Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
tersebut otomatis tertutup maka jemuran tidak akan basah. Dan setelah hujan atap
tersebut akan terbuka kembali. Selain itu pemilik rumah tidak panik untuk
mencemaskan jemuran pakaian tersebut.
Alat ini juga dapat diaplikasikan selain atap jemuran seperti contoh lain
atap garasi, atap stadium lapangan bola,dsb. Dengan menggunakan aplikasi ini
masyarakat tidak perlu panik lagi pada saat hujan. Dan alat ini sangat berguna
bagi masyarakat sekitar apabila alat ini berjalan dengan baik dan benar.
Alat ini yang kami pilih masih ada hubungan dengan modul dengan modul
praktikum yang kami pelajari sebelumnya sehingga kami memahami system alat
yang kami buat. Rangkaian Automatic Roof tersebut terdapat beberapa sensor
yang berguna untuk mendeteksi adanya hujan dan cahaya. Kami menggunakan 2
tipe sensor diantaranya sensor cahaya dan air. Dan selain sensor kami
menggunakan motor DC yang berguna untuk menarik atap disaat terbuka dan
tertutup. Namun dibalik semua komponen yang kami gunakan ada satu komponen
elektronika yang sangat dominan dalam pembuatan rangkaian ini adalah IC
AT89S51, IC mikrokontroller yang berfungsi sebagai otak untuk system kerja
Automatic Roof.
dan sebagai acuan bagi penulis dalam pembuatan makalah ini, agar tidak terlalu
jauh menyimpang dari pokok masalah yang dibahas.
pengenalan
dasar
tentang
rangkaian
elektronika,
serta
Pendahuluan
Pada bab ini praktikan menjelaskan tentang Penggunaan dan Aplikasi perangkat
elektronika dalam kehidupan sehari-hari dan penggunaannya dalam teknologi
sekarang ini. Serta kami juga akan menjelaskan tentang tujuan dalam pembuatan
proyek yang berjudul Automatic Roof
BAB II
Landasan Teori
Berisikan tentang teori dasar yang berhubungan dengan analisa rangkaian proyek,
dan kerangka terbentuknya proyek Automatic Roof ini.
BAB III Analisa Rangkaian
Dalam analisa rangkaian, kami akan menjelaskan dan menganalisa rangkaian baik
secara blok maupun secara detail, sehingga dalam penggunaannya akan semakin
jelas dan mudah dimengerti.
BAB IV Cara Pengoprasian Alat
Berisi tentang cara dan panduan dalam pengoprasian alat dari proyek yang akan
kami presentasikan.
BAB V Penutup
Berisi kesimpulan, rangkuman dan saran-saran dari apa yang telah diuraikan pada
bab-bab sebelumnya.
Daftar Pustaka
Berisikan sumber-sumber yang akan kami ambil dalam menyusun makalah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Automatic Roof
Sejalan dengan perkembangan zaman, peralatan elektronik semakin hari
2.2
logika, atau pembangkitan sinyal kendali. Namun dibawah ini kami menjelaskan
komponen komponen yang digunakan pada rangkaian Automatic Roof.
2.2.1
Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk memberikan
hambatan terhadap aliran arus listrik. Dalam rangkaian listrik dibutuhkan resistor
dengan spesifikasi tertentu, seperti besar hambatan, arus maksimum yang boleh
dilewatkan dan karakteristik hambatan terhadap suhu dan panas. Resistor
memberikan hambatan agar komponen yang diberi tegangan tidak dialiri dengan
arus yang besar, serta dapat digunakan sebagai pembagi tegangan. Untuk
mengendalikan arus dalam sebuah rangkaian lisrtik, digunakan komponen yang
mempunyai resistansi. Artinya komponen tersebut mempunyai kemampuan untuk
membatasi arus listrik yang mengalir pada rangkaian. Bentuk dan penggunaan
resistor dapat dibagi atas :
1. Resistor Tetap (fixed resistor)
2. Resistor Variable (potensiometer)
3. Resistor yang dapat diubah secara kontiyu (trimpot)
4. Theristor / NTC
-
Resistor
Trimpot
Potentiomet
LDR
Tetap
Resistor pada umumnya mempunyai nilai toleransi 1%, 2%, 3%, 5%, 10%
dan 20%. Resistor yang mempunyai nilai toleransi lebih kecil biasanya lebih
mahal harganya. Resistor juga dapat dispesifikasikan menurut kapasitansinya
untuk mendisipasi (menyerap) daya listrik, dinyatakan dalam Watt.
