Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehat adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik,
intelektual dan emosionalyang optimal dari seseorang dan perkembangan tersebut
berjalan selaras dengan keadaan orang lain. Menurut WHO (1947) yang dikatakan
sehat adalah suatu keadaan yang lengkap meliputi kesejahteraan fisik, mental dan
sosial bukan semata-mata bebas dari penyakit atau kelemahan. Dalam konsep
sehat tersebut diharapkan adanya keseimbangan yang serasi dalam interaksi antara
manusia dan mahkluk hidup lain dengan lingkungannya. Sebagai konsekuensi dari
konsep WHO tersebut, maka yang dikatakan manusia sehat adalah tidak sakit,
tidak cacat, tidak lemah, bahagia secara rohani, sejahtera secara sosial, dan fit
secara jasmani. Hal tersebut sangat ideal dan sulit dicapai karena salah satu faktor
penentunya adalah faktor lingkungan yang sulit untuk dikendalikan. Sakit adalah
suatu keadaan yang memperlihatkan adanya keluhan dan gejala sakit secara
subjektif dan objektif, sehingga penderita tersebut memerlukan pengobatan untuk
mengembalikan dirinya ke keadaan sehat, (Iqbal, 2009).
Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan
sistol mengalami kenaikan yang melebihi batas normal (tekanan sistol diatas 140
mmHg, diastole 90 mmHg). Berdasarkan tinggi rendahnya diastolik maka
terdapat beberapa gradasi tekanan darah tinggi yang meliputi hipertensi berat
apabila diastole lebih besar dari 130 mmHg, hipertensi sedang apabila tekanan
diastol 105 sampai 129 mmHg, hipertensi ringan apabila tekanan diastole 90
sampai 104 mmHg.
Hipertensi merupakan
faktor
risiko
utama
penyakit-penyakit
besar klien yang memiliki penyakit hipertensi akibat kurang patuh terhadap diet
yang diberikan sehingga penyakit hipertensi sering kambuh (Rosyid, 2011).
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau
seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak,
baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga
(Suprajitno, 2004). Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan.
Kemudian membagi lima tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus
dilakukan yaitu mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya dengan perubahan
sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka dapat mengambil keputusan untuk
melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga (Setiadi, 2008).
Tugas tersebut merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencapai
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan
siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk
menentukan tindakan keluarga maka segera dikurangi atau bahkan teratasi.
Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga memilikikemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau pelayanan kesehatan untuk
pertolongan tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga dengan hubungan timbal balik antara
keluarga dan lembaga kesehatan pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada
(Setiadi, 2008).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada Tn.S dengan
hipertensi pada Ny.C
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Ny. Dengan Hipertensi pada
b.
c.
d.
e.
keluarga Tn. S
Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny.C
Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada Ny.C
Mampu melakukan implementasi pada Ny.C
Mampu melakukan evaluasi pada Ny.C
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KELUARGA
a) Pengertian
Menurut Burges,dkk (1996), membuat definisi tentang keluarga yang
berorientasi pada tradisidan digunakan sebagai referensi secara luas:
1. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan
perkawinan,darah dan ikatan adopsi.
2. Para anggota keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu
rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap
menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka.
3. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
dalam peran-peran social keluarga seperti suami- isteri,ayah dan ibu,
anak laki-laki dan anak perempuan,saudara dan saudari.
4. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur
yang diambil dari masyarakat dengan beberapa cirri unik tersendiri.
Dapat disimpulkan bahwa,keluarga adalah dua orang atau lebih yang
disatukan oeh ikatan-ikatan kebersamaan emosional dan yang
mengidentifikasikan diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
B. STRUKTUR KELUARGA
1. Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalalm beberapa
genersi dimana hubugan itu disusun melalui jalur garis ayah.
2. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam beberapa generasi
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal
Sepasang suami isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah isteri.
4. Patrilokal
Sepasang suami- isteri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
5. Keluarga kawinan
Hubungan suami-isteri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karna adanya
hubungan dengan suami atau isteri.
C. Tipe dan Bentuk keluarga
1. Keluarga inti/ nuclear family: Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak.
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI
A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten di mana tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (Smeltzer dan Bare, 2002 :
896).
