Vous êtes sur la page 1sur 20

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/ tugas terlampir
adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada
mata kuliah lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami
menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Nama

: M. Iswahyudi
213.08.2.0089

NPM
Tandatangan

: Lusia Asari :
Nama

213.08.2.0103

NPM
: Ajeng Pratiwi :
Tandatanan

213.08.2.0129

Nama

NPM

Tandatangan

Mata Kuliah : Akuntansi Manajemen Judul Makalah : Resum


Bab. 3 Perilaku Biaya Aktivitas T anggal : 24 Maret 2015
Dosen

: Nur Diana, SE. MSI

(Jika bentuknya tugas kelompok, tuliskan nama, NPM dan tanda tangan dari seluruh anggota
kelompok)

Form Berita Acara Pengerjaan Tugas

No

Pertemuan

Lokasi

Anggota

12/03/2015

Lantai 2 FE

yang
3

Unisma

14/03/2015

Depan

Waktu Tahapan Pengerjaan Tugas

12.05 Pembagian tugas untuk resum per


materi di bab

2 (Konsep
Dasar
10.00 Penggabungan
materi
yang sudah
diresum dan mengedit

Kampus

BAB 2
KONSEP-KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN

A. Deskripsi Proses Pembebanan Biaya

Konsep Biaya
Biaya (cost) adalah sejumlah pengorbanan untuk mendapatkan barang
dan jasa yang diharapkan akan menghasilkan manfaat ekonomi (pendapatan) saat
ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Sejumlah kas yang dikeluarkan
untuk membeli bahan baku akan menjadi biaya bahan baku tersebut.

Ketika biaya yang telah dihabiskan dalam proses menghasilkan


pendapatan, biaya tersebut dinyatakan kedaluwarsa (expire). Agar perusahaan
tetap berjalan, maka pendapatan harus melebihi beban dan laba yang dihasilkan
harus cukup besar untuk memuaskan pemilik perusahaan.

Demikian juga upah tenaga kerja yang dibayarkan dan overhead pabrik
yang digunakan untuk memproduksi produk jadi merupakan biaya produk jadi
tersebut. Sebelum terjual, produk jadi tersebut merupakan aktiva yang disajikan di
neraca sebesar biayanya. Jika produk jadi tersebut terjual, maka biaya yang
melekat padanya akan disajikan sebagai beban (expense) di laporan rugi laba.

Obyek Biaya
Suatu objek biaya (cost object) dapat berupa objek apapun, seperti
produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas, dan lain-lain yang digunakan
untuk mengukur dan membebankan biaya.
Keterlusuran (traceability) adalah kemampuan untuk membebankan biaya
pada suatu objek biaya yang layak secara ekonomis melalui suatu hubungan sebab
akibat.
1. Biaya langsung (direct cost)

Adalah biaya-biaya yang dapat dengan mudah dan akurat dilacak


ke objek biaya. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost)

Adalah biaya-biaya yang tidak dapat dengan mudah dan akurat ke


objek biaya. Contoh: biaya bahan tidak langsung (bahan untuk
pemeliharaan peralatan) dan biaya tenaga kerja tidak langsung
(petugas kebersihan, petugas keamanan)

Metode Penelusuran
Penelusuran (tracing) adalah pembebanan akrual biaya pada objek biaya
dengan menggunakan ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang
dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran biaya ke objek biaya dapat terjadi
melalui cara berikut:
1. Penelusuran langsung (direct tracing)

Merupakan proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya


yang secara khusus dan secara fisik berhubungan dengan suatu objek
biaya. Biasanya dilakukan melalui pengamatan/observasi secara fisik.
Contoh: penggunaan roda, suku cadang dan upah tenaga perakitan
dalam menentukan biaya produksi mobil.