Karena bentuk fisik dari resistor kecil, maka pada bahannya diberikan nilai
tahanan dalam kode warna menurut standart internasional. Seperti terlihat pada
gambar no. 1 dan no. 2. Dibawah ini :
Keterangan :
Gelang ke-1 dan ke-2 menyatakan angka.
Gelang ke-3 menyatakan faktor pengali (banyaknya nol).
Gelang ke-4 menyatakan toleransinya.
WARNA
GELANG KE 1 dan 2
3
Hitam
X1
0%
Coklat
X 10
1%
Merah
X 100
2%
Orange
X 1000
3%
Kuning
X 10000
Hijau
X 100000
Biru
X 1000000
Ungu
X 10000000
Abu-abu
X 100000000
Putih
1000000000
Emas
X 0.1
5%
Contoh
Perak
X 0.1
10 %
dari
kode
Tidak
20 %
warna :
Coklat
Merah
1
Berwarna
Emas
5
Hijau
Nilai R
x 100
5%
1500 +5%Ohm
2.2.2
Kapasitor
2.2.3
Trimpot
Resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah dengan cara
Atau
(b)
2.2.4
LDR
dalam kondisi gelap gulita dan kurang dari 1 K ketika ditempatkan dibawah
sumber cahaya terang (Mike Tooley, 2003).
LDR adalah suatu bentuk komponen yang mempunyai perubahan resistansi yang
besarnya tergantung pada cahaya. Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu
Laju Recovery dan Respon Spektral:
1. Laju Recovery
Bila sebuah LDR dibawa dari suatu ruangan dengan level kekuatan cahaya
tertentu kedalam suatu ruangan yang gelap, maka bisa kita amati bahwa nilai
resistansi dari LDR tidak akan segera berubah resistansinya pada keadaan ruangan
gelap tersebut. Namun LDR tersebut hanya akan bisa mencapai harga di
kegelapan setelah mengalami selang waktu tertentu. Laju recovery merupakan
suatu ukuaran praktis dan suatu kenaikan nilai resistansi dalam waktu tertentu.
Harga ini ditulis dalam K /detik, untuk LDR type arus harganya lebih besar dari
200 K /detik (selama 20 menit pertama mulai dari level cahaya 100 lux),
kecepatan tersebut akan lebih tinggi pada arah sebaliknya, yaitu pindah dari
tempat gelap ke tempat terang yang memerlukan waktu kurang dari 10 ms untuk
mencapai resistansi yang sesuai dengan level cahaya 400 lux.
2. Respon Spektral
LDR tidak mempunyai sensitivitas yang sama untuk setiap panjang
gelombang cahaya yang jatuh padanya (yaitu warna). Bahan yang biasa digunakan
sebagai penghantar arus listrik yaitu tembaga, alumunium, baja, emas, dan perak.
Dari kelima bahan tersebut tembaga merupakan penghantar yang paling banyak
digunakan karena mempunyai daya hantar yang baik
Salah satu jenis resistor yaitu Light dependent resistor (LDR). Resistansi
LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya
atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10M
12
dan dalam keadaan terang sebesar 1K atau kurang. LDR terbuat dari bahan
semikonduktor seperti kadmium sulfida. Dengan bahan ini energi dari cahaya
yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik
meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
Dengan sifat LDR yang demikian, maka LDR (Light Dependent Resistor)
dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Contoh penggunaannya adalah pada
lampu taman dan lampu di jalan yang bisa menyala di malam hari dan padam di
siang hari secara otomatis. Atau bisa juga kita gunakan di kamar kita sendiri.
13
Sensor
Sensor adalah alat untuk mendeteksi/mengukur sesuatu, yang digunakan
untuk mengubah variasi mekanis, magnetis, panas, sinar dan kimia menjadi
tegangan dan arus listrik. Dalam lingkungan sistem pengendali dan robotika,
sensor memberikan kesamaan yang menyerupai mata, pendengaran, hidung, lidah
yang kemudian akan diolah oleh kontroler sebagai otaknya (Petruzella, 2001).
