Vous êtes sur la page 1sur 30

BAB I

I.1 Pendahuluan
Agama Islam merupakan agama kebenaran yang bersumber dari Allah. Sebagai seorang
muslim, tentu kita mengenal apa itu rukun islam. Rukun islam adalah hal-hal yang dilakukan
sebagai seorang muslim. Seperti kita tahu, rukun islam itu ada 5 perkara. Yang pertama membaca
dua kalimat syahadat, yang kedua sholat lima waktu, yang ketiga membayar zakat, yang ke
empat puasa di bulan ramadhan, dan yang kelima adalah berhaji jika mampu.
Dari kelima rukun islam tersebut, secara umum, dapat dilihat bahwa pembahasan islam
dibagi menjadi dua, yaitu Aqidah dan Amaliyah, dimana aqidah adalah keyakinan pada jiwa
seseorang seperti meyakini akan adanya Allah, rasul, dan malaikat. Bahasannya antara lain
mencakup rukun iman. Sementara pokok bahasan Amaliyah mencakup hal-hal yang berkenaan
dengan ibadah, seperti sholat, zakat, puasa, haji, thaharah, dan lainnya.
Dari lima rukun islam tersebut, 3 yang pertama sangatlah utama. Membaca dua kalimat
syahadat merupakan bagian dari tauhid dan aqidah. Syahadat adalah sebuah perkara
vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh, sedangkan islam
sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak
ada atau mati. Sementara sholat dan zakat adalah ibadah amaliyah yang wajib ditunaikan
setiap mukmin.
I.2 Rumusan Masalah
A. Syahadat
1. Bagaimana Iman dan tauhid dalam islam?
2. Apa Definisi dan syarat syahadat?
3. Bagaimana Posisi syahadat?
4. Bagaimana Aktualisasi syahadat dalam ibadah dan muamalah?
5. Bagaimana Pengaruh syahadat dalam kehidupan manusia?
6. Bagaimana Rusaknya syahadat ?
7. Apa yang membatalkan syahadat dan keimanan?
8. Bagaimana cara mempertahankan keimanan?
B. Shalat
1. Pengertian Shalat
2. Dalil Sholat
3. Hukum meninggalkan shalat
1

4. Sholat dengan kondisi-kondisi lainnya


5. Waktu-waktu sholat
6. Waktu-waktu yang diharamkan untuk sholat
7. Menunda atau mengakhirkan shalat
8. Syarat sah sholat
9. Rukun sah sholat
10. Sunnah-sunah sholat
11. Hal-hal yang membatalkan sholat
C. Zakat
1. Pengertian Zakat
2. Macam-macam Zakat
3. Harta benda yang wajib di zakatkan
4. Nishab dan haul zakat
5. Orang-orang yang berhak menerima zakat
6. Hikmah berzakat
I.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Makalah ini ditulis dengan tujuan agar kita lebih memahami apa itu syahadat, secara
etimologis dan terminologis, sumber-sumber hukum yang ditinjau dari ayat-ayat Al
Quran.
2. Lebih memahami sholat secara mendalam agar nantinya kita bisa beribadah dengan baik
dan benar.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang zakat sehingga nantinya dapat menunaikan zakat
dengan baik dan benar.
4. Meningkatkan keimanan kepada Allah SWT karena telah mengetahui ibadah secara baik
dan benar.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1

Syahadat
II.1.1 Iman dan Tauhid dalam Islam
Iman dalam arti khusus yakni pengikraran yang bertolak dari
hati, obyeknya adalah Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, utusan-Nya,
hari akhir dan kepada kepastian (takdir) baik dan buruknya dari
Allah.Atau bisa juga diartikan sikap jiwa yang tertanam dalam hati
yang dilahirkan dalam perkataan dan perbuatan.Doktrin ini bertumpu
pada kepercayaan adanya dzat Pencipta alam semesta. Pengucapan
iman tercermin dalam ucapan kalimah syahadah:

karena iman pada dasarnya adalah percaya dan membenarkan bahwa
tiada Tuhan adalah Allah dan Nabi Muhammad adalah Utusan Allah.
Iman ialah bahwa engkau percaya akan Allah, percaya akan
adanya

malaikat-malaikat-Nya,

kitab-kitab-Nya,

Rasul-Rasul-NYa,

percaya akan hari berbangkit (kiamat) serta percaya akan qadla dan
qadar Allah swt.Keyakinan kepada Allah Yang Esa (tauhid) merupakan
titik pusat keimanan seorang muslim, karena dalam setiap aktivitasnya
senantiasa dipertautkan secara vertical dengan Allah swt. Demikian
pentingnya arti dan peranan tauhid ini, sehingga Al-Islam mengajarkan
bahwa iman kepada Allah Yang Maha Esa harus sebersih dan semurni
mungkin, serta menutup celah-celah yang dikhawatirkan masuknya
syirik (mempersekutukan Tuhan).
Tauhid dalam islam betul-betul murni, yaitu beritikad bahwa Allah
itu esa, taka da sekutu bagi-Nya. Itikad ini harus dihayati, baik dalam
niat, amal maupun maksud dan tujuan. Maka tauhid mencakup tujuh
macam sikap, yaitu:
1. Tauhid-Dzat, artinya mengitikadkan bahwa Dzat Allah Esa, tidak
terbilang. Dzat Allah itu hanya dimiliki oleh Allah saja, yang
selain Allah tidak ada yang memilikinya.

2. Tauhidus-Shifat,

artinya

mengitikadkan

bahwa

taka

da

sesuatupun yang menyamai sifat Allah, dan bahwa hanya Allah


saja yang memilki sifat kesempurnaan.
3. Tauhidul-Wujud, artinya mengitikadkan bahwa hanya Allah yang
wajib ada, yaitu yang adanya tidak berhajat kepada yang
mengadakan.
4. Tauhidul-Afal, yaitu mengitikadkan bahwa Allah sendiri yang
mencipta, menata dan memelihara alam semesta.
5. Tauhidul-Ibadat, yaitu mengitikadkan bahwa hanya Allah saja
yang berhak dipuja dan dipuji.
6. Tauhidul-Qashdi, yaitu mengitikadkan bahwa kepada Allah lah
segala amal, langsung tanpa perantara, yaitu untuk memperoleh
keridlaan-Nya semata.
7. Tauhidut-Tasyrie, yaitu mengitikadkan bahwa hanya Allah-lah
pembuat peraturan (hukum) yang paling sempurna bagi mahlukNya.
II.1.2 Definisi dan syarat Syahadat
Rukun pertama dari kelima rukun islam ialah kalimat Syahadat.
Untuk

sahnya

mengucapkannya

islam,

tidak

secara

urut

bisa
dan

tidak,
disertai

seseorang
dengan

harus

memahami

maknanya.
Seseorang yang memeluk agama islam diwajibkan membuat
pernyataan dengan lisan yang disebut syahadat, yaitu mengucapkan
kalimat kata-kata: Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
aku bersaksi Bahwa Muhammad adalah Utusan Allah. Itulah dua
kalimat syahadat yang menjadi kunci pembuka pintu bagi seseorang
yang inginmemeluk agama islam. Bagian pertama dari kalimat
syahadat

itu

pengecualian,

merupakan
yang

gabungan

mengakibatkan

antara
adanya

peniadaan
penetapan,

dan
yaitu:

penetapan akan Esanya Allah yang hak.


