Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Batu bara ini terbentuk dari endapan gambut pada iklim purba sekitar khatulistiwa
yang mirip dengan kondisi kini. Beberapa di antaranya tegolong kubah gambut yang
terbentuk di atas muka air tanah rata-rata pada iklim basah sepanjang tahun. Dengan kata
lain, kubah gambut ini terbentuk pada kondisi di mana mineral-mineral anorganik yang
terbawa air dapat masuk ke dalam sistem dan membentuk lapisan batu bara yang berkadar
abu dan sulfur rendah dan menebal secara lokal. Hal ini sangat umum dijumpai pada batu
bara Miosen. Sebaliknya, endapan batu bara Eosen umumnya lebih tipis, berkadar abu dan
sulfur tinggi. Kedua umur endapan batu bara ini terbentuk pada lingkungan lakustrin, dataran
pantai atau delta, mirip dengan daerah pembentukan gambut yang terjadi saat ini di daerah
timur Sumatera dan sebagian besar Kalimantan.
(Sumber: https://id.wikipedia.org/)
terutama
ke
Jepang,
Taiwan,
Korea
Selatan
dan
Eropa.
Kementerian ESDM kemungkinan besar membatasi produksi batu bara maksimal 425 juta
ton per tahun yang akan dimasukkan dalam peta jalan produksi batu bara nasional periode
2015-2030.
Sekretaris Ditjen Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (ESDM), Paul Lubis mengatakan pembuatan peta jalan (roadmap) itu bertujuan
mengendalikan produksi batu agar tidak mengalami kelebihan produksi.
"Draf roadmap ini tengah kami godok. Targetnya, tahun ini sudah selesai sehingga
tahun depan sudah bisa dijalankan. Nanti penguatannya bisa melalui peraturan Menteri
ESDM tentang pengendalian produksi," tutur Paul seperti dilaporkan Harian Bisnis
Indonesia, Selasa (12/08).
Produksi
Cadangan Tersisa
(miliar ton)
2015
(juta ton)
425,00
446,67
28,75 miliar ton
2025
469,46
26,44 miliar ton
2030
493,41
24,03 miliar ton
2040
545,03
18,81 miliar ton
2050
602,06
13,05 miliar ton
2060
665,04
6,69 miliar ton
2069
727,35
397 juta ton
2070
734,62
-
(Sumber: https://esdm.go.id)
Lokasi
Muara Enim
Lahat
Muba
Mura
12,57-41,04
4,40-29,80
25,01
17,90
3,88-8,79
2,72-7,06
5,15
5,00
Volatile Matter
33,65-42,48
35,43-41,09
35,93
35,40
Fix Matter
28,24-41,49
33,60-51,66
33,91
35,52
4140
4694-7185
4870
5090
0,15-0,57
0,18-9,61
0,69
0,20
40,36-68,66
49,67-64,11
50,69
Belum terhitung
Hydrogen
3,39-5,70
3,92-8,83
6,93
Belum terhitung
Nitrogen
0,50-1,10
0,63-1,10
1,06
Belum terhitung
Oxygen
8,45-21,79
9,84-19,31
35,21
Belum terhitung
Proksimat (% adb)
Moisture
Ash
Keterangan:
adb = air dried basic
(Sumber: http://www.aspindo-imsa.or.id)
Kesimpulan :
1. Jumlah cadangan batu bara di Sumatera Selatan lebih dari 22,4 milyar ton (48 % cadangan
batubara Indonesia).
2. Kandungan batu bara ditentukan dengan analisis batu bara di laboraturium, diantaranya
adalah analisis proksimat dan analisis ultimat. Analisis proksimat dilakukan untuk
menentukan jumlah air, zat terbang, karbon padat, dan kadar abu, sedangkan analisis ultimat
dilakukan untuk menentukan kandungan unsur kimia pada batu bara seperti: karbon,
hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, unsur tambahan dan juga unsur jarang.
3. Kualitas batu bara diperlukan untuk menentukan kelayakan batu bara tersebut untuk
ditambang, selain dilihat dari besarnya cadangan batu bara di daerah penelitian.