Vous êtes sur la page 1sur 20

DIARE

I. KONSEP DASAR
A. Defenisi
Diare adalah BAB yang tidak normal / bentuk tinja yang encer dengan frekuensi
lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, dapat bewarna hijau
atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. (Ngastiyah, 143 :
1997)
B. Etiologi
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral : Infeksi saluran pencenaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak meliputi :
Infeksi bakteri : Vibrio, E. Choli, Salmonella, Shigella, Campylobacter,
Yenginia, Aeromonas, dll.
Infeksi Virus : Enterovirus (Virus Echo, Coxsakie, poliomyelitis),
adenovirus, rotavirus, astrovu'us, dll.
Infeksi lain : Cacing (Ascariasis, Trichuris, Oxyuris, Strongilades).
Protozoa (entamoeba histolitica, giardia lamblia, tricomonas hominus.
Jamur (candida albicans).
b. Infeksi Parenteral : adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan. Seperti
Otitis Media Akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia,
ensefalitis. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak umur kurang
dari 2 tahun.
2. Faktor Mal absorbsi.
a. Mal absorbsi karbohidrat.
Disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa).
Mono sakarida (Intoleransi glokosa, fruktosa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan sering adalah Intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak

c. Malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan.
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor Psikologis.
Rasa takut dan cemas, (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih
besar).
C. Patofisiologis
WOC terlampir
D. Gejala Klinis
-

Anak cengeng, gelisah, suhu meningkat, nafsu makan berkurang, diare.

BAB cair, disertai lendir atau lendir dengan darah, warna tinja makin lama
berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu.

Anus dan sekitarnya lecet karena sering difekasi dan tinja makin lama makin
asam karena banyak asam laktat yang berasal dan laktosa, yang tidak
diabsorbsi usus.

Muntah sebelum/sesudah diare karena lambung ikut meradang atau karena


gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

Gejala dehidrasi: BB menurun turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar


cekung (pada bayi), mukosa mulut kering.

Gejala hipovolemik: HR menaik, tekanan darah menurun, lemah, kesadaran


menurun.

Oliguria, sampai anuria karena dehidrasi diuresis.

Gejala asidosis metabolik: pucat, pernafasan cepat dan dalam / kusmaul


(hiper ventilasi). Gejala ini karena :
1. Kehilangan NaHCO3 melalul tinja/diare,
2. Ketosis kelaparan,
3. Produk-produk metabolik yang bersifat asam yang tidak bisa
dikeluarkan.
4. Berpindahnya ion Natrium dari ekstraseluler ke intraseluler.
5. Penimbunan asam laktat (anoksia jaringan).

E. Pembagian Dehidrasi

Dehidrasi ringan kehilangan cairan 2-5% dari BB.


-

Turgor kulit kembali dengan cepat.

Mukosa lembab.

Dehidrasi sedang 5-8% dari BB.


-

Haus nyata, bisa nyata.

Turgor kulit jelek.

Mata cekung, air mata ada.

Mukosa mulut kering.

Kesadaran baik.

Dehidrasi berat kehilangan cairan 8-10% dari BB.


-

Kesadaran menurun.

Haus, tidak bisa minum.

Mata cekung, air mata tidak ada.

F. Komplikasi
Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai komplikasi sbb:

Dehidrasi (ringan, sedang, berat).

Renjatan hipovolemik.

Hipokalemia (dengan gejala meteorimus, hipotoni


otot, lemah, bradikardi, perubahan EKG).

Hipoglikemia.

Intoleransi sekunder akibat kerusakan vili mukosa


usus dan defisiensi enzim laktase.

Kejang, terjadi pada dehidrasi hipertonik.

Malnutrisi energi protein (akibat muntah dan diare


secara kronik).

G. Penatalaksanaan
1. Pemberian cairan (jenis cairan, cara pemberian dan jumlah).

a. Cairan Peroral

Dehidrasi ringan dan sedang : cairan yang berisi


NaCI, NaHCO3, KG dan glukosa.

