Vous êtes sur la page 1sur 7

Judul

Knowledge and practice among male medical student

Jurnal
Volume dan Halaman
Tahun
Penulis

regarding smoking and hazard.


International Journal of Reasearch in medical Sciences
Vol.4, Hal.3317 3323.
2016
Asif Mehmood, Usman Sarwar, Waqar Ahmed, Hasan

Reviewer
Tanggal

Tahir.
Santi Parambang
6 Juli 2016

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberi pedoman


pada sekolah kedokteran di Pakistan dan wilayahnya
mengenai bukti tentang kontrol tembakau dan kurikulum
serta untuk menilai perilaku merokok yang merugikan
dan

pengetahuan

diantara

mahasiswa

kedokteran

berjenis kelamin laki-laki serta kesadaran tentang kaitan


antara merokok
Metode Penelitian

dan hubungannya dengan bahaya

kesehatan.
Metode yang dipakai :
Metode yang digunakan adalah penelitian cross

sectional.
Subjek penelitian :
Semua mahasiswa kedokteran berjenis kelamin
laki-laki

di Fakultas Kedokteran

Universitas

Allama Iqbal periode May 2009 September

2009.
Metode pengumpulan data :
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data
disusun dalam bentuk kuisioner yang dirancang
dalam bahasa inggris. Kuisioner dikembangkan
dalam bahasa inggris dari instrument relevan
yang digunakan untuk menilai penggunaan
tembakau termasuk Global Health Professionals
Survey (GHPS) and the Global Youth Tobacco
Survey (GYTS). Status merokok dianggap sesuai
dengan kriteria merokok dari WHO.

Subjek menghisap rokok

dan digolongkan

sebagai perokok biasa jika subjek merokok 2-10


batang rokok setiap hari tanpa hari dimana
subjek tidak mengkonsumsi rokok atau kadangkadang jika perokok hanya mengkonsumsi rokok
1 batang rokok per hari. Mahasiswa dianggap
bukan perokok jika saat dilakukan survey subjek
tersebut sudah tidak merokok selama setidaknya
satu tahun.
Kuisioner tersebut menanyakan tentang rincian
sosio-demografik

subjek,

perilaku

merokok,

teman dan keluarga yang merokok, sikap dan


keyakinan

tentang

merokok

dan

berhenti

merokok, mahasiswa berperan sebagai dokter


dimasa depan dan menasehati pasien mereka
untuk berhenti merokok dan akhirnya sebagai
mahasiswa yang melarang merokok di tempat
umum. Perokok dalam jumlahhnya, ditanyakan
tentang percobaan merokok pertama mereka,
konsumsi tembakau (rokok perhari) dan merek
rokok apa yang lebih disukai merokok. Kuisioner
diberikan kepada 20 orang yang dipilih secara
acak. Pertanyaan yang tidak dimengerti oleh
responden,

atau

interpretasi

ganda

berlebihan

serta

subjek
dan
yang

yang

memiliki

pertanyaan
tidak

perlu

yang
telah

dihilangkan.

Analisis Data :
Data dimasukkan dan dianalisis menggunakan
SPSS 17.0.

Berisi

tabel frekuensi

dengan

presentase yang dibuat berdasarkan variable


seperti mahasiswa fakultas kedokteran jenis

kelamin laki-laki yang merokok, frekuensi jumlah


rokok, pengetahuan dan perilaku tentang bahaya
Hasil Penelitian

merokok.
Kami menerima total 220 kuisioner yang diisi dengan
lengkap dimana dari mahasiswa fakultas kedokteran
tahun pertama 15%, tahun kedua 17,7%, tahun ketiga
25%, tahun keempat 21,8% dan mahasiswa tahun
terakhir 20,5%.
Tabel 1. Frekuensi distribusi berdasarkan kelas
mahasiswa.
Frekuensi
33
39
55
48
45
220

Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Tahun 5
Total

Persentase
15
17,7
25
21,8
20,5
100

Berdasarkan frekuensi perokok dan bukan perokok


maka terbagi dari 104 mahasiswa perokok mahasiswa
yang merupakan perokok berjumlah 47,3% dan bukan
merokok berjumlah 52,7%.

Tabel 2. Frekuensi distribusi perokok dan bukan


perokok.
Merokok
Ya
Tidak
Total

Jumlah
104
116
220

Presentase
47,3
52,7
100

Pengaruh rokok yang didiskusikan dengan keluarga juga


telah ditanya dan 127 (57,7%) responden menjawab
bahwa

keluarga

pengaruh

mereka

merokok

telah

sementara

berdiskusi
93

tentang

(42,3%)

tidak

melakukan diskusi bersama keluarga.


Dari 220 responden 207 (94,1%) menyadari bahaya
merokok sementara 13 (5,9%) tidak menyadari bahaya
rokok dan responden yang tidak memberikan jawaban
hampir 3,6%.
Tabel 3. Frekuensi distribusi kesadaran tentang bahaya
merokok.
Yes
No
Total

Frekuensi
207
13
220

Presentase
94,1
5,9
100

Orang tua dari 48 (21,8%) mahasiswa mengetahui


bahwa anak mereka perokok namun 56 (25,5%)
menjawab bahwa orang tua mereka tidak menyadarinya.
terdapat 169 orang (76,8%) sangat setuju bahwa
tembakau mengakibatkan adiksi sementara 51 (23,2%)
sangat

tidak

setuju.

