Vous êtes sur la page 1sur 7

Abnormal uterine bleeding

Pada tahun 2011 FIGO menyatakan bahwa semua perdarahan yang tidak normal yang
berasal dari rahim dinyatakan sebagai Abnormal Uterine Bleeding (AUB). AUB adalah
gangguan menstruasi yang memiliki gejala berikut:
- Gangguan dari keteraturan
- Irregular Menstrual Bleeding (IrregMB)
Adanya jarak lebih dari 20 hari di antara setiap siklus dalam jangka waktu 1
tahun
-Absent Mestrual Bleeding
Tidak adanya perdarahan selama 90 hari.
- Gangguan frekuensi
- Infrequent Menstrual Bleeding (IMB)
1 atau 2 siklus menstruasi dalam selama 90 hari
- Frequent Menstrual Bleeding (FMB)
4 atau lebih siklus menstruasi dalam 90 hari.
- Gangguan terhadap banyaknya aliran darah yang keluar
- Prolonged Menstrual Bleeding
Gangguan dimana lama masa perdarahan melebihi 8 hari
- Shortened Menstrual Bleeding
Gangguan dimana perdarahan kurang dari 2 hari
- Irregular Nonmenstrual Bleeding
Adanya perdarahan di antara siklus menstruasi
Selain gejala diatas, berikut juga termasuk kelainan perdarahan abnormal pada uterus:
- Perdarahan setelah hubungan seksual
- Perdarahan setelah menopause

Klasifikasi AUB
Menurut hasil FIGO pada tahun 2011 sekarang disepakati Klasifikasi baru yang
membagi AUB berdasarkane etiologi nya yaitu PALM-COEIN. PALM terkait pada kelainan
struktural sedangkan COEIN tidak.
P- Polyp
A- Adenomyosis
L- Leiomyoma Uteri
M - Malignancy
C- Coagulopathy
O- Ovulatory Dysfunction
E- Endocrinopathy
I- Iatrogenic
N- Non Classified
Polyp (AUB-P)
Polip adalah sebuah pertumbuhan massa yang terdiri dari massa kistik, jaringan ikat,
pembuluh darah yang lebar, dan terdapat pada permukaan endometrium.
Adenomyosis (AUB-A)
Adenomyosis adalah pertumbuhan jaringan endometrium di dalam lapisan myometrium.
Posisi jaringan endometrium abnormal ini tidak memungkinkan darah yang harusnya
langsung keluar saat mensturasi. Terkadang darah yang tertampung bisa keluar di antara
siklus.
Leiomyoma (AUB-Lo)
Leiomyoma uteri atau biasa disebut sebagai Fibroid, merupakan pertumbuhan jaringan ikat
yang abnormal pada uterus. Pertumbuhan abnormal ini dapat terjadi di berbagai lapisan
ataupun lokasi di uterus seperti subserosa dan submukosa. Perdarahan yang ada pada fibroid
ini cukup buruk sehingga pembuluh darah seringkali rusak.
Malignancy (AUB-M)
Gejala utama dari keganasanan pada umumnya adalah adanya perdarahan. Keganasan
menyebabkan pertumbuhan abnormal yang sangat tidak terkontrol, sel-sel yang dihasilkan
sangan atipik dan keganasan memiliki kemampuan untuk melakukan angiogenesis untuk
mendukung pertumbuhan abnromal. Angiogenesis ini juga tidak beraturan sehingga
seringkali pembuluh darah rusak dan menyebabkan keluarnya darah.

