Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2015
MAHABARATA
1. SETIO BUDI
2. BRIAN RIDHLO ADILA
3. M. RIZALDI KRESNA R.
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
DISUSUN OLEH :
SETIO BUDI
BRIAN RIDHLO ADILA
M. RIZALDI KRESNA R.
21010112130043
21010112130057
21010112120036
iii
Nama Tim
Nama Perguruan Tinggi
Alamat Perguruan Tinggi
Telepon
Faksimile
E-Mail
: MAHABARATA
: Universitas Diponegoro
: Jl. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang,
Semarang 50239, Indonesia
: 024 7474770
: 024 7460060
: sipil@undip.ac.id
Dosen Pembimbing
Nama Lengkap
NIP
Jurusan/Prodi
Alamat Rumah
Telepon/Faksimile/HP
Mahasiswa 1
Nama Lengkap
NIM
Jurusan/Prodi
Alamat Rumah
Telepon/Faksimile/HP
: Setio Budi
: 21010112130043
: S1 Teknik Sipil
: Desa Karanggede 01/03, Mirit, Kebumen
: 087837815789
Mahasiswa 2
Nama Lengkap
NIM
Jurusan/Prodi
Alamat Rumah
Telepon/Faksimile/HP
Mahasiswa 3
Nama Lengkap
NIM
Jurusan/Prodi
Alamat Rumah
Telepon/Faksimile/HP
: M. Rizaldi Kresna
: 21010112120036
: S1 Teknik Sipil
: Jl. Bukit Flamboyan No. 1, Semarang
: 085726951199
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami selaku penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dilaksanakan oleh
penyusun untuk dapat mengikuti Lomba Perkerasan Jalan Tingkat Nasional CBR
UNILA 2015.
Dalam setiap proses penyusunan makalah ini kami telah menerima bimbingan dari
berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, penyusun ingin mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Bagus Hario Setiadji, Ir. MT. selaku dosen pembimbing,
2. Rama PD, Mas Nur, Mas Mus, dan Pak Yeni selaku asisten Laboratorium
Transportasi, serta
3.Bebagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu
atas koreksi, saran, dan bantuannya selama proses penyusunan makalah ini. Serta
kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan
ketidaksempurnaan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari rekan mahasiswa khususnya dan
para pembaca pada umumnya, agar kedepannya akan menjadi lebih baik.
Akhir kata, kami berharap agar laporan yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya serta kemajuan bagi nusa dan
bangsa kita tercinta.
Semarang,
Februari 2015
a.n. Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL ...............................................................................................................................i
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................. iii
DATA DIRI PESERTA ...................................................................................................iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................................v
DAFTAR ISI ....................................................................................................................vi
ABSTRAK .................................................................................................................... viii
Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................1
1.3 Tujuan dan Manfaat ............................................................................................... 2
Bab II STUDI PUSTAKA
2.1 UMUM .................................................................................................................. 3
2.2 BAHAN CAMPURAN BETON ASPAL ............................................................. 3
2.2.1 Aspal ................................................................................................................ 3
2.2.2 Agregat ............................................................................................................9
2.2.3 Bahan Tambah (Wetfix-Be) ..........................................................................14
2.3 KARAKTERISTIK BETON ASPAL .................................................................15
2.4 AC-WC (ASPHALT CONCRETE-WEARING COURSE) ............................... 18
Bab III Metode Penelitian
3.1 UMUM ................................................................................................................ 20
3.2 BAHAN PENELITIAN ....................................................................................... 20
3.3 ALAT PENELITIAN .......................................................................................... 21
3.4 PROSEDUR PENGUJIAN ................................................................................. 21
3.4.1 Pengujian Bahan Bitumen ............................................................................. 21
3.4.2 Pengujian Bahan Agregat .............................................................................. 23
vi
vii
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk kebutuhan dalam keikutsertaan lomba perkerasan
jalan cbr unila 2015. Penelitian bersifat eksperimental dan sekaligus bertujuan untuk
mengetahui pengaruh penggunaan bahan aditif wetfix-be pada AC-WC. Aspal yang
digunakan adalah AC 60/70 produksi Pertamina. Aggregat yang digunakan berasal dari
eks-kalikutho dan diproduksi oleh crusher batu PT Adhi Karya yang memiliki variasi
kadar aspal 4,5%, 5%, 5,5%, 6%, dan 6,5%. Maisng-masing variasi kadar aspal dibuat 3
benda uji dengan tambahan bahan aditif wetfix-be sebesar 0,3% hingga didapat kadar
aspal optimum (KAO) sebesar 5,525%. Kemudian semua benda uji diperiksa
karakteristik marshallnya. Hasil penelitian mengatakan penambahan bahan aditif
wetfix-be ke dalam campuran AC-WC akan mengakibatkan karakteristik marshall
benda uji menjadi relatif tinggi. Yang kami dapatkan VIM 3,3-7,1%, Stabilitas 8331197kg, Flow 1,9-3,0mm, BJ bulk 2,3-2,35, VFA 58-81, VMA 18,5-19,9, Marshall
Quotient 286-517, dan VIM PRD 2,7-4,6. Berdasarkan hasil pengujian yang didapat
dari tes karakteristik marshall diatas, maka memenuhi spesifikasi umum Bina Marga
2010.
ABSTRACT
This research made for the need of participation of Lomba Perkerasan Jalan
CBR Unila 2015. The research was experimental and aimed to find out the effect of the
use of wetfix-be additives in the AC-WC. The asphalt used was AC 60/70 of Pertamina
production. Aggregate used came from ex-kalikutho and produced by PT Adhi Karya
stone crusher which had a variation of asphalt content by 4.5%, 5%, 5.5%, 6%, and
6.5%. Each variation of asphalt content was made three specimens with wetfix-be
additives by 0,3% to obtain the optimum asphalt content (KAO) 5.525%. Then all
specimens examined its marshall characteristics. The result says every addition of
wetfix-be additives into AC-WC mixture would make the marshall characteristic of
each specimens becoming relatively high. Then we get VIM 3.3-7.1%, Stability 8331197kg, Flow 1.9-3.0mm, BJ bulk 2.3-2.35, VFA 58-81, VMA 18.5-19.9, Marshall
Quotient 286-517, and VIM PRD 2.7-4.6. Based on results obtained from marshall
characteristic test above, they fullfilled the general spesification of Bina Marga 2010.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan
elemen
penting
dalam
keberhasilan
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1. UMUM
Perkerasan jalan raya adalah proses pembangunan pelapisan jalan raya
yang diperkeras dengan material penyusun agregat dan bahan ikat, yang
memiliki ketebalan, kekuatan, dan kekakuan serta kestabilan tertentu agar
mampu menyalurkan beban lalu lintas diatasnya ke tanah dasar secara aman
dan nyaman tanpa terjadi kerusakan yang berarti. Struktur perkerasan jalan
terbagi menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu struktur perkerasan lentur, perkerasan
kaku, dan perkerasan komposit.
2.2.1. Aspal
Aspal adalah material semen hitam, padat atau setengah padat
dalam konsistensinya dimana unsur pokok yang menonjol adalah
bitumen yang terjadi secara alami atau yang dihasilkan dengan
penyulingan minyak (petroleum). Aspal Petrolum dan aspal liquid
asalah material yang penting.
3
Menurut The Asphalt Institut Superpave (1999) Series No.1 (SP1), tonase dari produksi aspal setiap tahunnya bertambah terusmenerus mulai dari 3 juta ton pada tahun 1926 meningkat menjadi 8
juta ton pada tahun 1946, kemudian terjadi peningkatan secara
drastis pada tahun 1964 yaitu sebanyak 24 ton. Aspal adalah sistem
klorida yang rumit dari material hydrocarbon yang terbuat dari
Asphaltenes, resin dan oil.
Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive),
berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis.
Aaspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada
campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permmukaan
lapis perkerasan lentur dan mempunyai sifat visoelastis. Aspal akan
bersifat padat pada suhu ruang dan bersifat cair bila dipanaskan.