Pengertian bersaksi bahwa tiada Tuhan Selain Allah ialah: Aku
mengetahui dan meyakini dalam hatiku secara kuat, dan menjelaskan
kepada orang lain bahwa tiada zat yang berhak disembah di alam
4

semesta ini kecuai Allah Yang Maha Esa dan bahwasanya Dia tidak
membutuhkan siapapun, tetapi semua yang selain Allah butuh kepadaNya.
Adapun pengertian bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan
Allah ialah: Aku mengetahui dan meyakini dalam hatiku secara kuat,
dan

menjelaskannya

kepada

orang

lain

bahwa

junjungan

kita

Muhammad bin Abdullah adalah hembah Allah dan Rasul-Nya, di utusNya kepada seluruh makhluk-Nya, yang benar dalam segala apa yang
ia sampaikan dari Allah. Seluruh makhluk-Nya wajib membenarkan dan
mengikutinya.Dan barang siapa yang mendustakannya, maka dia
adalah zalim dan kafir, dan barang siapa menyalahi petunjuknya, dia
adalah pelaku maksiat dan pasti merugi.
Dalam mengungkapkan Syahadat terdapat beberapa syarat yang perlu
dipenuhi.Tanpa memenuhi syarat ini tidak memberi makna apa-apa
kepada pengucapnya. Syarat yang dimaksud ialah:
a) Ilmu
Ilmu dalam hal ini bermakna mengetahui apakah yang dinafikan dan
mengetahui apakah yang di ithbatkan.
b) Yakin
Maksud yakin ialah percaya dengan teguh kukuh dalam hati atau
dikenali sebagai kepercayaan yang jazam dan tiada sebarang keraguan
walaupun sebesar zarrah.
c) Ikhlas
Al-Quran menyebut:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan mengikhlaskan

ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)

agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan


menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus (Q.S.
al-Bayyinah 98:5)
Sabda Rasulullah SAW:
Manusia paling bahagia yang menerima syafaatku pada hari
kiamat ialah orang yang mengucapkan la illaha ilallah dengan hati dan
jiwa yang ikhlas
d) Benar
5

Al-Quran menyebutkan:
Dan orang yang membawa

kebenaran (Muhammad) dan

membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (Q.S.


Azumar 39:33)
Sabda Rasulullah SAW:
Tiadalah seseorang yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain
Allah dan sesunggunya Muhammad itu Rasulullah (dengan persaksian)
yang benar dari hatinya, melainkan Allah mengharamkan atasnya
neraka
e) Taslim
Perkataan ini bermaksud tunduk dan patuh serta berserah diri lahir dan
batin kepada Allah
f) Qabul
Maksudnya menerima, mereka yang tidak menerima sesuatu lazimnya
menolak. Begitu juga dengan kalimah Syahadah, mereka yang tidak
meneria kalimah ini tidak akan menjadikannya sebagai amalan serta
dasar dalam kehidupannya.
II.1.3 Keutamaan Syahadat dalam Islam
Syahadat menempati urutan pertama dalam

rukun

islam.Tanpa

syahadah, rukun Islam lainnya akan runtuh. Begitu juga dengan rukun
iman. Tegaknya Islam mesti didahului oleh tegaknya rukun Islam; dan
tegaknya rukun Islam mesti didahului oleh tegaknya syahadah.
Rasulullah saw. mengisyaratkan bahwa Islam itu bagaikan sebuah
bangunan. Untuk berdirinya bangunan Islam itu harus ditopang oleh 5
(lima) tiang pokok, yaitu syahadatain, shalat, saum, zakat, dan haji ke
Baitulllah.
II.1.4 Aktualiasi Syahadat dalam ibadah dan Muamalah
Aktualisasi syahadat dalam ibadah dan muamalah yakni sebagai
berikut:
1. Syahadat sebagai inti ajaran Islam.

Apabila syahadat yang merupakan inti ajran Islam sudah


menancap dalam dirinya sebagai akidah, maka berubah pula
seluruh aspek kehidupannya.
2. Syahadatain sebagai Asas perubahan
Syahadat inilah yang akan selalu memompa semangat ummat
Islam untuk selalu membuat perubahan yang lebih baik .
3. Syahadat sebagai hakikat dakwah para rasul.
Syariat yang dibawa rosul dapat berbeda-beda namun intinya
tetap sama yaitu beriman kepaada Allah dan menjauhi thogut.
4. Syahadat sebagai keutamaan yang agung.
Syahadat dapat menyelamatkan dari azab Allah di dunia dan
akhirat. Juga menjadi sebab terhapusnya dosa dan maksiat
sertta sebab masuknya seseorang kedalam surga dan tidak kekal
di neraka.
II.1.5 Pengaruh Syahadat dalam kehidupan Manusia
Masyarakat muslim adalah masyarakat yang melambangkan
prinsip-prinsip dan smua hal-hal yang penting. Tanpa terlambangnya
prinsip dan hal-hal yang penting itu dalam perwujudan masyarakat,
maka masyarakat itu tidak dapat dikatakan masyarakat islam.
Ciri pertama yang membedakan wujud masyarakat muslim ada bahwa
masyarakat ini berdiri atas dasar penghambatan diri manusia kepada
Allah

semata

dalam

seluruh

persoalan.

dilambangkan dan dibentuk oleh syahadat

Penghambatan

ini

La ilaha illa Allah,

MuhammadRaasulullah.
Inilah masyarakat Muslim, yaitu masyarakat yang melambangkan
perhambatan diri kepada Allah semata, dalam kepercayaan dan
konsepsi para anggotanya, dalam system social dan perundangundangan mereka, dan juga dalam upacara peribadatan dan ibadah
mereka. Kalau ada salah satu dari segi-segi ini yang tidak terdapat,
berarti islam itu sendiri tidak ada. Karena yang ada itu sesungguhnya
justru Rukun pertamanya: La ilaha illa Allah, Muhammad Raasulullah.
II.1.6 Rusaknya

syahadat

dan

Syahadat dan keimanan


7

hal-hal

yang

membatalkan

1. Bertawakkal dan bergantung pada selain Allah


2.

Mengingkari nikmat Allah, baik yang kelihatan atau yang tidak


kelihatan, baik yang mudah dipikirkan atau yang memerlukan
pengkajian secara mendalam.

3. Bekerja atau berkhidmat dengan tujuan selain karena Allah.


4. Membuat undang-undang menurut kemauan manusia bukan
kehendak dan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah.
5. Memfokuskan segala ketaatan kepada selain Allah dengan cara
6.

yang tidak dikehendaki-Nya.


Benci atau menantang slah satu kandungan ajaran Islam aatu

7.

membenci seluruh ajran islam.


Mencintai kehidupan dunia melebihi kecintaanya terhadap akhirat
(dunia gila) dan ia telah menjadikan dunia ini sebagai tujuan

utamanya, serta merupakan segala-galanya dalam hidupnya.