Coagulopathy (AUB-C)
Perdarahan ini terjadi karena sistem pembekuan darah tidak bekerja dengan baik saat proses
haid sedang berlangsung sehingga darah yang dikeluarkan banyak dan bisa memakan waktu
yang lama dari awal haid hingga waktu haid selesai.
Ovulatory (AUB-O)
Perdarahan ini terkait karena adanya kelainan saat ovulasi. Masalah yang didapat bisa berupa
perdarahan abnormal yang timbul akibat ovarium berovulasi maupun tidak berovulasi.
Penyebab dari perdarahan ini adalah adanya ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron saat siklus menstruasi.
Endometrial (AUB-E)
Perdarahan ini terjadi karena adanya respon imunitas, inflamasi, ataupun infeksi dari jaringan
endometrium. Pasien ini memiliki lama siklus menstruasi yang cenderung normal, dan tidak
ditemukan kelainan perdarahan abnormal lainnya.
Iatrogenic (AUB-I)
Perdarahan ini terjadi karena adanya tindakan medis yang dilakukan seperti pemasangan Alat
kontrasepsi Dalam Rahim ataupun obat-obat yang mempengaruhi koagulasi darah.
Perdarahan yang dialami pasien dalam terapi antikoagulan digolongkan sebagai
Coagulopathy (AUB-C)
Not Classified as Above (AUB-N)
Klasifikasi ini adalah untuk penyakit yang menyebabkan adanya perdarahan abnormal dari
uterus namun sifat penyakitnya sendiri kurang jelas seperti adanya malformasi arteri dan
vena.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik untuk menentukan penyebab perdarahan uterus bisa berbeda-beda
tergantung dengan penyebab seperti di atas. Pada perdarahan yang disebabkan karena
ketidakseimbangan hormon, penting untuk melihat organ maupun tempat lain selain daripada
genitalia, sebab kelainan hormon dapat memicu perubahan di tempat lain juga. Pada
perdarahan yang disebabkan kelainan koagulasi tempat yang cukup mudah dilihat adalah
gusi, adanya perdarahan gusi yang lama dapat menunjukan adanya kelainan pembekuan
darah. Pada perdarahan yang disebabkan kelainan anatomis biasanya dapat diperiksan
menggunakan kolposkopi dan VT, kelainan yang didapat biasanya berupa adanya masa.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang biasanya dilakukan tergantung etiologi yang diduga. Pada kasuskasus dengan kelainan anatomis biasanya pemeriksaan yang dilakukan adalah USG. Cara
USG juga bisa dimodifikasi dengan cara memasukan cairan saline sehingga pada USG dapat
dilihat dinding endometrium dengan lebih jelas (Salin Infusion Sonography, SIS). Cara lain
yang dapat digunakan untuk melihat uterus adalah dengan menggunakan Hysteroscopy.
Hysteroscopy dilakukan dengan cara memasukan kamera kecil ke dalam uterus sehingga kita
dapat melihat keadaan jaringan. Hysteroscopy merupakan gold standard dalam kasus-kasus
perdarahan abnormal dan digunakan untuk membandingkan hasil SIS dan USG biasa. Pada
kasus lain sampel jaringan endometrium dapat diambil menggunakan alat sampling (Pipelle),
biopsi jaringan, maupun dengan kuretase. Perlu diingat dalam pengambilan sampel, harus
dipastikan bahwa pasien tidak sedang hamil.

Tatalaksana

Pada pasien yang memiliki faktor risiko keganasan yang tinggi, harus
dilakukan biopsy. Pada pasien yang memiliki faktor risiko keganasan yang
rendah, dilakukan terapi medikamentosa. Apabila dengan terapi medikamentosa,

perdarahan masih terus berlanjut, dilakukan pemeriksaan USG trans-vaginal dan


biopsy.
Tatalaksana pada perdarahan uterus abnormal ada 2, yaitu
medikamentosa dan pembedahan. Pada medikamentosa, yang digunakan adalah
hormon ( kombinasi kontrasepsi oral dan progestin oral ), NSAID, asama
traxenamic atau antibiotik. Penggunaan hormon ini tergantung dari usia dan
keinginan pasien untuk hamil. Terapi hormonal ini berupa pil, injeksi dan IUD.
NSAID dapat mengurangi perdarahan dan mengurangi nyeri pada saat
menstruasi. Asam traxenamic digunakan untuk perdarahan uterus yang bersifat
masif. Antibiotik digunakan untuk infeksi.
Pembedahan diperlukan pada perdarahan yang disebabkan oleh polip atau
fibroid dan pada terapi medikamentosa yang gagal. Beberapa fibroid bisa
dibuang dengan cara histeroskopi. Untuk mengurangi atau menghentikan
perdarahan secara permanen, diperlukan ablasi endometrial. Sebelum
melakukan ablasi endometrial, diperlukan biopsy endometrial.

DAFTAR PUSTAKA
1. Abnormal Uterine Bleeding - ACOG [Internet]. Acog.org. 2016 [cited 10 March
2016]. Available from: http://www.acog.org/Patients/FAQs/Abnormal-UterineBleeding#medications
2. Management of acute abnormal uterine bleeding in nonpregnant reproductive-aged
women. Committee Opinion No. 557. American College of Obstetricians and
Gynecologists. Obstet Gynecol 2013; 121:8916

Vous aimerez peut-être aussi