu SSJ. salah
satunya tentang Sholat.
Nabi Muhammad bersabda : Shalatlah kalian sesuai dgn apa yg kalian lihat aku
mempraktikannya.
Begitu pun sampai pelaksanakan sholatpun sudah ditetapkan waktu waktunya.
Berdasarkan hadist, dari Abdullah bin Umar ra, Nabi Muhammad SAW bersabda :
Waktu sholat Zhuhur jika matahari telah tergelincir, dan dalam keadaan bayangan dari
seseorang sama panjangnya selama belum waktu Ashar. Dan waktu Ashar hingga
matahari belum berwarna kuning( terbenam). Dan waktu Sholat Magrib selama belum
terbenam mega merah. Dan waktu Isya hingga pertengahan malam bagian separuhnya.
Waktu sholat Subuh dari terbit fajar hingga sebelum terbit matahari.(Shahih Muslim)
Lalu sesuaikah ajaran Nabi Muhammad tersebut dengan SSJ.? ataukah cm saya yg belum
sampai pada inti maksudnya.?
Wujud Surga dan Neraka versi 7 Agama di dunia.. apakah itu kebohongan belaka.?
penipuan.? dari Allah SWT.? Na udzu billahi min dzalik..
Semua Agama / Ajaran mempunyai Syariat, Tarekat, Hakekat, dan Makrifat versi masing
masing. Sedikit mengutip perkataan buku ciptaan manusia..
Adapun tubuh itu apabila berdiri shalat, kemudian membaca takbir, maka nafikanlah
(tiadakanlah) zat dan sifat anda, tinggal zat Allah yg semata mata di yakinkan. Apabila
anda ruku, itulah dinamakan bermiraj artinya Tuhan telah ada. Apabila anda bersujud
itulah dinamakan bermunajad artinya anda berhadapan dan berdialog dengan Tuhan.
apabila anda duduk itulah itidal namanya artinya dengan pendengarannya anda
mendengar, dengan penglihatanya anda melihat.
Menurut para ulama ahlusunnah, sesungguhnya shalat itu lebih mulia dari pada dunia
bersama seisinya. Dikatakan gerakmu itu bukanlah gerak sendiri, tetapi Allah SWT,
itulah yg menjadikan engkau beserta gerakmu itu. Bagi mereka yg tidak memahami
itikat shalat itu sama halnya menyembah berhala.
Nabi Muhammad SAW bersabda :
Ketahuilah sesungguhnya shalat itu membaktikan nyawa menyembah kepada Allah SWT.
Maka sebelum kita menyelami dalam nya sungai yg penuh dgn rahasia Tuhan, apakah
salah? jika kita sekedar menyembulkan kepala ke permukaan udara, hingga kita bisa
mengetahui dimanakah kita sedang berada, di sungai Brantas kah.? atau di Bengawan
solo kah.? sebelum kita membahas kedalaman Syariat, Tarekat, Hakekat, dan
Makrifatnya suatu Agama / Ajaran.?
Ada juga perumpamaan seorang anak kecil memberikan Buku Pedoman cara menjadi
hebat karya orang termasyur di kolong jagat, kpd Bapaknya yg tukang becak tua banyak
asam garam. Tetapi bapaknya setengah malas menerima karena di pikirnya anak kecil
tahu apa tentang dunia.? belum tahu becaknya susah diajak kompromi buat cari ganjel
perut.? sebetulnya anak kecil itupun tidak paham dgn isi buku tersbt, ttp apakah tidak
lebih bijaksana bila bpk tersbut lebih melihat isi buku tersbut.?
Apa lagi kalau buku tersebut adalah Al Quran Nur Kariim, yg seharusnya menjadi kitab
pedoman seluruh umat manusia sebagai petunjuk yang Haq dari Maha Pencipta, Al
Kalaam.
Al Araaf (Tempat Tertinggi)
Tiadalah mereka menunggu nunggu kecuali Al Quran itu. Pada hari datangnya kebenaran
pemberitaan AlQuran itu, berkatalah orang orang yang melupakannya sebelum itu :
sesungguhnya telah datang rosul rosul Rabb kami membawa yang Haq, maka adakah
bagi kami pemberi syafaat bagi kami, atau dapatkah kami di kembalikan (ke dunia)
sehingga kami dapat beramal yg lain dari yg pernah kami amalkan? Sesungguhnya
mereka telah merugikan diri sendiri dan telah lenyaplah dari mereka apa yg mereka ada
adakan. (QS.7:53)
Al Hasyr (Pengusiran)
Kalau sekiranya kami menurunkan Al Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan
melihatnya tunduk terpecah belah di sebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan
perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir. (QS.59:21)
Sungguh saya sangat menghormati dan kagum sekagum kagumnya, serta menjunjung
tinggi berbagai kitab nenek moyang kita yg saya yakin seyakin yakinnya mempunyai
tujuan yg sangat mulia.