8. Menghina salah satu isi Al-Quran atau sunnah atau orang oarang
alim yang menegakannya, atau memperolok-olokan hokum-hukum
Allah atau syiar-syiar Islam.
9. Tidak beriman dengan seluruh sumber-sumber hokum islam dari AlQuran dan Sunnah.
10. Mengangkat orang-orang kafir dan munafiqin sebagai pemimpin
serta tidak mencintai orang-orang yang beraqidah Islam dan
orang-orang mukmin.
11. Mengafirkan orang yang mengucapkan dua kalimat Syahadat serta
tidak mengafirkan orang yang elah ingkar terhadap Syahadatain
dan tidak menghalalkan perang dengannya.
II.1.7 Cara mempertahankan keimanan
Untuk mempertahankan keimanan kita agar terjaga yaitu:
1. Segala perilaku merasa disaksikan oleh pencipta-Nya.
Q.S. Al-Mumin, 23: 2-9
2. Memelihara shalat dan amanat serta memenuhi janji.
3. Berusaha menghindari perbuatan maksiat
4. Atau secara umum mentaati segala perintah dan menjahui apa
yang dilarang Allah SWT.
5. Apabila beroleh kebahagiaan, dia bersyukur.
Q.S, An-nisaa, 4:147
8

6. Apabila dapat musibah dia bersabar.


Q.S. Al-Baqarah, 2: 155-156
7. Rela atas segala ketentuan Allah yang dilimpahkan kepadanya.
Q.S. Al-Anaam, 6:162
8. Apabila mempunyai rencana, maka bertawakkal kepada Allah.

II.2 Shalat
II.2.1 Pengertian
1. Bahasa
Secara bahasa shalat bermakna doa. Kata shalat dengan makna doa dicontohkan di dalam
Al-Quran Al-Kariem pada ayat berikut ini.
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan shalatlah (doakanlah mereka). (QS. At-Taubah : 103)
Dalam ayat ini, kata shalat yang dimaksud sama sekali bukan dalam makna syariat,
melainkan dalam makna bahasanya secara asli yaitu berdoa.
2. Istilah
Adapun menurut istilah dalam ilmu syariah, oleh para ulama, shalat didefinisikan sebagai
Serangkaian ucapan dan gerakan yang tertentu yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam, dikerjakan dengan niat dan syarat-syarat tertentu.
Al-Hanafiyah punya pengertian sendiri tentang definisi shalat, yaitu :
Nama untuk serangkaian perbuatan yang sudah dikenal, di antaranya berdiri, ruku' dan
sujud.
II.2.2 Dalil Pensyariatan Shalat
Shalat diwajibkan dengan dalil yang qath'i dari Al- Quran, As-Sunnah dan Ijma umat
Islam sepanjang zaman. Tidak ada yang menolak kewajiban shalat kecuali orang-orang
kafir atau zindiq. Sebab semua dalil yang ada menunjukkan kewajiban shalat secara
mutlak untuk semua orang yang mengaku beragama Islam yang sudah baligh. Bahkan
anak kecil sekalipun diperintahkan untuk melakukan shalat ketika berusia 7 tahun. Dan
boleh dipukul bila masih tidak mau shalat usia 10 tahun, meski belum baligh.
1. Dalil dari Al-Quran
Allah berfirman dalam QS. Al-Bayyinah : 5
Maka dirikanlah shalat dan berpeganglah kamu pada tali Allah.
(QS. Al-Hajj : 78)
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman. (QS. An-Nisa :103)
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku.
(QS. Al-Baqarah : 43)
2. Dalil dari As-Sunnah

10

Di dalam sunnah Rasulullah SAW, ada banyak sekali perintah shalat sebagai dalil yang
kuat dan qath'i tentang kewajiban shalat. Diantaranya adalah beberapa hadits berikut ini :
Dari Ibni Umar radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Islam
didirikan di atas lima haldan penegakan shalat". (HR. Bukhari dan Muslim)
Pokok masalah adalah Islam, tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad di
jalan Allah. (HR. Tirmizy)
Masalah yang pertama kali akan ditanyakan kepada seorang hamba di hari kiamat
adalah shalat. Bila shalatnya itu baik, maka dia beruntung dan sukses, namun bila rusak
maka dia
kecewa dan rugi. (HR. Tirmizy)
3. Dalil dari Ijma'
Bahwa seluruh umat Islam sejak zaman nabi SAW hingga hari ini telah bersepakat atas
adanya kewajiban shalat dalam agama Islam, lima kali dalam sehari semalam. Dengan
adanya dalil dari Al-Quran, As-Sunnah dan Ijma' di atas, maka lengkaplah dalil
kewajiban shalat bagi seorang muslim. Mengingkari kewajiban shalat termasuk
keyakinan yang menyimpang dari ajaran Islam, bahkan bias divonis kafir bila
meninggalkan shalat dengan meyakini tidak adanya kewajiban shalat.
II.2.3 Hukum Meninggalkan Shalat
Ketika ada orang Islam yang tidak mengerjakan shalat lima waktu, maka
hukumnya ada dua kemungkinan.cPertama, dia tidak shalat karena memang tidak
mengakui kewajiban shalat. Mereka disebut jahidushshalah Kedua, dia mengakui bahwa
shalat itu wajib, tapi tidak mau mengerjakan, entah karena malas atau lalai.
1.

Jahidushshalah
Para ulama sepakat bahwa seorang muslim yang sudah baligh, apabila

meninggalkan shalat dengan mengingkarikewajibannya, hukumnya kafir, murtad


(keluar) dari agama Islam, dan halal darahnya.
Hanya saja mazhab Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah mengecualikan bila
seorang jahidushshalah disebabkan karena dia baru saja masuk Islam. Dia masih
sangat awam dan benar-benar tidak tahu kalau ternyata shalat lima waktu itu ternyata
bagi seorang muslim ukumnya wajib. Maka mereka ini tidak divonis murtad.
2.

Malas atau Lalai

11

Namun bila seorang muslim tidak mengerjakan shalat karena malas atau lalai,
sementara dalam keyakinannya masih ada pendirian bahwa shalat itu adalah ibadah
yang wajib dilakukan, dia adalah fasik dan pelaku maksiat.
Demikian juga vonis kafir tidak bisa dijatuhkan kepada orang meninggalkan
shalat karena seseorang baru saja masuk Islam atau karena tidak sampai kepada
mereka dakwah Islam yang mengajarkan kewajiban shalat.
Secara duniawi, hukuman seorang muslim yang tidak mau mengerjakan shalat
menurut para ulama antara lain :
Al-Hanafiyah
Menurut kalangan Al-Hanafiyah, orang muslim yang tidak mau
mengerjakan shalat hukumannya di dunia ini adalah dipenjara atau dipukul
dengan keras hingga keluar darahnya. Hal itu terus dilaksanakan sehingga dia
merasa kapok dan mau mengerjakan shalat. Bila tidak mau juga, maka
dibiarkan terus di dalam penjara hingga mati. Namun dia tidak boleh dibunuh
kecuali nyata-nyata mengingkari kewajiban shalat. Seperti berkeyakinan
secara sadar sepenuhnya bahwa di dalam Islam tidak ada perintah shalat.
Al-Malikiyah dan Asy-Syafi'iyah
Dalam pandangan kedua mazhab ini, orang yang tidak mau shalat
hukumnya tidak kafir, akan tetapi dia tetap harus dibunuh. Kebolehan untuk
dibunuhnya itu karena dasar hudud (hukum dari Allah), bukan karena
pelakunya kafir. Sehingga orang itu tidak dianggap sebagai kafir yang keluar
dari Islam.
Jumhur ulama sepakat bahwa muslim yang tidak mengerjakan shalat
bukan karena jahd (sengaja tidak mengakui kewajiban shalat), tidak dianggap
orang kafir. Dasarnya adalah firman Allah SWT :
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia
mengampuni segala dosa yang selain dari itu, bagi siapa yang dikehendakiNya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar
.