2. Penelusuran tidak langsung (indirect tracing)

Merupakan penggunaan penggerak untuk membebankan biaya


pada objek biaya. Penggerak merupakan faktor penyebab teramati
yang mengukur konsumsi sumber daya oleh objek. Walaupun tidak
seakurat penelusuran langsung, namun jika hubungan sebab
akibatnya baik, maka tingkat keakuratan yang tinggi dapat
diharapkan.

S Penggerak sumber daya (resources driver)

Mengukur permintaan sumber daya ke aktivitas dan


digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke
aktivitas. Contoh: untuk membebankan biaya sumber daya
listrik yang dikonsumsi oleh aktivitas pemeliharaan peralatan,
digunakan penggerak sumber daya yaitu jam mesin.

S Penggerak aktivitas (activity driver)

Mengukur permintaan aktivitas oleh objek biaya, dan


digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek
biaya. Contoh: untuk membebankan biaya aktivitas
pemeliharaan peralatan ke objek biaya departemen produksi,
digunakan penggerak aktivitas yaitu jumlah jam kerja
pemeliharaan.
B. Menjelaskan produk berwujud dan tidak berwujud serta menjelaskan perbedaan
beberpa definisi harga pokok produk.
Produk berwujud (tangible product) adalah barang yang diasilkan dengan
mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input)
modal, seperti pabrik, lahan, dan mesin. Contoh dari produk berwujud seperti
mobil, komputer, televisi, dll.

Jasa (sevice) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan untuk pelanggan
atau aktivitas yang dijalankan oleh pelanggan dengan menggunakan produk atau
fasilitas organisasi.

Jasa berbeda dengan produk berwujud dalam empat dimensi penting:

Tidak Berwujud (intangibility)

Pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar, atau


mencicipi sesuatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli.

Tidak Tahan Lama (perishability)

Jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan dimasa depan oleh


pelanggan. Meskipun jas atidak dapat disimpan, beberapa jasa
seperti operasi plastik memberi pengaruh jangka panjang dan tidak
perlu diulangi oleh pelanggan tersebut.

Tidak Dapat Dipisahkan (inseparabaility)

Produsen dan pembeli biasaya harus melakukan kontak langsung


saat terjadi pertukaran. Akibatnya jasa kerap tidak dapat dipisahkan
dari produsennya.

Tidak Selalu Sama (heterogenity)

Terdapat peluang variasai yang lebh besar pada penyelenggaran jasa


daripada produksi produk.

Metode Pembebanan Biaya

Gambar 2.1. Metode Pembebanan Biaya


Biaya yang Berbeda untuk Tujuan yang Berbeda
Harga pokok produk (product cost) adalah pembebanan biaya yang
mendukung tujuan manajerial yang spesifik. Definisi biaya produk tergantung pada
tujuan manajerial yang ingin dicapai. Hal ini sesuai dengan prinsip dasar
manajemen biaya, yakni biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda (different
cost for different purposes ). Jika tujuan manajemen adalah melakukan analisis
laba strategis, maka semua aktivitas yang ada dalam rantai nilai (merancang,
mengembangkan, memproduksi, memasarkan, mendistribusikan dan melayani
produk) dibebankan ke produk. Namun jika tujuan manajerial adalah jangka
pendek/analisa laba taktis, seperti pada keputusan menerima/menolak pesanan
khusus, maka hanya aktivitas yang terdapat dalam rantai nilai yang relevan
(perancangan & pengembangan tidak lagi relevan) yang digunakan untuk
membebankan biaya aktivitas ke produk (biaya produk operasi). Demikian pula
halnya jika tujuan manajerial adalah untuk penyusunan laporan keuangan eksternal,
maka hanya biaya produksi yang digunakan dalam perhitungan biaya produk (biaya
produk tradisional).