Sensor dalam teknik pengukuran dan pengaturan secara elektronik
berfungsi mengubah besaran fisik (misalnya : temperatur, gaya, kecepatan
putaran) menjadi besaran listrik yang proposional. Sensor dalam teknik
pengukuran dan pengaturan ini harus memenuhi persyaratan-persyaratan kualitas
yakni :
1. Linieritas
Konversi harus benar-benar proposional, jadi karakteristik konversi harus
linier.
2. Tidak Tergantung Temperatur
Keluaran konverter tidak boleh tergantung pada temperatur di sekelilingnya,
kecuali sensor suhu.
3. Kepekaan
14
15
2.2.6
Motor DC
Motor DC adalah pergerakan Rotor Satu arah Saja. Mesin listrik ini dapat
berfungsi sebagai motor listrik apabila didalam motor listrik tersebut terjadi
proses konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik. Sedangkan untuk
motor dc itu sendiri memerlukan suplai tegangan yang searah pada kumparan
jangkar dan kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Pada motor
dc kumparan medan disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Jika tejadi putaran pada kumparan
jangkar dalam pada medan magnet, maka akan timbul tagangan (GGL) yang
berubah-ubah arah pada setiap setengah putaran, sehingga merupakan tegangan
bolak-balik.
Prinsip dari arus searah adalah membalik phasa negatif dari gelombang sinusoidal
menjadi gelombang yang mempunyai nilai positif dengan menggunakan
komutator, dengan demikian arus yang bebalik arah dengan kumparan jangkar
yang berputar dalam medan magnet, dihasilkan tegangan (GGL) seperti yang
terlihat pada Gambar dibawah ini sebagai berikut :
Ea
16
a. Prinsip Kerja
Daerah kumparan medan yang yang dialiri arus listrik akan menghasilkan
medan magnet yang melingkupi kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi
dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya
berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan magnet disini selain
berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi, sekaligus berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya. proses perubahan energi dan daerah tersebut dapat dilihat
pada Gambar dibawah ini :
F = B I L..................................................................................(pers .1)
Arah dari gaya ini ditentukan oleh aturan kaidah tangan kiri, adapun kaidah
tangan kiri tersebut adalah sebagai berikut :
Ibu jari sebagai arah gaya ( F ), telunjuk jari sebagai fluks ( B ), dan jari tengah
sebagai arus ( I ). Bila motor dc mempunyai jari-jari dengan panjang sebesar ( r ),
maka hubungan persamaan dapat diperoleh :
Tr = Fr = B I L r.....................................................................(pers 2.)
Saat gaya ( F ) tersebut dibandingkan, konduktor akan bergerak didalam
kumparan medan magnet dan menimbulkan gaya gerak listrik yang merupakan
reaksi lawan terhadap tegangan sumber. Agar proses perubahan energi mekanik
tersebut dapat berlangsung secara sempurna, maka tegangan sumber harus lebih
besar dari pada tegangan gerak yang disebabkan reaksi lawan. Dengan memberi
arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan maka menimbulkan
perputaran pada motor.
b. Konstruksi Motor DC
Bagian-bagian yang penting dari motor dc dapat ditunjukkan pada Gambar
2.6. Dimana stator mempunyai kutub yang menonjol dan ditelar oleh kumparan
medan. Pembagian dari fluks yang terdapat pada daerah celah udara yang
dihasilkan oleh lilitan medan secara simetris yang berada disekitar daerah tengah
kutub kumparan medan.
Kumparan penguat dihubungkan secara seri, letak kumparan jangkar berada
pada slot besi yang berada disebelah luar permukaan jangkar. Pada jangkar
terdapat komutator yang berbentuk silinder dan isolasi sisi kumparan yang
dihubungkan dengan komutator pada beberapa bagian yang berbeda sesuai dengan
jenis belitan.
Gambar 2.7 Arah arus armatur untuk putaran searah jarum jam
20
Pada kenyataannya terdapat dua hal yang dapat mempengaruhi nilai torsi dan
kecepatan dari motor dc jenis penguat terpisah, yaitu tegangan dan fluks medan.