(QS.An-Nisa : 48)

12

Sedangkan Al-Imam Ahmad bin Hanbal mengatakan bahwa seorang


muslim yang meninggalkan shalat harus dibunuh atas dasar bahwa dirinya
telah kafir. Pendapat itu didasarkan pada firman Allah SWT :
Apabila sudah habis bulan-bulan haram itu, maka bunuhlah orangorang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah
mereka. Kepunglah mereka dan intailah ditempat pengintaian. Jika mereka
bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah
kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi maha Penyayang. (QS. At-Taubah : 5)
Juga ada dalil dari hadits Rasulullah SAW :
Batas antara seorang dengan kesyirikan dan kekafiran adalah
meninggalkan shalat (HR. Muslim).
Ulama lainnya
Sedangkan para ulama lainnya mengatakan bahwa bila ada seorang
muslim yang malas tidak mau mengerjakan shalat tanpa udzur syar'i, maka
dia dituntut untuk bertobat (yustatab) dengan masa waktu tiga hari. Artinya,
bila selama masa tiga hari itu dia tidak bertaubat dan kembali menjalankan
shalat, maka halal darahnya dan boleh dibunuh.
II.2.4 Shalat dalam berbagai kondisi
1.
2.
3.
4.

Wajib dilakukan pada waktunya. Shalat akan lebih baik apabila dikerjakan di awal waktu.
Shalat dikatakan lalai apabila dilakukan ketika akan habis waktu.
Dosa besar apabila shalat dilakukan telah melewati batas waktu.
Apabila ingin menjama shalat harus memenuhi syarat-syarat diperbolehkannya sholat

jamak.
5. Shalat tidak harus dilakukan di masjid atau musholah, tetapi bias dilakukan dalam
keadaan darurat seperti di tanah, aspal, keramik, tanah, atau trotoar atau benda-benda
tersebut bebas dari hadas dan najis.
6. Ketika bertaharah ingin sholat, jika memang tidak ada lagi air, maka diperbolehkan
tayamum, tetapi apabila ditemukan air, wudhu tersebut menjadi tidak basah.
II.2.5 Waktu-waktu Shalat
1. Subuh:

13

Terbitnya fajar shadiq, yaitu fajar yang benar-benar fajar. Bentuknya berupa cahaya putih
agak terang yang menyebar di ufuk Timur. Munculnya beberapa saat sebelum matahari
terbit. Fajar ini menandakan masuknya waktu shalat Shubuh sampai dengan ketika

terbitnya matahari.
Diperkenankan sampai sebelum Zuhur jika ketiduran.
2. Zuhur :
Tepat ketika tergelincirnya matahari dari atas kepala kita, jadi tidak sepenuhnya berada di
atas kepala kita sampai dengan ukuran panjang bayangan suatu benda sama dengan
3.

4.

panjang benda tersebut.


Ashar
Waktu shalat ashar dimulai ketika berakhirnya waktu zuhur dan terbenamnya matahari.
Magrib
Magrib dilakukan ketika mulai terbenamnya matahari sampai dengan hilangnya syafaq

merah (mega di langit)


5. Isya
Dimulai ketika waktu magrib habis dan terbitnya fajar shadiq kembali.
II.2.6 Waktu-waktu yang diharamkan untuk shalat
1. Saat Matahari Terbit
Saat mahatari sedang dalam proses terbit dari balik bumi hingga menyembul seluruh bulatannya
di ufuk adalah waktu yang terlarang bagi kita untuk melakukan shalat sunnah mutlak.
Namun buat mereka yang mengejar shalat shubuh yang tertinggal, tentu waktu itu bukan
merupakan larangan.
2. Setelah Shalat Shubuh
Setelah shalat shubuh hingga matahari agak meninggi. Tingginya matahari sebagaimana di
sebutkan di dalam hadits Amru bin Abasah adalah qaida-rumhin aw rumhaini.
Maknanya adalah matahari terbit tapi baru saja muncul dari balik horison setinggi satu tombak
atau dua tombak. Dan panjang tombak itu kira-kira 2,5 meter 7 dzira' (hasta) atau 12 jengkal,
sebagaimana disebutkan oleh mazhab Al-Malikiyah.
3. Waktu Istiwa'
Waktu istiwa' adalah ketika matahari tepat berada di atas langit atau di tengah-tengah cakrawala.
Maksudnya tepat di atas kepala kita. Tapi begitu posisi matahari sedikit bergeser ke arah
barat, maka sudah masuk waktu shalat Zhuhur dan boleh untuk melakukan shalat sunnah atau
wajib.
14

4. Saat Terbenam Matahari


Yang dikatakan saat terbenamnya matahari adalah saat-saat langit di ufuk barat mulai berwarna
kekuningan yang menandakan sang surya akan segera menghilang ditelan bumi. Begitu
terbenam, maka masuklah waktu Maghrib dan wajib untuk melakukan shalat Maghrib atau pun
shalat sunnah lainnya.
5. Setelah Melakukan Shalat Ashar
Setelah melakukan shalat Ashar hingga matahari terbenam juga termasuk waktu yang dilarang
untuk shalat. Maksudnya, bila seseorang sudah melakukan shalat Ahsar, maka haram baginya
untuk melakukan shalat lainnya hingga terbenam matahari, kecuali ada penyebab yang
mengharuskan.Namun bila dia belum shalat Ashar, wajib baginya untuk shalat Ashar meski
sudah hampir maghrib.
II.2.7 Menunda atau Mengakhirkan shalat
Selama waktu shalat masih ada, mengakhirkan shalat hingga ke bagian akhir dari waktunya oleh
para ulama disepakati kebolehannya. Dan bahwa shalat masih dibenarkan untuk dikerjakan.
1. Mengakhirkan karena Tidak Ada Air
Dalam keadaan kelangkaan air untuk berwudhu, namun masih ada keyakinan dan harapan untuk
mendapatkannya di akhir waktu, para ulama sepakat memfatwakan bahwa shalat lebih baik
ditunda pelaksanaannya, bahkan meski sampai di bagian akhir dari waktunya.
2. Mengakhirkan Shalat Isya'
Meski shalat di awal waktu itu lebih utama, kenyataaanya hal itu tidak bersifat mutlak. Sebab
ternyata Rasulullah SAW sendiri tidak selamanya shalat di awal waktu. Ada kalanya beliau
menunda shalat hingga beberapa waktu, namun tetap masih di dalam waktunya.
3. Menunda Shalat Dzhuhur
Terkadang bila siang hari sedang panas-panasnya, Rasulullah SAW menunda pelaksanaan shalat
Dzhuhur. Sehingga para ulama pun mengatakan bahwa hukumnya
mustahab bila sedikit diundurkan, khususnya bila siang sedang panas-panasnya, dengan tujuan
agar meringankan dan bisa menambah khusyu.
Dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW berikut ini :