Diare akut dan kolera, umur >6 bln : kadar Na 90


Meq/L.

Dehidrasi ringan/sedang, umur < 6 bln: kadar Na


50-60 mEq/L formula lengkap sering disebut oralit.
Cairan sederhana hanya mengandung garam dan gula (NaCl dan
sukrosa atau air tajin yang diberi garam dan gula).

b. Cairan Parenteral.
Garam yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan pasien, kadangkadang tergantung kepada tersedianya cairan setempat. Umumnya ringer
laktat.
Cara memberikan cairan:
-

Belum ada dehidrasi.


Peroral sebanyak anak mau minum (ad libitum) atau 1 gelas tiap
defekasi.

Dehidrasi ringan.
- 1 jam pertama : 2 5 - 50 ml/Kg BB peroral (intragastrik).
- Selanjutnya :125ml/kgBB/hari ad libitum.

Dehidrasi sedang.
- 1 jam pertama : 50 - 100 ml/Kg BB peroral/intragastrik (sonde).
- Selanjutnya : 125 ml/kg BB/hari ad libitum.

Dehidrasi berat.

Anak 1 bln - 2 thn BB 3 -10 kg.


o 1 jam pertama.
40 ml/kg BB/jam = 10 tts/kg BB/i (set infus berukuran 1 ml =
15 tts) atau 13 tts/kg BB/menit (set infus 1 A = 20 tts).
o 7 jam berikutnya.

12 ml/kg BB/jam = 3 tts/kg BB/menit (set infus 1 ml = 15 tts)


atau 4 tts/Kg BB/menit (set infus 1 ml - 20 tts).
o 16 jam berikutnya.
125 ml/kg BB oralit peroral/Intragastrik. Bila anak tidak mau
minum teruskan dengan intravena 2 tts/kg BB/menit (set infus
1 ml 15 tts). Atau 3 tts/kg BB/menit (set infus 1 ml = 20 tts).

Anak : 2 - 5 tahun, BB 10- 15 kg,


o 1 jam pertama.
30 ml/kg BB/jam atau 8 tts/kg BB/menit (1 ml = 15 tts) atau
10 tts/kg BB/menit (1 ml = 20 tts).
o 7 jam berikutnya.
10 ml/kg BB/jam atau 3 tts/kg BB/menit (1 ml = 15 tts) atau 4
tts/Kg BB/menit (1 ml - 20 tts).
o 16 jam berikutnya.
125 ml/kgg BB oralit peroral/Intragastrik. Bila anak tidak mau
minum teruskan dengan intravena 2 tts/kg BB/menit (1 ml=
20tts).

Anak : 5 - 10 tahun, BB 15-2 5 kg,


o 1 jam pertama.
20 ml/kg BB/jam atau 5 tts/kg BB/menit (1 ml = 15 tts) atau 7
tts/kg BB/menit (1 ml = 20 tts).
o 7 jam berikutnya.
10 ml/kg BB/jam atau 2,5 tts/kg BB/menit (1 ml = 15 tts) atau
3 tts/Kg BB/menit (1 ml - 20 tts).
o 16 jam berikutnya.
105 ml/kg BB oralit peroral. Bila anak tidak mau minum
teruskan dengan intravena 1 tts/kg BB/menit (1 ml = 15 tts)
atau 1 tts/Kg BB/menit (set infus 1 ml - 20 tts).

Bayi baru lahir (Neonatus) BB 2-3 kg


Kebutuhan cairan :

125 ml + 10 ml + 25 ml = 250 mml/kg BB/24 jam.


Jenis cairan : 4: 1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO 3 1
%).

Kecepatan:
4 jam pertama 25 ml/kg/BB/jam atau 6 tts/kg BB/i (1 ml = 15 tts)
atau 8 tts/kg BBA (1 ml = 20 tts).
20 jam berikutnya.
150 ml/kg/BB/20 jam atau 2 tts/kg BB/i (1 ml = 15 tts) atau. 2
tts/kg BB/i (1 ml = 20 tts).

