Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN TEORI
Asuhan Keperawatan lansia dengan Gangguan sistem Kardiovaskuler
1. Penyakit Pada Sistem Kardiovaskuler
Penyakit kardiovaskuler merupakan sebab kematian terbesar pada populasi usia 65 tahun
keatas di seluruh dunia dengan jumlah kematian lebih banyak di Negara berkembang
(WHO, 1995)
Penyakit kardiovakuler merupakan masalah penting pada lanjut usia, maka dengan
adanya peningkatan populasi golongan ini akan terjadi pula peningkatan penyakit
kardiovaskuler. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan masalah utama penyebab
kematian dan disabilitas pada usia lanjut (Kannel, 1992)
Faktor faktor risiko utama adalah hipertensi, merokok, dislipidemia, intoleransi glukosa,
dan kurang latihan.
Penyakit sistem kardiovaskuler yang lazim pada usia lanjut:
a. Gagal Jantung Kongestif
Pengertian
Gagal jantung kongestif adalah suatu kondisi bila cadangan jantung normal
(peningkatan frekuensi jantung, dilatasi, hipertropi, peningkatan isi sekuncup) untuk
berespon terhadap stress tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh,
jantung gagal melakukan tugasnya sebagai pompa, dan akibat gagal jantung.
Gagal jantung kongestif adalah suatu keadaan pathofisiologis adanya kelainan
fungsi jantung berakibat jantung gagal mempertahankan darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai
peningkatan tekanan pengisisan ventrikel kiri
Etiologi
Secara umum penyebab decompensasi cordis disebabkan
1)
2)
3)
4)
5)
Disfungsi miocard
Beban tekanan berlebihan
Beban volume berlebihan
Peningkatan kebutuhan metabolic
Gangguan pengisian
6) Disritmia
7) Malfungsi katup
8) Abnormalitas otot jantung
9) Angina pectoris, berlanjut infark miocard akut, rupture miokard
Respon Terhadap kegagalan
1) Peningkatan tonus simpatis
Peningkatan sistem saraf simpatis yang mempengaruhi arteri vena jantung.
Akibatnya meningkatkan aliran balik vena ke jantung dan peningkatan kontraksi.
Tonus simpati membantu mempertahankan tekanan darah normal
2) Retensi air dan natrium
Bila ginjal mendeteksi adanya penurunan volume darah yang ada untuk filtrasi,
ginjal merespon dengan menahan natrium dann air dengan cara demikian
mencoba untuk meningkatkan volume darah central dan aliran balik vena
Pathofisiologis
Pada decompensasi cordis kanan, karena ketidakmampuan jantung kanan
mengakibatkan penimbunan darah dalam atrium kanan, vena cava dan sirkulasi besar.
Penimbunan darah di vena hepatica menyebabkan hepatomegali dan kemudian
menyebabkan terjadinya asites. penimbunan secara sistemik selain menimbulkan
edema juga meningkatkan tekanan vena jugularis dan pelebaran vena-vena yang
lainnya
Pada decompensasi cordis kiri, darah dari atrium kiri ke ventrikel kiri mengalami
hambatan, sehingga atrium kiri dilatasi dan hipertropi. Aliran darah dari paru ke
atrium kiri terbendung. Akibatnya tekanan dalam vena pulminalis, kapiler paru dan
arteri pulmonalis meninggi. Bendungan terjadi juga di paru-paru yang akan
mengakibatkan edema paru, sesak waktu bekerja atau waktu istirahat
Decompensasi cordis kiri dan kanan terjadi sebagai akibat kelanjutan dari
decompenasi cordis kiri. Setelah terjadi hipertensi pulmonal terjadi penimbunan darah
dalam vebtrikel kanan, selanjutnya terjadi decompensasi cordis kanan
Manifestasi Klinis
1) Decompensasi cordis kanan
a. Edema periorbital, edema presakral, asietas dan hydrothorak
b. Peningkatan tekanan vena jugularis
c. Gangguan gastrointestinal
d. Hepatomegali
e. Oliguri, nokturia
f. Hiponatremia, hipokalsemia, dan hipokalemia
2) Decompensasi cordis kiri
a. Sesak napas
b. Pernapasan chynestokes
c. Batuk-batuk
d. Sianosis
e. Ronkhi basah halus di daerah basal paru-paru
f. Keadaan lemah dan cepat lelah
Klasifikasi Gagal Jantung
Klasifikasi gagal jantung berdasarkan abnormalitas structural jantung atau
berdasarkan gejala berkaitan dengan kapasitas fungsional
Klasifikasi
gagal
jantung
menurut
gangguan
structural
atau
BTelah
terbentuk
penyakit
gagal
jantung,
tidak
tidak
menimbulkan
Stadium
CGagal
jantung
Pada dosis kecil 2,5 s/d 5 mg/kg akan merangsang alpha-adrenergik, betaadrenergik. Memperbaiki kontraktilitas curah jantung, dilatasi pembuluh darah
renal, serebral dan pembuluh darah koroner. Pada dosis maximal 10-20 md/kg
BB akan menyebabkan vasokontriksi dan meningkatkan beban kera jantung.