Aspal merupakan bahan yang sangat kompleks dan secara kimia
belum dikarakterisasi dengan baik. Kandungan utama aspal adalah
senyawa karbon jenuh dan tak jenuh, alifatik dan aromatik yang
mempunyai atom karbon sampai 150 per molekul. Atom-atom selain
hidrogen dan karbon yang juga menyusun aspal adalah nitrogen,
oksigen, belerang dan beberapa atom lain. Secara kuantitatif,
biasanya 80% massa aspal adalah karbon, 10% hidrogen, 6%
belerang, dan sisanya oksigen dan nitrogen, serta sejumlah renik
besi, nikel dan vanadium. Senyawa-senyawa ini sering dikelaskan
atas aspalten (yang massa molekulnya kecil) dan malten (yang massa
molekulnya besar). Biasanya aspal mengandung 5 sampai 25%
aspalten. Sebagian besar senyawa di aspal adalah senyawa polar.
Jenis Aspal terbagi menjadi 2 tipe, yaitu aspal buatan dan aspal
alam.
a) Aspal Alam (Asbuton)
Aspal alam (Asbuton) Langsung tersedia di alam. Di Indonesia,
aspal alam dapat diperoleh dari Pulau Buton. Sifat asbuton sangat
dipengaruhi oleh suhu, yang mana jika suhu semakin meningkat,
maka aspal akan semakin cepat mencapai plastis. Selain itu, sifat
4
9 11 %
23 27 %
produksi
langsung dari
rendah digunakan di daerah bercuaca panas atau lalu lintas volume tinggi
sedangkan yang berpenetrasi tinggi digunakan di pada daerah bercuaca
dingin atau berlalu lintas rendah. Pengujian aspal yang dilakukan tentunya
berpedoman pada spesifikasi yang sesuai dengan angka penetrasinya. Pada
laporan praktikum ini, aspal yang diuji merupakan aspal pertamina dengan
angka penetrasi 60/70 sehingga aspal tersebut harus memenuhi spesifikasi
pada tabel 2.1 dibawah ini. Adapun macam-macam pengujian aspal,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Uji penetrasi
Spesifikasi : SK SNI 06-2456-1991
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan angka penetrasi aspal yang
akan menjadi acuan spesifikasi pada karaktristik lainnya.
2. Uji titik lembek
Spesifikasi : SNI 06-2434-1991
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat suhu dimana aspal
mulai lembek akibat suhu udara sehingga dalam perencanaan jalan bisa
diperkirakan bahwa aspal yang digunakan masih tahan dengan suhu di
lokasi perencanaan jalan tersebut.
3. Uji titik nyala dan titik bakar aspal
Spesifikasi : SNI 06-2433-1991
Titik nyala diketahui untuk memperkirakan temperatur maksimum
dalam pemanasan aspal sehingga dalam praktik di lapangan,pemanasan
6
aspal tidak boleh melebihi titik nyala dan titik bakarnya. Dalam
percampuran aspal diusahakan untuk tidak melebihi titik nyala karena
bila dipanaskan lebih dari titik nyala, aspal dapat menjadi keras dan
getas jika terbakar karena ikatan antar molekul aspal berkurangatau
bahkan hilang sama sekali.
4. Uji daktilitas
Spesifikasi : SNI 06-2432-1991
Uji daktilitas aspal adalah suatu uji kualitatif yang secara tidak
langsung dapat digunakan untuk mengetahui tingkat adesifnes atau
daktilitas aspal keras.Aspal dengan nilai daktilitas yang rendah adalah
aspal yang memiliki daya adhesi yang kurang baik dibandingkan
dengan aspal yang memiliki nilai daktilitas yang tinggi.
5. Uji berat jenis aspal
Spesifikasi : SNI 06-2441-1991
Pada pengujian ini dihasilkan berat jenis aspal yang akan digunakan
dalam analisa campuran, yaitu pada formula berat jenis maksimum
campuran serta persentase rongga terisi aspal.
6. Uji kelarutan aspal dengan CCl4
Spesifikasi : AASHTO T-44-03
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemurnian
aspal.CCl4 digunakan sebagai pelarutnya.
7. Pengujian kehilangan berat aspal
Spesifikasi : SNI 06-2441-1991
Menentukan berat minyak dan aspal dengan cara pemanasan dan tebal
tertentu yang dinyatakan dalam persen berat semula.
8. Pengujian viskositas aspal
Spesifikasi : AASHTO T 201-03
Kekentalan bitumen sangat bervariasi terhadap suhu, dari tingkat
padat, encer sampai cair.Hubungan antara kekentalan dan suhu adalah
sangat penting dalam perencanaan dan penggunaan materi bitumen.
2.2.2. Agregat
Agregat adalah sekumpulan butir-butir pecah, kerikil, pasir, atau
mineral lainnya berupa hasil alam atau buatan (Departemen
Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga, 1998).
Agregat adalah partikel mineral yang berbentuk butiran-butiran
yang merupakan salah satu penggunaan dalam kombinasi dengan
berbagai macam tipe mulai dari sebagai bahan material di semen
untuk membentuk beton, lapis pondasi jalan, material pengisi, dan
lain-lain (Harold N.Atkins.1997).
Sedangkan secara umum agregat didefinisikan sebagai formasi
kulit bumi yang keras dan padat (Silvia Sukirman, 2003).
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat diartikan bahwa
agregat sebagai kumpulan butiran batuan yang berukuran tertentu
yang diperoleh dari hasil alam langsung maupun dari pemecahan
batu besar ataupun agregat yang di sengaja dibuat untuk tujuan
tertentu.
Daya dukung perkerasan jalan ditentukan sebagian beras oleh
karakteristik agregat yang digunakan. Pemilihan agregat yang tepat
dan memenuhi persyaratan akan sangat menentukan dalam
keberhasilan dan pemeliharaan jalan. Pada campuran beraspal,
agregat memberikan kontribusi sampai 90-95% terhadap berat
campuran, sehingga sifat-sifat agregat merupakan salah satu faktor
penentu dari kinerja campuran tersebut. Untuk tujuan ini, sifat
agregat yang harus diperiksa antara lain:
a. Ukuran butir
Ukuran agregat dalam suatu campuran beraspal terdistribusi dari
yang berukuran besar sampai ke yang kecil. Semakin besar
ukuran maksimum agregat yang dipakai semakin banyak variasi
ukurannya dalam campuran tersebut.
b. Gradasi
Gradasi agregat ditentukan oleh analisa saringan, dimana contoh
agregat harus melalui satu set saringan. Gradasi dibedakan
menjadi gradasi seragam (uniform graded), gradasi rapat (dense
graded), gradasi senjang (gap graded).
c. Kebersihan agregat
Dalam spesifikasi biasanya memasukan syarat kebersihan
agregat, yaitu dengan memberikan suatu batasan jenis dan jumlah
material yang tidak diinginkan (seperti tanaman, partikel lunak,
lumpur dan lain sebagainya) berada dalam atau melekat pada
agregat. Agregat yang kotor akan memberikan pengaruh yang
jelek pada kinerja perkerasan, seperti berkurangnya ikatan antara
aspal dengan agregat.
d. Kekerasan
Semua agregat yang digunakan harus kuat, mampu menahan
abrasi dan degradasi selama proses produksi dan operasionalnya
di lapangan. Agregat yang akan digunakan sebagai lapis
permukaan perkerasan harus lebih keras (lebih tahan) dari pada
agregat yang digunakan untuk lapis bawahnya. Hal ini disebabkan
karena lapisan permukaan perkerasan akan menerima dan
menahan tekanan dan benturan akibat beban lalu lintas paling
besar. Untuk itu, kekuatan agregat terhadap beban merupakan
suatu persyaratan yang mutlak harus dipenuhi oleh agregat yang
akan digunakan sebagai bahan jalan.
e. Bentuk butir agregat
Bentuk partikel agregat yang bersudut memberikan ikatan antara
agregat (agregate interlocking) yang baik yang dapat menahan
perpindahan (displacement) agregat yang mungkin terjadi.