Bayi berat badan lahir rendah BB < 2 kg.


Kebutuhan cairan :
250 ml /kg BB/24 jam.
Jenis cairan :
4 : 1 (4 bagian glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1 %).
Kecepatan cairan = pada bayi baru lahir.

2. Pengobatan Dietatik (Makanan).


Untuk anak < 1 thn dan > 1 th dengan BB kurang 7 kg jenis makanannya
adalah:

Susu (ASI dan atau susu formula mengandung laktosa rendah dan asam
lemak tidak jenuh, seperti: LLM Al miron.

Makanan setengah padat (bubur) atau makanan padat (nasi tim) bila anak
tidak mau minum susu.

Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan.

Cara Pemberian:
Hari Pertarna 1 : Setelah rehidrasi segera diberikan makanan peroral. Bila
diberi ASI/susu formula tetapi diare masih sering, diberikan
oralit selang seling dengan ASI. Misal : 2 kali ASI/susu
khusus : 1 kali oralit.
Hari 2-4

: ASI/susu formula rendah laktosa penuh.

Hari 5

: bila tak ada kelainan klien dipulangkan. Kembali susu atau


makanan.

3. Obat-obatan
Prinsip : menganti cairan yang hilang melalui tinja dengan/tanpa muntah dengan
cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa/karbohidrat lain (gula, air tajin,
tepung beras, dll).
Obat yang diberikan adalah:

Obat anti sekresi.


Asetosal. Dosis 25 mg/thn dengan dosis minimum 30 mg.
Klorpromazin. Dosis 0,5 - 1 mg/kg BB/hari.

Obat spasmolitik.
Papaverin, ekstrak beladon, opium loperamid tidak digunakan pada klien
diare. Obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal tabonal tidak
bermanfaat mengatasi diare sehingga tidak diberikan lagi.

Anti biotik.
Umumnya anti biotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas.
Pada klien kolera diberikan tetrasiklin 25-50 mg/kg BB/hari. ATS diberikan
bila terdapat penyakit penyerta seperti : OMA, Faringitis, Bronkitis,
Bronkopneumoni.
Tabel kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi
Pada anak dibawah 2 tahun

Derajat Dehidrasi
Ringan
Sedang
Berat

PWL
50 cc
75 cc
125 cc

NWL
100 cc
100 cc
200 cc

CWL
25 cc
25 cc
25 cc

Jumlah
175 cc
200 cc
350 cc

Tabel kehilangan cairan menurut derajat dehidrasi


Pada anak dibawah 2 tahun
Derajat Dehidrasi
Ringan
Sedang
Berat

PWL
30 cc
50 cc
80 cc

NWL
80 cc
80 cc
80 cc

CWL
25 cc
25 cc
25 cc

Jumlah
135 cc
155 cc
185 cc

PWL

: Previous Water Losses (ml/kg BA) cairan yang hilang karena muntah

NWL : Normal Water Losses (ml/kg BA) karena urine, penguapan kulit,
pernafasan
CWL : Concomitant Water Losses (ndAg BA) karena diare dan muntah
Tabel kehilangan cairan pada dehidrasi menurut
Berat badan pasien dan umur
Berat badan
0-3 kg
3-10 kg
10-15 kg
15-25 kg

Usia
0-1 bulan
1 bln-2 thn
2-5 th
5-10

PWL
150
125
100
80

NWL
125
100
so
25

CWL
25
25
25
25

Jumlah
300
250
205
130

H. Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet clinitest
bila diduga terdapat intoleransi glukosa
c. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
2. Pemeriksaan gangguan keseirnbangan asam basa dan darah
Dengan cara menentukan pH dan cadangan alkali (lebih tepat lagi dengan
pemeriksan AGD menurut ASTRUP (bila memungkinkan)
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
4. Pemeriksaan elektrolit
Terutama pada Na, K, Ca, dan Fosfor dalam serum (terutama pada penderita
diare yang disertai kejang)
5. Pemeriksaan intubasi duodenum.
Untuk mengetahui jenis jasad renik atau parasit secara kualitatif dan
kuantitatif terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