Tetapi apa salahnya jika dalam situs ini juga ditambahkan pembahasan tentang Kitabullah
Al Quran Nur Karim. yg wajib juga kita pelajari..? sebagai Wahyu ASLI dari Allah SWT.
Mohon Ampuni saya yang telah sangat tidak pantas bicara, egois, picik. Tetapi sungguh
jujur semata mata karena saya ingin sekali menemukan Jalan yang sesungguhnya, agar
saya tidak salah menemukan jalan, di hidup yg sekali ini.
Mohon petunjuk bagi yg telah menemukannya..
Terima kasih yang sebesar besarnya..
Wassalaamualaikum wr. wb.
0
0
Rate This
Balas
32.
panjenengan nopo saget ngartekaken ngimpi mas?sebabbe kulo sering ngimpi seng aneh2
mass
====================
Mas Sulardi Yth
Silahkan baca-baca terlebih dulu thread sy : Sejatinya Guru Sejati dan FAQ:
Leluhur, Pusaka, Guru Sejati. Semoga dapat dijadikan pintu gerbang memahami
dan menghayatinya.
salam sejati
0
0
Rate This
Balas
33.
Balas
o
34.
Balas
o
pincang. Saya kira hal itu sudah menjadi kodrat, bagaikan metafiska dan fisik,
keduanya ada sebagai satu eksistensi yang ada. Antara noumena dan fenomena.
Yang wujud dan gaib.
Kalimat di atas berawal dari kalimat berikut : ilmu adl tiang agama, agama adl
tiang ilmu. Sdh sangat akrab ditelinga saya sejak umur 5 tahun. Bila ada
kalimat/pepatah di atas yg ternyata tdk berkenan, sudilah kiranya mohon
dikoreksi bagaimana tepatnya agar saya yg masih bodoh ini bisa bertambah ilmu.
Menurut saya sendiri, penafsiran spiritual atau nilai-nilai ketuhanan, harus disertai
dengan akal sehat (ilmu). Tanpa disertai ilmu maka orang memahami agama
hanya mandeg secara teksbook, leterlek. Sebaliknya, penguasaan ilmu
terapan/pengetahuan tanpa disertai dengan pendekatan spiritual dapat merusak
bumi. Saya kira umat sdh selesai membahas soal hub ilmu dgn agama ini. Seperti
pernah saya baca artikel Dawan Raharjo dan pengkajian tasawuf Dr Quraisy
Shihab. Kita coba memahami melalui sisi positif, pasti ketemu. Memahami
melalui sudut pandang negatif pun bisa saja, hanya saja akan membuat tali
persaudaraan menjadi terganggu.
Memahami agama secara kontekstual, hal ini sebagai konsekuensi dari statemen
yg mengatakan bahwa : agama dapat mengikuti perkembangan zaman, agama adl
fleksibel mengandung nilai yg sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini perlu
diimplementasi dengan realitas konkrit (kontekstual).
Nah, tetap saja masing2 org bebas mau memahami dgn cara bagaimana sesuai
suasana hati dan tingkat kesadarannya masing-masing. Mohon pencerahan.
Buat Mas Tono, matur sembah nuwun pencerahannya. dapat menambah
banyaknya wawasan pikir saya.
salam sih katresnan for all
0
0
Rate This
35.
Panjenengan. tetapi ini sungguh diluar kemauan saya dan saya berpikir itu disebabkan
oleh pengaruh dari luar yang tidak berkaitan dengan materi diskusi kita, dikarenakan oleh
proses pendewasaan saya, yang saya merasa masih tertinggal jauh di belakang
Panjenengan.. Sebab pada prinsipnya, saya secara pribadi juga, sungguh sangat
menghargai segala macam bentuk perbedaan, termasuk suku, bangsa, ras, agama, dan lain
sebagainya..
Sekali lagi sungguh saya mohon maaf, karena benar benar bukan maksud saya untuk
berdebat atau hal hal negative lainnya, justru kalau saya boleh jujur, saya setuju dengan
apapun keputusan dan pencerahan Panjenengan, yang patut dijadikan suri taladan,
Panutan, Guru, yang banyak mengerti tentang apa arti hidup yang sesungguhnya,
memiliki pengetahuan teramat luas. Sehingga saya tidak bosan bosan menyerap banyak
sekali ilmu Panjenengan, yang sangat berguna sekali bagi saya yang masih perlu banyak
belajar, awam, dan benar benar bodoh.., untuk itu saya sangat menghargai dan berterima
kasih sekali.
