Vous êtes sur la page 1sur 5

IKATAN AHLI TEKNIK PERMINYAKAN INDONESIA

Simposium Nasional IATMI 2009


Bandung, 2 5 Desember 2009
Implementasi Pilot Waterflooding Lapangan Bunyu Region KTI
Bagi Aspek Lingkungan
Oleh:
Ahmad Syaifuddin
Erwin Dicky Dusyanto
Susanto Budi Nugroho

Abstrak
Lapangan Bunyu terletak di ujung tenggara Pulau Bunyu yang merupakan bagian dari wilayah
administratif Kabupaten Bulungan, Propinsi Kalimantan Timur. Secara geologi termasuk kedalam sub
cekungan Tarakan yang merupakan bagian dari cekungan Tarakan yaitu salah satu cekungan
penghasil hidrokarbon.
Sebagai tindak lanjut usulan POFD Waterflooding Lapangan Bunyu Region KTI, PT. PERTAMINA
EP telah dan akan melaksanakan Pilot Project Waterflooding Struktur Bunyu Lapisan L-91 pada RK
2007 & Lapisan Q-20A pada RK 2010 dengan tujuan untuk melihat tingkat keberhasilan dari lapisan
yang diinjeksi dengan mengamati tingkat perolehan minyak. Selain sebagai usaha peningkatan
produksi minyak tahap lanjut (secondary recovery), pilot project waterflood ini juga akan
meminimalkan jumlah air buangan (air formasi yang terproduksi) dari lapangan Bunyu dalam rangka
pencapaian zero discharge sebagai upaya peningkatan nilai PROPER serta sebagai role model
dalam penanganan fasilitas permukaan.
Dari hasil kajian terintegrasi GGRPF (Geologi, Geofisika, Reservoir, Production & Facility) yaitu untuk
memperkirakan kinerja produksi Lapisan L-91 Blok KA serta Recovery Factor setelah penerapan
Waterflood dengan skenario injeksi Pattern Peripheral : 2 sumur injektor & 2 sumur monitor dapat
memberikan recovery sampai 6.01 MMSTB (31.0 % RF). Lapisan Q-20 dengan skenario injeksi
Pattern Peripheral : 3 sumur injektor & 2 sumur monitor memberikan recovery sampai 5.26 MMSTB
(34.22% RF),

Latar Belakang
Pertamina EP mencanangkan untuk menjadi
excellent di berbagai sisi aktivitas perusahaan.
Produksi minyak dan gas adalah salah satu
target utama yang harus dicapai Pertamina EP
dalam usaha meraih hal tersebut. Ditengah
tingginya tuntutan peningkatan produksi,
Pertamina menghadapi banyak tantangan
yang harus dilalui. Hampir seluruh lapangan
yang dikelola Pertamina EP merupakan
lapangan tua, yang umumnya sudah
dioperasikan
sejak
zaman
penjajahan
Belanda. Jika dilihat dari masa produksi
primary, lapangan-lapangan tersebut saat ini
sudah mendekati masa akhir ekonomis
lapangan.
Pengelolaan
lapangan
tua
cenderung menjadi tidak ekonomis karena

beban operasi yang meningkat, dan dilain sisi


sesuai sifat alaminya produksi minyak
cenderung turun sehingga cost/barrel menjadi
semakin tinggi. Selain itu, tuntutan terhadap
pengolaan perusahaan yang berwawasan
lingkungan menjadi hal yang tidak dapat
dihindari.
Adanya
biaya
pengelolaan
lingkungan semakin menambah beban biaya
operasional
lapangan
sehingga
dapat
mempersingkat umur ekonomis lapangan.
Biaya pengelolaan lingkungan adalah biaya
yang harus dikeluarkan karena melindungi
lingkungan adalah suatu hal yang harus
dilaksanakan
oleh
setiap
komponen
masyarakat dan secara ekonomis jika tidak
dilaksanakan pada masa mendatang akan
menimbulkan biaya yang lebih tinggi.

