Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
KATA PENGANTAR
peranan
yang
cukup
penting
adalah
penyelenggaraan
pelayanan kesehatan.
Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan
yang diinginkan, maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat
diantaranya tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar,
mudah dicapai, mudah dijangkau dan bermutu.
Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Puskesmas Wongsorejo telah menyusun Panduan Manajemen Resiko Klinis
sebagai panduan dalam melaksanakan upaya menanggulangi semua resiko
yang mungkin terjadi di Puskesmas Wongsorejo.
Kami sampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai
pihak
atas
sumbangan
pikirannya
sehingga
tersusunlah
Panduan
Manajemen Resiko ini. Semoga panduan ini akan bermanfaat dan Tuhan
Yang Maha Esa akan selalu melimpahkan hidayah-Nya.
Penyusunan panduan ini dirasakan masih belum sempurna betul
sehubungan
dengan
adanya
keterbatasan-keterbatasan.
Saran
yang
Wongsorejo,
2016
Kepala UPTD
Puskesmas Wongsorejo,
Ns.H.M.SHADIQ S.Kep,MM.Kes
DAFTAR ISI
1. Judul
2. Kata Pengantar
3. Daftar lsi
4. BAB I
: Pendahuluan
5. BAB II
: Konsep Dasar
6. BAB III
7. BAB IV
: Penutup
8. Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
Sarana pelayanan kesehatan Puskesmas termasuk ke dalam kriteria
tempat kerja dengan berbagai ancaman bahaya yang dapat menimbulkan
dampak kesehatan, tidak hanya terhadap para pelaku langsung yang bekerja
di Puskesmas, tapi juga terhadap pasien maupun pengunjung Puskesmas.
Sehingga sudah seharusnya Puskesmas menerapkan Manajemen Resiko.
Manajemen resiko adalah sebuah proses formal untuk mengidentifikasi,
menganalisa dan merespon sebuah resiko secara sistemik, sepanjang
jalannya pekerjaan, untuk mendapatkan tingkatan tertinggi atau yang bisa
diterima dalam hal mengeliminasi resiko dan control resiko.
Manajemen resiko adalah upaya menanggulangi semua resiko yang
mungkin terjadi di sebuah instansi, diperlukan sebuah proses yang
dinamakan sebagai manajemen resiko. Manajemen resiko merupakan
metode penanganan sistematis formal dimana dikonsentrasikan pada
mengidentifikasikan dan pengontrolan peristiwa atau kejadian yang memiliki
kemungkinan perubahan yang tidak diinginkan. Resiko adalah hal yang tidak
akan pernah dapat dihindari pada suatu kegiatan/aktifitas yang dilakukan
manusia.
Resiko dapat dikelompokan dalam beberapa karakteristik, yaitu :
1. Resiko berdasarkan sifat
1.1.
Resiko spekulatif yaitu resiko yang memang sengaja diadakan
agar di lain pihak dapat diharapkan hal-hal yang menguntungkan.
Contoh : penjualan produk.
1.2.
Resiko murni yaitu resiko yang tidak disengaja yang jika terjadi
dapat menimbulkan kerugian secara tiba-tiba. Contoh resiko
kebakaran.
2. Resiko berdasarkan asal timbulnya
2.1.
sendiri.
Misalnya
resiko
kerusakan
peralatan
kerja
karena
kesalahan pengoperasian.
2.2.
Resiko eksternal yaitu resiko yang berasal dari luar lingkungan
sendiri. Misalnya resiko pencurian.
Puskesmas merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks.
Semakin luas pelayanan kesehatan dan fungsi suatu puskesmas maka
semakin kompleks peralatan dan fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi
segala hal tersebut menyebabkan puskesmas mempunyai potensi yang
bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi pasien dan tenaga medis,
resiko ini juga membahayakan pengunjung puskesmas.