Hal ini dapat kita amati dari persamaan dasar motor dc, sebagai berikut :
V = Ea + Ia Ra.....................................................................(pers .4)
Jika E = c n
Maka Vt = c n + Ia Ra
n = Vt Ia Ra
c
Keterangan :
n = Kecepatan
c = Konstanta
Ra = Tahanan Jangkar
Vt = Tegangan jepit motor
Ia = Arus jangkar
= Fluks magnet
Aplikasi secara umum, fluks medan diusahakan tetap dalam kondisi yang konstan,
sedangkan untuk tegangan suplai motor dc ditambah secara linear, hingga
diperoleh kecepatan nominal dari motor.
tersebut telah diperoleh, langkah kedua adalah menjaga agar kondisi tersebut tetap
stabil tidak melebihi kecepatan nominal, maka tegangan suplai dibiarkan dalam
kondisi konstan dan fluks pada kumparan medan diperkecil dengan mengurangi
arus medan (If) yang diberikan. Pada keadaan ini terjadi pelemahan kerja pada
sisi kumparan medan ( field Weaking ) dan kecepatan motor dc tersebut dapat
mencapai 50% s/d 100% dari kecepatan nominal motor.
2.2.7
IC AT89S51
IC AT89S51 ini adalah sebagai pusat memproses dari Automatic Roof dan
IC AT89S51 ini juga bagian dari mikrokontroller. Dibawah ini adalah keluarga
Mikrokontroller MCS-51 :
Mikrokontroler 8051 merupakan keluarga mikrokontroler MCS-51. Yang
termasuk dalam keluarga MCS-51 adalah mikrokontroler 8031 (versi 8051 tanpa
EPROM), 8751, dan 8052. Keluarga MCS-51 memiliki tipe CPU, RAM, counter/
timer, port paralel, dan port serial yang sama. Mikrokontroler 8051 diperkenalkan
pertama kali oleh Intel corp. pada akhir 1970. Mikrokontroler 8051 merupakan
kontroller 8-bit yang mampu mengakses 64 Kbyte memory dan 64 Kbyte data
memory (eksternal).
Pada
awal
perkembangannya,
mikroprosesor
dibuat
berdasarkan
kebutuhan aplikasi yang lebih spesifik, dalam hal ini mikroprosesor dibagii
menjadi beberapa jenis, yaitu :
dilengkapi dengan DSP atau terdapat pula mkrokontroler yang tergolong RISC
seperti mkrokontroler AVR (Alf (Egil Bogen) and Vegard (Wollan) 's Risc
processor).
Mikrokontroller adalah suatu chip yang dibuat dengan cirri khasnya, umumnya
adalah :
Memiliki unit I/O langsung. Berbeda dengan mkrokomputer yang unit I/O-nya
dapat dikonfigurasi lebih lanjut, mikrokontroller memiliki unit I/O yang
terintregasi dan berhubungan langsung dengan mikroprosesornya.
internal. Jika logika satu dituliskan pada port 1 maka keluaran akan berlogika satu
dan dapat digunakan sebagai masukan.
Fungsi lain port 1 adalah sebagai masukan alamat rendah pada saat pemrograman
memori flash internal dan verifikasi.
Port 2
Port 2 sama dengan Port 1 yaitu masukan/keluaran 8 bit dengan nama
masing-masing P1.0 s/d P1.7 yang bersifat dua arah. Port 2 sudah dipasang
resistor pullup secara internal. Jika logika satu dituliskan pada port 2 maka
keluaran akan berlogika satu dan dapat digunakan sebagai masukan.
Fungsi lain Port 2 adalah:
1. Sebagai byte alamat tinggi (A8 s/d A15) pada saat menjalankan program
pada memori program eksternal data pada memori data eksternal dengan
menggunakan pengalamatan 16 bit (intruksi MOVX @ DPTR) sedangkan
jika menggunakan pengalamatan 8 bit (intruksi MOVX @ RI) maka Port 2
berisi SFR P2.
2. Sebagai bit alamat atas (A8 s/d A12 untuk AT8S51 dan kendali saat
pemrograman memori flash internal dan verifikasi.
Port 3
Port 3 sama dengan port 1 dan port 2 yaitu masukan/keluaran 8 bit dengan
nama masing-masing P3.0 s/d P3.7 yang bersifat dua arah. Port 3 sudah dipasang
resisitor pullup secara internal. Jika logika satu dituliskan pada port 3 maka
keluaran akan berlogika satu dan dapat di gunakan sebagai masukan.
Selain sebagai masukan/keluaran biasa, Port 3 juga mempunyai fungsi
khusus seperti pada table 1
Pin
Fungsi Khusus
AT89S51
Port
P3.0
Ada
P3.1
Ada
P3.2
Ada
P3.3
Ada
P3.4
Ada
P3.5
Ada
P3.6
Ada
P3.7
Ada
29
PSEN adalah keluaran signal strobe untuk mebaca kode program (code
memory). Ketika AT89S51 mengeksekusi memori program eksternal, signal
PSEN diaktifkan dua kali setiap siklus mesinnya.