Hipertensi adalah tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan
diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya. Mempunyai rentang dari tekanan
darah normal tinggi sampai hipertensi maligna (Doengoes, 2000 : 39).
B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu :
1. Hipertensi essensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui
penyebabnya disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95 %
kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya seperti genetik, lingkungan,
hiperaktifitas susunan saraf simpatis, sistem renin angiotensin, defek
dalam ekskresi Na, peningkatan Na dan Ca interseluler, dan faktor-faktor
yang risiko seperti obesitas, alkohol, merokok.
2. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal, penyebab spesifiknya diketahui
seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskuler renal,
hipertensi aldosteronisme primer, dan sindrom chusing, feokromositoma,
koarkfasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan dan lainlain (Mansjoer, Arif dkk, 2001).
C. Manifestasi Klinis
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala. Bila
demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata, otot
atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala, epistaksis,
mara, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, mata berkunangkunang, dan pusing (Mansjoer, Arif dkk, 2001).
Pada pemeriksaan fisik mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tiinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah dan
pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus).
ginjal,
menyebabkan
pelepasan
renin.
Renin
merangsang
pembentukan
morbiditas
dan
mortalitas
penyerta
dengan
mencapai
dan
dan penerimaan serta kepatuhan pasien. Dua kelompok obat tersedia dalam terapi
pilihan pertama, diuretik dan penyekat beta. Apabila pasien dengan hipertensi
riingan sudah terkontrol selama setahun terapid apat diturunkan. Agar pasien
mematuhi regimen terapi yang diresepkan, maka harus dicegah pemberian jadwal
terapi obat-obatan yang rumit.
(Smeltzer, S.C dan Bare, 2001).
F. Komplikasi
1. Perdarahan retina.
2. Gagal jantung kongestif.
3. Insufisiensi ginjal.
4. CVA (cerebro vaskuler accident).
(Smeltzer, S.C & Bare, 2001 : 907)
G. Pathway (Terlampir)
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain atau mencari
penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisa, darah perifer lengkap, kimia
darah(kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol total, kolesterol
HDL, dan EKG).
Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti klirens kreatinin,
protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH, dan ekokardiografi.
I. Fokus Pengkajian dan Fokus Intervensi (Doengoes, M.E 2000)
1. Fokus pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala
:
Kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
monoton.
Tanda
jantung, takipneu
b. Sirkulasi
Gejala :
Riwayat
hipertensi,
aterosklerosis,
penyakit
jantung
Gejala :
Riwayat
perusahaan
keperibadian,
ansietas,
depresi,
Gejala :
Tanda :
i. Keamanan
Gejala :
tanda-tanda
dan
gejala-gejala
penurunan curahjantung.
KH
:
- Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD atau beban kerja
-
jantung.
Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima.
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang
normal pasien.
Intervensi :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pantau TD, ukur pada kedua tangan atau paha untuk evaluasi awal.
Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer.
Auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas.
Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler.
Catat edema umum atau tertentu.
Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas atau keributan
lingkungan.
diukur.
Menunjukkan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi aktivitas.
Intervensi :
1. Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatikan frekuensi nadi
lebih dari 20 kali permenit di atas frekuensi istirahat.
2. Instruksikasn pasien tentang tehnik penghematan energi, misal
menggunakan kursi saat mandi, duduk saat menyisir.
3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri
bertahap jika dapat ditoleransi.
4. Berikan bantuan sesuai kebutuhan.
c. Nyeri kepala (pusing) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskular
cerebral.
KH
:
- Melaporkan nyeri atau ketidaknyamanan hilang atau terkontrol.
- Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan.
- Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.
Intervensi :
1. Mempertahanakn tirah baring selama fase akut.
2. Berikan tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit
kepala,misal : kompres dingin pada dahi, tehnik relaksasi.
3. Hilangkan atau minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat
meningkatkan sakit kepala, misal : mengejan saat BAB, batuk
panjang, membungkuk.
4. Bantuan pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
5. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila
terjadi perdarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan
untuk menghentikan perdarahan.