Harga Pokok Produk dan Pelaporan Keuangan Eksternal


Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan
penyediaan jasa. Sedangkan biaya nonproduksi adalah biaya yng berkaitan dengan
fungsi desain, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan, dan
administrasi umum. Untuk barang berwujud, biaya produksi dan nonproduksi disebut
sebagai biaya manufsktur dan nonmanufaktur.
Biaya produksi dikelompokkan lebih lanjut menjadi biaya bahan langsung,
biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead.
Bahan Langsung

Bahan langsung adalah bahan yang dapat ditelusuri secara langsung pada
barang atau jasa yang sedang di produksi. Biaya beban langsung dibebankan
pada produk karena pengamatan secara fisik dapat digunakan untuk
mengukur kuantitas yang dikonsumsi setiap produk. Contoh : besi pada
mobil, kayu pada perabotan, alkohol pada parfum, dll
T enaga Kerj a Langsung

Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara
langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi. Contoh : upah dokter
dan perawat bedah, dan gaji buruh di pabrik.
Overhead

Seluruh biaya produksi lain, selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga
kerja langsung. Contoh: depresiasi bangunan dan peralatan, pemeliharaan
peralatan, supervisi, pajak, dll.

Biaya Utama dan Konversi


Biaya utama (prime cost) adalah jumlah dari biaya bahan langsung dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya konversi (conversion cost) adalah jumlah dari
tenaga kerja langsung dan biaya overhead.

C. Menyusun laporan laba rugi untuk organisasi manufaktur, jasa dan dagang.

Laporan Keuangan Eksternal


Demi memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan eksternal, biaya- biaya
harus dikelompokkan berdasarkan fungsi. Ketika menyusun laporan rugi laba,

biaya produksi dan biaya nonproduksi harus dipisahkan. Biaya produksi dianggap
sebagai biaya produk sedangkan biaya nonproduksi dianggap sebagai biaya
periodik. Biaya produksi yang melekat pada produk yang sudah terjual dilaporkan
dalam laporan rugi laba, sedangkan biaya produksi yang melekat pada produk
yang belum terjual dilaporkan dalam neraca. Beban penjualan dan administrasi
yang dianggap sebagai biaya periodik dikurangi pada setiap periodenya dan
dilaporkan di laporan rugi laba.

Laporan Laba Rugi : Perussahaan Manufaktur


Laporan laba rugi bedasarkan klasifikasi fungsional pada perusahaan
manufaktur. Laporan laba rugi ini mengikuti format tradisional yang diajarkan
pada mata kuliah pengantar akuntnasi keuangan. Pemasukan yang dihitung
menurut klasifikasi fungsional sering disebut sebagai perhitungan pemasukan
biaya absorpsi (full costing) karena semua biaya manufaktur dibebankan pada
produk. Harga pokok penjualan adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead.

Laporan Laba Rugi : Perusahaan Jasa


Pada perusahaan jasa, perhitungan biaya jasa yang terjual berbeda dari
biaya penjualan dalam perusahaan manufaktur. Perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan awal atau akhir barang jadi. Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan
barang jadi karena tidak mungkin menyimpan jasa. Biaya penjualan jasa dapat
disamakan dengan harga pokok produksi.
D. Menjelaskan perbedaan antara sistem akuntansi manajemen berdasarkan fungsi
dan aktivitas.

Sistem Akuntansi FBM (funcional based management) versus ABM (activity


based manajement)
1. Penggerak bedasarkan unit
1. Penggerak berdasarkan unit dan non
unit
2. Intensif dalam pengalokasian
2. Intensif dalam penelusuran
3. Perhitungan harga pokok secara
sempit dan kaku
3. Perhitungan harga pokok secara luas

Perbandingan antara Sistem Manajmenen Biaya bedasarkan Fungsi dan Aktivitas.