Di puskesmas wongsorejo terdapat tiga kegiatan manajemen resiko
yang menjadi acuan sebagai dasar pencegahan terhadap resiko yang
mungkin terjadi, yaitu ;
a) Manajemen resiko lingkungan
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan
manajemen risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh
aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas
maupun pada lingkungan.
b) Manajemen resiko klinis
Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi,
mengendalikan dan meminimalkan risiko dalam suatu organisasi
secara menyeluruh. Manajemen risiko layanan klinis adalah suatu
pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien
pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegahterjadinya risiko
tersebut.
Manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas dilaksanakan
untuk meminimalkan risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga
kesehatan di Puskesmas yang dapat berdampak pada pasien maupun
petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di
Puskesmas
adalah
untuk
keselamatan
pasien
dan
upaya
untuk
mengidentifikasi,
menganalisa
dan
BAB II
RUANG LINGKUP
adalah
upaya
kesehatan
yang
menyelenggarakan
lingkungan Puskesmas
Identifikasi risiko kondisi lingkungan yang berdampak pada pasien,
udara,
penghawaan,
kebisingan,
kelembaban
Pemantauan fasilitas sanitasi Puskesmas
1) Toilet dan Kamar Mandi,
2) Pembuangan sampah,
3) Penyediaan air minum dan air bersih,
pencahayaan,
manajemen
risiko
layanan
klinis
di
Puskesmas
e. Kegagalan teknis
Kegagalan alat/perlengkapan, instruksi tidak adekuat, kegagalan
alat tidak teridentifikasi dengan tepat sebagai dasar cidera pasien.
f. Kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat
Pedoman cara pelayanan dapat merupakan factor penentu
terjadinya banyak medical error. Kegagalan dalam proses pelayanan
dapat ditelusuri sebabnya pada buruknya dokumentasi, tidak adanya
pencatatan atau SOP klinis yang tidak adekuat.
KEJADIAN
NYARIS
CEDERA,
KEJADIAN
TIDAK
CEDERA
DAN
yang
berpotensi
(KPC) adalah
cedera
BAB III
TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO
A. TATALAKSANA MANAJEMEN RESIKO LINGKUNGAN
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas Wongsorejo diterapkan pada
seluruh kegiatan yang menimbulkan dampak risiko terhadap lingkungan
yaitu:
1. Kegiatan pelayanan klinis di Puskesmas
2. Kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu,
Ponkesdes
dan
Posyandu
3. Kegiatan pasien/pengujung Puskesmas
4. Kegiatan karyawan/ staf Puskesmas
Kegiatan penerapan manajemen risiko lingkungan
a. Penilaian persyaratan bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas
membahayakan
Lingkungan Puskesmas tidak panas, ventilasi cukup, pencahayaan
karyawan
dengan
toilet
yaitu
1:20
artinya
setiap
mandi.
Tata ruang
o Zona ruang dengan
Risiko rendah : meliputi ruang administrasi TU,
Ruang Kepala Puskesmas, Ruang pertemuan, ruang
penyimpanan rekam medis bersatu dengan loket
(unit pendaftaran), ruang penyimpanan obat, ruang
P2)
Risiko tinggi: meliputi Poli P2, Laboratorium, UGD
4.
5.
6.