WOC
Infeksi
Enter
al
Peren

Mal Absorbsi
karbohidrat,
lemak, protein

Aktivitas tonus me
Vili usus rusak

Makanan
tidak serap

Absorbsi aktif Na
dari lumen usus
menurun
Sekresi aktif NaCl
& Air dari mukosa
ke lumen usus
meningkat

Tekanan
osmotik cairan
usus
meningkat

Makanan basi,
alergi

Psikologis
takut, cemas

Volume usus naik


Hiperperistaltik
Diare

Dehidrasi sel

Anus lecet

Hiperolemik
MK
Defisit Vol Ggn rasa
cairan
nyaman
Ggn perfusi Ggn
jaringan
integritas kulit
Intoleransi
aktivitas

Pengeluaran Na+ me

Nafsu makan menurun

NaHCO4 plasma me

Kelaparan
MK : - Ggn nutrisi
- Kecemasan Ortu

Asam laktat meningkat


Metabolisme anaerob

Asidosis metabolik
MC : - Ggn pola nafas
- Ggn keseimbangan asam basa
- Resiko syok hypovolemik

II. ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
-

Identitas klien.

Riwayat keseshatan masa lalu.


Penyakit diare sebelumnya.
Alergi makanan.

Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus.

Riwayat kesehatan sekarang.


a. Aktivitas / istirahat.
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah
Perasaan

gelisah

dan

ansietas,

perubahan

aktivitas/kerja

sehubungan dengan proses penyakit.


b. Integritas Ego.
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, perasaan tak berdaya/tak ada
harapan, faktor stress akut/kronis. Misal hubungan keluarga/
pekerjaan, pengobatan yang mahal.
Tanda : Menolak perhatian, menyempit, depresi.
c. Eliminasi.
Gejala : Episode diare yang tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering,
tak terkontrol, flatus lambat dan semi cair. Bau busuk dan
berlemak.
d. Makanan/cairan.
Gejala : Anoreksia, mual/muntah, penurunan BB, tidak toleransi pada
diri/ ensitif, misal produk usus, makanan berlemak.
Tanda : Penurunan lemak sub kutan/ mata otot, kelemahan, tanus otot
buruk, turgor kulit buruk, membran mukosa pucat.
e. Higiene.
Tanda : ketidak mampuan mempertahankan perawatan diri, bau badan.
f. Nyeri/kenyamanan.

Gejala: nyeri tekan abdomen dengan nyeri keram pada kuadran kanan
bawah, nyeri abdomen tengah bawah (keterlibatan jejenum),
nyeri tekan menyebar ke bagian peri umbilikal, titik nyeri
berpindah, nyeri tekan (atritis), nyeri mata, foto fobia (iritasi).
g. Keamanan.
Gejala : Alergi terhadap makanan/produk susu (pengeluaran histamin
kedalam usus dan mempunyai efek inflamasi). Kenaikan suhu
39,40C-400C riwayat lupus eritematosus, anemia hemolitik,
vaskulitis.
Tanda : Lesi kulit mungkin ada. Misal eritema nodusa (meningkat nyeri
tekan kemerahan dan membengkak pada tangan, muka,
proderma gangrenosa.
h. Interaksi sosial.
Gejala : Masalah

berhubungan/peran

sehubungan

dengan

kondisi

ketidakmampuan aktif secara sosial.