BAB 3
PERILAKU BIAYA AKTIVITAS

A. Mendefinisikan Perilaku Cost Tetap, Variable dan Semivariabel (Campuran)


Dasar-dasar Perilaku Biaya
Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk mendeskripsikan apakah
biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran. Ada beberapa macam biaya :

1. Biaya Tetap (fixed cost)

Adalah biaya yang tidak berubah jumlahnya walaupun kegiatan bisnis


meningkat atau menurun (konstan). Misalnya mesin pemotong disewa sebesar
$60.000 selama 1 tahun dan memiliki kapasitas produksi 240.000 unit/tahun.
Biaya

Volume
2. Biaya Variabel (variable cost)

Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah, dipengaruhi


oleh perubahan jumlah output. Misalnya mesin pabrik yang digunakan untuk
produksi menggunakan daya listrik 0,1 KWH, tarif 1 KWH Rp2000. Berarti
biaya tiap unitnya Rp200 (0,1 x Rp2000).

3. Biaya Campuran (mixed cost)

Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen biaya tetap dan
biaya variable. Misalnya: seorang salesman biasanya dibayar dengan gaji
tetap plus bonus berdasarkan target penjualannya.
Biaya

Mengklasifikasikan Biaya Sesuai dengan Perilaku


1. Batasan Waktu

2. Sumber Daya dan Ukuran Keluaran

3. Penggerak Tingkat Nonunit

B. Menjelaskan Peranan Penggunaan Sumberdaya Dalam Memahami Activity Cost


Behaviour
Ativitas, Pengguna Sumber Daya, dan Perilaku Baiya
Perilaku biaya pendek dan biaya panjang berhubungan dengan aktivitas dan

sumber daya yang diperlukan untuk melakukannya. Untuk mengetahui bagaimana hal
itu terjadi dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi perilaku biaya, penting untuk
mengetahui sumber daya yang fleksibel dan terikat.
1. Sumber Daya Fleksibel (flexible resources)

Sumber daya fleksibel atau sumber daya yang tersedia ketika diperlukan
adalah sumber daya yang diperoleh dari luar dan tidak diperlukan adanya
komitmen jangka panjang untuk setiap jumlah tertentu sumber daya. Karena
biaya sumber daya yang tersedia ketika diperlukan sama dengan biaya sumber
daya yang digunakan, maka total biaya akan meningkat ketika kebutuhan sumber
daya meningkat. Secara umum kita dapat memperlakukannya sebagai biaya
variabel. Contoh: penggunaan bahan baku dan energi.

2. Sumber Daya Terikat (committed resources)

Adalah sumber daya yang dipasok sebelum penggunaan, mereka didapat


dengan menggunakan kontrak eksplisit dan inplisit untuk memperoleh sejumlah
sumber daya tertentu, tanpa memperhatikan apakah kuantitas sumber daya
tersedia seluruhnya atau tidak, disebut juga. Biaya atas sumber daya ini dapat
dikelompokkan menjadi dua:

a. Biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan kapasitas aktivitas


jangka
panjang
(committed
fixed
expenses),
contoh:
pembelian/penyewaan bangunan dan peralatan, dan

b. Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kapasitas aktivitas jangka


pendek (discretionary fixed expenses), contoh: tenaga kerja.
Perilaku Biaya Bertahap (Step Cost)
Biaya bertahap (step cost) menampilkan tingkat biaya yang konstan untuk rentang
keluaran tertentu dan pada titik tertentunaik ke tingkat biaya yang lebih tinggi dimana
dimana biaya tersebut tidak berubah untuk rentang keluaranyang sama. Ada dua jenis
biaya step:
a. Biaya Variabel Step (step variable cost)

Dalam biaya variabel step, lebar step kecil dan biaya sumber daya
berubah sebagai akibat perubahan kecil dalam penggunaan sumber daya.
Biasanya biaya variabel step dianggap sebagai biaya variabel yang ketat.
b. Biaya Tetap Step (step fixed cost)

Biaya tetap step merupakan biaya yang mengikuti perilaku biaya dengan
step lebar. Banyak committed resources yang mengikuti fungsi biaya ini. Biaya
tetap step dikategorikan sebagai biaya tetap. Kebanyakan biaya tetap step bersifat
tetap selama rentang operasi normal perusahaan.
Biaya Biaya

