Vous êtes sur la page 1sur 1

Nama : Vivin Irawati

NIM : 150211600652
Off
:A
Judul : Perbandingan Kurikulum KTSP dan Kurikulum 2013
Anotasi Bibliografi
1. Rujukan : Zaini, Herman. 2015. Karakteristik Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Jurnal Idaroh. 1 (1). (Online),
(httpdownload.portalgaruda.orgarticle.phparticle=388854&val=8560&title=KARAKTER
ISTIK%20KURIKULUM%202013%20DAN%20KURIKULUM%20TINGKAT
%20SATUAN%20PENDIDIKAN%20(KTSP)), diunduh tanggal 5 September 2016.
Kutipan
Dalam KTSP, kegiatan pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan
pendidikan, namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus beralih menjadi
kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata pelajaran tertentu yang secara khusus
dikembangkan di satuan pendidikan yang bersangkutan. Meskipun silabus sudah
dikembangkan oleh pemerintah pusat, namun guru tetap dituntut untuk dapat memahami
seluruh pesan dan makna yang terkandung dalam silabus, terutama untuk kepentingan
operasionalisasi pembelajaran. Oleh karena itu, kajian silabus tampak menjadi penting, baik
dilakukan secara mandiri maupun kelompok sehingga diharapkan para guru dapat
memperoleh perspektif yang lebih tajam, utuh dan komprehensif dalam memahami seluruh
isi silabus yang telah disiapkan tersebut (Zaini, 2015: 27).
Catatan Kritis
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) disusun oleh satuan pendidikan
masing-masing daerah sedangkan kurikulum 2013 (K-13) dikembangkan oleh pemerintah
pusat kecuali mata pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan oleh satuan
pendidikan tertentu. Pada KTSP, satuan pendidikan diberikan wewenang penuh untuk
menyusun serta melaksanakan kurikulum hasil rancangannya sehingga sesuai dengan apa
yang memang dibutuhkan, sedangkan dalam pelaksanaan K-13, kedaulatan guru dan satuan
pendidikan seperti sekolah dikurangi kewenangan dan partisipasinya dalam mengkreasi dan
mengembangkan kurikulum. Kurikulum 2013 ditentukan oleh pemerintah pusat, sekolah
tinggal melaksanakannya (Hanif, 2014: 108). Kurikulum 2013 adalah termasuk kurikulum
formal atau resmi karena direncanakan, terjadwal secara resmi, dan merupakan keputusan
politik pemerintah repubik Indonesia (Hanif, 2014: 88). Semua ini dilakukan agar siswa tidak
hanya ditekankan pada pengetahuan melainkan pada soft skills dan hard skills yang dapat
mereka gunakan di kehidupan mereka kelak. Sehingga Indonesia berkemungkinan untuk
memiliki SDM yang tidak hanya cerdas tapi juga berkemampuan tinggi.
Rujukan : Hanif, Muh. 2014. Tinjauan Filosofis Kurikulum 2013. Insania. 19 (1). (Online),
(httpdownload.portalgaruda.orgarticle.phparticle=402398&val=3912&title=TINJAUAN
%20FILOSOFIS%20KURIKULUM%202013), diunduh tanggal 5 September 2016.

Vous aimerez peut-être aussi