EA/VPP (External Access Enable)
EA harus dihubungkan ke ground (GND) jika semua program diakses dari
memori program eksternal (external code memory) yang dimulai dari alamat
0x0000 s/d 0xFFFF. Jika program yang akan dieksekusi berasal dari memori
program internal dan eksternal maka EA di hubungkan ke VCC. Pin EA juga 10
digunakan sebagai masukan tegangan pemrograman ketika akan memprogram
memori flash internal.
XTAL-1
Masukan penguat osilator membalik dan masukan rangkaian clock
internal.
XTAL-2
Keluaran dari penguat osilator membalik. (Totok Budioko. 2005. Belajar
Dengan Mudah dan Cepat Pemrograman Bahasa C Dengan SDCC) Pada
Mikrokontroler AT89C51/52 Teori, Simulasi, dan Aplikasi.
b. SFR (SPECIAL FUNCTION REGISTER) PADA AT89S51
Tidak semua pada alamat SFR digunakan, alamat-alamat yang tidak
digunakan, tidak diimplementasikan pada chip. Jika dilakukan usaha pembacaan
pada alamat-alamat yang tidak terpakai tersebut akan menghasilkan data acak dan
penulisannya tidak menimbulkan efek sama sekali. Pengguna perangkat lunak
sebaiknya jangan menuliskan 1 pada lokasi-lokasi tak bertuan tersebut, karena
dapat digunakan untuk mikrokontroler generasi selanjutnya. Dengan demikian,
nilai-nilai reset atau non-aktif dari bit-bit baru ini akan selalu 0 dan nilai aktifnya
adalah 1 berikut akan dijelaskan secara singkat SFR-SFR beserta fungsinya :
8 Byte
30
Automatic Roof / 2DC01
Tabel 2.2 Peta Register fungsi khusus SFR (Special Function Regiter) tanda ()
untu
SFR yang dijumpai dikeluarga 51 dengan 3 Timer.
31
Automatic Roof / 2DC01
2.2.8
Saklar
Saklar adalah sebuah alat atau komponen elektronika yang berfungsi
untuk memutus dan menyambung aliran listrik, pada rangkaian saklar berfungsi
sebagai terminal. Pada umumnya saklar memiliki dua kondisi yaitu ON
(menyambung) dan OFF (memutus), apabila saklar dalam kondisi ON maka
kedua kutup saklar dalam kondisi terhubung, sehingga arus listrik dapat mengalir
dari sumber tegangan ke dalam rangkaian, sehingga
yang dinamakan dengan Integrated Circuit (IC). Dari penjelasan diatas maka
IC dapat merupakan sebuah rangkaian.
Pada alat yang kami kerjakan Automatic Roof ini kami memakai IC
dengan kode L293D & LM339, IC L293D & LM339 ini pada rangkaian
Automatic Roof berfungsi sebagai penguat, disini yang diperkuat adalah dalam
bentuk signal, sehingga dan untuk lebih jelasnya tentang IC L293D & LM339 ini,
dapat dilihat pada gambar skema IC L293D & LM339 dibawah ini :
a. BILANGAN BINER
Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem
penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem bilangan
biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada abad ke-17. Sistem
bilangan ini merupakan dasar dari semua sistem bilangan berbasis digital. Dari
sistem biner, kita dapat mengkonversinya ke sistem bilangan Oktal atau
Hexadesimal. Sistem ini juga dapat kita sebut dengan istilah bit, atau Binary
Digit. Pengelompokan biner dalam komputer selalu berjumlah 8, dengan istilah 1
Byte. Dalam istilah komputer, 1 Byte = 8 bit. Kode-kode rancang bangun
komputer, seperti ASCII, American Standard Code for Information Interchange
menggunakan sistem peng-kode-an 1 Byte.
contoh: mengubah bilangan desimal menjadi
33 biner desimal = 10.
assembler, jenis bilangan ini boleh dikatakan yang paling banyak digunakan. Hal
ini dikarenakan mudahnya pengkonversian bilangan ini dengan bilangan yang
lain, terutama dengan bilangan biner dan desimal. Karena berbasis 16, maka 1
angka pada hexadesimal akan menggunakan 4 bit.