b. Dobutamin
Merangsang hanya betha adrenergic. Dosis mirip dopamine memperbaiki isi
sekuncup, curah jantung dengan sedikit vasokontriksi dan tachicardi
Tindakan-tindakan medis:
1) Dukungan mekanis ventrikel kiri dengan komterpulasi balon aortic/pompa PBIA.
Berfungsi untuk meningkatkan aliran koroner, memperbaiki isi sekuncup dan
mengurangi preload dan afterload ventrikel kiri.
2) Tahun 1970, dengan extracorponeal membrane oxygenation (ECMO). Alat ini
mengantikan fungsi jantung paru
Komplikasi
1)
2)
3)
4)
Asites
Hepatomegali
Edema paru
Hydrothoraks
Faktor Risiko
1) Hipertensi, hiperlipidemia
2) Perokok berat
3) DM, obesitas
4)
5)
6)
7)
8)
Pathofisiologi
Pada keadaan normal terjadi keseimbangan aliran darah koroner dengan kebutuhan
miocard. Akan tetapi terjadi kesalahan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
dengan kebutuhan oksigen miocard akibat dari penyempitan arteri coroner sehingga
suplai menuru dan akibat peningkatan kebutuhan oksigen atau keduanya terjadi
bersama-sama
Manifestasi Klinis
1) Angina pectoris
Angina pectoris adalah suatu syndrome klinis yang ditandai dengan episode atau
perasaan tertekann di depan dada akibat kurangnya aliran darah koroner,
menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat atau dengan kata lain,
suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat (Smeltzer dan Bare, 2002)
2) Payah jantung
kondisi saat otot jantung menjadi sangat lemah sehingga tidak bisa memompa
cukup darah ke seluruh tubuh pada tekanan yang tepat.
3) Infark miocard akut
kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan aliran darah koroner
miokard ( penyempitan atau sumbatan arteri koroner diakibatkan oleh
aterosklerosis atau penurunan alirah darah akibat syok atau pendarahan.
( carpenito L.J , 2000 )
4) Kematian mendadak
5) Aritmia
masalah pada jantung yang terjadi ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat,
terlalu lambat, atau tidak teratur.
c. Infark Miocard Akut
Pengertian
infark miokard aktif adalah kematian jaringan miokard diakibatkan oleh kerusakan
aliran darah koroner miokard ( penyempitan atau sumbatan arteri koroner diakibatkan
oleh aterosklerosis atau penurunan alirah darah akibat syok atau pendarahan.
( carpenito L.J , 2000 )
Etiologi
beberapa hal yang menimbulkan gangguan oksigenisasi tersebut diantaranya :
1) Berkurangnya suplai oksigen ke miokard
2) Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Faktor lainnya yaitu :
1) Sumbatan pada arteri koroner
2) Sirkulasi kolateral di dalam jantung
3) Penyebab lain : embolus
Pathofisiologi
Dalam jangka waktu 24 jam timbul oedem sel-sel terjadi respon peradangan yang
disertai infiltrasi leukosit. Infark miokardium akan menyebabkan fungsi entrikel
terganggu karena otot kehilangan daya kontraksi. Secara fungsional infark
miokardoium akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada daya kontraksi,
gerakan dinding abnormal, penurunan stroke volume,p engurangan ejeksi
peningkatan volume akhir sistolik dan penurunan voume akhir diastolik ventrikel.