15

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu berkata bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bila
dingin sedang menyengat, menyegerakan shalat. Tapi bila panas sedang menyengat, beliau
mengundurkan shalat. (HR. Bukhari)
4. Menunda Shalat Maghrib Mendahulukan Berbuka
Terkadang Rasulullah SAW juga menunda pelaksaan shalat Maghrib, khususnya bila beliau
sedang berbuka puasa. Padahal waktu Maghrib adalah waktu yang sangat pendek.
Senantiasa manusia dalam kebaikan selama ia menyegerakan berbuka. (HR. Bukhari dan
Muslim)
5. Menunda Shalat Agar Jamaah Berkumpul
Bahkan beliau seringkali memperlambat dimulainya shalat bila melihat jamaah belum berkumpul
semuanya. Misalnya dalam shalat Isya', beliau seringkali menunda dimulainya shalat manakala
dilihatnya para shahabat belum semua tiba di masjid.
Dan waktu Isya kadang-kadang, bila beliau SAW melihat mereka (para shahabat) telah
berkumpul, maka dipercepat. Namun bila beliau melihat mereka berlambat-lambat, maka
beliau undurkan. (HR. Bukhari Muslim)
6. Menunda Shalat Bila Makanan Telah Terhidang
Shalat juga lebih utama untuk ditunda atau diakhirkan manakala makanan telah terhidang. Beliau
SAW juga menganjurkan untuk menunda shalat manakala seseorang
sedang menahan buang hajat. Itulah petunjuk langsung dari Rasulullah SAW dalam
hadits shahih :
Tidak ada shalat ketika makanan telah terhidang atau menahan kencing atau buang hajat. (HR.
Muslim)
Maka mengakhirkan atau menunda pelaksanaan shalat tidak selamanya buruk, ada kalanya justru
lebih baik, karena memang ada 'illat yang mendasarinya. Dalam format shalat berjamaah di
masjid, wewenang untuk mengakhirkan pelaksanaan shalat berada sepenuhnya di tangan imam
masjid.
II.2.8 Syarat Sahnya Shalat
Syarat Wajib
1. Beragama islam
16

2. Baligh
3. Berakal
Syarat Sahnya Shalat
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Muslim
Sudah masuk waktu sholat
Suci dari Hadast dan Najis
Suci Badan, Pakaian, dan tempat
Menutup aurat
Menghadap ke kiblat

II.2.9 Rukun-rukun Sholat


1. Membaca niat di dalam hati
2. Takbiratul ikhram
3. Berdiri jika mampu
4. Membaca al-fatihah
5. Ruku
6. Itidal
7. Sujud
8. Duduk antara dua sujud
9. Duduk tasyahud akhir
10. Salam
11. Tumaninah
12. Tertib

17

II.2.9 Sunnah-sunnah shalat


1. Meletakkan tangan di bawah pusar dan antara pusar dan dada
2. Melihat ke tempat sujud,
3. Membaca doa Istiftah
4. Mengucapkan amin
5. Merenggangkan kedua tumit
6. Membaca ayat al quran
7. Takbir antara rukun
8. Meletakkan lutut saat sujud
9. Sunnah dalam sujud
10. Doa antara dua sujud
11. Tasyahud awal
12. Meletakkan tangan di paha
13. Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir.
14. Menoleh ke kiri
15. Do setelah shalawat
16. Melirihkan salam
17. Menunggu imam hingga selesai
18. Khusyu' dan Tadabbur
II.2.10 Hal-hal yang membatalkan shalat
1. Berbicara
2. Makan dan minum
3. Bergerak terus menerus
4. Bergeser arah kiblat
5. Terbuka aurat secara sengaja
6. Mengalami hadas kecil atau besar
7. Menyentuh najis
8. Tertawa
9. Murtad atau hilang akal
10. Berubah niat
11. Meninggalkan salah satu niat shalat
12. Mendahului imam saat jamaah
13. menjawab salam
14. terdapat air bagi yang bertayamum

18

II.3

ZAKAT

II.3.1 Pengertian zakat


Zakat menurut lughot artinya suci dan subur. Sedangkan menurut istilah syara: mengeluarkan
dari sebagian harta benda atas perintah Allah, sebagai shadaqah wajib kepada mereka yang telah
ditentukan oleh hukum Islam. Secara harfiah zakat berarti "tumbuh", "berkembang",
"menyucikan", atau "membersihkan". Sedangkan secara terminologi syari'ah, zakat merujuk
pada aktivitas memberikan sebagian kekayaan dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk
orang-orang tertentu sebagaimana ditentukan.
II.3.2 Macam- macam Zakat
Zakat terbagi atas dua tipe yakni:
Zakat Fitrah, zakat yang wajib dikeluarkan Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan.
Besar Zakat ini setara dengan 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
Zakat Maal (Zakat Harta ) zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun sekali
yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut,
hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja (profesi). Masing-masing tipe
memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
II.3.3 Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya
Harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu :
1. Emas, perak dan mata uang
Zakat emas dan perak wajib dikeluarkan zakatnya berdasarkan firman Allah:
Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak(tidak dikeluarkan zakatnya) dan
tidak membelanjakanya di jalan Allah, Maka beritakanlah kepada mereka, (bahwa
mereka akan mendapat) azab yang pedih.(QS_ At Taubah :34 )
Syarat- syarat wajib zakat emas dan perak sebagai berikut:
Milik orang Islam
Yang memiliki adalah orang yang merdeka
Milik penuh( dimiliki dan menjadi hak penuh )
Sampai nishabnya
Genap satu tahun
19

A. Nisab dan zakat emas


Nishab emas bersih adalah 20 dinar (mitsqal)= 12,5 pound sterling (96 gram)
zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Jadi seorang Islam yang memiliki 96 gram
atau lebih dari emas yang bersih dan telah cukup setahun dimilikinya maka wajiblah
ia mengeluarkan zakatnya 2,5% atau seperempat puluhnya. Seperti yang tercantum
dalam hadits:
Dari Ali r.a ia berkata :Rasulullah Saw bersabda : Apabila kamu punya 200
dirham(perak) dan telah lewat satu tahun,(maka wajib dikelurkan zakatnya) dari
padanya 5 dirham ;hingga tidak ada sesuatu kewajiban zakat bagimu pada sesuatu
(emas) sehingga kamu mempunyai 20 dinar dan telah lewat satu tahun,maka zakatnya
0,5 dinar. Dan pada yang lebih zakatnya menurut perhitungannya.dan pada hartaharta ( emas dan perak) tidak ada hak zakat,kecuali apabila sudah lewat satu tahun.
HR Abu dawud
B. Nishab dan zakat perak
Nishab perak bersih 200 dirham ( sama dengan 672 gram), zakatnya 2,5 % apabila
telah dimiliki cukup satu tahun .Emas dan perak yang dipakai untuk perhiasan oleh
orang perempuan dan tidak berlebih- lebihan dan bukan simpanan,tidak wajib
dikelurkan zakatnya.
Beberapa pendapat tentang emas yang telah dijadikan perhiasan pakaian:
Pendapat imam Abu Hanifah : berpendapat bahwa emas dan perak yang telah
dijadikan perhiasan dikeluarkan zakatnya pula.
Pendapat imam Malik : Jika perhiasan itu kepunyaan perempuan untuk dipakai
sendiri atau disewakan,atau kepunyaan lelaki untuk dipakai isterinya,maka tidak
wajib dikeluarkan zakatnya. Tetapi jika seorang lelaki memilkinya untuk disimpan
atau