Agregat yang bersudut tajam, berbentuk kubikal dan agregat yang
memiliki lebih dari satu bidang pecah akan menghasilkan ikatan
antar agregat yang paling baik. Dalam campuran beraspal,
penggunaan agregat yang bersudut saja atau bulat saja tidak akan
10
menghasilkan
campuran
beraspal
yang
baik.
Kombinasi
yang
kuat
pada
roda
kendaraan
sehingga
akan
11
12
14
15
embrittlement/
kerapuhan
dari
campuran
beraspal.
b) Mempertahankan fleksibilitas, polishing dari agregat/ skid
resistant.
Agar dapat diperoleh sifat awet (durable), maka kebutuhan
campuran adalah sebagai berikut:
a) Kadar aspal tinggi.
b) Agregat gradasi rapat.
c) Rongga udara kecil.
4. Stable (Tahan terhadap tekanan)
Sifat tersebut diperlukan untuk:
a) Menahan tekanan akibat beban lalu lintas
b) Mengurangi rutting.
Agar dapat diperoleh sifat tahan terhadap tekanan (stable), maka
kebutuhan campuran adalah sebagai berikut:
a) Agregat harus bergradasi rapat, keras, permukaan kasar, dan
berasal dari batu pecah.
b) Kadar aspal sedang.
c) Aspal yang digunakan adalah aspal keras dengan angka penetrasi
kecil.
5. Impermeable (Kedap air)
Sifat tersebut diperlukan untuk mencegah masuknya air/ udara. Jika
air dan udara masuk ke dalam perkerasan, maka air dan udara ini
mempercepat proses oksidasi sehingga proses pelapukan akan
berlangsung lebih cepat.
16
17
18
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. UMUM
Penelitian ini dilakukan di laboratotium transportasi teknik sipil
universitas diponegoro dengan dasar menngunakan sistem pencampuran
aspal panas Ashpalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) dengan panduan
The Asphalt Institute (1997) Superpave Series No.1 (SP-1) yang merupakan
dasar dari pembangunan jalan raya dan banyak digunakan oleh Bina Mraga.
Sedangkan
standar-standar
pengujian
yang
digunakan
sebagian
20
titik
nyala
dilakukan
untuk
memperkirakan
b)
c)
d)
Pemeriksaan Daktilitas,
e)
f)
24
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pemilihan material yang digunakan dan hasil pengujian bahan-bahan yang
digunakan.
4.1.1. Pemiilihan Material
Dalam pembuatan rancangan campuran rencana ini agregat kasar yang
digunakan berasal dari Quarry Kali Kutho, agregat halus (pasir) yang digunakan
berasal dari Muntilan, dan bitumen (aspal) yang digunakan adalah aspal buatan
Pertamina pen 60/70.
4.1.2. Pengujian Material
A. Pengujian Bahan Bitumen
1) Penetrasi Bahan Bitumen
a) Data Hasil Pengujian
Tabel 4.1 Data Hasil Penetrasi
Penetrasi Pada 25oC
Penetrasi
II
Pengamatan 1
70
72
Pengamatan 2
73
72
Pengamatan 3
70
69
Pengamatan 4
72
71
Pengamatan 5
71
70
Rerata
71,2
70,8
Rata-rata
71,0
26
= 71,2 mm
= 70,8 mm
= 71 mm.
0-49
50-149
150-249
250-500
Toleransi
12
20
40/50
60/70
80/90
40-59
60-79
80-99
c) Kesimpulan
1. Terpenuhinya toleransi nilai penetrasi 4 mm dari kedua percobaan
penetrasi yang dilakukan.
27
28
Contoh dipanaskan
temperatur 110 C
Contoh
Mencapai suhu
Pemeriksaan
Pembacaan suhu
lemari es temperatur
o
5C
Titik Lembek
Pemeriksaan
4
.5 Data Hasil Pengujian Titik Lembek
Suhu yang diambil
No
Waktu (menit)
Titik Lembek ( C )
II
II
41
10
50
12
12
15
59
16
16
20
68
20
20
25
77
25
25
30
86
31
31
35
95
36
36
40
104
42
42
45
113
841
841
47
47
10
50
122
52
52
11
55
131
29
c) Kesimpulan
1. Titik lembek aspal yang diperoleh dari hasil percobaan adalah 52 oC.
30
Contoh dipanaskan
Pembacaan
waktu
Pembacaan
suhu oven
Temperatur
Mulai jam :
10.40
Selesai jam :
110 C
10.45
Menentukan titik
nyala contoh
Kenaikan suhu
Contoh
Penuangan contoh
Mulai jam :
10.45
Selesai jam :
10.50
Temperatur
o
110 C
o
Sampai.56 C
Dibawah
15 C/menit
o
5 C-6 C/menit
Titik nyala
10.50
Mulai jam :
11.00
Selesai jam :
o
Pembacaan
suhu menuang
Antara 56 C - 28 C
Mulai jam :
11.00
Titik nyala
perkiraan
o
(240 C )
11.10
Selesai jam :
Waktu
56
Titik nyala
231
51
236
46
241
41
246
36
251
31
256
26
10
261
21
11
266
31
16
12
271
11
13
276
14
281
15
286
Titik Nyala
c) Kesimpulan
1. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan titik nyala sebesar 286oC 200oC
berarti memenuhi spesifikasi sifat untuk penetrasi 60/70.
2. Dari hasil pemeriksaan menunjukkan titik bakar lebih dari 300oC berarti
memenuhi spesifikasi sifat untuk penetrasi 60/70.
32
4) Pemeriksaan Daktilitas
a) Presentasi Data Hasil Pengujian
Tabel 4.8. Pemeriksaan Daktilitas
Pembukaan
contoh
Contoh dipanaskan
Mendinginkan
contoh
Pembacaan waktu
Pembacaan suhu
Mulai jam:
10.30
temperatur 110oC
Selesai jam:
10.50
10.50
Selesai jam:
Mencapai suhu
pemeriksaan
12.00
Pembacaan suhu
temperatur 25oC
Mulai jam:
12.00
Selesai jam:
Pemeriksaan
13.00
Pembacaan suhu
temperatur 25oC
Mulai jam:
13.15
Selesai jam:
13.39
Pengamatan I
Pengamatan II
Rata-rata
33
nilai daktilitas akan semakin tinggi, sehingga aspal akan terbilang semakin
plastis.
c) Kesimpulan
Dari hasil uji pemeriksaan daktilitas terhadap kedua benda uji aspal di atas
diperoleh hasil 110 cm sehingga memenuhi spesifikasi penetrasi 60/70.
34
Contoh dipanaskan
Pembacaan
waktu
08.30
Mulai jam
Penimbangan
Pelarutan
suhu oven
110oC
09.30
Selesai jam
2. Pemeriksaan
Pembacaan
Mulai jam
10.15
Selesai jam
4. Penyaringan
10.30
Mulai jam
11.30
Selesai jam
5. Pengeringan
11.35
Mulai jam
8.30
Selesai jam
6. Penimbangan
8.30
Mulai jam
8.45
Selesai Jam
=
=
Berat aspal
116,800
113,800
gr
gr
3,000 gr
1,130
gr
1,110
gr
Berat endapan
0,021
gr
Atau
Rata rata =
0,67 %
35
c) Kesimpulan
Dari hasil pemeriksaan kelarutan aspal dalam CCl4, diperoleh nilai
kelarutan CCl4 = 99,33 %. Menurut spesifikasi kelarutan CCl4 di atas 99%
memenuhi spesifikasi aaspal pen 60/70.