Keadaan tersebut akan menyebabkan kegagalan jantung dalam memompa darah
( jatuh dalam dekompensasi kordis ) dan efek jantung ke belakang adalah terjadinya
akumulasi cairan yang menyebabkan terjadinya oedem paru-paru dengan manisfestasi
sesak nafas.
Manisfestasi klinis
Tanda dan gejala infark miokard ( TRIAGE ) adalah :
1. Klinis
a) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus menerus tidak mereda,
biasanya di atas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan
gejala utama.
b) Nyeri tersebut sangat sakit , seperti tertusuk tusuk yang dapat menjalar ke
bahu dan terus ke bawah menuju lengan ( biasanya lengan kiri )
c) Nyeri mulai spontan ( tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan
istirahat atau nitrogliserin.
d) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher
e) Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat,
pening atau kepala terasa melayang dan mual muntah.
2. Laboratorium
a) CPK-MB/CPK
Isoenzim yang ditemukan pada otot jantung meningkat antara 4-6 jam,
memuncak dalam 12-24 jam, kembali normal dalam 36-48 jam.
b) LDH/HBDH
Meningkat dalam 12-24 jam dan memakan waktu lama untuk kembali normal.
c) AST/SGOT
Meningkat ( kurang nyata / khusus ) terjadi dalam 6 12 jam, memuncak
dalam 24 jam, kembali normal dalam 3 atau 4 hari.
3. EKG
Perubahan EKG yang terjadi pada fase awal adanya gelombang T tinggi dan
simetris. Perubahan yang terjadi kemudian ialah adanya gelombang Q/QS yang
menandakan adanya nekrosis.
Secara umum serangan akut miokardiac infark ditandai oleh nyeri dada, sesak
nafas, gejala gastrointestinal, dan gejala lainnya berupa rasa pusing dan gejala akibat
emboli arteri ( misalnya stroke, iskemia ekstremitas ).
Penatalaksanaan
1) Nitrogliserin
Terutama untuk dilatasi arteria dan vena perifer dengan memperlancar distribusi
aliran darah koroner menuju daerah yang mengalami iskemia meliputi :
vasodilatasi pembuluh darah kolateralis.
2) Propanol ( inderal )
Suatu penghambat beta adrenergik, menghambat perkembangan iskemia dengan
menghambat secara selektif pengaruh susunan saraf simpatis terhadap jantung.
Rangsangan beta meningkatkan kecepatan denyut dan daya kontraksi jantung.
Propenol
menghambat
pengaruh-pengaruh
ini,
dengan
demikian
dapat
Penyebab hipertensi primer belum diketahui dengan pasti, namun ada beberapa
faktor yaitu :
a) Faktor keturunan
b) Ciri perseorangan
c) Kebiasaan hidup
2) Hipertensi sekunder
Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui sbb :
a) Penyakit ginjal: glomerulonefritis, piyelonefritis, nekrosis tubular akut, tumor.
b) Penyakit vascular aterosklerosis, hiperplasia, trombosis, aneurisma, emboli
kolesterol dan vaskulitis.
c) Kelainan endokrin: diabetes melitus, hipertiroidisme, hipotiroidisme.
d) Penyakit saraf: stroke, ensephalitis, syndrom gullian barr.
e) Obat-obatan : kontrasespsi oral, kortikosteroid.
Pathofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor pada medula diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
sympatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia sympati di thoraks dan abdomen. Ransangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang beregerak ke bawah melalui sistem saraf
sympatis ke ganglia sympatis.
Pada titik ini, neuron pre ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang
serabuit saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskan
norefinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap
rangsang vasokonstiktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norefinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Kriteria hipertensi
The join nation comitten on detection, evolution and treatmen of high blood
pleasure, suatu badan penelitian hipertensi di USA menentukan batasan yang
berebeda. Pada laporan tahun 1993 yang dikenal dengan sebutan JPC-V, tekanan pada
darah orang dewasa berumur 18 tahun diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 3.6. Kriteria penyakit hipertensi menurut JNC-V USA
No
Kriteria
Tekanan Darah
Sistolik
Diastolik
1.
2.
3.
