Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian Lengkap
KASUS
Tuan A umur 45 tahun sehari-hari bekerja sebagai wiraswata. Dua hari telah terpasang
trakeostomy, keluhan saat ini sesak dan gelisah serta terlihat menarik diri dari interaksi sosial.
3.1. Pengkajian
1. Data Biografi
Identitas Klien:
Nama
: Tn. A.
Umur
: 45 tahun
Suku/bangsa
: Jawa
Status Perkawinan
: kawin
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Timur Indah 3
No Register : 01.180.630
Tanggal masuk RS
: 2 Mei 2012
Tanggal Pengkajian
: 4 Mei 2010
Catatan kedatangan
: Ny. Q / 32
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
Alamat
: Timur Indah 3
No telepon : (0736)220..
Sumber Informasi
2. Riwayat kesehatan/Keperawatan
1. Keluhan Utama /alasan masuk RS :. Tn R (45 th) datang ke RS dr. M. Yunus Bengkulu via
IGD pada tanggal 2 mei 2012, dengan keluhan batuk berdahak dan sesak napas.
2.Riwayat Penyakit Sekarang
3Tuan A merasakan sesak, merasa malu saat menemui orang lain karena tidak berbicara dengan
normal.
4. Riwayat penyakit keluarga : 5. Riwayat penyakit masa lalu : Pemeriksaan Fisik:
1. B1 (Breath) : kesulitan bernafas, batuk (mungkin gejala yang ada), riwayat trauma dada
2. B2 (Blood) : takikardia, frekuensi tak teratur. TD hiper/hipotensi
3. B3 (Brain) : dizziness, cemas
4. B4 (Bladder) : 5. B5 (Bowel) : nafsu makan turun, BB turun, Pasien lemah
6. B6 (Bone): malaise
Pemeriksaan focus klien dengan trakeostomy :
1. Tanda-tanda vital
2. Bukti adanya hipoksia
3. Frekuensi dan pola pernafasan
4.Bunyi nafas
5. Status neurologis
6. Volume tidal, ventilasi semenit, kapasitas vital kuat
7. Kebutuhan pengisapan
8. Upaya ventilasi spontan klien
9. Status nutrisi
10. Status psikologis
Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan trakeostomi yaitu :
1. Pemeriksaan fungsi paru
2. Analisa gas darah arteri
3. Kapasitas vital paru
4. Kapasitas vital kuat
5. Volume tidal
6. Inspirasi negative kuat
7. Ventilasi semenit
8. Tekanan inspirasi
9. Volume ekspirasi kuat
10. Aliran-volume
11. Sinar X dada
12. Status nutrisi / elektrolit.
2.
3.
Pola Eliminasi
4.
4 ketergantungan/tidak mampu
Makan/minum
Mandi
Berpakaian/berdandan
Toileting
Berpindah
Berjalan
Menaiki tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
Kekuatan otot :
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Inspek : RR : 32x/i, penggunaan otot bantu pernapasan (+), takipnea (+),dispnea (+),pernapasan
dangkal, dan rektrasi dinding dada tidak ada.
Perkusi : redup
Vaskular periper :
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan fungsi paru ; menentukan kemampuan paru untuk pertukaran gas karbondioksida
dan
termasuk
tetapi
tidak
terbatas
pada
hal
berikut
ini
:
basa.
2.Kapasitas vital (VC) : menurun pada keterbatasan dada atau kondisi paru, normal atau
meningkat pada PPOM : normal atau menurun pada penyakit neuromuscular (Guillain-Barre),
menurun
pada
kondisi
keterbatasan
gerak torax
(kifoskoliosis).
3. Kapasitas vital kuat (FVC) : (diukur dengan spirometri) menurun pada kondisi restriktif
4.
Volume
tidal
(VT)
dapat
menurun
pada
proses
restriktif
atau
obstruktif
5. Inspirasi negative kuat (NIF) : dapat mempengaruhi kapasitas vital untuk membantu
menentukan
apakah
pasien
dapat
bernafas.
NO ANALISA DATA
ETIOLOGI
MASALAH
Penumpukan
sekret di area
trakea
Kondisi
insisi yang
tidak steril
Resiko infeksi
Adanya lesi
pada
tenggorokan
Hari/tgl
Dx kep
Implementasi
jumat,6
Bersihan
mei 2012
jalan
berhubungan
dengan terdapatnya
Evaluasi
mengkaji dan document Klien mengatakan batuk berdahak berkurang dan tidak lagi
asikan
pemberian
keefektifan
sesak napas
pengobatan
saluran pernapasan
diresepkan
yang menyebabkan
dan
sumbatan
darah
Perawat
mendokumentasikan
pernapasan normal
kefektifan
pemberian Klien tampak tidak lagi menahan rasa sakit /nyeri pada
tenggorokan.
oksigen, gas darah arteri Klien tidak kesulitan bernapas.
Tidak ada pucat
normal
A=
1.. Mengauskultasi paru Masalah teratasi
setiap 4 jam
Batuk berdahak berkurang, napas normal, nyeri di
2. Menganjurkan klien
tenggorokan tidak ada lagi.ronchi dan wheezing tidak
untuk tarik nafas dalam
terdengar
dan batuk
P=
3. Melakukan fisioterapi Intervensi di hentikan.
nafas jika tidak ada
kontraindikasi
4. Membersihkan
trakheostomy tube klien
sesuai dengan
kebutuhan. Berdasarkan
jumlah akumulasi secret
5. Melakukan
suctioning bila perlu
6. Melakukan
nebulizing
sabtu, 7mei
Kerusakan
2012
komunikasi
verbal
berhubungan
dengan pemasangan
trakeatomi
minggu, 8
mei 2012
Resiko infeksi
berhubungan
dengan
pembuatan
saluran
nafas
baru
dari
mekanisme
pertahanan
respirasi.