36
Dipanaskan
Temperatur 110oC
Mencapai suhu
Pemeriksaan
Pemeriksaan
II
25,440 gr
25,7 10 gr
13,650gr
14,930gr
11,790 gr
10,780gr
38,850gr
40,050gr
13,650 gr
14,930 gr
25,200 gr
25,120 gr
39,950 gr
40,480 gr
25,440 gr
25,710 gr
37
13,910 gr
14,770 gr
Berat aspal (2 - 3)
11,290 gr
10,350 gr
1,044
1,042
Rata-Rata
1,043
Keterangan:
A = Berat picnometer kosong (dengan penutup) (gram)
B = Berat picnometer berisi air (gram)
C = Berat picnometer berisi aspal (gram)
D = Berat picnometer berisi aspal dan air (gram)
Contoh I
Berat Jenis Aspal Keras
=
=
=
= 1,044 gr/cm3
38
Contoh II
Berat Jenis Aspal Keras
=
=
=
= 1,042 gr/cm3
=
= 1,043 gr/cm3
39
Komulatif
Tertahan Tertahan
(gr)
(%)
SPESIFIKASI
Lolos
(%)
BAWAH
ATAS
3/4"
100
100
100
1/2"
3394,8
3141,1
3267,95
3267,95
65,359
34,641
90
100
3/8"
1422,8
1730,1
1576,45
4844,4
96,888
3,112
72
90
No.4
117,9
102,3
110,1
4954,5
99,09
0,91
43
63
No.8
2,4
0,5
1,45
4955,95
99,119
0,881
28
39,1
No.16
1,4
0,5
0,95
4956,9
99,138
0,862
19
25,6
No.30
2,3
0,7
1,5
4958,4
99,168
0,832
13
19,1
No.50
1,2
0,3
0,75
4959,15
99,183
0,817
15,5
No.100
11,8
4,5
8,15
4967,3
99,346
0,654
13
No.200
23,3
9,8
16,55
4983,85
99,677
0,323
10
Sisa
22,1
10,2
16,15
Berat
5000
5000
5000
100
90
80
Presentase
70
60
50
40
30
Lolos (%)
20
10
Batas
Bawah
Nomor Saringan
Gambar 4.1 Grafik Analisis Saringan pada Batu Pecah maks 3/4
40
70
60
50
Lolos (%)
40
Batas Bawah
30
Batas Atas
20
10
0
Nomor Saringan
Gambar 4.2 Grafik Analisis Saringan pada Batu Pecah maks 1/2
41
Nomor
Saringan
3/4"
1/2"
3/8"
No.4
No.8
No.16
No.30
No.50
No.100
No.200
Sisa
Berat
100
SPESIFIKASI
Lolos
(%) BAWAH ATAS
100
100
100
100
90
100
100
72
90
100
43
63
86,93
28 39,1
66,47
19 25,6
44,88
13 19,1
38,49
9 15,5
19,88
6
13
11,62
4
10
90
80
Presentase
70
60
Lolos
(%)
Batas
Bawah
50
40
30
20
10
0
No.200 No.100 No.50 No.30 No.16
No.8
No.4
3/8"
1/2"
3/4"
Nomor Saringan
Nomor
Saringan
3/4"
1/2"
3/8"
No.4
No.8
No.16
No.30
No.50
No.100
No.200
Sisa
Berat
100
SPESIFIKASI
Lolos
(%)
BAWAH
100
100
100
90
100
72
100
43
94,54
28
75,16
19
38,86
13
25,51
9
2,97
6
1,83
4
ATAS
100
100
90
63
39,1
25,6
19,1
15,5
13
10
90
80
Presentase
70
60
50
Lolos (%)
40
Batas Bawah
30
Batas Atas
20
10
0
No.200 No.100 No.50 No.30 No.16
No.8
No.4
3/8"
1/2"
3/4"
Nomor Saringan
43
b) Analisa Data
1. Berdasarkan pemeriksaan gradasi di atas, prosentase lolos dari masing-masing
agregat tidak memenuhi spesifikasi sehingga agregat tersebut perlu digabung
terlebih dahulu sebelum digunakan.
2. Penggabungan agregat dengan cara analitis diperoleh melalui proses trial and
error menggunakan program Microsoft Excel dan menghasilkan perbandingan
antara agregat halus dan agregat kasar sebesar 63,96% : 36,04%
dengan
= 5,00 %
d) Abu batu
= 31,04%
= 53,46%
Analisis pembagian butiran kombinasi agregat AC dengan cara analitis dapat dilihat
pada Tabel 4.17 berikut.
0,5346
Maks.1/2"
100
100
88,08
12,906
2,14
1,89
1,796
1,756
1,384
0,698
0,3104
Abu Batu
100
100
100
100
86,93
66,47
44,88
38,49
19,88
11,62
0,05
SPESIFIKASI
KOMBINASI
Pasir
BAWAH ATAS
100
100,00
100
100
100
93,14
90
100
100
83,45
72
90
100
43,04
43
63
94,54
32,95
28 39,1
75,16
25,49
19 25,6
38,86
16,92
13 19,1
25,51
14,25
9 15,5
2,97
7,13
6
13
1,83
4,11
4
10
44
Presentase
70
60
KOMBIN
ASI
50
40
BATAS
BAWAH
30
BATAS
ATAS
20
10
0
No.200 No.100 No.50
No.30
No.16
No.8
No.4
3/8"
1/2"
3/4"
Nomor Saringan
c) Kesimpulan
Dari pengujian tersebut, diperoleh perbandingan antara agregat kasar dan agregat
halus adalah 63,96% : 36,04% dengan perincian sebagai berikut:
Agregat kasar
Agregat halus
- batu pecah
= 10,50%
= 53,46%
- pasir
- abu batu
= 5,00 %
= 31,04%
45
Hasil Percobaan
(BK)
3461,00 gr
3514,00 gr
2237,00 gr
1) Jenis material
(BA)
Hasil Percobaan
(BK)
2570,00 gr
(BJ)
2605,00 gr
(BA)
1660,00 gr
b) Analisa Data
Berat jenis (Bulk Specific Gravity)
Penyerapan (Absorption)
Keterangan :
BK = berat benda uji kering oven
(gram)
(gram)
46
Perhitungan
1) Batu Pecah 3/4"
Berat Jenis =
BJ SSD
= 2,710
BJ semu
= 2,751
Penyerapan =
= 2,827
x 100% = 1,531 %
= 2,719
BJ SSD
= 2,756
BJ semu
Penyerapan =
= 2,824
x 100%
= 1,362 %
Hasil analisis
Pada pemeriksaan berat jenis agregat kasar didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
Tabel 4.20 Tabel Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar
Batu Pecah
2,710
2,719
2,751
2,756
2,827
2,824
1,521%
1,362 %
Keterangan
Penyerapan
c) Kesimpulan
47
Hasil
500,00 gram
489,50 gram
643,00 gram
1008,80 gram
Percobaan
Hasil
500,00 gram
490,50 gram
651,90 gram
1022,60 gram
48
b) Analisa Data
Berat jenis (Bulk Specific Gravity)
BK
B 500 Bt
=
Penyerapan (Absorbtion) =
Keterangan:
B
BK
BK
B Bk Bt
(500 Bk)
x100%
Bk
500
B 500 Bt
(gram)
BJ SSD
BJ semu
Penyerapan
= 2,738
= 2,796
= 2,908
x 100% = 2,145 %
2) Pasir
Berat Jenis
BJ SSD
BJ semu
Penyerapan
= 2,754
= 2,807
= 2,909
x 100% = 1,937 %
c) Kesimpulan
49
Abu Batu
Pasir
3,647
3,793
3,725
3,866
3,957
4,094
2,145%
1,936%
Penyerapan
50
Hasil pengamatan
Pengamat 1
97%
Pengamat 2
95%
Pengamat 3
96%
96%
51
= 3 ml
= 15 ml
= 4,0 ml
= 0,2 ml
Kadar lumpur =
x 100 % =
x 100 % = 4,76 %
= 3 ml
= 15 ml
c) Tinggi AB (V1)
= 4,0 ml
= 0,7 ml
Kadar lumpur =
x 100 % =
x 100 % = 14,89%
b) Kesimpulan
Hasil dari praktikum didapat kadar lumpur pada pasir sebesar 4,76 %
dan kadar lumpur pada abu batu sebesar 14,89 %. Menurut SNI S-041989-F agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %.