Normal
<130
130-139
85-89
140-159
160-179
180-209
90-99
100-109
110-119
Hipertensi
Derajat 1 : ringan (mild)
Derajat 2 : sedang (moderate)
Derajat 3 : berat (severel)
Derajat 4 : sangat berat (very severe)
210
<85
120
Sakit kepala.
Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.
Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh.
Berdebar atau detak jantung terasa cepat.
Telinga berdenging.
Pemeriksaan Penunjang
1) Laboratorium
a) Albuminuria pada hipertensi karena kelaian Parenkim Ginjal.
b) Kreatinin serum BUN meningkat pada hipertensi karena pareh/dm ginjal
dengan gagal ginjal akut.
c) Darah perifer lengkap.
d) Kimia darah (kalium, natrium, kretinin, gula darah puasa).
2) EKG
a) Hipertropi ventrikel kiri.
b) Ischemi/Infark miocard.
c) Peninggian gelombang P.
d) Gangguan konduksi.
3) Rountgen Foto
a) Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada kwartasio dari aorta.
b) Pembendungan, lebarnya paru.
c) Hipertropi parenkim ginjal.
d) Hipertropi vascular ginjal.
e)
Penatalaksanaan Medis
a)
b)
c)
d)
1)
Terapi Oksigen.
Pemantauan Hemodinamik.
Pemantauan Jantung.
Obat-obatan:
Diuretik:Chlorthalidon, Hydrornox, Lasix, Aldactone,Dyrenium Diuretic bekerja
melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi curah jantung dengan mendorong
e. Aritmia Kordis
Aritmia kordis sering terdapat pada usia lanjut. Pada penderita usia lanjut biasanya
terdapat banyak problem metabolik dan banyak mendapat obat yang dapay
menyebabkan gangguan irama jantung.
Aritmia kordis dapat digolongkan menjadi takhiaritmia dan bradiaritmia kordis.
Takhiaritmia dapat disebabkan peninggian automatisitas, mekanisme re-entry,
triggreed activity dan gabungan penyebabnya. Takhiaritmia yang sering dijumpai
pada usia lanjut adalah sinus takhikardi, SVES, SVT, fibrilasi atrium, VES dan VT.
1) Sinus Takhikardi
Sinus takhikardi merupakan respon fisiologik suatu kelainan patologik yang
sering dijumpai pada usia lanjut, misalnya; rasa nyeri, demam, anemia, dehidrasi,
dll.
Penyebab;
a) Demam, Kehilangan darah akut, Anemia, shock, latihan.
b) Gagal jantung kongestif (CHF).
c) Nyeri.
d) Keadaan hipermetabolik, kecemasan.
e) simpatomimetika atau pengobatan parasimpatolitik.
Karakteristik sinus takhikardi:
1. Frekuensi: 100-180 denyut per menit
2. Gelombang P: mendahului setiap kompleks QRS, dapat
tenggelam dalam gelombang T yang mendahuluinya, interval
PR normal.
3. Kompleks QRS: biasanya mempunyai durasi normal.
4. Hantaran: biasanya normal
5. Irama: reguler
Penatalaksanaan
1. Penanganan
penyebab.
biasanya
diarahkan
untuk
menghilangkan
2. Propanolol
(inderal)
dapat
dipakai
untuk
menurunkan
tidak
terkoordinasi),
biasanya
berhubungan
dengan
350-600
denyut/menit,
respon
ventrikuler
irama
dapat
diakibatkan
oleh
perbedaan
3) Ventrikel takhikardi
Distritmia ini disebabkan oleh peningkatan iritabilitas miokard,
seperti pada PVC penyakit ini biasanya berhubungan dengan
penyakit arteri koroner dan terjadi sebelum fibrilasi ventrikel.
Takhikardi ventrikel sangat berbahaya dan harus di anggap
sebagai keadaan gawat darurat. Pasien biasanya sadar akan
adanya irama cepat ini dan sangat cemas.
karakteristik
1. Frekuensi : 150-200 x/menit
2. Gelombang P: biasanya tenggelam dalam kompleks QRS, bila
terlihat tidak selalu mempunyai pola yang sesuai dengan QRS.
Kontraksi ventrikel tidak berhubungan dengan kontraksi atrium.
3. Komplek QRS: mempunyai konfigurasi yang sama dengan
konfigurasi PVC, lebar dan aneh, dengan gelombang T terbalik.