sampah sementara
Penyediaan air minum dan air bersih,
o Tersedia air bersih
o Tersedia air minum untuk karyawan sesuai kebutuhan
Hygiene dan sanitasi makanan
o Kebersihan peralatan makan di Puskesmas
Pengolahan limbah
o Limbah cair ditampung dalam SPAL Puskesmas
Pengolahan limbah medis
o Limbah medis tajam ditampung dalam safety box
o Limbah medis padat ditampung dalam tempat sampah
medis dengan kantong warna kuning
o Limbah medis padat selanjutnya
penampungan
sementara
untuk
ditampung
dikirim
ke
pada
tepat
pemusnahan
7. Pengelolaan linen
o Dilakukan pemisahan linen yang infeksius dan non infeksius
o Linen / kain yang terkontaminasi dilakukan proses
desinfeksi
o Linen / kain secara berkala dikumpulkan dan dikirim ke
tempat pencucian
8. Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
o Dilakukan pengamatan terhadap serangga nyamuk, kecoa
dan tikus
o Kebersihan ruangan dijaga untuk mencegah binatang
pengganggu
o Dilakukan
pemberantasan
pengganggu
9. Dekontaminasi dan sterilisasi
jika
terdapat
binatang
Kesalahan diagnosis
Kesalahan identifikasi pasien/salah orang
Kesalahan pemberian terapi
Kesalahan pemberian resep
Kesalahan tindakan yang menimbulkan perlukaan
Monitoring pengobatan atau tindakan yang kurang
baik
Insiden tertusuk jarum bekas pakai
Limbah medis berceceran
Paparan dengan luka terbuka atau cairan tubuh
pasien
Unit Layanan
Laboratorium
Kamar Obat
Risiko
-
Kegagalan
menimbulkan perlukaan
Kesalahan pengambilan sampel
Kesalahan pemberian label sampel laboratorium
Kesalahan penulisan hasil pemeriksaan laboratorium
Hasil pemeriksaan hilang
Sampel rusak atau hilang
pengambilan
sampel
3. Evaluasi risiko
sehingga
diperlukan
tindakan
perbaikan
maka
Tim
Mutu
Risiko
- Kesalahan penentuan kebutuhan imunisasi
- Kesalahan cara pemberian imunisasi
- Kesalahan jenis imunisasi
- Kesalahan dosis vaksin
- Insiden kegagalan pemberian imunisasi
- Insiden efek samping imunisasi
- Ceceran limbah medis
- Insiden petugas tertusuk jarum
- Insiden balita terluka pada proses penimbangan
-
menggunakan dacin
Kesalahan cara penimbangan
Kesalahan pencatatan hasil
pengukuran
pemeriksaan
Posyandu Lansia
Kesalahan identifikasi
Kesalahan pemeriksaan dan diagnosis
dan
Program
Risiko
-
2. Analisis risiko
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh
Tim Mutu. Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat
kegawatan dari risiko (severity assessment) dan dengan metode FMEA
(Failure Mode and Effect Analysis) seperti dalam Formulir terlampir
3. Evaluasi risiko
Risiko yang teridentifikasi dianalisi menggunakan formulir
FMEA dan analisis penyebab dengan menggunakan metode
RCA (Root Caused Analysis).Tingkat risiko yang memiliki nilai
yang tinggi merupakan prioritas untuk dilakukan pemecahan
masalah. Identifikasi risiko dilaporkan kepada Tim Mutu
Puskesmas
4. Tindakan perbaikan
Jika diperlukan tindakan
perbaikan
maka
Tim
Mutu
kepada
Kepala
Puskesmas
dan
Kategor
Hasil
No Error
i
A
Error,
kesalahan (KPC)
Terjadi kesalahan
pasien (KNC)
Terjadi kesalahan dan obat sudah diminum atau
No Harm
sebelum
obat
mencapai
pasien (KTC)
Terjadinya kesalahan
ketat
Error
Harm
harus
sehingga
dilakukan
monitoring
tetapi
tidak
Error
(KTD)
Terjadi kesalahan yang
Death
mengakibatkan
efek
(Sentinel)
1. ANALISA RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan skore resiko atau insiden
tersebut untuk snentukan prioritas penanganan
a. Peluang
TINGKAT RESIKO
1
2
3
4
5
b. Dampak
TINGKAT
RESIKO
1
2
DESKRIPSI
PELUANG
/ FREKUENSI
Tidak significant
Minor
Moderat
DAMPAK
Tidak ada cedera
Cedera ringan, mis iuka
lecet
Dapat
P3K
Cedera sedang, mis Iuka
robek
Berkurangnya
diatasi
motoric/
dengan
fungsi
sensorik/
psikologis
/intelektual
(reversible),
tidak
berhubungan
dengan
penyakit)
Setiap
kasus
yang
memperpanjang
4
Mayor
perawatan
Cedera
luas/ berat,
tidak
berhubungan
5
Katatropik
penyakit
Kematian
dengan
yang
berhubungan
tidak
dengan
perjalanan penyakit
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya.