Agregat halus yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu agar lumpur
yang ada berkurang sehingga kadar lumpur tidak lebih dari 5 %.
52
6. Abrasi Agregat
a) Data Hasil Pengujian dan Analisis
Tabel 4.25 Tabel data agregat untuk abrasi
Nomor Saringan (Tertahan)
Berat Sampel 1
Berat Sampel 2
3/4"
1/2"
2500 gr
2500 gr
3/8"
2500 gr
2500 gr
No.4
No.8
No.16
No.30
No.50
No.100
No.200
5000 gr
5000 gr
4041,1 gr
4135,8 gr
Jumlah Berat
Berat Tertahan Saringan No.12
Fraksi
= 5000
gram
= 4041,1 gram
A-B
= 5000 4041,1
= 958,9 gram
II
= 5000 gram
= 4135,8 gram
A-B
= 5000 4135,8
= 864,2 gram
Keausan I =
=
= 19,178 %
53
Keausan II =
=
= 17,284 %
Keausan rata-rata
= (19,178 + 17,284)
= 18,231 %
b) Kesimpulan
Keausan agregat kasar sebesar 18,231% memenuhi spesifikasi
Bina Marga yaitu tidak lebih dari 40 %, sehingga dapat digunakan
untuk perkerasan jalan.
54
Sehingga:
P
abs A
3
4
abs B
abs C
abs D
) = 1,36 %
55
= P + Abs Aspal
= 4,466+ 0,797
= 5,262 %
Peraturan 2001
P = 0,035 x 67,05 + 0,045 x 28,84 + 0.18 x 4,11
= 4,265
Kadar semen aspal optimum = P + Abs Aspal
= 4,265+ 0,797
= 5,180
56
= 1200 gram
Berat aspal
= 4,5% x 1200
= 54 gram
Berat agregat
= 1200 54
= 1146 gram
Agregat
= 10,5% x 1146
= 120,33 gram
Agregat
= 53,46% x1146
= 612,65 gram
Pasir
= 5% x 1146
= 57,3 gram
Abu batu
= 31,04% x1146
= 355,72 gram
57
100
%3/4"
BJ BULK
Gse =
%1/2"
BJ BULK
%Abubatu
=
+
BJ BULK
100
100
GMM
%Pasir
BJ BULK
%Filler
BJ BULK
2,658
58
2,7259
Data hasil dan perhitungan pengujian Marshall untuk memperoleh Kadar Aspal Optimum disajikan dalam tabel dan grafik
dibawah ini.
Tabel 4.26 Data hasil dan perhitungan pengujian Marshall
BERAT (GRAM)
DI
DALAM
SSD
UDARA
AIR
D
E
F
BJ
BULK
CAMP
G
506,9
496,6
1169,9
1179,8
692,2
697,2
1199,1
1193,7
2,308
2,376
7,124
4,668
19,138
58,297
125
125,0
2,467
2,474
504,87
492,65
1179,9
1178,7
691,4
692,2
1196,3
1184,9
2,337
2,393
5,280
3,306
18,554
67,966
102
5,5
5,3
2,450
2,457
501
489,8
1177,6
1169,6
691,5
694,8
1192,5
1184,6
2,350
2,388
4,050
2,799
18,516
75,371
4
4
6,0
5,8
2,432
2,439
500,2
491,6
1175,4
1174,0
698,7
686,4
1198,9
1178,0
2,350
2,388
3,387
2,094
18,965
6,5
2,415
502,5
1173,3
694,0
1196,5
2,335
3,323
19,911
NOMOR
BENDA
UJI
KADAR
ASPAL
BJ MAKS
CAMPURAN
ISI
BENDA
UJI
C
1
1
4,5
4,3
2,485
2,492
2
2
5,0
4,8
3
3
RONGGA
UDARA
%
H
RONGGA
DLM MIN.
AGG (%)
I
RONGGA
TERISI
ASPAL (%)
J
STABILITAS
DIBACA DISESUAI
STRIP
KAN (KG)
K
L
KELELEHAN
PLASTIS
(MM)
M
HASIL
BAGI
MARSHALL
N
1197,36
2,27
517,1293702
102,0
976,65
1,97
486,0430752
92
92,0
888,38
2,35
370,6210861
79,966
91
91,0
882,10
3,02
286,3604341
81,409
86
86,0
832,93
1,88
434,359277
59
2,35
Bj. Bulk
2,33
2,31
2,29
2,27
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
Kadar Aspal
1200
1000
900
800
700
4,5
5,0
5,5
Kadar aspal
6,0
6,5
4,0
Flow
Stabilitas
1100
3,0
2,0
1,0
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
Kadar Aspal
600
500
MQ
400
300
200
100
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
Kadar Aspal
VFB
70
60
50
40
4,5
5,0
5,5
Kadar Aspal
6,0
6,5
VMA
19,0
18,0
17,0
16,0
15,0
4,5
5,0
5,5
Kadar Aspal
6,0
6,5
61
2x75
2x400
Gambar 4.12 Perbandingan Vim dan VIM PRD dengan Kadar Aspal
Dari grafik hubungan parameter campuran aspal metode Marshall diperoleh hasil
yang ditunjukan pada tabel 4.27 di bawah.
Tabel 4.27 Data Hasil Pengujian Marshall
URAIAN
Kadar Rongga Udara/ Void In Mix (VIM)
Stabilitas Marshall
Kelelehan (Flow)
BJ bulk
Ruang Terisi Aspal/ Void Filled with Asphalt
(VFA)
Rongga Dalam Mineral Agregat/ Void In
Mineral (VMA)
Hasil Bagi Marshall/ Marshall Quotient
(MQ)
VIM PRD
SPESIFIKASI
3-5%
KADAR
ASPAL
MEMENUHI
5,1-6,5%
min 800 kg
2-4mm
max 2,5
HASIL
3,3-7,1%
8331197kg
1,9-3,0mm
2,30-2,35
min 65
58-81
4,8-6,5%
min 15
18,5-19,9
4,5-6,5%
min 250
min 2
286-517
2,7-4,6
4,5-6,5%
4,5-6,5%
4,5-6,5%
4,5-6,4%
4,5-6,5%
62
Dari tabel 4.27 di atas kemudian di plotkan pada diagram pemilihan Kadar Aspal Optimum pada gambar 4.13 di bawah ini.
63
64
65
= 5,525 %
= 10,5 %
= 53,46 %
Pasir
= 5,00 %
Abu Batu
= 31,04 %
Wetfix- Be
66
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Rancangan Campuran Rencana/ Job Mix Formula (JMF) AC-WC yang
digunakan:
Kadar Aspal Rancangan
= 5,525 %
= 10,5 %
= 53,46 %
Pasir
= 5,00 %
Abu Batu
= 31,04 %
Wetfix- Be
67
DAFTAR PUSTAKA
Akuba, Rohandi S., Fakih Husnan, dan Frice L. Desei. 2013. Pengaruh Pemakaian
Aditif Wetfix-Be pada Campuran Asphalt Concrete Binder Course (AC-BC). Jurusan
Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo. Volume 1, No. 1.
Akzo Nobel. 2003. Heat-Stable Adhesion Promoter for Bituminous Binders.
http://sc.akzonobel.com/en/asphalt/Pages/product-detail.aspx?prodID=8557.
diakses
tanggal 23 Januari 2015.
Anonim. 1998. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga.
Spesifikasi. Jakarta.
Anonim. 1997. The Asphalt Institute, Performance Graded Asphalt Binder Specification
and Testing, Superpave Series No.1 (SP-1). Kentucky.
Anonim. 1999. Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah, Pedoman
Perencanaan Campuran Beraspal Panas Dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kimbangwil Pusat Penelitian dan
Pemgembangan
Teknologi
dan
Prasarana
Jalan.