Denyut
ventrikel
menghasilkan
dapat
denyut
bergabung
gabungan
dengan
dengan
QRS
QRS
normal
normal
. pernapasan meningkat
d.) Pemeriksaan eview of system [ ROS]
1.) Sistem penapasan [B1 : Beating ]
Dapat ditemukan sesak napas waktu beraktivitas .
2. Sistem sirkulasi [B2 : Bleeding ]
Kaji jantung , frekuensi nadi apikal , sirkulasi perife ,warna dan kehangatan ,
periksa adanya distensi vena jugulais .
3.) Sistem persarafan [B3 : Bain ]
Kaji adanya hilangnya gerakan / sensasi , spasme, otot , telihat , kelemahan ,/
hilang fungsi .
4.) Sistem perkemihan[ B 4 :Blede]
Perubahan pola perkemihan , seperti , inkontinensial urin , di suria , distensi ,
kandung kemih , warna dan bau urin , dan kebersihannya
5.) Sistem perencenaan[ B5 . Bowel ]
Konstipasi , konsisten feses, frekuensi , eliminasi , auskultasi bising usus ,
anoeksia , adanya distensi abdomen , nyeri tekan abdomen .
6.) Sistem Muskuloskeletal[ B6 : Bone ]
Nyeri berat tiba tiba /, mungkin telokalikasi kan pada area jaringan, dapat
berkurang pada mobilitas , kontaktu , atrofi otot, laserasi .
8. Pola fungsi kesehatan
a. pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
b. pola nutrisi
c. pola eliminasi
d.pola tidur dan istirahat
e. pola aktivitas dan istirahat
f. pola hubungan dan peran
g pola sensori dan kognitif
h. pola persepsi dan konsep diri
i. Pola seksual dan reproduksi
j. pola mekanisme atau penanggulangan stress dan koping.
k.pola tata nilai dan kepecayaan .fyui
2. Diagnosa keperawatan
NO
(1)
1.
DIAGNOSA
PERANCANAAN
KEPERAWATAN
(2)
(3)
Penurunan cardiac output b / Setelah
(4)
dilakukan perawatan jantung
afterload
Intervensi
keperawatan
kontraktilitas
pencetusnya nyeri
- TD dalam rentang
normal
-lakukan
penilaian
komprensif
terhadap
hipotensi
- monitor status
menunjukkan - monitor vital sign
peningkattan
toleansi
terhadap aktivitas.
2.
darah
coroner
, asuhan
klien
melaporkan cepat .
Mengontrol
nyeri , durasi .
meningkat,
klien
keringat mengetahui
Berikan
dukungan
onset terhadap
nyeri,mampu
klien
dan
keluarga .
menggunakan
teknik
sendii
pencegahan -
nyeri .
Modifikasi
tindakan
nyeri .
untuk
mencai
Pemberian analgetik
pertolongan .
- Evaluasi efektivitas
.
Klien
mengenal
mampu
skala
keseimbangan
ventilasi
perfusi dilakukanasuhan
CO
kelelahan .
takhikardi
, kan
pertukaran
Monitor
kan
posisi
pemberian oksigen .
Intoleransi aktivitas b/ d
ketidakseimbangan
Manajemen Energi :
antara Setelah
dilakukan
ditandai
- tentukan keterbatasan
kepeawatan aktivitas .
dengan
klien dapat
tentukan
penyebab
menunjukkan aktivitas .
kelelahan .
normal .
Batasi
stimulus
lingkungan .
-Melaporkan
peningkatan
5.
aktivitas
hari nya .
Kelebihan volume cairan b/d Setelah dilakukan
Manajemen Cairan
mekanisme
(Fluid Management):
BB
edema,
distensi
- Monitor
jugularis,
dispneu,
nafas dalam
beratbadan tiba-tiba.
- Monitot bunyi paru:
pendek,
abnormal
suara
(rales
tubuh
(Fluid
bebas
dari
peningkatan
edema.
- BB stabil.
tentukan adanya
oortopneu dan
keparahannya.
Klien
adanya
6.
melaporkan
kemudahan
dalam bernafas.