Volume

Volume
Fungsi Biaya Bertahap

Biaya Tetap Bertahap

Implikasi-implikasi untuk Pengendalian dan Pengabilan Keputusan


Sistem

pengendalian

operasional

mendorong

para

manajer

untuk

lebih

memperhatikan pengendalian atau penggunaan dan pengeluaran sumber daya. Sebagai


contoh, sistem pengendalian operasional yang di desain dengan baik akan memungkinkan
para manajer untuk menilai perubahan permintaan sumber daya yang akan terjadidari
keputusan tentang baruan produk baru.

C. Memisahkan Biaya Campuran menjadi Componen Biaya Tetap dan Variable dengan
Menggunakan Metode Titik Tertinggi-Terendah, Scatterploth dan Kuadrat Terkecil
(Leastsqurae)
Metode untuk Memisahakn Biaya Campuran Menjadi Komponen Tetap dan Variabel
Sementara beberapa biaya dapat secara mudah dikasifikasikan sebagai biaya
variabel, tetap, atau tetap bertahap, bebrapa biaya lainnya masuk dalam katagori
biaya campuran. Biaya-biaya yang termasuk biaya campuran perlu dipisahkan dalam
komponen-komponen tetap dan variabel.
Ada tiga metode yang digunakan untuk memisahkan biaya campuran menjadi
biaya tetap atau biaya variabel.
1. Metode Tinggi Rendah (high low method)

Adalah suatu metode untuk mentukan persamaan garis lurus dengan


terlebih dahulu memilih dua titik (titik tertinggi dan titik terendah) yang akan
digunakan untuk menghitung parameter perpotongan dan kemiringan.Titik
terendah menunjukkan aktivitas terendah dan titik tertinggi menunjukkkan
aktivitas tertinggi. Untuk mencari rumus biaya digunakan persamaan berikut:
V = Perubahan biaya = (Y2 - Yi)

Perubahan aktivitas

(X2 - X1)

Dan

F = Jumlah biaya titik tertinggi - (Biaya variabel x Keluaran tertinggi)

Atau

F = Y1 - X1
Keterangan :

: Biaya variabel

Y2

: Biaya tinggi

Y1

: Biaya rendah

X2

: Keluaran tinggi

X1

: Keluaran rendah

: Biaya tetap

Metode tinggi rendah memiliki keunggulan:

a. Objektivitas

b. Dapat mengetahui hubungan biaya dengan cepat hanya


berdasarkan dua titik data.
Kelemahannya adalah jika dua titik tertinggi atau terendah tersebut
merupakan outlier, maka hubungan biaya aktivitas yang diperoleh
menjadi tidak representatif.

2. Metode Scatter Plot (scatterplot method)

Dengan metode scatter plot, kita memplot titik-titik data sehingga


diperoleh hubungan biaya dan aktivitas. Hal ini dilakukan untuk menilai
validitas hubungan linear yang diasumsikan. Kemudian dipilih titik untuk
menempatkan garis terbaik pada titik-titik scatter plot, yaitu garis di mana
titik-titik data lebih dekat dengan garis tersebut daripada garis lainnya.
Setelah menentukan dua titik untuk membuat garis terbaik, maka rumus biaya
dapat dihitung dengan persamaan yang digunakan pada saat menggunakan
metode tinggi rendah.
V = (Y2 - Yi)

(X2 - Xi)

F = Y2 - X2

Keunggulan signifikan metode scatter plot adalah memberi kesempatan


untuk melakukan analisis biaya secara visual serta dapat mengidentifikasi
nonlinearitas, keberadaan outliers, dan terjadinya pergeseran dalam hubungan
biaya. Adapun kekurangannya adalah tidak adanya kriteria objektif dalam
pemilihan garis terbaik sehingga kualitas rumus biaya tergantung pada
kualitas penilaian subjektif analis.
3. Metode Kuadrat Terkecil (least square method)