Sebagaimana kita pahami bersama, blog ini juga bermanfaat untuk berbagi sharing,
menyampaikan pertanyaan dan opini masing masing, dengan dibatasi norma norma yang
bijaksana. Tidak ada kata debat, tidak ada kata menggurui, adanya saling mengisi, saling
menasihati, dan saling memberikan pencerahan. Walaupun sebenarnya kalau saya boleh
memilih, saya lebih suka menyebutnya musyawarah untuk mufakat saja, sehingga tidak
ada yang terpojok apalagi terkalahkan, Bisa tercipta suatu kesepakatan bersama, yang
menentramkan semua pihak, dalam etika etika yang selayaknya.
Tetapi mohon maaf, saya juga sebagai manusia yang menganut ajaran islam, saya merasa
mempunyai kewajiban untuk sekedar meluruskan, opini opini yang setidaknya kurang
cocok dengan keadaan yang sebenarnya. Sebab dalam penglihatan saya, ada beberapa
kekurangan di dalam blog ini, yaitu melihat islam hanya dari pengetahuan kulit luar
nya saja, dan pengertian yang kurang mendalam, serta kebanyakan melihat dari segi
kritiknya saja, yang tentu saja berlawanan dengan inti ajaran di dalam nya , yang
sesungguhnya adalah lebih dari sekedar mulia, tetapi betul betul suci, yaitu dari Allah
SWT.
Sebagaimana saya lihat ajaran Nenek Moyang kita yaitu Kejawen,sungguh saya melihat
itu adalah ajaran yang benar benar tidak diragukan lagi, penuh kasih sayang, penuh
norma norma kesusilaan, tidak sedikitpun mengajarkan sesuatu ke arah kejelekan atau
keburukan. Sehingga salah besarlah kalau sampai ada orang yang mengartikannya
sesuatu yang tidak berguna.
Begitu pula ajarannya Syeh Siti Jenar, yang intinya mengajarkan tentang kesempurnaan
hidup yang sesungguhnya bahkan bercinta dan menyatu dengan Penciptanya.. Salah
kalau kita melihat dari keonaran yang di timbulkan oleh anak didik SSJ, Di pasar pasar,
keributan dimana mana dengan tujuan agar segera diselesaikannya hidup didunia, menuju
hidup yang sesungguhnya.
Sungguh Ironis rasanya menyalahkan ajaran yang begitu suci mulia, hanya dari
melihat oknum oknum yang bertebaran disana sini,yang tidak tahu dan tidak
memperdulikan ajarannya sendiri.
0
0
Rate This
Balas
36.
0
0
Rate This
Balas
37.
jawabannya,..itu semua akan diselesaikan nanti di hari Pengadilan Akherat kelak, dengan
seadil-adilnya. Disana juga kita akan ditimbang semua amal baik dan buruknya, asal
muasal harta benda haram dan halalnya. Yaitu pada hari setelah Kiamat atau hari
berakhirnya seluruh alam semesta, termasuk didalamnya alam ghaib jin, syetan, iblis,
alam barzah leluhur kita, segala bentuk dimensi waktu di alam dunia kita, seluruhnya.
baru kemudian setelah hari kiamat, semua akan dibangkitkan kembali dari alam kematian
atau alam kubur, semua akan dikumpulkan di padang Mashar yang sangat luaas dan
panas, dan di alam mashar itu lah para Nabi Nabi Allah membawakan minuman dari
syurga khusus untuk para pengikutnya masing masing, yang sering membacakan
sholawat untuk Nabinya, tetapi hanya calon penghuni syurga sajalah yang
mendapatkannya..
Supaya lebih jelas tentang wujud Akherat, berikut dibawah ini adalah nama nama lain
atau sebutan Akheratyang ada di dalam Al Quran Nur kariim
Al Ghasiyah = Peristiwa yang Dahsyat
Al Qariah = Yang Menggemparkan
Al Rajifah = Yang menggetarkan
As Saah = Kehancuran
At Thaamah = Bencana
Al Waqiah = Peristiwa yang pasti terjadi
Al Zalzalah = Kegoncangan
Yawm ad Din = Hari Penghakiman
Yawm al Akhir = Hari Akhir
Yawm al Alim = Hari Yang Menyedihkan
Yawm al Haq = Hari Kebenaran
Yawm al Hasrah = Hari Penyesalan
Yawm al Hisab = Hari perhitungan
Yawm al Jaza = Hari Pembalasan atau Hukuman
Yawm al Khulud = Hari kekekalan
Yawm al Khuruj = Hari Keluar dari Kubur
Yawn al Mauud = Hari Yang Dijanjikan
Yawm al Mizan = Hari Penimbangan
Yawm al Waiid = Hari Ancaman
Yawm at taghabun = Hari Pengungkapan Kesalahan
Yawm Malum = Hari Yang Dikenal
Dan masih banyak lagi nama nama lainnya.