2. Daftar diagnosa keperawatan
-

Kekurangan volume cairan dan elektrolit berhubungan dengan kehilangan


cairan yang berlebihan melalui diare dan muntah (Carpenito, 1998)

Risiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan pola eliminasi BAB


yang sering (Doenges, 2000)

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi; kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan menurunnya intake, menurunnya absorbsi makanan dan
cairan (Carpenito, 1998)

Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan orang tua tentang penyakit


anaknya (Carpenito, 1998)

Gangguan pola eliminasi BAB; diare berhubungan dengan proses inflamasi


usus (Doenges, 2000)

Risiko shock hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan yang


berlebihan (Carpenito, 1998)
Daftar Pustaka

Joyce Engel. 1999. Pengkajian Fisik. Jakarta : EGC

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC


Rusepno Hasan, dkk. 1991. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. FKUI Jakarta.
Suriadi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. PT. Fajar Intra Pratama. Jakarta
Carpenito, LJ. 1998. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC
Doenges, ME. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Betz and Sowden. 2002. Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

TINJAUAN KASUS

I. IDENTITAS KLIEN
Tanggal Masuk

: 8 Agustus 2004

Nama klien

: An. A

Umur

: 11 bulan

Nama Ayah/Ibu

: Tn. F / Ny. E

Pekerjaan Ayah/ Ibu

: Swasta / RT

Alamat

: Jln. Alang Lawas IV/30 Padang

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Minang

Pendidikan Ayah/Ibu

: SMU / SMP

Tgl Pengkajian

: 9 Agustus 2004

No MR

: 378796

II. KELUHAN UTAMA


Berak-berak encer sejak 1 hari yang lalu frekuensi 15 kali sehari, jumlah
25 sdm gls setiap kali, tidak berdarah dan tidak berlendir.
III. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
1. Prenatal

: Ibu ada memeriksakan kehamilannya ke bidan tapi tidak teratur,


hanya 3 kali selama hamil sampai melahirkan, ada riwayat mualmual dan muntah pada trimester I, tidak ada riwayat demam
selama hamil.

2. Intra natal : Ibu melahirkan spontan di rumah bidan, dengan BBl 3100 gr, PB
51 cm, bayi langsung menangis kuat.
3. Post Natal : Tidak ada riwayat perdarahan, ibu dan bayi di riwat di kamar
bersalin rumah bidang selama 1 hari kemudian pulang.
IV. Riwayat Masa Lalu
1. Penyakit waktu kecil
Klien sering menderita batuk-batuk sejak kecil, BB tidak naik-naik karena
klien kurang makan, karena tidak ada nafsu untuk makan. Penyakit diare
seperti ini tidak pernah sebelumnya, penyakit lain yang pernah diderita klien
adalah demam pilek.
2. Apakah pernah di rawat

Sejak lahir sampai klien belum pernah dirawat di RS baik oleh penyakit yang
sama maupun penyakit lain yang mengindikasikan untuk di rawat biasanya
bila klien sakit di bawa ke rumah bidan.
3. Obat-obat yang digunakan
Obat-obat yang diberikan oleh bidan, tapi tidak tahu namanya.
4. Tindakan operasi
Belum pernah dilakukan operasi
5. Alergi
Tidak ada
6. Kecelakaan
Klien pernah jatuh dari tempat tidur.
7. Imunisasi
Imunisasi tidak lengkap (BCG, Polio 1, DPT 1)
V. Keadaan Kesehatan Saat ini
1. Diagnosa medis : gastroenteritis dg dehidrasi sedang
2. Tindakan operatif : tidak ada rencana
3. Status gizi :
Klien sudah menderita malnutrisi sejak klien umur 5 bulan, BB klien tidak
naik-naik sampai usia 11 bln. BB baru 6,2 kg, dan pada saat ini klien diare BB
tetap 6,2 kg, saat pengkajian BB klien naik menjadi 6,4 kg karena klien
terpasang sonde dan klien dapat diit MC, 150 kal diberikan 8 x 100 cc. Klien
masih minum ASI.
4. Status cairan :
Dehidrasi sendang, turgor kulit agak jelek, mata cekung mukosa bibir kering,
tadi pagi (7.00) sampai siang ini (11.00) BAB sudah 11 kali jumlah 25 cc
tiap muntah. Klien masih terpasang oralit melalui NGT (IGFD).
5. Obat-obatan
Th./yang diperoleh : oralit (IGFD) 75 cc/kg/BB/3jam, KCl 3 x 150 mg PO
Kontrimoxazol 2 x 3 mg
6. Aktivitas