Metode kuadrat terkecil mengidentifikasi garis terbaik dengan


mengkuadratkan deviasi (selisih antara biaya yang diprediksi dengan biaya
aktual, ditunjukkan oleh jarak dari titik ke garis) yang terdapat pada masingmasing titik dan kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut
sebagai ukuran keseluruhan kedekatan. Garis dengan jumlah kuadrat deviasi
terkecil merupakan garis kecocokan terbaik (best fitting line). Metode ini
lebih disarankan daripada metode tinggi rendah maupun metode scatter plot.

Rumus statistik yang digunakan untuk menghasilkan rumus biaya adalah:

= rixY - yxyY/ni [IX2


- dX)2/n]

F = IY - v
n

IX
n

D. Melakukan Evaluasi Terhadap Keandalan Statu Persamaan Cost

Metode kuadrat terbaik mengidentifikasi garis terbaik, namun tidak menyatakan


seberapa baiknya. Semakin tinggi persentase variabilitas biaya yang diterangkan,
semakin baik garisnya. Persentase ini ditunjukkan oleh

koefisien determinan (R2). Karena koefisien itu merupakan persentase reliabilitas yang
diterangkan, maka nilainya selalu berkisar antara 0 dan 1. Semakin dekat R2 ke 1, semakin
baik garisnya.
Ukuran alternatif untuk goodness of fit adalah koefisien korelasi, yaitu akar dari
koefisien determinan. Korelasinya antara -1 dan +1. Kelebihannya adalah mampu
mengindikasikan arah hubungan. Jika koefisien korelasinya positif, maka kedua
variabelnya bergerak ke arah yang sama (korelasi positif) dan jika koefisiennya
negatif, diprediksikan kedua variabelnya bergerak ke arah yang berlawanan (korelasi
negatif).
E. Menjelaskan dan Menggunakan Peranan Regresi Berganda (Multiple Regresion)
Dalam Penilaian Perilaku Cost
Regresi Berganda
Mendapatkan rumus biaya terbaik kadang lebih rumit daripda mengidentifikasikan
satu penggerak aktivitas dan meregresikan biaya aktivitasuntuk penggerak ini. Satu
variabel bebas mungkin hanya dapat menjelaskan lebih sedikit variabilitas dalam
variabel terikat. Jadi salah satu kemungkinan solusi adalah mencari variabel
penjelasan tambahan.
Jumlah biaya = b0 + (b1 x X1 ) + (b2 x X2) +......................
Keterangan :

b0 : biaya tetap atau potongan

b1 : biaya variabel per unit untuk variabel bebas pertama X1 :


variabel bebas pertama

b2 : biaya variabel per unit untuk variabel bebas kedua X2 :


variabel bebas kedua
F. Menjelaskan Pertimbangan Manajerial Dalam Penentuan Perilaku Cost
Penilaian Manajerial
Pertimbangan manajerial merupakan metode paling luas yang digunakan.
Pertimbangan manajerial dapat dilakukan secara terpisah atau digabungkan dengan
metode tinggi rendah, scatterplot atau kuadrat terkecil. Manajer menggunakan
pengetahuan dan pengalamannya mengenai hubungan biaya dan tingkat aktivitas
untuk mengidentifikasi ouliers, memahami pergeseran struktural, dan menyesuaikan

parameter sebagai antisipasi atas kondisi yang berubah.

REFERENSI
1. Hansen, Don .R. and Maryanne Mowen, 2009, Accounting Managerial 8 th ed.
by Cengage Learning Asia Pte Ltd : (HM), Salema Empat.

2. Milton F. Usry, Lawrence H. Hammer, 1991, Akuntansi Biaya Perencanaan dan


Pengendalian, Edisi 10, Jilid 1, Erlangga

Vous aimerez peut-être aussi