1.
Beri klien mengatakan tidak ada rasa nyeri pada tenggorokan
kesempatan klien
untuk
klien mengatakan tidak kesulitan berbicara lagi
berkomunikasi
O:
2. Amati gerak tidak ada infeksi pada trakea
non verbal klien tidak ada edema pada laring
3.
Sediakan tidak ada pembesaran jaringan pada daerah laring
kertas
dan A=
Masalah teratasi
bolpoin
jika Interaksi social klien berkembang
pasien
lemah P=
tidak
mampu Intervensi di hentikanchi
berbicara banyak
4. Ajarkan pada
pasien
yang
terpasang
trakheostomi
tentang
cara
menutup lubang
trakheostomi
dengan jari yang
bersih atau
Pukul 09. 00 wib
Mandiri
P=
intervensi di hentikan.
infeksi
2. Monitor dan laporkan
adanya
tanda-tanda
infeksi,
misalnya
demam, penurunan RR
(Respiratory
Rate),
dahak
kental,
Mengidentifikasi
adanya
infeksi
dan
memperkecil
komplikasi
3.
Jaga
pemaparan
trakheostomy
terhadap
benda asing
Pemaparan terlalu sering
pada
trakheostomy
mengakibatkan
pneumonia
melakukan
perawatan trakheostomi
dan suctioning
Agar
mikroorganisme
nafas
kalori
tinggi
protein
Untuk
meningkatkan
sistem imun
No Hari/tgl
4.
Dx kep
Senin 9
Gangguan citra
mei 2012
tubuh
berhubungan
dengan
terpasangnya
trakheostomy
tube
Implementasi
Mandiri
Evaluasi
Pukul 10. 30 wib
S=
A=
Masalah teratasi
Klien tidak ada lagi merasa harga dirinya rendah
P=
Intervensi di hentikan.
perasaannya saat
dipasang trakheostom.
Untuk mengetahui
masalah yang dialami
klien agar mudah
menemukan solusi
4. Bantu pasien
patofisiologi trakea
tomi.Dapat
meningkatkan harga diri
pasien
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Trakeostomi adalah tindakan operasi membuat jalan udara melalui leher dengan membuat
stoma atau lubang di dinding depan/ anterior trakea cincin kartilago trakea ketiga dan keempat,
dilanjutkan dengan membuat stoma, diikuti pemasangan kanul. Bertujuan mempertahankan jalan
nafas agar udara dapat masuk ke paru-paru dan memintas jalan nafas bagian atas saat
pasien mengalami ventilasi yang tidak adekuatdan gangguan lalulintas udara pernapasan karena
obstruksi jalan nafas bagian atas.
Menurut lama penggunaannya, trakeosomi dibagi menjadi penggunaan permanen dan
penggunaan sementara, sedangkan menurut letak insisinya, trakeostomi dibedakan letak yang
tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga. Jika dibagi menurut
waktu dilakukannya tindakan, maka trakeostomi dibagi kepada trakeostomi darurat dengan
persiapan sarana sangat kurang dan trakeostomi elektif (persiapan sarana cukup) yang dapat
dilakukan secara baik (Soetjipto, Mangunkusomu, 2001).
2.
Saran
Mahasiswa yang mempelajari makalah ini memahami trakeostomi secara keseluruhan
dan mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien trakeostomi dengan cermat. Apabila
ada kesalahan mohon disampaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Nurseslab, (2011).Tracheostomy nursing care & management.nurseslabs. diakses 27 september
2011 pukul 19.42, dari web site http://nurseslabs.com/nursing-procedures/tracheostomy-nursingcare-management/
Lindman, MD; Chief Editor: Arlen D Meyers, MD, MBA, (2011). Tracheostomy. Medscape
reference.
Diakses
28
september
2011
pukul
06.16,
dari
web
site http://emedicine.medscape.com/article/865068-overview
Aaron, (1996). Tracheostomy care. Diakses 28 september 2011 pukul 06.30, dari web
site http://www.tracheostomy.com/care/care.htm
Bryant, LR., Trinkle, J., Dublier L.(1971) Reappraisal of tracheal injury from cuffed
tracheostomy tubes. Journal of the American Medical Association 215:4
Gibson, I. (1983) Tracheostomy management. Nursing 2(18), pp538-540
Griggs, A. (1998) Tracheostomy: Suctioning and humidification. Nursing Standard Continuing
Education Reader pp18-23
Hooper, M. (1996) Nursing care of the patient with a tracheostomy. Nursing Standard 15(10), pp
40-43
Claudia Russell.,&Basil Matta. (2004). Tracheostomy, A Multiprofesional Handbook. London
San Fransisco:GMM.
Davis, FA. Understanding The Respiratory System. 2007.
Doenges, Marylin E. dkk. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3
EGC. Jakarta
Reeves, Charlene J. Dkk. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Salemba Medika. JakartA
Trakeostomi. Avilable from http.www.detikhealth.com. accesed at April 5, 2010.