2.4 Pengalamatan.
Mode pengalamatan, mengacu bagaimana anda mengalamati suatu lokasi
memori tertentu Mode pengalamatan pada set instruksi 8051 adalah ditunjukkan
sebagai berikut:
Immediate Addressing
MOV
A,#20h
Direct Addressing
MOV
A,30h
Indirect Addressing
MOV
A,@R0
External Direct
MOVX
Code Indirect
1.1.
A,@DPTR
MOVC A,@A+DPTR
Immediate Addressing
Immediate addressing dinamakan seperti ini, karena nilai yang akan
35
end
Automatic Roof / 2DC01
;
Org0h
Start: MOV DPTR,#1234h;put constant 1234 into DPTR
end
Org 0h
Start: MOV PSW,#0; Select register bank 0
MOV R0,#0; put 0 into register 0
MOV R1,#1; put 1 into register 1
MOV R2,#2; put 2 into register 2
MOV R3,#3; put 3 into register 3
MOV R4,#4; put 4 into register 4
MOV R5,#5; put 5 into register 5
MOV R6,#6; put 6 into register 6
MOV R7,#7; put 7 into register 7
end
;
org 0h
Start: MOV PSW,#8; Select register bank 1
MOV R0,#0; put 0 into register 0
MOV R1,#1; put 1 into register 1
36
Direct Addressing
Disebut direct addressing karena nilai yang akan disimpan didalam
37
Org 0h
Start: Mov Inbyte,#3;put constant 3 into RAM 70h
Mov A,Inbyte ;copy RAM 70h content into Acc
Mov A,#0 ;Clear accumulator
Mov Port1,A ;copy Acc content into RAM 90h
end
Org 0h
Mov DPTR,#Character
Start: Mov A, #0
Inc DPTR
Movc A, @A+DPTR
Mov R0,A
Sjmp Start
Character:
DB 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9
1.3. Indirect Addressing
Indirect addressing adalah mode pengalamatan yang sangat ampuh, yang
memberikan fleksibelitas dalam hal transfer data. Indirect addressing juga satusatunya cara untuk mengakses 128 byte ekstra dari internal RAM yang ditemukan
pada keluarga 8052.
MOV A,@R0
38
Instruksi ini menyebabkan 8051 menganalisa nilai dari register R0. 8051
kemudian akan mengambil data dari akumulator dengan nilai yang berasal dari
alamat RAM internal yang ditunjukkan oleh R0. Sebagai contoh, misal R0 akan
digunakan untuk menandai alamat RAM 40h yang berisi data 67h. Ketika
instruksi diatas, dieksekusi maka 8051 akan melihat nilai dari R0, yang berisi 40h,
dan mengirimkan isi RAM 40h (dalam hal ini mempunyai nilai 67h) ke
akumulator.
MOV
R0,#99h
MOV @R0,#01h;
Instruksi tersebut adalah tidak valid. Karena indirect addressing selalu mengacu
ke RAM internal, dua instruksi ini akan menulis nilai 01 ke RAM internal alamat
99h pada 8052. Pada 8051 instruksi tersebut akan menghasilkan hasil yang tak
terdifinisi, karena 8051 hanya mempunyai internal RAM 128 byte
Org 0h
Start: Mov PSW, #0 ; choose register bank 0
Mov R0, #78h; put constant 78h into R0
Mov @R0, #1 ; put contanta 1 into 78h
end
Org 0h
Start: Mov PSW,#0; pilih register bank 1
Mov R0,90h; copy RAM 90h content into R0
Mov @R0,#1; put constant 1 into 90h
End
;
39
Instruksi ini menggunakan operand MOV yang tidak mengubah isi data
pada sumber (Source) dan hanya menyalin data dari sumber ke tujuan
(Destinations)
MOV
A,R0
MOV
A,R1
MOV
A,R2
MOV
A,R3
MOV
A,R4
40
b. REGISTER / ACCUMULATOR
Metode ini adalah menyalin data yang berada di Accumulator ( A ) ke suatu
Register ( R0 R5 )
Contoh :
MOV
R0,A
MOV
R1,A
MOV
R2,A
MOV
R3,A
MOV
R4,A
MOV
R5,A
MOV
A,#24H
MOV
A,#7FH
MOV
A,#0FEH
MOV
A,#0F8H
MOV
A,#100
MOV
A,#255
MOV
A,#0FFH
Metode ini adalah untuk mengisi data ke dalam suatu Register (R0R5) dengan
data 8 bit secara langsung. Pada metode ini digunakan tanda # pada data yang
akan diisikan.