K/U klien lemah, dehidrasi membuat klien istirahat di tempat tidur dan tidak
banyak beraktivitas.
7. Tidakan keperawatan
Rehidrasi melalui NGT dan oral P.O 70 cc setiap diare, dilakukan observasi
TTV dan pemantauan tingkat kesadaran klien, membantu semua kebutuhan
klien makan, minum, BAB dan BAK dengan melibatkan ibu klien.
Mengobservasi keseimbangan cairan dan elektrolit.
8. Hasil pemeriksaan laboratorium.
Tgl : 8 Agustus 2004
Darah Hb : 11,4 gr%
Leuko : 14.500 /mm
Hitung jenis : 0/0/2/46/46/6
Elektrolit :
Na : 135 mmol/l

(139-146 mmol/l)

K : 2,8 mmol/l

(4,1 5,3 mmol/l)

VI. Pemeriksaan Fisik


1. Keadaan umum

: lemah

2. Kesadaran

: komposmentis

3. BB/TB

: 6,4 / 73 cm

4. Tanda-tanda vital : N : 148

S : 380C

R : 52 x/menit

5. Kepala
Bentuk kepala normal, rambut hitam lingkar kepala 43 cm, rambut hitam,
rambut mudah rontok, ubun-ubun cekung.
6. Telinga
Bentuk normal simetris, fungsi baik (dapat mendengar dengan baik),
membran timpani (+), tidak ada cerumen ka/ki.
7. Mata
Tampak cekung, air mata ada, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
pupil isokor, 2 mm.
8. Hidung

Bentuk normal, septum deviasi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak
ada, ada secret di hidung.
9. Mulut
Bentuk normal, mukosa bibir hiperemis dan kering.
10. Tengkuk/Leher
Tidak ada kaku kuduk, KGB tidak membesar.
Genogram

Keterangan

: laki-laki
: Perempuan
: Klien
: satu rumah
VIII. Data Psikologis
Keluarga Tn. F kelihatan cemas melihat keadaan anaknya yang sakit, tu Ny.
E yang selalu sedih dan selalu menanyakan keadaan anaknya, kenapa kok tidak ada
angsuran/kemajuan kondisi anaknya. Klien nampak rewel dan tidak mau didekati
oleh perawat.
IX. Pemeriksaan Neurologis
Pada pemeriksaan neurologis tidak ada kelainan.
X. Riwayat Sosial

Ny. S adalah seorang ibu rumah tangga, jadi tugas mengasuh anak
diserahkan kepada beliau. Jika Ny. E ingin keluar rumah biasanya kedua
anak dibawa.

Hubungan antar anggota keluarga baik. Hal ini terlihat dalam mengambil
keputusan/tindakan selalu di bicarakan/didiskusikan terlebih dahulu.

Pembawaan/watak klien saat ini sama waktu klien berada di rumah, sering
rewel, menangis dan selalu minta digendong dengan ibunya, ini ada
pengaruh klien anak bungsu.

Lingkungan rumah tempat tinggal adalah rumah permanen, wc di dalam


rumah, sumber air minum/sumur. Sampah dipungut mobil sampah,
pekarangan luas, sanitasi lingkungan kurang bersih.

XI. Kebutuhan Dasar


1. Makanan yang disukai /tidak disukai.
Klien sekarang masih minum ASI, ditambah bubur susu, saat usia 3-8 bln,
setelah itu klien ada makan tambahan 2 x sehari (nasi tim habis porsi yang
diberikan 100 gr.
2. Pola tidur
Tidur klien kurang dan terganggu karena sering BAB dan sekali-sekali
muntah, siang ini BAB 11 kali muntah 3 kali.
3. Mandi
Klien biasa mandi 2 kali/hari dan di mandikan oleh ibunya.
4. Aktivitas bermain
Klien saat ini kelihatan lemah, klien tidak bisa bermain seperti biasanya dan
lebih banyak baring digendong ibu.
5. Eliminasi
BAB encer 11 kali dari jam 7 11. 00 wib.
XII Pemeriksaan Tingkat Perkembangan
Klien saat ini berusia 11 bulan. Kemampuan motorik kasar dan halus sesuai
dengan perkembangan dan pertumbuhan anak seusianya.
1. Kemandirian dan bergaul