No.023/T/BM/1999
SK.No.76/KPTS/Db/ 1999. Bandung.
Anonim. 2001. Departemen Permukiman dan Pengembangan Wilayah, Spesifikasi Baru
Beton Aspal Campuran Panas. Badan Penelitian dan Pengembangan Kimbangwil
Pusat Penelitian dan Pemgembangan Teknologi dan Prasarana Jalan. Bandung.
Direktorat Jendral Bina Marga. 2010. Petunjuk Pelaksanaan Lapis Aspal Beton
(LASTON).
Harold N. Atkins. 1997. Highway Materials, Soils and Concretes, 3th Edition Prentice
Hall. New Jersey.
Kerbs, R.D. and Walker, R.D.. 1971. Highway Materials, McGraw Hill. New York.
Laboratorium Transportasi. 2013. Pedoman Praktikum Pemeriksaan dan Pengujian
Bahan Perkerasan Jalan Ray.Laboratorium Transportasi Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro, Semarang.
Sukirman, S. 2003. Beton Aspal Campuran Panas. Nova; Bandung.
68
LAMPIRAN
69
LAMPIRAN A
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Praktikum
: Pemeriksaan Penetrasi
: Mahabarata
Konstruksi
: AC-WC
PEMERIKSAAN PENETRASI
SNI 06 - 2456 - 1991
Pembukaan Contoh
Mendinginkan contoh
Contoh dipanaskan
Pembacaan Waktu
Mulai jam :
8:50
Selesai jam :
9:15
Didiamkan pada
suhu ruang
Mulai jam :
9:15
Selesai jam :
10:00
Mencapai suhu
pemeriksaan
25 oC
bath temp. 25 oC
Pemeriksaan
Mulai jam :
10:05
Selesai jam :
10:40
Penetrasi pada
Pembacaan suhu
penetrometer temp. 25 oC
suhu 25 C
Mulai jam :
Selesai jam :
Penetrasi pada suhu 25 oC
100 gram, 5 detik
10:40
Hari kemudian
Penetrasi
I
II
Pengamatan 1
70
72
Pengamatan 2
73
72
Pengamatan 3
70
69
Pengamatan 4
72
71
Pengamatan 5
71
70
Rerata
Rata - rata
71,2
70,8
71
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Praktikum
: Mahabarata
Konstruksi
: AC-WC
PEMERIKSAAN TITIK LEMBEK
SNI 06 - 2434 - 1991
Pembukaan Contoh
Contoh dipanaskan
Pembacaan Waktu
Mendinginkan contoh
Mulai jam :
9:30
Selesai jam :
9:40
Didiamkan pada
suhu ruang
Mulai jam :
9:40
Selesai jam :
10:50
Mencapai suhu
pemeriksaan
5 oC
es temp. 5 oC
Pemeriksaan
Mulai jam :
10:50
Selesai jam :
11:20
No
11:20
11:30
Waktu ( menit )
I
II
Titik Lembek
II
Rata - rata
o
Celcius
41
10
50
12
12
12
15
59
16
16
16
20
68
20
20
20
25
77
25
25
25
30
86
31
31
31
35
95
36
36
36
40
104
42
42
42
45
113
47
47
47
10
11
50
55
122
131
52
52
52
9 ; 25
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Praktikum
Jenis Contoh
Kelompok
Konstruksi
:
:
:
:
Pembukaan Contoh
Contoh dipanaskan
Pembacaan Waktu
Mulai jam :
Selesai jam :
Penuangan contoh
10:40
10:45
Mulai jam :
Selesai jam :
Sampai 56 oC
dibawah titik nyala
Mulai jam :
Selesai jam :
Antara 56 oC s/ d
suhu 28 oC
Mulai jam :
Selesai jam :
10:45
10:50
Waktu
1
2
3
4
6
7
10
11
12
13
14
15
Pembacaan suhu
penuangan temp. 110 oC
10:50
11:00
11:00
11:10
o
C
231
236
241
246
251
256
261
266
271
276
281
286
15 oC/ menit
5 oC/ menit
s/ d 6 oC/ menit
Titik nyala diperkirakan
240 oC
Titik nyala
286
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Praktikum
: Pemeriksaan Daktilitas
: Mahabarata
Konstruksi
: AC-WC
PEMERIKSAAN DAKTILITAS
SNI 06 - 2432 - 1991
Pembukaan Contoh
Contoh dipanaskan
Pembacaan Waktu
Mendinginkan contoh
Mulai jam :
13:15
Selesai jam :
13:39
Didiamkan pada
suhu ruang
Mulai jam :
Selesai jam :
Mencapai suhu
pemeriksaan
25 oC
bath temp. 25 oC
Mulai jam :
Selesai jam :
Pemeriksaan
Daktilitas pada
Pembacaan suhu
alat temp. 25 oC
suhu 25 C
Mulai jam :
Selesai jam :
Daktilitas pada suhu 25 oC
5 cm / menit
13:15
13:39
Pengamatan I
110
cm
Pengamatan II
110
cm
Rata - rata
110
cm
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Praktikum
: Mahabarata
Konstruksi
: AC-WC
PEMERIKSAAN KELARUTAN DLM CCL 4
SNI 06 - 2438 - 1991
Pembukaan Contoh
Contoh dipanaskan
Pembacaan Waktu
Mulai jam :
8:30
Selesai jam :
9:30
Mulai jam :
9:40
Selesai jam :
10:15
Mulai jam :
10:30
Selesai jam :
11:30
Pemeriksaan
- Penimbangan
- Pelarutan
Penyaringan
Pengeringan
Penimbangan
Mulai jam :
11:35
Selesai jam :
Mulai jam :
Selesai jam :
=
=
116,800
113,800
gr
gr
gr
gr
Berat Aspal
3,000
gr
gr
=
=
1,130
1,110
gr
gr
gr
gr
Berat Endapan
0,020
gr
gr
Atau
0,67
Rata - rata
Yang larut
= ( 100 - 99,3 ) =
99,33
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Praktikum
Jenis Contoh
Kelompok
Konstruksi
:
:
:
:
Pembukaan Contoh
Mendinginkan contoh
Mencapai suhu
pemeriksaan
Pemeriksaan
Contoh dipanaskan
Pembacaan Waktu
Mulai jam :
Selesai jam :
Didiamkan pada
suhu ruang
Mulai jam :
Selesai jam :
Direndam pada suhu
25 oC
Mulai jam :
Selesai jam :
Berat jenis pada
suhu 25 oC
Mulai jam :
Selesai jam :
8:30
9:00
9:00
9:10
Pembacaan suhu water
bath temp. 25 oC
9:10
9:40
9:40
10:05
Sampel
Berat Picnometer + Contoh
Berat Picnometer Kosong
Berat Contoh ( 1 )
=
=
=
25,44
13,65
11,79
gr
gr
gr
25,71
14,93
10,78
gr
gr
gr
=
=
=
38,85
13,65
25,20
gr
gr
gr
40,05
14,93
25,12
gr
gr
gr
=
=
=
39,35
25,44
13,91
gr
gr
gr
40,48
25,71
14,77
gr
gr
gr
Isi Contoh ( 2 - 3 )
11,29
gr
10,35
gr
Berat Jenis I
Berat Jenis II
=
=
1,044
1,042
gr/ cc
gr/ cc
1,043
gr/ cc
Rata - rata
(1)/(2-3)
(1)/(2-3)
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
HASIL PEMERIKSAAN
Aspal Pen 60 / 70
Praktikum
Jenis Contoh
Kelompok
Konstruksi
No.