Intervensi :
1. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku.
spesifik
dan
pengobatan.
Mengidentifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi
Intervensi :
1. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar.
2. Tetapkan dan nyatakan batas TD normal, jelaskan tentang hipertensi
dan efeknya pada jantung, pembuluh darah, ginjal dan otak.
3. Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor
resiko
BAB III
ASKEP KELUARGA KASUS
A. DATA UMUM
1. Nama KK
2. Umur
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Alamat
No.
Hubungan
Umur
: Tn. S
: 55 tahun
: SMP
: Tani
: desa manembo manembo atas
L/P
dengan KK
Status
Pendidika
Pekerjaa
Keteranga
Perkawina
n imunisasi
1.
Carolina
52
n
Kawin
SMP
IRT
Lengkap
2.
Tulandi
Septi
tahun
22
Kawin
SMA
Swasta
Lengkap
Ombeng
tahun
6. Genogram
Keterangan
= Klien
= Tinggal serumah
7. Tipe keluarga
Keluarga Tn. S termasuk tipe keluarga inti. Keluarga Tn. S terdiri dari
Tn. S sebagai kepala keluarga, Ny. C istri dan Sdri. S anak.
8. Budaya
Tn. S dan Ny. C keduanya dari suku minahasa. Bahasa yang digunakan
dalam keseharian adalah dialek manado. Dalam keluarga Tn. S tidak
ada pantangan atau kebiasaan yang mengikat, terutama kaitannya
dengan kesehatan.
9. Kegiatan keagamaan rutin di rumah
Keluarga Tn. S beragama Kristen protestan, serta taat dalam
menjalankan ibadah. Keluarga Tn. S menganggap bahwa agama adalah
keyakinan akan adanya Tuhan sebagai hambaNya harus mengabdi
dengan menjalankan perintah dan menjauhi laranganNya. Keyakinan
yang dianut dalam keluarga Tn. S tidak ada yang bertentangan dengan
kesehatan.
10. Status sosial ekonomi keluarga
Tn. S bekerja sebagai Tani dengan penghasilan per bulan Rp. 200.000
Rp. 300.000. sedangkan istri hanya mengurus pekerjaan sehari-ari
dirumah. Dari pendapatan tersebut keluarga Tn. S menggunakannya
untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan kondisi yang
sekucupnya Tn. S tidak mampu untuk menabung serta tidak ada
jaminan atau asuransi kesehatan.
11. Aktifitas rekreasi dan waktu luang keluarga
Aktifitas rekreasi yangbiasa dilakukan keluarga Tn. S adalah hanya
menonton tv bersama anak dan keluarganya. Untuk rekreasi yang
dilakukan diluar rumah, keluarga Tn. S tidak pernah melakukannya.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahapan perkembangan keluarga saat ini
Saat ini keluarga Tn. S berada pada tahap keluarga menjelang lansia.
Hal ini didukung dengan data semua anak keluarga Tn. S yang sudah
menikah dan memiliki cucu.
2. Tugas tahapan perembangan yang belum terpenuhi
Tugas tahapan perkembangan yang belum terpenuhi adalah membantu
anak untuk mandiri sebagai keluarga baru dimasyarakat.
u
Toilet
Dapur
Kamar
tidur
Kamar
tidur
s
Ruang
sambil
Ny.
mengerjakan
pekerjaan
rumahnya.
2. Struktur kekuatan keluarga
Tn. S sebagai kepala keluarga berperan sebagai pengambil
keputusan, meskipun tetap lewat musyawarah keluarga.
3. Struktur peran
Tn. S berperan sebagai kepala keluarga masih aktif bekerja
mencari nafkah untuk menghidupi keluarga. Ny. C berperan
sebagai istri, Sdri. S sebagai anak bungsu yang masih tinggal
dengan kedua orangtuanya.
4. Nilai dan Norma budaya
terjalin
baik.
Antar
anggota
keluarga
saling
1. Kondisi Umum
Fungsi
penglihatan
masih
baik,
Kedua
telinga
simetris,
masih
bisa
DATA
DO:
- TD: 150.90 mmHg
- N: 85 x/mnt
DS:
- Ny.