Setelah
dilakukan Menurunkan Kecemasan
asuhan
ditandai dengan
produktivitas berkurang,
tua
klien
mampu
mengontrol
cemas
(Anxiety
dengan kriteria:
Gunakan
ketenangan
Control), -
Jelaskan
seluruh
prosedur
Klien
dapat
tindakan
kepada
klien
dan
merencanakan strategi
muncul
berkonsentrasi.
melakukan tindakan.
Klien
dapat -
pada
Berusaha
saat
memahami
mempertahankan
keadaan
penampilan peran.
Klien
klien
situasi
melaporkan
Kurang
pengetahuan
sensori.
b/d Setelah
ditandai
klien
adanya
banyak
persepsi
dilakukan Pendidikan
keperawatan Proses
mengungkapkan klien:Mempunyai
masalah,
bertanya
perilaku Proses
pengetahuanklien
Disease
berhubungan
denganproses
(Knowledge
Menjelaskan
penyakit.
perawatan
Mandi/Kebersihan
tingkat
Penyakit
diri: Setelah
b/d asuhan
penyakit
yangspesifik.
- Jelaskan tanda-tanda
dan
gejala
yang
penyakit.
Defisit
Disease
Process)
- Mengenal nama
8.
penyakit
tentang - Kaji
klien Pengetahuan
tidak sesuai.
kesehatan;
proses
biasanyamuncul.
- Jelaskan tentang proses
penyakit.
dilakukan Bantu Perawatan Diri
keperawatan (Self Care Assistance):
kelemahan, adanya
gangguan
neurovaskuler dapat
ditandai
dengan
menunjukkan
mengatakan
bantu.
ketidakmampuan
dalam
Sehari-hari: Mandi
dengan kriteria:
Klien menerima
dalam
bantuan atau
perawatan
suhu
mandiri.
air
mandi
mendapatkan
reguler,
peralatan
secara
pemberi perawatan
jika diperlukan.
Klien
mandi.
mengungkapkan
secara
verbal kepuasan
tentang kebersihan
tubuh dan hygiene
mulut.
-
Klien
mempertahankan
mobilitas
yang
diperlukan untuk ke
kamar
mandidan
menyediakan
9.
Defisit
perawatan
berpakaian/berhias
perlengkapan mandi.
diri: Setelah
dilakukan Bantu Perawatan Diri:
b/d tindakan
keperawatan (Self
Care
Assistance:
nyeri
ditandai dapat
ketidakmampuan
dalam
mengenakan
atau
pakaian
memilih
Sehari-hari:
berpakaian
kriteria:
2. Klien
dalam
melakukanperawatan diri
mengungkapkan
bawah,
pakaian
kemampuan fungsi.
kepuasan
dan
dalam
berpakaian
mengambil pakaian.
secara mandiri.
dan
menata rambut.
3. Klien
dapat
berpakaian
dan
menyisir
10.
rambut
terhadap
perlengkapan
alat-alat
untuk
kebersihan
diri,
secara mandiri.
Defisit perawatan diri makan Setelah
dilakukan Bantu Perawatan Diri
b/d
kelelahan
dan tindakan
kelemahan, adanya
ditandai
dengan
mengatakan
klien dapat
menunjukkan
ketidakmampuan
menyuap
Defisit
perawatan
kepuasan
diri: Setelah
dengan
mengatakan
ketidakmampuan
11.
kemampuan fungsi.
- Pantau kemampuan klien
dalam
perawatan
melakukan
diri
secara
mandiri.
menunjukkan
Sehari-hari: Toileting
kemampuan
dengan kriteria:
dalam
Klien
menerima
fungsi.
melakukan
perawatan
perawatan.
mandiri.
Klien
kebutuhan
diri
secara
akan
bantuan
untuk
toileting.
- Klien mampu untuk
pergi atau keluar dari
toilet.
-
Klien
mampu
membersihkan
diri
setelah toileting.
4. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan: Pemurunan Cardiac Output
a. Klien menunjukkan TD dan Nadi dalam rentang normal.
b. Klien peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
c. Klien tidak menunjukkan adanya disetensi vena jugularis, disritmia, bunyi jantung
abnormal, angina, edema perifer atau edema paru dan diaporesis.
Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
a. Klien menunjukkan kemampuan menggunakan tehnik non farmakologi untuk
b.
c.
d.
e.
f.