1
2
3
4
5
6
:
:
:
:
Pengujian Aspal
Aspal Pertamina Pen 60/70
Mahabarata
AC-WC
JENIS PEMERIKSAAN
Penetrasi 25 oC,100gr,5 detik
Titik Lembek
Titik Nyala
Daktilitas
Berat Jenis pada 25 oC
Kelarutan dalam CCL 4
Catatan :
Hasil tersebut diatas sesuai
dengan contoh yang dikirim
pemohon
HASIL
71
52
286
110
1,043
0,67
SPESIFIKASI
MIN
MAX
60
79
48
58
200
100
1
0,8
SATUAN
0.1 mm
o
Celcius
Celcius
cm
gram/ cc
%
o
LAMPIRAN B
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Ranc. Camp. Renc : AC-WC
Jenis Material
: 3/4"
Sumber Material
: Eks-Kali Kutho
Praktikum
: Analisa Saringan
Kelompok
: Mahabarata
Nomor
Saringan
Berat
Tertahan
Masing2
Saringan
Kom ulatIf
Berat
Tertahan
Tertahan
Lolos
Keterangan
Inch
mm
gr
gr
3/4"
19,7
0,00
0,00
0,00
100,00
1/2"
12,5
3267,95
3267,95
65,36
34,64
3/8"
9,5
1576,45
4844,40
96,89
3,11
No.4
4,75
110,10
4954,50
99,09
0,91
No.8
2,36
1,45
4955,95
99,12
0,88
No.16
1,18
0,95
4956,90
99,14
0,86
No.30
0,60
1,50
4958,40
99,17
0,83
No.50
0,30
0,75
4959,15
99,18
0,82
No.100
0,15
8,15
4967,30
99,35
0,65
No.200
0,075
16,55
4983,85
99,68
0,32
16,15
Berat Contoh
5000
gram
Analisa Saringan
100,00
90,00
80,00
70,00
% Lolos
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
3/4"
1/2"
3/8"
No. Saringan
#4
#8
#16
#30
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Ranc. Camp. Renc
Jenis Material
Sumber Material
Praktikum
Kelompok
:
:
:
:
:
AC-WC
1/2"
Eks-Kali Kutho
Analisa Saringan
Mahabarata
Berat
Tertahan
Masing2
Saringan
Nomor
Saringan
Kom ulatIf
Keterangan
Berat
Tertahan
Tertahan
Lolos
Inch
mm
gr
gr
3/4"
19,7
0,00
0,00
0,00
100,00
1/2"
12,5
0,00
0,00
0,00
100,00
3/8"
9,5
298,00
298,00
11,92
88,08
No.4
4,75
1879,35
2177,35
87,09
12,91
No.8
2,36
269,15
2446,50
97,86
2,14
No.16
1,18
6,25
2452,75
98,11
1,89
No.30
0,60
2,35
2455,10
98,20
1,80
No.50
0,30
1,00
2456,10
98,24
1,76
No.100
0,15
9,30
2465,40
98,62
1,38
No.200
0,075
17,15
2482,55
99,30
0,70
17,45
Berat Contoh
2500
gram
Analisa Saringan
100,00
90,00
80,00
70,00
% Lolos
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
3/4"
1/2"
3/8"
No. Saringan
#4
#8
#16
#30
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Ranc. Camp. Renc
Jenis Material
Sumber Material
Praktikum
Kelompok
:
:
:
:
:
AC-WC
Abu Batu
Eks-Kali Kutho
Analisa Saringan
Mahabarata
Berat
Tertahan
Masing2
Saringan
Nomor
Saringan
Kom ulatIf
Keterangan
Berat
Tertahan
Tertahan
Lolos
Inch
mm
gr
gr
3/4"
19,7
0,00
0,00
0,00
100,00
1/2"
12,5
0,00
0,00
0,00
100,00
3/8"
9,5
0,00
0,00
0,00
100,00
No.4
4,75
0,00
0,00
0,00
100,00
No.8
2,36
65,35
65,35
13,07
86,93
No.16
1,18
102,30
167,65
33,53
66,47
No.30
0,60
107,95
275,60
55,12
44,88
No.50
0,30
31,95
307,55
61,51
38,49
No.100
0,15
93,05
400,60
80,12
19,88
No.200
0,075
41,30
441,90
88,38
11,62
58,1
Berat Contoh
500
gram
Analisa Saringan
100,00
90,00
80,00
70,00
% Lolos
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
3/4"
1/2"
3/8"
No. Saringan
#4
#8
#16
#30
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Ranc. Camp. Renc
Jenis Material
Sumber Material
Praktikum
Kelompok
:
:
:
:
:
AC-WC
Pasir
Eks-Kali Kutho
Analisa Saringan
Mahabarata
Berat
Tertahan
Masing2
Saringan
Nomor
Saringan
Kom ulatIf
Keterangan
Berat
Tertahan
Tertahan
Lolos
Inch
mm
gr
gr
3/4"
19,7
0,00
0,00
0,00
100,00
1/2"
12,5
0,00
0,00
0,00
100,00
3/8"
9,5
0,00
0,00
0,00
100,00
No.4
4,75
0,00
0,00
0,00
100,00
No.8
2,36
27,30
27,30
5,46
94,54
No.16
1,18
96,90
124,20
24,84
75,16
No.30
0,60
181,50
305,70
61,14
38,86
No.50
0,30
66,75
372,45
74,49
25,51
No.100
0,15
112,70
485,15
97,03
2,97
No.200
0,075
5,70
490,85
98,17
1,83
9,15
Berat Contoh
500
gram
Analisa Saringan
100,00
90,00
80,00
70,00
% Lolos
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
3/4"
1/2"
3/8"
No. Saringan
#4
#8
#16
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
53,46%
31,04%
5,0%
NOMOR
BP. Maks.
BP. Maks.
Abu Batu
Pasir
SARINGAN
3/4"
1/2"
3/4"
100,00
100,00
100,00
1/2"
34,64
100,00
100,00
3/8"
3,11
88,08
#4
0,91
#8
0,88
#16
#30
SPESIFIKASI
KO MBI
NASI
BAWAH
100,00
100,00
100
100
100,00
93,14
90
100
100,00
100,00
83,45
72
90
12,91
100,00
100,00
43,04
43
63
2,14
86,93
94,54
32,95
28
39,1
0,86
1,89
66,47
75,16
25,49
19
25,6
0,83
1,796
44,88
38,86
16,92
13
19,1
#50
0,817
1,756
38,49
25,51
14,25
15,5
#100
#200
0,654
0,323
1,384
0,70
19,88
11,62
2,97
1,83
7,13
4,11
6
4
13
10
CA =
FA =
FF =
=
67,05
28,84
4,11
100,00
( 3/4" - #8 )
( #8 - #200 )
GRADASI KOMBINASI
100
90
80
% LOLOS
70
60
50
40
30
Kurva Gradasi Kombinasi
20
10
0
#200
#100
#50
#30
#16
#8
NO. SARINGAN
Kombinsi
#4
#200
AT AS
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Ranc. Camp. Renc : AC-WC
Jenis Material
Sumber Material
Praktikum
Kelompok
: 3/4"
: Eks Kali Kutho
: Pemeriksaan Berat Jenis Agregat kasar
: Mahabarata
Rata - rata
( BK )
3461
3461
( BJ )
3514
3514
( BA )
2237
2237
Penyerapan ( Absorbtion )
Rata - rata
BK
( BJ - BA )
2,710
2,710
BJ
( BJ - BA )
2,752
2,752
BK
( BK - BA )
2,828
2,828
1,531
( BJ - BK )
x 100 %
BK
1,531
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Ranc. Camp. Renc : AC-WC
Jenis Material
Sumber Material
Praktikum
Kelompok
: 1/2"
: Eks Kali Kutho
: Pemeriksaan Berat Jenis Agregat kasar
: Mahabarata
Penyerapan ( Absorbtion )