Contoh :
MOV
R0,#24H
MOV
R1,#7FH
MOV
R2,#0FEH
MOV
R3,#0F8H
MOV
R4,#100
MOV
R5,#255
e. REGISTER / REGISTER
Metode ini adalah mengkopi data yang berada di Register (R0-R7) kesuatu
Register (R0-R5) yang lain.
Contoh :
MOV
R0,R5
MOV
R4,R0
MOV
R2,R1
MOV
R6,R2
MOV
R4,R7
MOV
R5,R1
f. ACCUMULATOR / DIRECT
Instruksi ini akan memindahkan data dari sebuah alamat internal RAM ke
Accumulator tanpa melalui register lainnya.
Contoh :
MOV
A,20H
42
Automatic Roof / 2DC01
MOV
A,21H
MOV
A,22H
MOV
A,23H
MOV
A,24H
MOV
A,25H
MOV
A,2FH
g. DIRECT / ACCUMULATOR
Instruksi ini
MOV
20H,A
MOV
21H,A
MOV
22H,A
MOV
23H,A
MOV
24H,A
MOV
25H,A
MOV
2FH,A
h. ACCUMULATOR / INDIRECT
Type instruksi ini hanya dapat menggunakan register R0 dan R1 sebagai pointer
Contoh :
MOV
A,@R0
MOV
A,@R1
i. INDIRECT / ACCUMULATOR
43
Automatic Roof / 2DC01
Type instruksi ini hanya dapat menggunakan register R0 dan R1 sebagai pointer
Contoh :
MOV
@R0,A
MOV
@R1,A
j. REGISTER / DIRECT
Instruksi ini akan memindahkan data dari sebuah alamat internal RAM ke
Register-register yang berada di Mikrokontroller.
Contoh :
MOV
R0,20H
MOV
R1,21H
MOV
R2,22H
MOV
R3,23H
MOV
R4,24H
MOV
R5,25H
MOV
R6,29H
MOV
R7,2FH
k. DIRECT / REGISTER
Instruksi ini akan memindahkan data dari sebuah Register ke sebuah alamat
internal RAM yang berada di Mikrokontroller.
Contoh :
MOV
22H,R0
MOV
24H,R1
MOV
25H,R2
l. DIRECT / DIRECT
44
Automatic Roof / 2DC01
Instruksi ini akan memindahkan data dari sebuah alamat internal RAM ke sebuah
alamat internal RAM juga.
Contoh :
MOV
22H,20H
MOV
24H,21H
MOV
25H,23H
MOV
28H,26H
MOV
2AH,20H
MOV
2CH,29H
MOV
2DH,2FH
m. DIRECT / DATA
Pada instruksi ini akan mengisi data pada sebuah alamat internal RAM secara
langsung dengan cara memasukkan data delapan bit.
Contoh :
MOV
22H,#0FEH
MOV
24H,#7EH
MOV
25H,#23H
MOV
28H,#9FH
MOV
2AH,#0D5H
MOV
2CH,#0B4H
MOV
2DH,#22H
n. INDIRECT - DATA
45
Automatic Roof / 2DC01
MOV
@R0,#21H
MOV
@R1,#0C8H
o. INDIRECT - DIRECT
Pada instruksi yang dipakai disini menggunakan register INDIRECT sebagai
register pemrosesnya dengan diisi data dari alamat internal RAM.
Contoh :
MOV
@R0,21H
MOV
@R1,25H
2. mov
3. setb
4. call
5. sjmp
6. djnz
7. jnb
8. cjne
9. rr / rl
Main program
End
BAB III
47
Automatic Roof / 2DC01
ANALISA RANGKAIAN
Analisa rangkaian menjelaskan tentang cara kerja dari rangkaian yang kami
buat yaitu rangkaian Automatic Roof. Dimulai dengan cara kerja rangkaian secara
umum dilanjutkan dengan penjelasan secara lebih khusus, yaitu penjelasan fungsi
dan cara kerja masing-masing blok diagram (dalam bentuk proses), sehingga
membentuk rangkaian lengkap atau analisa secara detail dari Automatic Roof.