Lalu pembahasan tentang korupsi, bahwasanya islam juga tidak mungkin mengijinkan
para hambanya untuk melakukan korupsi, walau dengan alasan apapun, ini sudah
dikatakan secara jelas
Dari Adiy bin Amirah Al Kindi Radiyallahu anhu berkata : aku pernah mendengar Nabi
Shalallaahu alaihi wa sallam bersabda ;
Barang siapa diantara kalian yang kami tugaskan untuk suatu pekerjaan (urusan), lalu
dia menyembunyikan dari kami sebatang jarum atau lebih dari itu, maka itu adalah
ghulul (harta korupsi) yang akan dia bawa pada hari Kiamat.
Tentang suap, Rasullullaah juga pernah berkata :
Laknat Allah terhadap penyuap dan penerima suap. (HR. Abu Dawud)
Tentang hadiah kepada aparat pemerintah, Rosul berkata :
Hadiah yang diberikan kepada para penguasa adalah suht (haram), dan suap yang
diterima Hakim adalah Kufur. (HR.Imam Ahmad)
0
0
Rate This
Balas
38.
Kepada Yang Terhormat Guru Besar Ki Sabda Langit, sekali lagi saya memohon maaf
yang sebesar besarnya, atas segala kelancangan saya, kekurang ajaran saya, bila ternyata
semua uraian uraian saya, tidak berkenan di hati panjenengan, yang sebenarnya itu adalah
ungkapan hati saya yang tulus, bening, bersih dari segala hasrat dan harapan. selain hanya
menggugurkan kewajiban saya, untuk sekedar menyampaikan sedikit pengetahuan saya
tentang agama. yang apapun hasilnya, itu sama sekali tidak mendatangkan pengaruh
apapun terhadap saya.
Sebagai salam perpisahan, rasanya ada sesuatu yang cukup ironis juga..
Setelah sekian banyak saya bercerita panjang lebar tentang Islam, meluruskan hal hal
tentang islam, selayaknya saya juga memperkenalkan diri saya yang sebenarnya, yaitu
saya sendiri adalah seorang Mualaf, yang berasal dari WNI keturunan Tiong Hoa, dimana
kedua orang tua saya, seluruh saudara saudara saya, masih memeluk agama Protestan,
Gembala setia jemaat Gereja, Aktif di segala acara Kebaktian. Maaf, menurut saya itu
adalah perjuangan yang tidak mudah. Tetapi Puji Tuhan, keluarga kami termasuk
keluarga yang masih memegang prinsip demokrasi dalam kekeluargaan, sehingga bisa
menikmati cinta dan kasih sayang, di atas perbedaan yang mendasar.
Oke,.. kepada semua teman teman yang seagama dengan saya, saya anjurkan supaya
tidak ragu ragu untuk belajar di blog bermutu ini, karena didalamnya banyak sekali
pelajaran yang tidak bisa kita dapatkan dari Guru ngaji kita. Tapi sebagai pembelajaran,
janganlah lupa untuk menyampaikan pelurusan secara santun dan bijaksana, bila
sekiranya ada yang salah dalam penyampaian tentang agama kita.
Saya juga orang bodoh, anak kemaren sore, tidak berpendidikan, tapi kitakan sama sama
pegang komputer, jadi kita tinggal klik aja di geogle search, pasti akan keluar semua dalil
dalilnya kayak orang pinter.
Sekian dari saya, semoga bermanfaat.
Salam Damai dan Salam Hormat,..
Semoga kita berjumpa lagi di sorga atau dialam sana..
Terima Kasih.
0
0
Rate This
Balas
39.
Balas
40.
0
0
Rate This
Balas
o
41.
dgn modal niat dan berfikir jernih malah jadi begitu mudahnya menyerap iptek yg
tersimpan pada setiap molekul hidrogen dst yg lalu lalang di sekeliling kita dan tanpa kita
sadari/pedulikan.
0
0
Rate This
Balas