Lapangan Bunyu merupakan salah satu


contoh lapangan tua milik Pertamina EP,
terletak di ujung tenggara Pulau Bunyu yang
merupakan bagian dari wilayah administratif
Kalimantan
Timur.
Lapangan
Bunyu
ditemukan oleh BPM di Tahun 1901 dengan
melakukan pemboran sumur
B-001 s/d B016. OOIP sebesar 489 MMBBL dan
Recovery Factor saat ini sebesar 20%. Untuk
mengantisipasi habisnya produksi pada tahap
Primary,
dilakukan
upaya
penerapan
waterflood di lapangan Bunyu.
Waterflood di lapangan Bunyu
Untuk mempelajari dan melihat kemungkinan
keberhasilan
penerapan
waterflood
di
lapangan Bunyu, sebagai langkah awal,
dilakukan pilot waterflood di lapisan L-91 dan
Q-20.
Lapisan L-91 memiliki karakteristik seperti
pada tabel 1 dan mempunyai OOIP sebesar
19 MMSTB dengan kumulatif produksi 5.34
MMSTB (RF 27%). Dari hasil simulasi, dengan
melakukan waterflood diharapkan akan
diperoleh incremental oil sebesar 4-4,5 % dari
OOIP 1). Pilot waterflood menggunakan 2
sumur injektor dan 2 sumur monitor (gbr 1.)
Pilot waterflood Bunyu di lapisan L-91 telah
dimulai sejak tanggal 5 November 2007.
Kinerja injeksi dan produksi pilot waterflood
Bunyu dapat dilihat pada gambar 3 & Gbr. 4.
Selama kurun waktu pilot terdapat kendalakendala yang menyebabkan kontinuitas injeksi
dan produksi tidak terjaga dengan baik.
Umumnya kendala yang timbul adalah
disebabkan oleh kerusakan pompa injeksi,
perbaikan flowline dan kurangnya power
supply yang menyebabkan kehilangan sekitar
36% waktu injeksi. Sedangkan kendala pada
sumur monitor adalah kurangnya pasokan gas
atau kerusakan kompressor untuk operasi
gaslift.
Dari gambar 3 dan gambar 4 juga
menunjukkan peningkatan produksi pada
sumur monitor B-107 & B-126
setelah
dilakukan injeksi air di sumur injector B-65 &
B-101. Pada sumur B-017, terlihat trend
produksi yang meningkat pada periode
April Sep 2008. Setelah produksi terhenti
pada Okt Des 2008 dan ketika sumur
diproduksikan kembali, tidak ada minyak yang
terproduksi. Demikian juga fenomena yang
sama terjadi pada sumur B-126, terlihat trend
produksi yang meningkat pada April Okt
2008, namun setelah produksi terhenti pada
Nov Des 2008 dan kemudian sumur
diproduksikan kembali, tidak ada minyak yang
dapat diproduksikan. Fenomena hilangnya
trend produksi pada sumur B-017 & B-126
belum diketahui dengan pasti, kemungkinan