untuk perbekalan

dimana

perlu,maka

wajiblah

dikeluarkan

zakatnya

Pendapat Imam Syafii : tak ada zakat pada perhiasan emas dan perak,menurut satu
riwayat yang lain dari padanya,wajib zakat perhiasan emas dan perak
C. Nishab dan zakat uang
Peredaran uang pada dasarnya berstandar emas, karena peredaran uang itu berdasar
emas, maka nishab dan zakatnya 2,5 % atau seperempat.
D. Nishab harta perniagaan
Barang (harta) perniagaan wajib dikeluarkan zakatnya mengingat firman Allah :
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil
20

usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk
kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan
daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya
(QS Al- Baqarah : 267).
Dan sabda Rasulullah:Dari samurah : Rasululah Saw,memerintahkan kepada kami
agar mengeluarkan zakat dari barang yang disediakan untuk di jual . ( HR.
Daruquthni dan Abu Dawud)
Syarat wajibnya zakat perniagaan ialah:
Yang memiilki orang Islam
Milik orang yang merdeka
Milik penuh
Sampai nishabnya
Genap setahun
Setiap tahun pedagang harus membuat neraca atau perhitungan harta benda
dagangan.tahun perniagaan di hitung dari mulai berniaga. Yang dihitung bukan hanya
labanya saja tetapi seluruh barang yang diperdagangkan itu apabila sudah cukup
nishab,maka wajiblah dikeluarkan zakatnya seperti zakat emas yaitu 2,5 %.
Harta dagangan yang mencapai jumlah seharga 96 gram emas, wajib dikeluarkan
zakatnya sebanyak 2,5% . Kalau sekiranya harga emas 1gram Rp 100,maka barang
dagangan yang seharga 96x RP 100 = RP.9600, wajib dikeluarkan zakatnya 2,5% =
RP 240.
Harta benda perdagangan perseroan, Firma, CV atau perkongsian dan sebagainya,
tegasnya harta benda yang dimilki oleh beberapa orang dan menjadi satu maka
hukumnya sebagai suatu perniagaan.
E. Zakat binatang ternak
Dasar wajib mengeluarkan zakat binatang ternak ialah:
Diberitahukan oleh Bukhari dan muslim dari Abi Dzar, bahwasanya Nabi Saw, bersabda
sebagai berikut:
Seorang laki-laki yang mempunyai unta,sapi, atau kambing yang tidak mengeluarkan
zakatnya maka binatang bnatang itu nanti pada hari Qiyamat akan datang dengan
keadaan yang lebih besar dan gemuk dan lebih besar dari pada didunia,lalu hewan
hewan itu menginjak-nginjak pemilik dengan kaki- kakinya. setiap selesai mengerjakan
yang demikian, bintang- binatang itu kembali mengulangi pekerjaan itu sebagaimana

21

semula:dan demikianlah terus menerus sehingga sampai selesai Allah menghukum para
manusia. ( HR: Bukhari )
Binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah : unta, lembu dan kerbau,
kambing dan biri-biri .
Syarat-syarat wajibnya zakat binatang ternak sebagai berikut:
Pemiliknya orang Islam
Pemiliknya merdeka
Miliknya sendiri
Sampai senishab
Cukup setahun
Makannya dengan penggembalaan,bukan dengan rumput belian
Binatang itu bukan digunakan untuk bekerja seperti angkutan dan sebagainya
a. Nishab dan zakat unta
Orang yang memilki unta 5 ekor keatas wajib dikeluarkan zakatnya. Tentang pengeluaran
zakat ini diatur sebagai berikut:
5 ekor unta zakatnya 1ekor kambing
10 ekor unta zakatnya 2 ekor kambing
15 ekor unta zakatnya 3 ekor kambing
20 ekor unta zakatnya 4 ekor kambing
25 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 1 tahun masuk tahun kedua kalau tidak ada
boleh dengan seekor unta jantan berumur 2 tahun masuk tahun ketiga
36 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun ketiga
46 ekor unta zakatnya seekor unta betina umur 3 tahun masuk tahun keempat
61 ekor unta zakatnya 1ekor unta betina umur 4 tahun masuk tahun kelima
76 ekor unta zakatnya 2 ekor unta betina umur 2 tahun masuk tahun ketiga
91ekor unta sampai 121ekor zakatnya 2 ekor unta betina umur 3 tahu masuk tahun
keempat
Tiap- tiap bertambah 40 ekor unta zakatnya 1 ekor unta betina umur dua tahun masuk
tahun ketiga dan tiap-tiap tambah 50 ekor unta,zakatnya seekor unta umur 3tahun masuk
keempat
b.Nishab dan zakat lembu/kerbau
Orang yang memiliki lembu/kerbau 30ekor keatas wajib mengeluarkan zakatnya sebagai
berikut:
30 s/d 39 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau
40 s/d 59 lembu /kerbau zakatnya 1ekor sapi/kerbau betina yang berumur 2tahun
22

60 s/d 69 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor anak sapi/kerbau (ta-bi)


70 s/d 79 lembu/kerbau zakatnya 1ekor anak sapi/kerbau (ta-bi) dan 1ekor musinnah
80 s/d 89 lembu/kerbau zakatnya 2 ekor musinah
90 s/d 99 lembu/kerbau zakatnya 3 ekor ta-bi
100s/d 109 lembu /kerbau zakatnya 2 ekor ta-bi dan 1 ekor musinnah
Zakat kerbau sama dengan zakat lembu,baik nishab maupun zakatnya
c.Nishab dan zakat kambing
Orang yang memilki kambing 40 ekor wajibmengeluarkan zakatnya sebagai berikut:
40 sampai 120 ekor kambing zakatnya 1ekor
121sampai 200 ekor kambing zakatnya 2ekor
201sampai 300 ekor kambing zakatnya 3ekor
301sampai 400 ekor kambing zakatnya 4ekor
401sampai 500 ekor kambing zakatnya 5ekor
dan seterusnya tiap- tiap 100 ekor kambing zakatnya 1ekor
F. Zakat hasil bumi
Hasil bumi yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu yang dapat dijadikan makanan pokok
seperti: padi, jagung,gandum, dan sebagainya.Sedangkan buah- buahan yang wajib
dikeluarkan zakatnya ialah :gandum, Syar zabib dan kurma. Buah-buahan yang wajib
dikeluarkan

zakatnya

sebagaimana

sabda

Rasulullah

Saw

sebagai

berikut:

