Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
B. Masalah
Permasalahan yang ada :
1. Berdasarkan Global Water Supply and
Sanitation Assesment 2013 Report
menyatakan terdapat 74 juta orang di
dunia
yang
masih
belum
mendapatkan akses terhadap air
bersih, 1 milyar orang menggunakan
sumber
air
minum
yang
terkontaminasi dan 1 milyar orang
melakukan
buang
air
besar
sembarangan.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
F. Metode Pelaksanaan
Melakukan pendataan jumlah dan jenis
sarana air bersih dan pengguna sarana air
bersih
Pendataan dilakukan dengan mengambil
data yang dilakukan oleh ketua RT yang
kemudian dilaporkan ketua RW kemudian
dikumpulkan disetiap desa pada akhir
tahun 2015
Pemeriksaan/inspeksi sarana air bersih.
Tidak terdapat catatan tertulis tentang cara
pemeriksaan sarana air bersih
Pengambilan sampel air
Pengambilan sampel air dilakukan setelah
sarana air bersih telah memenuhi syarat
tingkat pencemaran rendah dan dilakukan
paling tidak 1x/tahun untuk semua sumur
umum. Untuk sumur pompa, sampel
diambil setelah 5 menit air keluar, untuk
sumur gali, sampel diambil dengan
kedalaman 20 cm di bawah permukaan air,
dan untuk PAM, sampel diambil setelah 2
menit air keluar. Untuk pemeriksaan fisik
jumlah air yang diambil sebanyak 2 liter,
untuk pemeriksaan kimia jumlah air yang
diambil sebanyak 5 liter, dan untuk
pemeriksaan
bakteriologis
wadah
penampungan harus steril dan bisa
disterilkan dengan jumlah air yang diambil
sebanyak 100 ml, kemudian diberi etiket
dan dikirim ke laboratorium.
Jumlah sarana air bersih dengan
pemeriksaan bakteriologis yang memenuhi
syarat kesehatan.
Masalah dari unsur lain (penyebab)
Kualitas
bakteriologis
ditentukan
berdasarkan
hasil
pemeriksaan
laboratorium
kesehatan
masyarakat,
kemudian ditetapkan sesuai standar
kualitas air bersih terhadap kandungan
bakteriologis sesuai dengan Permenkes
416 tahun 1990.
Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan
Data kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh petugas lapangan dimasukkan ke
dalam format pencatatan pengawasan air
bersih (register dan formulir lain yang
diperlukan)
seterusnya
membuat
penyajian/visualisasi data dalam bentuk
peta, grafik atau tabel yang diperbaharui
secara periodik (bulanan, triwulan dan
tahunan).
Pelaporan
Puskesmas yang melaksanakan kegiatan
ini
melaporkannya
kepada
Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai format
yang telah ada.
G. Perumusan Masalah
Dari pembahasan hasil evaluasi program
pengawasan sarana air bersih di
Puskesmas Wanakerta periode Juli 2016
sampai dengan Juni 2016, terlihat
beberapa masalah:
Masalah
sebenarnya
(
menurut
keluaran)
Cakupan
jumlah
rumah
yang
menggunakan air bersih dengan besar
masalah 60,4%.
- Cakupan inspeksi sarana air bersih
dengan besar masalah 46,7%.
- Cakupan pengambilan sampel air
terhadap sarana air bersih yang diinspeksi
dengan besar masalah 99,44%.
- Belum dilakukannya pemeriksaan
kualitas bakteriologis pada sampel air
bersih.
Masukan
6.1.1
Tenaga
Hanya terdapat satu tenaga yang
merangkap sebagai koordinator dan
pelaksana program yang terampil di
bidangnya
Dana
Tidak ada dana untuk melakukan
pemeriksaan laboratorium air bersih untuk
menilai kualitas air.
Sarana (Material)
Tidak lengkapnya sarana yang digunakan
untuk membantu program pengawasan
sarana air bersih, seperti tidak adanya
sanitarian kit, formulir pengiriman sampel
dan tas / kotak pengepakan botol untuk
pemeriksaan kualitas air.
Metode
Pengambilan
sampel
air
untuk
pemeriksaan kimia dan bakteriologis tidak
dilakukan.
Proses
Koordinator dan pelaksana sama, sehingga
kurangnya
tenaga
kerja
dapat
memengaruhi kuantitas sarana air bersih
yang
diperiksa,
maupun
kualitas
pemeriksaan.
Pelaksanaan program tidak disertai jadwal
serta yang tetap setiap bulannya, sehingga
memengaruhi jumlah kuantitas sarana air
bersih yang diperiksa.
H. Penyelesaian masalah
- Membuat rencana tertulis meliputi siapa
yang melakukan, dimana tempat kegiatan
dilakukan, kapan kegiatan dilakukan dan
bagaimana
cara
melakukan
untuk
menjalankan setiap kegiatan pengawasan
air bersih yang dilakukan di Puskesmas
Wanakerta
- Membuat susunan organisasi untuk
program pengawasan sarana air bersih
mulai dari penanggung jawab program
sampai pelaksana program beserta
anggota-anggotanya agar kegiatan dapat
berjalan efektif dan efesien
- Melakukan pemberdayaan masyarakat
dengan cara membentuk POKMAIR di
setiap desa
Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program yang
telah dilakukan maka dapat disimpulkan
Program cakupan sarana air bersih di
Puskesmas Wanakerta periode Juli 2015
sampai dengan Juni 2016 dikatakan tidak
berhasil karena masih belum tercapainya
dengan tolak ukur yang sudah ditentukan.
Dari hasil kegiatan program, didapatkan :
Cakupan
jumlah
rumah yang menggunakan SAB 31,33 %
dari target 80% dengan besar masalah
60,4%
Cakupan inspeksi
SAB 76,13 % dari target 80% dengan
masalah sebesar 4,4%.
Cakupan
pengambilan sampel air 0,45 % dengan
masalah sebesar 99,44%
Saran
3
4
Daftar Pustaka
1
Departemen
Kesehatan
Republik
Indonesia. Penyakit yang Ditularkan
Melalui Air. Jakarta : Depkes RI, 2007
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.
Pedoman Instrumen Penilaian Kinerja
Puskesmas Provinsi Jawa Barat. Cetakan I.
Jawa Barat. 2006
WHO/UNICEF. Global Water Supply and
Sanitation
Assessment
2013
Report.Geneva. 2013.
Trihono, Laporan Hasil Riset Kesehatan
Dasar (RISKESDAS) Nasional 2013.
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Diunduh tanggal 25 September
2013
dari:
http://www.kesehatan.kebumenkab.go.id/d
ata/lapriskesdas.pdf