disebabkan karena sumur ditutup terlalu lama


sehingga menyebabkan terjadinya efek gravity
segregation
sehingga
terbentuk
water
channelling antara sumur monitor dan sumur
injektor.
Tabel 1. Karakteristik reservoar
Lapisan
L-91
Q-20
Tipe Batuan
Sandstone Sandstone
Tebal
7-30 m
4-14 m
Porosity
15-25 %
30%
Permeablity
50-500 md 155 md
Selain melakukan pilot di lapisan L-91, juga
akan dilakukan pilot di lapisan Q-20 yang
memiliki OOIP sebesar 16 MMSTB dengan
kumulatif produksi 4.3 MMSTB (RF 23%). Dari
hasil simulasi diharapkan akan diperoleh
tambahan incremental oil sebesar 5-11 % dari
OOIP. Pilot di lapisan Q-20 menggunakan
3 sumur injektor dan 2 sumur monitor (gbr 2.)
Pilot waterflood di lapisan Q-20 akan
dilaksanakan pada tahun 2010 dengan target
injeksi 4500 bwpd.
Implementasi Pilot Waterflood Terhadap
Aspek Lingkungan
Saat ini produksi air lapangan Bunyu berkisar
antara 25.000 s/d 30.000 bwpd dan
diperkirakan akan meningkat sampai dengan
45.000 bwpd pada tahun 2011. Setelah
diberikan treatment, air terproduksi dibuang ke
sungai terdekat. Pertamina EP Bunyu
berusaha memenuhi standar baku mutu yang
ditetapkan Pemerintah, namun praktek di
lapangan tidak bisa selalu dipastikan kualitas
air yang terbuang, sehingga diperlukan suatu
perubahan dalam penangan limbah air
terproduksi.
Dengan
adanya
program
waterflood yang saat ini dilakukan, sebagian
air terproduksi dapat diinjeksikan kembali ke
reservoir, dan ditargetkan akan mencapai
status zero discharge dalam kurun waktu 3
tahun ke depan. Sebagai nilai tambah
terhadap
aspek
lingkungan,
dalam
pelaksanaan pilot waterflood diterapkan
standar yang lebih baik dalam hal kebersihan
dan kerapihan lokasi kerja.
Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan
Program
Penilaian
Peringkat
Kinerja
Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan
(PROPER) merupakan langkah terpadu
Kementerian Negara Lingkungan Hidup
melaksanakan Undang-Undang No. 23 Tahun
1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Empat kegiatan utama yang tercakup dalam
pelaksanaan PROPER, meliputi pengawasan
penaatan
perusahaan,
penerapan

keterbukaan dalam pengelolaan lingkungan


atau public right to know, pelibatan
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan
hidup,
dan
pelaksanaan
kewajiban
perusahaan untuk menyampaikan informasi
terkait pengelolaan lingkungan 3). Dari hasil
penilaian tahun 2008, lapangan Bunyu
mendapat apresiasi berupa naiknya peringkat
lapangan Bunyu dari sebelumnya peringkat
Merah menjadi Biru Minus, Ini berarti lapangan
Bunyu dianggap telah melakukan upaya
pengelolaan lingkungan, diantaranya di
lapangan Bunyu telah mulai melaksanakan
program injeksi air walaupun belum mencapai
hasil yang sesuai dengan persyaratan
sebagaimana
diatur
dalam
peraturan
perundang-undangan (tabel 2).
Hal ini semakin mendorong terlaksananya
program waterflood di lapangan Bunyu secara
lebih luas. Untuk mengantisipasi hal tersebut,
akan dibangun fasilitas injeksi yang lebih
terpadu dengan kapasitas injeksi sebesar
50.000 bwpd. Fasilitas Injeksi didesain dapat
dibangun dalam 3 tahap, yaitu kapasitas
15.000 bwpd dan dapat dikembangkan sampai
kapasitas 30.000 bwpd (Rencana Tahun
2011) dan dikembangkan sampai 50.000
bwpd (Rencana tahun 2012).

Kesimpulan
Program waterflood lapisan Bunyu L-91
menunjukkan hasil/trend yang positif terhadap
produksi minyak, tetapi kelanjutan trend
tersebut belum dapat diketahui karena
kontinuitas injeksi dan produksi yang tidak
baik.
Dari Aspek lingkungan, penerapan waterflood
mengurangi masalah yang muncul akibat
tingginya produksi air dilapangan Bunyu,
sehingga dimasa mendatang program ini
harus terus dikembangangkan sampai seluruh
air yang terproduksi dapat diinjeksikan kembali
ke dalam reservoir.
Perlu dilakukan studi GGRPF yang lebih
komprehensif dan persiapan Fasilitas Injeksi
yang handal untuk menjamin kontinuitas
injeksi dan produksi, sehingga program
waterflooding
dapat
memberi
manfaat
peningkatan produksi dan pengelolaan
operasional yang berwawasan lingkungan.
Daftar Pustaka
1. Proyek EOR, Buku Pedoman Pilot
Waterflood Lapisan L-91 Bunyu, 2007.
2. Proyek EOR, Buku Pedoman Pilot
Waterflood Lapisan Q-20 Bunyu, 2008.
3. Kementerian LH, 2006. Standar Operating
Procedure PROPER.