Penganalisaan pada rangkaian Automatic Roof ini akan kami sajikan dalam 2
(dua) metode yaitu :
1. Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram
2. Analisa Rangkaian Secara Detail
Yang semua ini kami lakukan untuk dapat lebih memperjelas tentang cara atau
prinsip kerja dari Rangkaian Automatic Roof ini, dengan harapan akan lebih
mudah untuk dimengerti atau dipahami.
3.1
Analisa secara blok diagram untuk rangkaian Automatic Roof ini dibagi
menjadi tiga bagian yang terdiri dari: Input Sensor 1/ IC LM339 dan Sensor 2,
Proses IC AT89S51, dan Output/ Motor DC. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat
pada Rangkaian Blok Diagram di bawah ini.
VCC (Aktifator)
Sensor 1/ IC
Input
IC AT89S51
Output
Sensor 2
VCC (Aktifator)
VCC
Automatic Roof. Tegangan yang diberikan sebesar 12 Volt dan 5 volt. Dari power
supply ke tiap-tiap komponen mulai dari sensor 1, sensor2, IC AT89S51, dan
output.
Input
Yang berperan sebagai input adalah cahaya dan air. Dimana cahaya akan
mempengaruhi sensor 1 dan air akan mempengaruhi sensor 2. respon dari sensor
tersebut masuk ke IC AT89S51 yang akan mempengaruhi pergerakan motor DC.
a. Sensor 1/ IC LM339
Sensor 1 ini berupa LDR (Light Dependent Resistant) dan IC LM 339
sebagai penguat sinyal masukan dari LDR. Prinsip kerja dari LDR yaitu
apabila terkena cahaya maka resistansinya kecil dan apabila tidak terkena
cahaya maka resistansinya besar. Pengaruh cahaya yang masuk ke LDR akan
diperkuat untuk kemudian akan dikirim ke IC AT89S51.
b. Sensor 2
Sensor 2 ini berupa sensor air. Apabila sensor ini terkena air maka sensor
ini akan aktif. Output dari sensor 2 akan mempengaruhi IC AT89S51 yang
akan diproses bersama output dari sensor 1. Dan akan mempengaruhi
pergerakan motor DC.
Proses IC AT89S51
IC At89S51 merupakan suatu IC untuk mikrokontroler yang dapat
dimasukkan program untuk inti proses tersebut. IC ini terdiri dari 4 port, masingmasing port tersebut terdiri dari 8 pin. Yaitu port 0.0 sampai port 0.7, port 1.0
sampai port 1.7, port 2.0 sampai port 2.7, dan port 3.0 sampai port 3.7. port
tersebut dapat digunakan input atau output. Dalam IC ini port 0.0, port 0.1
digunakan untuk sensor 1 dan sensor 2. Sedangkan port 1.4, port 1.5 digunakan
49
Automatic Roof / 2DC01
3.2
LM339 sebagai penguat sinyal masukan dari LDR. Dan juga mengalir ke sensor 2
yang berupa gelap atau beresistansinya besar. Sensor 1 masuk ke kaki 39
AT89S51 atau port 0.0 sehingga pada program p0.0 akan aktif bersamaan dengan
itu sensor 2 atau sensor air yang aktif karena terkena air terhubung ke kaki 38 atau
port 0.1 sehingga port 0.1 akan aktif.
start:
jnb p0.0,buka
jnb p0.1,tutup
jnb p0.2,mati
jnb p0.3,mati
sjmp start
52
BAB IV
CARA PENGOPERASIAN ALAT
4.1
Pengoperasian Alat
Rangkaian Automatic Roof ini untuk mengoperasikan cukup dengan
Pengujian Alat
Alat ini sudah diuji keberhasilannya dan menunjukkan perhitungan dengan
53
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Rangkaian Automatic Roof merupakan rangkaian Elektronika yang
Saran
mengerti
Sarana praktikum lebih ditingkatkan.
Pemeliharaan alat dan komponen agar lebih diperhatikan agar pada
56
DAFTAR PUSTAKA
55
Automatic Roof / 2DC01
LAMPIRAN
org 100h
acall delay
mov p0,#ffh
sjmp start
mov p1,#ffh
mov p2,#ffh
acall delay
mov p3,#ffh
sjmp start
start:
jnb p0.0,buka
acall delay
jnb p0.1,tutup
sjmp start
jnb p0.2,mati
jnb p0.3,mati
sjmp start
ret
end