( BK )
( BJ )
( BA )
A
2570
2605
1660
B
-
Rata - rata
2570
2605
1660
Rata - rata
BK
( BJ - BA )
2,720
2,720
BJ
( BJ - BA )
2,757
2,757
BK
( BK - BA )
2,824
2,824
1,362
( BJ - BK )
x 100 %
BK
1,362
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Ranc. Camp. Renc : AC-WC
Jenis Material
Sumber Material
Praktikum
Kelompok
: Abu Batu
: Eks Kali Kutho
: Pemeriksaan Berat Jenis Agregat kasar
: Mahabarata
Penyerapan ( Absorbtion )
Rata - rata
500
500
( BK )
489,5
489,5
(B)
687,6
687,6
( Bt )
1008,8
1008,8
( SSD )
Rata - rata
BK
( B + 500 - Bt )
2,738
2,738
500
( B + 500 - Bt )
2,796
2,796
BK
( B + BK - Bt )
2,908
2,908
2,145
2,145
( 500 - BK )
x 100 %
BK
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Ranc. Camp. Renc : AC-WC
Jenis Material
Sumber Material
Praktikum
Kelompok
: Pasir
: Eks Kali Kutho
: Pemeriksaan Berat Jenis Agregat kasar
: Mahabarata
Berat
Berat
Berat
Berat
Penyerapan ( Absorbtion )
( SSD )
( BK )
(B)
( Bt )
A
500
490,5
700,7
1022,6
B
-
Rata - rata
500
490,5
700,7
1022,6
Rata - rata
BK
( B + 500 - Bt )
2,754
2,754
500
( B + 500 - Bt )
2,807
2,807
BK
( B + BK - Bt )
2,909
2,909
1,937
1,937
( 500 - BK )
x 100 %
BK
LAMPIRAN C
Absorbsi Aspal
4,466
67,05
28,84
4,11
100
( 0,035*CA+0,045*FA+0,2*FF )
0,797
Absorbsi
%
%
%
%
3/4"
1/2"
Abu batu
Pasir
40
35
10
15
1,530
1,360
2,145
1,937
5,262
PERATURAN 2001
Pb =
5,180
0,035*CA+0,045*FA+0,18*FF+
Abs Aggregat
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Ranc. Camp. Renc : AC-WC
Jenis Material
: Agregat
Sumber Material
: Eks-Kali Kutho
Praktikum
Kelompok
SAMPLE - 1
SAMPLE - 2
grm
2375,0
2375,0
Berat Botol
grm
1375,0
1375,0
Berat Contoh ( 1 - 2 )
grm
1000
1000
grm
4400
4400
grm
4992,8
4993,6
Berat Jenis ( 3 / ( 3 + 4 - 5 )
gr / cc
2,456
2,461
Temperatur Air
Koreksi Temperatur
Berat Jenis
10 Rata - Rata
(6x8)
25
25
1,0
1,0
gr / cc
gr / cc
2,456
2,461
2,458
: 60/70
: 1,043
BERAT (GRAM)
DI
DALAM
SSD
UDARA
AIR
D
E
F
BJ
BULK
CAMP
G
506,9
1169,9
692,2
1199,1
2,308
7,124
496,6
1179,8
697,2
1193,7
2,376
4,668
2,467
504,87
1179,9
691,4
1196,3
2,337
5,280
2,474
492,65
1178,7
692,2
1184,9
2,393
3,306
2,450
501
1177,6
691,5
1192,5
2,350
4,050
2,457
489,8
1169,6
694,8
1184,6
2,388
2,799
6,0
2,432
500,2
1175,4
698,7
1198,9
2,350
3,387
5,8
2,439
491,6
1174,0
686,4
1178,0
2,388
2,094
6,5
2,415
502,5
1173,3
694,0
1196,5
2,335
KADAR
ASPAL
BJ MAKS
CAMPURAN
ISI
BENDA
UJI
C
4,5
2,485
4,3
2,492
5,0
4,8
5,5
5,3
4
4
5
KOMPOSISI AGREGAT
BULK
10,5
53,46
31,04
PASIR
APP
2,710
2,720
2,828
2,824
2,738
2,908
2,754
2,909
2,458
Gsb =
RONGGA
UDARA
%
H
:
:
AC-WC
Pengujian Campuran dengan Metode Marshall
Kelompok
Mahabarata
RONGGA
DLM MIN.
AGG (%)
I
RONGGA
TERISI
ASPAL (%)
J
STABILITAS
DIBACA
DISESUAI
STRIP
KAN (KG)
K
L
BJ BULK
HASIL
BAGI
MARSHALL
N
19,138
58,297
125
125,0
1197,36
2,27
517,1293702
18,554
67,966
102
102,0
976,65
1,97
486,0430752
18,516
75,371
92
92,0
888,38
2,35
370,6210861
18,965
79,966
91
91,0
882,10
3,02
286,3604341
3,323
19,911
81,409
86
86,0
832,93
1,88
434,359277
%1/2"
+ %Abubatu +
%Pasir
%Filler
BJ BULK
BJ BULK
BJ BULK
100
%3/4"
KELELEHAN
PLASTIS
(MM)
M
2,726
103 x ( Gse - Gsb )
BJ BULK
Gse =
100
100
GMM
2,658
J : ( A x G / T ) / (( A x G / T ) + H )) x 100
:F-E
:D/F-E
M : Flow x 0,01
: (( B - G ) / B ) x 100
N : L / ( 1.02 x M )
Kalibrasi
9,681
Kg
-0,961
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Pekerjaan
Jenis Material
: AC Wearing Course
Sumber Material
Dikerjakan
: Rama
Mahabarata
DP
Sampel dari
Diperiksa
: Ir.Supriyono,
Rama DP
MT
2,37
1300
2,35
1200
4,0
Stabilitas
Bj. Bulk
2,31
Flow
1100
2,33
1000
900
3,0
2,0
2,29
800
2,27
1,0
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
4,5
700
4,5
Kadar Aspal
5,0
6,0
5,0
6,5
500
400
21,0
80
20,0
6,5
6,0
6,5
19,0
VMA
VFB
MQ
6,0
90
70
300
5,5
Kadar Aspal
600
5,5
Kadar aspal
60
18,0
17,0
200
50
100
4,5
5,0
5,5
6,0
6,5
16,0
15,0
40
4,5
5,0
Kadar As pal
5,5
Kadar Aspal
6,5
4,5
5,0
5,5
Kadar Aspal
10,0
9,0
Bj. Bulk
8,0
Stabilitas
7,0
Kelelehan
Marshall Quotion
Rongga Terisi Aspal
Rongga Antara Mineral Aggregat
6,0
VIM
6,0
5,0
4,0
3,0
2,0
Kepadatan Membal
1,0
(Ref usal)
0,0
4,5
5,0
Dikerjakan : Mahabarata
Diperiksa : Rama DP
6,0
6,5
4,5
5.525
5,5
Kadar Aspal
6,5
4,5
6,5
4,5
6,5
4,5
6,4
4,68
6,5
4,8
6,5
LABORATORIUM TRANSPORTASI
FAKULTAS TEKNIK-JURUSAN SIPIL
Jl.Prof. H. Sudarto, SH Tembalang-Semarang Kotak Pos 1269 Telp (024) 7460053; 7460055
Kelompok
: Mahabarata
Konstruksi
: AC-WC
URAIAN PEMERIKSAAN
I.
HASIL
SPECIFIKASI
5,525
10,500
53,46
Abu Batu
31,04
Pasir
5,00
Wetfix-Be
0,30
10,50
53,46
Abu Batu
31,04
Pasir
5,00
100,00
Fraksi Filler ( FF )
4,808
3-5
15
75 - 82
1268,2
377
Kelelehan
Berat isi ( Bj. Bulk )
330,24
2,369
CATATAN
Hasil Rancangan Campuran Rencana
diatas, berlaku sesuai material yang dikirim
ke Laboratorium Transportasi FT. UNDIP
Mendapat Persetujuan RCR sebagai RCK :
Untuk mendapat kepastian Campuran
Rencana di laboratorium yang cukup memuaskan,
maka perlu membuat percobaan campuran dengan
alat pencampur lapangan serta diikuti percobaan
penghamparan dan pemadatan di lapangan.
> 600
kg
mm
t /m3
2015
KETUA
LABORATORIUM TRANSPORTASI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FT. UNDIP
LAMPIRAN D
LAMPIRAN E