1N
ov
-0
7
2De
c07
2Ja
n08
2Fe
b08
4M
ar
-0
8
4Ap
r-0
8
5M
ay
-0
8
5Ju
n08
6Ju
l-0
8
6Au
g08
6Se
p08
7O
ct
-0
8
7No
v08
8De
c08
8Ja
n09
8Fe
b
11 -09
-M
ar
-0
11
9
-A
pr
-0
12
-M 9
ay
12 -09
-J
un
-0
9
13
-J
ul
13 -09
-A
ug
13 -09
-S
ep
-0
14
9
-O
ct
14 -09
-N
ov
-0
9

Liquid Rate, blpd &


Injection Rate, bwpd

LIQUID, blpd
Total Rate Injection (Qi), bwpd

Date

OIL, bopd

6000

5500

3500
60

3000
50

2500

2000
40

1500
30

1000
20

500
10

0
0

Oil Rate, bopd &


Water Cut, %

Gbr. 1. Pilot Waterflood lapisan L-91


Gbr. 1. Pilot Waterflood lapisan Q-20

(B.107) Well Production Monitoring


Waterflood Bunyu Field
WC, %

100

5000
90

4500
80

4000
70

Gbr. 3. Performa pilot waterflood sumur monitor B-107


(B.126) Well Production Monitoring
Waterflood Bunyu Field

LIQUID, blpd
OIL, bopd

Total Rate Injection (Qi), bwpd


WC, %

6000

100

5500

90

5000
80

4500
70
60

3500
3000

50

2500

40

Oil Rate, bopd &


Water Cut, %

Liquid Rate, blpd &


Injection Rate, bwpd

4000

2000
30

1500
20

1000
10

500
0
1N
ov
-0
7
2D
ec
-0
7
2Ja
n0
8
2Fe
b4- 08
M
ar
-0
8
4Ap
r-0
58
M
ay
-0
8
5Ju
n08
6Ju
l-0
8
6Au
g0
8
6Se
p08
7O
ct
-0
8
7N
ov
-0
8
8D
ec
-0
8
8Ja
n0
9
8Fe
b
11 -09
-M
ar
11 -09
-A
p
12 r-09
-M
ay
12 -09
-J
un
13 09
-J
ul
-0
13
-A 9
ug
-0
13
-S 9
ep
14 -09
-O
c
14 t-09
-N
ov
-0
9

Date

Gbr. 4. Performa pilot waterflood sumur monitor B-126


Tabel 1. Indikator PROPER
Indikator
Warna

Penjelasan Warna

EMAS

Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan dan telah
melakukan upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle), menerapkan sistem pengelolaan
lingkungan yang berkesinambungan, serta melakukan upaya-upaya yang berguna bagi
kepentingan masyarakat pada jangka panjang

HIJAU

Telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, telah


mempunyai sistem pengelolaan lingkungan, mempunyai hubungan yang baik dengan
masyarakat, termasuk melakukan upaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

BIRU

Telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan


ketentuan atau peraturan yang berlaku

BIRU
MINUS

Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi beberapa upaya belum


mencapai hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan

MERAH

Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian mencapai hasil
yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan

MERAH
MINUS

Melakukan upaya pengelolaan lingkungan, akan tetapi baru sebagian kecil mencapai
hasil yang sesuai dengan persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan

HITAM

Belum melakukan upaya pengelolaan lingkungan berarti, secara sengaja tidak


melakukan upaya pengelolaan lingkungan sebagaimana yang dipersyaratkan, serta
berpotensi mencemari lingkungan

Vous aimerez peut-être aussi