Pengetahuan

tentang

efek

merugikan dari merokok telah diujikan dan 26 (11,8%)


menjawab bahwa merokok berhubungan langsung
dengan diabetes sementara 108 (49,1%) berhubungan
langsung dengan CHD dan 99 (45%) setuju bahwa
merokok menyebabkan penyakir saluran pernapasan.
Dari 185 (84,1%) responden perokok pasif merupakan
faktor resiko, 31 (14,1%) tidak dianggap sebagai faktor
resiko. Hanya 114 (51,8%) responden mempelajari
tentang meroko sementara 106 (48,2%) tidak.
Terdapat 167 (75,9%) mengetahui tentang komposisi
dari rokok sementara 53 (24,1) tidak mengetahuinya.
Hanya 56 (25,5%) yang berpartisipasi dalam kampanye
kewaspadaan anti merokok sementara 156 (74,5%)

tidak. Hanya 60 (27,3%) responden yang memberikan


alasan tidak merokok karena bahaya merokok, 5 (2,3%)
faktor ekonomi dan 15 (6,8%) tidak menyukai bau
tembakau, 20 (9,1%) mengatakan menggunakan media
elektronik sebagai resolusi dan terdapat 16 (7,3%) yang
tidak merokok namun tidak mempunyai alasan.
Tabel 4. Alasan utama tidak merokok.
Bahaya merokok
Faktor ekonomi
Bau tembakau
Media elektronik

Frekuensi
60
5
15
20

Persentase
27,3
2,3
6,8
9,1

Terdapat 12 (5,5%) yang mulai merokok pada usia 8-12


tahun, 30 (13,6%) pada usia 13-16 tahun, sementara 62
(28,2%) mulai merokok pada usia 17-20. Responden
ditanya berapa jumlah rokok yang dikinsumsi setiap hari,
32 (14,5%) menjawab 1-5 batang rokok perhari, 26
(11,8%) merokok sebanyak 6-10 rokok perhari, 17
(7,7%) merokok sebanyak 11-15 batang rokok perhari,
sementara 29

(13,2%)

menjawab

bahwa

mereka

mengkonsumsi rokok lebih dari 15 batang rokok perhari.


Terdapat 19 (8,6%) responden dengan ayah perokok, 3
(1,4%) menjawab bahwa ibu mereka juga merokok
sementara 27 (12,3%) menjawab bahwa ayah dan ibu
mereka juga merupakan perokok.
Terdapat 55 (25%) responden mengatakan mereka tidak
mempunyai teman dekat yang perokok, teman-teman
dari 85 (38,6%) juga merokok, teman paling dekat dari
40 (18,2%) semuanya adalah perokok. Terdapat 74
(33,6%) mengatakan bahwa mereka akan merokok
ketika

diajak

oleh

teman

mereka,

50

(22,7%)

mengatakan mungkin tidak akan merokok sementara 96


(43,6%) mengatakan bahwa mereka mungkin akan
merokok jika mereka diajak oleh teman.
Berdasarkan orang yang menyukai dan tidak suka pada
saat ditanya, 61 (27,7%) mengatakan bahwa ketika
mereka melihat pria merokok maka akan berpikir
mereka sangat stylish, 58 (26,4%) menganggap mereka
sangat tegang, 33 (15%) terlihat percaya diri sementara
68 (30,9% menganggap mereka bodoh. Terdapat 67
(30,5%)

mengatakan

merokok

tidak

mempunyai

menfaat. Ketika ditanyakan mengenai pengaruh saat


mereka tidak merokok, 40 (18,2%) mengatakan mereka
akan merasa depresi, 20 (9,1%) merasa insomnia
sementara 44 (20%) mengatakan akan merasa gelisah.
Hanya 30 (16,8%) yang disarakan oleh orang tua
mereka untuk berhenti merokok, 42 (19,1%) disarakna
untuk berhenti merokok sementara 25 (11,4%) tidak
disarankan oleh siapapun untuk berhenti merokok.
Terdapat 55 (25%) yang ingin berhenti merokok, 49
(22,3%) tidak ingin merokok untuk sementara waktu dan
42 (19,1%) pernah berhenti merokok dimasa lampau, 62
(28,2%) tidak ingin untuk merokok. Terdapat 25 (11,4%)
mengatakan bahwa mereka merokok karena tekanan
dari teman mereka dan 20 (9,1%) karena tubuh
membutuhkan. Responden ketika ditanya jika mereka
berhenti merokok maka apa yang menjadi alas an
mereka dan 22 (10%) menjawab karena bahaya dari
rokok, 13 (5,9%) tekanan dari keluarga, 2 (0,9%) karena
beban ekonomi sementara 8 (3,6%) mengatakan tidak
ada alas an. Mahasiswa tahun kelima lebih suka
merokok (23,5%) sementara mahasiswa tahun pertama
kurang suka merokok (12,5%) dan angka perokok

Kesimpulan

meningkat seiring naik tingkatan.


Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat proporsi
yang tinggi dari mahasiswa kedokteran yang merokok.
Kebanyakan dari mereka tidak menyadari bahaya

Komentar

konsumsi tembakau dan merupakan perokok pasif.


Kelebihan :

Abstrak sangat jelas sehingga dengan membaca


abstrak saja, pembaca sudah dapat mengetahui

hasil dari penelitian tersebut.


Metode penelitian yang digunakan dibuat sangat
jelas dan lengkap sehingga pembaca muda
mengetahui metode yang digunakan dalam
penelitian, subjek penelitian, cara pengumpulan
data dan analisis data.

Kekurangan :

Terdapat beberapa kata yang tidak biasa


digunakan dalam jurnal seperti hazard yang
berarti bahaya dan biasa menggunakan kata

Danger.
Tidak terdapat saran penulis.
Tidak terdapat tanggapan atau respon dari

masyarakat.
Kesimpula dibuat terlalu singkat.

Vous aimerez peut-être aussi