2. EVALUASI RESIKO
Resiko yang sudah dianalisa akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
skor dan grading yang di dapat :
SKOR RESIKO = DAMPAK x PELUANG
LEVEL
TOTAL SKOR
Rendah
1-3
Sedang
4-6
Tinggi
8 - 12
Extreme
15 - 25
3. KELOLA RESIKO
LEVEL
Ekstrem
Tinggi
Sedang
TINDAKAN
Memerlukan tindakan segera, paling lambat 2 x 24 jam
Kaji dengan detail dan perlu tindakan segera, sampai 2
minggu
Dilakukan
penelitian
sederhana
paling
lama
Dilakukan
penelitian
sederhana
paling
lama
BAB IV
PENUTUP
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
TATA KELOLA RESIKO
KELOLA
RESIKO
BERDASARK
AN
RISK
SENTINEL
GRADING &
RCA
JENIS IKP
KTD
RISK GRADING
KNC
INVESTASI SEDERHANA
LAMPIRAN III
FORMULIR LAPORAN INSIDEN KTD, KNC,KPC
dan KEJADIAN SENTINEL PUSKESMAS WONGSOREJO
I.
DATA PASIEN
Nama
: ...................................................................
No. Register
Umur
: ( ) 0 - 1 bulan
Jenis Kelamin
( ) > 1 bl 1 th
( ) > 1 th - 5 th
( ) > 5 th 15 th
( ) > 15 th 30 th
( ) > 30 th 65 th
: ( ) Laki laki
( ) Perempuan
( ) Asuransi
swasta
( ) Askes Pemerintah
( ) BPJS
RINCIAN KEJADIAN
1. Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal
2. Insiden
: ............................... Jam
:
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
3. Kronologi insiden
..............................................................................................................
..............................................................................................................
..............................................................................................................
4. Jenis Insiden
14. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di unit kerja lain ?
Ya
Tidak
Apabila ya,
Kapan? Dan langkah/tindakan apa yang telah diambil pada unit
kerja tersebut untuk mencegah terulangnya kejadian yang sama ?
Pembuat
: ........................ Penerima
: .......................
laporan
Paraf
Tgl. Laporan
.
: ........................
: ........................
..
: .......................
: .......................
laporan
Paraf
Tgl. Laporan
Hijau
Kuning
Merah
Lampiran IV
FORM PENILAIAN RESIKO
NO : ...................
BAGIAN
: ...............................................................
UNIT
: ...............................................................
Resiko terindentifikasi :
Siapa (atau apa) yang terkena resiko dan bagaimana ? (missal : dokter,
perawat, staff, pengunjung, gedung, reputasi Puskesmas) :
Akar masalah :
2. High
3. Medium
4. Low
FAILURE
No
(Kegagalan/
Kesalahan)
FREKUENSI
PENYEBAB
EFEK
TERJADINYA
(OCC)
KEGAWATA
N (SV)
KEMUDAHAN
TERDETEKSI
(DT)
RPN
(OCC
x SV x SI
DT)
Keterangan:
-
SOLU
Rentang nilai OCC mulai 0-10; dimana 0= tidak mungkin terjadi dan 10 = sangat sering terjadi
Rentang nilai SV mulai 0-10; dimana 0=tidak gawat dan 10=sangat gawat
Rentang nilai DT mulai 0-10; dimana 0=mudah dideteksi dan 10=sangat sulit dideteksi
VALIDAS
I SOLUSI