Tidak ada sedekah(zakat ) pada biji dan kurma kecuali apabila mencapai lima wasaq
( 700kg) . H.R Muslim
Syarat-syarat wajib mengeluarkan zakat hasi bumi sebagai berikut:
Pemiliknya orang Islam
Pemiliknya orang Islam yang merdeka
Milik sendiri
Sampai senishab
Tidak disyaratkan setahun memilki tetapi wajib dikeluarkan zakatnya pada tiaptiap menuai/panen.
Nishab dan zakat hasil bumi
Nishab
zakat
hasil

bumi

ini

sesuai

dengan

sabda

nabi:

Dari Abdullah r.a. nabi Saw bersabda : Tanam-tanaman yang diairi dengan air hujan,
mata air atau yang tumbuh dirawa-rawa,zakatnya sepersepuluh dan yang diairi dengan
tenaga pengangkutan zakatnya seperduapuluh. (HR.Bukhari)
Nishab hasil bumi yang sudah dibersihkan ialah 5 wasaq yaitu kira- kira 700 kg,sedang
yang masih berkulit nishabnya 10 wasaq= 1400 kg Zakatnya 10%(sepersepuluh) jika
diairi dengan air hujan,air sungai, siraman air yang tidak dengan pembelian
23

(perongkosan). Jika diari dengan air yanng diperoleh dengan pembelian maka zakatnya
5% (seperdua puluh ).
Semua hasil bumi yang sudah masuk, wajib dikeluarkan zakatnya, termasuk yang
dikeluarkan untuk ongkos menuai dan angkutan.
G. Zakat barang tambang dan barang temuan
Hasil tambang yang wajib dikeluarkan zakatnya ialah emas dan perak yang diperoleh dari
hasil pertambangan. Rikaz ialah harta benda orang orang purbakalayang berharga yang
ditemukan oleh orang orang pada masa sekarang,wajib dikelurkan zakatnya.Barang
rikaz itu umumnya berupa emas dan perak atau benda logam lainnya yang berharga.
Syarat-syaratnya mengeluarkan zakat rikaz:
Orang Islam
Orang merdeka
Milik Sendiri
Sampai nishabnya
Tidak perlu persyaratan harus dimilki selama 1tahun. Nishab zakat barang tambang dan
barang temuan,dengan nishab emas dan perak yakni 20mitsqa l=96 gram untuk emas dan
200 dirham (672 gram ) untuk perak. Zakatnya masing-masin 2,5% atau seperempat
puluh
II.3.4 Zakat fitrah
Zakat fitrah dilihat dari komposisi kalimat yang membentuknya terdiri dari kata
zakat dan fitrah. Zakat secara umum sebagaimana dirumuskan oleh banyak ulama
bahwa dia merupakan hak tertentu yang diwajibkan oleh Allah terhadap harta kaum
muslimin menurut ukuran-ukuran tertentu (nishab dan khaul) yang diperuntukkan bagi
fakir miskin dan para mustahiq lainnya sebagai tanda syukur atas nikmat Allah swt. Dan
untuk mendekatkan diri kepada-Nya, serta untuk membersihkan diri dan hartanya
(Qardhawi, 1996:999).
Dengan kata lain, zakat merupakan kewajiban bagi seorang muslim yang
berkelebihan rizki untuk menyisihkan sebagian dari padanya untuk diberikan kepada
saudara-saudara mereka yang sedang kekurangan.
Sementara itu, fitrah dapat diartikan dengan suci sebagaimana hadits Rasul kullu
mauludin yuladu ala al fitrah (setiap anak Adam terlahir dalam keadaan suci) dan bisa
juga

diartikan

juga

dengan

ciptaan

atau

asal

kejadian

manusia.

Dari pengertian di atas dapat ditarik dua pengertian tentang zakat fitrah. Pertama, zakat
24

fitrah adalah zakat untuk kesucian. Artinya, zakat ini dikeluarkan untuk mensucikan
orang yang berpuasa dari ucapan atau perilaku yang tidak ada manfaatnya.
Kedua, zakat fitrah adalah zakat karena sebab ciptaan. Artinya bahwa zakat fitrah
adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap orang yang dilahirkan ke dunia ini. Oleh
karenanya zakat ini bisa juga disebut dengan zakat badan atau pribadi (Qurthubi, t.th:279)
Zakat fitrah ialah zakat pribadi yang harus dikeluarkan pada hari raya fitrah.
Dari Ibnu Abbas ra,ia berkata : Rasulullah Saw,mewajibkan zakat fitrah itu selaku
pembersih dari perbuatan sia-sia dan omongan omongan yang kotor dari orang yang
berpuasa dan sebagai makannan bagi orang miskin,maka barang siapa yang
menunaikannya setelah shalat Ied itu adalah zakat fitrah yang diterima dan barang siapa
yang menunaikannya setelah shalat Ied maka itu hanyalah suatu shadaqah dari shadaah
shadaqah biasa . (HR.Abu Dawud dan Ibnu Majah,dan disahkan oleh Hakim)
Yang wajib dizakati :
- Untuk dirinya sendiri; tua,muda,baik laki- laki maupun perempuan
- Orang-orang yang hidup dibawah tanggungannya
Dari ibnu Umar ra,berkata ia: telah bersabda Rasulullah saw: Bayarlah zakat fithrah
orang orang yang menjadi tanggunganmu. (HR.Daruquthni dan Baihaqi)
Syarat-syarat wajib zakat fithrah :
1. Islam
2. Mempunyai kelebihan makanan untuk sehari semalam bagi seluruh keluarga pada
waktu

terbenam

matahari

dari

penghabisan

bulan

ramadhan

3. Orang-orang yang bersangkutan hidup dikala matahari terbenam pada akhir bulan
Ramadhan
3. Zakat yang perlu dikeluarkan :
Zakat fithrah untuk tiap- tiap jiwa 1sha = 2,305 kg dibulatkan menjadi 2,5 kg dari
beras atau lainnya yang menjadi makanan pokok bagi penduduk negeri.Lebih utama
dikeluarkan sebelum shalat Idul Fithri. Boleh juga dikeluarkan semenjak permulaan
bulan Ramadhan sebagai tajil
Seperti yang tercantum dalam hadits nabi yaitu:
Dari Ibnu Umar ra,ia berkata: Rasulullah Saw telah mewajibkan zakat fithrah dengan
kurma satu sha atau dengan syair satu sha atas hamba sahaya,orang merdeka ,lakilaki,perempuan ,anak-anak, orang tua, dari golongan kaum muslimin dan beliau
menyuruh zakat fithrah itu ditunaikan sebelum orang-oranng keluar(selesai) shalat
Ied Muttafaq alaih Dan dalam riwayat Ibnu Ady dan Daraquthni dengan sanad
25

