Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Abstrak
Lapangan Bunyu terletak di ujung tenggara Pulau Bunyu yang merupakan bagian dari wilayah
administratif Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Timur. Secara geologi termasuk kedalam sub
cekungan Tarakan yang merupakan bagian dari cekungan Tarakan yaitu salah satu cekungan
penghasil hidrokarbon.
Sebagai tindak lanjut usulan POFD Waterflooding Lapangan Bunyu Region KTI, PT. PERTAMINA
EP telah dan akan melaksanakan Pilot Project Waterflooding Struktur Bunyu Lapisan L-91 pada RK
2007 & Lapisan Q-20A pada RK 2010 dengan tujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dari lapisan
yang diinjeksi dengan mengamati tingkat perolehan minyak. Selain sebagai usaha peningkatan
produksi minyak tahap lanjut (secondary recovery), pilot project waterflood ini juga akan
meminimalkan jumlah air buangan (air formasi yang terproduksi) dari lapangan Bunyu dalam rangka
pencapaian zero discharge sebagai upaya peningkatan nilai PROPER serta sebagai role model
dalam penanganan fasilitas permukaan.
Dari hasil kajian terintegrasi GGRPF (Geologi, Geofisika, Reservoir, Production & Facility) yaitu untuk
memperkirakan kinerja produksi Lapisan L-91 Blok KA serta Recovery Factor setelah penerapan
Waterflood dengan skenario injeksi Pattern Peripheral : 2 sumur injektor & 2 sumur monitor dapat
memberikan recovery sampai 6.01 MMSTB (31.0 % RF). Lapisan Q-20 dengan skenario injeksi
Pattern Peripheral : 3 sumur injektor & 2 sumur monitor memberikan recovery sampai 5.26 MMSTB
(34.22% RF),
Latar Belakang
Pertamina EP mencanangkan untuk menjadi
excellent di berbagai sisi aktivitas perusahaan.
Produksi minyak dan gas adalah salah satu
target utama yang harus dicapai Pertamina EP
dalam usaha meraih hal tersebut. Ditengah
tingginya tuntutan peningkatan produksi,
Pertamina menghadapi banyak tantangan
yang harus dilalui. Hampir seluruh lapangan
yang dikelola Pertamina EP merupakan
lapangan tua, yang umumnya sudah
dioperasikan
sejak
zaman
penjajahan
Belanda. Jika dilihat dari masa produksi
primary, lapangan-lapangan tersebut saat ini
sudah mendekati masa akhir ekonomis
lapangan.
Pengelolaan
lapangan
tua
cenderung menjadi tidak ekonomis karena
Kesimpulan
Program waterflood lapisan Bunyu L-91
menunjukkan hasil/trend yang positif terhadap
produksi minyak, tetapi kelanjutan trend
tersebut belum dapat diketahui karena
kontinuitas injeksi dan produksi yang tidak
baik.
Dari Aspek lingkungan, penerapan waterflood
mengurangi masalah yang muncul akibat
tingginya produksi air dilapangan Bunyu,
sehingga dimasa mendatang program ini
harus terus dikembangangkan sampai seluruh
air yang terproduksi dapat diinjeksikan kembali
ke dalam reservoir.
Perlu dilakukan studi GGRPF yang lebih
komprehensif dan persiapan Fasilitas Injeksi
yang handal untuk menjamin kontinuitas
injeksi dan produksi, sehingga program
waterflooding
dapat
memberi
manfaat
peningkatan produksi dan pengelolaan
operasional yang berwawasan lingkungan.
Daftar Pustaka
1. Proyek EOR, Buku Pedoman Pilot
Waterflood Lapisan L-91 Bunyu, 2007.
2. Proyek EOR, Buku Pedoman Pilot
Waterflood Lapisan Q-20 Bunyu, 2008.
3. Kementerian LH, 2006. Standar Operating
Procedure PROPER.
1N
ov
-0
7
2De
c07
2Ja
n08
2Fe
b08
4M
ar
-0
8
4Ap
r-0
8
5M
ay
-0
8
5Ju
n08
6Ju
l-0
8
6Au
g08
6Se
p08
7O
ct
-0
8
7No
v08
8De
c08
8Ja
n09
8Fe
b
11 -09
-M
ar
-0
11
9
-A
pr
-0
12
-M 9
ay
12 -09
-J
un
-0
9
13
-J
ul
13 -09
-A
ug
13 -09
-S
ep
-0
14
9
-O
ct
14 -09
-N
ov
-0
9
LIQUID, blpd
Total Rate Injection (Qi), bwpd
Date
OIL, bopd
6000
5500
3500
60
3000
50
2500
2000
40
1500
30
1000
20
500
10
0
0
100
5000
90
4500
80
4000
70
LIQUID, blpd
OIL, bopd
6000
100
5500
90
5000
80
4500
70
60
3500
3000
50
2500
40
4000
2000
30
1500
20
1000
10
500
0
1N
ov
-0
7
2D
ec
-0
7
2Ja
n0
8
2Fe
b4- 08
M
ar
-0
8
4Ap
r-0
58
M
ay
-0
8
5Ju
n08
6Ju
l-0
8
6Au
g0
8
6Se
p08
7O
ct
-0
8
7N
ov
-0
8
8D
ec
-0
8
8Ja
n0
9
8Fe
b
11 -09
-M
ar
11 -09
-A
p
12 r-09
-M
ay
12 -09
-J
un
13 09
-J
ul
-0
13
-A 9
ug
-0
13
-S 9
ep
14 -09
-O
c
14 t-09
-N
ov
-0
9
Date
Penjelasan Warna
EMAS
Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan telah
melakukan upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle), menerapkan sistem pengelolaan
lingkungan yang berkesinambungan, serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi
kepentingan masyarakat pada jangka panjang
HIJAU
BIRU
BIRU
MINUS
MERAH
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil
yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan
MERAH
MINUS
Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian kecil mencapai
hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan
HITAM