Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KASUS KEPAILITAN
PT. DIRGANTARA INDONESIA
Putusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat
Nomor 41/Pailit/2007/PN. Niaga/jkt.Pst.
Unsur jatuh tempo dalam Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 37 Tahun
2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tidak
terpenuhi karena tidak ada utang yang telah jatuh tempo atau utang yang
menyatakan waktu pembayaranya dari termohon pailit kepada pemohon
pailit.
Alasan Penolakan Keenam
Unsur pembuktian sederhana dalam Pasal 8 Ayat (1) Undang-Undang Nomor
37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran
Utang tidak pernah terpenuhi karena utang yang didalilkan tidak pernah ada.
Alasan Penolakan ketujuh
Permohonan pailit cacat hukum karena utang yang didalilkan oleh pemohon
pailit masih dalam taraf perselisihan dan saat ini perselisihan yang dimaksud
sedang ditangani oleh Pusat Mediasi Nasional. Dalam penolakan tersebut
termohon mendasarkan pada buktu-bukti yang ada.
luas baik segi norma, ruang lingkup materi, maupun proses penyelesaian
utang-piutang. Cakupan yang luas ini diperlukan, karena adanya
perkembangan dan kebutuhan hukum dalam masyarakat sedangkan
ketentuan yang selama ini berlaku belum memadai sebagai sarana hukum
untuk menyelesaikan masalah utang-piutang secara adil, cepat, terbuka, dan
efektif. Dengan adanya undang-undang ini diharapkan dapat menyelesaikan
persoalan-persoalan seputar kepailitan dan kewajiaban pembayaran utang.
Undang-undang ini juga mengakomodir asas-asas dalam hukum kepailitan
yaitu, asas kesinambungan, asas kelangsungan usaha, asas keadilan, asas
integrasi.
dan juga kreditor lain Bank Mandiri dan juga PT. Perusahaan Pengelola Aset
(Persero). Sedangkan pengertian utang Pengertian Utang menurut Pasal 1
angka 6 Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 adalah :
Kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah uang baik
dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung
maupun yang akan timbul di kemudian hari atau kontinjen, yang timbul
karena perjanjian atau Undang- undang dan yang wajib dipenuhi oleh
Debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada Kreditor untuk
mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor.
Sumber : https://muhammadapryadi.wordpress.com/tentang-ilmuhukum/159-2/