yang lemah: Cukuplah mereka (orang orang miskin) jangan sampai brkeliling
(mencari nafkah) pada hari itu (hari raya)
Untuk zakat fithrah dari seorang yang makanan pokoknya beras tidak boleh
dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun jagung termasuk makanan pokok tetapi,
jagung nilainya lebih rendah dari pada beras.
Dilihat dari aspek dasar penentuan kewajiban antara zakat fitrah dan zakat yang lain
ada perbedaan yang sangat mendasar. Zakat fitrah merupakan kewajiban yang
bersumber pada keberadaan pribadi-pribadi (badan), sementara zakat-zakat selain
zakat fitrah adalah kewajiban yang diperuntukkan karena keberadaan harta.
Meskipun dalam hal pendistribusian zakat fitrah terdapat perbedaan pendapat, yakni
antara yang memperbolehkan dibagikan kepada seluruh ashnaf yang delapan dan
antara yang hanya memperbolehkan kepada fakir dan miskin, akan tetapi apabila
dilihat dari maqashid al syariah atau berbagai pertimbangan logis disyariatkannya
zakat fitrah, maka tampak bahwa yang paling mendekati ke arah sana adalah
pendapat yang hanya mengkhususkan zakat fitrah kepada fakir dan miskin.
Amil zakat fitrah sebagaimana lazim disebut orang tidak bisa dikategorikan ke dalam
amil zakat. Sebab, panitia zakat fitrah hanya bersifat temporer, sementara amil
bersifat jangka panjang. Paniti zakat fitrah tidak bisa dijadikan sebagai sumber mata
pencaharian sementara amil diorientasikan sebagai lapangan pekerjaan yang sekaligus
menjadi

mata

pencaharian

bagi

mereka

yang

berkecimpung

di

sana.

Beberapa perbedaan antara Zakat Mal dan Zakat Fitri


No Jenis Perbedaan Zakal Mal Zakat Fitri
1. Nishab Ada batas nishab Tidak ada
2. Khaul Ada Tidak ada
3. Orang yang diwajibkan Bagi orang yang berkecukupan, telah baligh Semua orang,
baik yang berkecukupan ataupun miskin, baik yang dewasa maupun anak-anak.
4. Waktu Kondisional, sesuai dengan perhitungan khaul. Hanya dikeluarkan pada
akhir bulan Ramadhan
II.2.5 Yang berhak menerima zakat
Orang orang yang berhak menrima zakat,telah ditentukan oleh Allah, sebagaimana
tersebut dalam Al-Quran sebagai berikut:
26

Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin,


pengurus-pengurus zakat, Para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS- At Taubah :60)
Dengan ayat Al-Quran tersebut dapat dijelaskan bahwa orang yang berhak menerima
zakat itu ialah sebagai berikut:
1. Fakir yaitu orang yaang tidak mempunyai harta atau usaha yang dapat menjamin 50%
kebutuhan hidupnya untuk sehari-hari
2. Miskin yaitu orang yang mempunyai harta dan usaha yang dapat menghasilkanlebih
dari 50% untuk kebutuhan hidupnya tetapi tidak mencukupi
3. Amil yaitu panitia zakat yang dapat dipercayakan untukmengumpulkan dan membagibagikannya kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan hukum Islam
4. Muallaf yaitu orang yang baru masuk Islam dan belum kuat imannya dan jiwanya
perlu dibina agar bertambah kuat imannya supaya dapat meneruskan imannya
5. Hamba sahaya yaitu yang mempunyai perjanjian akan dimerdekakan oleh tuan nya
dengan jalan menebus dirinya
6. Gharimin yaitu orangyang berhutang untuksesuatu kepentingan yanng bukan maksiat
dan ia tidak sanggup untuk melunasinya
7. Sabilillah yaitu orang yang berjuang dengan suka rela untuk menegakkan agama Allah
8. Musafir yaitu orang yang kekurangan perbekalan dalam perjalanan dengan maksud
baik, seperti menuntut ilmu, menyiarkan agama dan sebagainya.
II.3.6 Yang tidak berhak menerima zakat
1. Orang kaya. Rasulullah bersabda, "Tidak halal mengambil sedekah (zakat) bagi orang
yang kaya dan orang yang mempunyai kekuatan tenaga." (HR Bukhari).
2. Hamba sahaya, karena masih mendapat nafkah atau tanggungan dari tuannya.
3. Keturunan Rasulullah. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya tidak halal bagi kami
(ahlul bait) mengambil sedekah (zakat)." (HR Muslim).
4. Orang yang dalam tanggungan yang berzakat, misalnya anak dan istri.
27

5. Orang kafir.

II.3.7 Hikmah Zakat


Faedah Diniyah (segi agama)
1. Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari Rukun Islam yang
mengantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
2. Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabb-nya,
akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam
ketaatan.
3. Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana
firman Allah, yang artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah" (QS:
Al Baqarah: 276). Dalam sebuah hadits yang muttafaq "alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa
Sallam" juga menjelaskan bahwa sedekah dari harta yang baik akan ditumbuhkan
kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
4. Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabdakan Rasulullah
Muhammad SAW.

Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)


1. Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi
pembayar zakat.
2. Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada
saudaranya yang tidak punya.
3. Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta
maupun raga bagi kaum Muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab
sudah pasti ia akan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat
pengorbanannya.
4. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.
Zakat mengandung beberapa hikmah,baik dari segi perorangan maupun masyarakat.
Diantara hikmah dan faedah zakat itu ialah :
1. Mendidik jiwa manusia suka berkorban dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat kikir
28

dan bakhil
2. Zakat mengandung arti rasa persamaan yang memikirkan nasib manusia dalam suasana
persaudaraan
3. Zakat memberi arti bahwa manusia itu bukan hidup untuk dirinya sendiri;sifat
mementingkan diri sendiri harus disingkirkan dari masyarakat Islam
4. Seorang muslim harus mempunyai sifat-sifat baik dalam hidup perseorangan yaitu
murah hati,penderma, dan penyayang
5. Zakat dapat menjaga timbulnya rasa dengki,irihati, dan menghilangkan jurang pemisah
antara si miskin dan si kaya
6. Zakat bersifat sosialistis karena meringankan beban fakir miskin dan meratakan nikmat
Allah yang diberikan kepada manusia

29

Daftar Pustaka
Abu. T.th. Fath al Qarib. Surabaya. Hidayah.
Al Jauziyyah, Ibn Qayyim. 1999. Zadul Maad Bekal Menuju ke Akherat. Jakarta.
Pustaka Azzam
Ash Shideiqy,H,Z.2000. Kuliyah Ibadah. Semarang : PT Pustaka Rizki putra.
H.A. Hidayat, Lc. & H. Hikmat Kurnia. 2008 Panduan Pintar Zakat. Jakarta :
QultumMedia
Masudi, Masdar Farid. 1986. Islam agama Keadilan. Jakarta. LP3M.
Qardhawi, Yusuf. 1996. Hukum Zakat (Terjemahan Salma Harub at al). Jakarta : PT.
Pustaka Litera Antar Nusa
Qardawi, Yusuf. 1997. Hukum Zakat. Jakarta. Litera Antar Nusa.
Rasjid, Sulaiman. Fiqh Islam. Bandung. Sinar Baru Algensindo.
Rifai, Mohamad: Ilmu Fiqh Islam Lengkap.PT Karya Toha Putra.Semarang.1978 Syuja,
Sarwat, Ahmad. 2011. Seri Fiqih Kehidupan3_Shalat.Jakarta:DU Publishing.
Sarwat, Ahmad. 2011. Seri Fiqih Kehidupan4_Zakat.Jakarta:DU Publishing.
Zuhaili, Wahbah. 1997. Fiqh al Islam wa adillatuh. Beirut: Dar al Fikr.

30

Vous aimerez peut-être aussi