Klien belum bisa mandiri, kebutuhan klien masih dibantu dan dipenuhi
seluruhnya oleh orang tua seperti mengenakan baju, makan dan lain-lain.
2. Motorik halus
Klien belum mampu melaklukan gerakan motorik untuk anak seusianya,
seperti memegang pensil dan menempatkan objek di bagian dalam satu
dengan yang lainnya.
3. Kognitif dan bahasa.
Klien belum mampu meniru suara yang diucapkan oleh ibunya, aktivitas
klien memberikan tanda terhadap kejadian seperti : menangis karena takut,
sakit.
4. Motorik kasar
Klien sudah mampu melakukan motorik kasar untuk anak seusianya seperti
berdiri dengan bantuan berpegang pada perabotan, tapi klien tidak
merangkak.
XIII. Ringkasan Riwayat Keperawatan
Tanggal 8 Agustus klien sudah BAB encer dan disertai muntah. Menurut
ibu klien jumlah BAB 15 kali dan muntah 3 5 kali. Sorenya klien di bawa ke RS
dan langsung di rawat di RS. Keadaan klien lemah dan mengalami dehidrasi sedang
mata agak cekung, turgor kulit kurang, klien masuk dengan BB 6,2 kg, klien dapat
th/ : (8-8-2004).

Oralit IGFD 465 cc/3 jam = 38 tts.

Oralit oral 70 cc/BAB encer

ASI

KCl 3 x 150 mg

Th/

(9-8-2004)

Oralit IGFD 75 cc/3 jam

Oralit oral 70 cc/BAB encer

Metronitlazol 2 x 30 mg

KCl 3 x 150 mg.

Waktu dilakukan pengkajian klien masih mencret 11 kali dan muntah 3 kali, klien
mau makan ml 3 sendork. TTV : S : 380C
N : 140 x/menit
R : 40 x/menit

Analisa Data
Data
Data Subjektif : (DS)

Orang

Patofisiologi
Masalah Keperawatan
Kuman masuk ke usus Kekurangan
volume
klien infeksi usus ggn cairan.

tua

mengatakan

anaknya absorbsi usus diare


terus-terusan BAB encer
kehilangan cairan
sejak hari Minggu (8
berlebihan sirkulasi
Agustus 2004) kira-kira
cairan tidak adekuat.
15 kali dan diikuti
dengan muntah kira-kira
3-5 kali.
Data Objektif : (DO)

Klien BAB encer


tanpa

serat

warna

kekuning-kuningan.

Jumlah setiap kali


BAB 25 cc.

Mata agak cekung,


turgor

kulit

kurang,

mukosa bibir kering.

TTV : S : 380C
N : 140 x/menit
R : 40 x/menit

Terpasang : IVFD,
Dext 5%, 38 tts oralit

oral 70 cc/BAB encer

Oralit

IGFD

7,8

cc/3 jam

KCl 3 x 150 mg

DS :

K = 2,8 Mmol/L

Ibu

Efek toksin kuman pada Gangguan

mengatakan

pemenuhan

klien saluran pencernaan kebutuhan nutrisi


anaknya rasa tidak enak di mulut

sudah menderita kurang perut mules nafsu


gizi sejak kecil sebab BB makan terganggu.
An. A lambat

(tidak

naik-naik).

XIV. Prioritas Masalah


1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit, kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan pengeluaran cairan yang berlebihan.
2. Gangguan pemenuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
denga menurunnya absorbsi makanan dan cairan.
3. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan dengan pola BAB yang
sering.

Vous aimerez peut-être aussi