C
memiliki
-
riwayat hipertensi.
Tn. S mengatakan Ny.
C tidak rutin minum
obat
pengontrol
tekanan darah.
Tn. S mengatakan
kebiasaan
akan
keluarga
berobat
ke
pelayanan kesehatan
jika dirasa sakitnya
PROBLEM
ETIOLOGI
Resiko
tinggi ketidakmampua
terhadap
keluarga
ketidakpatuhan
mengenal
masalah
pengobatan yang
diperlukan pada
hipertensi.
berat.
K. Diagnosa Keperawatan dan Skoring Masalah
a. Resiko tinggi terhadap ketidakpatuhan
berhubungan
dengan
KRITERIA
SKOR
Sifat masalah: ancaman 2/3
PEMBENARAN
Ny. C sering merasa sakit
kesehatan
2.
Kemungkinan
berat sakitnya.
Dengan adanya bantuan serta
masalah 2
pengobatan
gratis
puskesmas,
Ny.
dari
Cdapat
secara rutin.
Keluarga mengetahui Ny. C
4.
dicegah: tinggi
Menonjolnya masalah: 0
menderita hipertensi
Keluarga ke puskesmas hanya
tidak dirasakan
TOTAL SKOR
L. Prioritas Masalah
a. Risiko tinggi
3 1/2
terhadap
ketidakpatuhan
berhubungan
dengan
No. Diagnosa
1.
Tujuan
dan Intervensi
Keperawatan
Kriteria Hasil
DO:
Diharapakan
- TD: 150.90
keluarga
Tn.
S
mmHg
khususnya Ny. C
- N:
85
akan
rutin
x/mnt
DS:
memeriksakan
- Ny.
C
tekanan darahnya ke
memiliki
puskesmas terdekat.
riwayat
Dengan
kriteria
-
hipertensi.
hasil:
Tn.
S - Menyatakan
mengatakan
pemahaman
Ny. C tidak
tentang
rutin minum
penyakit
obat
regimen
pengontrol
tekanan
1. Kaji
Jam
Implementasi
Evaluasi
03/8/1
1. Mengkaji
S:
Keluarga Tn. S terlebih
kesiapan dan 6
10.00
hambatan
kesiapan
dalam
belajar
sudah
nyatakan
untuk
TD
jelaskan
pengobatan.
Mengidentifikasi
pada
dan
normal,
dan
hambatan dalam
tentang
hipertensi
dan efeknya
pada
memahami
mengerti
keluarga Tn. S
Hasil: keluarga pentingnya
belajar.
2. Tetapkan
batas
proses
dan
10.15
dan
tentang
mengontrol
darah
ke
merubah puskesmas.
O:
konsep
- Keluarga Tn. S
pemikiran
tampak
tentang
memahami
dan
kesehatan
mengerti dengan
mereka
penjelasan
dan
khususnya Ny. C
edukasi
yang
2. Menetapkan dan
diberikan.
menyatakan
darah.
Tn.
mengatakan
kebiasaan
samping
obat
dan
kemungkinan
komplikasi yang
keluarga
perlu
akan
berobat
efek
ke -
diperhatikan.
Mempertahankan
batas
pembuluh
normal, jelaskan
posyandu
darah, ginjal
tentang
mahasiswa
dan
tim
dari
dan otak.
3. Bantu pasien
efeknya
mengidentifi
TD
kesehatan
parameter
faktor resiko
jika
normal.
kardiovaskul
kasi faktor-
yang
TD
hipertensi
dalam
pelayanan
dirasa
dalam
jantung,
dan
pada
Ny. C datang ke
ketika
puskesmas
jantung,
melakukan
pembuluh darah,
pelayanan
pengobatan gratis.
Tn. S khususnya
10.30
sakitnya
er
Ny. C mengerti
berat.
dapat
dengan
diubah.
penjelasan yang
diberikan.
3. Membantu
pasien
dalam
mengidentifikasi
faktor-faktor
resiko
kardiovaskuler
dan
A: Masalah teratasi.
P: Intervensi dihentikan.
yang
dapat
diubah.
Hasil: Keluarga
Tn. S khususnya
Ny.C memahami
dan
mengerti